DAFTAR ISI
Daftar Isi iv
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Daftar Isi v
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Daftar Isi vi
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2. Nama sungai dan Ukuran Luas setiap Sungai yang
Masuk dalam Kawasan Deta Mahakam .................... 69
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Tahun 2018 s/d 2019 ............................................ 74
Tabel 2.4. Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kutai
Kartanegara Menurut Kecamatan Tahun 2015-2019.. 76
Tabel 2.5. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas di Kabupaten
Kutai Kartanegara Menurut Kegiatan Utama dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2019 .......... 77
Tabel 2.6. Struktur Penduduk Kategori Rumah Tangga Miskin
(RTM) di Kabupaten Kutai Kartanegara Menurut
Kecamatan Tahun 2018 ........................................ 78
Tabel 2.7. Struktur Penduduk Kategori Rumah Tangga Miskin
(RTM) di Kabupaten Kutai Kartanegara Menurut
Lapangan Usaha Pertanian 2018 ............................ 79
Tabel 2.8. Struktur Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas di
Kabupaten Kutai Kartanegara Menurut Tingkat
Pendidikan Tahun 2019 ......................................... 81
Tabel 2.9. Produk Domestik Regional Bruto dengan Minyak
dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (juta rupiah), 2015-2019 .............. 84
Tabel 2.10 Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Minyak
. dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (juta rupiah), 2015-2019 .............. 85
Tabel 2.11 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga
. Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen),
2016-2019 ........................................................... 86
Tabel 2.12 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga
. Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen)
2016-2019 ........................................................... 87
Tabel 2.13 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kutai
. Kartanegara Menurut Lapangan Usaha Tahun
2016-2019 ........................................................... 88
Tabel 2.14 Pendapatan Regional per Kapita dengan Migas
dan tanpa Migas Tahun 2016 – 2019 ..................... 90
Tabel 2.15 Gini Ratio Penduduk kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2012 – 2017 .............................................. 91
Daftar Tabel ix
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Daftar Tabel x
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Daftar Tabel xi
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar xv
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab I. Pendahuluan 2
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 3
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 4
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 5
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 6
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Lereng/
Lembah/
No. Kecamatan Punggung Dataran Jumlah
DAS
Bukit
Semboja
1 - 12 1 13
Muara Jawa
2 2 - - 2
Sanga sanga
3 1 - 2 3
Loa Janan
4 2 1 5 8
Loa Kulu
5 - - 12 12
Muara Muntai
6 9 - 4 13
Muara Wis
7 7 - - 7
Kota Bangun
8 9 9 2 20
Tenggarong
9 2 2 9 13
Sebulu
10 4 7 2 13
Tenggarong
11 10 3 5 18
Seberang
12 4 - 1 5
Anggana
13 - 1 7 8
Muara Badak
14 - 5 2 7
Marang Kayu
15 15 2 2 19
Muara Kaman
16 7 - 1 8
Kenohan
17 11 - - 11
Kembang Janggut
18 19 - - 19
Tabang
Jumlah 102 42 55 199
Sumber : Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara, 2019
Bab I. Pendahuluan 8
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 9
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 10
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Merah Kuning, Latosol dan Litosol sekitar 7.239,33 km2 (27,72 %) dan
Podsolik Merah Kuning sekitar 8.256,28 km2 (31,61 %). Adapun jenis dan
penyebaran tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 1.5 dan Gambar 1.3.
Bab I. Pendahuluan 11
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 12
12
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 13
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
basah yang ditandai dengan curah hujan cukup tinggi yang merata
sepanjang tahun. Curah hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara cukup
tinggi, berkisar antara 2.000-4.000 mm/tahun. Curah hujan terendah,
yaitu 0-2.000 mm/tahun, tersebar di wilayah pantai, dan semakin
meningkat ke wilayah pedalaman atau ke arah barat. Jumlah hari hujan
rata-rata 130-150 hari/tahun. Suhu udara rata-rata mencapai angka 26º C
karena dipengaruhi oleh letak geografis dan iklim hutan tropika humida.
Secara garis besar, curah hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara
dapat dibagi kedalam 6 (enam) klasifikasi curah hujan, yaitu:
Curah hujan antara 0 – 2.000 mm per tahun.
Meliputi luas 648,07 Km2 atau 2,51 % luas wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara, tersebar di bagian Timur di sepanjang pantai dari utara
ke selatan yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Muara Badak,
Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu dan Muara
Kaman. Pada kawasan ini terdapat 2 (dua) bulan lembab yaitu pada
bulan Agustus dan bulan September.
Curah hujan antara 2.000 – 2.500 mm per tahun
Meliputi Luas 3.398,13 Km2 atau 13,14 % wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara, sebagian kawasan ini terdapat di Kecamatan Kota
Bangun. Kawasan ini mempunyai 2 (dua) bulan lembab yaitu bulan
Juli dan Agustus.
Curah hujan antara 2.500 – 3.000 mm per tahun
Meliputi luas 934,43 Km2 atau 3,61 % luas wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara. Kawasan ini terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten
membujur dari utara ke selatan, yang meliputi Kecamatan Kembang
Janggut. Pada kawasan ini hanya terdapat satu bulan lembab yaitu
pada bulan Juli.
Curah hujan antara 3.000 – 3.500 mm per tahun
Meliputi luas 582,18 Km2 atau 2,25 % luas wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara. Kawasan ini terletak agak ke barat wilayah Kabupaten
dengan penyebaran di sekitar Kecamatan Kembang Janggut
Bab I. Pendahuluan 14
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
membujur ke utara dan pada kawasan ini tidak terdapat bulan lembab
dan bulan kering.
Curah hujan antara 3.500 – 4.000 mm per tahun
Meliputi luas 9.070,87 Km2 atau 35,07 % luas wilayah Kabupaten
Kutai Kartanegara. Kawasan ini terdapat di sebagian wilayah
Kecamatan Tabang, membujur dari selatan ke utara, dan pada
kawasan ini tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering.
Curah hujan lebih dari 4.000 mm per tahun,
Memiliki luas 11.233,80 km2 atau 43,43 % luas wilayah Kabupaten
Kutai Kartanegara, terletak pada ujung barat wilayah Kabupaten yaitu
di sebagian Kecamatan Tabang, dan pada kawasan ini tidak terdapat
bulan lembab dan bulan kering.
Adapun luas dan persebaran curah hujan di Kabupaten Kutai
Kartanegara dapat dilihat pada Tabel 1.7.
Tabel 1.7. Luas dan Persebaran Curah Hujan Kabupaten Kutai Kartanegara
Luas
Curah Hujan Persentase
No. Luas Wilayah (m2) Wilayah
(mm/thn) (%)
(km2)
1 < 2.000 648.069.343,97 648,07 2,51
2 2.000 – 2.500 3.398.129.658,12 3.398,13 13,14
3 2.500 – 3.000 934.433.883,52 934,43 3,61
4 3.000 – 3.500 582.179.898,52 582,18 2,25
5 3.500 – 4.000 9.070.874.384,33 9.070,87 35,07
6 > 4.000 11.233.803.709,92 11.233,80 43,43
Total 25.867.490.878,67 25.867,49 100,00
Sumber : Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara, 2019
Bab I. Pendahuluan 15
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 16
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 1.8. Sebaran Curah Hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara selama Lima (5) Tahun terakhir, sejak Tahun 2015 sampai
dengan Tahun 2019
Tahun Rata-
No. Bulan Total CHmax
2015 2016 2017 2018 2019* Rata
1 Januari 346,3 157,8 162,5 217,7 190,3 1.075,6 214,9 346,3
2 Februari 146,6 102,8 140,8 97,8 103,7 591,7 118,3 146,6
3 Maret 198,8 117,5 88,1 155,5 253,6 813,5 162,7 253,6
4 April 380,3 382,7 341,6 182,1 191,2 1.477,9 295,6 382,7
5 Mei 229,2 243,7 310,8 508,4 129,4 1.421,5 284,3 508,4
6 Juni 258,3 157,8 315,3 198,4 262,9 1.192,7 238,5 315,3
7 Juli 154,5 170,8 164 125,2 69,72 684,2 136,8 170,8
8 Agustus 57,6 101,1 237,4 50,7 66,44 446,8 111,7 237,4
9 September 0 266,8 106,5 127,4 33,5 500,7 125,2 266,8
10 Oktober 76,5 184,9 151,6 152,9 177,9 565,9 141,5 184,9
11 November 70,4 292,4 219,8 126,9 136,6 709,5 177,4 292,4
12 Desember 198,4 355,6 222,3 58,6 222,9 834,9 208,7 355,6
Total 2.116,9 2.533,9 2.460,7 2.001,6 1838,1 10062,3
Rata-Rata 176,408 211,158 205,058 166,8 151,2
CHmax 380,3 382,7 341,6 508,4 258,6
Sumber : Badan Metereologi dan Geofisika Temendu Samarinda, 2020
*) BPS, Kab. Kutai Kartanegara, 2020
17
Bab I. Pendahuluan 17
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 18
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 19
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Persentase
No. Fungsi Kawasan Hutan Luas (Ha)
(%)
1. Hutan Produksi Tetap (HP) 752.496 28,6
2. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 538.775 20,5
3. Hutan Produksi yang dapat di-Konversi 23.241 0,9
(HPK)
4. Hutan Lindung (HL) 201.601 7,7
5. KSA/KPA 131.140 5,0
6. Areal Penggunaan Lain (APL) 974.505 37,3
Jumlah 2.630.758 100,00
Sumber : SK. Menhut No. 718/Menhut-II/2014
Bab I. Pendahuluan 20
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
b. Fauna
Fauna di Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki keanekaragaman
yang cukup banyak. Variasi ekosistem menjadi salah satu alasan
banyaknya keanekaragaman fauna ini terbentuk. Fauna yang menjadi
salah satu ikonnya adalah Pesut Mahakam. Ikan endemik sungai mahakam
ini sangat terkenal, namun sayang saat ini populasinya semakin sedikit.
Pencemaran lingkungan dan kerusakan habitat menjadi salah satu
penyebab hilangnya beberapa fauna endemik.
Hutan mangrove di Delta Mahakam secara alami merupakan habitat
penyebaran satwa liar (mamalia, burung dan primata), termasuk Bekantan
(Nasalis larvatus). Primata Bekantan ini memiliki nama lain yakni Monyet
Belanda atau Monyet Hidung Panjang adalah satwa endemik Pulau Borneo
yang artinya hanya dijumpai di pesisir pulau ini. Seiring dengan
pembukaan mangrove untuk berbagai kepentingan, maka ruang gerak
satwa liar ini terus mengalami penurunan. Habitat utama Bekantan adalah
hutan mangrove yang ditumbuhi jenis-jenis Pidada (Sonneratia alba), yang
merupakan sumber pakan utama satwa ini. Bekantan memakan daun,
bunga dan buah Pidada.
Sedangkan Satwa yang berada di daerah kawasan 3 Danau
(jempang, Semayang dan Melintang) Jenis satwa yang ada di daerah ini
terdiri dari berbagai macam jenis ular, burung, rusa, kijang, kancil,
beruang, kucing hutan, landak, orang hutan dan lain sebagainya. Dimana
beberapa diantaranya merupakan satwa yang dilindungi seperti Pesut,
Kaliawat (Uwauwa), Bekantan, Orang Hutan dan Burung Enggang
(Lampiran Tabel 4).
Bab I. Pendahuluan 21
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 22
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 23
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 24
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 25
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 26
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 27
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 28
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 29
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 30
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 31
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 32
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 33
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 1.12. Distribusi Persentase PDRB dengan Minyak dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(persen), 2015-2019
Persen (%)
No. Lapangan Usaha
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pertanian 11,30 13,10 12,89 12,89 13,33
2 Pertambangan dan Penggalian 67,79 64,44 65,58 65,18 62,82
3 Industri Pengolahan 3,37 4,07 4,10 4,08 4,24
4 Pengadaan Listrik dan gas 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Persampahan, limbah dan daur ulang 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
6 Bangunan dan Konstruksi 8,09 7,98 7,55 7,79 8,68
7 Perdagangan Besar dan Eceran 3,32 3,66 3,52 3,61 3,90
8 Transportasi dan Pergudangan 0,94 1,01 0,97 0,99 1,07
9 Penyediaan Akomodasi dan makanan 0,23 0,27 0,27 0,29 0,33
10 Informasi dan Komunikasi 0,62 0,68 0,64 0,65 0,72
11 Jasa Keuangan 0,30 0,32 0,30 0,31 0,33
12 Real Estate 0,51 0,52 0,47 0,46 0,48
13 Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 1,75 1,87 1,65 1,57 1,66
15 Jasa Pendidikan 0,93 1,12 1,12 1,16 1,29
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,53 0,63 0,61 0,66 0,75
17 Jasa Lainnya 0,17 0,22 0,22 0,23 0,26
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100
34
Bab I. Pendahuluan 34
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini diawali dengan pembentukan Tim
Penyusun Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2020. Tim penyusun ini
diterbitkan dalam Surat Keputusan Bupati. Anggota dalam Tim ini
melibatkan unsur-unsur Perangkat Daerah (OPD) terkait, Perguruan
Tinggi, serta Lembaga Masyarakat/Organisasi Lingkungan Hidup.
Bab I. Pendahuluan 35
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 36
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 37
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
ataubiasa disebut Focus Group Discussion (FGD). Hasil dari FGD ini
diperoleh isu-isu utama yang akan ditetapkan sebagai isu prioritas
dalam menilai kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah. Dari isu-isu
utama yang terkumpul selanjutnya ditetapkan isu prioritas dengan
menggunakan Analisis Hierarhki Proses (AHP).
Bab I. Pendahuluan 38
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
PENGUMPULAN DAN
2 PENGOLAHAN DATA
5 PENYUSUNAN
DIKPLHD
Data Primer dan Sekunder
KAJIAN PUSTAKA
Kompilasi dan Olah Data DISKUSI TIM
Bab I. Pendahuluan 39
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 40
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 41
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
1.4.2. Tujuan
Tujuan penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kabupaten Kutai Kartanegara tahun
2019 adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan data dan informasi mengenai kondisi lingkungan di
Kabupaten Kutai Kartanegara yang dapat dijadikan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan terkait manajemen/pengelolaan
lingkungan. Dengan adanya dokumen ini maka diharapkan perbaikan
lingkungan akan lebih mudah diterima dan dilaksanakan oleh
masyarakat.
b. Memberi gambaran secara nyata melalui data dan informasi mengenai
kondisi lingkungan guna meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan
pengertian kepada masyarakat tentang kondisi lingkungan. Dengan
adanya pemahaman dari masyarakat tersebut akan memudahkan
pemerintah daerah dalam mengambil keputusan demi perbaikan
lingkungan.
c. Sebagai landasan untuk mengukur perkembangan dan kemajuan
pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Bab I. Pendahuluan 42
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Bab I. Pendahuluan 43
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
e. Perkotaan
Perkembangan daerah perkotaan di Kabupaten Kutai
Kartanegara merupakan tuntutan sekaligus jawaban dari
perkembangan penduduk maupun kegiatan masyarakat
perkotaan didaerah Kabupaten Kutai Kartanegara
kecenderungannya semakin sulit di kontrol sehingga seringkali
menimbulkan persoalan yang menyangkut persoalan
lingkungan. Kemunduran lingkungan perkotaan indikasinya dapat
dilihat dari aspek fisik yang meliputi pencemaran lingkungan,
timbulnya penyakit, sanitasi lingkungan, persampahan dan
kerusakan lahan.
f. Tata Kelola
Tata kelola lingkungan yang baik perlu digalakkan oleh pemerintah
dan pemerintah daerah agar lingkungan hidup dapat tetap terjaga
dan terpelihara dengan baik. Tata kelola lingkungan dimaksud
diantaranya seperti pengetatan perizinan investasi, pengelolaan
anggaran untuk lingkungan hidup, tata kerja perangkat daerah
bidang lingkungan hidup, junlah personil dan penanganan
pengaduan masyarakat.
Bab I. Pendahuluan 44
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
5. Bab V. Penutup
Bab ini memuat intisari dari bab II sampai dengan bab IV dan
rencana tindak lanjutnya termasuk yang berimplikasi kepada
kebijakan kepala daerah.
6. Daftar Pustaka.
Menuangkan semua pustaka yang dijadikan acuan dalam
penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah (DIKPLHD) Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2019.
Pustaka yang digunakan harus memenuhi kriteria relevan dan
mutakhir (up to date).
7. Lampiran
Menuangkan isi tabel DIKPLHD, Surat Keputusan Bupati tentang tim
penyusun dan tim panitia, daftar riwayat penyusun, dan daftar hadir
rapat penyusunan dokumen, serta dokumen lain yang diperlukan.
Bab I. Pendahuluan 45
KOTA TENGGARONG
KUALITAS AIR
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
BAB 2
ANALISIS DRIVING FORCE,
PRESSURE, STATE, DAN RESPONS
ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
Selatan (38 %), Kalimantan Timur (35 %), dan Kalimantan Selatan (26
%), (Widodo, 2005).
Dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kutai Kartanegara
Nomor 9 tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara tahun
2013-2033 tertuang berbagai jenis penggunaan lahan, baik untuk
pemanfataan sebagai kawasan pertambangan, kawasan perkebunan,
kawasan permukiman maupun pemanfaatan kawasan lainnya yang
pemanfaatannya berpengaruh terhadap lingkungan hidup.
Kabupaten Kutai Kartanegara terletak di Provinsi Kalimantan Timur
dengan luas wilayah daratan 27.263,10 km2, sedangkan luas wilayah
perairan ± 4.097 km2. Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara
terletak pada posisi antara 115o26’28” – 117o36’43” Bujur Timur dan
1o28’21” Lintang Utara sampai 1o08’06” Lintang Selatan.
Gambar 2.1.
Kartanegara
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kutai
53
Gambar 2.2.
Kartanegara
Peta Sistem Prasarana Utama Wilayah Kabupaten Kutai
54
Gambar 2.3.
Kartanegara
Peta Sistem Prasarana Lainnya di Wilayah Kabupaten Kutai
55
Gambar 2.4.
Kartanegara
Peta Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Kutai
64
Gambar 2.5.
Kartanegara
Peta Kawasan
Hutan
di
Wilayah
Kabupaten
Kutai
65
Gambar 2.6.
Kartanegara
Peta Kawasan Lindung di Wilayah Kabupaten Kutai
66
Gambar 2.7.
Kartanegara
Peta Kawasan Budidaya di Wilayah Kabupaten Kutai
67
Kisaran
Panjang Lebar
No. Nama Sungai Kedalaman
(m) (m)
(m)
I Kecamatan Anggana
1. Sungai Mahakam 79 800 20
2. Sungai Sepatin 19 20 3
3. Sungai Pantuan 24 20 3
4. Sungai Tani Baru 52 96 12
5. Sungai Kutai Lama 72 53 8
6. Sungai Anggana 15 22 3
7. Sungai Mariam 12 22 3
8. Sungai Sidomulyo - - -
9. Sungai Handil Terusan 26 64 8
Gambar 2.9.
Kartanegara
Peta Morfologi
Wilayah
Pesisir
Kabupaten
Kutai
73
c. Aspek Kependudukan
Kondisi kependudukan Kabupaten Kutai Kartanegara dirinci
menurut jumlah penduduk, kepadatan penduduk, struktur penduduk
(lapangan usaha dan tingkat pendidikan)
tanaman padi dan palawija, yaitu mencapai 12.075 RTM (45,58%). Secara
lengkap RTM menurut lapangan usaha di Kabupaten Kutai Kartanegara
disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.8. Struktur Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas di Kabupaten Kutai Kartanegara Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2019
Jumlah Penduduk
No Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-laki Perempuan Total
% % %
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
1 Tidak/Belum pernah sekolah 246 0,08 860 0,30 1.106 0,18
2 Tidak/Belum Tamat SD 28.626 8,91 40.740 14,11 69.366 11,37
3 SD/Sederajat 80.477 25,06 79.941 27,69 160.418 26,31
4 SMP/Sederajat 74.422 23,17 65.085 22,55 139.507 22,88
5 SMU/Sederajat 81.384 25,34 59.856 20,74 141.240 23,16
6 Perguruan Tinggi 30.821 9,60 13.078 4,53 43.899 7,20
Jumlah 321.176 100,00 288.660 100,00 609.836 100,00
Sumber : BPS Kukar, Tahun 2020
81
d. Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara dirinci menurut
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju
pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi Kutai Kartanegara.
Tabel 2.9. Produk Domestik Regional Bruto dengan Minyak dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha (juta rupiah), 2015-2019
PDRB (Jutaan Rupiah/Tahun)
No Kecamatan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pertanian 14.449.553 16.781.700 19.202.329 20.879.806 21.694.127
2 Pertambangan dan Penggalian 86.190.839 82.395.700 97.052.499 105.547.067 102.238.315
3 Industri Pengolahan 4.289.849 5.201.227 6.132.060 6.609.084 6.894.972
4 Pengadaan Listrik dan Gas 45.147 51.657 66.672 76.845 85.431
5 Pengadaan Air 36.778 42.021 47.136 50.084 53.792
6 Konstruksi 36.778 42.020 11.268.745 12.621.261 14.130.789
7 Perdagangan 4.216.905 4.676.950 5.252.410 5.846.262 6.350.038
8 Transportasi dan Pergudangan 1.189.778 1.297.653.6 1.446.932.8 1.597.991 1.747.293
9 Akomodasi dan Makan-Minum 292.342 350.871 407.157 470.834 529.990
10 Informasi dan Komunikasi 785.857 874.655 957.836 1.060.573 1.176.690
11 Jasa Keuangan 379.655 406.960 442.656 496.753 539.123
12 Real Estate 649.101 708.038 790.614 745.906 784.380
13 Jasa Perusahaan 42.710 42.066 45.667 50.573 53.348
Adm Pemerintahan, Pertanahan dan
14 2.225.637 2.338.292 2.460.862 2.539.683 2.706.469.4
Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 1.180.050 1.436.504 1.671.222 1.885.656 2.101.065
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan social 673.591 799.479 916.350 1.075.576 1.227.881
17 Jasa Lainnya 220.179 278.728 327.319 379.512 425.671
PDRB ADHB 116.904.751 117.703.923 149.220.000 161.933.469 162.739.376
Sumber : BPS Kab. Kutai Kartanegara, 2016-2020
84
Tabel 2.10. Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Minyak dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha (juta rupiah), 2015-2019
PDRB (Jutaan Rupiah/Tahun)
No Kecamatan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pertanian 10.689.009 10.914.702 11.624.586 12.400.149 12.993.787
2 Pertambangan dan Penggalian 89.158.704 86.259.982 86.332.813 86.701.831 89.452.978
3 Industri Pengolahan 3.458.143 3.755.914 3.934.141 4.183.164 4.345.295
4 Pengadaan Listrik dan Gas 46.014 50.446 56.437 64.427 70.468
5 Pengadaan Air 33.304 35.847 39.052 40.203 42.195
6 Kosntruksi 6.747.133 6.280.685 6.679.138 7.189.945 7.624.936
7 Perdagangan 3.307.966 3.459.209 3.672.007 3.908.540 4.125.678
8 Transportasi dan Pergudangan 908.132 967.751 1.026.751 1.095.941 1.161.362
9 Akomodasi dan Makan-Minum 215.179 239.407 258.834 278.393 296.723
10 Informasi dan Komunikasi 752.887 820.843 899.377 957.586 1.033.139
11 Jasa Keuangan 291.784 303.751 315.118 337.503 357.573
12 Real Estate 540.223 533.226 539.475 560.942 576.592
13 Jasa Perusahaan 32.498 30.201 31.274 32.651 33.676
Adm Pemerintahan, Pertanahan dan
14 1.628.513 1.605.629 1.595.657 1.603.343 1.650.893
Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 855.509 958.583 1.044.541 1.131.837 1.214.688
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan social 549.668 617.474 675.843 739.558 807.820
17 Jasa Lainnya 174.112 201.870 218.939 235.408 254.480
PDRB ADHB 119.388.779 117.035.579 118.943.986 121.461.425 126.042.290
Sumber : BPS Kab. Kutai Kartanegara, 2016-2020
85
makanan
10. Informasi dan Komunikasi 0,68 0,64 0,65 0,72
11. Jasa Keuangan 0,32 0,30 0,31 0,33
12. Real Estate 0,52 0,47 0,46 0,48
13. Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,03 0,03
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial 1,87 1,65 1,57 1,66
Wajib
15. Jasa Pendidikan 1,12 1,12 1,16 1,29
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,63 0,61 0,66 0,75
17. Jasa Lainnya 0,22 0,22 0,23 0,26
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2017-2020
Tabel 2.12. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha (persen) 2016-2019
Persen (%)
No. Lapangan Usaha
2016 2017 2018 2019
1. Pertanian 2,11 6,50 6,67 4,79
2. Pertambangan dan Penggalian -3,25 0,08 0,43 3,17
3. Industri
8,61 4,75 6,33 3,88
Pengolahan
4. Pengadaan Listrik dan gas 9,63 11,88 14,16 9,38
5. Pengadaan Air 7,64 8,94 2,95 4,95
6. Bangunan dan Konstruksi -6,91 6,34 7,65 6,05
7. Perdagangan 4,57 6,15 6,44 5,56
8. Transportasi dan Pergudangan 6,56 6,10 6,74 5,97
9. Penyediaan Akomodasi dan
11,26 8,11 7,56 6,58
makanan
10. Informasi dan Komunikasi 9,03 9,57 6,47 7,89
11. Jasa Keuangan 4,10 3,74 7,10 5,95
12. Real Estate -1,30 1,17 3,98 2,79
13. Jasa Perusahaan -7,07 3,55 4,40 3,14
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial -1,40 -0,62 0,48 2,97
Wajib
18. PDRB
a. PDRB Tanpa Migas -2,46 4,94 5,16
b. PDRB Tanpa Migas dan Batubara 1,62 5,73 6,49
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2017-2019
Tabel 2.14. Pendapatan Regional per Kapita dengan Migas dan tanpa Migas Tahun 2016 - 2019
Tahun
No. Uraian
2016 2017 2018
A Dengan Migas
1. PDRB ADHB (Jutaan Rupiah) 127.869.343 148.028.262 160.598.041
2. PDRB ADHK (Jutaan Rupiah) 117.035.579 118.904.727 121.420.924
3. Laju Pertumbuhan (Persen) -1,97 1,60 2,12
4. PDRB Perkapitan ADHB (Rupiah) 173.968.108 196.822.276 208.746.025
5. PDRB Perkapitan ADHK (Rupiah) 159.228.615 158.098.857 157.825.405
B Tanpa Migas
6. PDRB ADHB (Jutaan Rupiah) 86.028.243 102.897.759 114.135.180
7. PDRB ADHK (Jutaan Rupiah) 72.588.203 76.176.905 80.109.996
8. Laju Pertumbuhan (Persen) -2,46 4,94 5,16
9. PDRB Perkapitan ADHB (Rupiah) 117.042.680 136.815.570 148.355.246
10. PDRB Perkapitan ADHK (Rupiah) 98.757.311 101.286.819 769.337
Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2017-2019
90
(5) Kemiskinan
Berdasarkan data BDT tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah
rumah tangga miskin (RTM) sebanyak 37.158. Dari Jumlah tersebut tiga
kecamatan yang memiliki rumah tangga miskin yang lebih besar
dibandingkan kecamatan lain adalah kecamatan samboja yang memiliki
rumah tangga miskin tertinggi, yaitu 4.861 RTM atau 13,08%; disusul
Muara Kaman 3.170 RTM (8.53%), dan marangkayu 3.096 RTM (8.33%).
Terdapat 3 kecamatan yang memiliki RTM kurang dari 2 persen, yaitu
2.1.2. Pressure
Tekanan terhadap kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Kutai
Kartanegara menggambarkan kegiatan manusia yang secara langsung
mengubah lingkungan sebagai akibat penggunaan lahan ataupun akibat
faktor alami yang melampaui kemampuannya. Berikut adalah tekanan
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan di Kabupaten
Kutai Kartanegara, khususnya kerusakan lingkungan akibat pertambangan
batubara, potensi defisit air di wilayah IKN serta kelestarian habitat dan
keanekaragaman hayati.
Konversi hutan dan non hutan masih terus berlangsung hingga kini
bahkan semakin menggila karena nafsu besar yang ingin menjadikan
Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia. Demi
mencapai maksudnya tadi, pemerintah banyak membuat program
ekspansi wilayah kebun meski harus mengkonversi hutan apalagi di areal
penggunaan lain. Dampak negatif terhadap tata guna lahan menjadi
bertambah serius karena dalam prakteknya pembangunan perkebunan
kelapa sawit tidak hanya terjadi pada kawasan hutan konversi dan Areal
Penggunaan Lain (APL), dan bahkan di kawasan konservasi yang memiliki
ekosistem yang unik dan mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang
tinggi.
2.1.3. State
a. Penggunaan Lahan Untuk Pertambangan Batubara
Sumber energi fosil yang cukup melimpah. Ketersediaan energi fosil
di Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki peranan yang sangat penting
dalam penyediaan energi nasional bahkan global seiring semakin
meningkatnya konsumsi energi akibat semakin lajunya pertumbuhan
penduduk dan pesatnya pembangunan. Potensi sumber energi fosil yang
memiliki peran strategis pertambangan yang meliputi pertambangan
minyak bumi, gas alam dan batubara. Pertambangan batubara memiliki
prospek yang baik dalam mendukung bauran energi nasional dan dunia
mengingat sumber energi fosil dari minyak bumi dan gas beberapa tahun
terakhir ini potensinya semakin menurun dan langka. Harus diakui bahwa
pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari
produksi dalam negeri sendiri dan sebagian dari impor yang semakin
meningkat. Komponen dari impor terbesar adalah minyak bumi yang
disebabkan kemampuan produksi lapangan minyak bumi dalam negeri
yang semakin menurun karena penuaan sumur-sumur minyak yang ada.
Berdasarkan data Direktorat Batubara, Kementerian Energi dan
Sumberdaya Mineral, cadangan batubara tertunjuk di Indonesia sebanyak
38,768 Juta MT. Dari jumlah tersebut, sekitar 11,484 juta MT merupakan
cadangan terukur dan 27,284 juta MT cadangan terindikasi serta sekitar
5,362 juta MT diklasifikasikan sebagai cadangan tereksploitasi.
Sumberdaya batubara ini sebagian besar berada di kalimantan yang
menyimpan deposit sebesar 61,0 % (21,088 juta MT), di Sumatera 38 %
(17,464 juta MT) dan sisanya tersebar di wilayah lain di Indonesia.
Sampai dengan tahun 2010 potensi sumber daya batubara di
Kabupaten Kutai Kartanegara sudah dikelola secara besar besaran oleh
semakin banyaknya investor yang terlibat pada usaha dibidang ini, baik
investor dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang tentunya akan
memberikan dampak yang besar yaitu dampak positif dan dampak negatif.
Sampai dengan tahun 2011 ini, izin pertambangan di Kabupaten Kutai
Kartanegara semakin meningkat. Saat ini ada 842 IUP pertambangan
batubara, SKIP, PKP2B, dan PU di Kutai Kartanegara dari sekitar 1.114 di
Provinsi Kalimantan Timur.
Berikut data mengenai zona Izin tambang tiap-tiap kecamatan
dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Adapun penyebaran Izin
tambang batubara per kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara seperti
tabel 2.18. berikut.
Dari luas Izin tambang tersebut di atas, terlihat bahwa luas Izin
tambang yang ada di Kabupaten Kutai kartanegara mencapai
1.457.529,39 ha atau lebih sekitar 53,25 % dari luas Kabupaten Kutai
Kartanegara. Izin tambang terluas berada di Kecamatan Muara Kaman
dengan luas mencapai 229.071,89 ha. Disusul Kecamatan Tabang seluas
196.031,32 ha, Kecamatan Kembang janggut 179.054,77 ha dan
Kecamatan Loa Kulu 160.700,40 ha. Sedangkan kecamatan yang
mendapat Izin tambang terkecil adalah kecamatan Kota Bangun seluas
6.384,97 ha. Dari luasan tersebut, rata-rata berkisar sekitar 20 persen
atau sekitar 295.505,88 Ha dari total luas IUP menjadi areal terganggu
untuk kegiatan penambangan
Perbandingan luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
berdasarkan kecamatan dengan luas Izin tambang dan di luar Izin
tambang secara rinci disajikan pada Tabel 2.19 dan Gambar 2.10 di
bawah ini. Pada Tabel 2.19 terlihat bahwa luas Izin tambang batubara di
Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 1.457.529,49 ha dan luas wilayah
kecamatan di luar Izin tambang batubara sekitar 1.279.530.,39 ha dari
total luas wilayah kabupaten Kutai Kartanegara yaitu sekitar 2.737.060 ha.
Gambar 2.11. Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Muara Jawa
109
Gambar 2.13. Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Loa janan
111
Gambar 2.14. Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Loa Kulu
112
Gambar 2.15. Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Muara Muntai
113
Gambar 2.16. Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Muara Wis
114
Gambar 2.17. Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Kota Bangun
115
Gambar 2.21. Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Muara Badak
119
Gambar 2.22. Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Marang Kayu
120
Gambar 2.25.
Janggut
Peta Areal Izin Tambang Batubara di Kecamatan Kembang
123
Aspek Demografis
Saat ini penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau
Jawa, dengan persentase sekitar 56,56% dari total jumlah
penduduk Indonesia, sementara itu Provinsi lain memiliki jumlah
penduduk sangat rendah atau rata-rata kurang dari 10%,
terkecuali Pulau Sumatera 21,78%, sedangkan diketahui Pulau
Aspek Geoekonomi
Salah satu masalah dalam geoekonomi Indonesia saat ini
adalah terkait pertumbuhan ekonomi dan juga masalah
Geopolitik
Secara geopolitik adalah bagaimana pentingnya
membangun integrasi bangsa dalam bernegara, hal ini baik
meliputi pertahanan dan keamanan nasional terutama memenuhi
perimeter pertahanan dan keamanan, yaitu: (a) to minimize
vulnerability of state; (b) safeguard its territorial; (c) help to gain
regional and international affairs; (d) tidak dekat wilayah perbatasan
negara. Selain itu untuk mewujudkan equitable development antar
wilayah, mengurangi ketimpangan dan kesenjangan antar wilayah,
dan selain itu sebagai penjaminan rasa keadilan spasial dan
keadilan sosial. Dalam implementasinya tentu memerhatikan
banyak aspek, salah satunya adalah posisi geopolitik Indonesia
yang begitu strategis. Diketahui Pada tahun 1957 Presiden
Soekarno telah meletakkan master plan dengan menjadikan
Kalimantan sebagai IKN Indonesia. Posisinya yang strategis,
bahkan telah ditarik garis imajiner, yang menjadikan menjadikan
Kalimantan benar-benar sebagai sentralnya Indonesia dan dunia.
Gagasan besar Bung Karno ini tentunya diintegrasikan dengan
komitmen menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dari
pertimbangan politik dalam pemindahan IKN ini yang terpenting
2. Pemanfaatan Sungai
Berdasarkan data BPS Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2020,
terdapat lima (5) sungai di wilayah IKN dalam wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara yang dapat dijadikan sebagai sumber air PDAM, antara lain:
a. Sungai Mahakam
b. Sungai Muara Kembang
c. Sungai Bambangan
d. Sungai Kutai Lama
e. Sungai Sanga-Sanga
Tabel 2.25. Jumlah Air Tersedia pada Sungai yang ada Disekitar Wilayah Rencana Ibu Baru Provinsi Kalimantan Timur tahun
2019
No. Nama Sungai Panjang Lebar Dalam Perkiraan Volume Air (m3)
1. Sungai Mahakam 573.000 100-800 5-30 286.500.000-13.752.000.000
2. Sungai Muara Kembang 30.000 30-100 5-10 4.500.000-30.000.000
3. Sungai Bambangan 65.000 30-100 5-10 9.750.000-65.000.000
4. Sungai Kutai Lama 50.000 5-15 5-10 1.250.000-7.500.000
5. Sungai Sanga-Sanga 70.000 7-12 3-7 1.470.000-5.880.000
Total Air Tersedia : 13.752.000.000-13.860.380.000
Sumber : Data diolah dari data BPK Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020.
144
1. Lahan Kritis
Penggunaan lahan yang melampaui kemampuannya sangat
berpotensi menyebabkan lahan terdegradasi. Jika keadaan ini terus
dibiarkan akan memicu terjadinya lahan kritis (Barus, et al, 2011). Lahan
kritis adalah lahan di dalam maupun di luar kawasan hutan yang telah
mengalami kerusakan, sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya
sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan. Sedangkan lahan
sangat kritis adalah adalah yang kondisinya lebih parah dari lahan kritis
dimana selain terdegradasi, juga sangat berpotensi menimbulkan kerugian
yang sangat besar.
Proses terjadinya lahan yang kritis secara nyata dapat dijumpai
pada tanah dengan kualitas kurang baik. Dengan luas tanah-tanah di
Kabupaten Kutai Kartanegara, umumnya memiliki kualitas yang rendah
atau marginal. Tanah berkualitas marginal ini kemudian digunakan untuk
berbagai komoditas khususnya pertanian. Tanah-tanah yang memiliki
masalah berdasarkan sifat fisik, kimia, dan biologi serta tanah yang tidak
tepat pengelolaannya dapat menyebabkan penurunan tingkat kesuburan
tanah. Lambat laun, tanah tersebut bisa menjadi lahan kritis. Kegiatan-
kegiatan pada lahan kritis yang tidak tepat dapat menyebabkan erosi yang
berdampak pada beberapa hal yang dapat berupa penurunan
produktivitas lahan, adanya sedimentasi, banjir, dan longsor. Dampak
yang terjadi akibat lahan kritis tidak hanya mengakibatkan lahan
mengalami penurunan kualitas dan produktivitas namun membahayakan
sosial ekonomi masyarakat. Kerusakan lahan yang semakin nyata dan
meluas, ditandai oleh semakin besar adanya resiko bencana seperti banjir,
kekeringan, dan longsor. Dengan demikian, meluasnya lahan kritis perlu
diidentifikasi agar dapat ditetapkan faktor penyebab dan teknik
penanggulangannya. Seperti dijelaskan di atas bahwa penyebab terjadinya
lahan menjadi kritis bahkan sangat kritis tidak lain adalah degradasi lahan.
Degradasi sifat lahan bisa menurun baik dari segi fisik, kimia, dan biologi
tanah.
Bab II. Analisis DPSIR 147
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 2.26. Luas Lahan Kritis di Kabupaten Kutai Kartanegara sampai dengan Tahun 2019.
Luas Lahan Kritis (Ha)
Hutan Hutan
No. Kecamatan Hutan Hutan Total
APL Produksi Produksi TAHURA
Lindung Produksi
Konversi Terbata
1 Anggana 789,905 383,011 89,683 1.262,598
2 Kembang Janggut 13,823 3.090,122 3,546 3.107,491
3 Kenohan 954,344 954,344
4 Kota Bangun 671,447 1.209,560 1.881,007
5 Loa Janan 6.343,248 6.428,824 12.772,072
6 Loa Kulu 24,602 1.778,020 318,989 2.121,611
7 Marang Kayu 192,057 81,179 371,337 136,311 780,884
8 Muara Badak 2.825,118 252,536 3.077,654
9 Muara Jawa 284,622 2.927,333 3.211,956
10 Muara Kaman 194,216 5.821,435 6.015,651
11 Muara Muntai 114,578 187,324 301,902
12 Muara Wis 1.194,426 1.194,426
13 Samboja 1.306,137 189,656 641,826 89,167 5.992,571 8.219,357
14 Sanga-Sanga 202,235 202,235
15 Sebulu 1.172,017 634,639 1.806,656
16 Tabang 11,367 38,589 85,043
17 Tenggarong 176,659 35,087 176,659
18 Tenggarong Seberang 947,560 913,066 1.860,626
Total 15.155,012 270,835 17.397,489 315,161 544,946 15.348,728 49.032,172
150
Tabel 2.27. Luas Lahan Sangat Kritis di Kabupaten Kutai Kartanegara sampai dengan Tahun 2019.
Luas Lahan Sangat Kritis (Ha)
Hutan Hutan
No. Kecamatan Hutan Total
APL Produksi Produksi TAHURA
Produksi
Konversi Terbatas
1 Anggana 1.488,959 21,470 270.995 0 1.781,424
2 Kembang Janggut 1.182,152 3.324,651 0 133,660 0 4.640,463
3 Kenohan 0 2.910,439 0 0 2.910,439
4 Kota Bangun 71,372 1.395,697 0 0 1.467,069
5 Loa Janan 2.364,888 0,003 0 482,395 2.847,286
6 Loa Kulu 367,774 11.287,622 0 0,000 11.655,396
7 Marang Kayu 508,310 2.484,344 0 0,000 2.992,654
8 Muara Badak 250,363 50,821 0 0,000 301,184
9 Muara Jawa 943,725 0 0 217,644 1.161,369
10 Muara Kaman 0 339,447 0 0,000 339,447
11 Muara Muntai 0 2.553,443 0 417,048 0 2.970,491
12 Muara Wis 228,860 2.015,802 0 0 2.244,662
13 Samboja 735,010 1.107,086 6.387 664.074 2.512,557
14 Sanga-Sanga 2.207,776 0 0 0 2.207,776
15 Sebulu 175,482 2.302,987 0 0 2.478,469
16 Tabang 0 0 0 0
17 Tenggarong 95,641 0 0 0 95,641
18 Tenggarong Seberang 2.038,325 1.310,291 0 0 3.348,615
Total 12.658,637 31.104,102 277,382 550,708 1.364,112 45.954,942
151
(KSA/KPA) seluas 0,00 ha, dan hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
(HPK) seluas 23.243,67 ha (Tabel 2.30).
Tabel 2.31. Luas Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) di Kabupaten
Kutai Kartanegara (Ha)
LUAS-
No. NAMA-IPPKH KEGUNAAN
IPPKH
1 Singlurus Pratama, PT Pertambangan Batubara 1.209,40
2 Arzara Baraindo Energitama, PT Pertambangan Batubara 331,80
Untuk areal perkebunan besar swasta (PBS), hanya ada dua (2)
komoditas utama yang dikembangkan yaitu tanaman karet dan kelapa
sawit. Sampai dengan tahun 2019, luas areal PBS di Kutai Kartanegara
mencapai 204.373,95 Ha untuk kelapa sawit, sedangkan untuk karet tidak
ditemukan data, dengan rincian seperti pada tabel 2.33. berikut.
Tabel 2.34. Luas Tanam Padi Sawah dan Padi ladang di Kabupaten Kutai
Kartanegara tahun 2018
Padi Sawah Padi Ladang
Tahun Luas Tanam Luas Panen Luas Tanam Luas Panen
(ha) (ha) (Ha) (Ha)
2019 33.402,00 30.618,50 3.524,00 4.574,00
BPS Kukar, 2019.
Untuk tanaman palawija, luas areal tanam pada tahun 2019 sekitar
5.416,90 Ha dengan komoditas yang dikembangkan diantaranya tanaman
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau.
2.1.4. Impact
Dampak lingkungan hidup yang muncul dalam pengelolaan
pertambangan batubara, pembangunan wilayah Ibu Kota Baru (IKN)
sertan kelestarian habitat dan keanekaragaman hayati terhadap tata guna
lahan, antara lain:
2.1.5. Respons
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemangku kepentingan
terutama Pemerintah Kabupaten Kutai kartanegara dalam merespons
pengelolaan lingkungan hidup khususnya terutama tata guna tanah yang
berkaitan dengan pengelolaan pertambangan batubara, pengembangan
wilayah IKN dan pelestarian habitat dan keanekaragaman hayati, antara
lain:
1. Pencegahan
a. Penetapan dan penataan tata ruang wilayah termasuk tata ruang
wilayah pesisir dan pantai
b. Perlindungan kawasan baik kawasan daratan maupun pesisir dan
pantai dengan penyiapan kawasan konservasi
c. Moratorium penerbitan IUP Pertambangan batubara.
Pada periode kedua Pemerintahan Rita Widya Sari sebagai Bupati
Kutai Kartanegara telah melakukan moratorium penerbitan izin
baru IUP Pertambangan batubara disaat kewenangan pengelolaan
pertambangan batubara masih menjadi kewenangan pemerintah
kabupaten/kota. Salah satu tujuannya adalah untuk menjaga
kerusakan sumber daya lahan akibat pertambangan batubara
yang dilakukan secara terbuka ( Open Pit) disamping faktor
efisiensi penggunaan sumber daya tidak terbarukan.
d. Moratorium kegiatan logging
e. Penyiapan perangkat hukum dalam pengelolaan lingkungan seperti
Perda, perbup, izin prinsip, dan izin lingkungan. Tahun 2019, Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
telah menerbitkan izin lingkungan sebanyak 58 izin masing-masing
6 izin SPPL, 29 izin UKL-UPL, dan 23 izin AMDAL, serta 63 izin
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3.
f. Penguatan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan
2. Pengendalian
a. Perlindungan dan penataan lingkungan serta penegakan hukum
lingkungan bagi pelaku kerusakan lingkungan
b. Pengembangan usaha produktif terutama pertambangan batubara
dan perkebunan sesuai dengan RTRW Kabupaten Kutai
Kartanegara
c. Eskploitasi Sumber Daya Alam (SDA) sesuai dengan daya dukung
dan kemampuannya
d. Peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan
e. Larangan penggunaan bahan peledak dan beracun untuk
penangkapan ikan serta larangan pengambilan terumbu karang
f. Pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) sebagai kota bercirikan
Forest City. Pengembangan ibu kota ini tidak menghilangkan
nuansa Kalimantan Timur sebagai kawasan hutan terbesar di
Indonesia. Di sekitar wilayah ibu kota negara, akan tetap
dipertahakan kawasan-kawasan hutan untuk menjaga kondisi
kenyamanan dan keindahan ibu kota negara sekaligus
mempertahankan fungsi kawasan hutan sebagai pengendali
dampak lingkungan negatif seperti erosi dan longsor.
g. Mempertahankan dan Menambah Ruang Terbuka Hijau. Kawasan
Ruang terbuka Hijau (RTH) memiliki peran penting dalam menjaga
dan memelihara kelestarian lingkungan terutama tata guna tanah.
Persoalah utama di kawasan perkotaan adalah sistem tata air yang
terkadang tidak dapat terkendali akibat kurangnya ruang terbuka
hijau. Dengan RTH ini diharapkan selain dapat memperindah
kawasan perkotaan, menciptakan suasana sejuk dan meningkatkan
resapan air masuk ke dalam tanah sehingga persoalan banjir dapat
diatasi.
h. Mengefektifkan pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan
lingkungan secara terpadu. Peningkatan pengawasan terpadu
diarahkan pada tiga (3) isu prioritas lingkungan hidup yaitu pengelolaan
pertambangan batubara, defisit air di wilayah IKN dan Pelestarian habitat
dan keanekaragaman hayati.
2.2.1. Drivers
Faktor pendorong atau pemicu terhadap lingkungan hidup
khususnya pada aspek kualitas air adalah tingginya tingkat kepadatan
penduduk dan kegiatan pembangunan yang sedang berjalan. Tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi dan banyaknya kegiatan yang dilakukan
terhadap lahan mengakibatkan timbulnya berbagai masalah lingkungan
diantaranya adalah meningkatnya sumber pencemaran air. Di tahun 2019
ini, jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara telah mencapai
786.123 jiwa dengan berbagai aktivitasnya. Dengan kata lain, jumlah
penduduk yang tinggi ini dengan berbagai aktivitasnya tentunya
berpotensi mempengaruhi kualitas lingkungan perairan (kualitas air)
akibat limbah yang dihasilkannya dan masuk ke dalam badan perairan.
Jumlah penduduk ini akan meningkat, seiring dengan kegiatan
pembangunan di wilayah IKN termasuk penyelenggaraan pemerintahan di
wilayah IKN tersebut. Berdasarkan data Bappenas, 2019, diperkirakan
akan terjadi mobiltas penduduk dari pulau Jawa khususnya dari Ibu Kota
DKI Jakarta dalam jumlah yang besar yaitu sekitar 1,5 juta jiwa atau
sekitar 4,5 juta jiwa jika termasuk keluarganya (istri dan anak).
Kegiatan yang dilakukan oleh penduduk di suatu wilayah dapat
berupa kegiatan yang berizin dan ada juga yang tidak memiliki izin.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, melalui Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) akan memberikan
izin bagi usaha dan/atau kegiatan yang memiliki persyaratan-persyaratan
untuk mendapatkan izin. Berdasarkan data yang ada, pemerintah
menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan lebih banyak pada usaha
pertambangan batubara dan perkebunan kepala sawit disamping usaha
lainnya. Kedua usaha tersebut menjadi pendorong utama terjadinya
2.2.2. Pressure
(1) Pembukaan Lahan
Tekanan terhadap lingkungan khsusunya kualitas air yang
cenderung menurun dalam pengelolaan pertambangan batubara adalah
metode penambangan secara terbuka (Open Pit). Seperti diketahui bahwa
untuk mengambil bahan tambang yang ada di bawah permukaan
bumi, tentu diperlukan upaya untuk melakukan pembukaan lahan
dan penggalian tanah penutup. Pembukaan lahan di areal
pertambangan batubara dilakukan pada lahan non tambang dan lahan
tambang.
Kegiatan pembersihan lahan non tambang adalah kegiatan
pembersihan lahan yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan
sarana dan prasarana penunjang seperti kantor, workshop, gudang dll.
Kegiatan pembersihan lahan dilaksanakan secara mekanis tanpa
pembakaran (zero burning). Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah parang, kapak, chainsaw dan bulldozer. Sedangkan kegiatan
pembersihan lahan tambang (land clearing) dilakukan pada saat membuka
areal pertambangan. Pembukaan lahan tambang ini juga dilakukan secara
mekanis tanpa pembakaran (zero burning) dan bertahap sesuai dengan
arah kemajuan kegiatan pertambangan. Peralatan yang digunakan dalam
kegiatan ini adalah parang, kapak, chainsaw dan bulldozer. Kegiatan
dalam pembersihan lahan meliputi :
- Pembabatan dan pembersihan semak perdu
- Penebangan pohon dan pemotongan kayu
- Pengelolaan Tanah Pucuk (Top Soil management)
Kegiatan pembukaan lahan tambang diawali dengan pengupasan
tanah pucuk dan tanah penutup. Setelah dilakukan pembersihan lahan,
tanah pucuk dikupas dan ditempatkan pada lokasi sementara yang
Gambar 2.37. Kondisi Air Tirisan Tambang dari settling pond Salah Satu
Perusahaan Pertambangan Batubara yang dibuang ke
badan perairan umum
Tabel 2.39. Curah Hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara Menurut Kecamatan pada Tahun 2010 - 2019 (mm)
Tahun Rata-
Bulan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019* Rata
Januari 176,7 261,9 326,9 257,2 346,3 157,8 162,5 217,7 190,3 233,0
Februari 157,2 173,2 213,6 197,1 146,6 102,8 140,8 97,8 103,7 148,1
Maret 150,9 233,9 258,1 315,2 198,8 117,5 88,1 155,5 253,6 190,7
April 222 331,6 370,5 126,1 380,3 382,7 341,6 182,1 191,2 275,2
Mei 210,3 287,4 152 277,2 229,2 243,7 310,8 508,4 129,4 265,8
Juni 340,4 95,2 171,1 169,1 258,3 157,8 315,3 198,4 262,9 218,2
Juli 258,3 238,1 138,6 0 83,5 154,5 170,8 164 125,2 69,7 138,4
Agustus 164 124,2 140 83,9 81,3 57,6 101,1 237,4 50,7 66,4 115,6
September 230,6 131,9 109,9 256,5 53 0 266,8 106,5 127,4 33,5 142,5
Oktober 235,9 218,4 116,6 208,8 97 76,5 184,9 151,6 152,9 177,9 160,3
November 206,8 244,3 293,4 170,3 307,1 70,4 292,4 219,8 126,9 136,6 214,6
Desember 224 196,7 220,3 125 467,5 198,4 355,6 222,3 58,6 222,9 229,8
Total 2.577,1 2.536,8 2.511 844,5 2.431,3 2.116,9 2.533,9 2.460,7 2.001,6 1.838,1 2.185,2
CHmax 340,4 331,6 370,5 256,5 467,5 380,3 382,7 341,6 508,4 262,9
Sumber Data : BMKG Temindung, 2020
*) BPS Kub. Kutai Kartanegara, 2020.
178
2.2.3. State
c.1. Kualitas Air Sungai
Potensi sumberdaya air yang ada di kabupaten Kutai Kartanegara
berasal dari sungai-sungai yang ada dan diperkirakan mencapai 325.380
juta m³/tahun. Jumlah sungai yang masuk dalam wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara sebanyak 19 sungai yang terdiri atas sungai besar dan sungai
kecil dengan sungai utama adalah Sungai Mahakam. Sungai Mahakam
memiliki panjang 920 km dengan luas kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS)
mencapai 77.913 km², meliputi 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) kota
yaitu Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Kutai
Timur dan Kota Samarinda.
Kota-kota yang dilalui oleh alur utama Sungai Mahakam adalah Kota
Samarinda (Ibukota Provinsi), Tenggarong (Ibukota Kab. Kukar) dan
Sendawar (Ibukota Kab. Kubar), dan. melintasi sekitar 25 kecamatan.
Sungai Mahakam mempunyai banyak anak sungai yang memberi kontribusi
ketersediaan debit dan sedimen di alur utama Sungai Mahakam. Adapun
anak-anak sungai Mahakam yang tergolong sungai besar diantaranya
Sungai Sanga-Sanga, Sungai Separi, Sungai Jembayan, Sungai Loa Janan
(Sungai Loa Haur), Sungai Marang Kayu (Sungai Santan), Sungai Muara
Badak (Sungai Sallok Cela), Sungai Tenggarong (Sungai Tenggarong dan
Sungai Saka Kanan), Sungai Samboja (Sungai Merdeka), dan Sungai
Anggara (Sungai Pangkalan). Pada tahun 2019 dilakukan pemantauan
kualitas air permukaan di 9 sungai tersebut dalam wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara dengan data lengkap hasil pengukuran pada Lampiran Tabel
29. Adapun jumlah titik pantau, letak koordinat dan waktu pengukuran
seperti pada tabel 2.39 dan data kualitas air pada tabel 2.40. Sedangkan di
tahun 2019 ini, juga dilakukan pemantauan pada dua anak sungai di
wilayah Kecamatan Loa Janan yaitu di Sungai Nangka Barat dan Kecamatan
Samboja yaitu Sungai Seluang serta kualitas air sumur dengan data seperti
pada tabel 2.41 dan 2.42.
Gambar 2.39. Pengambilan Sampil Air untuk Analisis Kualitas Air di Hulu
Sungai Tenggarong
Tabel 2.40. Pemantauan Kualitas Air Sungai di Sembilan (9) Sungai dalam Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2019
10 Sungai Loa Janan Hulu (Sungai Loa Haur) P1 00°36'40,32" 117°02'28,66" 12 Febuari 2019
11 Sungai Loa Janan Hulu (Sungai Loa Haur) P2 00°36'40,31" 117°02'28,72" 28 Agustus 2019
12 Sungai Loa Janan Hilir (Jembatan Muara Sungai Loa Haur) 00°35'35,11" 117°02'57,07" 12 Febuari 2019
17 Sungai Muara Badak Tengah (Sungai Salok Cela) 00°15'05,41" 117°20'37,14" 14 Febuari 2019
23 Sungai Samboja Hulu (Jembatan Jln Poros BPP- Sungai Merdeka) P1 01°00'06,5" 116°58'25,1" 12 Maret 2019
24 Sungai Samboja Hulu (Jembatan Jln Poros BPP- Sungai Merdeka) P2 01°00'06,5" 116°58'24,8" 5 Desember 2019
25 Sungai Samboja Hilir(Jembatan Intake PDAM Sungai Merdeka) P1 01°00'16,6" 117°00'53,9" 12 Maret 2019
26 Sungai Samboja Hilir(Jembatan Intake PDAM Sungai Merdeka) P1 01°00'16,0" 117°00'53,9" 5 Desember 2019
27 Sungai Anggana Hulu (Sungai Pangkalan 50 m dari Dermg PT. RKBM) P1 00°30'21,8" 117°18'09,0" 13 Maret 2019
28 Sungai Anggana Hulu (Sungai Pangkalan 50 m dari Dermg PT. RKBM) P2 00°30'21,4" 117°18'08,3" 4 Desember 2019
29 Sungai Anggana Hilir (Muara Sungai Pangkalan) 00°34'03,9" 117°18'44,4" 13 Maret 2019
30 Sungai Muara Jawa Tengah (Anak sungai Handil6) 00°52'57,0" 117°11'37,0" 14 Maret 2019
183
Tabel 2.41. Hasil Pengukuran Kualitas Air Permukaan di sembilan (9) Sungai dalam Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun 2019
Minyak Fecal Total
Suhu pH TSS DO BOD COD NH3 T-P Fenol dan Coliform Coliform
No Nama Sungai
(°C) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (ɥg/L) Lemak (MPN/100 (MPN/100
(ɥg/L) ml) ml)
1 Sungai Sanga-Sanga 30 3,92 3 2,3 1,21 4,12 <0.02 0,06 <2 <200 <1.8 <1.8
2 Sungai Sanga-Sanga 30 5,94 24 2,25 1,61 3,55 0,02 0,07 <2 <200 79 920
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
3 Sungai Separi 28 7,74 82 3,61 1,21 2,41 <0.02 0,06 <2 <200 540 3500
4 Sungai Separi 26 7,73 48 3,16 1,21 2,41 0,03 0,08 <2 <200 350 3500
5 Sungai Separi 30 6,74 48 4,67 0,81 3,55 0,09 0,02 <2 <200 1600 2400
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
6 Sungai Jembayan 28 6,99 143 5,02 0,81 3,55 0,08 0,1 <2 200 920 5400
7 Sungai Jembayan 29 7,01 35 5,84 1,61 5,26 0,08 0,09 20,5 200 920 920
8 Sungai Jembayan 31 7,64 35 4,54 1,21 4,12 0,27 0,04 20,5 <200 350 920
9 Sungai Jembayan 28 6,65 82 4,9 2,02 7,54 0,07 0,07 <2 200 13 49
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
10 Sungai Loa Janan 27 6,91 6 5,6 0,81 3,55 0,15 0,06 48,5 <200 79 240
11 Sungai Loa Janan 29 6,93 14 5,52 0,4 0,70 0,20 0,02 45 200 540 5400
12 Sungai Loa Janan 28 7,74 82 3,61 1,21 2,41 <0.02 0,06 <2 <200 540 3500
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
13 Sungai Marangkayu 29 7,29 9 5,82 1,61 3,55 0,08 0,06 <2 200 100 5400
14 Sungai Marangkayu 26 7,16 17 5,38 1,21 4,69 0,06 0,01 <2 400 1100 3500
15 Sungai Marangkayu 28 7,41 224 5,89 1,61 2,98 0,06 0,06 <2 <200 350 920
16 Sungai Marangkayu 26 7,22 17 5,97 1,21 4,69 0,17 0,02 <2 200 2400 9200
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
17 Sungai Muara Badak 26 6,2 15 5,51 1,21 2,41 0,08 0,1 34,9 <200 <1.8 <1.8
184
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
18 Sungai Tenggarong 26 6,91 17 3,73 1,21 2,41 0,13 0,13 <2 200 33 70
19 Sungai Tenggarong 39 6,97 17 1,99 1,45 4,55 0,25 0,02 <2 <200 2400 3500
20 Sungai Tenggarong 37 6,58 14 2,51 2,02 4,12 0,05 0,13 16,2 200 7,8 110
21 Sungai Tenggarong 32 6,51 14 0,85 1,21 2,41 0,27 0,14 <2 <200 79 220
22 Sungai Tenggarong 39 6,41 14 1,77 1,21 3,99 0,84 0,04 <2 200 1600 24000
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
23 Sungai Samboja 26 4,5 38 6,37 0,4 1,27 0,07 0,13 <2 200 170 350
24 Sungai Samboja 27 3,94 38 4,73 0,81 2,28 0,28 <0.01 <2 200 23 23
25 Sungai Samboja 32 6,68 20 5,16 0,81 1,84 0,04 0,23 <2 <200 33 70
26 Sungai Samboja 30 4,1 38 1,47 0,97 2,85 <0.01 <0.01 <2 <200 23 94
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
27 Sungai Anggana 29 3,97 1 3,83 0,4 1,27 0,01 0,12 <2 <200 23 33
28 Sungai Anggana 28 3,32 38 5,36 1,05 3,42 <0.49 0,02 <2 <200 23 7,8
29 Sungai Anggana 28 6,94 20 7,26 0,4 1,27 0,36 <0.01 <2 <200 540 920
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
30 Sungai Muara Jawa 30 5,82 72 5,65 1,61 2,98 0,05 0,02 <2 <200 540 1600
Baku Mutu Tem3 6-9 50 4-6 2 10 0,5 0,2 1,0 1000 100 1000
Sumber : DLHK Kab. Kutai Kartanegara, 2019
Baku Mutu *) PP No. 82 Tahun 2001 dan Perda Kaltim No 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
(Lampiran V Kelas II* dan I**)
185
Tabel 2.42. Hasil Pengukuran Kualitas Air Permukaan di Sungai Nangka Barat di Kecamatan Loa janan dan Sungai Seluang di
Kecamatan Samboja Tahun 2019
Lokasi Pengamatan BM*
No Parameter Metode Unit
AP1 AP2 AP3 AP4 I II
A Parameter Fisika
1 Temperatur SNI 06-6989.23-2005 O
C 29.1 29.6 33.7 26.8 Air Temp 3
2 TDS SNI 06-6989.27-2005 mg/L 28 13.5 33.1 56.4 1000 1000
3 TTS SNI 06-6989.03-2004 mg/L <7.5 <7.5 23 71 50 50
4 Colour SNI 6989.80:2011 Pt/Co 207.9 331.1 246.4 37.3 100 100
5 Turbidity SNI 06-6989.25-2005 NTU 33.9 31.8 68.2 117 - -
B Chemical Properties
1 pH SNI 06-6989.11-2004 pH Unit 6.80 6.50 6.44 7.95 6.0-9.0
2 Dissolved Oxygen DO SNI 06-6989.14-2004 mg/L 7.1 6.7 7.7 7.2 6 4
3 BOD5 APHA 5210 B-2017 mg/L 9 14 1.34 5 2 3
4 COD SNI 6989.2-2009 mg/L 32 44 23.4 23.4 10 25
5 Total Phosphate as P SNI 06-6989.31-2005 mg/L <0.025 <0.025 <0.025 0.06 0.2 0.2
6 Nitrate, NO3-N SNI 06-6989.79-2011 mg/L 0.093 0.05 0.05 0.05 10 10
7 Ammonium, NH3-N SNI 06-6989.30-2005 mg/L 0.148 0.123 4.61 0.458 0.5 -
8 Arsenic, As APHA 3113 B-2017 mg/L 0.0016 0.0013 0.0031 0.001 0.05 1
9 Cobalt, Co SNI 6989.68-2009 mg/L <0.1 <0.1 <0.1 <0.1 0.2 0.2
10 Barium, Ba SNI 06-6989.39-2005 mg/L 1.16 1.2 1.22 1.5 1 -
11 Boron, B APHA 4500 B-2005 mg/L 0.64 0.33 0.0177 1.09 1 1
12 Selenium, Se APHA 3113 B-2017 mg/L <0.006 <0.006 <0.006 <0.006 0.01 0.05
13 Cadmium, Cd SNI 6989.16-2009 mg/L <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 0.01 0.01
14 Chromium, Cr6+ SNI 06-6989.71-2009 mg/L 0.023 0.028 0.028 0.007 0.05 0.05
15 Copper, Cu SNI 6989.6-2009 mg/L 0.02 0.0046 0.006 0.0202 0.02 0.02
16 Iron, Fe SNI 6989.4-2009 mg/L 3.08 6.28 3.99 0.18 0.3 -
187
17 Lead, Pb SNI 6989.8-2009 mg/L 0.029 0.025 0.038 0.013 0.03 0.03
melebihi batas ambang baku mutu untuk Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air yang dipersyaratkan untuk nilai warna
air tidak melebihi 100 Pt/Co. Kecuali pada titik pemantauan di AP4
yaitu di Hilir Sungai Seluang (stasiun 4) yang terukur sebesar 37.3
Pt/Co dan memiliki nilai warna air yang masih memenuhi batas
ambang baku mutu untuk Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Nilai BOD5 yang terukur pada perairan sungai Nangka Barat dan
Sungai Seluang secara umum yang terukur berkisar antara 5-14 mg/l
yang memiliki BOD5 yang tinggi dan telah melebihi batas Baku Mutu
untuk Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran sungai
yakni nilai BODs tidak melebihi 2-3 mg/]. Kecuali pada titik
pemantauan di AP3 atau di Hilir Sungai Nangka Barat (stasiun 3) yang
memiliki nilai BOD 5 terukur sebesar 1.34 mg/l yang telah melebihi
batas ambang baku mutu untuk Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Nilai pengukuran BOD5 yang tinggi
menunjukkan banyaknya jumlah oksigen yang diperlukan untuk
aktivitas bakteri aerobik dalam melakukan proses dekomposisi bahan
organik, dengan kata lain rendahnya ketersediaan oksigen pada
perairan untuk kehidupan biota pada beberapa sungai tersebut.
bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD
sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD.
Secara umum nilai COD pada sungai di Sungai Nangka Barat
dan Sungai Seluang yang terukur sebesar 32 - 44 mg/l, yang berarti
melebihi batas Baku Mutu untuk Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air karena melebihi nilai 25 mg/l, kecuali
pada titik pemantauan di AP3 atau di Hilir Sungai Nangka Barat
(stasiun 3) dan AP4 atau di Hilir Sungai Seluang (stasiun 4) yang
memiliki nilai COD yang terukur masing- masing sebesar 23.4 mg/l
dan masih memenuhi baku mutu untuk Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Nilai pengukuran COD yang tinggi
menunjukkan banyaknya jumlah oksigen yang diperiukan untuk
proses dekomposisi bahan organik secara kimiawi, artinya rendahnya
ketersediaan oksigen untuk kehidupan biota sehingga dapat
mengganggu kehidupan organisme perairan.
5. Boron (Br)
Hasil analisis terhadap logam Boron (Br) pada perairan Sungai
Nangka Barat dan Sungai Seluang, menunjukkan kandungan logam
Boron (Br) yang terukur sebesar 0,0177 一 0,64 mg/l. Nilai kandungan
logam Boron (Br) yang terukur pada perairan sungai tersebut memiliki
kadar Boron (Br) masih memenuhi baku mutu untuk Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yang dipersyaratkan
karena tidak melebihi 1 mg/l. Kecuali pada titik pemantauan di AP4
atau di Hilir Sungai Seluang (stasiun 4) yang mempunyai nilai
kandungan logam Boron (Br) yang terukur sebesar 1.09 mg/l dan
dalam kondisi yang tidak memenuhi persyaratan sesuai standar Baku
Mutu untuk Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air.
6. Tembaga (Cu)
7. Besi (Fe)
Eksploitasi lahan dapat mengakibatkan kedua logam besi akan
terekstraksi dan masuk dalam sistem lingkungan, yang akan
mengakibatkan kenaikan derajat keasamanan suatu perairan atau
tanah. Hasil analisis terhadap logam Besi (Fe) di perairan sungai
Nagka Barat dan Sungai Seluang, menunjukkan kandungan logam
Besi (Fe) yang terukur sebesar 3.08 - 6.28 mg/l. Nilai kandungan
logam Besi (Fe) yang terukur pada perairan sungai tersebut memiliki
kadar Besi (Fe) yang melebihi baku mutu untuk PengelolBQn KudlitBS
Air dan Pengendalidn Ponc&msrsn Air, yang dipersyaratkan tidak
melebihi 0.3 mg/l. Ssdangkan pada pada titik pemantauan di AP4 atau
di Hilir Sungai Seluang (stasiun 4) mempunyai nilai kandungan logam
Besi (Fe) yang terukur sebesar 0.18 mg/l dalam kondisi yang masih
memenuhi persyaratan sesuai standar Baku Mutu untuk Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
8. Mangan (Mn)
Hasil analisis terhadap logam Mangan (Mn) di perairan sungai
Nangka Barat dan Sungai Seluang, menunjukkan kandungan logam
Mangan (Mn) yang terukur sebesar kurang dari 0,03 - 0.07 mg/l. Nilai
kandungan logam Mangan (Mn) yang terukur pada perairan sungai
tersebut memiliki kadar Mangan (Mn) yang masih memenuhi baku
mutu untuk Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air, yang dipersyaratkan tidak melebihi 0.1 mg/l. Kecuali pada titik
pemantauan di AP3 atau di Hilir Sungai Nangka Barat (stasiun 3) dan
dititk pemantauan di AP4 atau Hilir Sungai Seluang (stasiun 4) yang
mempunyai nilai kandungan logam Mangan (Mn) yang terukur
masing-masing sebesar 0.16 mg/l dan 1.69 mg/l dalam kondisi yang
tidak memenuhi persyaratan sesuai standar Baku Mutu untuk
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
9. Timbal (Pb)
Hasil analisis terhadap logam Timbal (Pb) pada perairan Sungai
Nangka Barat dan Sungai Seluang, menunjukkan kandungan logam
Timbal (Pb) yang terukur sebesar 0,013 - 0,029 mg/l. Nilai kandungan
logam Timbal (Pb) yang terukur pada perairan sungai tersebut
memiliki kadar Timbal (Pb) yang masih memenuhi nilai baku mutu
untuk Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
yang dipersyaratkan tidak melebihi 0.03 mg/l. Kecuali pada titik
pemantauan di AP3 atau di Hilir Sungai Nangka Barat (stasiun 3)
Tabel 2.44. Hasil Pengukuran Kualitas Air Sumur dalam Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Waktu Nitrit
pH Warna Tembaga Besi Mangan Seng Khlorida Sianida
No Lokasi Sumur Sampling Kekeruhan sebagai N
(mg/L) (Pt/Co) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(tgl/bln/thn) (mg/L)
14 Fenol ug/L 1 - - -
15 Detergen ug/L - - - -
16 Fecal Coliform Jml/1000ml 100 0,0 15,0 25
17 Total Coliform Jml/1000ml 1000 20,0 5,0 55,0
Keterangan:
DS = Danau Semayang DM = Danau Melintang DJ = Danau Jempang
e) NH3-N (Ammonia)
Nitrogen di dalam air dapat berbentuk gas N2 yang akan
berubah menjadi nitrit (NO2), nitrat (NO3), ammonium (NH4), dan
ammonia (NH3). Nitrogen merupakan unsur penting bagi organisme
yaitu untuk membentuk: chlorofil melalui fotosintesa, respirasi,
protein, formasi gen dan pertumbuhan.
Dalam kondisi aerob, nitrogen diikat oleh bakteri dan
Cyanophyceae kemudian diubah menjadi nitrat.Ammonia oleh bakteri
(Nitrosomonas) diubah menjadi nitrit dan kemudian oleh Nitrobacter
menjadi nitrat. Sedangkan dalam kondisi anaerob, nitrat dan nitrit
diubah oleh diatom dan algae (Chlorella & Chlorophyceae) menjadi
ammonia yang bersenyawa dengan air menjadi ammonium. Ammonia
dan ammonium selain merupakan hasil akhir perombakan protein oleh
bakteri dalam keadaan anaerob, dapat pula berasal dari limbah
industri dan rumah tangga. Daya racun ammonia meningkat
sebanding dengan meningkatnya pH dan kadar CO2, demikian pula
bila kadar DO menurun. Daya racun ammonia juga meningkat bila ada
senyawa sianida (keduanya bersifat sinergistik).
Kadar ammonium 1 mg/l akan menghambat daya serap
haemoglobin terhadap oksigen, sehingga ikan akan mati lemas
(suffocation). Disarankan agar kadar ammonia dalam air untuk
kehidupan ikan tropis tidak lebih dari 1 mg/l. Nitrit merupakan
senyawa yang bersifat meracuni dibandingkan dengan nitrat yang
diperlukan oleh organisme nabati.
Nilai Kelas Mutu Air (KMA) menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 untuk NH3-N adalah 0,5 mg/l untuk Kelas I dan
kelas II. Bagi perikanan kandungan ammonia bebas untuk ikan yang
peka < 0,02 mg/l sebagai NH3. Dari 3 titik pantau, semuanya berada
di atas baku mutu baik di Danau Semayang, Danau Melintang,
maupun Danau Jempang.
2.2.4. Impact
Berbagai dampak lingkungan khususnya kualitas air terkait isu
prioritas lingkungan hidup Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain:
1. Menurunnya kualitas air
a. Air permukaan dan air sungai menjadi keruh
b. Kandungan logam berat TSS, TDS, pH, COD, BOD, Fe dan
mangan berada di atas baku mutu lingkungan.
c. Munculnya air asam tambang. Akibat adanya kadar asam yang
tinggi maka lahan tidak lagi layak untuk digunakan sebagai
lahan pertanian dan cadangan air yang ada tidak akan layak
konsumsi baik untuk keperluan mandi, atau kebutuhan rumah
tangga lainnya apalagi Kutai Kartanegara ditetapkan sebagai
wilayah pengembangan Ibo Kota Negara (IKN) baru di
Kalimantan Timur yang membutuhkan suplay air yang sangat
besar.
2. Pendangkalan sungai, danau dan tempat lain yang lebih rendah
akibat erosi dan sedimentasi:
a. Erosi
Erosi terjadi karena adanya pengikisan permukaan tanah
oleh aliran permukaan.Lapisan yang tererosi merupakan
material yang telah mengalami pelapukan. Untuk mengetahui
besarnya erosi yang terjadi, dilakukan kajian pada salah satu
perusahaan yaitu PT. Anggana Coal yang beroperasi di
Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pendugaan
besarnya erosi dihitung dengan menggunakan persamaan USLE
(Universal Soil Loss Equation) oleh Wischmeier dan Smith
(1978) dengan rumus :
A = R . K . L . S. C. P
Dimana :
A = Nilai duga besarnya erosi tanah yang terjadi
(ton/ha/tahun)
K = 29,39
100
K = 0,29 x 1,29 (faktor konversi)
K = 0,38
Adapun faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S)
dapat dihitung bersamaan yang merupakan faktor topografi
(LS) dengan persamaan :
LS = √ X { 0,0138 + (0,00965 x S ) + (0,00138 x S2)
Dimana :
X = panjang lereng = 37 m
S = kemiringan lereng = 2 %
Sehingga :
LS = √ 37 { 0,0138 + (0,00965 x 2 ) + (0,00138 x 22)}
LS = √ 37 { 0,0138 + 0.0193 + 0.00552}
LS = √ 37 (0.03862)
LS = √ 1,42894
LS = 1,19
Mengingat lahan telah dibersihkan dari vegetasi untuk segera
ditambang, maka nilai faktor pengelolaan tanaman (C)
sebesar 1 (tanah terbuka) dan faktor konservasi tanah (P)
sebesar 1, sehingga besar erosi yang terjadi dapat diduga :
A = R . K . L . S. C. P
= (1.660,08) (0,38) (1,19) (1) (1)
= 750,69 ton/ha/tahun
Berdasarkan hasil perhitungan erosi di atas,
menunjukkan bahwa tingkat kejadian erosi yang terjadi di
sekitar lokasi pertambangan batubara tersebut cukup tinggi
yaitu mencapai 750,69 ton/ha/tahun. Hal ini melebihi dari
tingkat bahaya erosi (TBE) yang diperkenankan yaitu antara
12 – 15 ton/ha/tahun.
b. Menambah beban sedimentasi
Bab II. Analisis DPSIR 215
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Sehingga :
SDR = 2 x { 1 – 0,8683 (10-0,2018) + 0,8683 ( 10-0,2018)
2 ( 2 + 50. 0,2)
= 0,58
2.2.5. Respons
Untuk menanggulangi masalah kualitas air di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara membuat strategi
dengan menaikkan angka Indeks Kualitas Air (IKA) melalui kebijakan
peningkatan kegiatan untuk capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
(IKLH) terkait pencemaran air dilakukan upaya-upaya pengelolaan
lingkungan hidup sebagai berikut:
2.3. Pencegahan
a. Penyiapan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan
lingkungan
b. Pengembangan kapasitas informasi status pencemaran tanah dan
air
c. Penyediaan sarana pengolah limbah ramah lingkungan
d. Peningkatan efektifitas pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian (wasdal) pencemaran dan kerusakan tanah dan
perairan
e. Pengembangan dan peningkatan kinerja laboratorium lingkungan
Kabupaten Kutai Kartanegara
2.4. Pengendalian
a. Perlindungan dan penegakan hukum terhadap pelaku penyebab
menurunnya kualitas lingkungan perairan
b. Pengembangan fungsi AMDAL dan perizinan pengelolaan limbah
terutama limbah B3.
c. Pengembangan kapasitas PPNS dan PPLHD.
d. Pemantauan kualitas lingkungan perairan melalui pengujian
kualitas air pada badan air, pemantauan kualitas limbah cair
kegiatan usaha dan limbah domestik.
e. Evaluasi pengelolaan kualitas air oleh penanggung jawab usaha
f. Pengendalian pencemaran air di DAS Mahakam seperti Sungai
Mahakam, kawasan 3 danau (Danau Melintang, Danau Semayang,
dan Danau Jempang), badan air sekitar aktivitas pertambangan
dan perkebunan, dan kawasan Delta Mahakam.
g. Koordinasi Penyusunan Amdal melalui rekomendasi dokumen
Amdal, UKL-UPL dan SPPL (dokumen pengelolaan dan pemantauan
lingkungan bagi pelaku usaha dan/atau kegiatan);
h. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian
Lingkungan Hidup melalui sosialisasi, edukasi dalam upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga
kelestarian fungsi lingkungan hidup khususnya lingkungan
perairan.
i. Pembangunan Sarana Pengolahan Air Limbah.
2.5. Pemulihan
a. Pemberian treatment terhadap air yang tercemar untuk
peningkatan kualitas hidup
b. Pengembangan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana wilayah pengelola air.
c. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan perairan.
2.3.1. Drivers
Faktor pendorong/pemicu menurunnya kualitas Udara di Kabupaten
Kutai Kartanegara adalah peningkatan jumlah penduduk dengan berbagai
macam aktivitasnya. Beberapa aktivitas penduduk yang berpotensi
menurunkan kualitas udara diantarnya adalah peningkatan kepemilikan
kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi, penggunaan kendaraan
bermotor dalam pertambangan batubara dan perkebunan khususnya
Bab II. Analisis DPSIR 220
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
2.3.2. Pressure
Tekanan terhadap menurunnya kualiats udara yaitu terjadinya
pencemaran udara di Kabupaten Kutai Kartanegara disebabkan oleh
berbagai aspek seperti aktivitas domestik, pengelolaan sampah
(pembakaran sampah), kebakaran hutan, dan kegiatan trasportasi serta
industri. Namun sumber pencemaran utama berasal dari kegiatan industri
diantaranya pertambangan batubara
Pada kegiatan transportasi, semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara. Sampai dengan
tahun 2019, jumlah kendaraan bermotor roda empat atau lebih di
Kabupaten Kutai Kartanegara yang wajib uji mencapai 12.885 unit dan ini
belum termasuk kendaraan bermotor roda dua. Dari 12.885 unit tersebut
meliputi kendaraan Pick-Up sekitar 10.756 unit, Mini Bus sekitar 45 unit,
mobil truck sekitar 1.066 unit, mobil truck kecil sekitar 812 unit, dan mobil
bus sekitar 206 unit (Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Kartanegara,
2020). Rincian kendaraan roda empat di Kutai Kartanegara tahun 2019
seperti pada tabel berikut.
Nissan Quon 4
Nissan Quester 4
Mitsubishi Fuso 220 32
4. Alat Angkut Komoditas Volvo M14 20
Hino FM260 22
5. Alat Support Mitsubishi Triton 4
Cat D8R 1
Fuel truck ISUZU 1
Water Truck Nissan 215 PS 1
Genset 150 KVA 1
Komatsu PC 200 1
Komatsu Motor Grader 511 1
6. Alat Pembongkaran
Komatsu D85E-SS 5
Batuan
Total 125
Sumber : PT. Rinjani Kartanegara, 2020
wilayah rencana pengembangan Ibu Kota Baru menjadi hal penting yang
perlu perhatian serius.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan ditetapkannya sebagaian
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai calon Ibu Kota Negara baru
di wilayah Kalimantan Timur akan berdampak pada meningkatnya
aktivitas pembanguan di wilayah IKN tersebut. Tahap awal pembangunan
IKN adalah pembukaan lahan disertai dengan lalulalangnya kendaraan
pengangangkut material pembangunan ibu kota. Hal ini akan memberikan
dampak yang cukup besar terhadap kualitas lingkungan udara terutama
paparan debu dan gas buang kendaraan bermotor. Pada tahap
perkembangannya ibu kota ini, juga akan diiringi dengan peningkatan
jumlah kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi maupun angkutan
umum/angkutan massal seperti angkutan dalam kota, angkutan luar kota,
dan lain-lain yang semuanya akan memberikan tekanan terhadap
lingkungan yaitu terhadap peningkatan bahan pencemar udara.
Kendaraan bermotor menjadi salah satu faktor utama
penurunan kualitas udara. Perubahan kualitas udara dapat berupa
perubahan sifat-sifat fisis ataupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan
kimiawi dapat berupa pengurangan ataupun penambahan salah
satu komponen kimia yang terkandung dalam udara atau
tercampurnya unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan
manusia secara umum, dan penurunan kualitas lingkungan. Jumlah
kendaraan bermotor yang tentu sangat berpengaruh pada kepadatan lalu
lintas. Kondisi seperti ini menyebabkan peningkatan emisi gas buang
yang berpengaruh terhadap penambahan gas-gas pencemar
penyebab penurunan kualitas udara ambient.
Disisi lain, aktivitas yang juga sangat berkembang di ibu kota
negara baru adalah kegiatan industri terutama yang industri yang
menghasilkan gas buang, akan memberikan sumbangan yang besar
terhadap peningkatan polusi udara. Pendirian industri yang menghasilkan
Bab II. Analisis DPSIR 225
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
2.3.3. State
Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam
kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda-benda lainnya.
Sehingga udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi
untuk hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan
datang. Untuk mendapatkan udara sesuai dengan tingkat kualitas
yang diinginkan maka pengendalian pencemaran udara menjadi sangat
penting untuk dilakukan.
Pencemaran udara adalah menurunnya kualitas lingkungan akibat
masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi atau
komponen lainnya ke dalam lingkungan udara atau berubahnya tatanan
lingkungan di udara oleh kegiatan manusia atau proses alami
sehingga kualitas lingkungan (udara) turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukanya. Pada lapisan atmosfir terdapat
zat-zat pencemar yang dihasilkan dari berbagai macam aktivitas
manusia ataupun proses alam. Dengan demikian, pengelolahan terhadap
kondisi atmosfer sangat penting dilakukan karena sangat mempengaruhi
kualitas udara yang akan dihirup setiap manusia di muka bumi ini.
sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan serangkaian kegiatan
pengendalian yang bermuara dari batasan baku mutu udara. Dengan
adanya tolok ukur baku mutu udara maka akan dapat
dilakukan penyusunan dan penetapan kegiatan pengendalian pencemaran
udara. Adapun sumber pencermaran udara dapat dikelompokkan:
1. Sumber bergerak, yaitu sumber tidak tetap pada suatu tempat yang
berasal dari kendaraan bermotor, maupun kendaraan mobil pribadi.
2. Sumber bergerak spesifik, yaitu sumber tidak tetap pada suatu
tempat yang berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut
dan kendaraan berat lainnya.
Bab II. Analisis DPSIR 227
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
3. Sumber tidak bergerak, yaitu sumber emisi yang tetap pada suatu
tempat.
4. Sumber tidak bergerak spesifik, yaitu sumber emisi yang tetap pada
suatu tempat yang berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran
sampah.
Kondisi (state) kualitas udara penting dipantau guna mengetahui
trend tingkat pencemaran udara secara up to date serta untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pengendalian pencemaran udara di
Kabupaten Kutai Kartanegara. Kualitas udara ambient di Kabupaten Kutai
Kartanegara dipantau dengan menggunakan metode Passive Sampler dan
Active Sampler.
suhu udara rata maksimum terjadi pada bulan April sampai dengan bulan
Mei 2019. Dari gambar suhu udara rata-rata bulanan di atas dapat
dilihat bahwa kecenderungan suhu udara di Kabupaten Kutai
Kartanegara rata-rata hampir sama. Suhu tiap bulannya tidak
mengalami fluktuasi yang besar. Pada bulan April dan Mei, nilai suhu rata-
ratanya adalah yang paling panas dibandingkan dengan bulan bulan
yang lain, yaitu 28.0 ºC, sedangkan bulan lainnya tercatat sebagai
bulan yang lebih dingin, dengan suhu rata-rata berkisar 27 ºC.
Namun demikian, suhu udara rata-rata di Kabupaten Kutai
Kartanegara selama lima tahunan tersebut, tidak terlihat adanya fluktuasi
suhu yang sangat signifikan dimana suhu udara rata-rata hanya berkisar
pada suhu 27 – 28 oC. Adapun suhu tertinggi selama lima tahun tersebut
terjadi pada tahun 2016 dengan suhu sekitar 28,2 oC.
Tabel 2.49. Kualitas Udara Ambient di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Waktu Sampling Titik Koordinat SO₂ CO NO₂ O₃ PM 2.5
No Nama Lokasi Sampling
(tgl/bln/thn) S E (ɥg/Nm³) (ɥg/Nm³) (ɥg/Nm³) (ɥg/Nm³) (ɥg/Nm³)
1 Transportasi (Jalan poros 23 September
00°35'16,4" 117°03'38,8" 0,04 <1140 4,99 18,0 --
Loa Duri) 2019
2 Industri (Pabrik Tahu 23 September
00°34'41,0" 117°05'07,8" 0,21 <1140 <0.05 19,8 -
Desa Loa Janan Ulu) 2019
3 Permukiman
24 September
(Permukiman Desa 00°36'52,11" 117°05'08,10" 0,21 <1140 <0.05 17,5 -
2019
Purwajaya)
4 Perkantoran (Kantor 23 s/d 24
00°36'09,4" 117°05'37,0" - - - - 7,15
Camat Loa Janan) September 2019
5 Transportasi (Jalan
Akhmad Muksin Depan
3 Desember 2019 00°25'09,90" 116°59'31,33" 0,74 <1140 0,16 72,8 -
Penyebrangan Pulau
Kumala)
6 Industri (Pasar
3 Desember 2019 00°23'06,60" 116°59'09,59" 0,73 1198 3,64 126 -
Mangkurwang)
7 Permukiman (Perumahan
Mangga 2 Jalan Ahmad 3 Desember 2019 20,98 - 0,21 - -
DAhlan)
8 Perkantoran (Kantor 3 s/d 4 Desember
00°24'15,46" 116°59'05,65" - - - - 14,2
DLHK Kukar 2019
sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi
dengan uap air yang ada di udara sehingga membentuk asam sulfat
(H2SO4). Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi dengan
benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan seperti korosi dan
proses kimia lainnya. Gas buang hasil pembakaran pada umumnya
mengandung SO2 lebih banyak dibandingkan dengan SO3. Pencemar
gas SO2 lebih dominan di udara dibandingkan gas SO3, akan tetapi
pertemuannya dengan udara yang mengandung oksigen akan
menghasilkan gas SO3. Adanya uap air di udara akan menghasilkan
reaksi gas SO3 menjadi asam sulfit (H2SO3) dan asam sulfat (H2SO4).
Apabila asam sulfit maupun asam sulfat jatuh bersama-sama dengan
air hujan akan mengakibatkan hujan asam. Sebagian besar
pencemaran SO2 diudara berasal dari pembakaran berbahan bakar
fosil terutama batubara, bahan bakar bensin dan solar untuk
keperluan transportasi. Pada wilayah studi ini pencemaran udara
terutama gas SO2 disebabkan oleh kegiatan transportasi masyarakat
dan operasional terminal khusus batubara. Konsentrasi sulfur dioksida
(SO2) terukur sebesar 0,03 - < 1 μg/Nm3 yang menunjukan masih
memenuhi baku mutu lingkungan yang berlaku menurut PP No. 41
Tahun 1999 sebesar 900 μg/Nm3 untuk waktu pengukuran 1 jam.
Nitrogen oksida (NO2), Nitrogen oksida yang sering disebut dengan
NOx mempunyai 2 macam bentuk dengan sifat yang berbeda, yaitu
gas NO2 dan gas NO. Gas Nitrogen dioksida (NO2) adalah gas
berwarna coklat kemerahan berbau tajam menyengat dan sangat
toksit dibandingkan dengan gas NO, sedangkan Gas NO adalah gas
yang tidak berwarna dan tidak berbau. Organ tubuh yang paling peka
terhadap gas NO2 adalah paru-paru. Secara umum, senyawa NO2
timbul di udara karena proses pembakaran suhu tinggi misalnya
pembakaran pada proses mesin-mesin industri, pembakaran
stationary (genset dll), dan pembakaran bahan bakar dari mesin
kendaraan untuk keperluan transportasi. Pada wilayah studi,
Bab II. Analisis DPSIR 235
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
diameter yang relatif besar atau 100 mikron, bila terhirup masih dapat
disaring oleh sistem pernafasan atas. Selain dampaknya yang lebih
signifikan terhadap kesehatan manusia, partikel berdiameter lebih
besar secara gravitasi akan lebih mudah terendapkan, sehingga
memiliki waktu tinggal yang singkat di atmosfer serta dapat
mengalami transpor jarak dekat karena terbawa oleh angin. Dengan
karakteristik tersebut, partikel dapat menimbulkan dampak di lokasi
yang jauh dari sumbernya. Partikel besar ini dihasilkan oleh proses
pembakaran bahan bakar, konversi gas-gas yang mengalami reaksi
fotokimia di atmosfer menjadi partikel sekunder, partikel-partikel yang
tergerus oleh proses fisik seperti gilasan roda kendaraan, dan proses
peledakan. Konsentrasi debu, terukur antara 9,00 – 86,79 μg/Nm3.
2.3.4. Impact
Dampak perkembangan pembangunan di Kabupaten Kutai
Kartanegara terhadap kualitas udara, antara lain:
1. Menurunkan kualitas udara ambient dan kebisingan
a. Peningakatn kebisingan > 55 dB di sekitar permukiman (perdesaan
dan perkotaan) dan > 85 dB di lokasi tambang dan areal indusri
lainnya terutama ketika Ibu Kota Negara sudah berkembang
dengan berbagai macam industri.
b. Emisi gas buang meningkat di atas baku mutu
Menurut Dewerkgroup Wegverkeer (1970) dalam Rau J.G dan D.c.
Wooten (1980) bahwa penggunaan bahan bakar solar sebanyak 1
ton (1000 liter = 0,79 ton) akan menghasilkan emisi gas sebanyak :
SO2 = + 19,0 kg/ton = + 19,0 x 106 mg/ton
NO2 = + 11,0 kg/ton = + 11,0 x 106 mg/ton
CO = + 34,5 kg/ton = + 34,5 x 106 mg/ton
Jika diasumsikan bahan bakar solar yang digunakan 1.500 liter/hari
atau 1,5 ton/hari, maka emisi gas buang yang akan dihasilkan
sebanyak :
2.3.5. Respons
Untuk menanggulangi masalah kualitas udara, Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara membuat strategi dengan menaikkan angka
Bab II. Analisis DPSIR 240
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
pada malam hari. Namun pada beberapa tahun terakhir ini mulai
dirasakan terjadinya perubahan dimana musim hujan sudah mulai
berkurang dan tergantikan musim kemarau yang berkepanjangan. Jika
terjadi hujan, sangat berpotensi menimbulkan terjadinya banjir. Dampak
perubahan iklim tersebut sudah terasa sebagai akibat dari terjadinya
perubahan iklim global. Pada beberapa wilayah di Kabupaten Kutai
Kartanegara rentan terhadap banjir jika terjadi hujan deras dengan waktu
yang agak lama. Sebaliknya ketika tidak terjadi hujan atau memasuki
musim kemarau yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama sangat
potensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan cukup besar. Terjadinya
perubahann iklim global ini disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan
secara menyeluruh, meliputi perubahan iklim, perubahan kondisi atmosfer
di udara, perubahan kondisi lahan dan sistem ekologi yang
mempengaruhi kehidupan dan pemenuhan kebutuhan di bumi. Sesuai
dengan Holocoenotic Concept, adanya perubahan lingkungan di suatu
ekosistem akan mempengaruhi keadaan lingkungan yang lain. Salah satu
isu global change yang saat ini sedang terjadi dan berdampak cukup
besar bagi dunia adalah pemanasan global (Intani Quarta Lailaty, 2019).
Pemanasan global yaitu fenomena peningkatan temperatur global
secara gradualyang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca
(GRK). Cahaya mataharidipancarkan ke bumi dalam bentuk radiasi
gelombang pendek. Di permukaan bumi,cahaya diserap dan dipantulkan
dalam wujud radiasi infra merah gelombang panjang. Cahaya yang
dipantulkan kembali, sebagian panasnya terperangkap di atmosfer.
Menumpuknya jumlah GRK di lapisan atmosfer mengakibatkan panas akan
tersimpandi permukaan bumi yang menyebabkan suhu rata-rata tahunan
bumi meningkat (UNFCCC, 2006).
2.4.2. Pressure
Tekanan terjadinya bencana alam di Kabupaten Kutai Kartanegara
dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:
1. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara sangat besar.
Hal ini terlihat dari banyaknya izin pertambangan batubara dan
perkebunan kelapa sawit yang diterbitkan oleh pemerintah. Untuk izin
pertambangan batubara, sampai dengan tahun 2019 jumlah izin
pertambangan batubara yang telah diterbitkan oleh pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara dalam bentuk IUP dan Pemerintah Pusat
dalam bentuk PKP2B mencapai 773 izin dengan luas areal mencapai
1.170.006 Ha. Sedangkan izin perkebunan yang telah dterbitkan mencapai
dengan luasan 231.958,30 Ha masing-masing 27.584,35 Ha perkebunan
rakyat dan 231.958,30 Ha perkebunan besar swasta (Dinas Perkebunan
Kukar, 2020) seperti terlihat pada Lampiran Tabel 13.
Kedua izin tersebut, dalam operasionalnya setiap perusahaan pasti
akan membukan lahan agar usahanya dapat berjalan dengan baik.
Sasaran utama dalam pembukaan lahan tersebut adalah pembersihan
vegetasi yang berakibat pada perubahan tutupan lahan dimana lahan
sebelumnya tertutup oleh vegetasi menjadi lahan terbuka. Ketika terjadi
hujan, maka pada lahan terbuka memiliki kemampuan yang minim dalam
menghalangi laju aliran permukaan. Akibatnya aliran permukaan semakin
cepat ke daerah paling rendah dan berpotensi menimbulkan banjir. Disisi
lain, curah hujan yang jatuh pada lahan-lahan yang miring dapat
menimbulak bencana longsor. Hal ini yang banyak terjadi dibeberapa
wilayah di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pada kasus rencana pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) yang
salah satu wilayahnya masuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
memiliki peluang terhadap pembukaan lahan untuk pengembangan ibu
kota. Berdasarkan data Bappena (2019), luas areal rencana
pengembangan ibu kota sekitar 180.000 Ha yang umumnya berada di
kawasan hutan. Dengan pengembangan ibu kota negara ini tentunya akan
berdampak pada pembukaan lahan sehingga tutupan lahan di areal
tersebut menjadi berkuran dan tergantikan menjadi lahan terbangun.
Bab II. Analisis DPSIR 244
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Dampak yang dapat terjadi dari perubahan lahan hutan tersebut menjadi
lahan terbangun adalah kemampuan reapan lahan terhadap air ketika
terjadi hujan. Akibatnya air hujan akan mengalir dengan laju pada areal
yang lebih rendah dan berpotensi menimbulkan banjir.
2. Pengurugan Lahan
Seperti diketahui bahwa wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
secara topografi adalah bergelombang. Sebagian wilayahnya merupakan
areal perbukitan dan sebagian wilayahnya merupakan areal dataran
rendah dominasi rawa. Untuk memanfaatkan areal dataran rendah dengan
dominasi kawasan rawa tersebut untuk pembangunan perumahan dan
prasarana lainnya, maka dilakukan pengurugan. Hal ini tidak saja terjadi
pada kawasan permukiman eksisting saat ini, tetapi ini juga dapat terjadi
di wilayah rencana pengembangan ibu kota negara baru. Akibatnya
daerah tangkapan air (DTA) akan semakin berkurang. Ketika terjadi hujan
lebat, akan mengakibatkan terjadinya banjir.
3. Kekeringan
Seperti diuraikan di atas bahwa potensi terjadinya kekeringan di
Kabupaten Kutai Kartanegara pada beberapa tahun terakhir ini akibat
perubahan iklim global semakn besar. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Kutai Kartanegara di dominasi oleh kawasan hutan. Berdasarkan data
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
tahun 2019 (DRD Kab. Kutai Kartanegara, 2020), luas kawasan hutan
(KBK) di Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 1.783.420 Ha. Dengan
luas kawasan hutan yang besar tersebut, memiliki peluang terjadinya
kebakaran hutan jika memasuki musim kemarau. Namun demikian,
berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Kutai Kartanegara (2020) menunjukkan bahwa selama tahun
2019, tidak ada kejadian bencana kekeringan di Kabupaten Kutai
Kartanegara (Lampiran Tabel 45).
2.4.3. State.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional (2020) mendefenisikan
bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
Tabel 2.51. Daftar Rekapitulasi Data Bencana Tahun 2017 di Kabupaten Kutai Kartanegara
Terdampak Korban Korban Hutan /
Banyaknya
No. Jenis Bencana/Kejadian Lahan /
kejadian Kendaraan Bangunan KK Jiwa Selamat Meninggal Kebun (Ha)
1 Kebakaran Pemukiman 25 2 269 90 308 308 0
2 Kebakaran Hutan / Lahan 2 0 0 0 0 0 0 42
3 Tanah Longsor 4 0 33 32 96 96 0 0
4 Banjir 15 0 12.453 21.026 66.599 66.599 0 0
5 Angin Puting Beliung 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Konflik Sosial 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kecelakaan Trans. Udara 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kecelakaan Trans. Air 2 2 0 0 5 4 1 0
9 Wabah Penyakit 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Gempa Bumi / Tsunami 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Pohon Tumbang 1 0 0 0 0 0 0 0
12 Orang Hilang / Tenggelam 12 0 0 0 12 0 12 0
13 Lain - Lain 2 2 0 0 0 0 0 0
Jumlah 63 6 12.755 21.148 67.020 67.007 13 42
Sumber : BPBD Kukar, 2020
254
Tabel 2.52. Daftar Rekapitulasi Data Bencana Tahun 2018 di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tabel 2.53. Daftar Rekapitulasi Data Bencana Tahun 2019 di Kabupaten Kutai Kartanegara
2.4.4. Impact
Dampak pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap
resiko bencana, antara lain:
2.4.5. Respons
Untuk menanggulangi masalah resiko bencana di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan upaya-
upaya pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut:
1. Pencegahan
a. Menyusun regulasi berupa peraturan seperti peraturan tentang
sistem pengendalian kebakaran hutan baik dalam bentuk Perda,
Perbup atau peraturan Kepala BNPB Kabupaten Kutai Kartanegara.
b. Penguatan kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Kutai Kartanegara
c. Pembentukan Tim BRIGDALKARHUTLA (Brigade Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan) di tingkat Kabupaten Kutai
Kartanegara.
2. Pengendalian
a. Pendanaan dari APBD dengan dukungan APBN, partisipasi
masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan pengendalian
bencana
b. Menyusun rencana aksi daerah dalam rangka penanggulanan
bencana daerah.
c. Pengembangan kapasitas meliputi aparatur pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha dalam pengendalian bencana alam.
d. Pembinaan kepada Masyarakat Peduli Api (MPA) dan masyarakat
sekitar hutan melalui penyuluhan/bimbingan untuk aktif
berpartisipasi dalam upaya melakukan pencegahan kebakaran
hutan dan lahan.
2.5. Perkotaan
Perkotaan (urban) didefenisikan sebagai wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (Wikipedia
Indonesia, 2020). Di dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, pasal 355 ayat (1), Perkotaan didefenisikan
2.5.1. Driver
Faktor pendorong/pemicu munculnya masalah lingkungan
khususnya lingkungan perkotaan adalah pertumbuhan pendudukan baik
karena populasinya maupun karena tingkat kepadatannya yang terus
meningkat.
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 Kecamatan
dengan Luas wilayah 27.263,10 km² dengan jumlah penduduk pada
tahun 2019 mencapai 786.123 jiwa dan pertumbuhan penduduk 2,18
persen. Kepadatan penduduk terbesar saat ini berada di Kecamatan
Tenggarong dengan jumlah penduduk 128.051 jiwa dan luas wilayah
398.1 km². Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berada di
kecamatan lainnya, maka kecamatan Tenggarong memiliki tingkat
populasi dan kepadatan penduduk terbesar. Hal ini disebabkan karena
kecamatan Tenggarong merupakan pusat wilayah perkotaan di Kabupaten
Kutai Kartanegara (Ibu Kota Kabupaten). Kondisi ini tentunya memicu
3. Pressure
Tekanan terhadap tingginya pertumbuhan dan tingkat kepadatan
penduduk di perkotaan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat disebabkan
oleh berbagai hal, antara lain:
2. Kondisi wilayah
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya funsgi hubungan
antar wilayah seperti wilayah perkotaan dengan wilayah perdesaan adalah
topografi wilayah, sebab dengan topografi yang bervariasi dapat menjadi
penghalan bagi kelancaran untuk mengadakan interaksi di suatu wilayah
(perdesaan dengan perkotaan). Selain itu, keadaan hidrologi seperti
sungai, dana, rawa dan laut juga sangat berpengaruh terhadap hubungan
antara wilayah perdesaan dengan wilayah perkotaan. Dengan hambatan-
2.5.3. State.
Permasalahan lingkungan perkotaan yang dominan saat ini di
Kabupaten Kutai Kartanegara akibat pertumbuhan populasi dan kepadatan
1. Timbulan Sampah
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 Kecamatan
dengan Luas wilayah 27.263,10 km² dengan jumlah penduduk 786.123
jiwa dan Pertumbuhan penduduk 2,18 % pada tahun 2019 atau
menurun dari tahun 2018 yang mencapai 2,29 %. Kepadatan penduduk
terbesar saat ini berada di Kecamatan Tenggarong dengan jumlah
penduduk 128.052 jiwa dan luas wilayah 398.1 km². Kondisi ini
salah satunya dipicu dari banyaknya perpindahan penduduk di
wilayah tersebut. Tingginya angka urban yang datang ke pusat kota
justru menambah persoalan di daerah perkotaan, hal ini dapat dilihat dari
angka makin meningkatnya jumlah sampah rumah tangga yang di
hasilkan.
Persoalan yang acap kali jadi permasalah utama daerah perkotaan
yaitu masalah kondisi dan penaganan sampah yang tidak bisa dipisahkan
dari proses dan aktivitas masyarakat, dan kehadirannya sulit untuk
dihindarkan. Selain itu, penggunaan produk oleh masyarakat akan
menghasilkan residu. Pada banyak kasus, jenis-jenis bahan ini tidak
bisa dipakai kembali dengan cara-cara lain dan mungkin juga tidak
bisa untuk sampah dari pasar, sampah perkantoran, sampah rumah
sakit, sampah sekolah, sampah industri, sampah konstruksi
bangunan gedung, sampah peternakan dan sampah perikanan. Besarnya
produksi sampah di Kabupaten Kutai Kartanegara berbanding lurus
dengan jumlah penduduk di masing-masing kecamatan. Berdasarkan
data dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Kutai Kartanegara tahun 2019 (Lampiran tabel 50), produksi sampah di
Kabupaten Kutai Kartanegara diperkiraan mencapai 368.468,41 kg/hari
sampai 432.356,65 kg/hari atau rata-rata sekitar 400.912,53 kg/hari.
Produksi sampah terbanyak berasal dari Kecamatan Tenggarong
Tabel 2.56. Jumlah, Lokasi dan Luas TPA yang ada dan Proses
Pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara
2. Sanitasi Lingkungan
Menurut Tresna Sastrawijaya (2000), bahwa kualitas lingkungan
yang baik merupakan hak asasi manusia, dalam arti kualitas hidup dapat
diukur dari derajat dipenuhinya kebutuhan dasar manusia, dan makin
baik kebutuhan dasar itu dapat dipenuhi oleh lingkungan hidup, makin
tinggi pula kualitas lingkungan itu. Kondisi tersebut merupakan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b.
b. Pemilahan Sampah
Untuk penyediaan tempat pemilahan sampah, beberapa
perusahaan pertambangan batubara seperti PT. ABN dan PT. Delta
Coal melalui dana CSR menyediakan sarana pembuangan sampah
sementara untuk tiga jenis sampah, disamping yang telah
disediakan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara.
tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa
didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan
industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang
lain.
3. Limbah
Selain permasalah sampah, masalah limbah juga menjadi perhatian
utama di daerah perkotaan, Menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Kutai Kartanegara No. 21 Tahun 2016 Tentang Penyimpanan
sementara dan Pengumpulan Limbah bahan Berbahaya Beracun. Limbah
Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain. Salah satu upaya pengelolaan
limbah B3 yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Kutai Kartanegara mulai tahun 2016 hingga saat ini adalah
dengan melakukan pengawasan, memonitor, sekaligus mendata
timbulan limbah B3 yang dihasilkan oleh kegiatan industry, medis,
perhotelan, usaha perbengkelan dan pertambangan di wilayah Kabupaten
Kutai Kartanegara. Untuk perusahaan yang berpotensi menghasilkan
limbah B3, harus mengajukan izin tempat penyimpanan sementara
limbah B3 dan melaporkan neraca limbah serta manifest yang dihasilkan
kepada Dinas Lingkungan Hidup. Pada tahun 2018, sebanyak 80
perusahaan mendapatkan izin mengolah limbah B3. 80 perusahaan
tersebut bergerak pada berbagai macam jenis kegiatan, diantaranya
perusahaan pertambangan dan perkebunan, sedangkan untuk limbah
yang berasal dari industri, perbengkelan, medis maupun perhotelan belum
dapat diata secara menyeluruh untuk tingkat pendataan serta
pengelolaannya.
Adapun limbah B3 yang tergolong logam berat seperti Al, Cr, Cd,
Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti oli bekas, pestisida,
sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan
limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-
Tabel 2.58. Kebutuhan Minyak Pelumas (Oli) PT. Indo Bara Pratama
yang Beroperasi di kabupaten Kutai Kartanegara
2.5.4. Impact
Dampak lingkungan hidup oleh kegiatan pembangunan di
Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap perkotaan, antara lain:
1. Penduduk perkotaan semakin padat dengan berbagai macam
permasalahannya (permasalahan lingkungan, ekonomi dan sosial
budaya, pendidikan, dan kesehatan)
2. Kualitas lingkungan hidup perkotaan semakin menurun akibat
munculnya timbulan sampah, limbah, dan perumahan kumuh, serta
pencemaran air dan udara.
3. Menurunnya estetika dan kebersihan perkotaan.
4. Ancaman istrusi Air laut
5. Defirit air di wilayah perkotaan
6. Konversi lahan semakin tinggi yang berdampat pada RTH dan Daerah
Tangkapan Air (DTA) semakin kecil.
2.5.5. Respons
Upaya-upaya yang perlu dilakukan pihak berwenang dalam
penanganan masalah lingkungan perkotaan terkait dampak isu prioritas
lingkungan hidup Kabupaten Kutai Kartanegara, antara lain:
1. Pencegahan
a. Penyusunan program kebersihan kota dan pemberdayaan
masyarakat melalui perangkat daerah terkait
b. Peningkatan kualitas SDM (edukasi dan budaya) masyarakat dalam
pengelolaan sampah/limbah
c. Penetapan dan peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
d. Disain Kota baru di IKN berbasis Forest city yang ramah
lingkungan
e. Penyusunan perangkat hukum daerah (Perda, Perbup,dan
Keputusan) terkait penanganan sampah dan limbah, kebersihan,
dan keindahan kota.
f. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana pengolahan
sampah dan pengelolaan limbah
g. Penambahan areal TPA dan pembuatan sanitary landfiil
2. Pengendalian
a. Melakukan pengawasan dan pengendalian timbulan sampah dan
limbah perkotaan
b. Melakukan penegakan hukum untuk kebersihan perkotaan
terutama dalam penanganan sampah dan limbah
c. Penetapan daya tampung dan daya dukung lingkungan perkotaan
untuk wilayah TPA
d. Pemantauan dan penetapan tata ruang dan kawasan lindung
perkotaan
2.6.2. Pressure
Tenakan (Pressure) terhadap lingkungan akan menjadi tinggi di
saat para investor mendapatkan perizinan untuk melakukan investasi
dalam pengelolaan sumberdaya alam di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kenyataan menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, begitu
banyak perizinan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam
pengelolaan sumber daya alam yang ada khususnya disektor
pertambangan batubara dan perkembunan kelapa sawit. Pemberian
perizinan kepada suatu badan usaha ataupun perorangan, akan menjadi
bahan legalitas untuk mengelola sumber daya alam yang ada. Dengan
demikian, dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut, perlu dilandasi
dengan tata kelola lingkungan yang baik dengan terlebih dahulu
membangun fasilitas kendali lingkungan sebelum memulai usaha dan/atau
kegiatannya dengan mengedepankan pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dalam menjalankan usaha dan/atau kegiatan
tersebut.
Resiko terhadap peningkatan tekana terhadap kerusakan
lingkungan yang cukup besar dapat terjadi pada usaha dan /atau kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok masyarakat tanpa izin
khususnya di sektor pertambangan batubara dengan melakukan
penambangan secara liar. Para penambang-penambang secara liat tanpa
izin ini pada umumnya juga tidak melakukan tata kelola lingkungan yang
baik akibat minimnya sarana dan prasarana tata kelola lingkungan yang
dimiliki.
Jumlah pertumbuhan badan usaha yang cukup tinggi ditambah lagi
dengan usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan secara ilegal (tanpa izin)
yang tidak seimbang dengan jumlah penambahan petugas dalam hal
pengawasan lingkungan hidup sehingga tidak menutup kemungkinan akan
terjadi penyimpangan-penyimpangan komitmen para pelaku usaha
dan/atau kegiatan dalam menjalankan usaha dan/atau kegiatannya. Hal
ini merupakan tekanan tersendiri dalam mewujudkan tata kelola
2.6.3. State
Untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan diarahkan pada
model pembangunan ekonomi berkelanjutan sebagai arah pembangunan
untuk menjaga keseimbangan antara pilar sosial, ekonomi dan lingkungan,
serta mewujudkan kondisi masyarakat yang lebih baik dan berkeadilan
sosial dengan mengurangi resiko kerusakan lingkungan akibat aktivitas
kegiatan usaha, disamping itu pembangunan diharapkan juga dapat
menyelesaikan permasalahan yang mengancam dimasa yang akan datang.
Dengan mempertimbangkan potensi, permasalahan, tantangan dan peluang
Kabupaten Kutai Kartanegara, hingga tahun 2014 jumlah badan usaha yang
bergerak pada sektor pertambangan mencapai 771 IUP pertambangan
batubara, dimana sampai dengan tahun 2019, terdapat sekitar 280 IUP
yang termasuk kategori IUP Clear and Clean (C&C) dengan luasan mencapai
762.245 Ha. Sedangkan untuk usaha di sektor perkebunan, khususnya
perkebunan kelapa sawit, terdapat sekitar 57 izin skala besar, 9 izin skala
menengah dan 10 izin skala kecil, serta sekitar 12.442 usaha yang
dikembangkan oleh masyarakat dalam bentuk perkebunan rakyat dengan
total luas areal mencapai 853.810 Ha. Adapun jumlah perizinan
pertambangan batubara dan perkebunan kepala sawit serta luas dan skala
usaha yang beroperasi di kabupaten Kutai kartanegara dapat dilihat pada
tabel berikut dan Lampiran Tabel 14.
Tahap
Pembangunan dan
57 Besar
661.802 Operasional (IUP-B,
IUP-P, dan IUP)
Tahap
9 Menengah
Perkebunan 61.218 Pembangunan
2.
Sawit Belum ada progress
10 Kecil pembangunan
71.597
Kebun Kelapa Sawit
Tersebar di 18
12.442 Rakyat Kecamatan
59.193
(Petani/Pekebun)
Tabel 2.60 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dengan
Migas di Kabupaten Kutai Kartanegara
Dua Tahun Satu Tahun
No Uraian Sebelumnya Sebelumnya
(2017) (2018)
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 19.230,81 20.879,81
2. Pertambangan dan Penggalian 97.861,34 105.547,07
3. Industri Pengolahan 6.116,66 6.609,08
4. Pengadaan Listrik dan Gas 66,25 76,84
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5. 47,34 50,08
Limbah dan Daur Ulang
6. Konstruksi 11.268,75 12.621,26
Perdagangan Besar dan Eceran,
7. 5.252,41 5.846,26
Reparasi Mobil, dan Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 1.446,93 1.597,99
Penyediaan Akomodasi dan
9. 407,16 470,83
Makan/Minum
10. Informasi dan Komunikasi 957,84 1.060,57
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 442,66 496,75
12. Real Estate 700,61 745,91
13. Jasa Perusahaan 45,49 50,57
Administrasi Pemerintahan,
14. 2.460,86 2.539,68
Pertanahan dan Jaminan Sosial
15. Jasa Pendidikan 1.671,22 1.885,66
2.6.4. Impact
Dampak yang timbul dalam kegiatan pengembangan usaha
dan/atau kegiatan yang ada baik berupa badan uasah maupun
perorangan perlu dilakungan pembinaan dan pengawasan secara kontinyu
dan berkala agar tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.
Rendahnya pembinaan dan pengawasan berdampak kepada menurunnya
kondisi dan kualitas lingkungan. Beberapa dampak (Impact) dalam
pengembangan usaha dan/atau kegiatan ketidataatan dalam tata kelola
lingkungan hidup antara lain :
1. Terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup, antara lain :
a. Kekeruhan pada air sungai, danau dan waduk, areal pertanian dan
perikanan masyarakat dan permukiman masyarakat
b. Terjadinya banjir dan longsor
c. Terjadinya pencemaran air
d. Terjadinya peningkatan debu dan kebisingan
e. Penurunan kualitas udara ambient
f. Rusaknya jalan umum dan jalan usahatani
g. Munculnya lubang tambang yang tidak terkelola dengan baik yang
dapat berakibat terjadinya korban jiwa dan harta benda.
2. Terjadinya perubahan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
a. Terjadinya konflik antara masyarakat dengan masyarakat serta
antara masyarakat dengan pelaku usaha dan/atau kegiatan
b. Terjadinya perubahan perilaku masyarakat yang cenderng ke sifat
apatis, tidak perduli dan kehilangan sifat kegotong-royongan.
c. Hilangnya mata pencaharian masyarakat
2.6.5. Respons
1. Pencegahan
a. Penguatan lembaga perizinan di Kabupaten Kutai Kartanegara
yang berpusat pada satu pintu penerbitan iznin dengan
Kelestarian Habitat
dan KEHATI
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
BAB III
ISU PRIORITAS
LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
b. Proses Metaplan
Pada proses Metaplan ini, seluruh peserta yang hadir diminta untuk
menuliskan minimal 3 (tiga) isu lingkungan hidup beserta inovasi yang
telah dilakukan Kepala Daerah/Perangkat Daerah di kartu metaplan
Terdapat lima kriteria yang sesuai dalam penialian isu prioritas yaitu
aktual, urgen, signifikan, konsisten, dan Sensitif .
Apa alternatif-alternatif solusinya ?
Alternatif solusi adalah diperoleh isu prioritas
2. Penyusunan Hierarkhi
Dalam analisis AHP, urutan setiap elemen disusun secara terstruktur
dalam bentuk hierarkhir seperti pada Gambar 3.4.
Keterangan :
Isu Utama 1 = Pengelolaan pertambangan batubara
Isu Utama 2 = Kawasan tiga danau (Melintang, Semayang dan
Jempang)
Isu Utama 3 = Degradasi Delta Mahakam
Isu Utama 4 = Timbulan Sampah
Isu Utama 5 = Perubahan Iklim
Isu Utama 6 = Pencemaran Sungai Mahakam
Isu Utama 7 = Defisit air di wilayah rencana Ibukota Negara (IKN)
Isu Utama 8 = Okupasi lahan di wilayah rencana IKN
Isu Utama 9 = Penanganan sampah belum berbasis 3R
Isu Utama 10 = Pemanfaatan Jasa Lingkungan terhadap perubahan
iklim
Isu Utama 11 = Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)
Isu Utama 12 = Daya dukung habitat dan keanekaragaman hayati
Isu Utama 13 = Bencana longsor
Alt IP1 IP2 IP3 IP4 IP5 IP6 IP7 IP8 IP9 IP10 IP11 IP12 IP13
IP1 1/1
IP2 1/1
IP3 1/1
IP4 1/1
IP5 1/1
IP6 1/1
IP7 1/1
IP8 1/1
IP9 1/1
IP10 1/1
IP11 1/1
IP12 1/1
IP13 1/1
5. Penentuan Bobot.
Penentuan bobot dilakukan berdasarkan hasil penilaian pakar dengan
langkah-langah sebagai berikut:
a. Setiap elemen (kriteria dan alternatif) dalam hierarkhi memiliki bobot
relatif. Bobot relatif tersebut menyatakan prioritas atau tingkat
kepentingan relatif
b. Bobot relatif diperoleh dari matriks perbandingan berpasangan.
Caranya :adalah menentukan nilai eigen vector. Cara penentuan
bobot melalui nilai eigen adalah pemangkatan matrik perbandingan
berpasangan.
c. Menghitung jumlah nilai setiap baris.
d. Hasil penjumlahan, kemudian dinormalisasikan dengan cara
membagi dengan total nilainya
e. Selanjutnya dilakukan secara iterasi sampai diperoleh selisih antara
dua iterasi yang kecil (tidak berubah sampai 4 desimal). Nilai
tersebut merupakan nilai urutan isu prioritas.
Untuk mempermudah penetapan di isu prioritas dengan metode
AHP di atas, digunakan software Criterium Decision Plus (CDP) versi 3,0.
Adapun urutan isu prioritas berdasarkan hasil analisis penetapan isu
prioritas pengelolaan lingkungan hidup dengan metode AHP adalah seperti
di bawah ini.
Gamabr 3.5. Cover Software AHP dengan Criterium Decision Plus (CDP)
Version 3,0
pertambangan dioperasikan pada tingkat resiko yang tinggi baik dari segi
aspek fisik, perdagangan, sosial ekonomi maupun aspek politik.
Kawasan Pertambangan batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara
di bagi menjadi 3 (tiga) kawasan, yaitu:
1. Kawasan Hilir yang meliputi Kecamatan Sanga-Sanga, Samboja, Muara
Jawa, Anggana, Muara Badak dan Marang Kayu.
2. Kawasan Tengah yang meliputi Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan,
Tenggarong dan Tenggarong Seberang.
3. Kawasan Hulu yang meliputi Kecamatan Kota Bangun, Kenohan,
Muara Wis, Muara Kaman, Muara Muntai, Sebulu, Tabang dan
Kembang Janggut.
Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan salah satu daerah kaya
akan bahan galian mineral seperti minyak bumi, gas dan batubara, hal ini
mendorong investor untuk berinvestasi di sektor partambangan khususnya
pertambangan batubara didaerah ini. Kegiatan pertambangan batubara
tersebar di wilayah Kabupaten Kutai Kartanacara, tercatat Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Batubara yang diterbitkan sampai dengan tahun 2014
yaitu IUP ekplorasi dan IUP Operasi Produksi sebanyak 770 perusahaan
dengan luas 1.170.006 Ha. Namun sampai dengan tahun 2019, IUP yang
masuk kategori Clean and Clean (C&C) hanya sebanyak 280 Iup dengan
luas areal sekitar 762.245 Ha. Pertambangan batubara secara masif di
Kabupaten Kutai Kartanegara berdampak lingkungan dan sosial secara
signifikan seperti: peningkatan partikel debu, penurunan kualitas udara, air
dan tanah, terganggunya flora fauna dan biota perairan, dan terganggunya
kesehatan masyarakat.
Dalam kegiatan pertambangan ada karakteristik lahan yang khas
dibandingkan dengan karakteristik kegiatan lainnya, terutama menyangkut
sifat, jenis dan lokasinya. Kegiatan pertambangan melibatkan eksploitasi
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan sering ditemukan pada
lokasi- lokasi yang terpencil. Selain itu pembangunan membutuhkan
investasi yang besar terutama untuk membangun fasilitas infrastruktur.
Sistem pertanian yang digunakan adalah sawah tadah hujan dan sawah
teknis. Kondisi saat ini pertanian di wilayah Tenggarong Seberang
mulai teracam dengan munculnya pengusaha-pengusaha yang
menggarap sumber daya alam seperti batu bara. Selain
menggunakan lahan usaha yang ada, pengusaha batu bara ini
menghasilkan limbah yang seringkali mengganggu dan merusak
persawahan masyarakat yang ada.
Berdasarkan beragamnya karakteristik dan kondisi lahan pasca
pertambangan batubara maka beragam pula cara pengendalian dan
pengelolaan nya dalam upaya peningkatan pemanfaatan dan
menegembalikan fungsi lahan yang dapat berguna dan bermanfaat
kembali dalam kehidupan masyarakat setempat sesuai dengan pola
kebiasaan dan tradisi serta sesuai kondisi alamnya.
Kalimantan Timur adalah daerah yang dipilih sebagai ibu kota yang
baru. Beberapa alasan mengapa Kalimantan Timur dipilih menjadi ibu
kota baru (Jeniati, 2019) :
1. Kalimantan Timur letaknya strategis karena berada ditengah-tengah
Indonesia.
depan muara sungai yang dikenal sebagai “delta sungai” atau Delta
Mahakam.
Curah hujan yang jatuh, selanjutnya tertampung pada badan-badan
sungai, danau, dan rawa-rawa yang ada di sekitarnya. Alur-alur/anak-anak
sungai yang berada di kawasan IKN adalah cabang-cabang sungai
Mahakam, berupa kanal-kanal sedalam 0,24 – 20 meter, yang terbentuk
secara radial dan menjari, dengan lebar antara 0,50 - 150 meter dan
panjang antara 5 – 72 meter. Adanya perbedaan deras lemahnya arus
sungai Mahakam dan deras-lemahnya, besar-kecilnya, serta tinggi
rendahnya air laut pada saat terjadi pasang naik akan sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan air di wilayah IKN. Potensi curah hujan tertinggi di
wilayah IKN khususnya di Kecamatan Samboja tahun 2019 sebesar 393
mm pada bulan Juni dan terendah pada bulan September yaitu 0 mm atau
tidak ada kejadian hujan di bulan tersebut. Sedangkan rata-rata curah
hujan selama tahun 2019 adalah sekitar 141 mm. Adapun potensi curah
hujan tersebut seperti dalam tabel berikut.
Selain itu bergerak pula arus dari arah tenggara (Laut Jawa) dengan
kecepatan 9 mil/jam pada bulan Juli dan melemah pada bulan Agustus
dengan kecepatan rata-rata 5 mil/jam. Pada bulan September juga
bergerak arus dari Laut Flores menuju Selat Makassar dengan kecepatan 4
mil/jam ke arah barat laut. Pada saat angin muson Barat Laut bertiup,
arus utama Selat Makassar tetap berberak ke arah selatan menuju Laut
Flores dengan kecepatan rata-rata 6 mil/jam dan mencapai puncaknya
pada bulan Maret dengan kecepatan 14 mil/jam. Selain arus utama yang
bergerak ke selatan, terdapat pula arus lain yang berasal dari Delta
Mahakam bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan 9 mil/jam pada
bulan Desember. Arus ke arah timur laut ini juga terjadi pada bulan
Februari dengan kecepatan yang lebih rendah yaitu 7 mil/jam (Bappeda
Kutai Kartanegera dan Fak. Geologi UGM, 2007).
Arus laut selain membawa dampak negatif pada bibir pantai yang
kehilangan vegetasinya, juga memegang peranan penting dalam
penyebaran nutrisi yang diperlukan oleh biota perairan. Unsur hara yang
dihasilkan oleh mikroorganisme pengurai di sekitar hutan mangrove akan
mengendap di dasar perairan. Oleh pengaruh arus laut, maka unsur hara
tersebut dapat menyebar di perairan dan selanjutnya dimanfaatan oleh
mikroorganisme yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, terlihat bahwa
arus laut bukan merupakan suatu keharusan untuk dihindari tetapi
dampaknya terhadap pengikisan garis pantai dapat dihindari oleh adanya
hutan mangrove di sekitar pantai, sekaligus merupakan habitat yang baik
bagi perkembangan biota perairan.
1. Kawasan Hutan
Ekosistem Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara atau biasa juga
disebut habitat bagi berbagai makhluk hidup di dalamnya hampir
seluruhnya didominasi kawasan hutan. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No. 718/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, luas kawasan hutan
yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai sekitar 1.647.253 Ha,
yang terdiri atas hutan produksi tetap seluas 752.496 Ha, Hutan Oroduksi
Terbatas (HPT) seluas 538.775 Ha, Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
(HPK) seluas 23.241 Ha, dan Hutan Lindung (HL) seluas 201.601 Ha, serta
Kawasan Suaka Alam (KSA) seluas 131.140 Ha. Ini menunjukkan bahwa
dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sekitar 2.726.310 Ha,
sekitar 59,65 % merupakan kawasan hutan. Di dalam kawasan hutan
tersebut, memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah baik yang
terbarukan maupun tidak terbarukan dan menjadi ekosistem yang baik
bagi berbagai jenis keanekaragaman hayati di dalamnnya. Didalam Hutan
Kutai Kartanegara dutemukan Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus),
Bekantan (Nasalis larvatus), dan beberapa spesies burung Rangkong serta
berbagai jenis flora yang merupakan spesies dilindungi yang hidup di
dalam hutan. Namun dengan punahnya beberapa spesies dilindungi,
semakin menegaskan betapa pentingnya ekosistem hutan ini sebagai
habitat untuk berbagai jenis keanekaragaman hayati untuk dijaga dan
dikelola secara bijak. Selain itu, Disebagian kawasan hutan ini
Bab III. Isu Prioritas 343
Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
2. Kondisi Tanah
Tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan habitat bagi
pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis organisme baik tumbuhan
maupun hewan terhasuk hutan yang tumbuh di atasnya. Tanah di
Kabupaten Kutai Kartanegara diperkirakan berasal dari hasil pelapukan
batuan masam dan batuan endapan (sedimen) seperti batu pasir dan batu
sabak. Batuan endapan ini kebanyakan formasi sedimen relatif muda dan
mencakup batubara dan batuan yang mengandung minyak bumi.
Kondisi tanah merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
penyebaran vegetasi dan pola bercocok tanam. Sebagian besar tanah di
Kabupaten Kutai Kartanegara berkembang pada dataran bergelombang
dan pegunungan dari batuan sedimen dan batuan beku. Kondisi tanah di
Kabupaten Kutai Kartanegara pada umumnya tidak subur untuk
kegiatan usaha pertanian.
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara menurut
Soil Taxonomi USDA tergolong ke dalam jenis tanah : Ultisol, Entisol,
Histosol, Inseptisol, dan Mollisol. Sedangkan menurut Lembaga Penelitian
Tanah Bogor, jenis tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari jenis
tanah: Podsolik, Alluvial, Andosol, dan Renzina. Dari hasil analisis data
pokok Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2002 diperkirakan luas dan
sebaran jenis tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh 4
(empat) jenis tanah yaitu Organosol Gley Humus sekitar 3.345,52 km2
(12,81%); Alluvial sekitar 7.275,76 km2 (27,86%); Komplek Podsolid
Merah Kuning, Latosol dan Litosol sekitar 7.239,33 km2 (27,72 %) dan
Podsolik Merah Kuning sekitar 8.256,28 km2 (31,61 %).
Pembentukan tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara banyak
dipengaruhi oleh iklim (curah hujan) dan topografi. Curah hujan yang
tinggi dapat mempercepat proses pelapukan, yaitu dikarenakan suhu dan
kelembapan. Karena curah hujan yang tinggi, tanah selalu basah dan
unsur-unsur pokoknya yang dapat larut hilang, proses ini disebut
pelindian. Tingkat pelapukan, pelindian dan kegiatan biologi (kerusakan
bahan-bahan organik) yang tinggi merupakan ciri berbagai tanah di
Kabupaten Kutai Kartanegara. Tanah yang mengalami pelapukan
sangat berat ini membentuk jenis tanah podsolik merah-kuning
(USDA: Ultisols) di sebagian besar daratan Kutai Kartanegara yang
bergelombang. Pada daerah pinggiran sungai, danau dan pantai terbentuk
tanah baru seperti entisols, inceptisols dan organosols serta histosols.
BAB 4
INOVASI DAERAH DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Embung/Sumber air
Irigasi sawah Desa Kerta
Buana
3 Seam 22 GS 10,11 Peternakan sapi
Kebun jagung
Lahan pakan ternak
Kebun buah
Embung/Sumber air
Irigasi sawah Desa Bangun
4 Seam 12 S 5,30
Rejo
Keramba ikan
Embung/Sumber air
Irigasi sawah untuk desa
Bangun Rejo
5 Seam 17 GS 82,89
Peternakan sapi
Lahan pakan ternak
Wisata pertanian
Total 153,14
Sumber : PT. Kitadin, 2020
Gambar 4.4. MoU antara Kemendes PDT, Pemkab Kukar dan PT.
MHU dalam Pengembangan Kawasan Agrowisata Behari
Gambar 4.5. Naska MoU Lima Kepala Desa dalam Kawasan Agrowisata
Behari
Gambar 4.6. Naska MoU antara Pemkab Kukar dengan Kemendes PDT
dalam Kawasan Agrowisata Behari
Gambar 4.8. Panen Jagung Hasil Uji Adaptasi 10 Varietas Oleh APJI di
Kecamatan Muara Badak
Program mini ranch ini digagas oleh Yayasan Cattle and Buffalo
Club Indonesia (CBCI) dan PT indovisi. Yayasan CBCI dibangun oleh
alumni Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas
Padjajaran Bandung Pencinta Sapi dan Kerbau. YCBCI didirikan untuk
melakukan pembinaan pelatihan mahasiswa, Kelompok UKM
CBC dan melakukan kajian riset yang berkaitan dengan peternakan.
Program Mini Ranch dijalankan dengan semangat ABCG
(academic, business, community, and government) sehingga tidak
saja memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, melainkan juga
untuk dunia pendidikan tinggi dan pemerintahan serta perusahaan itu
sendiri.
Gambar 4.13. Ternak Sapi Hasil Binaan PT. MHU yang Masuk Dalam
Program Mini Ranch di Desa Jonggon B, Kecamatan
Lua Kulu.
Pokok Permasalahan
a. Pihak yang berhak atas lahan pasca tambang belum jelas.
b. Sampai saat ini belum ada satupun perusahaan pertambangan
batubara yang mengembalikan lahan pasca tambangnya
kepada pemerintah atau kepada pihak yang berhak.
Hasil Kajian
a. Terkait dengan hak atas tanah diatur dalam UU No. 5 tahun
1960, ditindak lanjuti dengan pemberian hak atas tanah
kepada warga Negara Indonesia dan badan hukum Indonesia.
Hak atas tanah ini tidak meliputi sumber daya alam didalam
perut bumi dibawah lahan tersebut, seperti yang diatur dalam
UU no 5 tahun 1960, pasal 4, beserta penjelasannya. Dalam
penjelasan umum UU no 5 tahun 1960 pasal 4 dan pasal 20.
menyebutkan bahwa : “Kiranya dapat ditegaskan bahwa
dalam hukum agraria yang baru dikenal pula hak milik
yang dapat dipunyai seseorang, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang-orang lain atas bagian
dari bumi Indonesia”
Ini berarti bahwa hanya permukaan bumi saja,
yaitu yang disebut tanah, yang dapat dihaki oleh
seseorang”. Dengan demikian, yang dimaksud dengan hak
atas tanah adalah yang dipermukaan bumi saja yang diberikan
pemerintah dan tidak termasuk sumber daya alam yang ada
didalam perut bumi atau dibawah lahan tersebut.
b. Sedangkan untuk menguasai sumber daya alam didalam perut
bumi, diatur tersendiri didalam UU No. 4 tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam
pasal 134 ayat (1),UU No. 4 tahun 2009 menyebutkan hahwa
: “Hak atas Wilayah Izin Usaha Pertambangan, Wilayah
Pertambangan Rakyat, atau Wilayah Izin Usaha Pertambangan
Khusus, tidak meliputi hak tanah permukaan bumi”.
Dalam pasal 138 UU No. 4 tahun 2009 menyebutkan bahwa :
“Hak atas IUP, IPR, atau IUPK bukan merupakan pemilikan
hak atas tanah”
Berdasarkan hal ini, dapat ditegaskan bahwa untuk
peruntukan lahan, selain yang ada dipermukaan bumi yang
dapat diterbitkan perizinannya, maka di dalam perut bumi
dalam wilayah Kabupaten Kutai Kargtanegara dapat
diterbitkan izin izin untuk usaha pertambangan.
Gambar 4.26. Salah satu Sisi Luar Kolam yang Mencerminkan Air dapat
dialirkan secara grafitasi
Rp 1,5 Milyar Parit Jepang berfungsi sebagai prasarana tata air dan irigasi
dalam mendukung kegiatan pertanian dalam arti luas khususnya
persawahan dan kolam ikan yang berada di 5 (lima) desa yaitu Desa
Jembayan Tengah, Desa Loh Sumber, Desa Sumber Sari, Desa Ponoragan
dan Desa Sepakat Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.
Disamping itu, parit Jepang juga diharapkan dapat mensuplai kebutuhan
air bagi masyarakat sekitar untuk kebutuhan rumah tangga seperti untuk
MCK.
Namanya saja Parit Jepang, parit dibangun sejak masa penjajah
Jepang yang berhulu di Desa Sumber Sari dan hilirnya di sungai Mahakam
di desa Sepakat, Parit ini merupakan jantung petani untuk mensuplay dan
membuang air. Panjang Parit sekitar 4,2 Km, dengan kondisi jaringan
parit Jepang menjadi sebuah long storage yang merupakan tampungan air
sepanjang kanal di musim hujan untuk dimanfaatkan oleh warga sebagai
sumber air irigasi di musim kemarau. Namun pada musim kemarau dan
musim hujan, penggunaan air tidak efisien, karena jaringannya masih
alami, terjadi pedangkalan, lebar jaringan tidak beraturan. Hulu parit
Jepang dibatasi dengan kaki bukit desa Sumber Sari Loa Kulu. Parit ini
penggunaannya tidak efisien, hal ini sudah ditumbuhi lalang pada saluran,
saluran Parit Jepang berukuran lebar 50 cm dengan kedalam 20 cm,
sehingga pada saat hujan air tidak mengalir ke saluran, air tergenang di
sawah. Sekitar panjang 250 meter kondisi saluran ini tidak dapat
digunakan semestinya. Adapun peta jaringan Parit Jepang eksisting yang
ada di wilayah ini disajikan pada Gambar di bawah ini.
Gambar 4.31. Peta Jaringan Parit Jepang yang Terkoneksi dengan Void
Bekas Tambang.
Gambar 4.32. Peta Jaringan Parit Jepang yang Terkoneksi dengan Waduk
dan Perswahan Sokudono
Gambar 4.36. Taman Ulin dan Lapangan Ulin di Jalan Mawar, Kelurahan
Sukarame
a. Hutan Kota
Selain sebagai habitat alami bagi satwa dan tumbuhan, kawasan ini
berperan penting sebagai pengendali banjir daerah hilir. Kawasan ini
dimanfaatkan juga sebagai tempat rekreasi dengan fasilitas taman
bermain anak-anak, flying fock, bebek, bola - bola air, menara pantau,
dan taman anggrek.
Taman Anggrek Sendawar terletak satu lokasi dengan Waduk Panji
Sukarame. Taman Anggrek ini terletak pada lahan seluas 2 ha dan
memiliki lebih kurang 43 jenis anggrek yang dikumpulkan dari berbagai
daerah. Kawasan ini dibuka untuk umum sebagai obyek wisata ini dibuka
sejak tahun 1995, dengan tujuan melestarikan kekayaan flora Kalimantan,
khususnya tanaman anggrek. Pada beberapa lokasi yang vegetasinya
sangat jarang telah dilakukan rehabilitasi dengan jenis pohon-pohon lokal
dalam maupun luar negeri. Bahkan juga menjadi salah satu tempat
rekreasi.
Kawasan dengan luas 3 hektare di Desa Bukit Biru telah dibangun
sejak tahun 1985 dengan jenis tanaman dari jenis palawija, pohon kayu-
kayuan jenis Aghatis Lorantipolia sebanyak 506 pohon. Sedangkan di
bawah tegakan aghatis itu ditanam pohon lokal seperti meranti, kapur,
ulin, acasia mangium, pinus marcusii, gaharu, eucaliptus, kayu putih, kayu
manis, dan mahoni. Ada juga tanaman sungkai, bambu, rotan, teh, kopi,
cempedak, nangka, kecapi, kelemah, bawang hutan, dan sebagainya.
pada kawasan ini terdapat pohon Sengon Raksasa dengan diameter satu
meter.
Kawasan ini telah ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara sebagai hutan kota bersama dengan penunjukan hutan kota
di waduk panji Sukarame berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kutai
Karrtanegara Nomor : 249/SK-BUP/HK/2014, tertanggal 19 Maret 2014
dengan luas sekitar 3,0 hekatr, masing-masing 1,5 hektar di Kelurahan
Timbau dan 1,5 hektar di Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong.
Gambar 4.52. Hutan Kota Eks Kebun Karet Prov. Kalimantan Timur di
Desa Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong
Gambar 4.53. Peta Rancangan Hutan Kota Eks Kebun Karet Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur
Gambar 4.56. Sekelompok Pesut secara bersamaan kejar ikan waktu air
sedang surut karena kekurangan oksigen.
Dari luasan tersebut diatas, dibagi atas tiga (3) zona kawasan, yaitu
zona inti, zona perikanan berkelanjutan dan zona lainnya, dengan rincian
seperti Tabel 4.9.
1. Zona Inti
Zona Inti berada di rawa-rawa yang merupakan tempat pemijahan
Pesut Mahakam. Zona ini diperuntukan bagi :
a. Kegiatan perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan di Zona
Inti, antara lain meliputi: (a) perlindungan proses ekologis yang
menunjang kelangsungan hidup dari suatu jenis atau sumber daya
ikan dan ekosistemnya, (b) penjagaan dan pencegahan kegiatan
yang dapat mengakibatkan perubahan, (c) keutuhan potensi
kawasan dan perubahan fungsi kawasan, dan/atau (d) pemulihan
dan rehabilitasi ekosistem, serta perlindungan alur migrasi biota
laut
b. Kegiatan perlindungan ekosistem perairan yang unik dan/atau
rentan terhadap perubahan di Zona Inti, antara lain meliputi: (a)
perlindungan proses ekologis yang menunjang keaslian, keutuhan
dan keberlanjutanlangsungan hidup dari suatu jenis atau sumber
daya ikan dan ekosistemnya, (b) penjagaan dan pencegahan
kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan, (c) keutuhan
3. Zona Lainnya
Zona lainnya merupakan zona di luar Zona Inti, Zona Perikanan
berkelanjutan, dan Zona Pemanfaatan yang karena fungsi dan
kondisinya ditetapkan sebagai zona tentu. Zona tertentu tersebut dapat
berupa antara lain zona perlindungan dan zona rehabilitasi serta zona-
zona lainnya yang mendukung upaya perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan kawasan konservasi yang berkelanjutan.
Zona lainnya berada pada hutan sempadan sungai/danau, hutan
rawa, dan Jalur transportasi. Di sungai Mahakam zona ini diperuntukan
antara lain:
a. Hutan sempadan sungai/danau sebagai zona perlindungan hutan/
vegetasi asli untuk mencegah erosi. Hutan sempadan sungai/ danau
dijadikan zona lainnya juga karena hutan menyediakan tempat buffer
untuk kegiatan di darat dan tempat naungan dan pemijahan ikan di
perairan pinggiran sungai serta makanan ikan dari biji dan dedaunan
pohon
b. Hutan Rawa sebagai zona rehabilitasi/ perlindungan hutan/ vegetasi
asli. Dalam zona A & B kegiatan taman menaman oleh rakyat
berskala kecil tanpa menebang hutan dan terkontrol (ramah
lingkungan) agar tidak mempengaruh terhadap kelestarian KKP
c. Jalur transportasi: khusus kapal berukuran besar maksiman 230 GT
a. Flora.
Kawasan Muara Siran diharapkan sebagai ekosistem hutan
tanaman yang merupakan upaya konservasi berbagai jenis tanaman
seperti Acasia (Acasia mangium), Sengon (Albasia sp.), Mahoni
b. Fauna
Beberapa fauna yang perlu dikonservasi di kawasan Tahura
Muara Siran, diantaranya : Orang Utan (Pongo Pygmaeus), Beruang
Madu (Helarctros malayanus), Macan Dahan (Neofelis nebulosa),
Landak (Hystrix brachyura), Owa-Owa (Hylobates muelleri), Burun
Enggang (Buceros rhinoceros), Kera Ekor Panjang (Macaca
fascicularis), Trenggiling (Manis javanica), Rusa Sambar (Cervus
unicolor), Kuau Besar (Lophura sp), Biawak (Varanus salvator), Tupai
(Tupaia sp), Musang (Cynogalesp), Babi Hutan (Sus sp), Cucak
Rawa (Pycnonotus zeylanicus).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Analisis isu prioritas pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten Kutai
Kartanegara tahun 2019 menggunakan metode Driving Force,
Pressure, State, Impac, dan Respons (DPSIR). Analisis DPSIR tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor pendorong (Driver) tingginya penggunaan lahan/tata guna
lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah tingginya kandungan
sumberdaya alam batubara dan migas yang cukup besar disamping
lahan tersebut juga sangat potensial dalam pengembangan
perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit. Disisi lain,
Pemerintah berencana memindahkan Ibu Kota Negara ke
Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini
akan mendorong pula tingginya pertumbuhan penduduk akibat
tingginya investasi disektor pertambangan dan perkebunan serta
pengembangan ibu kota baru ke depan. Hal ini akan memberikan
tekanan (Pressure) yang sangat besar terhadap lahan terganggu
atau lahan terbuka untuk pengembangan usaha pertambangan
batubara, perkebunan kelapa sawit dan pengembangan kawasan
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 1
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tutupan Lahan
Luas
Nama Kawasan Area Tanah
Kawasan Vegetasi Badan Air
Terbangun Terbuka
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kawasan Cagar Budaya dan
8. 14 Na Na Na Na
Ilmu Pengetahuan
Kawasan 1. Kawasan Rawan Tanah Longsor 694,612 Na Na Na Na
Rawan Kawasan Rawan Gelombang
Bencana 2. 0 0 0 0 0
Pasang
3. Kawasan Rawan Banjir 125,146 Na Na Na Na
Kawasan Kawasan
Lindung 1. Kawasan Cagar Alam i. Keunikan Batuan 0 0 0 0 0
Geologi dan Fosil
Kawasan
ii. Keunikan 0 0 0 0 0
bentang Alam
Kawasan Rawan
2. Kawasan Rawan Bencana i. Letusan Gunung 0 0 0 0 0
Berapi
Kawasan Rawan
ii. 0 0 0 0 0
Gempa Bumi
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 2
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tutupan Lahan
Luas
Nama Kawasan Area Tanah
Kawasan Vegetasi Badan Air
Terbangun Terbuka
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kawasan Rawan
iii. 0 0 0 0 0
Gerakan Tanah
Kawasan yang
iv. Terletak di Zona 0 0 0 0 0
Patahan Aktif
Kawasan Rawan
vi. 0 0 0 0 0
Abrasi
vii. Kawasan Rawan Gas 0 0 0 0 0
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 3
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tutupan Lahan
Luas
Nama Kawasan Area Tanah
Kawasan Vegetasi Badan Air
Terbangun Terbuka
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kaw Pertanian 1. Lahan Basah 104,791 Na Na Na Na
asan 2. Lahan Kering 226,148 Na Na Na Na
Budi 3. Perkebunan 346,542 Na Na Na Na
daya 4. Perikanan Budidaya 16,866 Na Na Na Na
Permukiman 1. Permukian Desa 24,735 Na Na Na Na
2. Permukiman Kota 5,905 Na Na Na Na
Kawasan 1. Kawasan Industri 3,480 Na Na Na Na
2. Kawasan Wisata 38 Na Na Na Na
3. Kawasan Tambang 113,534 Na Na Na Na
4. Kawasan Transmigrasi 42,553 Na Na Na Na
Sumber Data : 1. Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara, 2019
2. Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Mahakam-Berau, 2020
3. Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kutai Kartanegara, 2020
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 4
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
7 Marangkayu Na Na Na Na Na Na
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 4
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Luas Lahan Luas Lahan
Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan
No. Kecamatan Non Pertanian Perkebunan
Sawah (Ha) Kering (Ha) Hutan (Ha) Badan Air (Ha)
(Ha) (Ha)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 5
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 3. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi Dan Status Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019 6
Tabel 4. Keadaan Flora dan Fauna di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
7
Golongan Tidak
Nama Latin Nama Lokal Endemik Terancam Dilindungi
Dilindungi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Leptoptilos javanicus 1. Bangau Tongtong 0 Ya Ya 0
2. Lanius schach linnaeus 2. Bentet Kelabu 0 0 0 Ya
3. Ardeola bacchus 3. Blekok Cina 0 Ya Ya 0
4. Aethopyga siparaja 4. Burung Madu Sopon 0 Ya Ya 0
5. Lonchura malacca 5. Bondol Rawa 0 0 0 Ya
6. Haliastur indus 6. Elang Bondol 0 Ya Ya 0
7. Haliacetus loucogaste 7. elang Laut Perut Putih 0 Ya Ya 0
2. Burung 8. Elanus caeruleus 8. Elang Tikus 0 Ya Ya 0
9. Numenius phaeopus 9. Gajahan Panggala 0 Ya Ya 0
10. Dendrocygna javanica 10 Belibis Batu 0 0 0 ya
11. Passer montanus 11. Burung Gereja Erasia 0 0 0 Ya
12. Treronfulyicollis 12. Punai Bakau 0 0 0 Ya
13. Streptopella chinensis 13. Tekukur Biasa 0 0 0 Ya
14. pycnonofus zeylanicus 14. Cucak Rawa 0 0 0 Ya
15. Halycon chloris 15. Cekakak Sungai 0 0 0 Ya
1. Crocodylus porosus 1. Buaya Muara 0 0 Ya 0
3. Reptil 2. Crocodylus slamensis 2. Buaya Siam 0 0 Ya 0
3. Varanus Salvator 3. Biayak 0 0 0 Ya
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
8
Tidak
Nama Latin Nama Lokal Endemik Terancam Dilindungi
Dilindungi
5. Batagus Baska 5. Biuku 0 0 0 Ya
6. Lanthonatus boerneensis 6. Biawak kalimantan 0 0 Ya 0
7. Python bivittatus 7. Sanca Bodo 0 0 Ya 0
4. Amphibi 1. Rana sp 1. Katak 0 0 0 Ya
1. Himantura signifer 1. Pari sungai raksasa 0 0 Ya 0
2. Chitala borneensis 2. Belida 0 0 Ya 0
5. Ikan 3. Scleropages formosus 3. Arwana 0 0 Ya 0
4. Rhincodon typus 4. Hiu Paus 0 0 0 Ya
5. rcaella brevirostris 5. Pesut Mahakam 0 Ya Ya 0
1. Birgus latro 1. Ketam Kenari 0 0 Ya 0
6. Keong
2. Ceonobita cavipes 2. Keon Coklat 0 0 0 Ya
1. Lyctus brunneus 1. Kumbang Bubut Kayu 0 0 0 Ya
2. Chetosia sp 2. Kupu-Kupu 0 0 0 Ya
3. Apis sp 3. Lebah Madu 0 0 0 Ya
4. Dissosteria carolina 4. Belalang 0 0 0 Ya
7. Serangga 5.Neurothemis sp 5. Capung 0 0 0 Ya
6. Scorpiones sp 6. Kalajengking 0 0 0 Ya
7. Trigoniulus coralinus 7. Kaki Seribu 0 0 0 Ya
8. Pholuris lucicrescens 8. Kunang-Kunang 0 0 0 Ya
9. Oryctes rhinoceros 9. Kumbang Tanduk 0 0 0 Ya
1. Nephenthes sp 1. Kantong semar 0 Ya Ya 0
2. Paraphalaenopsis sepentilingua
2. Anggrek Ekor Tikus 0 Ya Ya 0
3. Ceologyne pandurata 3. Anggrek Hitam 0 0 0 Ya
4. Raflesia sp 4. Bunga Bangkai 0 Ya Ya 0
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
9
5. Rhizopora apiculata 5. Bakau Minyak 0 0 0 Ya
Tidak
Nama Latin Nama Lokal Endemik Terancam Dilindungi
Dilindungi
6. Nypa fruticans 6. Nipah 0 0 0 Ya
7. Phalaenopsis sp 7. Anggrek 0 0 Ya 0
8. Peronema canescens 8. Sungkai 0 0 0 Ya
9. Calamus Javansis 9. Rotan Lilin 0 0 0 Ya
8. Tumbuh-
10. Eusideroxylon zwageri 10. Ulin 0 0 0 Ya
Tumbuhan
11. Durio kuteyensis 11. Lai 0 0 0 Ya
12. Durio sp 12. Durian 0 0 0 Ya
13. Shorea sp 13. Meranti 0 0 0 Ya
14. Euycoina longifolia 14. Pasak Bumi 0 0 0 Ya
15. Dipterocarpus elongetus 15. Keruing 0 0 0 Ya
16. Nephrolepis radicans 16. Paku 0 0 0 Ya
17. Pandanus sp 17. Pandan-Pandanan 0 0 0 Ya
18. Rothelsia caphigera 18. Rotan 0 0 0 Ya
19. Dipterocarpus sp 19. Kemiri 0 0 0 Ya
20. Shorea laeyfolia 20 Bengkirai 0 0 0 Ya
Sumber Data : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Timur, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
10
Tabel-5. Penangkaran Satwa dan Tumbuhan Liar Di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
SK.206/MenLHK/KSDAE/SET/KSA.2/I/20
2 PT. Satwa Gunung Bayan Lestari Taman Satwa
20 dan SK.2600/Menhut/II/2010
Sumber Data : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Timur, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 9
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 6. Luas Lahan Kritis di Dalam dan Luar Kawasan Hutan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha)
Penyebab
Luar Luar
No. Kecamatan Hutan Hutan Hutan Hutan Hutan Lahan
Kawasan TAHURA Kawasan
Produksi Lindung Konservasi Produksi Konservasi Kritis
Hutan Hutan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Anggana 383,011 0 89,683 789,905 21,470 0 270,995 1.488,959 0
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 10
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha)
Penyebab
No. Kecamatan Luar Luar Lahan
Hutan Hutan Hutan Hutan Hutan
Kawasan TAHURA Kawasan Kritis
Produksi Lindung Konservasi Produksi Konservasi
Hutan Hutan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
13 Samboja 641,826 189,656 89,167 1.306,137 1.107,086 664,074 6,387 735,010 0
Tenggarong
18 913,066 0 0 947,560 1.310,291 1,364.112 0 2.038,325 0
Seberang
Sumber Data : Balai pengelolaan Daerah Aliran Sungai Mahakam Berau, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 11
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 12
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) Hasil Pengamatan Status Melebihi/Tidak
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 13
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 9. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah di Kabupaten Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten kutai Kartanegara, 2020
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 14
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 10. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Persentase Kerapatan
No. Lokasi Luas Lokasi (Ha)
tutupan (%) (pohon/Ha)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 15
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 11. Luas dan Kerusakan Padang Lamun di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan : Belum ada perhitungan potensi kerusakan
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 16
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 12. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan:
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 17
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 13. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019 18
Lama (Ha) Baru (Ha)
No. Jenis Penggunaan Baru
2012 2017
(1) (2) (3) (4)
19 Sawah Non Irigasi 4.433 22.33
20 Semak 273.17 395.319
21 Sungai/Danau/Situ/Telaga 62.085 61.509
22 Tambak 70.941 70.636
23 Tanah Terbuka Sementara 1 1.918 23.922
24 Tegalan/Ladang 68.51 13.215
Total 2.668.278 2.668.278
Sumber Data : 1. Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur, 2020
2. Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019 19
Tabel 14. Jenis Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 20
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Sumber Data : 1 Dinas Energi Sumber Daya Alam Kab. Kutai Kartanegara, 2020
2 Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
3. BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 20
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 15. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Sumber Data : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Prov. Kalimantan Timur, 2020
Keterangan :
1 Dinas ESDM Prov. Kaltim tidak memberikan data luas ijin usaha dan luas produksi
2 Dinas ESDM Prov. Kaltim mengklasifikasikan nama perusahaan hanya berdasarkan jenis Penanaman Modal
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 21
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 16. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Penghijauan Reboisasi
Realisasi
No. Kecamatan Luas Luas Realisasi
Jumlah Target
Target (Ha) Realisasi Realisasi Jumlah Pohon
Pohon (Ha)
(Ha) (Ha) (Batang)
(Batang)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Loa Janan (Desa Bakungan)/HR 100 100 NA 0 0 0
Keterangan :
2 Penanaman Hutan Rakyat (HR)
4 Kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 22
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 17. Luas dan Kerusakan Lahan Gambut Di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Prosentase
Luas Kedalaman
No Kecamatan Kerusakan Penyebab Kerusakan
( Ha ) (M)
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Na Na Na Na Na
Keterangan : Na = Tidak ada data yang menunjukkan adanya kerusakan lahan gambut di Kabupaten Kutai Kartanegara
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 23
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 18. Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
SK Definitif
No Provinsi/Kab/Kota Keterangan
Jumlah Unit Luas ( Ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kutai Kartanegara Sebagian Kutim PT. Melapi Timber SK.106/Menhut-II/2005 Tanggal 25 April 2005 78.300 Aktif
PT. Mutiara Kalja Permai Unit I SK.262/KPTS-II/1990 Tanggal 19 Mei
2 Kutai Kartanegara 65.000 Aktif
1990
3 Kutai Kartanegara Sebagian Mahulu
PT. Jaya Timber SK.100/KPTS-II/2001 Tanggal 15 Maret 2001 53.200 Berakhir SK
4 Kutai Kartanegara KUD. Beringin Mulya SK.845/KPTS-II/1999 Tanggal 7 Oktober 1999 23.635 Aktif RKT
PT. Belayan River Timber SK.853/KPTS-II/1999 Tanggal 11 Oktober
5 Kutai Kartanegara sebagian Kubar 97.500 Aktif
1999
PT. Mutiara Kalja Permai SK.464/Menhut-II/2009 Tanggal 3
6 Kutai Kartanegara 65.875 Aktif
September 2009
PT. ITCI Hutani Manunggal SK.184/KPTS-II/1996 Tanggal 23 April
7 Kutai Kartanegara 161.127 Aktif
1996
8 Kutai Kartanegara PT.Siva Rimba Lestarl SK.165/KPTS-II/2011 Tanggal 4 April 2011 88.000 Aktif
9 Kutai Kartanegara PT.Bhineka Wana SK.98/KPTS-II/2008 Tanggal 8 April 2008 9.945 Aktif
PT.Dharma Hutani Makmur SK.MenLHK/Sekjen/HPL.8/9/2016 Tanggal
10 Kutai Kartanegara 41.545 Tidak Aktif
8 September 2016
PT. Inhutani I Unit BT. Ampar - Mentawir SK.239/Kpts-II/1998
11 Kutai Kartanegara 16.521 Aktif
Tanggal 27 Pebruari 1998
PT. Acacia Andalan Utama SK.87/Menhut-II/2007 Tanggal 22 Maret
12 Kutai Kartanegara 39.620 Aktif
2007
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 24
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018
13 Kutai Kartanegara PT. Surya Hutani Jaya SK.156/Kpts-II/1996 Tanggal 8 April 1996 183.300 Aktif
PT. Sumalindo Hutani Jaya II SK.675/Kpts-II/1997 Tanggal 10 Oktober
14 Kutai Kartanegara 70.300 Aktif
1997
15 Kutai Kartanegara PT. Sylvaduta Corporation SK.415/Menhut-II/2009 Tanggal 9 Juli 2009 47.025 Aktif
16 Kutai Kartanegara PT. Hutan Kusuma SK.339/Kpts-II/1998 Tanggal 27 Pebruari 1998 14.235 Tidak Aktif
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hiudp dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan : Tidak ada penambahan jumlah dan luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu di Kabupaten Kutai Kartanegara, tahun 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 24
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018
Tabel 19. Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
1 Kutai Kartanegara 0 0 0
Keterangan : Tidak Terdapat Perijinan hasil Hutan Bukan Kayu di Kabupaten Kutai Kartanegara
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 25
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 20. Perdagangan Satwa dan Tumbuhan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Sumber Data : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Timur, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 26
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 21. Jumlah dan Ijin usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Jenis IUPJLWA
Luas
Luas
Luas Penyelamatan Luas
No Luas Luas Perlindungan SK
Nama Pemanfaatan dan Penyerapa
Pemanfaatan Wisata Keanekaraga
Perusahaan Jasa Aliran Air Perlindungan n Karbon
Air (Ha) Alam (Ha) man Hayati
(Ha) Lingkungan (Ha)
(Ha)
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
75/SK-
1 Pemkab Kukar 0 0 0 45,055.13 0 0
BUP/hk/2020
Sumber Data : Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kukar, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 27
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 22. Kualitas Air Sumur di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Koordinat
Waktu Total
Residu NO 3
Lokasi Sampling Tempera Kekeru BOD COD Fosfat NH3-N
No. pH Warna Rasa Bau TDS Terlarut sebagai N
Sumur (tgl/bln/t Lintang Bujur tur (ºC) han (mg/L) (mg/L) sbg P (mg/L)
(mg/ L) (mg/L)
hn) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
PDAM
23
Muara Under
1 Desember 0 0 0 4.61 29.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jawa Range
2019
Handil 7
PDAM
18
Muara
2 Desember 0 0 0 5.55 3.91 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Badak,Ba
2019
tu-Batu
Muara 18
3 Badak Desember 0 0 0 6.81 24.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100 2019
PDAM
Muara 23
4 Jawa Desember 0 0 0 7.10 160 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gunung 2019
Pasir
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kukar, 2020
Keterangan:
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 28
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 22.b Kualitas Air Sumur di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Khrom
Arsen Kobalt Barium Boron Selenium Kadmium Tembaga Besi Timbal Mangan
(VI)
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(mg/L)
(19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 29
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 22.c Kualitas Air Sumur di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Under
0 0.02 8 0.001 1 0 0 0 0 0 0
Range
Under
0 0.04 1490 0.018 0.23 0 0 0 0 0 0
Range
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 30
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Gross - B
(Bq /L)
(42)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 31
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 23. Kualitas Air Laut di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Waktu
Temper
Nama sampling Warna Keceraha Kekeruha TSS Lapisan Salinitas
No. Lokasi Sampling Bau Sampah atur pH
Lokasi (tgl/bln/th (Mt) n (M) n (NTU) (mg/l) Minyak (‰)
(Oc)
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten kutai Kartanegara, 2019
Keterangan : Belum dilakukan pengamatan kualitas air laut tahun 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 31
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 23.b Kualitas Air Laut di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
6.6 <2 Na < 0,08 Na < 0,006 < 0,001 < 0,02 < 0,006 Na Na < 0,001 < 0,01 < 0,001
5.1 <2 Na < 0,08 Na < 0,006 < 0,001 < 0,02 < 0,006 Na Na < 0,001 < 0,01 < 0,001
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 32
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 24. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
2 Tenggarong Seberang 169 119 256 146 115 469 67 104 46 178 199 268
4 Loa Janan 132 0 186 175 87 215 116 27 31 206 135 364
8 Marang Kayu 152 22 146 215 163 347 43 108 14 277 101 298
13 Kota Bangun 215 97 362 189 178 149 50 4 28 101 148 228
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 33
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Nama dan Lokasi
No.
Stasiun Pengamatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
14 Sebulu 186 76 392 0 215 475 143 82 60 269 123 381
15 Tabang 572 279 517 420 188 283 47 179 5 331 241 364
16 Kembang janggut 225 194 283 298 207 362 134 98 12 180 193 146
Keterangan:
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 34
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 25. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 35
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 26. Kualitas Air Hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Januari Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Februari Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Maret Na Na Na Na Na Na Na Na Na
April Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Mei Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Juni Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Juli Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Agustus Na Na Na Na Na Na Na Na Na
September Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Oktober Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Nopember Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Desember Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Sumber Data Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten kutai Kartanegara
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 36
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 27. Kondisi Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Lebar
Lebar Dasar Kedalaman Debit Maks Debit Min
No. Nama Sungai Panjang (km) Permukaan
(m) (m) (m3/dtk) (m3/dtk)
(m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Sungai Mahakam 573 100-800 Na 5-30 Na Na
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 37
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Lebar
Lebar Dasar Kedalaman Debit Maks Debit Min
No. Nama Sungai Panjang (km) Permukaan
(m) (m) (m3/dtk) (m3/dtk)
(m)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 38
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 28. Kondisi danau/ waduk/ Situ/ Embung di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Nama
No Luas (Ha) Volume (M³)
Danau/Waduk/Situ/Embung
(1) (2) (3) (4)
1. Ngayan Tuha 920 Na
2. Mulupan 24 Na
3. Siran 39 Na
4. Man 29 Na
5. Melintang 11,000 Na
6. Semayang 13,000 Na
7. Ubis 38 Na
8. Karang 39 Na
9. Merambi 51 Na
10. Puan Rabuk 319 Na
11. Loa Kang 23 Na
12. Penan 198 Na
13. Tempatung 119 Na
14. Batu Bumbun 182 Na
15. Kajo 32 Na
16. Tanah Liat 49 Na
17. Embung Malabang A (Kel. Loa Tebu) 0,22 3279.9
18. Embung Malabang B (Kel. Loa Tebu) 0,23 1720.1
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 39
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Sumber Data 1. Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
2. BPS Kab. Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan:
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 39
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 29. Kualitas Air Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Hulu ( Sungai
3 Sungai Separi 00°15'30,13" 117°06'31,88" 1 Febuari 2019 28 7.74 Na Na 82
Separi)
Hilir (Jembatan
4 Sungai Separi Muara Sungai 00°19'04,4" 117°04'43,6" 1 Febuari 2019 26 7.73 Na Na 48
Separi) P1
Hilir (Jembatan
16 Agustus
5 Sungai Separi Muara Sungai 00°19'04,4" 117°04'43,4" 30 6.74 Na Na 48
2019
Separi) P2
Sungai Hulu (Sungai
6 00°36'00,9" 116°47'53,1" 6 Febuari 2019 28 6.99 Na Na 143
Jembayan Baruk)
Sungai Tengah (Sungai
7 00°36'08,0" 116°53'13,3" 6 Febuari 2019 29 7.01 Na Na 35
Jembayan Payang) P1
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 40
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 29.b Kualitas Air Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Titik Koordinat Waktu
Nama Temperatur DHL TDS TSS
No. Titik Pantau Sampling pH
Sungai oC) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Lintang Bujur (tgl/bln/thn)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Hilir (Jembatan
Sungai
9 Muara Sungai 00°33'09,5" 117°01'10,3" 6 Febuari 2019 28 6.65 Na Na 82
Jembayan
Jembayan)
Sungai Loa Hulu (Sungai Loa
10 00°36'40,32" 117°02'28,66" 12 Febuari 2019 27 6.91 Na Na 6
Janan Haur) P1
Sungai Loa Hulu (Sungai Loa
11 00°36'40,31" 117°02'28,72" 28 Agustus 2019 29 6.93 Na Na 14
Janan Haur) P2
Hilir (Jembatan
Sungai Loa
12 Muara Sungai Loa 00°35'35,11" 117°02'57,07" 12 Febuari 2019 28 7.74 Na Na 82
Janan
Haur)
Sungai Hulu (Sungai
13 00°01'48,26" 117°02'52,99" 13 Febuari 2019 29 7.29 Na Na 9
Marangkayu Santan) P1
Sungai Hulu (Sungai
14 00°01'47,68" 117°20'52,57" 27 Agustus 2019 26 7.16 Na Na 17
Marangkayu Santan) P2
Sungai Hilir (Sungai
19 00°01'47,36" 117°21'14,25" 13 Febuari 2019 28 7.41 Na Na 224
Marangkayu Santan) P1
Sungai Hilir (Sungai
20 00°01'47,53" 117°21'14,83" 27 Agustus 2019 26 7.22 Na Na 17
Marangkayu Santan) P2
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 41
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 29.b Kualitas Air Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Titik Koordinat Waktu
Nama Temperatur DHL TDS TSS
No. Titik Pantau Sampling pH
Sungai oC) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Lintang Bujur (tgl/bln/thn)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Sungai Hulu ( Saka
23 00°26'21,13" 116°56'43,05" 15 Febuari 2019 26 6.91 Na Na 17
Tenggarong Kanan) P1
Sungai Hulu ( Saka
24 00°26'21,13" 116°56'43,08" 3 Desember 2019 39 6.97 Na Na 17
Tenggarong Kanan) P2
Tengah
Sungai
26 (Persimpangan 00°26'33,90" 116°57'12,64" 15 Febuari 2019 37 6.58 Na Na 14
Tenggarong
Saka Kanan dan
Sungai Hilir (Jembatan
27 00°24'56,92" 116°58'57,35" 15 Febuari 2019 32 6.51 Na Na 14
Tenggarong Kayu) P1
Sungai Hilir (Jembatan
28 00°24'56,92" 116°58'57,35" 3 Desember 2019 39 6.41 Na Na 14
Tenggarong Kayu) P2
Hulu (Jembatan
Sungai Jln Poros BPP-
30 01°00'06,5" 116°58'25,1" 12 Maret 2019 26 4.5 Na Na 38
Samboja Samboja Sungai
Merdeka)
Hulu P1
(Jembatan
Sungai Jln Poros BPP-
31 01°00'06,5" 116°58'24,8" 5 Desember 2019 27 3.94 Na Na 38
Samboja Samboja Sungai
Merdeka)
Hulu P2
(Sungai
Sungai
36 Pangkalan 50 m 00°30'21,8" 117°18'09,0" 13 Maret 2019 29 3.97 Na Na 1
Anggana
dari Dermaga PT.
Hulu (Sungai
Sungai
37 Pangkalan 50 m 00°30'21,4" 117°18'08,3" 4 Desember 2019 28 3.32 Na Na 38
Anggana
dari Dermaga PT.
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 42
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 29.c Kualitas Air Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 43
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 29.d Kualitas Air Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Minyak Fecal Total
Klorin
DO BOD COD NO2 NO3 NH3 T-P Fenol & Detergen colliform coliform Sianida H2S
bebas
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) Lemak (µg/L) (jmlh/100 (jmlh/10 (mg/L) (mg/L)
(mg/L)
(µg/L) 0 ml) 00 ml)
(12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 44
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 29.d Kualitas Air Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Minyak Fecal Total
Klorin
DO BOD COD NO2 NO3 NH3 T-P Fenol & Detergen colliform coliform Sianida H2S
bebas
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) Lemak (µg/L) (jmlh/100 (jmlh/10 (mg/L) (mg/L)
(mg/L)
(µg/L) 0 ml) 00 ml)
(12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 45
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 30. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Wakt
u
samp TitikKoordi Fecal Total
ResiduTerl ResiduTers Klorin Minyak
ling nat Temperatu TDS TSS DO BOD COD NO2 NO3 NH3 T-P Fenol Detergen coliform coliform Sianida
No Nama arut (mg/ uspensi pH DHL bebas dan Lemak H2S (mg/L)
(tgl/b r (ºC) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (µg/L) (µg/L) (jmlh/ (jmlh/ 1000 (mg/L)
L) (mg/L) (mg/L) (µg/L)
ln/ 1000 ml) ml)
Linta Buj
thn)
ng ur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27)
Danau
1 Semaya 0 0 0 31.6 173.5 138 8.2 0.08 173.5 138 4.34 1.34 66.84 Na Na 1.26 Na 0.64 Na Na Na 0 20 Na Na
ng
Danau
Melintan 0 0 0 30 58.5 20 7.5 0.04 58.5 20 3.65 0.79 60.82 Na Na 0.67 Na 0.505 Na Na Na 15 15 Na Na
g
Danau
Jempan 0 0 0 29.85 77.5 39.5 7.2 0.03 77.5 39.5 3.28 1 69.24 Na Na 0.94 Na 0.053 Na Na Na 25 55 Na Na
g
2. Situ... Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Embung
3. Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
...
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 44
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 31. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 45
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 32. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2017
Tidak
SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S3
No. Kecamatan Sekolah
L P L P L P L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 Samboja 0 0 3,957 3,473 959 828 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tenggarong
11 0 0 4,030 3,680 1,434 1,344 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Seberang
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 46
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tidak
SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S3
Sekolah
No. Kecamatan
L P L P L P L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Sumber Data : Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa, 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 47
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 33. Jenis 10 Besar Penyakit Utama yang Diderita Penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 48
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 34. Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 49
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 35. Jumlah Limbah Padat dan Cair berdasarkan Sumber Pencemaran di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 50
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 36. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 51
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 37. Kualitas Udara Ambien di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Total
Khlorine
Fluorid
Fluor dan
Lama SO2 CO NO2 O3 HC PM10 PM2,5 TSP Pb Dustfall es Sulphat
Index Khlorine
Lokasi Pengu (µg/Nm (µg/N (µg/Nm (µg/Nm (µg/N (µg/N (µg/N (µg/N (µg/N (µg/N Sebag Index
(µg/N Dioksida
kuran 3) m3) 3) 3) m3) m3) m3) m3) m3) m3) ai F (µg/Nm3
m3) (µg/Nm3
(µg/N
)
m3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Transportasi
(Jalan poros Loa 1 Jam 0.04 <1140 4.99 18.0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Duri)
Industri (Pabrik
Tahu Desa Loa 1 Jam 0.21 <1140 <0.05 19.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Janan Ulu)
Permukiman
(Permukiman 1 Jam 0.21 <1140 <0.05 17.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Desa Purwajaya)
Perkantoran
(Kantor Camat 24 Jam 0 0 0 0 0 0 7.15 0 0 0 0 0 0 0
Loa Janan)
Transportasi
(Jalan Akhmad
Muksin Depan 1 Jam 0.74 <1140 0.16 72.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penyebrangan
Pulau Kumala)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 52
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Total
Khlorine
Fluorid
Fluor dan
Lama SO2 CO NO2 O3 HC PM10 PM2,5 TSP Pb Dustfall es Sulphat
Index Khlorine
Pengu (µg/Nm (µg/N (µg/Nm (µg/Nm (µg/N (µg/N (µg/N (µg/N (µg/N (µg/N Sebag Index
(µg/N Dioksida
kuran 3) m3) 3) 3) m3) m3) m3) m3) m3) m3) ai F (µg/Nm3
m3) (µg/Nm3
(µg/N
Lokasi )
m3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Industri (Pasar
1 Jam 0.73 1198 3.64 126 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mangkurwang)
Permukiman
(Perumahan
Mangga 2 1 Jam 20.98 0 0.21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jalan Ahmad
DAhlan)
Perkantoran
(Kantor DLHK 24 Jam 0 0 0 0 0 0 14.2 0 0 0 0 0 0 0
Kukar
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 53
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 38. Penggunaan Bahan Bakar Industri dan Rumah Tangga di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
A Industri : Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
1 Kimia dasar Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
2 Mesin dan logam dasar Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
3 Industri Kecil Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
4 Aneka Industri Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
B Rumah Tangga :
1 Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
2 Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na Na
Sumber Data :
Keterangan :
NA = Dinas bersangkutan belum memiliki data penggunaan bahan bakar industri dan rumah tangga di Kabupaten Kutai Kartanegara
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 54
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 39. Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jenis Bahan Bakar yang digunakan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2019
Jumlah (Unit)
No Jenis Kendaraan Bermotor
Jumlah Bensin Solar Gas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Mobil Beban 16,650 12,851 3,779 0
2 Penumpang pribadi 25,836 15,502 10,334 0
3 Penumpang umum 57 52 5 0
4 Bus besar pribadi 82 0 82 0
5 Bus besar umum 8 0 8 0
6 Bus kecil pribadi 421 0 421 0
7 Bus kecil umum 4 0 4 0
8 Truk besar 6,871 0 6,871 0
9 Truk kecil 6,071 0 6,071 0
10 Roda tiga 1,170 1,170 0 0
11 Roda dua 383,159 383,158 0 0
Sumber Data : Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 55
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 40. Perubahan Penambahan Ruas Jalan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Data Tahun : 2018 dan 2019
3 Batu 0 0
Keterangan : Tidak ada penambahan panjang jalan di Kab. Kutai Kartanegara sepanjang tahun 2018-2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 56
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 41. Dokumen Izin Lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
9 UKL-UPL Indutri Air dalam Kemasan (AMDK) PT. Sariguna Primatirta Tbk
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 57
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 58
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa
(1) (2) (3) (4)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 59
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 60
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa
(1) (2) (3) (4)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 61
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa
93 AMDAL Pembangunan Sekolah Polisi Negara (SPN) Dinas Pekerjaan Umum Kukar
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 62
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Pemanfaatan Limbah Oli Bekas sebagai
94 AMDAL PT. Alamjaya Bara Pratama
Campuran Bahan Peledak
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 63
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 64
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 42. Perusahaan yang Mendapat Izin mengelola limbah B3 Di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
P-660.4/040/TPS-LB3/DPMPTSP
7 PT. Prima Mitrajaya Mandiri Kelapa Sawit Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 26 Maret 2019
P-660.4/041/TPS-LB3/DPMPTSP
8 PT. Kutai Agro Jaya Kelapa Sawit Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 26 Maret 2019
P-660.4/042/TPS-LB3/DPMPTSP
9 PT. Insani Bara Perkasa Pertmbangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 26 Maret 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 68
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No Nama Perusahaan Jenis kegiatan Jenis Izin Nomor SK
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 69
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
P-660.4/73/TPS-LB3/DPMPTSP
20 PT. Muara Kembang Industri Kapal dan Perahu Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 01 Juli 2019
P-660.4/108/TPS-LB3/DPMPTSP
21 PT. Kartanegara Energi Perkasa Pembangkit Tenaga Listrik Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 09 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/109/TPS-LB3/DPMPTSP
22 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/110/TPS-LB3/DPMPTSP
23 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/111/TPS-LB3/DPMPTSP
24 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/112/TPS-LB3/DPMPTSP
25 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/113/TPS-LB3/DPMPTSP
26 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/114/TPS-LB3/DPMPTSP
27 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/115/TPS-LB3/DPMPTSP
28 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/116/TPS-LB3/DPMPTSP
29 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/117/TPS-LB3/DPMPTSP
30 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/118/TPS-LB3/DPMPTSP
31 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/119/TPS-LB3/DPMPTSP
32 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 70
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/120/TPS-LB3/DPMPTSP
33 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/121/TPS-LB3/DPMPTSP
34 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/122/TPS-LB3/DPMPTSP
35 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Pertamina Hulu Sanga- Eksplorasi dan Produksi P-660.4/123/TPS-LB3/DPMPTSP
36 Izin TPS Limbah B3
Sanga Migas Tanggal, 15 Juli 2019
P-660.4/124/TPS-LB3/DPMPTSP
37 PT. Multi Harapan Utama Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 15 Juli 2019
PT. Mashud Bersaudara Suply Base (Workshop Oil P-660.4/125/TPS-LB3/DPMPTSP
38 Izin TPS Limbah B3
Internasional and gas Services Tanggal, 15 Juli 2019
P-660.4/126/TPS-LB3/DPMPTSP
39 PT. Singlurus Pratama Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 15 Juli 2019
P-660.4/127/TPS-LB3/DPMPTSP
40 PT. Singlurus Pratama Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 15 Juli 2019
P-660.4/130/TPS-LB3/DPMPTSP
41 PT. Kutai Energi Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 25 Juli 2019
P-660.4/146/TPS-LB3/DPMPTSP
42 PT. Multi Harapan Utama Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 07 Agustus 2019
P-660.4/147/TPS-LB3/DPMPTSP
43 PT. Semoga Surya Jaya Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 07 Agustus 2019
P-660.4/148/TPS-LB3/DPMPTSP
44 PT. Multi Persada Nusantara Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 07 Agustus 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 71
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Rental dan Reparasi Speed P-660.4/149/TPS-LB3/DPMPTSP
45 PT. Mira Mirza Thoha Izin TPS Limbah B3
Boat Tanggal, 07 Agustus 2019
P-660.4/159/TPS-LB3/DPMPTSP
46 PT. Kutai Kumala Energi Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 19 Agustus 2019
P-660.4/160/TPS-LB3/DPMPTSP
47 PT. La Tahzan Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 19 Agustus 2019
P-660.4/198/TPS-LB3/DPMPTSP
48 PT. Multi Harapan Utama Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 28 Agustus 2019
P-660.4/213/TPS-LB3/DPMPTSP
49 PT. Multi Harapan Utama Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 12 September 2019
P-660.4/214/TPS-LB3/DPMPTSP
50 PT. Multi Harapan Utama Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 12 September 2019
P-660.4/215/TPS-LB3/DPMPTSP
51 PT. Alvina Multi Galangan Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal,12 September 2019
Rental dan Reparasi P-660.4/216/TPS-LB3/DPMPTSP
52 CV. Yudi Mulia Izin TPS Limbah B3
Speed Boat Tanggal, 12 September 2019
P-660.4/217/TPS-LB3/DPMPTSP
53 PT. Jembayan Muara Bara Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 12 September 2019
P-660.4/218/TPS-LB3/DPMPTSP
54 PT. Sumber Permata Hitam Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 12 September 2019
Pembangkit Listrik Tenaga P-660.4/219/TPS-LB3/DPMPTSP
55 PT. Indo Ridlatama Power Izin TPS Limbah B3
Uap Tanggal, 12 September 2019
Pembangkit Listrik Tenaga P-660.4/224/TPS-LB3/DPMPTSP
56 PT. Indo Ridlatama Power Izin TPS Limbah B3
Uap Tanggal, 12 September 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 72
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Pengembangan terminal
Pangkalan, Logistik Umum
dan Fasilitas Pendukung/
Penunjang Minyak dan
P-660.4/246/TPS-LB3/DPMPTSP
57 PT. Ranji Karya Sakti Gas Bumi Pertambangan Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 05 Oktober 2019
serta Industri
(Perusahaan Pengumpul
Limbah B3 Skala
Kabupaten)
P-660.4/245/TPS-LB3/DPMPTSP
58 RSU Dayaku Raja Pelayanan Rumah Sakit Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 05 Oktober 2019
Rental dan Reparasi P-660.4/259/TPS-LB3/DPMPTSP
59 PT. Mira Mirza Thoha Izin TPS Limbah B3
Speed Boat Tanggal, 04 November 2019
P-660.4/266/TPS-LB3/DPMPTSP
60 PT. Sumber Bara Abadi Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 15 November 2019
PT. Charoen Pokhphand Jaya Budidaya Ayam Ras P-660.4/267/TPS-LB3/DPMPTSP
61 Izin TPS Limbah B3
Farm Pedaging Tanggal, 15 November 2019
P-660.4/273/TPS-LB3/DPMPTSP
62 PT. Kitadin Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 26 November 2019
P-660.4/291/TPS-LB3/DPMPTSP
63 PT. Bukit Raya Coal Mining Pertambangan Batubara Izin TPS Limbah B3
Tanggal, 31 Desember 2019
Sumber Data : Dinas Penanaman Modal dan Pelayana Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 73
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 43. Pengawasan Izin Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Nama
No Waktu (tgl/bln/thn) Hasil Pengawasan
Perusahaan/Pemrakarsa
(1) (2) (3) (4)
Fakta di lapangan, CV. Merry tersebut diberikan sanksi administrasi
1 CV. Merry Jaya 5/16/2019 paksaan Pemerintah Penghentian Sementara kegiatan
pertambangan batubara
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 75
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Nama
No Waktu (tgl/bln/thn) Hasil Pengawasan
Perusahaan/Pemrakarsa
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 76
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
ten Kutai Kartanegara
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 77
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 44. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Total Area Jumlah Korban (Jiwa) Perkiraan
No. Kabupaten Terendam
Mengungsi Meninggal Kerugian (Rp.)
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kutai Kartanegara Na 16,485 0 Na
2
3
Sumber Data : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan : BPBD Kab. Kutai Kartanegara tidak menghitung total area terendam banjir dan perkiraan kerugiaannya
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 80
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 45. Bencana Kekeringan, Luas, dan Kekeringan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Sumber Data : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan : Tidak ada kejadian kekeringan di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 81
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 46. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian diKabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
2
Sumber Data : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan : Na = BPBD Kabupaten Kutai Kartanegara belum memperkirakan kerugian kebakaran lahan tersebut
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 82
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 47. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban, Kerugian di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
2.
3.
Sumber Data : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan : Terdapat 14 kali kejadian tanah longsor dengan korban mengungsi sebanyak 11 KK atau 29 jiwa
Na = BPBD tidak memperkirakan besar kerugian yang timdul dari kejadian tanah longsor tersebut
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 83
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018
Tabel 48. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 84
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Jumlah Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
No Kabupaten/Kota Luas (km²)
Penduduk Penduduk (%) (Jiwa/km²)
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 85
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 49. Jenis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Luas TPA Kapasitas Volume
No. Propinsi/Kota/Kab/Kec Nama TPA Jenis TPA
(Ha) (M3) Eksisting (M3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kecamatan Tenggarong Bekotok Open Dumping ± 5,0 180,000 80,000
Sumber Data : Dinas Perumahan Dan Kawasan pemukiman Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan : TPA 2 - 4 masih dalam proses pembangunan dimana lahan sudah dibebaskan/hibah
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 86
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 50. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah per Hari diKabupaten Kutai Kartanegara
Tahun : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019 87
Tabel. 51 Jumlah Bank Sampah di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Jumlah
Jumlah Jumlah
Nama Bank Sampah Wilayah Omset
No. SK Status Penabu Karyawa
Sampah (Kg/Bul Pelayanan (Rp)
ng n
an)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Muara Elo RT.17
1 Mandiri Jaya 64.02.04.003/07/TB/IX/2019 80 0 26 6 0
Desa Tani Baru
RT.09 Desa
2 Tumbuh Sejahtera 10/64.01/.16.2009/KEP/1/2019 0 0 0 6 0
Mulawarman
3 Miftahul Ulum 64.02.04.2006/05/SM/XI/2018 300 0 0 118 11 0
4 Mandiri 04 64.02.04.2006/04/SM/XI/2018 25 0 0 24 3 0
Sungai Purun II RT
6 64.02.04.2006/42/SM/XI/2018 70 0 0 26 6 0
24,25
Jl. Bhayangkara RT.
Sejahtera Rt.11 Kp.
7 64.02.04.2006/17/SM/XI/2018 52 0 11 Desa Sungai 23 5 0
Tengah
Mariam
8 Barokah Kp. Kajang 64.02.04.2006/19/SM/XI/2018 77 0 0 36 5 0
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 88
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Jumlah
Jumlah Jumlah
Nama Bank Sampah Wilayah Omset
No. SK Status Penabu Karyawa
Sampah (Kg/Bul Pelayanan (Rp)
ng n
an)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Muara Elo RT.04
9 Mangrove 64.02.04.2008/912/HT/X/2018 105 0 42 4 0
Desa Tani Baru
Muara Elo RT.05
10 Wisma Jaya 64.02.04.003/06/TB/IX/2018 57 0 31 5 0
Desa Tani Baru
RT.04 Muara Elo
11 Sariah Jaya 64.02.04.003/08/TB/IX/2010 90 0 36 8 0
Desa tani Baru
12 Tepian Batu 64.02.04.2004/02/KT/IX/2018 200 0 Kutai Lama 26 4 0
13 Paud / TK 64.02.04.2004/03/KT/IX/2018 160 0 0 30 7 0
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 89
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Jumlah
Jumlah Jumlah
Nama Bank Sampah Wilayah Omset
No. SK Status Penabu Karyawa
Sampah (Kg/Bul Pelayanan (Rp)
ng n
an)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 90
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Jumlah
Jumlah Jumlah
Nama Bank Sampah Wilayah Omset
No. SK Status Penabu Karyawa
Sampah (Kg/Bul Pelayanan (Rp)
ng n
an)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 91
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Jumlah
Jumlah Jumlah
Nama Bank Sampah Wilayah Omset
No. SK Status Penabu Karyawa
Sampah (Kg/Bul Pelayanan (Rp)
ng n
an)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Desa Gas Alam I
37 BABE 0 0 0 0 0 0
Badak
38 Tersanjung Nomor 182 TH 2018 100 Aktif Kel. Loa Duri Ilir 74 14 0
Desa Jembayan RT.
39 GSGS 0 0 0 0 0 0
022
40 Kahala Lestari 0 250 Aktif kahala 159 20 0
41 Pinang Manis Posyandu 25 Aktif Jahab 80 5 0
42 BSMJ 0 1142 Aktif 0 0 0 0
43 Gunung Kendis 0 50 Aktif 0 35 6 0
44 Anggrek Ungu 0 40 Aktif Sebulu Modern 45 6 0
45 Manunggal Jaya 0 0 0 0 0 0 0
44 Bersinar 0 0 0 Handil Baru 0 10 0
45 Gawi Bersama 0 0 0 Handil Baru 0 12 0
Desa Manunggal
46 Ridhomu 64.02.04.2006/05/SM/XI/2018 0 0 Jaya, Tenggarong 0 0 0
Seberang
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 92
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Jumlah
Jumlah Jumlah
Nama Bank Sampah Wilayah Omset
No. SK Status Penabu Karyawa
Sampah (Kg/Bul Pelayanan (Rp)
ng n
an)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Jl. Patin RT 4
48 Asparagus 64.02.04.2006/05/SM/XI/2018 0 Aktif 0 0 0
Tenggarong
Kelurahan Baru
49 Kejawi Permai RT 4 64.02.04.2006/05/SM/XI/2018 0 0 0 0 0
Tenggarong
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 93
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 52. Kegiatan Fisik Lainnya oleh Instansi di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 94
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 53. Status Pengaduan Masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
1 DPP Forum Akuntabilitas dan Transparansi Dampak limpasan sediment pond Selesai
Kamaruddin (Kuasa Warga RT 03 Desa Lumpur dari Jalan Hauling masuk ke areal
2 Selesai
Sumber Sari) persawahan di KM 4,5 oleh PT. MPP
3 Kelompok Tani Rimba Kutai Raya Kebun masyarakat digusur oleh perusahaan Selesai
6 Kelompok Tani Bina Karya Lahan pertanian masyarakat terendam banjir Selesai
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 95
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No. Pihak yang Mengadukan Masalah Yang Diadukan Progres Pengaduan
17 PT. Sasana Yudha Bakti Pencemaran Sungai Penoon Diserahkan ke DLH Provinsi Kalimantan Timur
Saparudin (Kuasa Nordin dan Rosdiana Penumpukan disposal dan pembuatan jalan
18 Belum ada kesepakatanpara pihak
Nyenita) hauling tanpa izin pemilik tanah
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 96
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No. Pihak yang Mengadukan Masalah Yang Diadukan Progres Pengaduan
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 97
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No. Pihak yang Mengadukan Masalah Yang Diadukan Progres Pengaduan
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 98
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 54. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
1 Forum Pemerhati Lingkungan Hidup 03/17-04-2018 Jln. Kutai Baru RT16 Loa Duri Ulu Kecamatan Loa Janan
2 Gerbang Dayaku 1901-00-00-201/XII/2017 Jln. Latistarda RT.V. Desa Sebulu Kecamatan Sebulu
Forum Pemerhati Pencemaran Delta
3 00-23-01-0006/II/2014 Jl. Jelawat RT.018 No.193 Kel. Timbau Tenggarong
Mahakam
Komunitas Pemuda Pemerhati
4 00-23-01-0027/XII/2014 Jl. Air Terjun RT.21 Desa Loa Dur Ilir Kec. Loa Janan
Lingkungan Hidup
Forum Pemerhati Lingkungan dan
5 2.2/26/BKBPM-19/2011 Jl. Pondok Labu RT.X Kel.Loa Ipuh Darat Kec. Tenggarong
Masyarakat
Forum Gerakan Penyelamat Lingkungan
6 2.2/535/BKBPM-19/2011 Jl. Danau Lipan No.28 RT.30 Kel.Melayu Kec.Tenggarong
Kutai Kartanegara
Forum Pemuda Pemudi Peduli Jl. Soekarno Hatta KM.29 No.18 RT.37 Desa Batuah
7 2.2/491/BKBPL-18/VIII/2010
Lingkungan Kutai Kartanegara Kec.Loa Janan
8 Forum Pelestarian Lingkungan 2.2/926/BKBPL-18/XII/2010 Jl. Ruwan RT. 36 Kel.Melayu Kec. Tenggarong
9 Pemerhati Lingkungan Semesta (PELITA) 2.2/491/BKBPL-18/VIII/2010 Jl. Mulyo Pranoto RT.I Desa Loa Sumber Kec. Loa Kulu
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 98
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No Nama LSM Akta Pendirian Alamat
18 Forum Cinta Lingkungan 220/600/BKBPL-2.3/VIII/2009 Jl.Bina Raga RT.5 No.253 Ds. Badak Ulu Kec. Muara Badak
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 99
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Forum Peduli Lingkungan Kembang
23 220/828/BKBPL-2.3/X/2009 Desa Kembang Janggut RT.XI Kec. Kembang Janggut
Janggut
Forum Komunikasi Peduli Lingkungan
24 220/860/BKBPL-2.3/X/2009 Jl. Yos Sudarso No.35 RT.19 kec. Loa Kulu
Hidup
Sumber Data : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 100
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel-55. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
2. Master (S2) 9 7 16
3 Sarjana (S1) 26 8 34
4 Diploma (D3/D4) 4 1 5
5 SLTA 22 13 35
6 SLTP 2 0 2
Jumlah 63 28 93
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 100
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 56. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti Diklat di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Pertama 0 0 0 0
Dinas Lingkungan Hidup dan
1 Muda 7 3 7 3
Kehutanan Kab.Kutai Kartanegara
Madya 0 0 0 0
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 101
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 57. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Pemberi Tahun
No. Nama Orang/Kelompok/Organisasi Nama Penghargaan
Penghargaan Penghargaan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 SDN 007 Muara Jawa Sekolah Adiwiyata Nasional Pemerintah / KLHK 2019
2 SDN 010 Tenggarong Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
3 SDN 013 Tenggarong Seberang Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
4 SDN 007 Tenggarong Seberang Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
5 SDN 020 Tenggarong Seberang Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
6 SMPN 008 Loa Janan Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
7 SDN 012 Loa Janan Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
8 SDN 024 Loa Janan Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
9 SDN 027 Loa Janan Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
10 SMPN 006 Loa Janan Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
11 SDN 028 Kota Bangun Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
12 SD ISLAM TERPADU AL IHSAN Muara Kaman Sekolah Adiwiyata Provinsi Pemerintah Provinsi 2019
YAYASAN Borneo Orang Utan Survival
13 KALPATARU Pemerintah Provinsi 2019
Foundation (BOS-F)
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 102
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 58. Kegiatan/Program Yang Diinisiasi Masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Waktu
Instansi Kelompok
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan
Penyelenggara Sasaran
(bulan/tahun)
Sosialisasi mekanisme proper dan Dinas Lingkungan Hidup Aparatur Pemerintah dan
4 Bulan April 2019
pelatihan Simpel tahun 2019 Provinsi Kalimantan Timur Perusahaan
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 105
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Waktu
Instansi Kelompok
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan
Penyelenggara Sasaran
(bulan/tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten kutai Kartanegara, 2020
Keterangan:
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 106
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 59. Produk Domestik Bruto Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) `107
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 60. Produk Domestik Bruto Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data :2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 108
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2018, 2019, dan 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 108
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 108
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 108
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 61. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Jenis Produk Jenis Produk
Nomor dan
No. Hukum Bidang Hukum Bidang Tentang
Tanggal
Lingkungan Hidup Kehutanan
(1) (2) (3) (4) (5)
Perubahan Pertama PERDA Kabupaten Kutai Kartanegara
1 PERDA - 11 Tahun 2004 Nomor 5 Tahun 2001 Tentang AMDAL kabupaten Kutai
Kartanegara
Izin Pembuangan Air Limbah Untuk Kegiatan Pertambangan
2 PERDA - 2 Tahun 2006
Batubara
Izin Pembuangan Air Limbah Untuk Kegiatan Industri dan
3 PERDA - 3 Tahun 2006
Usaha Lainnya
4 PERDA 02 Tahun 2011 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
5 PERDA - 4 Tahun 2014
Sampah Rumah Tangga
6 PERDA - 5 Tahun 2014 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Penyimpanan sementara dan Pengumpulan Limbah bahan
7 PERDA - 21 Tahun 2016
Berbahaya Beracun
8 PERDA 11 Tahun 2016 Ijin Lingkungan
Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
9 PERBUP - 60 Tahun 2016 Kerja Perangkat Daerah Pada Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT)
10 PERBUP - 103 Tahun 2012 Laboratorium Lingkungan Hidup Pada Badan Lingkungan
Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 109
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Jenis Produk Jenis Produk
Nomor dan
No. Hukum Bidang Hukum Bidang Tentang
Tanggal
Lingkungan Hidup Kehutanan
(1) (2) (3) (4) (5)
Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Pengaduan Akibat
11 PERBUP - 117 Tahun 2012 Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup
Serta Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup
Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Dugaan Pencemaran
12 PERBUP 22 Tahun 2017 dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup Serta Penyelesaian
Sengketa Lingkungan Hidup
Pedoman Pengelolaan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau
13 PERBUP - 79 Tahun 2013 Kegiatan Operasi Produksi Batubara Secara Terbuka dan
Fasilitas Penunjangnya
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup Serta Surat Pernyataan Kesanggupan
14 PERBUP - 47 Tahun 2014
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup kabupaten
Kutai Kartanegara
Pedoman Pengelolaan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau
15 PERBUP - 48 Tahun 2014 Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Fasilitas
Penunjangnya
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)
16 PERBUP - 49 Tahun 2014
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pedoman Penerapan Sanksi Administratif Di Bidang
17 PERBUP - 78 Tahun 2015
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 110
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 62. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019 dan 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 111
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 63. Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2018
2 Retribusi 6,416,233,951.360
5 Jumlah 275,558,149,875.43
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 112
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 64. Inovasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 113
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No. Kecamatan Nama Inovasi Deskripsi Inovasi Dasar Hukum Inovasi
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 113
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No. Kecamatan Nama Inovasi Deskripsi Inovasi Dasar Hukum Inovasi
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 113
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No. Kecamatan Nama Inovasi Deskripsi Inovasi Dasar Hukum Inovasi
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 113
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
No. Kecamatan Nama Inovasi Deskripsi Inovasi Dasar Hukum Inovasi
Sumber Data : 1. Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
2. Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 113
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 65. Pelestarian Kearifan Lokal Lingkungan Hidup di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
Kabupaten/Kecama Nama Kearifan
No. Bentuk Kearifan Deskripsi
tan/Desa Lokal
(1) (2) (3) (4) (5)
Keterangan:
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 114
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019
Tabel 66. Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
No Kecamatan 2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Samboja 63.467 64.982 66.632 68,291 69,903
2 MuaraJawa 41.236 42.665 44.141 45,648 47,145
3 Sanga-Sanga 20.477 21.203 21.782 22,366 22,938
4 Loa Janan 62.921 64.11 65.282 66,445 67,543
5 Loa Kulu 44.713 45.596 46.419 47,234 48,003
6 Muara Muntai 18.336 18.433 18.608 18,724 18,816
7 Muara Wis 8.999 9.05 9.097 9,139 9,171
8 Kota Bangun 33.295 33.579 33.833 34,074 34,273
9 Tenggarong 114.307 117.809 121.341 124,921 128,052
10 Sebulu 38.363 38.619 38.834 39,033 39,183
11 Tenggarong Seberang 71.467 73.372 75.257 77,155 79,001
12 Anggana 40.701 42.315 43.99 45,710 47,436
13 MuaraBadak 45.954 47.095 48.226 49,361 50,459
14 MarangKayu 24.047 24.094 24.111 24,117 24,370
15 Muara Kaman 36.255 36.588 36.899 37,195 37,447
16 Kenohan 10.08 10.127 10.178 10,181 10,291
17 KembangJanggut 32.821 34.964 36.968 39,206 41,525
18 Tabang 10.349 10.415 10.493 10,537 10,567
Jumlah 717.788 735.016 752.091 769,337 786123
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2016, 2017, 2018, 2019, dan 2020
Keterangan:
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019 115
Tabel 67. Produk Domestik Bruto Dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
No Uraian 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (5) (6) (7)
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 19,230.81 20,879.81 21,694.13
2 Pertambangan dan Penggalian 97,861.34 105,547.07 102,238.32
3 Industri Pengolahan 6,116.66 6,609.08 6,894.97
4 Pengadaan Listrik dan Gas 66.25 76.84 85.43
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 47.34 50.08 53.79
6 Konstruksi 11,268.75 12,621.26 14,130.79
7 Per 5,252.41 5,846.26 6,350.04
8 Transportasi dan Pergudangan 1,446.93 1,597.99 1,747.29
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 407.16 470.83 529.99
10 Informasi dan Komunikasi 957.84 1,060.57 1,176.69
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 442.66 496.75 539.12
12 Real Estate 700.61 745.91 784.38
13 Jasa Perusahaan 45.49 50.57 53.35
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,460.86 2,539.68 2,706.47
15 Jasa Pendidikan 1,671.22 1,885.66 2,101.07
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 916.35 1,075.58 1,227.88
17 Jasa lainnya 327.32 379.51 425.67
PDRB DENGAN MIGAS 149,220.00 161,933.45 162,739.38
PDRB TANPA MIGAS 102,897.75 114,135.18 Na
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2018, 2019, dan 2020
Keterangan : Na = Data BPDR Tanpa Migas tidak ditemukan dalam Buku BPS, 2020
Keterangan : Na = Data BPDR Tanpa Migas tidak ditemukan dalam Buku BPS, 2020
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2018 117
Tabel 69. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
No Arahan Fungsi Kawasan Dalam RTRW luas (Ha) Persen Luas Wilayah
(1) (2) (3) (4)
1 Badan Air 45.411 1,70
2 Cagar Alam 29.955 1,12
3 Hutan Lindung 209.334 7,85
4 Hutan Produksi 680.043 25,49
5 Hutan Produksi Konversi 54.983 2,06
6 Hutan Produksi Terbatas 558.773 20,94
7 Kawasan Industri 3.411 0,13
8 Kawasan Lindung Daerah Gambut 36.615 1,37
9 Kawasan Perikanan Budidaya 16.532 0,62
10 Kawasan Perkebunan 328.248 12,30
11 Kawasan Permukiman Pedesaan 24.378 0,91
12 Kawasan Permukiman Perkotaan 5.785 0,22
13 Kawasan Tambang 111.261 4,17
14 Kawasan Transmigrasi 41.689 1,56
15 Kawasan Wisata 37 0,00
16 Pertanian Lahan Basah 133.976 5,02
17 Pertanian Lahan Kering 261.938 9,82
18 Sempadan Danau 2.960 0,11
19 Sempadan Pantai 10.502 0,39
20 Sempadan Sungai 16.569 0,62
21 Taman Hutan Raya 57.483 2,15
22 Taman Nasional 38.394 1,44
Total 2.668.278 100
Sumber Data : Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan:
Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019 118
Tabel 70. Nama Sungai dan Perkiraan Kapasitas Air Tersedia di Sekitar Wilayah Rencana IKN di Kabupaten Kutai
Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019
B Rumah Sakit
1 RSUD AM. Parikesit 1
2 RSUD Aji Batara Sakti Dewa Agung 1
F Pengelolaan Limbah B3
1 PT. Pengelola Limbah Kutai Kartanegara 1
G Pengelola Udang
1 PT. Syam Surya 1
H IUPHHK-HT/HTI
1 PT. Surya Hutani Jaya 1
2 PT. Sumalindo Hutani Jaya II 1
3 PT. Acacia Andalan Utama 1
4 PT. Silva Rimba Lestari 1
5 PT. ITCI Hutani Manunggal 1
JUMLAH 1 5 40 30 1
Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara, 2020
Keterangan :
Tabel 72. Indieks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Data : 2019