Gambar 2.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kota Bontang (%) 2020
Sumber : BPS Kota Bontang Dalam Angka, 2021
Tabel 2.1. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kota Bontang (%), 2020
Ibukota
No Kecamatan Luas (km2)
Kecamatan
2.1.1.2. Iklim
Proses pergantian panas dan uap air antara bumi dan atmosfir dalam jangka
waktu yang lama menghasilkan suatu keadaan yang dinamakan iklim. Iklim
merupakan suatu kumpulan dari kondisi atmosfir yang meliputi panas,
kelembaban dan gerakan udara. Kota Bontang berada di wilayah khatulistiwa
yang memiliki iklim tropis, sehingga mengalami dua musim yaitu musim kemarau
dan musim penghujan serta dipengaruhi oleh angin muson, yaitu Muson Barat
pada bulan November-April dan angin Muson Timur pada bulan Mei-Oktober.
Suhu udara rata-rata tertinggi di Kota Bontang sebesar 27,52°C pada bulan
Februari dan terendahnya 24,36°C pada bulan November. Kelembaban udara
tertinggi 100% pada bulan Juni, terendahnya 63,75% pada bulan September.
Terdapat empat stasiun pengamatan cuaca di Bontang, yaitu Stasiun
Pengamatan Bontang Lestari, Tanjung Laut, Gunung Elai, dan Gunung Telihan.
Intensitas curah hujan rata-rata tertinggi tercatat pada stasiun pengamatan
Tanjung Laut sebesar 179,21 mm3 dengan rata-rata 14 hari hujan perbulan.
Sedangkan rata-rata terendah curah hujan di Bontang tercatat pada stasiun
pengamatan Gunung Telihan sebesar 166,78 mm3 dengan rata-rata 145 hari
hujan perbulan.
Tabel 2.3. Kelembaban dan Suhu Udara di Kota Bontang Tahun 2020
Tabel 2.4. Tekanan Udara dan Kecepatan Angin di Kota Bontang, 2020
2.1.1.3. Topografi
Morfologi wilayah Kota Bontang berupa permukaan tanah yang datar, landai dan
berbukit dan bergelombang. Topografi kawasan Bontang memiliki ketinggian
antara 1-120 meter dpl dengan kemiringan lereng yang bervariasi dari Pantai
Timur dan Selatan hingga bagian Barat. Kemiringan lahan Kota Bontang dengan
kemiringan 0-2% (datar) mempunyai luasan 7.211 Ha atau 48,79 %. Kemiringan
lahan bergelombang (3-15%) seluas 4.001 Ha atau 27,07%. Proporsi luas lahan
dengan kemiringan yang curam (16-40%) hampir sama dengan yang
bergelombang yaitu 24,14 % atau 3.568 Ha.
No Kemiringan Luas Ha %
1 Datar (0-2%) 7.211 48.79
2 Bergelombang (3-15%) 4.001 27.07
3 Curam (16-40%) 3.568 24.14
4 Sangat Curam (>40%) 0 0
Jumlah 14.78 100
2.1.1.4. Hidrologi
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menempati wilayah Kota Bontang merupakan
bagian dari Sub DAS Santan Ilir. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah adalah
Sungai Guntung, Sungai Bontang, Sungai Busuh, Sungai Nyerakat Kanan dan
Sungai Nyerakat Kiri yang semuanya bermuara di Selat Makasar. Sungai-sungai
tersebut berhulu di bagian barat wilayah Kota Bontang atau di wilayah
Kabupaten Kutai Timur. Sungai-sungai tersebut juga mengalirkan air yang
berasal dari mata air, terutama air yang keluar dari batuan pasir halus, pasir
kasar dan lempung pasiran yang berasal dari formasi Balikpapan.
Secara administratif DAS Bontang terletak di Kecamatan Sangatta Kabupaten
Kutai Timur (DAS Bontang hulu), Kecamatan Bontang Barat (DAS Bontang
Tengah), Kecamatan Bontang Selatan (DAS Bontang Tengah), Kecamatan
Bontang Utara (DAS Bontang Tengah) dan Kecamatan Bontang Baru (DAS
Bontang Hilir). DAS Bontang memiliki luas 59,710 km2 dan panjang sungai
utama 41,173 km dengan alur berkelok-kelok (meandering). DAS Bontang yang
melintasi Kota Bontang memiliki luas kurang lebih 300 Km2 dan panjang sungai
utama 17 km.
2.1.1.5. Geologi
Ditinjau dari aspek geologi, Kota Bontang termasuk dalam sub bagian cekungan
Kutai dengan batas fisik di sebelah Timur Selat Makasar, sebelah Selatan
Sungai Santan, sebelah Barat Gunung Lobang Batik dan sebelah Utara Sungai
Temputuk. Dari aspek litologi, formasi batuan di Kota Bontang terdiri dari:
• Endapan Alluvium, yang tersusun oleh kerakal, kerikil, lempung, dan lumpur
sebagai endapan sungai, rawa, pantai dan delta.
• Formasi Kampung baru, yang tersusun atas batu pasir kuarsa dengan
sisipan lempung, lanau dan serpih dengan sifat lunak dan mudah hancur.
Formasi ini memiliki aquifer potensial di daerah Bontang dengan jenis batuan
yang bertindak sebagai aquifer berupa kerikil, pasir kuarsa yang bersifat
lepas, batu pasir dan pasir lempung.
• Formasi Balikpapan, yang terdiri atas perselingan batu pasir kuarsa, batu
lempung lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan batu
bara. Formasi Balikpapan merupakan formasi terbesar di Kawasan Pesisir
Bontang dengan arah Utara Selatan.
• Formasi Pulau balang, merupakan perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir
dan batu lempung dengan sisipan batu bara.
• Formasi Bebulu, merupakan formasi batuan kecil-kecil di Kawasan Pesisir
Bontang yang tersusun atas batu gamping dengan sisipan lempung, lanauan
dan sedikit napal.
• Formasi Pamaluan, tersusun atas batu lempung dan serpih dengan sedikit
napal, batu pasir dan batu gamping.
Jenis tanah didominasi oleh podsolid merah kuning, aluvial dan komplek latosol.
Jenis tanah ini memiliki lapisan kuning (top soid) yang tipis, peka erosi dan
miskin unsur hara. Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan
dibutuhkan pengolahan awal berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan
pengamanan hutan, sehingga kestabilan tanah dan ketersediaan air tanah tetap
terjaga.
Pendidikan
Kecamatan TK SD SMP SMA
Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah
Bontang Selatan 1 17 18 15 10 25 5 5 10 1 3 4
Bontang Utara 2 22 24 11 9 20 2 8 10 1 3 4
Bontang Barat - 12 12 4 7 11 2 5 7 1 2 3
Bontang 3 51 54 30 26 56 9 18 27 3 8 11
Pendidikan
Kecamatan RA Mi Mts MA
- Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah
Bontang Selatan 4 - 3 3 - 2 2 - 1 1
Bontang Utara 4 - 2 2 - 2 2 1 - 1
Bontang Barat 3 - - - - 2 2 - - -
Bontang 11 - 5 5 - 6 6 1 1 2
Tabel 2.10. Jumlah Apotek, Toko Obat, dan Gudang Farmasi Menurut
Kecamatan di Kota Bontang, 2020
No Kecamatan Apotek Toko Obat Gudang Farmasi
1 Bontang Selatan 5 6 -
2 Bontang Utara 9 2 1
3 Bontang Barat 5 - -
19 8 1
Tabel 2.11. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Bontang, 2020
Ahli
Tenaga Tenaga
Tenaga Teknologi
No Kecamatan Dokter Dokter Gigi Perawat Bidan Kesehatan Kesehatan Tenaga Gizi
Kefarmasian Laboratoriu
Masyarakat Lingkungan
m Medik
1 Bontang Selatan 44 12 67 32 49 16 5 5 -
.Tabel 2.12. Jumlah Rumah Sakit Umum, Rumah SAkit Khusus, Puskesmas, Klinik, Posyandu,Rumah Sakit Bersalin, Polindes,dan
Praktek Dokter Perorangan, 2020
Rumah Rumah Puskesmas
Puskesmas Klinik Rumah Sakit/ Puskesmas Praktek Dokter
No Kecamatan Sakit Sakit Non Rawat Posyandu Polindes
Rawat Inap Pratama Klinik Bersalin Pembantu Perorangan
Umum Khusus Inap
1 Bontang Selatan 1 - 3 - 3 44 2 - - 13
2 Bontang Utara 2 - 2 - 7 54 - 2 - 26
3 Bontang Barat 2 - 1 - 1 21 - - - 12
2020 5 - 6 - 11 119 2 2 - 51
2019 5 - 6 - 13 119 2 2 - 51
Gereja Gereja
Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katholik
Bontang Utara 62 45 20 3 1 -
Bontang Barat 21 15 25 1 - -
Bontang 128 90 53 5 1 -
2.1.3.2. Budaya
• Pesta Laut, Bontang Kuala
Pesta laut sebagai pelestarian adat budaya Bontang Kuala yang digelar setiap
bulan Desember. Pesta laut merupakan refleksi penghormatan kepada cipta
karsa dan karya leluhur, khususnya di bidang adat seni dan budaya. ”Hal ini
harus terus dilestarikan, karena adat budaya merupakan identitas dan hak
masyarakat yang harus dihormati. Pesta laut yang dilaksanakan ini bertujuan
selain menjadi ajang promosi bagi daerah Bontang juga melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai budaya local serta sebagai wahana informasi
kepada masyarakat seni dan budaya daerah.
• Erau Pelas Benua, Guntung
Guntung merupakan satu-satunya bagian Kota Bontang yang sebagian besar
warganya masih keturunan Kutai. Letaknya pun didekat perbatasan wilayah
Kutai Timur. Namun seiring perkembangan, wilayah ini mulai bercampur
dengan suku-suku lainnya, baik dari Kalimantan maupun luar Kalimantan. Tak
heran kalau di Bontang, upacara Erau hanya diadakan di Guntung setiap
tahunnya.
Erau berasal dari kata Eroh, yaitu ramai dan penuh suka cita. Pelas berarti
membersihkan wilayah mereka dari unsur-unsur negatif. Caranya dengan
melakukan penyembelihan binatang yang kemudian darahnya dipercikan ke
permukaan bumi, sebagai tanda syukur atas rejeki yang diberikan oleh Maha
Pencipta. Karena itu pelaksanaannya biasanya dilakukan setelah panen.
2.1.3.3. Ekonomi
Nilai PDRB Kota Bontang atas dasar dasar harga berlaku 2010 pada tahun 2020
mencapai 56,55 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami
penurunan sebesar 1,78 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun 2019 yang
mencapai 58,33 triliun rupiah. Sedangkan, berdasarkan harga konstan 2010,
angka PDRB mengalami penurunan, dari 40,42 triliun rupiah pada tahun 2019
menjadi 39,31 triliun rupiah pada tahun 2020. Turunnya nilai PDRB ini
disebabkan oleh menurunnya produksi beberapa lapangan usaha, seperti
pertambangan penggalian dan industri penggolahan, tidak dipengaruhi oleh
inflasi. Lapangan Usaha Industri Pengolahan menjadi lapangan usaha utama di
dalam aktivitas perekonomian Kota Bontang, dimana peranan lapangan usaha
ini membentuk PDRB Kota Bontang sebesar 79,60 persen di tahun 2020. Pada
tahun 2020, Lapangan Usaha Industri Pengolahan memiliki laju pertumbuhan
negatif sebesar -3,78 dimana Kota Bontang mengalami pertumbuhan ekonomi
yang minus yaitu sekitar -2,76 persen. Sehingga 16 lapangan usaha lainnya
secara total belum mampu berbagi peran positif sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi Kota Bontang di tahun 2020, dimana selain Lapangan Industri
Tabel 2.14. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha di Kota Bontang (miliar rupiah), 2016–2020
Tabel 2.15. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha di Kota Bontang (%), 2016-2020
Target Capaian
Layanan Layanan
Kapasitas Terhadap Terhadap
Kapasitas Idle Capacity
No Nama IPLT/IPAL Lokasi Tahun Terpasang Jumlah Jumlah
(m3/hari) (m3/hari)
(m3/hari) Penduduk Penduduk
Jiwa (%) Jiwa (%)
1 IPAL Kawasan Kota Kota Bontang
Bontang Kel.Bontang Kel. Bontang
Kuala Utara 2007 500 84 416 5000 2,78 840 0,46
Kec. Bontang
Selatan
2 IPAL Kawasan Kota Kota Bontang
Bontang Kel. Berbas
Kel. Berbas Pantai Pantai Kec. 2010 500 52 448 5000 2,78 520 2,90
Bontang
Selatan
3 IPAL Kawasan Kelurahan
Guntung Guntung Kec.
Bontang 014 00 83 17 000 2,78 2830 1,57
Kota Bontang
Utara
2.1.4.3. Persampahan
Pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah ke TPS dilaksanakan
oleh penghasil sampah. Masyarakat penghasil sampah memindahkan sampah
yang dihasilkannya ke suatu tempat yang berfungsi sebagai TPS, dapat berupa
peralatan terbuka, bak sampah, atau kontainer.
Untuk pola penanganan lainnya terkait persampahan di kawasan permukiman,
pelaksanaan pengumpulan sampah dari wadah sampah dilaksanakan oleh
petugas kebersihan (petugas kantor Kebersihan) dan secara langsung
dipindahkan ke dalam truk pengangkut sampah. Pola individu langsung ini
dilaksanakan pada daerah-daerah permukiman teratur dan permukiman dipinggir
jalan utama yang dilalui oleh truk Kependudukan
Sebagai kota yang sedang berkembang terutama dengan keberadaan dua
perusahaan besar berskala nasional yakni PT Badak LNG dan PT. Pupuk Kaltim
menjadi daya tarik utama bagi para pendatang, maka setiap tahun jumlah
penduduk Kota Bontang semakin meningkat. Pertambahan tersebut tidak hanya
disebabkan faktor alami pertumbuhan penduduk yakni kelahiran dan kematian
tetapi juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya yakni migrasi.
Jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2019 adalah 181.618 jiwa,
penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan tidak merata seperti tahun-tahun
sebelumnya, yakni jumlah penduduk di Kecamatan Bontang Selatan sebesar
69,063 jiwa, sedangkan di Kecamatan Bontang Utara adalah 82,626 jiwa dan di
Kecamatan Bontang Barat 29,929 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk
dan KK keseluruhan di Kota Bontang pada tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel
2.23 berikut.
2.1.5. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2020 adalah 178.917 jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Bontang
Selatan sebesar 67.142 jiwa (37,53%), di Kecamatan Bontang Utara adalah
82.212 jiwa (45,90%) dan di Kecamatan Bontang Barat 29.654 jiwa (16,57%).
Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang Utara masih lebih
tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan Bontang Selatan dan
Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan penduduk selama tahun 2020 di
Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan Bontang Barat besarnya
berturut-turut adalah 605 jiwa/km2; 2.486 jiwa/km2, dan 1.653 jiwa/km2.
Sementara jika dilihat menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki
(92.936jiwa) masih lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan (85.981
jiwa). Hal ini berdampak pada besarnya rasio jenis kelamin yang merupakan
perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan. Rasio
jenis kelamin pada tahun 2020 adalah 108,09 yang berarti bahwa diantara 100
orang penduduk perempuan di Kota Bontang pada tahun 2020 terdapat 108-109
orang penduduk laki-laki. Indikator kependudukan Kota Bontang menunjukkan
bahwa pada tahun 2020 penduduk yang datang sebanyak 4.200 orang, pindah
5.948 orang, kelahiran 2.641 orang, dan kematian 788 orang.
Dilihat dari komposisi penduduk menurut umur, Kota Bontang dapat dikatakan
sebagai daerah dalam transisi komposisi penduduk dari kategori penduduk usia
muda ke arah pada usia tua. Komposisi penduduk tersebut dapat diasumsikan
karena Kota Bontang sebagai daerah terbuka dan memiliki mobilitas penduduk
yang tinggi sehingga pertumbuhan penduduk Kota Bontang juga tinggi.
Tabel 2.19. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur 2020
No Kelompok Umur Laki - Laki Perempuan Jumlah
1 0-4 8.838 8.305 17.143
2 5-9 7.593 7.297 14.890
3 10-14 8.039 7.301 15.340
4 15-19 8.350 7.857 16.207
5 20-24 8.531 7.785 16.316
6 25-29 8.729 8.090 16.819
7 30-34 8.325 7.692 16.017
8 35-39 6.838 6.784 13.622
Tabel 2.20. Pertumbuhan Pendapatan Daerah dari tahun 2018 ke 2020 (dalam ribu rupiah)
Uraian Realisasi 2018 Realisasi 2019 Realisasi 2020
PENDAPATAN 1.254.426.657,89 1.481.549.014,09 1.429.218.136,26
Tabel 2.21. Pengeluaran Daerah Dari Tahun 2018 Ke 2020 (Dalam Ribu Rupiah)
BELANJA
Pada tahun 2020, Kabupaten Berau terdiri atas 13 kecamatan dengan jumlah
desa sebanyak 97 desa dan 10 kelurahan. Kecamatan yang ada di Kabupaten
Berau terdiri dari; Kecamatan Kelay, Kecamatan Talisayan, Kecamatan Tabalar,
Kecamatan Biduk-Bidku, Kecamatan Pulau Deawan, Kecamatan Maratua,
Kecamatan Sambaliung, Kecamatan Tanjung Redeb, Kecamatan Gunung Tabur,
Kecamatan Segah, Kecamatan Teluk Bayur, Kecamatan Batu Putih, dan
Kecamatan Biatan.
2.2.1.2. Iklim
Letak geografis Kabupaten Berau yang dekat dengan Garis Khatulistiwa
menjadikan daerah ini memiliki iklim tropis, yang akan memiliki curah hujan tinggi
dengan hari hujan merata sepanjang tahun. Intensitas penyinaran matahari yang
tinggi menjadikan suhu udara relatif tinggi sepanjang tahun dengan kelembaban
udara yang tinggi pula.
Sebagai daerah dengan iklim tropis Kabupaten Berau memiliki dua musim yaitu
musim penghujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut diselingi dengan
masa peralihan yang umumnya disebut masa pancaroba. Pada musim peralihan
tersebut curah hujan masih relatif banyak. Namun demikian kondisi alam
Kabupaten Berau yang masih dikelilingi oleh hutan tropis yang masih lebat
menjadikan daerah ini menunjukkan sifat sebagai daerah hutan hujan tropis
dengan curah hujan yang relatif merata sepanjang tahun.
Hari hujan hampir sama setiap bulannya. Curah hujan cenderung tinggi
sepanjang tahun, berkisar antara 92,9 – 99,9 mm per bulan.Curah hujan
terendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar 29,3 mm per bulan. Pada
bulan ini merupakan pertengahan musim kemarau yang sangat terik. Curah
hujan terbesar terjadi pada bulan Mei sebesar 99,9 mm. Bulan tersebut
merupakan akhir dari musim penghujan dan awal masa pancaroba.
Sedangkan temperatur udara sepanjang tahun relatif konstan. Suhu rata-rata
berkisar antara 26 sampai dengan 27 derajat celcius serta merata sepanjang
tahun. Sedangkan suhu tertinggi berada pada kisaran antara 35°C sampai
dengan 36°C setiap bulannya. Suhu udara terendah berkisar antara 22,9 sampai
dengan 23,6 derajat celsius.
Temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan Mei dan November yaitu sebesar
36,4°C dan 36,6°C yang merupakan puncak musim kemarau. Sedangkan suhu
terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 22,5°C.
Kelembaban udara di Kabupaten Berau selama tahun 2020 berkisar antara 50 -
100% per bulannya. Kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Januari dan
Maret sebesar 21,6°C. Sedangkan tingkat kelembaban tertinggi terjadi pada
bulan Oktober yaitu sebesar 97 %.
Tabel 2.23. Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Per Bulan Tahun 2020
Tabel 2.24. Pengamatan Unsur Iklim Menurut Bulan di Stasiun Kabupaten Berau, 2020
Suhu (oC) Kelembaban (%) Kecepatan Angin) (m/Sec) Tekanan Udara (mb)
Bulan
Minimum Rata-Rata Maksimum Minimum Rata-Rata Maksimum Minimum Rata-Rata Maksimum Minimum Rata-Rata Maksimum
Januari 21,6 26,6 34,9 - 90 - - 3,6 12 - 1013,0 -
Februari 22,0 26,5 34,7 - 90 - - 3,8 12 - 1013,7 -
Maret 21,6 26,9 35,0 - 90 - - 3,6 11 - 1013,2 -
April 22,5 27,1 35,5 - 90 - - 3,7 15 - 1013,2 -
Mei 23,4 27,8 36,4 - 89 - - 3,5 15 - 1012,0 -
Juni 23,2 26,9 35,6 - 91 - - 3,5 25 - 1011,8 -
Juli 23,0 26,6 35,0 - 91 - - 3,5 13 - 1011,0 -
Agustus 22,5 27,3 35,8 - 88 - - 3,7 13 - 1011,6 -
September 22,8 26,8 35,8 - 90 - - 3,7 16 - 1011,6 -
Oktober 22,2 26,7 35,4 - 97 - - 3,6 20 - 1011,0 -
November 22,6 27,1 36,6 - 89 - - 3,9 20 - 1011,6 -
Desember 23,5 26,9 32,3 - 91 - - 3,3 9 - 1011,0 -
2.2.1.3. Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief,
kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Wilayah daratan tidak
terlepas dari gugusan bukit dan perbukitan yang terhampar di seluruh wilayah
kecamatan. Berbagai tipe hutan utama yang biasanya terdapat di Pulau
Kalimantan, terdapat di Kabupaten Berau. Hutan bakau, hutan rawa dan rawa
gambut dijumpai di sepanjang pesisir dan muara sungai Berau. Hutan
dipterokarpa dataran rendah tersebar dan bercampur dengan hutan kerangas
dan hutan kapur dataran rendah. Di atas ketinggian 1000 m dpl (diatas
permukaan laut) hutan dipterokarpa digantikan oleh hutan pegunungan rendah
dan pada puncak tertinggi gunung Mantan (2457 m dpl) terdapat hutan yang
selalu diliputi awan.
Di Kabupaten Berau terdapat Hutan Kapur Dataran Rendah yang kondisinya
masih sangat baik dan yang terbesar di Indonesia Timur. Disamping dikenal
sebagai pusat keragaman hayati, hutan kapur merupakan daerah tangkapan air
yang penting bagi Kabupaten Berau. Selanjutnya di Kecamatan Talisayan
terdapat banyak daerah perbukitan, yang tertinggi dikenal dengan nama Bukit
Padai. Sejumlah 7 danau dengan berbagai ukuran, berada di wilayah Kabupaten
Berau dengan luas keseluruhan mencapai 15 Ha.
Bentuk bentang alam dari wilayah Kabupaten Berau dapat dibedakan dengan
berdasarkan pada bentuk relief, kemiringan lereng dan ketinggian dari
permukaan laut. Wilayah daratan di Kabupaten Berau ini tidak terlepas dari
gugusan bukit dan perbukitan yang terhampar di seluruh wilayah kecamatan
dengan ketinggian dan kelerengan yang berbeda.
Secara umum, morfologi di lokasi perencanaan didominasi oleh bentuk
perbukitan bergelombang yang menyebar hampir merata di seluruh wilayah
Kabupaten dan sebagian diantaranya mempunyai kemiringan lahan relatif lebih
terjal, sedangkan bentuk dataran menyebar secara terbatas hanya di sepanjang
pantai dan daerah dataran aluvium.
Tabel 2.25. Luas Wilayah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut per
Kecamatan di Kabupaten Berau (dalam Km2)
Kelas Ketinggian
No Kecamatan 101-500
0 -7 M 8-25 M 26-100 M 501-1000 1000 > Total
M
1 Kelay - 36,58 682,38 2.875,36 2.032,51 507,76 6.134,59
3 Tabalar *) - - - - - - -
Pulau
5 441,91 126,69 482,46 25,34 - - 1076,40
Derawan
6 Maratua - - - - - - -
Tanjung
8 - 37,77 29,43 - - - 67,20
Redeb
Gunung
9 72,17 247,78 1.312,74 389,72 - 2,89 2.025,30
Tabur
10 Segah - 307,81 837,26 3.541,14 363,22 116,97 5.166,40
Teluk Bayur
11 - - - - - - -
*)
12 Batu Putih *) - - - - - - -
13 Biatan *) - - - - - - -
2.2.1.4. Hidrologi
Sungai Kelay merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Berau. Mengalir dari
pegunungan sekitar Gunung Mantan, sepanjang 254 kilometer sampai pada
pertemuan dengan Sungai Segah membentuk Sungai Berau di Tanjung Redeb.
Sungai Segah sendiri panjangnya sekitar 152 kilometer. Hulu sungai berada di
sekitar Gunung Kundas. Di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hulu-hulu Sungai
Kelay terdapat hutan primer dataran rendah yang luas, dan yang masih tersisa di
Kalimantan. Hutan ini merupakan ekosistem daratan yang paling beragam di
dunia. Di DAS Kelay terdapat 11 jenis primata termasuk Orangutan dan
Bekantan yang terancam punah.
Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di Kecamatan Talisayan, Biduk-Biduk
dan Pulau Derawan serta Maratua. Khusus Kecamatan Pulau Derawan dan
Maratua terkenal sebagai daerah tujuan wisata dunia, pantai dan lautnya
memiliki panorama yang sangat indah dan terdapat beberapa gugusan pulau
tempat penyu bertelur.
Beberapa sungai besar yang membelah Kabupaten Berau, seperti Sungai Berau,
Sungai Kelay, Sungai Segah dll. Berfungsi sebagai sarana transportasi dan
sumber penghidupan penduduk lokal. Tingkat kesulitan alam ini merupakan
salah satu faktor pembatas dalam menyediakan infrastruktur dasar yang
sistematis dan memadai.
Menurut pembagian Wilayah Sungai (WS) sesuai Kepres No. 12 Tahun 2012
tentang Penetapan Wilayah Sungai, maka wilayah Kabupaten Berau terbagi atas
28 DAS (Daerah Aliran Sungai). Sebagian besar dari luas wilayah tersebut
Lokasi wilayah DAS dan jaringan sungai-sungai yang termasuk dalam kedua
Wilayah Sungai tersebut diatas adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4 dan
Gambar 2.5. Aliran sungai-sungai yang relatif cukup merata di seluruh wilayah
Kabupaten ini merupakan potensi sumber air permukaan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber air baku, baik sebagai air baku untuk air minum
maupun sebagai air baku untuk memenuhi kebutuhan irigasi pada lahan
pertanian yang ada di wilayah Kabupaten Berau.
Air permukaan yang berasal dari beberapa sungai telah dimanfaatkan sebagai
sumber air irigasi untuk memenuhi kebutuhan air di lahan pertanian pada sistem
irigasi di 44 DI (Daerah Irigasi). Sebanyak 9 DI dengan luas tiap DI antara 1000 –
3000 ha dan total luas 12.166 ha, yang pengelolaannya berada pada
kewenangan Provinsi dan 35 DI dengan luas tiap DI dibawah 1000 ha dan total
luas 13.823 ha, yang pengelolaannya berada pada kewenangan Kabupaten,
telah dikembangkan dengan memanfaatkan air permukaan yang berasal dari
sungai.
Pemanfaatan air permukaan yang berasal dari sungai sebagai sumber air baku
untuk air minum pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) juga telah dikembangkan,
antara lain untuk : Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjung Redeb Kecamatan
Tanjung Redeb, yang diambilkan dari sungai Segah dengan kapasitas 200 l/det
untuk melayani daerah Gunung Tabur, Teluk Bayur dan Tanjung Redeb.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sambaliung Kecamatan Sambaliung, yang
diambilkan dari sungai Kelai dengan kapasitas 80 l/det untuk melayani
Sambaliung dan Tanjung Redeb.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Singkuang Kecamatan Tanjung Redeb, , yang
diambilkan dari sungai Kelai dengan kapasitas 20 l/det untuk melayani
Singkuang dan Tanjung Redeb. Disamping itu, pemanfaatan air permukaan yang
berasal dari sungai untuk menambah kapasitas pelayanan yang sudah ada dan
pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk daerah pelayanan yang baru
juga telah direncanakan, antara lain adalah :
Rencana pengembangan/peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Tanjung Redeb Kecamatan Tanjung Redeb, yang diambilkan dari sungai Segah
dengan kapasitas 400 l/det untuk melayani daerah Gunung Tabur, Teluk Bayur
dan Tanjung Redeb. Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Talisayan Kecamatan Talisayan; Rencana Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Merancang Kecamatan Gunung Tabur 17 l/det; Rencana Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Labanan Kecamatan Teluk Bayur dengan kapasitas 100
l/det;
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjung Batu Kecamatan Pulau Derawan 10 l/det;
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kelay Kecamatan Kelay 10 l/det; dan Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Biduk-Biduk Kecamatan Biduk-biduk 20 l/det.
Keterdapatan air tanah pada suatu daerah terutama dikontrol oleh curah hujan,
kelulusan batuan dan bentuk medan. Faktor-faktor tersebut secara
berkesinambungan membentuk suatu sistem yang dinamis dan terpadu
sehingga mempengaruhi tingkat keterdapatan air tanah sebagai hasil peresapan
air hujan pada daerah setempat dan/atau dari daerah lain di sekitarnya dengan
elevasi yang lebih tinggi. Penyebaran air tanah juga dipengaruhi oleh banyak
faktor lainnya diantaranya yaitu faktor geologi, tataguna lahan, bentang alam dan
keadaan iklim setempat.
Faktor geologi memegang peran penting karena faktor ini merupakan faktor
pembatas dalam hal keterdapatan dan penyebaran sumber-sumber air termasuk
airtanah berikut proses berlangsungnya pengaliran airtanah. Dalam tata
geologinya, pengaruh dari faktor geologi tsb. ditentukan oleh susunan litologi
batuan, stratigrafi dan struktur geologi di wilayah tsb.
Secara hidrogeologi, batuan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu batuan lepas / tak
termampatkan (unconsolidated rocks) dan batuan padu / termampatkan
(consolidated rocks). Hampir semua batuan mengandung ruang-antara (void
space) di dalamnya yang dapat diisi air, gas atau minyak. Perbandingan atau
persentase antara volume ruang- antara dengan volume batuannya disebut
“kesarangan” (porosity). Kemampuan batuan untuk menyimpan air ditentukan
oleh nilai kesarangannya, makin tinggi nilai kesarangannya makin besar
kemampuan batuan untuk menyimpan air.
Kesarangan batuan dapat dibedakan atas kesarangan primer (primary porosity)
yang terbentuk bersamaan dengan saat pembentukan batuan itu sendiri
berlangsung dan kesarangan sekunder (secondary porosity) yang terbentuk
karena pengaruh luar setelah batuannya terbentuk.
Kemampuan batuan untuk meneruskan atau mengalirkan zat cair dibawah
tekanan disebut “kelulusan” (permeability). Secara kuantitatif kemampuan ini
dinyatakan dalam besaran keterhantaran hidraulik atau daya hantar hidraulik
(hydraulic conductivity) dengan symbol “K” dalam satuan meter per hari.
Kelulusan atau keterhantaran hidraulik (K) memberikan gambaran tentang
kemampuan bahan untuk meneruskan air dalam satuan volume per satuan
waktu melalui satuan luas penampang yang tegak lurus arah pengaliran di
bawah tekanan menurut satuan kelandaian hidraulik tertentu.
Berdasarkan tingkat kemampuannya dalam menyimpan dan meneruskan air,
maka batuan yang ada di kerak bumi dibagi menjadi : aquifer, aquiclude,
aquifuge dan aquitard yaitu sebagai berikut :
• Akuifer (Aquifer) yaitu suatu formasi batuan yang mengandung cukup bahan
lulus air dan mampu meneruskan / melepaskan air ke dalam sumur atau
mataair dengan jumlah yang secara ekonomis cukup berarti.
2.2.1.5. Geologi
Secara umum, gambaran tentang tataan stratigrafi atau susunan batuan
yang berkembang di wilayah Kabupaten Berau dapat diperoleh dari Peta Geologi
Bersistem Indonesia skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi (P3G), Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya
Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, yaitu dari “Peta Geologi Lembar
Longbia (Napaku)” (R Heryanto dan HZ Abidin, 1995), “Peta Geologi Lembar
Tanjungredeb” (RL Situmorang dan G Burhan, 1995), “Peta Geologi Lembar
Muarawahau” (S Supriatna dan HZ Abidin, 1995), “Peta Geologi Lembar
Muaralasan” (Sukardi, B Djamal, S Supriatna dan S Santosa, 1995), dan “Peta
Geologi Lembar Tanjung Mangkaliat” (B Djamal, D Sudana, Soetrisno,
Baharuddin dan K Hasan, 1995).
Jika ditinjau dari jenis batuan, wilayah ini disusun oleh batuan beku, batuan
sedimen dan batuan malihan yang berumur mulai dari sebelum Kapur sampai
dengan Holosen. Susunan stratigrafi di lokasi perencanaan dengan urutan mulai
dari satuan batuan yang berumur tua sampai ke satuan batuan yang berumur
muda adalah sebagai berikut :
1. Ofiolit (Op) : gabro, basal dan rijang, mengandung kalsit dan kuarsa,
tergeruskan.
2. Sedimen Pra-Tersier (Ms) : batugamping pasiran yang mengandung fosil
Orbitolina yang menunjukkan umur Kapur.
3. Formasi Kelay (Ktk) : bagian bawah terdiri dari konglomerat, breksi aneka
bahan, batupasir, batuasir meta, batulanau, batusabak, tuf basa dan batu
tanduk, bagian tengah terdiri dari batupasir, batugamping, batulanau,
batulempung, sabakan, dengan sisipan batugamping, sedangkan bagian
atas terdiri dari batupasir kuarsa dan konglomerat. Satuan ini terendapkan
dan silang siur diterobos retas-retas batuan beku bersusunan andesit, tebal
satuan antara100 – 200 meter, berumur Oligo-Miosen.
13. Formasi Lembak (Toml) : perselingan napal dan batugamping, bagian bawah
didominasi batugamping, sedangkan bagian atas didominasi oleh napal.
Formasi ini menindih secara selaras Formasi Tabalar dan ditutupi secara tak
selaras oleh Formasi Tendehantu. Umur formasi ini adalah Oligosen –
Miosen Awal yang diendapkan di lingkungan laut dangkal - neritik dengan
ketebalan mencapai 2000 meter.
14. Formasi Maluwi (Tmma) : bagian bawah terdiri dari batugamping, napal,
batupasir dan sisipan batulanau, bagian atas terdiri dari batulempung
pasiran, batupasir, sisipan napal, serpih karbonan dan batugamping,
terendapkan pada lingkungan paralik-neritik, ketebalan maksimum 1250
meter, umur Miosen Tengah.
15. Formasi Manumbar (Tmm) : batulumpur dan batugamping berwarna kelabu,
batupasir glukonit yang kaya moluska dan koral, menunjukkan struktur
perlapisan silang siur. Kandungan fosil menunjukkan umur Miosen Tengah
sampai Awal Miosen Akhir, ketebalan mencapai 1000 m.
16. Formasi Latih (Tml) : berupa batupasir kuarsa, batulempung, batulanau, dan
batubara di bagian atas, bersisipan serpih pasiran, dan batugamping di
bagian bawah, lapisan batubara (0,2-5,5 m) berwarna hitam, coklat, tebal
lebih kurang 800 meter, diendapkan dalam lingkungan delta, estuarin, dan
laut dangkal, umur Miosen Awal sampai Miosen Tengah,
17. Formasi Tendehhantu (Tmth) : terdiri dari batugamping koral, berwarna putih
dan kuning muda berlapis. Formasi ini berumur akhir Miosen Tengah dan
diendapkan pada lingkungan laut dangkal dengan ketebalan sekitar 1875
meter.
18. Formasi Tabul (Tmt) : terdiri dari batupasir, batulempung, konglomerat, dan
sisipan batubara, tebal satuan sekitar 1050 m, merupakan endapan delta
regresif dengan umur Miosen Akhir.
19. Formasi Labanan (Tmpl) : perselingan konglomerat aneka bahan batupasir,
batulanau, batulempung disisipi batugamping dan batubara. Lapisan
batubara (20-150 cm) berwarna hitam, coklat, tebal satuan sekitar 450 m,
diendapkan dalam lingkngan fluviatil, dengan umur Miosen Akhir-Pliosen.
20. Formasi Golok (Tmpg) : napal bersisipan lempung, batugamping napalan,
moluska dan material batubara bewarna kelabu kekuningan sampai coklat.
Kumpulan fosil yang terkandung dalam formasi ini menunjukkan umur
Miosen Akhir-Pliosen dengan ketebalan mencapai 1250 m.
Kecamatan Pendidikan
Perguruan
TK RA SD MI SMP MTs SMA SMK MA
Tinggi
Kelay 1 - 15 - 6 - - 1 - -
Talisayan 5 - 12 - 4 - 3 1 - -
Tabalar 4 - 8 - 2 - - 1 - -
Biduk-Biduk 4 1 9 1 3 1 1 - - -
Pulau 3 - 6 - 3 1 - 1 - -
Derawan
Maratua 2 - 4 - 1 - 1 - - -
Sambaliung 17 - 31 2 8 3 3 - 1 -
Tanjung 21 3 27 2 12 2 6 8 1 3
Redeb
Gunung 9 - 16 - 4 - 1 1 - -
Tabur
Segah 4 - 12 - 3 - - 1 - -
Teluk Bayur 11 1 12 1 3 3 2 - 1 1
Batu Putih 3 - 7 - 3 - 1 - - -
Biatan 2 - 7 - 3 - 1 - - -
Berau 86 5 166 6 55 10 19 14 2 4
Rumah
Rumah Puskesmas
Kecamatan Sakit Poliklinik Puskesmas Apotek
Sakit Pembantu
Bersalin
Kelay - - - 3 14 -
Talisayan 1 - 2 1 9 1
Tabalar - - 2 1 6 -
Biduk-Biduk - - - 1 6 -
Pulau
- - - 2 3 2
Derawan
Maratua - - - 1 3 -
Sambaliung - - - 3 14 2
Tanjung
1 - 5 3 3 6
Redeb
Gunung
- - - 2 10 -
Tabur
Segah - - 6 2 11 2
Teluk Bayur - - - 2 3 3
Batu Putih - - 2 1 6 1
Biatan - - - 1 7 1
Berau 2 - 17 23 95 18
2.2.3. Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Berau masih sangat bergantung pada sektor
pertambangan dan Penggalian yang mayoritas di ekspor ke pasar global.
Sehingga secara umum perekonomian Kabupaten Berau dipengaruhi oleh
perekonomian global. Pada tahun 2020 perekonomian Kabupaten Kutai
Kertanegara menurun dibandingkan tahun 2019.
Perekonomian Kabupaten Kutai Kertanegara yang diukur berdasarkan besaran
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun
2020 mengalami penurunan. Pada tahun 2020 PDRB Kabupaten Kutai
Kertanegara mencapai Rp 35.469.298,55 Juta (mengalami penurunan sebesar
9,00% dibandingkan tahun 2019 yang PDRBnya sebesar Rp 39.102.605,41 Juta.
Terdapat dua sektor yang memiliki pengaruh besar terhadap PDRB tahun 2020
yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 56,43%; sektor Pertanian,
Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 11,64%.
Tabel 2.28. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kutai Barat (Satuan Juta Rupiah)
Tahun 2018- 2020.
A Kawasan Lindung
1 Hutan Lindung 356.265,97
2 Kawasan Konservasi Pesisir 106,47
3 Kawasan Lindung Geologi (Karst) 13.359,74
4 Mangrove 344,93
5 Sungai 10.124,86
6 Suaka Margalaut 35,87
7 Kawasan Budidaya Laut 6.360,71
8 Taman Wisata Alam Laut 21,26
JUMLAH KAWASAN LINDUNG 386.619,80
B Kawasan Budidaya
1 Hutan Produksi 423.911,77
2 Hutan Produksi Terbatas 587.115,41
3 Kawasan Pertanian 64.083,28
4 Perkebunan 403.510,48
5 Permukiman Perkotaan 17.550,64
6 Permukiman Perdesaan 56.019,70
7 Kawasan Industri 14.359,24
8 Kawasan Pertambangan 386.947,99
9 Kawasan Pariwisata 15.026,21
10 Zona Pariwisata Kepulauan 705,32
Jumlah Kawasan Budidaya 1.969.230,0
Luas Kabupaten Berau 2.355.850
Luas Kabupaten Berau + Perairan 3.412.700
2.2.5. Kependudukan
Jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 248.035 jiwa. Pertambahan
tersebut tidak hanya disebabkan faktor alami pertumbuhan penduduk yakni
kelahiran dan kematian tetapi juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya yakni
migrasi. Profil demografi Kabupaten Berau yang akan dijabarkan meliputi struktur
penduduk berdasarkan laju pertumbuhan penduduk, Rasio Jenis Kelamin, dan
Kepadatan Penduduk.
Persebaran penduduk Kabupaten Berau tidak merata di setiap kecamatannya.
Kecamatan Tanjung Redeb merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah
penduduknya, dengan jumlah penduduk sebesar 71.231 jiwa, sedangkan
Kecamatan Maratua paling sedikit jumlah penduduknya, yaitu sebesar 3.664
jiwa. Laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan Kelay
dengan laju pertumbuhan sebesar 6,91%. Sedangkan laju pertumbuhan yang
paling rendah adalah Kecamatan Tanjung Radeb dengan laju pertumbuhan
sebesar 1,24%.
Tabel 2.31. Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun,Distribusi Persentase Penduduk, Kepadatan
Penduduk,Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten/Kota Berau, 2020
Laju Pertumbuhan
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Penduduk (Ribu) Penduduk Per Tahun Persentase Penduduk Rasio Jenis Kelamin
per KM
2019 -2020
1 Kelay 8 958 6,91 3,61% 1,37 159,7
2 Talisayan 14 614 3,68 5,89% 9,01 113,6
3 Tabalar 6 843 2,79 2,76% 3,72 112,5
4 Biduk-Biduk 6 609 2,08 2,66% 2,72 104,7
5 Pulau Derawan 11 341 2,98 4,57% 2,56 109,9
6 Maratua 3 664 1,71 1,48% 0,65 101,2
7 Sambaliung 36 784 4,15 14,83% 17,00 114,7
8 Tanjung Redeb 71 231 1,24 28,72% 2916,91 110,0
9 Gunung Tabur 25 012 5,11 10,08% 12,74 119,4
10 Segah 14 368 5,34 5,79% 2,74 138,7
11 Teluk Bayur 31 135 4,08 12,55% 98,22 114,6
12 Batu Putih 8 840 2.73 3,56% 2,47 119,2
13 Biatan 8 636 5,30 3,48% 7,24 121,2
Berau 248 035 3,20 100 118,4
Tabel 2.32. Realisasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Berau Menurut Jenis Pendapatan (ribu rupiah), 2018–2020
Tabel 2.34. Luas Daerah Kabupaten Kutai Timur dan Persentase Luas
Daerah pada Tahun 2020
2.3.1.2. Iklim
Keadaan iklim di Kabupaten Kutai Timur banyak dipengaruhi oleh lintang dan
topografi wilayahnya. Dalam setahun, rata-rata jumlah hari hujan Kabupaten
Kutai Timur adalah 124 hari, dengan Kecamatan Long Ikis sebagai kecamatan
dengan hari hujan terbanyak selama tahun 2019, yaitu 148 hari hujan.
Sedangkan ratarata curah hujan Kabupaten Kutai Timur selama tahun 2019
adalah 173,96 milimeter, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu 157,44
milimeter.
2.3.1.3. Topografi
Topografi Kabupaten Kutai Timur bervariasi berupa dataran landai,
bergelombang hingga berbukit-bukit dan pegunungan serta pantai dengan
ketinggian tanah bervariasi antara 0-7 m hingga lebih dari 1000 meter dari
permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Timur mempunyai
kelerengan diatas 15%, dengan total luas wilayah 2.516.233 Ha (76.37% dari
total luas lahan). Wilayah dengan kelerengan di atas 40% mempunyai areal yang
cukup luas, tersebar diseluruh wilayah, khususnya terkonsentrasi di bagian barat
laut dengan ketinggian lebih 500 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan
karakteristik topografi seperti ini termasuk dalam kategori lahan kritis yang
sangat potensial mengalami degradasi lingkungan berupa erosi tanah.
Wilayah dengan kelerengan dibawah 15% (< 2 s/d 15) merupakan Kawasan
yang relatif datar dan landai, dengan luas 778.686 Ha (23,63%). Kawasan ini
hanya terdapat di Kecamatan Sangatta, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan
sebagian Muara Wahau dan Sanngkurilang. Daerah yang berbatasaan dengan
Kabupaten Berau pada Kecamatan Sanngkurilang, Muara Wahau dan Muara
Ancalong merupakan daerah pegunungan kapur. Wilayah dengan daerah
pegunungan dan perbukitan mempunyai areal paling luas yaitu 1.608.915 Ha
dan 1.429.9222,5 Ha. Kondisi tofografi daratan ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 2.35. Kondisi Topografi daratan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2020
Sistem
No Deskripsi Umum Kemiringan Luas (Ha)
Lahan
Lembah-lembah kecil diantara
1 Bakunan <2 15.717
perbukitan
Rawa-rawa gambut yang dalam dengan
2 Gambut <2 31.199
permukaan umumnya lengkung
dataran lumpur didaerah pasang surut
3 Kajapah <2 25.840
dibawah bakau dan nipah
4 Klaru dataran banjir yang selalu tergenang <2 16.831
Jalur kelokan sungai-sungai besar
5 Sebangau <2 14.161
dengan tanggul yang lebar
6 Kahayan Datarn pantai/sungai yang tergabung 2 s/d 8 19.097
Dataran karst yang berombak
7 Kapor 2 s/d 8 30.394
mengandung karst kecil-kecil
dataran batuan berombak hingga
8 Lawangguang 2 s/d 8 434.835
bergelombang
9 Pakau teras-teras berpasir berombak 2 s/d 8 188.834
Sungai
10 Dataran vulkanik bergelombang 9 s/d 15 1.778
Medang
11 Gunung Baju Dataran karst berbukit kecil 16 s/d 25 111.691
12 Teweh Dataran batuan endapan berbukit kecil 16 s/d 25 809.910
Kuesta-kuesta bergunung batupasir
13 Beriwit 26 s/d 40 35.058
dengan arah lereng tertoreh
dataran bukit kecil dengan punggung
14 Tewai Baru 26 s/d 40 95.545
terjal sejajar
Perbukitan batuan bukan endapan yang
15 Maput 41 s/d 60 530.667
tidak simetris
kelompok punggung panjang batuan
16 Mantalat 41 s/d 60 3.194
endapan, dengan arah lereng
Sistem
No Deskripsi Umum Kemiringan Luas (Ha)
Lahan
Pegunungan batuan endapan yang
17 Pendereh 41 s/d 60 738.127
tidak teratur
Kelompok punggung gunung batuan
18 Bukit Pandan > 60 32.027
bukan endapan
Gunung-gunung apitertoreh dengan
19 Batu Ajan > 60 2.604
pola drainase radial
Kelompok punggung gunung yang
20 Lohai > 60 39.891
panjang dan sempit
punggung-punggung dan gunung karst
21 Okki > 60 117.519
yang curam
Jumlah gunung yang terdapat di wilayah Kutai Timur sebanyak 9 buah. Gunung
yang tertinggi adalah gunung menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m.
Selain pergunungan dan perbukitan, wilayah ini juga memiliki dataran/landai
seluas 536.212,5 Ha yang terdiri dari daratan, rawa dan perairan umum (sungai
dan danau). Daerah Aliran Sungai (DAS) terdapat diseluruh kecamatan,
sedangkan danau hanya di Kecamatan Muara Bengkal yaitu danau Ngayau
dengan luas 1.900 Ha dan Danau Karang, dengan luas 750 Ha. Wilayah pantai
berada disebelah timur Kabupaten, yang mempunyai ketinggian antara 0-7 m
diatas permukaan laut. Kawasan pantai yang memilki potensi wisata bahari
adalah Pantai Teluk Lombok dan Pantai Sekerat. Selama ini, wilayah Pantai
Teluk Lombok dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai media perairan
marikultur komoditi perikanan seperti tambak ikan dan udang, budidaya rumput
laut dan budidaya ikan dalam karamba jaring apung (KJA).
2.3.1.4. Hidrologi
Potensi hidrologi cukup besar, terutama adanya aliran beberapa sungai antara
lain Sungai Sangatta, Sungai Telen, Sungai Marah dan Sungai Wahau. Peranan
sungai di daerah ini sangat penting, yaitu sebagai sarana transportasi air antara
daerah pantai dengan daerah pedalaman, transportasi ke kota-kota besar
lainnya dan sebagai sumber mata pencaharian untuk pemenuhan kebutuhan
hidup masyarakat setempat. Selain itu, air sungai dimanfaatkan sebagai sumber
air minum juga dimanfaatkan untuk mandi dan mencuci serta irigasi bagi
masyarakat setempat. Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten
yang mempunyai potensi sumberdaya alam yang melimpah baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui walaupun telah dilakukan
eksploaitasi maupun baru tahap eksplorasi sehingga dalam kegiatan
pengembangan wilayah pemanfaatan sumberdaya alam harus optimal
terkendali.
Wilayah perairan Kabupaten Kutai Timur berupa laut, sungai dan danau. Sungai
yang ada tersebar di seluruh kecamatan, untuk sungai yang terpanjang adalah
Sungai Kendang Kepala yang terletak pada di Kecamatan Muara Wahau dengan
panjang 319 Km. Sedangkan untuk danau, hanya terdapat pada Kecamatan
Muara Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karangan.
Kabupaten Kutai Timur beriklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-
rata 260 C, dimana perbedaan suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 50
- 70 C. Curah hujan di Kabupaten Kutai Timur bervariasi mulai dari wilayah pantai
hingga ke pedalaman yang semakin meningkat. Jumlah curah hujan rata-rata di
wilayah kabupaten ini berkisar antara 2000 – 4000 mm/tahun, dengan jumlah
hari hujan rata-rata adalah 130-150 hari/tahun. Temperatur rata-rata berkisar
antara 260C dengan perbedaan antara siang dan malam antara 5 – 7 derajat
celcius.
Tabel 2.36. Banyaknya Curah Hujan Dan Hari Hujan Menurut Kecamatan
Tahun 2020
2.3.1.5. Geologi
Tingkat kemampuan tanah sangat bervariasi dari rendah sampai dengan tinggi,
semakin banyak faktor penghambat yang dijumpai disuatu wilayah seperti lereng
terjal, ketersediaan air kurang dan mudah terjadi erosi maka dapat dikatakan
kemampuan tanah pada wilayah tersebut rendah. Jenis tanah di wilayah daratan
Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh tanah podsolik merah kuning, latosol dan
litosol. Jenis tanah lainnya adalah aluvial, organosol, latosol, podsol, dan
podsolik merah kuning dengan tingkat kesuburan yang rendah.
Tabel 2.37. Penyebaran Fisiografi di Kabupaten Kutai Timur
Jenis tanah di wilayah daratan Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh tanah
Tropudults, Dystropepst, Troporthods, Tropudalfs, Eutropepts, Tropaquepts,
dengan luas 2.722.003 ha (82,61%), sisanya adalah jenis Tropohemist,
Tropofibrist, Placaquods, Tropopsamments, Dystropepts, Rendolls, Eutropepts,
Tropofolist. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Secara geologi Kabupaten Kutai Timur hampir sebagian besar didominasi oleh
Formasi Pemaluan yang tersebar di bagian tengah dan timur serta alluvium yang
tersebar disepanjang pantai. Disamping itu terdapat pula kandungan batuan
endapan tersier dan batuan endapan kwarter. Formasi batuan endapan terutama
terdiri dari batuan kwarsa dan batuan liat. Berdasarkan aspek geologi, wilayah
daratan Kabupaten Kutai Timur tersusun dari 21 jenis formasi. Dari luas daratan
3.182.906,10, Formasi Maau (Maau Formation) yang merupakan dataran batuan
endapan berbukit kecil dengan taxonomi tropudults, dystropepts adalah
klasifikasi daratan terluas yaitu 597.022,51 ha (18,76%), dengan kemiringan
16%-25%. Formasi Young Volcanic Rocks merupakan jenis daratan dengan luas
terkecil sekitar 287,25 ha. Disamping itu terdapat pula kandungan batuan
endapan tersier dan batuan endapan kwarter. Formasi batuan endapan terutama
terdiri dari batuan kwarsa dan batuan liat. Formasi Geologi Wilayah Daratan
Kutai Timur ditampilkan pada tabel berikut.
Gereja Gereja
Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katholik
Muara Ancalong 9 8 8 4 - -
Busang 5 4 10 3 - -
Long Mesangat 28 10 13 2 3 -
Muara Wahau 19 48 24 10 - -
Telen 5 1 9 4 - -
Kongbeng 32 39 20 6 4 -
Muara Bengkal 7 8 1 1 - -
Batu Ampar 12 5 5 2 - -
Sangatta Utara 74 65 32 5 3 1
Bengalon 55 38 28 12 - -
Teluk Pandan 44 18 5 - - -
Sangatta Selatan 34 12 8 1 - -
Rantau Pulung 17 31 8 4 1 -
Sanngkurilang 19 7 5 4 - -
Kaliorang 26 21 5 4 5 -
Sandaran 18 8 4 4 - -
Kaubun 26 30 11 3 5 -
Karangan 24 18 3 7 - -
Kutai Timur 454 371 199 76 21 1
2.3.2.4. Drainase
Sistem jaringan drainase pada wilayah perencaraan ada dua jenis, yaitu saluran
drainase primer dan saluran drainase sekunder. Sistem saluran drainase primer
meliputi seluruh sungai pada wilayah perencanaan yang tersebar di seluruh
kecamatan. Mulai dari hulu sungai pada Kecamatan Muara Wahau, Busang dan
Muara ancalong hingga ke seluruh sungai yang tersebar di wilayah
perencanaan. Untuk sungai yang terpanjang terletak di Kecamatan Muara
Wahau dengan panjang 319 Km. Berikut adalah daftar saluran drainase primer
(Sungai) di wilayah perencanaan.
Tabel 2.41. Sungai di Wilayah Perencanaan tahun 2020
2.3.3.3. Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial memberikan masukan bagi
pendapatan asli daerah (PAD) serta mampu memberikan multiplier effect bagi
berkembangnya sektor-sektor yang terkait, seperti pertanian (bunga, buah,
perikanan), industri kerajinan, perdagangan (misalnya rumah makan), dan jasa
(penginapan, pemandu wisata, transportasi, dan sebagainya). Sehingga
berkembangnya sektor ini, taraf kesejahteraan masyarakat, terutama yang
tinggal di sekitar kawasan wisata dapat meningkat.
Kabupaten Kutai Timur memiliki Obyek Wisata yang beragam, baikwisata alam,
agrowisata, maupun wisata budaya. Wisata alam di daerah ini antara lain berupa
keindahan laut dan pegunungan yang terbentang luas, wisata hutan tropis yang
lebat, dengan keankaragaman jenis flora dan fauna yang terdapat di Kawasan
TamanNasional Kutai serta wisata budaya meliputi peninggalan sejarah dan
keanekaragaman tradisi, kesenian lokal yang menarik.
Wisata Alam yang terdiri dari Wisata Bahari, Pantai, Petualangan dan Wisata
Alam Buatan. Wisata ini terdapat disepanjang pesisir Kabupaten Kutai Timur,
dan Khusus untuk wisata bahari yang sudah akan dikembangkan adalah di
Kecamatan Sanngkurilang (pulau birahbirahan). Dan untuk Wisata pantai yang
menjadi tujuan wisatawan adalah Pantai Teluk Lombok dan Aquatik.
Wisata Budaya yang terdiri dari Tari Tradisional, Seni Teater, Band, Drama,
Orkes Melayu, Musik Tingkilan, Rebana, Hadrah dan Kesenian dari masyarakat
pendatang yang berkembang di daerah Kabupaten Kutai Timur antara lain: Kuda
Kepang, Ludruk, Ketoprak, Wayang Kulit, Barongsai, Tari dan Modeling, Sandur,
Karawitan, Reog, Sinden, Obyek Wisata ini berkembang di daerah Kabupaten
Kutai Timur dan tersebar di semua Kabupaten dan Kota.
Tabel 2.44. Potensi Objek Wisata di Kabupaten Kutai Timur tahun 2020
Jumlah wisatawan dalam negeri (wisnus) dan manca negara (wisman) adalah
tolak ukur dari semakin diminatinya Kabupaten Kutai Timur sebagai salah satu
tujuan wisata. Dari 10 obyek wisata yang ada, tercatat bahwa Pantai Teluk
Lombok menjadi wilayah yang paling banyak dikunjungi, yaitu terdapat 3.607
pengunjung pada tahun 2020, namun jumlah ini menurut drastis dibandingkan
2019 sebesar 18.640 pengunjung.
komunal relatif memerlukan lahan yang lebih luas jika dibandingkan dengan
tangki septik individual. Selain itu penerapan tangki septik komunal hanya
dilakukan pada lokasi pelayanan air limbah yang memiliki lahan yang memadai
dengan kondisi muka air tanah aman artinya tidak dangkal, tidak berada pada
lokasi banjir. Apabila lokasi pelayanan air limbah dengan kepadatan tinggi tidak
memungkinkan untuk penerapan tangki septik komunal, maka sistem smal born
sewer dan shellow sewer akan lebih baik diterapkan pada kondisi ini.
Sistem pengelolaan limbah di Kabupaten Kutai Timur meliputi:
1. Sistem pembuangan limbah domestik komunal dan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) domestic di Kota Sangatta dan Sanngkurilang di Kecamatan
Sanngkurilang; dan
2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
2.3.5.2. Persampahan
Pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Kutai Timur saat ini ditangani
oleh Dinas Kebersihan Kabupaten dan beberapa diantaranya dilakukan
kerjasama dengan pihak swasta.
Sistem persampahan yang digunakan adalah sistem pengangkutan langsung
dari bak sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Rantau
Pulung. Pengelolaan persampahan saat ini masih menggunakan sistem open
dumping. Kapasitas lahan TPA akan berkurang seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat untuk menghasilkan sampah. Guna
memperpanjang waktu operasional TPA, perlu dilakukan pengurangan volume
timbulan sampah dengan menerapkan cara pengelolaan sampah 3R (reuse,
reduce, dan recycle).
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Kutai TImur terdiri atas :
a. Pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Rantau Pulung Kecamatan
Rantau Pulung dengan sistem sanitary landfill;
b. Pengolahan Sementara Terpadu (TPST) di Kota Sangatta, Sanngkurilang di
Kecamatan Sanngkurilang, Muara Wahau di Kecamatan Muara Wahau, dan
Muara Bengkal di Kecamatan Muara Bengkal;
c. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga melalui pengurangan sampah dan penanganan sampah;
d. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf c, yaitu dengan
menerapkan konsep 3 R (reduce, reuse, recycle) meliputi kegiatan
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau
pemanfaatan kembali sampah;
e. Penanganan sampah sebagaimana dimaksud pada huruf c meliputi kegiatan
pemilahan, pengumpulan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke
TPST; dan
2.3.6. Kependudukan
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, pada tahun 2020, jumlah penduduk
Kabupaten Kutai Timur mencapai 390.991 jiwa dan meningkat menjadi 285.894
jiwa pada tahun 2019. Dengan kata lain, pada tahun 2019 laju pertumbuhan
penduduknya mencapai 2,11% dibandingkan tahun 2018. Jika ditinjau
berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki masih lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Adapun rasio jenis kelamin
kabupaten Kutai Timur tahun 2019 adalah 112,78, yang artinya dari 100
penduduk perempuan terdapat 112 penduduk laki-laki. Jika dilihat berdasarkan
kelompok umur, penduduk di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh penduduk
usia muda.