Anda di halaman 1dari 86

Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang,

Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1. KOTA BONTANG


2.1.1. Kondisi Fisik Dasar Wilayah
2.1.1.1. Geografis dan Administrasi
Kota Bontang merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur yang
terletak sekitar 120 km dari Kota Samarinda Ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
Kota Bontang memiliki letak yang cukup strategis yaitu terletak pada jalan trans-
Kaltim dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar, sehingga
menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota Bontang dengan
wilayah lain diluar Kota Bontang. Kota Bontang terletak antara 117°23’ sampai
dengan 117°38’ Bujur Timur dan 0°01’ sampai dengan 0°12’ Lintang Utara.
Wilayah Kota Bontang di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Kabupaten
Kutai Timur, sebelah timur dengan Selat Makassar, dan sebelah selatan dengan
Kabupaten Kutai Kartanegara.. Batas wilayah Kota Bontang sebagai berikut:
• Batas Utara : Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur
• Batas Timur : Selat Makassar
• Batas Selatan : Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kertanegara
• Batas Barat : Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur
Secara administrasi, semula Kota Bontang merupakan kota administratif sebagai
bagian dari Kabupaten Kutai dan menjadi daerah otonom berdasarkan Undang-
Undang No. 47 Tahun 1999 tentang pemekaran Provinsi dan Kabupaten,
bersama-sama dengan Kabupaten Kutai Timur, Kutai Barat dan Kabupaten Kutai
Kartanegara dengan luas wilayah 161,88 km2. Sejak disahkannya Peraturan
Daerah Kota Bontang No. 17 tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi
Kecamatan Bontang Barat, pada tanggal 16 Agustus 2002, Kota Bontang terbagi
menjadi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang
Utara, dan Kecamatan Bontang Barat. Kecamatan Bontang Selatan memiliki
wilayah yang terluas (110,91 km2), disusul Kecamatan Bontang Utara (33,03
km2) dan Kecamatan Bontang Barat (17,94 km2).

CV. Visiplan 2-1


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kota Bontang (%) 2020
Sumber : BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

Tabel 2.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kota Bontang (%), 2020

Ibukota
No Kecamatan Luas (km2)
Kecamatan

1 Bontang Selatan Tanjung Laut 110,91


2 Bontang Utara Bontang Baru 33,03
3 Bontang Barat Kanaan 17,94
Bontang 161,88

Sumber : BPS Kota Bontang Dalam Angka , 2021

CV. Visiplan 2-2


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.2. Peta Administrasi Kota Bontang

CV. Visiplan 2-3


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.1.2. Iklim
Proses pergantian panas dan uap air antara bumi dan atmosfir dalam jangka
waktu yang lama menghasilkan suatu keadaan yang dinamakan iklim. Iklim
merupakan suatu kumpulan dari kondisi atmosfir yang meliputi panas,
kelembaban dan gerakan udara. Kota Bontang berada di wilayah khatulistiwa
yang memiliki iklim tropis, sehingga mengalami dua musim yaitu musim kemarau
dan musim penghujan serta dipengaruhi oleh angin muson, yaitu Muson Barat
pada bulan November-April dan angin Muson Timur pada bulan Mei-Oktober.
Suhu udara rata-rata tertinggi di Kota Bontang sebesar 27,52°C pada bulan
Februari dan terendahnya 24,36°C pada bulan November. Kelembaban udara
tertinggi 100% pada bulan Juni, terendahnya 63,75% pada bulan September.
Terdapat empat stasiun pengamatan cuaca di Bontang, yaitu Stasiun
Pengamatan Bontang Lestari, Tanjung Laut, Gunung Elai, dan Gunung Telihan.
Intensitas curah hujan rata-rata tertinggi tercatat pada stasiun pengamatan
Tanjung Laut sebesar 179,21 mm3 dengan rata-rata 14 hari hujan perbulan.
Sedangkan rata-rata terendah curah hujan di Bontang tercatat pada stasiun
pengamatan Gunung Telihan sebesar 166,78 mm3 dengan rata-rata 145 hari
hujan perbulan.

CV. Visiplan 2-4


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.2. Jumlah Curah Hujan di Kota Bontang, 2020

Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Hujan


Bulan
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4
Januari - 137,00 146,00 159,00 - 8 10 13
Februari - 16,00 14,00 17,00 - 4 5 4
Maret - 145,00 120,00 131,00 - 8 8 11
April - 67,20 90,00 78,00 - 9 9 11
Mei - 142,10 146,00 163,00 - 12 12 13
Juni - 305,40 273,00 199,00 - 19 19 19
Juli - 268,50 205,00 231,00 - 25 14 16
Agustus - 83,10 100,30 111,62 - 16 16 17
September - 295,40 304,20 318,62 - 21 22 22
Oktober - 186,80 145,20 137,00 - 17 17 18
November - 241,50 208,70 162,70 - 13 14 16
Desember - 262,50 252,30 293,40 - 17 19 17

Sumber : DDA Kota Bontang 2021

CV. Visiplan 2-5


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.3. Kelembaban dan Suhu Udara di Kota Bontang Tahun 2020

Suhu (oC) Kelembaban (%)


Bulan
Minimum Rata - Rata Maksimum Minimum Rata - Rata Maksimum
Januari 23.75 26.83 31.32 75.08 - 98.92
Februari 23.94 27.52 32.03 71.34 - 96.89
Maret 23.75 27.27 32.50 69.19 - 98.69
April 24.14 27.17 32.03 74.27 - 99.70
Mei 24.06 27.34 33.10 72.47 - 99.98
Juni 23.75 26.62 32.15 74.27 - 100.00
Juli 23.21 26.41 32.16 71.19 - 99.97
Agustus 22.99 26.77 32.78 67.19 - 99.79
September 23.30 27.35 33.68 63.75 - 99.60
Oktober 23.61 27.10 33.13 69.84 - 99.90
November 21.63 24.36 30.21 63.93 - 89.92
Desember 23.41 26.84 32.45 74.61 - 99.76

Sumber : DDA Kota Bontang 2021

Tabel 2.4. Tekanan Udara dan Kecepatan Angin di Kota Bontang, 2020

Kecepatan Angin (m/det) Tekanan Udara (mb)


Bulan
Minimum Rata - Rata Maksimum Minimum Rata - Rata Maksimum
Januari - 242.50 - - - -
Februari - 256.00 - - - -
Maret - 253.00 - - - -
April - 211.00 - - - -
Mei - 216.50 - - - -
Juni - 191.50 - - - -
Juli - 214.00 - - - -
Agustus - 215.50 - - - -
September - 215.00 - - - -
Oktober - 197.50 - - - -
November - 181.50 - - - -
Desember - 187.00 - - - -

Sumber : BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-6


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.1.3. Topografi
Morfologi wilayah Kota Bontang berupa permukaan tanah yang datar, landai dan
berbukit dan bergelombang. Topografi kawasan Bontang memiliki ketinggian
antara 1-120 meter dpl dengan kemiringan lereng yang bervariasi dari Pantai
Timur dan Selatan hingga bagian Barat. Kemiringan lahan Kota Bontang dengan
kemiringan 0-2% (datar) mempunyai luasan 7.211 Ha atau 48,79 %. Kemiringan
lahan bergelombang (3-15%) seluas 4.001 Ha atau 27,07%. Proporsi luas lahan
dengan kemiringan yang curam (16-40%) hampir sama dengan yang
bergelombang yaitu 24,14 % atau 3.568 Ha.

Tabel 2.5. Luas Kemiringan Lahan (Rata-rata) Kota Bontang

No Kemiringan Luas Ha %
1 Datar (0-2%) 7.211 48.79
2 Bergelombang (3-15%) 4.001 27.07
3 Curam (16-40%) 3.568 24.14
4 Sangat Curam (>40%) 0 0
Jumlah 14.78 100

Sumber: RPIJM Kota Bontang

CV. Visiplan 2-7


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.3. Peta Topografi Kota Bontang

CV. Visiplan 2-8


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.1.4. Hidrologi
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menempati wilayah Kota Bontang merupakan
bagian dari Sub DAS Santan Ilir. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah adalah
Sungai Guntung, Sungai Bontang, Sungai Busuh, Sungai Nyerakat Kanan dan
Sungai Nyerakat Kiri yang semuanya bermuara di Selat Makasar. Sungai-sungai
tersebut berhulu di bagian barat wilayah Kota Bontang atau di wilayah
Kabupaten Kutai Timur. Sungai-sungai tersebut juga mengalirkan air yang
berasal dari mata air, terutama air yang keluar dari batuan pasir halus, pasir
kasar dan lempung pasiran yang berasal dari formasi Balikpapan.
Secara administratif DAS Bontang terletak di Kecamatan Sangatta Kabupaten
Kutai Timur (DAS Bontang hulu), Kecamatan Bontang Barat (DAS Bontang
Tengah), Kecamatan Bontang Selatan (DAS Bontang Tengah), Kecamatan
Bontang Utara (DAS Bontang Tengah) dan Kecamatan Bontang Baru (DAS
Bontang Hilir). DAS Bontang memiliki luas 59,710 km2 dan panjang sungai
utama 41,173 km dengan alur berkelok-kelok (meandering). DAS Bontang yang
melintasi Kota Bontang memiliki luas kurang lebih 300 Km2 dan panjang sungai
utama 17 km.

Tabel 2.6. Sistem Hidrologi (DAS) di Kota Bontang

No DAS Luas (m2) Panjang Sungai (m) Keterangan


1 Guntung 23,612 15,879 86,3% masuk wilayah Kaltim
2 Belimbing 15,627 11,300
86,11% masukk wilayah
3 Semputuk 20,002 20,590
Kaltim
4 Kenibung 5,190 4,892 92,70% masuk wilayah Kaltim
Tanjung
5 1,478 3,480
Linau
6 Bontang 59,710 41,173 68,27% masuk wilayah Kaltim
7 Busuk 25,798 11,010
8 Budak 20,468 9,650
9 Nyerakat 29,388 22,295
Tanjung
10 1,110 -
Limau 2

Sumber : RPIJM Kota Bontang

CV. Visiplan 2-9


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.4. Pembagian DAS Wilayah Bontang

CV. Visiplan 2-10


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.1.5. Geologi
Ditinjau dari aspek geologi, Kota Bontang termasuk dalam sub bagian cekungan
Kutai dengan batas fisik di sebelah Timur Selat Makasar, sebelah Selatan
Sungai Santan, sebelah Barat Gunung Lobang Batik dan sebelah Utara Sungai
Temputuk. Dari aspek litologi, formasi batuan di Kota Bontang terdiri dari:
• Endapan Alluvium, yang tersusun oleh kerakal, kerikil, lempung, dan lumpur
sebagai endapan sungai, rawa, pantai dan delta.
• Formasi Kampung baru, yang tersusun atas batu pasir kuarsa dengan
sisipan lempung, lanau dan serpih dengan sifat lunak dan mudah hancur.
Formasi ini memiliki aquifer potensial di daerah Bontang dengan jenis batuan
yang bertindak sebagai aquifer berupa kerikil, pasir kuarsa yang bersifat
lepas, batu pasir dan pasir lempung.
• Formasi Balikpapan, yang terdiri atas perselingan batu pasir kuarsa, batu
lempung lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan batu
bara. Formasi Balikpapan merupakan formasi terbesar di Kawasan Pesisir
Bontang dengan arah Utara Selatan.
• Formasi Pulau balang, merupakan perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir
dan batu lempung dengan sisipan batu bara.
• Formasi Bebulu, merupakan formasi batuan kecil-kecil di Kawasan Pesisir
Bontang yang tersusun atas batu gamping dengan sisipan lempung, lanauan
dan sedikit napal.
• Formasi Pamaluan, tersusun atas batu lempung dan serpih dengan sedikit
napal, batu pasir dan batu gamping.
Jenis tanah didominasi oleh podsolid merah kuning, aluvial dan komplek latosol.
Jenis tanah ini memiliki lapisan kuning (top soid) yang tipis, peka erosi dan
miskin unsur hara. Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan
dibutuhkan pengolahan awal berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan
pengamanan hutan, sehingga kestabilan tanah dan ketersediaan air tanah tetap
terjaga.

CV. Visiplan 2-11


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.5. Peta Geologi Regional

CV. Visiplan 2-12


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.2. Sarana dan Prasarana


2.1.2.1. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Secara umum jumlah sarana sekolah jenjang Taman Kanak-Kanak hingga
SMA/Sederajat, baik negeri maupun swasta di Kota Bontang secara kuantitatif
mengalami perkembangan. Pada tahun 2020 sarana pendidikan yang tercatat di
Kota Bontang terdiri dari 54 Taman Kanak-Kanak (TK), 11 Raudhatul Athfal
(RA), 56 Sekolah Dasar (SD), 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 27 Sekolah Menengah
Pertama (SMP), 6 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 11 Sekolah Menengah Atas
(SMA), 14 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan 2 Madrasah Aliyah (MA).
Pada tahun 2020 juga di Kota Bontang terdapat 4 buah Perguruan Tinggi
dengan jumlah Dosen sebanyak 126 orang, dan mahasiswanya sebanyak 1.440
orang. Jumlah fasilitas pendidikan di Kota Bontang pada setiap kecamatan
adalah Kecamatan Bontang selatan sebanyak 67 buah fasilitas pendidikan, di
Kecamatan Bontang Utara sebanyak 67 buah fasilitas pendidikan, dan di
Kecamatan Bontang Barat sebanyak 38 buah fasilitas pendidikan.
Di Kecamatan Bontang Selatan tidak terdapat Perguruan Tinggi. Perguruan
Tinggi hanya ada di Kecamatan Bontang Utara berjumlah 2 Perguruan Tinggi
dan di Kecamatan Bontang Barat berjumlah 1 Perguruan Tinggi.

CV. Visiplan 2-13


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.7. Jumlah Pendidikan Sekolah Formal, 2020

Pendidikan
Kecamatan TK SD SMP SMA

Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah

Bontang Selatan 1 17 18 15 10 25 5 5 10 1 3 4

Bontang Utara 2 22 24 11 9 20 2 8 10 1 3 4

Bontang Barat - 12 12 4 7 11 2 5 7 1 2 3

Bontang 3 51 54 30 26 56 9 18 27 3 8 11

Sumber :BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

Tabel 2.8. Jumlah Pendidikan Sekolah Agama, 2020

Pendidikan
Kecamatan RA Mi Mts MA
- Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah
Bontang Selatan 4 - 3 3 - 2 2 - 1 1
Bontang Utara 4 - 2 2 - 2 2 1 - 1
Bontang Barat 3 - - - - 2 2 - - -
Bontang 11 - 5 5 - 6 6 1 1 2

Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-14


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.2.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan


Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kota Bontang pada tahun 2020 terdiri dari 5
rumah sakit, 2 klinik bersalin, 6 puskesmas, 2 puskesmas pembantu, 11 klinik
kesehatan, dan 119 posyandu, serta 51 praktek dokter perorangan. Upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik selain dengan
menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui penyuluhan kesehatan,
agar masyarakat dapat berprilaku hidup sehat. Diharapkan dengan penyuluhan
ini penularan penyakit seperti diphteria, muntaber, kolera, dan demam berdarah,
sebagai akibat dari sanitasi lingkungan yang burukdan kebiasaan hidup yang
tidak sehat dapat dicegah. Salah satu dari sepuluh penyakit utama yang paling
sering diderita masyarakat Kota Bontang selama tahun 2020 menurut hasil
laporan Dinas Kesehatan Kota Bontang adalah tekanan darah tinggi (10.487
penderita).
Pada tahun 2020 di Kota Bontang tercatat Sebanyak 1.040 Tenaga Kesehatan
yang terdiri dari 191 Dokter, 33 Dokter Gigi, 461 Perawat, 140 Bidan, 148
Tenaga Kefarmasian, 34 Tenaga Kesehatan Masyarakat, 14 Tenaga Kesehatan
Lingkungan, dan 19 Tenaga Gizi.

Tabel 2.9. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kota Bontang, 2020


Rumah Rumah Sakit Pusban
No Kecamatan Poliklinik Puskesmas Apotik
Sakit Bersalin /Pustu
1 BontangSelatan 1 - 2 3 - 4
2 Bontang Utara 2 - 4 1 2 5
3 Bontang Barat 1 - 2 2 - 2
2020 4 - 8 6 2 11
2019 4 - 8 6 2 11
2018 4 - 6 6 2 9

Sumber : BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

Tabel 2.10. Jumlah Apotek, Toko Obat, dan Gudang Farmasi Menurut
Kecamatan di Kota Bontang, 2020
No Kecamatan Apotek Toko Obat Gudang Farmasi
1 Bontang Selatan 5 6 -

2 Bontang Utara 9 2 1

3 Bontang Barat 5 - -
19 8 1

Sumber :BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-15


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.11. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Bontang, 2020
Ahli
Tenaga Tenaga
Tenaga Teknologi
No Kecamatan Dokter Dokter Gigi Perawat Bidan Kesehatan Kesehatan Tenaga Gizi
Kefarmasian Laboratoriu
Masyarakat Lingkungan
m Medik

1 Bontang Selatan 44 12 67 32 49 16 5 5 -

2 Bontang Utara 63 13 126 35 38 10 4 5 -


3 Bontang Barat 84 8 268 73 61 8 5 9 -

Bontang 191 33 461 140 148 34 14 19 -

Sumber :BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

.Tabel 2.12. Jumlah Rumah Sakit Umum, Rumah SAkit Khusus, Puskesmas, Klinik, Posyandu,Rumah Sakit Bersalin, Polindes,dan
Praktek Dokter Perorangan, 2020
Rumah Rumah Puskesmas
Puskesmas Klinik Rumah Sakit/ Puskesmas Praktek Dokter
No Kecamatan Sakit Sakit Non Rawat Posyandu Polindes
Rawat Inap Pratama Klinik Bersalin Pembantu Perorangan
Umum Khusus Inap

1 Bontang Selatan 1 - 3 - 3 44 2 - - 13

2 Bontang Utara 2 - 2 - 7 54 - 2 - 26

3 Bontang Barat 2 - 1 - 1 21 - - - 12

2020 5 - 6 - 11 119 2 2 - 51

2019 5 - 6 - 13 119 2 2 - 51

Sumber :BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-16


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.2.3. Sarana dan Prasarana Peribadatan


Berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bontang,
penduduk Kota Bontang pada tahun 2020 mayoritas memeluk Agama Islam
dengan persentase sebesar 89,71%, disusul dengan Kristen Protestan dengan
persentase sebesar 8,28%, dan Katholik dengan persentase sebesar 1,76%.
Adapun sarana peribadatan yang ada di Kota Bontang pada tahun 2020 yaitu
128 Masjid, 90 Mushola, 53 Gereja Protestan, 5 Gereja Katholik, dan 1 Pura.
Tabel 2.13. Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kota
Bontang, 2020

Gereja Gereja
Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katholik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Bontang Selatan 45 30 8 1 - -

Bontang Utara 62 45 20 3 1 -

Bontang Barat 21 15 25 1 - -
Bontang 128 90 53 5 1 -

Sumber : BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

2.1.2.4. Jalan Lingkungan


Untuk jalan lingkungan di kawasan permukiman yang ada di Kota Bontang
hampir sebagian besar berupa jalan semen, aspal dan kayu ulin. Untuk jalan-
jalan lingkungan pelaksanaan pembangunan melalui Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya dan melalui Program Prolita yang dilaksanakan oleh
kelurahan-kelurahan. Untuk kegiatan pengembangan jaringan jalan adalah
pembuatan jalan baru, semenisasi gang lingkungan dan pembuatan serta
perbaikan jalan kayu ulin khususnya di kawasan permukiman pesisir.

2.1.2.5. Saluran Air Hujan/ Drainase


Sistem drainase di kawasan permukiman yang ada di Kota Bontang saat ini
masih banyak yang belum optimal bahkan cenderung berubah fungsi. Drainase
jalan yang harusnya hanya berfungsi atau didesain untuk menampung dan
mengalirkan limpasan air hujan yang jatuh ke badan jalan tetapi juga berfungsi
untuk menampung air buangan selain dari air hujan. Akibatnya kapasitas saluran
tersebut tidak cukup sehingga meluap.
Dari segi fisik prasarana yang ada sebagian besar saluran drainase kota berupa
saluran dari pasangan batu, namun kondisi saat ini tidak sedikit dari saluran
tersebut yang mengalami kerusakan. Sedimentasi di saluran drainase cukup
besar baik itu berasal dari material tanah/pasir dan sampah baik organik maupun
non organik.

CV. Visiplan 2-17


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.3. Sosial, Ekonomi dan Budaya


2.1.3.1. Sosial
Wilayah Kota Bontang sekitar 34.977 Ha atau 70,29% merupakan wilayah
perairan laut, sehingga karakteristik masyarakat Kota Bontang sangat
dipengaruhi oleh ekosistem laut. Interaksi masyarakat Kota Bontang dengan
pesisir laut memiliki intensitas yang berbeda-beda. Indikator dari besarnya
interaksi ini dapat dilihat dari besarnya jumlah penduduk yang tinggal di pesisir
laut atau di atas air, jumlah penduduk nelayan dan besar produksi perikanan.
Beberapa wilayah permukiman yang memiliki interaksi besar dengan pesisir laut
yaitu Bontang Kuala, Tanjung Laut Indah, Berbas Pantai, Berbas Tengah dan
Loktuan (Potret Lingkungan Hidup Kota Bontang, 2003).
Sebagai pemukiman nelayan tertua, Bontang Kuala memiliki interaksi terbesar
dengan pesisir laut. Aktifitas yang berkembang di desa ini meliputi perikanan dan
wisata laut. Adanya pengembangan wisata pantai ini membuka lapangan
pekerjaan baru bagi penduduk dengan mendirikan usaha-usaha di bidang
makanan dengan lokasi tempat di atas air. Dalam rangka pengembangan wisata
di Bontang Kuala, dilaksanakan upacara adat secara rutin dan berhubungan
dengan laut yaitu Pesta Laut.
Tanjung Laut Indah juga terkenal memiliki interaksi yang tinggi terhadap pesisir.
Aktifitas pesisir yang berkembang meliputi pengolahan produkasi perikanan
seperti pengeringan ikan, pengeringan rumput laut, dan pembuatan dodol rumput
laut. Hal ini ditandai dengan adanya usaha peningkatan keterampilan penduduk
dalam pemanfaatan potensi pesisir. Sebagian besar penduduk di Tanjung Laut
Indah merupakan penduduk pendatang dan memiliki sikap yang relatif terbuka
terhadap pengaruh dari luar. Selain itu tingkat partisipasi masyarakat juga cukup
baik yang ditandai dengan partisipasi penduduk dalam pembangunan misalnya
pembangunan jalan dan tempat ibadah.
Meskipun sebagian besar penduduk Berbas Pantai memiliki mata pencaharian
sebagai karyawan kontrak di sektor industri, namun jumlah penduduk yang tekait
dengan aktifitas pesisir juga cukup besar, seperti pedagang atau pengumpul ikan
hasil tangkapan nelayan dan sebagai nelayan.
Penduduk Lhoktuan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, petani dan
buruh. Secara umum pola ekonomi masyarakat di Lok Tuan dipengaruhi oleh
kedudukan kawasan Lok Tuan sebagai kawasan pelabuhan dan permukiman
(nelayan) serta perdagangan dan jasa. Pola permukiman pada umumnya adalah
permukiman tepi pantai, dengan ciri rumah panggung di atas air. Penduduk Lok
Tuan memiliki kebudayaan yang tetap dilestarikan yakni Pesta Laut.

CV. Visiplan 2-18


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.3.2. Budaya
• Pesta Laut, Bontang Kuala
Pesta laut sebagai pelestarian adat budaya Bontang Kuala yang digelar setiap
bulan Desember. Pesta laut merupakan refleksi penghormatan kepada cipta
karsa dan karya leluhur, khususnya di bidang adat seni dan budaya. ”Hal ini
harus terus dilestarikan, karena adat budaya merupakan identitas dan hak
masyarakat yang harus dihormati. Pesta laut yang dilaksanakan ini bertujuan
selain menjadi ajang promosi bagi daerah Bontang juga melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai budaya local serta sebagai wahana informasi
kepada masyarakat seni dan budaya daerah.
• Erau Pelas Benua, Guntung
Guntung merupakan satu-satunya bagian Kota Bontang yang sebagian besar
warganya masih keturunan Kutai. Letaknya pun didekat perbatasan wilayah
Kutai Timur. Namun seiring perkembangan, wilayah ini mulai bercampur
dengan suku-suku lainnya, baik dari Kalimantan maupun luar Kalimantan. Tak
heran kalau di Bontang, upacara Erau hanya diadakan di Guntung setiap
tahunnya.
Erau berasal dari kata Eroh, yaitu ramai dan penuh suka cita. Pelas berarti
membersihkan wilayah mereka dari unsur-unsur negatif. Caranya dengan
melakukan penyembelihan binatang yang kemudian darahnya dipercikan ke
permukaan bumi, sebagai tanda syukur atas rejeki yang diberikan oleh Maha
Pencipta. Karena itu pelaksanaannya biasanya dilakukan setelah panen.

2.1.3.3. Ekonomi
Nilai PDRB Kota Bontang atas dasar dasar harga berlaku 2010 pada tahun 2020
mencapai 56,55 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami
penurunan sebesar 1,78 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun 2019 yang
mencapai 58,33 triliun rupiah. Sedangkan, berdasarkan harga konstan 2010,
angka PDRB mengalami penurunan, dari 40,42 triliun rupiah pada tahun 2019
menjadi 39,31 triliun rupiah pada tahun 2020. Turunnya nilai PDRB ini
disebabkan oleh menurunnya produksi beberapa lapangan usaha, seperti
pertambangan penggalian dan industri penggolahan, tidak dipengaruhi oleh
inflasi. Lapangan Usaha Industri Pengolahan menjadi lapangan usaha utama di
dalam aktivitas perekonomian Kota Bontang, dimana peranan lapangan usaha
ini membentuk PDRB Kota Bontang sebesar 79,60 persen di tahun 2020. Pada
tahun 2020, Lapangan Usaha Industri Pengolahan memiliki laju pertumbuhan
negatif sebesar -3,78 dimana Kota Bontang mengalami pertumbuhan ekonomi
yang minus yaitu sekitar -2,76 persen. Sehingga 16 lapangan usaha lainnya
secara total belum mampu berbagi peran positif sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi Kota Bontang di tahun 2020, dimana selain Lapangan Industri

CV. Visiplan 2-19


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

pengolahan, Lapangan Usaha Pertambangan Penggalian juga tumbuh negatif.


Meskipun secara total pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 bernilai negatif,
laju pertumbuhan perekonomian tanpa migas di Kota Bontang masih tumbuh
positif sebesar 2,38 persen.

Tabel 2.14. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha di Kota Bontang (miliar rupiah), 2016–2020

No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020


1 Pertanian, Kehutanan,
477,90 548,90 621,32 682,46 716,29
dan Perikanan
2 Pertambangan dan
339,87 483,34 438,47 348,45 268,01
Penggalian
3 Industri Pengolahan 46.634,47 49.423,90 48.354,99 47.094,46 45.020,30
4 Pengadaan Listrik dan
13,83 16,32 17,65 19,10 21,50
Gas
5 Pengelolaan Sampah,
10,09 11,93 13,54 14,25 15,00
Limbah, dan Daur Ulang
6 Konstruksi 2.590,49 2.886,70 3.304,49 3.700,50 3.724,32
7 Perdagangan Besar
1.405,66 1.486,84 1.631,29 1.775,77 1.870,26
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan
653,09 700,99 778,49 812,70 843,43
Pergudangan
9 Penyediaan Akomodasi
228,16 257,65 296,14 330,32 326,88
dan Makan Minum
10 Informasi dan
391,72 401,22 426,65 450,96 477,33
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan
397,59 403,46 428,76 443,83 461,19
Asuransi
12 Real Estat 220,88 234,35 246,46 263,49 280,04
13 Jasa Perusahaan 213,71 231,20 247,48 268,05 276,11
14 Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan 715,27 743,14 790,80 845,22 840,22
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 467,71 519,78 586,41 623,53 673,24
16 Jasa Kesehatan dan
322,28 355,35 398,51 432,49 510,31
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 156,60 180,60 204,45 230,10 231,02
Produk Domestik
55.239,31 58.885,68 58.785,89 58.335,68 56.555,44
Regional Bruto

Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-20


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.15. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha di Kota Bontang (%), 2016-2020

No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019 2020


1 Pertanian, Kehutanan,
-6,92 5,63 8,90 6,50 3,39
dan Perikanan
2 Pertambangan dan
-36,45 11,69 -14,48 -18,18 -10,77
Penggalian
3 Industri Pengolahan -1,10 -0,01 -5,63 -3,35 -3,78
4 Pengadaan Listrik dan
6,56 6,99 5,05 7,92 12,32
Gas
5 Pengadaan
Air;Pengelolaan
6,10 8,15 9,67 4,16 1,86
Sampah,Limbah, dan
Daur Ulang/
6 Konstruksi -1,42 3,54 4,81 5,75 0,04
7 Perdagangan Besar
-1,53 2,44 6,19 4,40 3,73
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan
3,79 2,60 5,61 2,55 2,69
Pergudangan
9 Penyediaan
Akomodasi dan Makan -0,02 8,71 8,99 8,72 -1,40
Minum
10 Informasi dan
5,99 -0,05 0,03 3,05 5,60
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan
0,41 -1,81 1,30 0,43 3,45
Asuransi
12 Real Estat 3,48 1,02 3,43 4,32 4,08
13 Jasa Perusahaan -3,01 0,85 2,94 3,41 -2,02
14 Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan 1,12 -0,32 3,15 3,38 -3,20
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 7,79 8,80 9,21 4,97 5,28
16 Jasa Kesehatan dan
8,66 7,55 8,38 4,48 17,65
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 6,50 6,35 7,90 5,93 -1,02
Produk Domestik
-1,39 0,55 -4,08 -2,16 -2,76
Regional Bruto

Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-21


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.4. Sarana Kesehatan Lingkungan


2.1.4.1. Air Bersih
Sarana dan prasarana penyediaan dan pengelolaan air minum di kawasan
permukiman Kota Bontang sebagian besar sudah menggunakan air perpipaan,
baik dari PDAM maupun swasta. Namun masih ada juga masyarakat Kota
Bontang menggunakan air bersih dengan mengambil dari air hujan dan air
bawah tanah (sumur dangkal) yang mana air hujan atau air bawah tanah yang
dikonsumsi untuk dijadikan air minum tidak dapat dijamin tingkat kesehatannya.
Wilayah yang terdiri dari pulau-pulau terkecil dan keadaan topografinya,
menjadikan penduduk sulit untuk mendapatkan air bersih, sehingga diperlukan
instalasi penampungan air hujan (PAH) atau diperlukan terminal air yang
dipenuhi melalui kapal air untuk wilayah pesisir dan mobil tangki untuk wilayah
darat.

2.1.4.2. Air Limbah


Untuk kebutuhan sanitasi masyarakat Kota Bontang belum memiliki sanitasi
terpusat, akan tetapi pada beberapa kelurahan sudah memiliki IPAL Kawasan
dan sanitasi komunal dengan sistem MCK Plus Biogester (SANIMAS). Jumlah
IPAL Kawasan yang telah terbangun sebanyak 4 unit yaitu di Kelurahan Bontang
Kuala, Berbas Pantai, Guntung dan Loktuan. Jumlah total pengguna SANIMAS
Kelurahan Tanjung Laut adalah 231 jiwa termasuk orang dewasa dan anak-anak
atau 56 KK. Sedangkan jumlah total pengguna SANIMAS di Indah adalah 436
jiwa termasuk orang dewasa dan anak-anak atau 108 KK. Sisanya
menggunakan MCK atau langsung dibuang ke sungai serta di bibir pantai.
Limbah cair industri (dari industri besar maupun kecil) masih sering dibuang ke
lingkungan tanpa pengolahan. Pelayanan pengurasan tanki septik atau cubluk
biasanya dilakukan oleh oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan truk
tinja atau secara manual. Biasanya lumpur dari tangki septik/cubluk rumah
tangga (RT) baru disedot kalau fasilitasnya sudah buntu.

Untuk prasarana penampungan air kotor/tinja, sebagian besar sudah ditunjang


dengan tangki septik, baik individu maupun komunal, walaupun masih ada yang
menggunakan sungai, dan lubang tanah, sesuai dengan ketersediaan sarana
yang ada.

Pengelolaan air limbah dapat dijabarkan ke dalam jenis fasilitas pembuangan


tinja serta prasarana penampungan akhir kotoran (tinja). Di Kota Bontang,
sebagian besar rumah tangga telah memiliki fasilitas MCK individu (kloset leher
angsa), walaupun masih ada yang belum terlayani fasilitas kloset sehingga
pembuangan dilakukan melalui fasilitas milik bangunan non-perumahan (masjid,
langgar, dll) maupun melalui drainase alami yang ada di sekitarnya (misal:
sungai).

Pada umumnya masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir untuk keperluan


BAB-nya masih ada yang dilakukan dibibir-bibir pantai. Hal ini dikarenakan
kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan kurangnya
memperhatikan kesehatan. Kondisi ini juga dipengaruhi kurangnya dukungan
PSD di kawasan permukiman khususnya di kawasan padat kumuh dan kawasan
kumuh pesisir.

CV. Visiplan 2-22


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.16. Pelayanan IPAL Eksisting Kota Bontang

Target Capaian
Layanan Layanan
Kapasitas Terhadap Terhadap
Kapasitas Idle Capacity
No Nama IPLT/IPAL Lokasi Tahun Terpasang Jumlah Jumlah
(m3/hari) (m3/hari)
(m3/hari) Penduduk Penduduk
Jiwa (%) Jiwa (%)
1 IPAL Kawasan Kota Kota Bontang
Bontang Kel.Bontang Kel. Bontang
Kuala Utara 2007 500 84 416 5000 2,78 840 0,46
Kec. Bontang
Selatan
2 IPAL Kawasan Kota Kota Bontang
Bontang Kel. Berbas
Kel. Berbas Pantai Pantai Kec. 2010 500 52 448 5000 2,78 520 2,90
Bontang
Selatan
3 IPAL Kawasan Kelurahan
Guntung Guntung Kec.
Bontang 014 00 83 17 000 2,78 2830 1,57
Kota Bontang
Utara

Sumber: Profil Bidang Cipta arya Provinsi Kalimantan Timur 2021

CV. Visiplan 2-23


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.1.4.3. Persampahan
Pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah ke TPS dilaksanakan
oleh penghasil sampah. Masyarakat penghasil sampah memindahkan sampah
yang dihasilkannya ke suatu tempat yang berfungsi sebagai TPS, dapat berupa
peralatan terbuka, bak sampah, atau kontainer.
Untuk pola penanganan lainnya terkait persampahan di kawasan permukiman,
pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah dilaksanakan oleh
petugas kebersihan (petugas kantor Kebersihan) dan secara langsung
dipindahkan ke dalam truk pengangkut sampah. Pola individu langsung ini
dilaksanakan pada daerah-daerah permukiman teratur dan permukiman dipinggir
jalan utama yang dilalui oleh truk Kependudukan
Sebagai kota yang sedang berkembang terutama dengan keberadaan dua
perusahaan besar berskala nasional yakni PT Badak LNG dan PT. Pupuk Kaltim
menjadi daya tarik utama bagi para pendatang, maka setiap tahun jumlah
penduduk Kota Bontang semakin meningkat. Pertambahan tersebut tidak hanya
disebabkan faktor alami pertumbuhan penduduk yakni kelahiran dan kematian
tetapi juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya yakni migrasi.
Jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2019 adalah 181.618 jiwa,
penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan tidak merata seperti tahun-tahun
sebelumnya, yakni jumlah penduduk di Kecamatan Bontang Selatan sebesar
69,063 jiwa, sedangkan di Kecamatan Bontang Utara adalah 82,626 jiwa dan di
Kecamatan Bontang Barat 29,929 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk
dan KK keseluruhan di Kota Bontang pada tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel
2.23 berikut.

2.1.5. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2020 adalah 178.917 jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Bontang
Selatan sebesar 67.142 jiwa (37,53%), di Kecamatan Bontang Utara adalah
82.212 jiwa (45,90%) dan di Kecamatan Bontang Barat 29.654 jiwa (16,57%).
Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang Utara masih lebih
tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan Bontang Selatan dan
Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan penduduk selama tahun 2020 di
Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan Bontang Barat besarnya
berturut-turut adalah 605 jiwa/km2; 2.486 jiwa/km2, dan 1.653 jiwa/km2.
Sementara jika dilihat menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki
(92.936jiwa) masih lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan (85.981
jiwa). Hal ini berdampak pada besarnya rasio jenis kelamin yang merupakan
perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan. Rasio
jenis kelamin pada tahun 2020 adalah 108,09 yang berarti bahwa diantara 100

CV. Visiplan 2-24


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

orang penduduk perempuan di Kota Bontang pada tahun 2020 terdapat 108-109
orang penduduk laki-laki. Indikator kependudukan Kota Bontang menunjukkan
bahwa pada tahun 2020 penduduk yang datang sebanyak 4.200 orang, pindah
5.948 orang, kelahiran 2.641 orang, dan kematian 788 orang.

Tabel 2.17. Jumlah Penduduk Keseluruhan di Kota Bontang Tahun 2020

Penduduk Persentase Kepadatan Laju


No Kecamatan Pertumbuhan
(ribu) Penduduk Penduduk Per km2 (%)
1 Bontang Selatan 67,14 37,53 605,38 1,52
2 Bontang Utara 82,12 45,90 2.486,00 2,85
3 Bontang Barat 29,65 16,57 1.653,38 1,73
178,92 100,00 1.105,26 2,15

Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

Tabel 2.18. Jumlah Penduduk Berdasarkan Rasio Jenis Kelamin Menurut


Kecamatan Tahun 2020
No Kecamatan Rasio Jenis Kelamin
1 Bontang Selatan 108,42
2 Bontang Utara 108,11
3 Bontang Barat 107,30
Bontang 108,09

Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

Dilihat dari komposisi penduduk menurut umur, Kota Bontang dapat dikatakan
sebagai daerah dalam transisi komposisi penduduk dari kategori penduduk usia
muda ke arah pada usia tua. Komposisi penduduk tersebut dapat diasumsikan
karena Kota Bontang sebagai daerah terbuka dan memiliki mobilitas penduduk
yang tinggi sehingga pertumbuhan penduduk Kota Bontang juga tinggi.
Tabel 2.19. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur 2020
No Kelompok Umur Laki - Laki Perempuan Jumlah
1 0-4 8.838 8.305 17.143
2 5-9 7.593 7.297 14.890
3 10-14 8.039 7.301 15.340
4 15-19 8.350 7.857 16.207
5 20-24 8.531 7.785 16.316
6 25-29 8.729 8.090 16.819
7 30-34 8.325 7.692 16.017
8 35-39 6.838 6.784 13.622

CV. Visiplan 2-25


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

No Kelompok Umur Laki - Laki Perempuan Jumlah


9 40-44 6.316 6.083 12.399
10 45-49 5.448 5.383 10.831
11 50-54 5.078 4.972 10.050
12 55-59 4.530 3.839 8.369
13 60-64 3.090 2.243 5.333
14 65-69 1.797 1.219 3.016
15 70-74 881 598 1.479
16 75+ 553 533 1.086
Bontang 92.936 85.981 178.917

Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

2.1.6. Kondisi Keuangan Daerah


Pada tahun 2020, realisasi penerimaan Pemerintah Kota Bontang sebesar
1.429.218.136,26 juta rupiah, yakni turun sekitar 3,53% dibandingkan tahun
sebelumnya. Sebagian besar penerimaan daerah tersebut merupakan kontribusi
dari dana perimbangan yaitu sekitar 72,77%. Dana perimbangan tersebut
sebagian besar berasal dari bagi hasil pajak yaitu 57,92% dari total dana
perimbangan. Sedangkan nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar
115.621.311,36 juta rupiah. Realisasi belanja daerah Kota Bontang tahun 2020
sebesar 1.352.000,37 juta rupiah, dengan rincian belanja tidak langsung sebesar
551.422,30 juta rupiah dan belanja langsung sebesar 800.578,07 juta rupiah.
Kontribusi belanja tidak langsung dan belanja langsung, masing-masing sebesar
40,79% dan 59,21% dari total belanja daerah.

CV. Visiplan 2-26


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.20. Pertumbuhan Pendapatan Daerah dari tahun 2018 ke 2020 (dalam ribu rupiah)
Uraian Realisasi 2018 Realisasi 2019 Realisasi 2020
PENDAPATAN 1.254.426.657,89 1.481.549.014,09 1.429.218.136,26

PENDAPATAN ASLI DAERAH 199.483.395,59 218.743.530,95 115.621.311,36


Pendapatan Pajak Daerah 119.410.487,41 116.864.297,80 100.838.991,83
Pendapatan Retribusi Daerah 3.980.779,13 6.331.946,33 4.603.510,37
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 4.779.545,63 4.504.282,49 2.561.257,07
Daerah Yang Dipisahkan 71.312.583,78 91.043.004,33 7.617.552,09
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN 856.430.574,15 996.123.411,21 1.040.061.885,22


Dana Bagi Hasil Pajak 88.073.151,36 122.313.478,06 147.435.529,22
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 476.458.032,80 575.889.245,29 602.408.449,61
Dana Alokasi Umum 215.830.009,00 233.360,41 229.778.988,00
Dana Alokasi Khusus 76.069.380,99 64.560.279,86 60.438.918,40

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 198.512.687,78 266.682.071,94 273.534.939,68


Pendapatan Hibah 13.873.459,39 14.595.353,75 0,00
Dana Darurat 0,00 0,00 0,00
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
153.340.115,00 186.353.421,58 113.827.001,25
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Daerah 24.750.000,00 31.973.282,00 85.731.300,00
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah 5.750.000,00 30.750.000,00 70.388.673,87
Pendapatan Lainnya 799.113,39 3.010.014,61 3.587.964,56
Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-27


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.21. Pengeluaran Daerah Dari Tahun 2018 Ke 2020 (Dalam Ribu Rupiah)

Uraian Realisasi 2018 Realisasi 2019 Realisasi 2020


BELANJA 1.186.037.441,12 1.557.699.083,83 1.352.000.366,74

BELANJA TIDAK LANGSUNG 403.348.666,57 471.131.196,67 551.422.299,25


Belanja Pegawai 380.902.959,07 446.614.560,88 449.947.666,87
Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00
Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00
Belanja Hibah 13.663.947,01 17.999.916,16 44.487.804,00
Belanja Bantuan Sosial 901.717,38 619.935,70 234.946,27
Belanja Bagi Hasil 0,00 0,00 0,00
Belanja Bantuan Keuangan 6.388.299,11 5.726.793,29 670.979,35
Belanja Tidak Terduga 1.491.744,00 169.990,65 56.080.902,76

BELANJA LANGSUNG 782.688.774,54 1.086.567.887,16 800.578.067,49


Belanja Pegawai 44.356.716,83 43.922.732,92 10.816.828,70
Belanja Barang dan Jasa 404.589.807,67 558.867.142,67 459.696.601,22
Belanja Modal 333.742.250,05 483.778.011,57 330.064.637,57

Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-28


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.22. Pembiayaan Daerah Dari Tahun 2018 Ke 2020

Uraian Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020


PENDAPATAN

Pendapatan Asli Daerah 199.483.395,59 218.743.530,95 115.621.311,36


Pendapatan Dana Perimbangan 856.430.574,15 996.123.411,21 1.040.061.885,22
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 198.512.687,78 266.682.071,94 273.534.939,68
TOTAL PENDAPATAN 1.254.426.657,89 1.481.549.014,09 1.429.218.136,26

BELANJA

Belanja Tidak Langsung 403.348.666,57 471.131.196,67 551.422.299,25


Belanja Langsung 782.688.774,54 1.086.567.887,16 800.578.067,49
TOTAL BELANJA 1.186.037.441,12 1.557.699.083,83 1.352.000.366,74

SURPLUS/DEFISIT 68.389.216,77 -76.150.069,74 77.217.769,52

Sumber: BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-29


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.2. KABUPATEN BERAU


2.2.1. Kondisi Fisik Dasar Wilayah
2.2.1.1. Geografis dan Administrasi
Kabupaten Berau menempati posisi geografis yang strategis di tengah belahan
Utara Provinsi Kalimantan Timur dengan pesisir menghadap ke Laut Sulawesi
sekaligus menjadi batas wilayah bagian Timur yang merupakan jalur pelayaran
domestik dan internasional yang ramai, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Kutai Timur, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Bulungan, sedangkan sebelah barat dengan Kabupaten Malinau dan
Kabupaten Bulungan.
Kabupaten Berau berada di bagian utara Provinsi Kalimantan Timur dengan
luas wilayah 36.962,37 Km2 yang meliputi luas daratan dan lautan seperti
terlihat dalam Peta Administratif wilayah yang ditunjukkan pada Gambar 2.50.
Letak daerah ini berada tidak jauh dari Garis Khatulistiwa dengan posisi berada
antara 116O08’28’’ sampai dengan 119O03’31”
Bujur Timur dan 0O59’58” sampai dengan 2O37’32” Lintang Utara. Adapun
daerah perbatasan yang ada di sekitar Kabupaten Berau antara lain :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Bulungan
b. Sebelah Timur : Laut Sulawesi
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Timur
d. Sebelah Barat : Kabupaten Malinau, Kutai Barat, dan
Kuta Kartanegara

CV. Visiplan 2-30


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.6. Peta Administratif Wilayah Kabupaten Berau


Sumber : RTRW Kabupaten Berau Tahun 2011-2031

CV. Visiplan 2-31


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Pada tahun 2020, Kabupaten Berau terdiri atas 13 kecamatan dengan jumlah
desa sebanyak 97 desa dan 10 kelurahan. Kecamatan yang ada di Kabupaten
Berau terdiri dari; Kecamatan Kelay, Kecamatan Talisayan, Kecamatan Tabalar,
Kecamatan Biduk-Bidku, Kecamatan Pulau Deawan, Kecamatan Maratua,
Kecamatan Sambaliung, Kecamatan Tanjung Redeb, Kecamatan Gunung Tabur,
Kecamatan Segah, Kecamatan Teluk Bayur, Kecamatan Batu Putih, dan
Kecamatan Biatan.

2.2.1.2. Iklim
Letak geografis Kabupaten Berau yang dekat dengan Garis Khatulistiwa
menjadikan daerah ini memiliki iklim tropis, yang akan memiliki curah hujan tinggi
dengan hari hujan merata sepanjang tahun. Intensitas penyinaran matahari yang
tinggi menjadikan suhu udara relatif tinggi sepanjang tahun dengan kelembaban
udara yang tinggi pula.
Sebagai daerah dengan iklim tropis Kabupaten Berau memiliki dua musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut diselingi dengan
masa peralihan yang umumnya disebut masa pancaroba. Pada musim peralihan
tersebut curah hujan masih relatif banyak. Namun demikian kondisi alam
Kabupaten Berau yang masih dikelilingi oleh hutan tropis yang masih lebat
menjadikan daerah ini menunjukkan sifat sebagai daerah hutan hujan tropis
dengan curah hujan yang relatif merata sepanjang tahun.
Hari hujan hampir sama setiap bulannya. Curah hujan cenderung tinggi
sepanjang tahun, berkisar antara 92,9 – 99,9 mm per bulan.Curah hujan
terendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar 29,3 mm per bulan. Pada
bulan ini merupakan pertengahan musim kemarau yang sangat terik. Curah
hujan terbesar terjadi pada bulan Mei sebesar 99,9 mm. Bulan tersebut
merupakan akhir dari musim penghujan dan awal masa pancaroba.
Sedangkan temperatur udara sepanjang tahun relatif konstan. Suhu rata-rata
berkisar antara 26 sampai dengan 27 derajat celcius serta merata sepanjang
tahun. Sedangkan suhu tertinggi berada pada kisaran antara 35°C sampai
dengan 36°C setiap bulannya. Suhu udara terendah berkisar antara 22,9 sampai
dengan 23,6 derajat celsius.
Temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan Mei dan November yaitu sebesar
36,4°C dan 36,6°C yang merupakan puncak musim kemarau. Sedangkan suhu
terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 22,5°C.
Kelembaban udara di Kabupaten Berau selama tahun 2020 berkisar antara 50 -
100% per bulannya. Kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Januari dan
Maret sebesar 21,6°C. Sedangkan tingkat kelembaban tertinggi terjadi pada
bulan Oktober yaitu sebesar 97 %.

CV. Visiplan 2-32


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.23. Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Per Bulan Tahun 2020

Bulan Jumlah Curah Hujan Curah Hujan (mm) Penyinaran Matahari


Januari 92,9 - 42
Februari 53,2 - 43
Maret 69,0 - 63
April 42,6 - 67
Mei 99,9 - 68
Juni 35,7 - 47
Juli 40,5 - 57
Agustus 53,8 - 63
September 29,3 - 30
Oktober 43,3 - 32
November 31,4 - 52
Desember 45,6 - 33
Sumber : Stasiun Meteorologi Tanjung Redeb, 2021

CV. Visiplan 2-33


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.24. Pengamatan Unsur Iklim Menurut Bulan di Stasiun Kabupaten Berau, 2020

Suhu (oC) Kelembaban (%) Kecepatan Angin) (m/Sec) Tekanan Udara (mb)
Bulan
Minimum Rata-Rata Maksimum Minimum Rata-Rata Maksimum Minimum Rata-Rata Maksimum Minimum Rata-Rata Maksimum
Januari 21,6 26,6 34,9 - 90 - - 3,6 12 - 1013,0 -
Februari 22,0 26,5 34,7 - 90 - - 3,8 12 - 1013,7 -
Maret 21,6 26,9 35,0 - 90 - - 3,6 11 - 1013,2 -
April 22,5 27,1 35,5 - 90 - - 3,7 15 - 1013,2 -
Mei 23,4 27,8 36,4 - 89 - - 3,5 15 - 1012,0 -
Juni 23,2 26,9 35,6 - 91 - - 3,5 25 - 1011,8 -
Juli 23,0 26,6 35,0 - 91 - - 3,5 13 - 1011,0 -
Agustus 22,5 27,3 35,8 - 88 - - 3,7 13 - 1011,6 -
September 22,8 26,8 35,8 - 90 - - 3,7 16 - 1011,6 -
Oktober 22,2 26,7 35,4 - 97 - - 3,6 20 - 1011,0 -
November 22,6 27,1 36,6 - 89 - - 3,9 20 - 1011,6 -
Desember 23,5 26,9 32,3 - 91 - - 3,3 9 - 1011,0 -

Sumber : Stasiun Meteorologi Tanjung Redeb, 2021

CV. Visiplan 2-34


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.2.1.3. Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief,
kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Wilayah daratan tidak
terlepas dari gugusan bukit dan perbukitan yang terhampar di seluruh wilayah
kecamatan. Berbagai tipe hutan utama yang biasanya terdapat di Pulau
Kalimantan, terdapat di Kabupaten Berau. Hutan bakau, hutan rawa dan rawa
gambut dijumpai di sepanjang pesisir dan muara sungai Berau. Hutan
dipterokarpa dataran rendah tersebar dan bercampur dengan hutan kerangas
dan hutan kapur dataran rendah. Di atas ketinggian 1000 m dpl (diatas
permukaan laut) hutan dipterokarpa digantikan oleh hutan pegunungan rendah
dan pada puncak tertinggi gunung Mantan (2457 m dpl) terdapat hutan yang
selalu diliputi awan.
Di Kabupaten Berau terdapat Hutan Kapur Dataran Rendah yang kondisinya
masih sangat baik dan yang terbesar di Indonesia Timur. Disamping dikenal
sebagai pusat keragaman hayati, hutan kapur merupakan daerah tangkapan air
yang penting bagi Kabupaten Berau. Selanjutnya di Kecamatan Talisayan
terdapat banyak daerah perbukitan, yang tertinggi dikenal dengan nama Bukit
Padai. Sejumlah 7 danau dengan berbagai ukuran, berada di wilayah Kabupaten
Berau dengan luas keseluruhan mencapai 15 Ha.
Bentuk bentang alam dari wilayah Kabupaten Berau dapat dibedakan dengan
berdasarkan pada bentuk relief, kemiringan lereng dan ketinggian dari
permukaan laut. Wilayah daratan di Kabupaten Berau ini tidak terlepas dari
gugusan bukit dan perbukitan yang terhampar di seluruh wilayah kecamatan
dengan ketinggian dan kelerengan yang berbeda.
Secara umum, morfologi di lokasi perencanaan didominasi oleh bentuk
perbukitan bergelombang yang menyebar hampir merata di seluruh wilayah
Kabupaten dan sebagian diantaranya mempunyai kemiringan lahan relatif lebih
terjal, sedangkan bentuk dataran menyebar secara terbatas hanya di sepanjang
pantai dan daerah dataran aluvium.

CV. Visiplan 2-35


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.7. Peta Topografi Wilayah Kabupaten Berau


Sumber : RTRW Kabupaten Berau Tahun 2011-2031

CV. Visiplan 2-36


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum & Air Limbah (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.8. Peta Kemiringan Lereng Wilayah Kabupaten Berau


Sumber : RTRW Kabupaten Berau Tahun 2011-2031

CV. Visiplan 2-37


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.25. Luas Wilayah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut per
Kecamatan di Kabupaten Berau (dalam Km2)

Kelas Ketinggian
No Kecamatan 101-500
0 -7 M 8-25 M 26-100 M 501-1000 1000 > Total
M
1 Kelay - 36,58 682,38 2.875,36 2.032,51 507,76 6.134,59

2 Talisayan 145,42 207,31 1.400,82 1.493,17 165,79 4,43 3.416,94

3 Tabalar *) - - - - - - -

4 Biduk-Biduk 90,41 226,02 113,01 474,64 - - 904,08

Pulau
5 441,91 126,69 482,46 25,34 - - 1076,40
Derawan

6 Maratua - - - - - - -

7 Sambaliung 45,53 566,33 757,25 179,45 893,98 6,56 2.449,10

Tanjung
8 - 37,77 29,43 - - - 67,20
Redeb
Gunung
9 72,17 247,78 1.312,74 389,72 - 2,89 2.025,30
Tabur
10 Segah - 307,81 837,26 3.541,14 363,22 116,97 5.166,40
Teluk Bayur
11 - - - - - - -
*)
12 Batu Putih *) - - - - - - -

13 Biatan *) - - - - - - -

Jumlah 795,44 1.756,29 5.615,35 8.978,82 3.455,50 638,61 21.240,01


*) tergabung dalam wilayah Kecamatan Induk
Sumber: Laporan Penyusunan RTRW Kabupaten Berau, 2011-2031

Dengan demikian, dengan mengacu pada ketinggian topografi, kemiringan


lereng, dan pola aliran sungai yang ada, maka kondisi morfologi di wilayah
Kabupaten Berau dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi yaitu
sebagai berikut :
1. Satuan Morfologi Dataran Rendah
Satuan morfologi dataran rendah ini menempati wilayah dataran dengan
ketinggian terutama di bawah 25 m.dpl (meter diatas permukaan laut) dengan
luas seluruhnya 2.551,73 Km2 atau sekitar 12,01% dari seluruh wilayah
kabupaten, yaitu berupa daerah dataran pantai di sepanjang garis pantai yang
umumnya ditempati oleh hutan, rawa, dan perkebunan, dan berupa daerah
dataran rendah yang agak bergelombang yang umumnya ditempati oleh

CV. Visiplan 2-38


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

hutan, perkebunan, pertambangan, dan sebagian diantaranya merupakan


daerah bantaran banjir pada sungai-sungai besar (flood plain).
Morfologi ini pada umumnya ditutupi oleh batuan yang terdiri dari material
lepas berukuran lempung hingga kerakal, hasil proses abrasi dan erosi sungai
yang tersebar cukup luas. Sebagian dari wilayah ini juga dimanfaatkan
sebagai lahan permukiman, kebun campuran, dan pertanian berupa
persawahan dan ladang.
Aliran sungai yang berada dalam satuan morfologi ini pada umumnya sudah
mengalami proses erosi pada stadium dewasa atau stadium lanjut yang
mengarah lateral,
sehingga penampang sungai membentuk huruf “U”, serta pola aliran sungai
yang membentuk beberapa meander.

2. Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Landai


Satuan morfologi ini menempati sebagian besar dari wilayah Kabupaten yang
tersebar luas dengan ketinggian pada umumnya antara 25 m.dpl. sampai 500
m.dpl. Wilayah ini membentuk daerah perbukitan menggelombang yang
banyak ditumbuhi oleh hutan primer dataran rendah yang luas dan ekosistem
daratan yang paling beragam di dunia. Puncak- puncak perbukitan di wilayah
ini berada pada ketinggian yang mencapai 500 m.dpl atau lebih.
Satuan ini merupakan bentuk morfologi yang dominan dengan penyebaran
yang sangat luas mencapai 14.594,17 Km2 atau sekitar 68,71% dari seluruh
wilayah kabupaten. Wilayah ini pada umumnya disusun oleh berbagai jenis
batuan terutama batuan sedimen. Sebagian kecil dari wilayah ini masih
dimanfaatkan sebagai lahan permukiman, kebun campuran, dan pertanian,
terutama pada daerah-daerah yang mempunyai kelerengan relatif rendah.
Sungai di wilayah ini pada umumnya mempunyai pola aliran meranting (sub
dendritik) dengan arah aliran dikontrol oleh penyebaran batuan dan strukur
geologi yang berkembang pada lokasi setempat di daerah masing-masing.

3. Satuan Morfologi Pegunungan Terjal


Satuan morofologi ini terutama menempati wilayah yang berada di sebelah
barat dari wilayah kabupaten yang berbentuk memanjang dan merupakan
medan perbukitan yang saling menyambung membentuk Pegunungan
dengan punggungan yang berada di sepanjang garis perbatasan sebelah
barat dari wilayah kabupaten yaitu batas antara Kabupaten Berau dengan
Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Kutai Timur.
Satuan ini juga tersebar di daerah perbatasan antara kecamatan Kelay
dengan kecamatan Segah dan membentuk punggungan yang memisahkan
antara daerah aliran sungai Kelay dengan sungai Segah. Disamping itu,
satuan ini menempati wilayah bagian selatan dari Kabupaten Berau,

CV. Visiplan 2-39


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

diantaranya menempati wilayah kecamatan Sambaliung dan Tabalar serta


sebagian kecil wilayah Biatan dan Biduk-Biduk.
Daerah pegunungan ini menempati wilayah dengan luas sekitar 4.094,11 Km2
atau sekitar 19,28% dari seluruh wilayah kabupaten dengan batuan
penyusunnya terutama terdiri dari batuan malihan yang umumnya bertonjolan
kasar dan tajam, berlereng tajam dan sempit, sedangkan daerah pegunungan
yang batuan penyusunnya berupa ofiolit umumnya bertonjolan halus dan
berlereng tidak begitu curam. Ketinggian puncak-puncaknya berkisar mulai
dari 1000 m. dpl sampai lebih dari 2400 m.dpl (antara lain G Mantan 2.457
m.dpl).
Bentuk pegunungan tersebut nampaknya telah dipengaruhi oleh adanya
struktur kekar, sesar-sesar lokal dan bidang foliasi pada batuan malihan,
sehingga struktur geologi membentuk perbukitan dengan lembah sempit dan
tebing kuat serta lereng yang curam dengan penampang sungai membentuk
huruf “V”. Adanya pengaruh tersebut juga tercermin dari pola aliran sungai
yang secara umum meranting dan setempat sejajar.

2.2.1.4. Hidrologi
Sungai Kelay merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Berau. Mengalir dari
pegunungan sekitar Gunung Mantan, sepanjang 254 kilometer sampai pada
pertemuan dengan Sungai Segah membentuk Sungai Berau di Tanjung Redeb.
Sungai Segah sendiri panjangnya sekitar 152 kilometer. Hulu sungai berada di
sekitar Gunung Kundas. Di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hulu-hulu Sungai
Kelay terdapat hutan primer dataran rendah yang luas, dan yang masih tersisa di
Kalimantan. Hutan ini merupakan ekosistem daratan yang paling beragam di
dunia. Di DAS Kelay terdapat 11 jenis primata termasuk Orangutan dan
Bekantan yang terancam punah.
Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di Kecamatan Talisayan, Biduk-Biduk
dan Pulau Derawan serta Maratua. Khusus Kecamatan Pulau Derawan dan
Maratua terkenal sebagai daerah tujuan wisata dunia, pantai dan lautnya
memiliki panorama yang sangat indah dan terdapat beberapa gugusan pulau
tempat penyu bertelur.
Beberapa sungai besar yang membelah Kabupaten Berau, seperti Sungai Berau,
Sungai Kelay, Sungai Segah dll. Berfungsi sebagai sarana transportasi dan
sumber penghidupan penduduk lokal. Tingkat kesulitan alam ini merupakan
salah satu faktor pembatas dalam menyediakan infrastruktur dasar yang
sistematis dan memadai.
Menurut pembagian Wilayah Sungai (WS) sesuai Kepres No. 12 Tahun 2012
tentang Penetapan Wilayah Sungai, maka wilayah Kabupaten Berau terbagi atas
28 DAS (Daerah Aliran Sungai). Sebagian besar dari luas wilayah tersebut

CV. Visiplan 2-40


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

termasuk dalam WS Berau-Kelai yang terbagi atas 9 DAS di daratan pulau


Kalimantan dan 3 DAS di wilayah pulau-pulau kecil. Sebagian kecil wilayah
lainnya di sebelah tenggara Kabupaten Berau, termasuk dalam WS Karangan
yang terbagi dalam 16 DAS.
Wilayah DAS yang termasuk dalam WS Berau-Kelai adalah sebagai berikut :
1) DAS Sajau (01),
2) DAS Malinau (05),
3) DAS Berau (06),
4) DAS Pantai (07),
5) DAS Liu Padai (08),
6) DAS Tabalar (09),
7) DAS Lempaki (10),
8) DAS Pegat( 11),
9) DAS Lungsuran Naga (12),
10) DAS Derawan (13),
11) DAS Maratua Payung-Payung (14),
12) DAS Maratua Teluk Aluku (15).

Sedangkan wilayah DAS yang termasuk dalam WS Karangan adalah sebagai


berikut:
1) DAS Petuang
2) DAS Bakil
3) DAS Benuyaan
4) DAS Sumberagung
5) DAS Kayuindah,
6) DAS Talisayan
7) DAS Dumairing
8) DAS Lobangkelatuk,
9) DAS Kalriabu
10) DAS Muhammad,
11) DAS Labuankelambu,
12) DAS Sandaran,
13) DAS Kembalun
14) DAS Manubara
15) DAS Teluk Aluk
16) DAS Tanjung Buaya

CV. Visiplan 2-41


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Lokasi wilayah DAS dan jaringan sungai-sungai yang termasuk dalam kedua
Wilayah Sungai tersebut diatas adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4 dan
Gambar 2.5. Aliran sungai-sungai yang relatif cukup merata di seluruh wilayah
Kabupaten ini merupakan potensi sumber air permukaan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber air baku, baik sebagai air baku untuk air minum
maupun sebagai air baku untuk memenuhi kebutuhan irigasi pada lahan
pertanian yang ada di wilayah Kabupaten Berau.
Air permukaan yang berasal dari beberapa sungai telah dimanfaatkan sebagai
sumber air irigasi untuk memenuhi kebutuhan air di lahan pertanian pada sistem
irigasi di 44 DI (Daerah Irigasi). Sebanyak 9 DI dengan luas tiap DI antara 1000 –
3000 ha dan total luas 12.166 ha, yang pengelolaannya berada pada
kewenangan Provinsi dan 35 DI dengan luas tiap DI dibawah 1000 ha dan total
luas 13.823 ha, yang pengelolaannya berada pada kewenangan Kabupaten,
telah dikembangkan dengan memanfaatkan air permukaan yang berasal dari
sungai.
Pemanfaatan air permukaan yang berasal dari sungai sebagai sumber air baku
untuk air minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) juga telah dikembangkan,
antara lain untuk : Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjung Redeb Kecamatan
Tanjung Redeb, yang diambilkan dari sungai Segah dengan kapasitas 200 l/det
untuk melayani daerah Gunung Tabur, Teluk Bayur dan Tanjung Redeb.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sambaliung Kecamatan Sambaliung, yang
diambilkan dari sungai Kelai dengan kapasitas 80 l/det untuk melayani
Sambaliung dan Tanjung Redeb.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Singkuang Kecamatan Tanjung Redeb, , yang
diambilkan dari sungai Kelai dengan kapasitas 20 l/det untuk melayani
Singkuang dan Tanjung Redeb. Disamping itu, pemanfaatan air permukaan yang
berasal dari sungai untuk menambah kapasitas pelayanan yang sudah ada dan
pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk daerah pelayanan yang baru
juga telah direncanakan, antara lain adalah :
Rencana pengembangan/peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Tanjung Redeb Kecamatan Tanjung Redeb, yang diambilkan dari sungai Segah
dengan kapasitas 400 l/det untuk melayani daerah Gunung Tabur, Teluk Bayur
dan Tanjung Redeb. Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Talisayan Kecamatan Talisayan; Rencana Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Merancang Kecamatan Gunung Tabur 17 l/det; Rencana Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Labanan Kecamatan Teluk Bayur dengan kapasitas 100
l/det;
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjung Batu Kecamatan Pulau Derawan 10 l/det;
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kelay Kecamatan Kelay 10 l/det; dan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Biduk-Biduk Kecamatan Biduk-biduk 20 l/det.

CV. Visiplan 2-42


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Keterdapatan air tanah pada suatu daerah terutama dikontrol oleh curah hujan,
kelulusan batuan dan bentuk medan. Faktor-faktor tersebut secara
berkesinambungan membentuk suatu sistem yang dinamis dan terpadu
sehingga mempengaruhi tingkat keterdapatan air tanah sebagai hasil peresapan
air hujan pada daerah setempat dan/atau dari daerah lain di sekitarnya dengan
elevasi yang lebih tinggi. Penyebaran air tanah juga dipengaruhi oleh banyak
faktor lainnya diantaranya yaitu faktor geologi, tataguna lahan, bentang alam dan
keadaan iklim setempat.
Faktor geologi memegang peran penting karena faktor ini merupakan faktor
pembatas dalam hal keterdapatan dan penyebaran sumber-sumber air termasuk
airtanah berikut proses berlangsungnya pengaliran airtanah. Dalam tata
geologinya, pengaruh dari faktor geologi tsb. ditentukan oleh susunan litologi
batuan, stratigrafi dan struktur geologi di wilayah tsb.
Secara hidrogeologi, batuan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu batuan lepas / tak
termampatkan (unconsolidated rocks) dan batuan padu / termampatkan
(consolidated rocks). Hampir semua batuan mengandung ruang-antara (void
space) di dalamnya yang dapat diisi air, gas atau minyak. Perbandingan atau
persentase antara volume ruang- antara dengan volume batuannya disebut
“kesarangan” (porosity). Kemampuan batuan untuk menyimpan air ditentukan
oleh nilai kesarangannya, makin tinggi nilai kesarangannya makin besar
kemampuan batuan untuk menyimpan air.
Kesarangan batuan dapat dibedakan atas kesarangan primer (primary porosity)
yang terbentuk bersamaan dengan saat pembentukan batuan itu sendiri
berlangsung dan kesarangan sekunder (secondary porosity) yang terbentuk
karena pengaruh luar setelah batuannya terbentuk.
Kemampuan batuan untuk meneruskan atau mengalirkan zat cair dibawah
tekanan disebut “kelulusan” (permeability). Secara kuantitatif kemampuan ini
dinyatakan dalam besaran keterhantaran hidraulik atau daya hantar hidraulik
(hydraulic conductivity) dengan symbol “K” dalam satuan meter per hari.
Kelulusan atau keterhantaran hidraulik (K) memberikan gambaran tentang
kemampuan bahan untuk meneruskan air dalam satuan volume per satuan
waktu melalui satuan luas penampang yang tegak lurus arah pengaliran di
bawah tekanan menurut satuan kelandaian hidraulik tertentu.
Berdasarkan tingkat kemampuannya dalam menyimpan dan meneruskan air,
maka batuan yang ada di kerak bumi dibagi menjadi : aquifer, aquiclude,
aquifuge dan aquitard yaitu sebagai berikut :
• Akuifer (Aquifer) yaitu suatu formasi batuan yang mengandung cukup bahan
lulus air dan mampu meneruskan / melepaskan air ke dalam sumur atau
mataair dengan jumlah yang secara ekonomis cukup berarti.

CV. Visiplan 2-43


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

• Akuiklud (Aquiclude) yaitu suatu formasi batuan yang walaupun cukup


mengandung bahan lulus air dan mampu menyerap air secara perlahan
tetapi tidak mampu meneruskan / melepaskan air ke dalam sumur atau
mataair dalam jumlah yang berarti.
• Akuifug (Aquifuge) yaitu suatu formasi batuan berupa lapisan yang kedap air
sehingga tidak dapat menyimpan atau melepaskan air.
• Akuitar (Aquitard) yaitu suatu formasi batuan berupa lapisan yang sedikit
lulus air dan tidak mampu meneruskan / melepaskan air dalam arah
horizontal tetapi mampu meneruskan / melepaskan air dalam arah vertikal
dengan jumlah yang cukup berarti.
Dengan demikian, satuan batuan yang secara litostratigrafi terbagi atas
bermacam- macam jenis batuan tsb. selanjutnya dapat dikelompokkan secara
hidrostratigrafi (sifat hidrologis batuan) dengan mengacu pada tingkat
kemampuan batuan untuk menyimpan dan meneruskan air yang secara
sederhana terbagi menjadi “kelompok akuifer” dan “kelompok non-akuifer”.
Sesuai dengan keadaan geologi yang berkembang di wilayah Kabupaten Berau
sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka berbagai jenis batuan yang ada
terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan yang berumur
mulai dari sebelum Kapur sampai dengan Holosen. Batuan penyusun dari
formasi geologi yang cukup dominan di wilayah ini adalah batuan berumur relatif
tua dan bersifat padu dengan porositas dan permeabilitas yang sangat kecil dan
termasuk dalam “kelompok non- akuifer” sehingga kandungan air tanahnya
sangat terbatas.
Walaupun demikian, pada sebagian daerah ini terutama pada daerah dataran di
sepanjang garis pantai juga dijumpai jenis batuan yang termasuk kategori
“kelompok akuifer” yaitu pada jenis batuan yang memiliki sifat permeabilitas dan
kesarangan primer seperti pada lapisan pasir, konglomerat, kerikil, kerakal,
satuan aluvium dan batugamping klastik dari beberapa formasi yang ada di
daerah ini sehingga jenis batuan ini dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah
pada ruang antar butir batuan.
Disamping itu, pada beberapa formasi yang disusun oleh batugamping yang
umumnya bersifat kedap air (impermeable) seperti batugamping klastik,
batugamping terumbu dan batugamping masif, yang relatif tidak mempunyai
porositas dan permeabilitas primer, masih memungkinkan untuk dijumpainya air
tanah karena sebagian batugamping tersebut sudah mengalami pelarutan
sehingga membentuk rongga-rongga yang membentuk porositas dan
permeabilitas sekunder sehingga mampu menangkap, menyimpan dan
mengalirkan air tanah dan termasuk dalam kategori “kelompok akuifer”.
Porositas dan permeabilitas sekunder pada batugamping ini terbentuk dari hasil
proses pelarutan yang umumnya terjadi pada bidang perlapisan, rekahan,

CV. Visiplan 2-44


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

celahan, dan lubang- lubang yang terdapat pada batugamping (proses


karstifikasi) sehingga dapat berkembang membentuk lorong/rongga hasil
pelarutan. KARSTIFIKASI adalah serangkaian proses geologi mulai dari
terangkatnya batugamping ke permukaan bumi akibat proses dari dalam bumi
(endogen) serta terjadinya proses pelarutan terhadap batuan di dalam ruang dan
skala waktu geologi hingga akhirnya dapat membentuk lorong-lorong dan gua-
guapada batugamping yang membentuk “batugamping karst” yang memiliki
porositas dan permeabilitas sekunder.
Berdasarkan kondisi geologi seperti diuraikan diatas, maka keterdapatan air
tanah di wilayah Kabupaten Berau masih memungkinkan untuk dijumpai
terutama pada endapan aluvial yang ada pada daerah dataran yang terhampar
di sepanjang garis pantai.

2.2.1.5. Geologi
Secara umum, gambaran tentang tataan stratigrafi atau susunan batuan
yang berkembang di wilayah Kabupaten Berau dapat diperoleh dari Peta Geologi
Bersistem Indonesia skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi (P3G), Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya
Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, yaitu dari “Peta Geologi Lembar
Longbia (Napaku)” (R Heryanto dan HZ Abidin, 1995), “Peta Geologi Lembar
Tanjungredeb” (RL Situmorang dan G Burhan, 1995), “Peta Geologi Lembar
Muarawahau” (S Supriatna dan HZ Abidin, 1995), “Peta Geologi Lembar
Muaralasan” (Sukardi, B Djamal, S Supriatna dan S Santosa, 1995), dan “Peta
Geologi Lembar Tanjung Mangkaliat” (B Djamal, D Sudana, Soetrisno,
Baharuddin dan K Hasan, 1995).
Jika ditinjau dari jenis batuan, wilayah ini disusun oleh batuan beku, batuan
sedimen dan batuan malihan yang berumur mulai dari sebelum Kapur sampai
dengan Holosen. Susunan stratigrafi di lokasi perencanaan dengan urutan mulai
dari satuan batuan yang berumur tua sampai ke satuan batuan yang berumur
muda adalah sebagai berikut :
1. Ofiolit (Op) : gabro, basal dan rijang, mengandung kalsit dan kuarsa,
tergeruskan.
2. Sedimen Pra-Tersier (Ms) : batugamping pasiran yang mengandung fosil
Orbitolina yang menunjukkan umur Kapur.
3. Formasi Kelay (Ktk) : bagian bawah terdiri dari konglomerat, breksi aneka
bahan, batupasir, batuasir meta, batulanau, batusabak, tuf basa dan batu
tanduk, bagian tengah terdiri dari batupasir, batugamping, batulanau,
batulempung, sabakan, dengan sisipan batugamping, sedangkan bagian
atas terdiri dari batupasir kuarsa dan konglomerat. Satuan ini terendapkan

CV. Visiplan 2-45


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

dalam lingkungan laut dalam dengan ketebalan mencapai 3000 meter,


berumur Kapur Akhir.
4. Formasi Bangara (Kbs) : perselingan batulempung malih, batulempung
terkersikkan, batulempung hitam bersisipan serpih dengan laminasi tuf,
berupa endapan flysh, berumur Kapur.
5. Formasi Kuaro (Tek) : serpih, batupasir, konglomerat, batulumpur, breksi,
napal dan batu gamping bersisipan batubara. Umur formasi ini Eosen,
diendapkan di lingkungan laut dangkal dengan ketebalan mencapai 600
meter. Formasi Kuaro menindih batuan pra-Tersier dan menjemari dengan
Formasi Telakai.
6. Formasi Telakai (Tet) : terdiri dari batugamping, batugamping pasiran, serpih,
dan lempung, berumur Eosen yang diendapkan dalam lingkungan laut
dangkal dengan tebal mencapai 800 meter.
7. Formasi Sembakung (Tes) : satuan ini terdiri dari batulempung, batulanau,
dan batupasir di bagian bawah, batupasir kuarsa, batugamping pasiran,
rijang dan tuf dibagian atas. Formasi ini mempunyai ketebalan yang diduga
lebih dari 1000 m, dengan lingkungan pengendapan laut, sedangkan
umurnya diperkirakan Eosen.
8. Formasi Karangan (Teok) : terdiri dari konglomerat, batupasir, batulempung,
bersisipan batugamping dan lignit, berumur Eosen dan diendapkan dalam
lingkungan laut dalam – litoral dengan ketebalan 500 meter. Formasi ini
menjemari dengan Formasi Tabalar dan ditutupi secara tak selaras oleh
Formasi Lembak dan Formasi Domaring.
9. Formasi Mangkupa (Teom) : bagian bawah terdiri dari konglomerat batupasir,
batulempung sabakan, batulanau, serpih, sisipan batulempung dan batubara,
bagian atas terdiri dari batulanau, betulempung, batupasir mikaan, dan tuff
pasiran, setempat sisipan batubara. Diendapkan pada lingkungan darat –
laut dangkal dengan ketebalan mencapai 1300 meter, umur Eosen-Oligosen.
10. Formasi Tabalar (Teot) : satuan ini terdiri dari napal abu-abu, batupasir,
serpih, sisipan batugamping dan konglomerat alas di bagian bawah,
batugamping dolomit, kalkarenit dan sisipan napal di bagian atas,
diendapkan dalam lingkungan fluviatil - laut dangkal dengan ketebalan
mencapai 2000 m, berumur Eosen-Oligosen.
11. Formasi Birang (Tomb) : berupa perselingan napal, batugamping, dan tuf di
bagian atas dan perselingan napal, rijang, konglomerat, batupasir kuarsa dan
batugamping di bagian bawah. ketebalan diperkirakan lebih dari 1100 m,
kisaran umur Oligo-Miosen.
12. Formasi Gunungapi Jelay (Tomj) : breksi gunungapi, batupasir tufan dan tuf,
setempat bersisipan batubara yang menunjukkan struktur lapisan bersusun

CV. Visiplan 2-46


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

dan silang siur diterobos retas-retas batuan beku bersusunan andesit, tebal
satuan antara100 – 200 meter, berumur Oligo-Miosen.
13. Formasi Lembak (Toml) : perselingan napal dan batugamping, bagian bawah
didominasi batugamping, sedangkan bagian atas didominasi oleh napal.
Formasi ini menindih secara selaras Formasi Tabalar dan ditutupi secara tak
selaras oleh Formasi Tendehantu. Umur formasi ini adalah Oligosen –
Miosen Awal yang diendapkan di lingkungan laut dangkal - neritik dengan
ketebalan mencapai 2000 meter.
14. Formasi Maluwi (Tmma) : bagian bawah terdiri dari batugamping, napal,
batupasir dan sisipan batulanau, bagian atas terdiri dari batulempung
pasiran, batupasir, sisipan napal, serpih karbonan dan batugamping,
terendapkan pada lingkungan paralik-neritik, ketebalan maksimum 1250
meter, umur Miosen Tengah.
15. Formasi Manumbar (Tmm) : batulumpur dan batugamping berwarna kelabu,
batupasir glukonit yang kaya moluska dan koral, menunjukkan struktur
perlapisan silang siur. Kandungan fosil menunjukkan umur Miosen Tengah
sampai Awal Miosen Akhir, ketebalan mencapai 1000 m.
16. Formasi Latih (Tml) : berupa batupasir kuarsa, batulempung, batulanau, dan
batubara di bagian atas, bersisipan serpih pasiran, dan batugamping di
bagian bawah, lapisan batubara (0,2-5,5 m) berwarna hitam, coklat, tebal
lebih kurang 800 meter, diendapkan dalam lingkungan delta, estuarin, dan
laut dangkal, umur Miosen Awal sampai Miosen Tengah,
17. Formasi Tendehhantu (Tmth) : terdiri dari batugamping koral, berwarna putih
dan kuning muda berlapis. Formasi ini berumur akhir Miosen Tengah dan
diendapkan pada lingkungan laut dangkal dengan ketebalan sekitar 1875
meter.
18. Formasi Tabul (Tmt) : terdiri dari batupasir, batulempung, konglomerat, dan
sisipan batubara, tebal satuan sekitar 1050 m, merupakan endapan delta
regresif dengan umur Miosen Akhir.
19. Formasi Labanan (Tmpl) : perselingan konglomerat aneka bahan batupasir,
batulanau, batulempung disisipi batugamping dan batubara. Lapisan
batubara (20-150 cm) berwarna hitam, coklat, tebal satuan sekitar 450 m,
diendapkan dalam lingkngan fluviatil, dengan umur Miosen Akhir-Pliosen.
20. Formasi Golok (Tmpg) : napal bersisipan lempung, batugamping napalan,
moluska dan material batubara bewarna kelabu kekuningan sampai coklat.
Kumpulan fosil yang terkandung dalam formasi ini menunjukkan umur
Miosen Akhir-Pliosen dengan ketebalan mencapai 1250 m.

CV. Visiplan 2-47


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

21. Formasi Domaring (Tmpd) : batugamping terumbu, batugamping kapuran,


napal dan sisipan batubara muda, diendapkan dalam lingkungan rawa litoral,
tebal mencapai 1000 m, dengan umur Miosen Akhir-Pliosen.
22. Formasi Kampungbaru (Tpkb) : lempung pasiran, napal dan pasir dengan
selingan batubara dan tuff terdapat di beberapa tempat, berumur Pliosen
Awal. Lingkungan pengendapan adalah regresi delta dan laut dangkal
dengan ketebalan sekitar 250 meter, tipe lokasinya di dekat Samarinda.
Bagian bawah formasi iini menjemari dengan Formasi Golok.
23. Formasi Sinjin (Tps) : perselingan tuf, aglomerat, lapili, lava andesit piroksen,
tuf terkersikkan, batulempung tufan, dan kaolin, mengandung lignit, kuarsa,
feldspar, dan mineral hitam, tebal satuan lebih dari 500 m.
24. Batuan Gunungapi Muda (QTv) : lava andesit-basal, tuf, breksi gunungapi
dan aglomerat.
25. Formasi Sajau (TQps) : perselingan batulempung, batulanau, batupasir,
konglomerat, disisipi lapisan batubara (20-100 cm), berwarna hitam, coklat,
tebal satuan sekitar 775 m, diendapkan di lingkungan fluviatil dan delta.
26. Batugamping Terumbu (Ql) : terumbu, koral, dan breksi koral, putih sampai
kelabu, coklat, kristalin, berongga, setempat terbreksikan, diendapkan di
lingkungan laut dangkal.
27. Aluvium (Qa) : lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan gambut, berwarna
kelabu kehitaman, tebal lebih dari 40 m.

2.2.2. Sarana dan Prasarana


2.2.2.1. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kondisi fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Berau sudah termasuk


lengkap. Hal ini dikarenakan telah tersedia fasilitas pendidikan untuk berbagai
jenjang, mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Jenis
fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah Taman
Kanak-kanak (TK) dan Raudathul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan
Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Ats (SMA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Perguruan Tinggi (PT). Hampir
seluruh kecamatan memiliki fasilitas pendidikan di wilayahnya.

Jumlah fasilitas pendidikan terbanyak yang ada di Kabupaten Kutai


Kartanegara adalah fasilitas pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD)
berjumlah 166 unit yang tersebar di seluruh kecamatan. Untuk jenjang
Perguruan Tinggi, jumlahnya hanya ada 4 (empat) unit yang tersedia hanya di
Kecamatan Tanjung Redeb dan Kecamatan Teluk Buyur. Jumlah Fasilitas
Pendidikan lainnya yang ada di Kabupaten Kutai Kertanegara adalah Taman

CV. Visiplan 2-48


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Kanak-Kanak (TK) berjumlah 86 unit, Raudathul athfal (RA) berjumlah 5 unit,


Madrasah Ibtidaiyah (MI) berjumlah 6 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
berjumlah 55 unit, Madrasah Tsanawiyah (MTs) berjumlah 10 unit, Sekolah
Menengah Atas (SMA) berjumlah 19 unti, Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
berjumlah 14 unit, dan Madrasah Aliyyah (MA) berjumlah 2 unit.Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada Tabel 2.36.

Tabel 2.26. Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Kutai Kartanegara


Tahun 2020

Kecamatan Pendidikan

Perguruan
TK RA SD MI SMP MTs SMA SMK MA
Tinggi

Kelay 1 - 15 - 6 - - 1 - -

Talisayan 5 - 12 - 4 - 3 1 - -

Tabalar 4 - 8 - 2 - - 1 - -

Biduk-Biduk 4 1 9 1 3 1 1 - - -

Pulau 3 - 6 - 3 1 - 1 - -
Derawan

Maratua 2 - 4 - 1 - 1 - - -

Sambaliung 17 - 31 2 8 3 3 - 1 -

Tanjung 21 3 27 2 12 2 6 8 1 3
Redeb

Gunung 9 - 16 - 4 - 1 1 - -
Tabur

Segah 4 - 12 - 3 - - 1 - -

Teluk Bayur 11 1 12 1 3 3 2 - 1 1

Batu Putih 3 - 7 - 3 - 1 - - -

Biatan 2 - 7 - 3 - 1 - - -

Berau 86 5 166 6 55 10 19 14 2 4

Sumber: BPS Kabupaten Berau Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-49


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.2.2.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan


Kondisi fasilitas Kesehatan yang ada di Kabupaten Berau tidak jauh berbeda
dengan kondisi fasilitas pendidikan. Tidak jauh berbeda karena jumlah dan
sebarannya sudah mencakup pada seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten
Kutai Kartanegara. Fasilitas kesehatan terbanyak adalah Puskesmas Pembantu
dengan jumlah 95 unit dan tersebar di seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Berau. Fasilitas lainnya seperti rumah sakit hanya ada 2 unit di dua
kecamatan, sebarannya berada di Kecamatan Talisayan dan Kecamatan
Tanjung Radeb. Dan untuk jumlah Poliklinik ada 17 unit, Puskesmas berjumlah
23 unit, serta Apotek berjumlah 18 unit. Untuk jumlah yang lebih jelas tentang
fasilitas kesehatan ini, bisa dilihat pada Tabel 2.40.

Tabel 2.27. Jumlah Kecamatan yang memiliki Sarana Kesehatan Menurut


Kecamatan di Kukar Tahun 2020.

Rumah
Rumah Puskesmas
Kecamatan Sakit Poliklinik Puskesmas Apotek
Sakit Pembantu
Bersalin

Kelay - - - 3 14 -

Talisayan 1 - 2 1 9 1

Tabalar - - 2 1 6 -

Biduk-Biduk - - - 1 6 -

Pulau
- - - 2 3 2
Derawan

Maratua - - - 1 3 -

Sambaliung - - - 3 14 2

Tanjung
1 - 5 3 3 6
Redeb

Gunung
- - - 2 10 -
Tabur

Segah - - 6 2 11 2

Teluk Bayur - - - 2 3 3

Batu Putih - - 2 1 6 1

Biatan - - - 1 7 1

Berau 2 - 17 23 95 18

Sumber : BPS Kabupaten Berau Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-50


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.2.3. Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Berau masih sangat bergantung pada sektor
pertambangan dan Penggalian yang mayoritas di ekspor ke pasar global.
Sehingga secara umum perekonomian Kabupaten Berau dipengaruhi oleh
perekonomian global. Pada tahun 2020 perekonomian Kabupaten Kutai
Kertanegara menurun dibandingkan tahun 2019.
Perekonomian Kabupaten Kutai Kertanegara yang diukur berdasarkan besaran
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun
2020 mengalami penurunan. Pada tahun 2020 PDRB Kabupaten Kutai
Kertanegara mencapai Rp 35.469.298,55 Juta (mengalami penurunan sebesar
9,00% dibandingkan tahun 2019 yang PDRBnya sebesar Rp 39.102.605,41 Juta.
Terdapat dua sektor yang memiliki pengaruh besar terhadap PDRB tahun 2020
yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 56,43%; sektor Pertanian,
Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 11,64%.

Tabel 2.28. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kutai Barat (Satuan Juta Rupiah)
Tahun 2018- 2020.

No Lapangan Usaha 2018 2019 2020


1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.138.770,53 4.179.929,44 4.129.463,41

2 Pertambangan dan Penggalian 23.159.779,60 23.785.602,88 20.016.762,57

3 Industri Pengolahan00 1.524.355,20 1.529.605,82 1.693.461,51

4 Pengadaan Listrik dan Gas 13.065,28 14.257,35 15.164,08

Pengadaan Air;Pengelolaan 14.283.84 15.211,51


5 13.494,51
Sampah,Limbah, dan Daur Ulang/

6 Konstruksi 1.402.359,95 1.584.928,11 1.467.600,67

7 Perdagangan Besar dan Sepeda Motor 2.013.831,19 2.201.549,91 2.310.552,20

8 Transportasi dan Pergudangan 2.165.357,83 2.261.075,01 2.174.934,77


Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 429.568,46 460.364,97 445.836,31
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 327.815,85 356.555,57 383.273,45

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 196.525,10 207.931,25 211.072,11

12 Real Estat 332.471,31 346.901,87 351.387,10

13 Jasa Perusahaan 37.692,47 39.700,68 37.861,84

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan,


14 413.517,24 452.664,68 433.011,91
dan Jaminan Sosial Wajib

15 Jasa Pendidikan 917.898,64 976.019,85 1.069.338,22

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 325.994,18 355.411,77 437.669,81

17 Jasa Lainnya 248.976,80 272.792,41 276.697,08

Produk Domestik Regional Bruto 37.661.474,14 39.102.605,41 35.469.298,55

CV. Visiplan 2-51


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.29. Distribusi Persentase PDRB atas Dasar Harga Berlaku


Tahun 2018 – 2020
No Sektor Usaha 2018 2019 2020

1 Pertanian 10,99 10,69 11,64

2 Pertambangan dan Penggalian 61,49 60,83 56,43

3 Industri Pengolahan 4,05 4,07 4,77


4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,03 0,04 0,04
5 Pedagangan Air 0,04 0,04 0,04

6 Konstruksi 3,72 4,05 4,14

7 Perdagangan Besar 5,35 5,63 6,51


8 Transportasi 5.75 5,78 6,13
9 Penyediaan Akomodasi 1,14 1,18 1,26

10 Informasi dan Komunikasi 0,87 0,91 1,08

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0,52 0,53 1,60

12 Real Estat 0,88 0,89 0,99


13 Jasa Perusahaan 0,10 0,10 0.11

14 Administrasi Pemerintah 1,10 1,16 1,22

15 Jasa Pendidikan 2,44 2,50 3,01

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan 0,87 0,91 1,23


Sosial
17 Jasa Lainnya 0,66 0,70 0,78

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Berau Dalam Angka, 2021

2.2.4. Ruang dan Lahan


Kesesuaian lahan di kabupaten Berau yang potensial dan sesuai untuk lahan
pertanian adalah sebesar 8,9% dari luas Kabupaten, artinya hanya sebagian
kecil dari wilayah Kabupaten Tangerang yang cocok untuk dijadikan lahan
pertanian. Untuk masing-masing luasan peruntukan dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.30. Gambaran Umum Pemanfaatan lahan Kab. Berau

No Pola Ruang Luas (Ha)

A Kawasan Lindung
1 Hutan Lindung 356.265,97
2 Kawasan Konservasi Pesisir 106,47
3 Kawasan Lindung Geologi (Karst) 13.359,74
4 Mangrove 344,93

CV. Visiplan 2-52


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

No Pola Ruang Luas (Ha)

5 Sungai 10.124,86
6 Suaka Margalaut 35,87
7 Kawasan Budidaya Laut 6.360,71
8 Taman Wisata Alam Laut 21,26
JUMLAH KAWASAN LINDUNG 386.619,80
B Kawasan Budidaya
1 Hutan Produksi 423.911,77
2 Hutan Produksi Terbatas 587.115,41
3 Kawasan Pertanian 64.083,28
4 Perkebunan 403.510,48
5 Permukiman Perkotaan 17.550,64
6 Permukiman Perdesaan 56.019,70
7 Kawasan Industri 14.359,24
8 Kawasan Pertambangan 386.947,99
9 Kawasan Pariwisata 15.026,21
10 Zona Pariwisata Kepulauan 705,32
Jumlah Kawasan Budidaya 1.969.230,0
Luas Kabupaten Berau 2.355.850
Luas Kabupaten Berau + Perairan 3.412.700

Sumber: RTRW Kabupaten Berau

2.2.5. Kependudukan
Jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 248.035 jiwa. Pertambahan
tersebut tidak hanya disebabkan faktor alami pertumbuhan penduduk yakni
kelahiran dan kematian tetapi juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya yakni
migrasi. Profil demografi Kabupaten Berau yang akan dijabarkan meliputi struktur
penduduk berdasarkan laju pertumbuhan penduduk, Rasio Jenis Kelamin, dan
Kepadatan Penduduk.
Persebaran penduduk Kabupaten Berau tidak merata di setiap kecamatannya.
Kecamatan Tanjung Redeb merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah
penduduknya, dengan jumlah penduduk sebesar 71.231 jiwa, sedangkan
Kecamatan Maratua paling sedikit jumlah penduduknya, yaitu sebesar 3.664
jiwa. Laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan Kelay
dengan laju pertumbuhan sebesar 6,91%. Sedangkan laju pertumbuhan yang
paling rendah adalah Kecamatan Tanjung Radeb dengan laju pertumbuhan
sebesar 1,24%.

CV. Visiplan 2-53


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum & Air Limbah (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.31. Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun,Distribusi Persentase Penduduk, Kepadatan
Penduduk,Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten/Kota Berau, 2020

Laju Pertumbuhan
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Penduduk (Ribu) Penduduk Per Tahun Persentase Penduduk Rasio Jenis Kelamin
per KM
2019 -2020
1 Kelay 8 958 6,91 3,61% 1,37 159,7
2 Talisayan 14 614 3,68 5,89% 9,01 113,6
3 Tabalar 6 843 2,79 2,76% 3,72 112,5
4 Biduk-Biduk 6 609 2,08 2,66% 2,72 104,7
5 Pulau Derawan 11 341 2,98 4,57% 2,56 109,9
6 Maratua 3 664 1,71 1,48% 0,65 101,2
7 Sambaliung 36 784 4,15 14,83% 17,00 114,7
8 Tanjung Redeb 71 231 1,24 28,72% 2916,91 110,0
9 Gunung Tabur 25 012 5,11 10,08% 12,74 119,4
10 Segah 14 368 5,34 5,79% 2,74 138,7
11 Teluk Bayur 31 135 4,08 12,55% 98,22 114,6
12 Batu Putih 8 840 2.73 3,56% 2,47 119,2
13 Biatan 8 636 5,30 3,48% 7,24 121,2
Berau 248 035 3,20 100 118,4

Sumber: BPS Kabupaten Berau dalam Angka 2021

CV. Visiplan 2-54


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.2.6. Kondisi Keuangan Daerah


Dalam perencanaan anggaran dan belanja daerah pemerintah menganut prinsip
anggaran berimbang dan dinamis. Realisasi penerimaan keuangan Kabupaten
Berau tahun anggaran 2020 berjumlah Rp 2.356.409.982,53 rupiah meningkat
dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2019 sebesar Rp 2.125.182.318 rupiah.
Belanja Daerah Kabupaten Berau hanya terdapat pada beberapa uraian yaitu
Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal. Bisa dikatakan bahwa
pengeluaran Kabupaten Berau lebih sedikit daripada Pendapatan Kabupaten
Berau atau dapat dikatakan Surplus pada Keuangan Daerah Kabupaten Berau.

CV. Visiplan 2-55


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.32. Realisasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Berau Menurut Jenis Pendapatan (ribu rupiah), 2018–2020

Uraian Realisasi 2018 Realisasi 2019 Realisasi 2020


PENDAPATAN 243.228,50 2.125.182.318 2.356.409.982,53

PENDAPATAN ASLI DAERAH 210.437,54 231.789.420 233.865.069,53883


Pendapatan Pajak Daerah 63.879,23 76.425 61.155.380,768
Pendapatan Retribusi Daerah 13.835,15 13.030 9.133.667,5818
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 24.495,34 29.155 1.432.0626,36348
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 108.227.81 113.179,42 149.255.394,82555

PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN - 1.631.706.802 2.072.258.447,992


Dana Bagi Hasil Pajak - 69.676.631 66.829.654,662
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) - 709.345.602 873.209.348,096
Dana Alokasi Umum - 625.536.023 556.588.497
Dana Alokasi Khusus - 227.148.546 58.565.706.178
-
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 32.790,96 261.686.096 50.286.465
Pendapatan Hibah 32.790.96 37.467.100 50.286.465
Dana Darurat - - -
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
- - -
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Daerah - 40.451.378 43.821.883
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah - 299.008,804 117.500.000
Pendapatan Lainnya - 224.218,996 -
Sumber: BPS Kabupaten Berau Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-56


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.33. Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten Berau Tahun 2018-2020

Uraian Realisasi 2018 Realisasi 2019 Realisasi 2020


BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG


Belanja Pegawai - - -
Belanja Bunga - - -
Belanja Subsidi - - -
Belanja Hibah - 72.173,300 126.671.928,057
Belanja Bantuan Sosial 2.533,71 5.000.000 605.000
Belanja Bagi Hasil - - -
Belanja Bantuan Keuangan - 266.684,996 301.151.894,621
Belanja Tidak Terduga - 2.000.000 100.716.487,1536

BELANJA LANGSUNG 1.174.586,37 1.630.292,93 -


Belanja Pegawai 582.864,45 668.558,190 599.693.389,369
Belanja Barang dan Jasa 545.908,59 617.876,452 598.352.362,15499
Belanja Modal 635.113,40 822.849,561 8.461.652.486,2535

Sumber: BPS Kabupaten Berau Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-57


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3. KABUPATEN KUTAI TIMUR


2.3.1. Kondisi Fisik Dasar Wilayah
2.3.1.1. Geografis dan Administrasi
Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten terluas di Provinsi
Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Timur terletak dibagian utara, tepatnya pada
posisi 1⁰ 52’ 39’’ Lintang Utara sampai 0⁰ 2’ 10’’ Lintang Selatan dan 115⁰ 56’
0.26’’ - 118⁰ 58’ 19’’ Bujur Timur. Ibukota kabupaten ini terletak di Sangatta
Utara. Batas wilayah Kabupaten Kutai Timur bisa dilihat sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Kabupaten Malinau dan Kabupaten Berau
• Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang
• Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Kartanegara
• Sebelah Timur : Selat Makasar
Adapun luas wilayah Kabupaten Kutai Timur adalah 35.747,50 Km2. Wilayah ini
terdiri dari 18 (sepuluh) kecamatan dengan 141 desa/kelurahan. Kecamatan
yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Muara Wahau dengan
luas 5.724,32 Km2 dan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Sangkurilang, dengan luas 143,82 Km2.
Kondisi geografis Kabupaten Kutai Timur terbagi menjadi dua yaitu daratan
pesisir dan daratan pegunungan. Daratan pesisir yaitu berada pada wilayah
timur yang berbatasan langsung dengan Selat Makasar yang terdiri dari
Kecamatan Sandaran, Kecamatan Sangkurilang, Kecamatan Kaliorang,
Kecamatan Bengalon, Kecamatan Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Selatan
dan Kecamatan Teluk pandan. Sedangkan untuk yang memiliki bentang alam
pegunungan berada pada wilayah barat Kabupaten Kutai Timur yaitu pada
wilayah Kecamatan Karangan, Kecamatan Kombeng, Kecamatan Muara Wahau
dan Kecamatan Busang.

CV. Visiplan 2-58


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.9. Peta Administrasi Kabupaten Kutai Timur

CV. Visiplan 2-59


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.34. Luas Daerah Kabupaten Kutai Timur dan Persentase Luas
Daerah pada Tahun 2020

NO KECAMATAN LUAS (Km2) %


1 Muara Ancalong 2.739,30 7,66
2 Busang 3.721,61 10,41
3 Long Mesangat 526,98 1,47
4 Muara Wahau 5.724,32 16,01
5 Telen 3.129,61 8,75
6 Kombeng 581,27 1,63
7 Muara Bengkal 1.522,80 4,26
8 Batu Ampar 204,50 0,57
9 Sangatta Utara 1.262,59 3,53
10 Bengalon 3.196,24 8,94
11 Teluk Pandan 831,00 2,32
12 Sangatta Selatan 1.660,85 4,65
13 Rantau Pulung 143,82 0,40
14 Sangkulirang 3.322,80 9,30
15 Kaliorang 438,91 1,23
16 Sandaran 3.419,30 9,57
17 Kaubun 257,45 0,72
18 Karangan 3.064,36 8,57
Jumlah 35.747,50 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

2.3.1.2. Iklim
Keadaan iklim di Kabupaten Kutai Timur banyak dipengaruhi oleh lintang dan
topografi wilayahnya. Dalam setahun, rata-rata jumlah hari hujan Kabupaten
Kutai Timur adalah 124 hari, dengan Kecamatan Long Ikis sebagai kecamatan
dengan hari hujan terbanyak selama tahun 2019, yaitu 148 hari hujan.
Sedangkan ratarata curah hujan Kabupaten Kutai Timur selama tahun 2019
adalah 173,96 milimeter, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu 157,44
milimeter.

2.3.1.3. Topografi
Topografi Kabupaten Kutai Timur bervariasi berupa dataran landai,
bergelombang hingga berbukit-bukit dan pegunungan serta pantai dengan
ketinggian tanah bervariasi antara 0-7 m hingga lebih dari 1000 meter dari
permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Timur mempunyai
kelerengan diatas 15%, dengan total luas wilayah 2.516.233 Ha (76.37% dari
total luas lahan). Wilayah dengan kelerengan di atas 40% mempunyai areal yang
cukup luas, tersebar diseluruh wilayah, khususnya terkonsentrasi di bagian barat
laut dengan ketinggian lebih 500 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan

CV. Visiplan 2-60


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

karakteristik topografi seperti ini termasuk dalam kategori lahan kritis yang
sangat potensial mengalami degradasi lingkungan berupa erosi tanah.
Wilayah dengan kelerengan dibawah 15% (< 2 s/d 15) merupakan Kawasan
yang relatif datar dan landai, dengan luas 778.686 Ha (23,63%). Kawasan ini
hanya terdapat di Kecamatan Sangatta, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan
sebagian Muara Wahau dan Sanngkurilang. Daerah yang berbatasaan dengan
Kabupaten Berau pada Kecamatan Sanngkurilang, Muara Wahau dan Muara
Ancalong merupakan daerah pegunungan kapur. Wilayah dengan daerah
pegunungan dan perbukitan mempunyai areal paling luas yaitu 1.608.915 Ha
dan 1.429.9222,5 Ha. Kondisi tofografi daratan ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 2.35. Kondisi Topografi daratan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2020

Sistem
No Deskripsi Umum Kemiringan Luas (Ha)
Lahan
Lembah-lembah kecil diantara
1 Bakunan <2 15.717
perbukitan
Rawa-rawa gambut yang dalam dengan
2 Gambut <2 31.199
permukaan umumnya lengkung
dataran lumpur didaerah pasang surut
3 Kajapah <2 25.840
dibawah bakau dan nipah
4 Klaru dataran banjir yang selalu tergenang <2 16.831
Jalur kelokan sungai-sungai besar
5 Sebangau <2 14.161
dengan tanggul yang lebar
6 Kahayan Datarn pantai/sungai yang tergabung 2 s/d 8 19.097
Dataran karst yang berombak
7 Kapor 2 s/d 8 30.394
mengandung karst kecil-kecil
dataran batuan berombak hingga
8 Lawangguang 2 s/d 8 434.835
bergelombang
9 Pakau teras-teras berpasir berombak 2 s/d 8 188.834
Sungai
10 Dataran vulkanik bergelombang 9 s/d 15 1.778
Medang
11 Gunung Baju Dataran karst berbukit kecil 16 s/d 25 111.691
12 Teweh Dataran batuan endapan berbukit kecil 16 s/d 25 809.910
Kuesta-kuesta bergunung batupasir
13 Beriwit 26 s/d 40 35.058
dengan arah lereng tertoreh
dataran bukit kecil dengan punggung
14 Tewai Baru 26 s/d 40 95.545
terjal sejajar
Perbukitan batuan bukan endapan yang
15 Maput 41 s/d 60 530.667
tidak simetris
kelompok punggung panjang batuan
16 Mantalat 41 s/d 60 3.194
endapan, dengan arah lereng

CV. Visiplan 2-61


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Sistem
No Deskripsi Umum Kemiringan Luas (Ha)
Lahan
Pegunungan batuan endapan yang
17 Pendereh 41 s/d 60 738.127
tidak teratur
Kelompok punggung gunung batuan
18 Bukit Pandan > 60 32.027
bukan endapan
Gunung-gunung apitertoreh dengan
19 Batu Ajan > 60 2.604
pola drainase radial
Kelompok punggung gunung yang
20 Lohai > 60 39.891
panjang dan sempit
punggung-punggung dan gunung karst
21 Okki > 60 117.519
yang curam

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

Jumlah gunung yang terdapat di wilayah Kutai Timur sebanyak 9 buah. Gunung
yang tertinggi adalah gunung menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m.
Selain pergunungan dan perbukitan, wilayah ini juga memiliki dataran/landai
seluas 536.212,5 Ha yang terdiri dari daratan, rawa dan perairan umum (sungai
dan danau). Daerah Aliran Sungai (DAS) terdapat diseluruh kecamatan,
sedangkan danau hanya di Kecamatan Muara Bengkal yaitu danau Ngayau
dengan luas 1.900 Ha dan Danau Karang, dengan luas 750 Ha. Wilayah pantai
berada disebelah timur Kabupaten, yang mempunyai ketinggian antara 0-7 m
diatas permukaan laut. Kawasan pantai yang memilki potensi wisata bahari
adalah Pantai Teluk Lombok dan Pantai Sekerat. Selama ini, wilayah Pantai
Teluk Lombok dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai media perairan
marikultur komoditi perikanan seperti tambak ikan dan udang, budidaya rumput
laut dan budidaya ikan dalam karamba jaring apung (KJA).

CV. Visiplan 2-62


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.10. Peta Topografi Kabupaten Kutai Timur

CV. Visiplan 2-63


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3.1.4. Hidrologi
Potensi hidrologi cukup besar, terutama adanya aliran beberapa sungai antara
lain Sungai Sangatta, Sungai Telen, Sungai Marah dan Sungai Wahau. Peranan
sungai di daerah ini sangat penting, yaitu sebagai sarana transportasi air antara
daerah pantai dengan daerah pedalaman, transportasi ke kota-kota besar
lainnya dan sebagai sumber mata pencaharian untuk pemenuhan kebutuhan
hidup masyarakat setempat. Selain itu, air sungai dimanfaatkan sebagai sumber
air minum juga dimanfaatkan untuk mandi dan mencuci serta irigasi bagi
masyarakat setempat. Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten
yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang melimpah baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui walaupun telah dilakukan
eksploaitasi maupun baru tahap eksplorasi sehingga dalam kegiatan
pengembangan wilayah pemanfaatan sumberdaya alam harus optimal
terkendali.
Wilayah perairan Kabupaten Kutai Timur berupa laut, sungai dan danau. Sungai
yang ada tersebar di seluruh kecamatan, untuk sungai yang terpanjang adalah
Sungai Kendang Kepala yang terletak pada di Kecamatan Muara Wahau dengan
panjang 319 Km. Sedangkan untuk danau, hanya terdapat pada Kecamatan
Muara Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karangan.
Kabupaten Kutai Timur beriklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-
rata 260 C, dimana perbedaan suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 50
- 70 C. Curah hujan di Kabupaten Kutai Timur bervariasi mulai dari wilayah pantai
hingga ke pedalaman yang semakin meningkat. Jumlah curah hujan rata-rata di
wilayah kabupaten ini berkisar antara 2000 – 4000 mm/tahun, dengan jumlah
hari hujan rata-rata adalah 130-150 hari/tahun. Temperatur rata-rata berkisar
antara 260C dengan perbedaan antara siang dan malam antara 5 – 7 derajat
celcius.

CV. Visiplan 2-64


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.36. Banyaknya Curah Hujan Dan Hari Hujan Menurut Kecamatan
Tahun 2020

Kecamatan Januari Februari Maret April Mei Juni


HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM
Muara
17 485 16 192 18 477 19 538 23 715 10 185
Ancalong
Busang 10 102 8 70 13 150 7 100 9 92 6 84
Long
16 334 17 392 22 526 19 529 17 365 8 66
Mesangat
Muara
13 177 7 43 16 121 19 244 19 170 6 32
Wahau
Telen 25 518 12 112 13 205 21 285 15 146 15 130
Kombeng 12 461 5 87 9 298 13 233 14 378 13 146
Muara
13 412 8 164 13 186 15 542 13 314 4 143
Bengkal
Batu Ampar 17 275 14 179 17 210 16 400 16 418 9 190
Sangatta
20 312 18 192 18 241 15 234 20 332 9 119
Utara
Bengalon 18 287 11 203 13 213 151 293 16 223 12 69
Teluk
17 252 14 296 10 203 11 327 13 444 7 185
Pandan
Sangatta
20 415 11 77 18 106 18 116 11 60 13 38
Selatan
Rantau
11 177 11 123 11 120 16 212 14 166 4 45,5
Pulung
Sangkurilang 14 290 7 206 8 128 6 70 18 192 3 26,5
Kaliorang 11 313 11 128 12 134 12 155 19 300 8 60
Sandaran 16 159 18 242 11 174 16 159 16 213 - -
Kaubun 16 376 10 152 12 260 10 203 14 2121 4 16
Karangan 25 293 9 132 14 332 10 245 14 115 8 155
Muara
5 45 16 173 5 64 8 123 15 183 - -
Ancalong
Busang 7 83 6 68 8 97 9 119 7 81 7 10
Long
4 19 10 239 4 56 10 239 12 361 9 118
Mesangat
Muara
14 87 7 50 15 213 11 163 7 16 17 380
Wahau
Telen 12 54 7 30 17 110 11 67 13 105 22 170
Kombeng 5 65 8 71 7 82 8 108 7 152 9 190

CV. Visiplan 2-65


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Kecamatan Januari Februari Maret April Mei Juni


Muara
5 36 9 60 8 44 10 122 10 212 12 180
Bengkal
Batu Ampar 13 134 10 128 10 115 9 67 10 468 18 312
Sangatta
16 237 20 130 15 139 13 118 19 318 23 150
Utara
Bengalon 11 30 11 165 13 22 10 65 14 142 19 430
Teluk
15 206 7 127 6 92 5 116 6 191 13 220
Pandan
Sangatta
11 29 10 84 8 120 9 82,5 17 244 17 190
Selatan
Rantau
7 17,1 8 90,1 9 68,7 10 49,4 11 41 15 159
Pulung
Sangkurilang 9 116 7 238,5 9 213,5 5 85,5 8 238 8 203
Kaliorang 5 40 9 122 9 157 2 35 12 16,6 9 120
Sandaran - - - - - - - - - - - -
Kaubun 7 125,5 9 141,7 8 125,5 7 121,5 15 312,4 18 174
Karangan 15 205,5 9 51,5 16 127 10 216 12 240 8 259

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-66


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.11. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kutai Timur

CV. Visiplan 2-67


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3.1.5. Geologi
Tingkat kemampuan tanah sangat bervariasi dari rendah sampai dengan tinggi,
semakin banyak faktor penghambat yang dijumpai disuatu wilayah seperti lereng
terjal, ketersediaan air kurang dan mudah terjadi erosi maka dapat dikatakan
kemampuan tanah pada wilayah tersebut rendah. Jenis tanah di wilayah daratan
Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh tanah podsolik merah kuning, latosol dan
litosol. Jenis tanah lainnya adalah aluvial, organosol, latosol, podsol, dan
podsolik merah kuning dengan tingkat kesuburan yang rendah.
Tabel 2.37. Penyebaran Fisiografi di Kabupaten Kutai Timur

No Fisiografi Luas (Ha)


1 Dataran Alluvium 19.097
2 Dataran 1.505.176
3 Jalur Kelokan 14.161
4 Lembah 12.372
5 Rawa 138.994
6 Rawa Pasang Surut 25.840
7 Perbukitan 534.765
8 Pegunungan 975.938
9 Teras-teras 70.105

Sumber : Regional Physical Planning Project for Transmigration (RePPProT) in


Indonesia

Jenis tanah di wilayah daratan Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh tanah
Tropudults, Dystropepst, Troporthods, Tropudalfs, Eutropepts, Tropaquepts,
dengan luas 2.722.003 ha (82,61%), sisanya adalah jenis Tropohemist,
Tropofibrist, Placaquods, Tropopsamments, Dystropepts, Rendolls, Eutropepts,
Tropofolist. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

CV. Visiplan 2-68


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.38. Taksonomi Tanah Daratan Kabupaten Kutai Timur

No Taxonomi Tanah (USDA, 1975) Luas (ha) %


1 Tropohemist, Tropofibrist 31.199 0,95
2 Sulfaquents, Hydraquents 25.840 0,78
3 Tropaquepts, Fluvasquents, Tropofluvents, 65.806 2,00
Tropohemist
4 Placaquods, Tropopsamments, Dystropepts 188.834 5,73
5 Tropudults, Dystropepst, Troporthods, 2.722.003 82,61
Tropudalfs, Eutropepts, Tropaquepts
6 Dystropepts, Paleudults, Tropudults 32.027 0,97
7 Rendolls, Eutropepts, Tropofolist 229.210 6,96

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

Secara geologi Kabupaten Kutai Timur hampir sebagian besar didominasi oleh
Formasi Pemaluan yang tersebar di bagian tengah dan timur serta alluvium yang
tersebar disepanjang pantai. Disamping itu terdapat pula kandungan batuan
endapan tersier dan batuan endapan kwarter. Formasi batuan endapan terutama
terdiri dari batuan kwarsa dan batuan liat. Berdasarkan aspek geologi, wilayah
daratan Kabupaten Kutai Timur tersusun dari 21 jenis formasi. Dari luas daratan
3.182.906,10, Formasi Maau (Maau Formation) yang merupakan dataran batuan
endapan berbukit kecil dengan taxonomi tropudults, dystropepts adalah
klasifikasi daratan terluas yaitu 597.022,51 ha (18,76%), dengan kemiringan
16%-25%. Formasi Young Volcanic Rocks merupakan jenis daratan dengan luas
terkecil sekitar 287,25 ha. Disamping itu terdapat pula kandungan batuan
endapan tersier dan batuan endapan kwarter. Formasi batuan endapan terutama
terdiri dari batuan kwarsa dan batuan liat. Formasi Geologi Wilayah Daratan
Kutai Timur ditampilkan pada tabel berikut.

CV. Visiplan 2-69


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Gambar 2.12. Peta Jenis Tanah Kabupaten Kutai Timur

CV. Visiplan 2-70


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3.2. Sarana dan Prasarana


2.3.2.1. Sarana dan Prasarana Pendidikan
2.3.2.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah perencanaan diantaranya berupa
rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, posyandu, puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas keliling dan praktek dokter. Upaya pemerintah untuk
meningkatkan derajat dan status kesehatan masyarakat dilakukan terus menerus
dari tahun ke tahunnya. Upaya-upaya tersebut dilakukan antara lain dengan
meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan.
Hingga akhir tahun 2019, jumlah desa yang memiliki fasilitas kesehatan di
Kabupaten Kutai Timur, antara lain 3 desa memiliki rumah sakit, 19 desa
memiliki puskesmas, 32 desa memiliki klinik/balai kesehatan, 372 desa memiliki
posyandu, dan 21 desa memiliki polindes. Data mengenai sarana kesehatan
yang berada pada wilayah perencanaan bias dilihat pada table berikut.
Tabel 2.39. Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah Perencanaan 2020

Kecamatan Rumah Sakit RS Bersalin Poliklinik Puskesmas Puskesmas Pembantu Apotek


Muara Ancalong - - 1 1 6 -
Busang - - 2 1 4 -
Long Mesangat - - - 1 7 -
Muara Wahau - - 4 2 6 1
Telen - - - 1 6 -
Kongbeng - - 2 1 7 1
Muara Bengkal - - 1 1 5 1
Batu Ampar - - - 1 6 -
Sangatta Utara 2 2 4 2 1 4
Bengalon 1 - 1 2 6 2
Teluk Pandan - - 2 1 5 2
Sangatta Selatan - - 2 1 4 1
Rantau Pulung - - - 1 7 -
Sanngkurilang 1 - 3 1 15 1
Kaliorang - - - 1 4 -
Sandaran - - 2 1 8 -
Kaubun - - 1 1 7 1
Karangan - - 1 1 6 -
2019 4 2 26 21 110 14
2018 3 1 16 21 118 15
2014 3 1 12 29 103 13

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-71


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3.2.3. Sarana dan Prasaranan Peribadatan


Seiring berkembangnya ragam agama di Kabupaten Kutai Timur, tentunya perlu
didukung dengan tempat peribadatan yang mengakomodir seluruh agama. Pada
tahun 2020, tempat peribadatan yang tersedia di Kabupaten Kutai Timur antara
lain 454 masjid, 371 mushola, 199 gereja kristen protestan, 76 gereja kristen
katholik, 21 Pura, dan 1 Vihara. Mayoritas penduduk di Kabupaten Kutai Timur
beraga islam.
Tabel 2.40. Jumlah Sarana Peribadatan di Wilayah Perencanaan
Tahun 2020

Gereja Gereja
Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katholik
Muara Ancalong 9 8 8 4 - -
Busang 5 4 10 3 - -
Long Mesangat 28 10 13 2 3 -
Muara Wahau 19 48 24 10 - -
Telen 5 1 9 4 - -
Kongbeng 32 39 20 6 4 -
Muara Bengkal 7 8 1 1 - -
Batu Ampar 12 5 5 2 - -
Sangatta Utara 74 65 32 5 3 1
Bengalon 55 38 28 12 - -
Teluk Pandan 44 18 5 - - -
Sangatta Selatan 34 12 8 1 - -
Rantau Pulung 17 31 8 4 1 -
Sanngkurilang 19 7 5 4 - -
Kaliorang 26 21 5 4 5 -
Sandaran 18 8 4 4 - -
Kaubun 26 30 11 3 5 -
Karangan 24 18 3 7 - -
Kutai Timur 454 371 199 76 21 1

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-72


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3.2.4. Drainase
Sistem jaringan drainase pada wilayah perencaraan ada dua jenis, yaitu saluran
drainase primer dan saluran drainase sekunder. Sistem saluran drainase primer
meliputi seluruh sungai pada wilayah perencanaan yang tersebar di seluruh
kecamatan. Mulai dari hulu sungai pada Kecamatan Muara Wahau, Busang dan
Muara ancalong hingga ke seluruh sungai yang tersebar di wilayah
perencanaan. Untuk sungai yang terpanjang terletak di Kecamatan Muara
Wahau dengan panjang 319 Km. Berikut adalah daftar saluran drainase primer
(Sungai) di wilayah perencanaan.
Tabel 2.41. Sungai di Wilayah Perencanaan tahun 2020

No Kecamatan Nama Sungai Panjang


1 Muara Ancalong Senyiur 66
Kelinjau 229
Melan 51
Tinjau 37
2 Bujang Long Juk *
3 Telen Rantau 32
Telen 182
Marah 49
4 Muara Wahau Kedang Rantau 132
Wahau 198
Kedang Kepala 319
Jelai 38
Bedat *
5 Kombeng Pantun *
6 Muara Bengkal Rantau 132
Ngayaou 101
Beliwit 23
Telaga 19
7 Sangatta Sangatta 92
Santan 78
Murung 2
8 Bengalon Bengalon 142
Lembak 48
Keraitan 22
Sekurau *
Beruang *
Tepian Langsat *

CV. Visiplan 2-73


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

No Kecamatan Nama Sungai Panjang


Mengkanying *
Koran *
Mangkupa *
Aji *
Benderang *
Jele *
Ma’au *
Kudung *
9 Kaliorang Rapak 38
Durian 38
Kaliorang *
Selangkau *
Golok *
10 Sanngkurilang Karangan 66
Pelawan 52
Ba’ay 52
Binatang 38
Bangka 23
Mandu 22
Perupuk *
Peridan *
Pengadan *
Bilas *
Bulan *
11 Sandaran Manubar 32
Marukangan 32
Mengapah 28
Bandang 52
Sandaran *
Susuk *
Belidan *
Kebuyahan *
Landas *

Sumber : kab. Kutai Timur Dalam Angka, 2021


Keterangan: * Data belum tersedia

CV. Visiplan 2-74


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Sedangkan untuk saluran drainase sekunder meliputi saluran drainase buatan


yang bermuara pada saluran drainase primer atau saluran penghubung saluran
drainase jalan dengan saluran primer. Untuk saat ini saluran drainase sekunder
lebih banyak terdapat di perkotaan kecamatan, diantaranya yang terdapat di
perkotaan Kecamatan Long Mesangat, Batu Ampar dan Kongbeng.

2.3.3. Sosial, Ekonomi dan Budaya


2.3.3.1. Sosial dan Budaya
2.3.3.2. Ekonomi
Perkembangan perekonomian Kabupaten Kutai Timur tidak terlepas dari
kontribusi sektor–sektor ekonomi yang mendukungnya. Sektor pertambangan
dan penggalian terutama subsektor pertambangan non migas (batubara) masih
merupakan pendukung utama perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Dominasi
subsektor ini ditandai dengan masih tingginya peranan pertambangan batubara
tahun 2019 dan 2020 masing-masing adalah 81,51% dan 81,42% dari total
PDRB Kabupaten Kutai Timur dengan Migas.
Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur atas dasar harga berlaku pada tahun 2019-
2020 cenderung menurun dari Rp. 133.891,14 juta di tahun 2019 menjadi Rp
115.796,04 juta pada tahun 2020.

Tabel 2.42. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar


Harga Berlaku Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018 – 2020 (miliar rupiah)

No Lapangan Usaha 2018 2019 2020


1 Pertanian, Kehutanan,
9.838.218,6 10.301,94 10.612,35
dan Perikanan
2 Pertambangan dan
104.277,95 109.015,24 90.020,25
Penggalian
3 Industri Pengolahan 3.818,81 3.941,24 4.107,44
4 Pengadaan Listrik dan
12,35 13,66 15,70
Gas
5 Pengelolaan Sampah, Limbah,
14,30 15,43 15,84
dan Daur Ulang
6 Konstruksi 2.420,01 2.504,52 2.570,99
7 Perdagangan Besar
2.205,00 2.395,58 2.507,31
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 1.337,54 1.438,11 1.486,44
9 Penyediaan Akomodasi dan
283,52 306,52 303,06
Makan Minum
10 Informasi dan
317,30 336,87 356,19
Komunikasi

CV. Visiplan 2-75


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

No Lapangan Usaha 2018 2019 2020


11 Jasa Keuangan dan
177,90 190,30 199,01
Asuransi
12 Real Estat 348,83 366,15 381,60
13 Jasa Perusahaan 84,87 89,83 87,89
14 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan 1.164,26 1.175,71 1.213,21
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 1.246,87 1.371,83 1.446,82
16 Jasa Kesehatan dan
171,16 188,83 229,16
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 216,91 239,35 242,77
Produk Domestik
127.935,40 133.891,14 115.796,04
Regional Bruto

Sumber: BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan


Timur yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) berupa batubara, migas dan
bahan tambang lainnya, akan tetapi komoditi-komoditi tersebut adalah komoditi
SDA yang tidak dapat terbaharui (unrenewable). Perubahan yang terjadi pada
komoditi tambang tersebut khususnya batubara baik pada produksi maupun
harga, pasti berpengaruh terhadap besarnya sumbangan sektor-sektor lainnya
seperti pertanian dan bangunan. Jika komoditi batubara dan migas ini
dikeluarkan dari PDRB Kutai Timur maka peranan sektor-sektor lainnya akan
lebih nyata terlihat pengaruh dan andilnya.
Besarnya peranan suatu sektor terhadap sektor lainnya di Kabupaten Kutai
Timur dapat dilihat dari distribusi persentase suatu sektor terhadap total seluruh
sektor dalam membentuk PDRB Kutai Timur. Sektor yang kontribusinya cukup
besar setelah sektor Pertambangan dan Penggalian adalah sektor Pertanian
yaitu sebesar 9,16% dari sektor lainnya. Sektor dengan kontribusi paling kecil
adalah sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih serta Perdagangan air yaitu sebesar
0,01%.

CV. Visiplan 2-76


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum & Air Limbah (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.43. Distribusi Persentase PDRB atas Dasar Harga Berlaku


2017 – 2020

No Sektor Usaha 2018 2019 2020


1 Pertanian 7,69 7,69 9,16
Pertambangan dan
2 81,58 81,51 81,42
Penggalian
3 Industri Pengolahan 2,98 2,94 3,55
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,01 0,01 0,01
5 Pedagangan Air 0,01 0,01 0,01
6 Konstruksi 1,89 1,87 2,22
7 Perdagangan Besar 1,72 1,79 2,17
8 Transportasi 1,05 1,07 1,28
9 Penyediaan Akomodasi 0,22 0,23 0,26
10 Informasi dan Komunikasi 0,25 0,25 0,31
11 Jasa Keuangan dan 0,14 0,14 0,17
Asuransi
12 Real Estat 0,27 0,27 0,33
13 Jasa Perusahaan 0,07 0,07 0,08
14 Administrasi Pemerintah 0,91 0,88 1,05
15 Jasa Pendidikan 0,97 1,02 1,25
16 Jasa Kesehatan dan 0,13 0,14 0,20
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 0,17 0,18 0,21
PDRM 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

CV. Visiplan 2-77


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum & Air Limbah (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3.3.3. Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial memberikan masukan bagi
pendapatan asli daerah (PAD) serta mampu memberikan multiplier effect bagi
berkembangnya sektor-sektor yang terkait, seperti pertanian (bunga, buah,
perikanan), industri kerajinan, perdagangan (misalnya rumah makan), dan jasa
(penginapan, pemandu wisata, transportasi, dan sebagainya). Sehingga
berkembangnya sektor ini, taraf kesejahteraan masyarakat, terutama yang
tinggal di sekitar kawasan wisata dapat meningkat.
Kabupaten Kutai Timur memiliki Obyek Wisata yang beragam, baikwisata alam,
agrowisata, maupun wisata budaya. Wisata alam di daerah ini antara lain berupa
keindahan laut dan pegunungan yang terbentang luas, wisata hutan tropis yang
lebat, dengan keankaragaman jenis flora dan fauna yang terdapat di Kawasan
TamanNasional Kutai serta wisata budaya meliputi peninggalan sejarah dan
keanekaragaman tradisi, kesenian lokal yang menarik.
Wisata Alam yang terdiri dari Wisata Bahari, Pantai, Petualangan dan Wisata
Alam Buatan. Wisata ini terdapat disepanjang pesisir Kabupaten Kutai Timur,
dan Khusus untuk wisata bahari yang sudah akan dikembangkan adalah di
Kecamatan Sanngkurilang (pulau birahbirahan). Dan untuk Wisata pantai yang
menjadi tujuan wisatawan adalah Pantai Teluk Lombok dan Aquatik.
Wisata Budaya yang terdiri dari Tari Tradisional, Seni Teater, Band, Drama,
Orkes Melayu, Musik Tingkilan, Rebana, Hadrah dan Kesenian dari masyarakat
pendatang yang berkembang di daerah Kabupaten Kutai Timur antara lain: Kuda
Kepang, Ludruk, Ketoprak, Wayang Kulit, Barongsai, Tari dan Modeling, Sandur,
Karawitan, Reog, Sinden, Obyek Wisata ini berkembang di daerah Kabupaten
Kutai Timur dan tersebar di semua Kabupaten dan Kota.

Tabel 2.44. Potensi Objek Wisata di Kabupaten Kutai Timur tahun 2020

No Kecamatan Obyek Wisata


Pantai Aquatik
1 Sangatta Utara Bukit Pandang Pelangi
Telaga Batu Arang
Prevav Mentoko
Taman Nasional Kutai
2 Sangatta Selatan
Pantai Teluk Lombok
Pantai Teluk Perancis
3 Teluk Pandan . Teluk Kaba
Telaga Bening
4 Rantau Pulung Agrowisata
Air Terjun KM.SP8

CV. Visiplan 2-78


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum & Air Limbah (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

No Kecamatan Obyek Wisata


5 Bengalon Pantai Sekerat
Pegunungan Karst
6 Kaliorang . Pantai Jepu-Jepu
7 Sanngkurilang . Desa Bual-Bual
Selangkau
Pulau Minang
Air Terjun Desa Saka
8 Sandaran . Pulau Birah-Birahan
Air Terjun Tanjung Mangkaliat
9 Karangan Sumber Mata Air Ampenas dan Goa
Pemandian Air Panas Batu Lepoq
10 Kongbeng Gunug Kongbeng
11 Telen Lamin Adat dan Seni Budaya Suku Kayan
Danau Gelombang Muara Begkal Ulu Batu Tija
12 Muara Bengkal Sara Muara Bengkal Ilir Danau Padang Api Desa
Sanaba Makam Raden Bangkok Batu Balai
Lamin Adat dan Seni budaya Suku Dayak Kenyah
13 Muara Ancalong
Lepo Tau
14 Muara Wahau Hutan Lindung Wahea Desa Wisata Miau Baru

Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Tahun 2021

Jumlah wisatawan dalam negeri (wisnus) dan manca negara (wisman) adalah
tolak ukur dari semakin diminatinya Kabupaten Kutai Timur sebagai salah satu
tujuan wisata. Dari 10 obyek wisata yang ada, tercatat bahwa Pantai Teluk
Lombok menjadi wilayah yang paling banyak dikunjungi, yaitu terdapat 3.607
pengunjung pada tahun 2020, namun jumlah ini menurut drastis dibandingkan
2019 sebesar 18.640 pengunjung.

Tabel 2.45. Sarana dan Prasarana Wisata di Kabupaten Kutai Timur


Tahun 2011 – 2013

Saran dan Prasarana Wisata 2011 2012 2013


(1) (2) (3) (4)
Akomodasi
Hotel 86 91 91
Jumlah Kamar 1.310 1.460 1.460
Jumlah Tempat Tidur 1.900 2.240 2.240
Hutan Lindung Wisata Alam (Wehea) 1 1 1
Event Budaya 6 6 6
Peninggalan Sejarah dan 38 38 38

CV. Visiplan 2-79


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum & Air Limbah (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Saran dan Prasarana Wisata 2011 2012 2013


Purbakala (Situs)
Art Galeri 1 1 1
Desa Kerajinan Tradisional 2 2 2
Taman Nasional 1 1 1
Taman Wisata Laut 5 5 5
Hutan Manggrove 5 5 5
Bukit Pandang Pelangi 2 2 2
Agrowisata Kabo Jaya 1 2 2
Danau/Telaga 3 4 4
Taman Pesawat Bukit Pelangi 1 1 1

Sumber: Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Tahun 2013

2.3.4. Ruang dan Lahan


Luas lahan Kabupaten Kutai Timur secara keseluruhan adalah seluas 35.747,71
Ha. Penggunaan lahan terbesar di Kabupaten Kutai Timur di dominasi oleh lahan
Kawasan budidaya kehutanan sebesar 1.491.841,85 Km2. Sedangkan untuk
penggunaan lahan untuk kawasan budidaya non kehutanan sebesar
1.152.605,73 Km2 yang terdiri dari lahan perkebunan, bangunan permukiman,
tambang pertanian dan lain-lain. Untuk lebih jelas mengenai pola penggunaan
lahan yang ada di Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat pada tabel berikut:

CV. Visiplan 2-80


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.46. Keadaan Penutupan Lahan Kabupaten Kutai Timur

Kawasan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK)


Kawasan
Kecamatan Budidaya Jumlah
Lindung Perkebunan Permukiman Tambang Pertanian Lain
Kehutanan
Batu Ampar 237,19 26.731,56 20.690,51 1.144,53 0,00 0,00 0,00 48.803,79
Busang 154.269,74 263.923,89 130.411,73 887,15 1.279,80 5.298,43 16.2133,77 572.284,01
Kongbeng 4.765,91 74.160,15 61.949,74 7.675,29 0,00 0,31 918,33 149.469,73
Long Mesangat 728,34 4.228,70 21.432,18 6.270,21 16.143,39 490,60 2.488,95 51.782,37
Muara Ancalong 56.597,74 83.921,32 76.538,97 1.806,88 97,96 2.531,19 17.198,36 238.692,42
Muara Bengkal 24.391,35 21.303,07 35.538,91 381,96 0,00 504,94 0,00 82.120,23
Muara Wahau 168.705,89 288.663,06 102.006,30 5.987,16 0,00 4.522,61 33,29 569.918,31
Telan 1.039,82 83.799,95 51.791,84 1.593,43 0,00 0,00 0,00 138.225,04
Sumber: RTRW Kabupaten Kutim

CV. Visiplan 2-81


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3.4.1. Kawasan Hutan Lindung


Luas kawasan lindung di wilayah Kabupaten Kutai Timur adalah 597.080,41 ha
atau 17,90 persen dari luas daratan Kabupaten. Kawasan hutan lindung tersebar
di 7 (tujuh) kecamatan di kabupaten Kutai Timur. Kawasan hutan lindung terluas
berada di Kecamatan Muara Wahau seluas 132.382,32 ha dan kawasan hutan
lindung di Kecamatan Busang seluas 131.108,96 ha.

Tabel 2.47. Sebaran dan Luasan Rencana Kawasan Hutan Lindung

No Kecamatan Luas (ha)


1 Bengalon 26.065,39
2 Busang 131.108,96
3 Karangan 41.819,26
4 Kongbeng 0,15
5 Muara Wahau 132.382,32
6 Sandaran 4.854,82
7 Teluk Pandan 13.440,09
Luas Total 349.670,98

Sumber: RTRW Kabupaten Kutim

2.3.4.2. Kawasan Resapan Air


Kawasan resapan air (recharge area) adalah daerah tempat meresapnya air
hujan ke dalam tanah yang selanjutnya akan menjadi air tanah. Kawasan
resapan air ini meresapkan air hujan dan akan mensuplai air tanah ke daerah di
sekitarnya, baik lokal maupun regional. Kawasan resapan air di Kabupaten Kutai
Timur tersebar di 4 (empat) kecamatan dengan total luas kawasan resapan air
adalah 3.056,79 ha.

Tabel 2.48. Sebaran dan Luasan Rencana Kawasan Hutan Lindung di


Kabupaten Kutai Timur

No Kecamatan Luas (ha)


1 Kec. Bengalon 64,64
2 Kec. Kaubun 1.372,28
3 Kec. Muara Wahau 122,82
4 Kec. Telen 1.497,06
Luas Total 3.056,79

Sumber: RTRW Kabupaten Kutim

CV. Visiplan 2-82


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

2.3.4.3. Kawasan Ruang Terbuka Hijau


Kawasan ruang terbuka hijau (RTH) merupakan area memanjang/ jalur dan/ atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. RTH
yang direncanakan dalam RTRW Kabupaten Kutai Timur Tahun 2012-2032
merupakan hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan
rapat di dalam wilayah perkotaan maupun perdesaan baik pada tanah negara
maupun tanah hak, dan direncanakan sebagai hutan kota.
Adapun perencanaan hutan kota di Kabupaten Kutai Timur terletak di
Kecamatan Muara Bengkal dan Kecamatan Sangatta Utara seluas 42,37 ha.
Dalam mendukung program pencanangan Kaltim Green, Kabupaten Kutai Timur
melalui RTRW Kabupaten Kutai Timur 2013-2032 kawasan hijau mencapai lebih
kurang 59,68 % dari luas daratan Kabupaten Kutai Timur.

2.3.4.4. Taman Nasional Kutai


Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,
pariwisata, rekreasi dan pendidikan. Taman Nasional Kutai yang melingkupi
Kecamatan Teluk Pandan, dan Sangatta Selatan dengan luas kawasan TNK
lebih kurang 136.559,17 ha.

2.3.4.5. Kawasan Cagar Alam Sedulang Muara Kaman


Kawasan cagar alam Sedulang Muara Kaman (SK. Menhut Nomor : 598/Kpts-
II/1995) merupakan hutan rawa, Rawa Air Tawar, Hutan dataran Rendah dan
perairan tawar. Obyek Wisata Alam di cagar alam ini adalah mengitari kawasan
untuk mengenal dan melihat Bekantan serta berbagai jenis burung. Kawasan
cagar alam ini termasuk wilayah DAS Sungai Kedang Pala, Sungai Kedang
Rantau, Sungai Ngayau, dan Sungai Seputih, yang bermuara di Sungai
Mahakam. Kawasan cagar alam Sedualang Muara Kaman terdapat di
Kecamatan Muara Ancalong dan Kecamatan Muara Bengkal dengan luas
kawasan 44.979,22 ha.

2.3.5. Sarana Kesehatan Lingkungan


2.3.5.1. Air Limbah
Pengelolaan air limbah di Kabupaten Kutai Timur adalah dengan
mengembangkan sistem pengolahan sesuai dengan karakteristik fisik dari setiap
daerah pelayanan air limbah. Kawasan dengan kepadatan tinggi dimana
pembuatan tangki septik tidak mungkin dilakukan, pengelolaan air limbah
dengan mengggunakan sistem perpipaan konvensional.
Penggunaan tangki septik komunal kawasan perkotaan dengan
mempertimbangkan lokasi penempatannya, karena pembuatan tangki septik

CV. Visiplan 2-83


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

komunal relatif memerlukan lahan yang lebih luas jika dibandingkan dengan
tangki septik individual. Selain itu penerapan tangki septik komunal hanya
dilakukan pada lokasi pelayanan air limbah yang memiliki lahan yang memadai
dengan kondisi muka air tanah aman artinya tidak dangkal, tidak berada pada
lokasi banjir. Apabila lokasi pelayanan air limbah dengan kepadatan tinggi tidak
memungkinkan untuk penerapan tangki septik komunal, maka sistem smal born
sewer dan shellow sewer akan lebih baik diterapkan pada kondisi ini.
Sistem pengelolaan limbah di Kabupaten Kutai Timur meliputi:
1. Sistem pembuangan limbah domestik komunal dan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) domestic di Kota Sangatta dan Sanngkurilang di Kecamatan
Sanngkurilang; dan
2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

2.3.5.2. Persampahan
Pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Kutai Timur saat ini ditangani
oleh Dinas Kebersihan Kabupaten dan beberapa diantaranya dilakukan
kerjasama dengan pihak swasta.
Sistem persampahan yang digunakan adalah sistem pengangkutan langsung
dari bak sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Rantau
Pulung. Pengelolaan persampahan saat ini masih menggunakan sistem open
dumping. Kapasitas lahan TPA akan berkurang seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat untuk menghasilkan sampah. Guna
memperpanjang waktu operasional TPA, perlu dilakukan pengurangan volume
timbulan sampah dengan menerapkan cara pengelolaan sampah 3R (reuse,
reduce, dan recycle).
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Kutai TImur terdiri atas :
a. Pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Rantau Pulung Kecamatan
Rantau Pulung dengan sistem sanitary landfill;
b. Pengolahan Sementara Terpadu (TPST) di Kota Sangatta, Sanngkurilang di
Kecamatan Sanngkurilang, Muara Wahau di Kecamatan Muara Wahau, dan
Muara Bengkal di Kecamatan Muara Bengkal;
c. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga melalui pengurangan sampah dan penanganan sampah;
d. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf c, yaitu dengan
menerapkan konsep 3 R (reduce, reuse, recycle) meliputi kegiatan
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau
pemanfaatan kembali sampah;
e. Penanganan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf c meliputi kegiatan
pemilahan, pengumpulan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke
TPST; dan

CV. Visiplan 2-84


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum, Air Limbah dan Persampahan Wilayah III (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

f. Penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) mengacu pada


peraturan perundang-undangan yang terkait.
Menurut Kutai Timur Dalam Angka tahun 2014, jumlah timbulan sampah yang
dihasilkan di daerah terpadat yaitu di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta
Selatan pada tahun 2013 adalah sebesar 270 m3/hari dan 100 m3/hari.

Tabel 2.49. Jumlah Timbulan Sampah di Kabupaten Kutai Timur

Produksi Sampah (m3/hari)


No Kecamatan
2011 2012 2013
1 Sangatta Utara 195,7 250 270
2 Sangatta Selatan 50 79 100

Sumber : kab. Kutai Timur Dalam Angka, 2014

2.3.6. Kependudukan
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, pada tahun 2020, jumlah penduduk
Kabupaten Kutai Timur mencapai 390.991 jiwa dan meningkat menjadi 285.894
jiwa pada tahun 2019. Dengan kata lain, pada tahun 2019 laju pertumbuhan
penduduknya mencapai 2,11% dibandingkan tahun 2018. Jika ditinjau
berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki masih lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Adapun rasio jenis kelamin
kabupaten Kutai Timur tahun 2019 adalah 112,78, yang artinya dari 100
penduduk perempuan terdapat 112 penduduk laki-laki. Jika dilihat berdasarkan
kelompok umur, penduduk di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh penduduk
usia muda.

CV. Visiplan 2-85


Inventarisasi Data Capaian Layanan Sektor Air Minum & Air Limbah (Kota Bontang, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur)

Tabel 2.50. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut


Kecamatan tahun 2020
Laju Kepadatan Rasio Jenis
Kecamatan Penduduk Persentase
Pertumbuhan Penduduk Kelamin
Muara Ancalong 15.246 1,93 3,51 5,56 116,0
Busang 6.396 3,86 1,47 1,72 119,6
Long Mesangat 7.168 5,19 1,65 13,60 114,2
Muara Wahau 35.963 8,33 8,28 6,28 120,8
Telen 10.829 6,29 2,49 3,46 121,0
Kongbeng 27.609 5,66 6,35 47,50 111,3
Muara Bengkal 14.030 2,09 3,23 9,21 111,1
Batu Ampar 7.673 6,00 1,77 37,52 113,3
Sangatta Utara 120.873 5,12 27,82 95,73 114,8
Bengalon 45.314 6,92 10,43 14,18 125,8
Teluk Pandan 18.791 4,26 4,33 22,61 119,6
Sangatta Selatan 30.117 5,00 6,93 18,13 114,7
Rantau Pulung 12.167 5,20 2,80 84,60 113,8
Sanngkurilang 26.449 4,87 6,09 7,96 118,3
Kaliorang 15.355 6,52 3,53 34,98 129,0
Sandaran 12.604 6,63 2,90 3,69 122,0
Kaubun 14.867 4,30 3,42 57,75 118,3
Karangan 13.008 3,48 2,99 4,24 118,6
Jumlah 434.459 5,27 100,00 12,15 117,6

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2021

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa kecamatan dengan jumlah penduduk


paling banyak serta tingkat kepadatan penduduk paling tinggi yaitu berada pada
Kecamatan Sangatta Utara yang merupakan Ibu Kota Kabupaten, yaitu dengan
jumlah penduduk 120.873 jiwa dengan kepadatan penduduk 95,73/km2.
Sedangkan untuk kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu
berada pada Kecamatan Busang yaitu dengan jumlah penduduk 6.396 jiwa
dengan kepadatan penduduk 1,47 jiwa/km2.

2.3.7. Kondisi Keuangan Daerah


Anggaran Pendapatan Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2019 adalah Rp
2.521.309.628.322,00, sedangkan anggaran belanja Kabupaten Kutai Timur Rp
2.817.970.923.000,00. Dari tahun ke tahun, anggaran pendapatan Kabupaten
Kutai Timur paling banyak bersumber dari dana perimbangan. Pada tahun 2019
dana perimbangan Kabupaten Kutai Timur mencapai 58,38 persen dari total
anggaran pendapatan Kabupaten Kutai Timur. Selama 5 tahun terakhir,
anggaran pendapatan dan belanja terbesar ada di tahun 2019.

CV. Visiplan 2-86

Anda mungkin juga menyukai