Anda di halaman 1dari 28

SIDE LETTER RISPAM

National Urban Water Supply Project (NUWSP)


Paket Stimulan

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Side Letter dokumen Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Gowa kegiatan NUWSP Paket
Stimulan. Kami ucapkan terimakasih atas dukungan berbagai pihak yang ikut membantu
memberikan kelengkapan data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka penulisan
laporan ini.

Side Letter dokumen Rencana Induk Sistem Air Minum Kabupaten Gowa, berisikan rincian
strategi dan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum. Laporan ini disusun untuk
memenuhi Readiness Criteria (RC) Program NUWSP Tahun Anggaran 2021.

Adapun kebutuhan yang didalamnya terdiri dari Bab 4 Standar/Kriteria Perencanaan, Bab 5
Proyeksi Kebutuhan Air, Bab 6 Potensi Air Baku dan Bab 8 Analisis Keuangan terkait dengan
adanya Program NUWSP.

Dengan disusunnya Side Letter ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dokumen untuk
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) program National Urban Water
Supply Project (NUWSP).

Gowa, April 2022


PDAM Tirta Jeneberang
Kabupaten Gowa

HASANUDDIN KAMAL, SH., MH.


Direktur Utama
LEMBAR PENGESAHAN

Side Letter National Urban Water Supply Project (NUWSP)


PDAM Tirta Jeneberang
Kabupaten Gowa

Mengetahui : Dibuat oleh:


BUPATI GOWA PDAM Tirta Jeneberang
Kabupaten Gowa

HASANUDDIN KAMAL, SH., MH.


Direktur Utama
Nomor : 426/01/SEK/VI/2022
Kegiatan : National Urban Water Supply Project (NUWSP) TA 2021
Pekerjaan : Optimalisasi SPAM IKK Barombong
Perihal : Side Letter Sumber Pendanaan NUWSP (Program Stimulan)

BAB IV STANDAR/KRITERIA PERENCANAAN


4.2 Kriteria Perencanaan
4.2.1 Unit Air Baku
Sumber air memanfatkan air permukaan dari Sungai Jeneberang yang secara kuantitas
dan kontinuitas cukup baik. Debit yang tersedia untuk kebuatuhan air baku cukup
melimpah karena di tunjang oleh keberadaan waduk besar yaitu Waduk Bili-bili.

a. Intake

Intake Lama

Intake eksisting berupa intake sumuran dengan kapasitas 2 x 20 Lt/det. Intake


tersebut dilengkapi dengan pompa submersible:

a. Pompa Submersible kap. 20 lt/dt (2011)

b. Pompa Submersible kap. 20 lt/dt (2013)

Gambar 4.3. Intake Lama 2 x 20 Lt/det

Kedua intake lama ini kondisinya sudah rusak sehingga tidak difungsikan lagi.

Intake Baru

Intake baru dibuat Tahun 2020 dengan jenis intake sumuran dan kapasitas 200 Lt/det.
Saat ini intake baru inilah yang digunakan untuk mensupply air baku ke IPA
Barombong.

Gambar 4.4. Intake Baru 200 Lt/det

4.2.2 Unit Transmisi

Dalam program NUWSP tidak mengganti pipa jaringan transmisi, pipa jaringan transmisi
masih menggunakan pipa eksisting.

Tabel 3. 1. Jenis, Panjang dan Diameter Pipa Transmisi

(m) (mm)
1 PVC 800 200 2011
2 PVC 500 200 2013

Sumber : PDAM Kabupaten Gowa Tahun 2021

Sistem pengaliran dari sumber air (intake) ke lokasi IPA dengan sistem pompa
menggunakan pipa GIP dan PVC 2x Ø 200 mm panjang ± 1.300 m;

Karena intake lamanya sudah tidak digunakan lagi, maka pipa transmisi ini ditapping ke
pipa transmisi baru diameter 350 mm.

4.2.3 Unit Produksi

a. Instalasi Pengolahan Air

Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah 40 l/detik,
sedangkan jumlah kapasitas yang dioperasikan juga sebesar 30 l/detik sehingga ada
idlle capacity sebesar 10 l/det.
TabelKapasitas Kapasitas
3.2. Kapasitas Kapasitas
Unit Produksi
Unit Jenis Terpasang Produksi Idle Tahun
No. Kondisi
Produksi Pengolahan Pembangunan
(lt/dt) (lt/dt) (M3)

1 IPA 1 IPA Paket Baja 20 20 210,240 2008 Baik

2 IPA 2 IPA Paket Baja 20 10 210,240 2008 Baik

Jumlah 40 30 10

Sumber : PDAM Kabupaten Gowa Tahun 2021

Lokasi IPA berada pada elevasi ± 5 Mdpl (sumber air dari sungai Jeneberang) airnya
akan didistribusikan ke wilayah Kecamatan Barombong dan Kecamatan Palangga.

b. Ground Reservoar total kap. 400 m3


c. Ground Reservoar kap. 200 m3 (2011)
d. Ground Reservoar kap. 200 m3 (2013)
e. Pompa Centrifugal Kap. 3 x 10 lt/dt (2011)
f. Pompa Centrifugal Kap. 3 x 10 lt/dt (2013)

Gambar 4.5. Foto Unit Prduksi IKK Barombong


4.2.4 Unit Distribusi

Pipa distribusi eksisting (JDU) adalah pipa PVC diameter 150 mm dan diameter 200 mm
tahun pemasangan 2011 dan 2013. Pipa distribusi ini dilengkapi dengan Water Meter
Induk Dia. 200 mm, 2 Unit. Sistem distribusi pelayanan dipantau oleh petugas selama 24
jam.

4.2.5 Unit Pelayanan

IKK Barombong melayani Kecamatan Barombong dan sebagian Kecamatan Pallangga.


Berdasarkan data Tahun 2020, jumlah penduduk terlayani mencapai 38.825 jiwa,
dengan demikian cakupan pelayanannya adalah 35,25% dari jumlah penduduk daerah
pelayanan sebesar 110.134 jiwa.

Jumlah Sambungan Rumah (SR) adalah 7.765 SR yang terdiri dari:

4.2.5.1 SR Aktif : 6.372 SR

4.2.5.2 SR Pasif : 1.393 SR


BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
5.2.1 Rencana Daerah Pelayanan

IKK Barombong melayani Kecamatan Barombong dan sebagian Kecamatan Pallangga.


Berdasarkan data Tahun 2020, jumlah penduduk terlayani mencapai 38.825 jiwa,
dengan demikian cakupan pelayanannya adalah 35,25% dari jumlah penduduk daerah
pelayanan. Adapun Daerah Pelayanan Program (NUWSP) IKK Barombong disajikan
pada tabel berikut.

Tabel 5.3. Rencana Daerah Pelayanan NUWSP IKK Barombong

Jumlah Penduduk
Kelurahan/ Luas Wilayah
No Kecamatan
Desa (Ha) KK Jiwa

Tamanyeleng 310 1356 6.483


Kanjilo 421 1835 8.469
1 Barombong
Lembangparang 238 1201 5778
Benteng Somba Opu 202 1456 3137
Taeng 227 1737 8.965
2 Palangga Bontoala 125 4565 23.249
Jenetallasa 322 3929 20.141
JUMLAH 13.422 67.307
Sumber: Kecamatan Dalam Angka Tahun 2020
Daerah pelayanan di atas digambarkan sebagaimana terlihat pada Gambar berikut :

Gambar 5.2 Daerah Pelayanan


5.2.2 Rencana Tata Ruang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional menetapkan kawasan Perkotaan Metropolitan Mamminasata
sebagai Pusat Kegiatan Nasional, dalam hal ini wilayah-wilayah Kabupaten Gowa yang
termasuk dalam kawasan Metropolitan Mamminasata merupakan pusat perkotaan yang
memiliki kepentingan dalam skala nasional.

Kota Satelit Pattallassang dan Parangloe

Fungsi satelit Pattallassang-Parangloe adalah sebagai alternatif upaya untuk memecahkan


dan mengatasi masalah pertumbuhan permukiman tersebar yang tak terkendali dan
kemacetan Kabupaten Gowa dan Metropolitan Mamminasata. Kota Satelit Pattallassang
Parangloe direncanakan dibangun dan dikembangkan menjadi suatu kota yang lengkap dan
ditingkatkan kemampuannya berhubung peningkatan fungsinya menjadi suatu kota
fungsional tertentu. Termasuk permukiman yang asri yang dilengkapi dengan fasilitas yang
memadai termasuk lapangan golf bertaraf internasional.

Kota Satelit Pattallassang dalam tipologinya merupakan kota baru penunjang (supporting new
town) yaitu kota satelit yang merupakan penunjang pertumbuhan Kota Sungguminasa dan
kawasan Metropolitan Mamminasata. Berdasarkan fungsi dan peran yang akan diemban Kota
Satelit Pattallassang serta kemungkinan berkembang fasilitas fungsional perkotaan di sektor
ekonomi maka Kota Satelit Pattallassang akan diarahkan menjadi salah satu kawasan
strategis untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Gowa.

Berdasarkan arahan pengembangan kota (RTRW) lokasi kegiatan NUWSP merupakan


daerah kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi seperti dtunjukan pada gambar
berikut :
Gambar 5.3. Peta Pola Ruang
Kabupaten Gowa

5.3.1 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Pada tahun 2019 jumlah penduduk di wilayah pelayanan saat ini (Kecamatan Barombong)
sebanyak 40.739 jiwa. Berdasarkan hasil proyeksi 10 tahun dengan laju pertumbhan
penduduk 1,5% (Sumber data BPS tahun 2020) pada tahun 2030 jumlah penduduk
diperkirakan sebanyak 47.988 jiwa.

Proyeksi penduduk dibuat berdasarkan pada pertumbuhan penduduk dengan tren kenaikan
penduduk pada tahun sebelumnya, dan penduduk yang diproyeksikan berdasarkan penduduk
yang ada di wilayah pelayanan tidak untuk semua penduduk yang ada pada masing-masing
kecamatan.
Tabel 4.5 berikut menunjukkan proyeksi total penduduk.

Tabel 5.4. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 2021-2030 di Wilayah Usulan Kegiatan


NUWSP Kec. Barombong

Jumlah Penduduk
Proyeksi Penduduk Tahun
No. DESA Saat Ini LPP (%)
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1 BIRINGNGALLA 3,309 3,359 1.50% 3,409 3,460 3,512 3,565 3,618 3,672 3,728 3,783 3,840 3,898
2 MONCOBALANG 5,137 5,214 1.50% 5,292 5,372 5,452 5,534 5,617 5,701 5,787 5,874 5,962 6,051
3 TINGGIMAE 5,227 5,305 1.50% 5,385 5,466 5,548 5,631 5,715 5,801 5,888 5,976 6,066 6,157
4 LEMBANGPARANG 5,778 5,865 1.50% 5,953 6,042 6,133 6,225 6,318 6,413 6,509 6,607 6,706 6,806
5 KANJILO 8,469 8,596 1.50% 8,725 8,856 8,989 9,124 9,260 9,399 9,540 9,683 9,829 9,976
6 TAMNYELENG 6,483 6,580 1.50% 6,679 6,779 6,881 6,984 7,089 7,195 7,303 7,413 7,524 7,637
7 BENTENG SOMBA OPU 6,336 6,431 1.50% 6,528 6,625 6,725 6,826 6,928 7,032 7,137 7,245 7,353 7,463
KECAMATAN 40,739 41,350 1.50% 41,970 42,600 43,239 43,887 44,546 45,214 45,892 46,581 47,279 47,988

5.4.5 Asumsi Konsumsi Air Minum


a. Konsumsi Air Domestik
Sesuai dengan pengalaman PDAM Kabupaten Gowa asumsi konsumsi yang
digunakan dalam perencanaan ini adalah 110 liter/orang /hari.

b. Konsumsi Air Non Domestik


Konsumsi air untuk kebutuhan non domestik adalah sambungan untuk Industri,
lembaga pemerintahan, bangunan komersial, dan perniagaan. Asumsi yang
digunakan dalam perencanaan ini yaitu sebesar 5% x total kebutuhan air domestik.

c. Kehilangan Air
Asumsi kehilangan air 30% dan menurun 1% pada setiap tahunnya.
d. Faktor Harian Maksimum
Kebutuhan Maksimum harian diasumsikan sebesar 1,15 dari kebutuhan rata-rata.

e. Faktor Jam Puncak


Faktor jam puncak yang digunakan adalah 1,25 dari kebutuhan rata-rata.
f. Jumlah Orang per Sambungan
Jumlah jiwa per sambungan langganan sesuai dengan data dari kantor Statistik
adalah rata-rata 5 jiwa per rumah.

g. Jumlah Sambungan
Jumlah sambungan dihitung dari jumlah penduduk yang akan dilayani sesuai
dengan cakupan layanan yang direncanakan dan dibagi dengan jumlah jiwa per
rumah.
Tabel 5.5. Proyeksi Kebutuhan Air Kecamatan Barombong-Palangga (2019-2030)
Eksisting Tahun
No Uraian Satuan
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

1 Jumlah penduduk wilayah administrasi jiwa 170,696 173,256 175,855 178,493 181,171 183,888 186,646 189,446 192,288 195,172 198,100 201,071
Jumlah penduduk wilayah pelayanan jiwa - 110,134 112,547 116,021 119,573 123,205 126,920 130,718 134,601 138,572 142,632 146,782
2
% - 63.57 64.0 65.0 66.0 67.0 68.0 69.0 70.0 71.0 72.0 73.0
Jumlah penduduk terlayani jiwa - 38,825 39,673 44,958 52,911 57,290 62,191 67,320 72,685 78,293 84,153 90,271
3
% - 35.25 35.25 38.75 44.25 46.50 49.00 51.50 54.00 56.50 59.00 61.50
Cakupan pelayanan
4 a. SR % 35.25 35.25 38.75 44.25 46.50 49.00 51.50 54.00 56.50 59.00 61.50
b. HU % - - - - - - - - - - - -
Jumlah penduduk dilayani
5 a. SR jiwa - 38,825 39,673 44,958 52,911 57,290 62,191 67,320 72,685 78,293 84,153 90,271
b. HU jiwa - - - - - - - - - - - -
Jumlah sambungan
6 a. SR unit - 7,765 7,935 8,992 10,582 11,458 12,438 13,464 14,537 15,659 16,831 18,054
b. HU unit - - - - - - - - - - - -
7 Total jumlah sambungan unit - 7,765 7,935 8,992 10,582 11,458 12,438 13,464 14,537 15,659 16,831 18,054
Pemakaian air
8 a. SR ltr/org/hr - 105 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
b. HU ltr/org/hr - - - - - - - - - - - -
Kebutuhan air
9
a. SR Lt/dt - 47.2 50.5 57.2 67.4 72.9 79.2 85.7 92.5 99.7 107.1 114.9
b. HU Lt/dt
Kebutuhan air non domestik
10 a. Prosentase kebutuhan non domestik % 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
b. Kebutuhan air Non domestik Lt/dt - 2.4 2.5 2.9 3.4 3.6 4.0 4.3 4.6 5.0 5.4 5.7
11 Total kebutuhan air domestik dan non domestik Lt/dt - 49.5 53.0 60.1 70.7 76.6 83.1 90.0 97.2 104.7 112.5 120.7
Kehilangan air % 30 30 29 26 23 21 20 20 20 20 20 20
12
Lt/dt - 14.9 15.4 15.7 16.3 16.1 16.6 18.0 19.4 20.9 22.5 24.1
13 Kebutuhan air rata-rata Lt/dt - 64.4 68.4 75.8 87.0 92.7 99.8 108.0 116.6 125.6 135.0 144.8
14 Kebutuhan Air Hari Maksimum (Qmax, fmax : 1,15) Lt/dt - 74.1 78.7 87.1 100.1 106.6 114.7 124.2 134.1 144.4 155.2 166.5
15 Kebutuhan Air Jam Puncak (Qpeak, fpeak : 1,25) Lt/dt - 80.5 85.6 94.7 108.8 115.9 124.7 135.0 145.7 157.0 168.7 181.0
16 Total distibusi Lt/dt - 64.4 68.4 75.8 87.0 92.7 99.8 108.0 116.6 125.6 135.0 144.8
17 Kapasitas terpasang Lt/dt 60.0 60.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0
18 Kapasitas produksi Lt/dt 50.0 50.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0
19 Surplus/Defisit Lt/dt (14.4) 21.6 14.2 3.0 (2.7) (9.8) (18.0) (26.6) (35.6) (45.0) (54.8)

Sumber: Hasil Perhitungan


Debit (L/det)

2020 2021 2022 2024 2025 2027 2028 2029


Tahun

Gambar 5.4. Grafik Proyeksi Kebutuhan Air

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan air di daerah rencana pelayanan pada
tahun 2021 adalah 74,1 liter/det dan pada tahun 2030 adalah 166,5 liter/det.
BAB VI POTENSI AIR BAKU

6.1 Potensi Sumber Air Baku


6.1.1Kuantitas Sumber Air Baku

Sumber air yang ada dan digunakan pada daerah studi usulan kegiatan NUWSP
adalah air permukaan dari Sungai Jeneberang. Secara kuantitas dan kontinuitasnya
cukup baik. Debit yang tersedia untuk kebutuhan air baku ini cukup melimpah hal ini
di tunjang dengan keberadaan waduk besar yaitu Waduk Bili-bili.

Tabel 6.1. Lokasi Sumber Air

No Sumber Lokasi Koordinat Elevasi Keterangan

1 IKK Barombong : Desa 5º 11’ 41,59” S ± 5 Mdpl Pengunaan air


Tamanyeleng lainnya: irigasi,
Air Permukaan 119º 25’ 28,75” T
Kecamatan perikanan.
(Sungai
Jeneberang) Barombong

Gambar 6.1. Lokasi Sumber air Sungai Jeneberang

6.1.2 Kualitas Sumber Air

Kualitas air baku yang akan digunakan (belum) standard air baku air minum sesuai
dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran air.
Berdasarkan data dari Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah (DIKPLHD) Kabupaten Gowa Tahun 2019 diperoleh data kualitas sumber air
di lokasi kegiatan adalah sebagai berikut.

Tabel 6.2. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai Jeneberang

Baku Mutu Kualitas Hasil Pengukuran


NO. PARAMETER SATUAN
Air (PP No. 82 Th Sungai Jeneberang
2001)

A FISIKA

1. Temperatur oC Deviasi 3 31

2. Residu Terlarut (TDS) mg/l 1.000 13310^

3. Residu tersuspensi (TSS) mg/l 50 133^

B Kimia Anorganik -

1. pH 6,0 - 9,0 7,95

2. DO mg/l 4 4,6

3. BOD5 mg/l 3 2,4

4. COD mg/l 25 27^

7 Nitrat (NO3-) mg/l 10 0,01

10 Nitrit (NO2) mg/l 0,06 0,05

11 Amonia (NH3-N) mg/l 0,5 0,30

12 Klorin Bebas mg/l 0,03 0,18401^

13 Minyak dan Lemak µg/l 800 3

C BAKTERIOLOGIS

1 Fecal Coliform Jumlah/1000 ml 1.000 350

2 Total Coliform Jumlah/1000 ml 5.000 447

Sumber: DIKPLHD Kabupaten Gowa Tahun 2019

Keterangan :Jembatan Barombong (Muara Sungai)S: 05° 11’ 8"E:119° 23’17,45"

Berdasarkan Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Jeneberang seperti disajikan pada
tabel diatas, diketahui bahwa parameter yang telah melampaui baku mutu air Kelas I
adalah TDS,TSS, COD dan Klorin Bebas, sedangkan parameter-parameter lainnya
masih memenuhi baku mutu air Kelas I.Adanya parameter-parameter yang sudah
melebihi baku mutu diakibatkan oleh pencemaran dari industri pertambangan, pabrik
tahu, pertanian, dan pasar tradisional di sepanjang sungai Jeneberang berpengaruh
besar terhadap kualitas air di sungai tersebut.
BAB VIII ANALISA KELAYAKAN KEUANGAN

8.1 Kajian Analisa Keuangan

Dalam pembangunan suatu proyek pada dasarnya bertujuan untuk


mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran kas selama
umur proyek sehingga dapat diketahui apakah proyek dapat atau tidak
dapat memberikan manfaat keuangan untuk keberlanjutan
operasionalnya. Demikian juga untuk investasi pada sistem
penyediaan air minum membutuhkan suatu analisis dan
pertimbangan yang mendalam mengingat karakteristik investasi pada
sistem penyediaan air minum (SPAM) memerlukan dana investasi yang
sangat besar (high capital outlays).

Analisis kelayakan pada sistem penyediaan air minum tidak hanya


dilakukan pada sumber dana yang berasal dari pinjaman atau
Kerjasama Pemerintah Dan Badan Usaha, tetapi termasuk sumber
dana yang berasal dari dana hibah atau APBN/APBD agar dapat
diukur manfaat keuangan yang akan diperoleh guna keberlanjutan
operasional perusahaan

Kelayakan proyek dari aspek keuangan dipengaruhi oleh Faktor


diskonto yang ditetapkan sebagai Minimum Atractive Rate of Return
(MARR). Faktor diskonto adalah tingkat bunga yang digunakan dalam
menghitung nilai sekarang dari manfaat dan biaya tahunan yang
diharapkan. Untuk penilaian kelayakan proyek yang menggunakan
sumber dana hibah atau APBN/APBD digunakan factor diskonto
berdasarkan nilai inflasi sebagai acuan nilai kenaikan CAPEX dan
OPEX selama umur proyek / periode proyeksi keuangan yang disusun.

a. Metodologi Evaluasi

Evaluasi keuangan terhadap kelayakan proyek dilakukan dengan


menggunakan model proyeksi keuangan 5 tahun yang meliputi: (i)
Laporan Laba/(Rugi) dan (ii) Laporan Arus Kas Bersih.

b. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan proyek pembangunan SPAM wilayah IKK
Barongbong dan untuk optimalisasi pelayanan dengan sumber dana
program NUWSP, PEMDA Kabupaten dan PDAM.

c. Asumsi Nilai Proyek

Nilai Proyek dlperkirakan berdasarkan current value adalah sebesar


Rp.15,497 milyar, pelaksanaan pekejaan proyek direncanakan
selama 1 tahun untuk pembangunan SPAM wilayah IKK Barongbong
dengan kapasitas produksi IPA 30 l/d dengan perlengkapannya,
jaringan perpipaan dan sambungan langganan.

d. Metode Penilaian Kelayakan

Metode penilaian investasi dari aspek keuangan ini dilakukan


untuk menilai apakah proyek pembangunan Intalasi Pengolahan
Air beserta jaringan perpipaan yang akan dilaksanakan dapat
memberikan manfaat dengan tambahan sambungan rumah (SR)
dan tercapainya tarif yang Full Cost Recovery (FCR).

8.2 Asumsi Dasar Penyusunan Model Keuangan

Asumsi dasar penyusunan model keuangan sangat perlu dilakukan


untuk membuat Proyeksi Keuangan selama umur proyek yang akan
digunakan sebagai alat analisis Kelayakan Proyek, Model Keuangan
akan terdiri dari: i). Proyeksi Perhitungan Laba/(Rugi), ii). Proyeksi Arus
Kas, iii). Proyeksi Biaya Operasi & Pemeliharaan, iv). Proyeksi
Pendapatan Operasi.

Asumsi dasar yang mempengaruhi hasil proyeksi keuangan yang


disusun adalah sebagai berikut :

a. Asumsi Proyek

1.1 Nilai Proyek Rp. 15,497 milyar

1.2. Sumber Pendanaan proyek Hibah/APBN/APBD


1.3. Awal konstruksi Tahun 2021

1.4. Lama masa konstruksi 1 Tahun

1.5. Tahun awal operasional sarana SPAM yang dibangun 2022

1.6. Periode proyeksi 15 Tahun diluar masa konstruksi.

b. Asumsi Operasional

2.1. Kapasitas Produksi 90 l/detik.

2.2. Jumlah Sambungan awal 6.370 unit.

2.3. Rencana penambahan sambungan domestik 1.628 Unit


dalam 2 (dua) Tahun dan pengaktifan sambungan 1.000 Unit
dalam 2 (dua) Tahun.

2.4. Tingkat Kehilangan Air awal operasi 32% selanjutnya Tingkat


Kehilangan Air maksimal 24% dalam kurun waktu 15 tahun.

2.5. Konsumsi air awal operasi 16 m3/Pelanggan/Bulan (rata-rata


domestik) dan 25 m3/Pelanggan/Bulan (rata-rata non domestik)

2.6. Rata-rata harga air awal operasi Rp. 5.000,- /m3 (domestik)

2.7. Penyesuaian tarif sebesar 30% di tahun ke 2, selanjutnya setiap 5


tahun ada kenaikan tarif sebesar 30% selama periode proyeksi.

2.8. Effisiensi penagihan awal operasi 90%, selanjutnya menjadi 92%


di tahun ke 2, menjadi 94% di tahun ke 3, menjadi 95% di tahun ke
4 dan seterusnya.

2.9. Tingkat Inflasi 3% / tahun.

2.10. Metode Penyusutan garis lurus.

8.3 Asumsi Biaya Operasi & Pemeliharaan

8.3.1 Biaya Pegawai

Pegawai yang dibutuhkan untuk mengoperasikan dan merawat


sistim penyediaan air minum meliputi pegawai unit produksi serta
personil dibagian distribusi, pelayanan sesuai dengan jumlah
pelanggan yang akan dilayani.

Kebutuhan pegawai dan biaya pegawai yang akan dibebankan


seperti tabel 8.1 sebagai berikut:

Tabel 8.1. Proyeksi Kebutuhan dan Biaya Pegawai

8.3.2 Biaya Listrik

Listrik unluk intake dikaitkan langsung dengan penggunaan pompa,


instrumentasinya dan sebagian digunakan untuk penerangan
lokasi, pendistribusian air bersih ke pelanggan, Biaya listrik
dihitung berdasarkan tarif listrik PLN sebesar Rp. 1.115,-/ kWh
(rata-rata) sehingga kebutuhan biaya listrik dapat dihitung seperti
tabel 8.2 sebagai berikut:

Tabel 8.2. Perhitungan Biaya Listrik Rp./m3

Jam Operasi Jam/Hari


Pompa Intake 24.00
Pompa Distribusi 24.00
Hari/Tahun 365.00
Flowrate Lpd 90.00
Normal Lpd 94.50 5%
Peak Lpd 103.95 10%
Air Produksi 2,838,240 m3/Tahun
Kehilangan Air Produksi 5.0%
Air Di Distribusikan 2,696,328
Biaya Listrik, Rp./m3 2,059
Uraian Jumlah Pompa Head (m) Efficiency SG [kwh] [Rp/kwh] [Rp/Tahun]
Pompa Intake 0 0 80% 1.00 - 1,115 -
Pompa Instalasi Pengolahan 1 25 80% 1.00 5,371 1,115 5,988,637
Pompa Distribusi 7 490 80% 1.00 4,974,060 1,115 5,546,076,841
Jumlah Biaya Listrik 5,552,065,479

Berdasarkan perhitungan biaya listrik Rp/m3 selanjutnya diproyeksikan selama periode


proyek dengan penyesuaian berdasarkan tingkat inflasi setiap tahun, proyeksi Biaya Listrik
seperti tabel 8.3 – sebagai berikut :

Tabel 8.3. Proyeksi Biaya Listrik

8.3.3 Biaya Bahan Kimia

Pemakaian bahan kimia sangat tergantung kepada kualitas air baku yang akan diolah,
Bahan kimia yang digunakan untuk mengolah air. Perhitungan seperti Tabel 8.4. sebagai
berkut:

Tabel 8.4. Perhitungan Biaya Bahan Kimia Rp./M3


Jam Operasi 24
Jumlah air di Produk 2,838,240
Bahan Kimia [ppm] liter/detik [kg/hari] [kg/tahun] [Rp/kg] [Rp/tahun]
1. Alumunium Sulfat 25 90 194 70,956 6,000 425,736,000
2. Kaporit 3 90 23 8,515 60,000 510,883,200
Jumlah 936,619,200
Biaya Bahan Kimia Rp/m3 330

Berdasarkan perhitungan biaya bahan kimia Rp. 330/m3 selanjutnya diproyeksikan selama
periode proyek dengan penyesuaian berdasarkan tingkat inflasi setiap tahun, proyeksi Biaya
Bahan Kimia seperti Tabel 8.5 – sebagai berikut :

Tabel 8.5. Proyeksi Biaya Bahan Kimia


8.3.4 Biaya Retribusi/Pajak Air Permukaan

Biaya retribusi air baku diproyeksikan selama periode proyek dengan penyesuaian
berdasarkan tingkat inflasi setiap tahun, proyeksi retribusi/pajak air permukaan seperti Tabel
8.6 – sebagai berikut:

Tabel 8.6. Proyeksi Biaya Retribusi/Pajak Air Permukaan

8.3.5 Biaya Pemeliharaan

Biaya Pemeliharaan mencakup pekerjaan pemeliharaan umum dan preventif untuk


komponen bangunan sipil, peralatan mekanikal dan eletrikal dan perpipaan transmisi air baku,
jaringan perpipaan distribusi yang di asumsikan sebesar 1% dari nilai investasi Proyek
sebesar Rp. 25,761 milyar, seperti Tabel 8.7 sebagai berikut:
Tabel 8.7. Perhitungan Biaya Pemeliharaan

Kapasitas Produksi lpd 90,00


Jam Operasi / Hari 24
Jumlah Air Produksi, m3 2.838.240
Uraian Satuan Jumlah
Prosentase Biaya Pemeliharaan % 1,0%
CAPEX Rp/Juta 25.761
Rp/Juta 257,61
Biaya Pemeliharaan
Rp/m3 91

Berdasarkan perhitungan biaya pemeliharaan Rp. 91/m3 selanjutnya diproyeksikan selama


periode proyek dengan penyesuaian berdasarkan tingkat inflasi setiap tahun, proyeksi biaya
pemeliharaan seperti Tabel 8.8 sebagai berikut :

Tabel 8.8. Proyeksi Biaya Pemeliharaan

8.3.6 Biaya Umum & Administrasi

Biaya ini meliputi biaya operasional kantor, biaya transportasi, komunikasi, monitoring dan
pengembangan SDM yang termasuk dalam pelayanan wilayah IKK Barongbong, biaya
umum & administrasi diasumsikan sebesar 15% dari biaya pegawai, dan diproyeksikan
seperti Tabel 8.9 sebagai berikut :

Tabel 8.9. Proyeksi Biaya Umum dan Administrasi


8.3.7 Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan dihitung secara Composite dengan metode garis lurus selama periode
proyeksi 15 Tahun, sehingga tarif biaya penyusutan adalah sebesar 6,7% dari nilai
investasi baru dan nilai buku aktiva beserta peralatannya, jaringan untuk wilayah pelayanan
nilai proyek sebesar Rp. 25, 761 milyar.

Proyeksi biaya penyusutan seperti Tabel 8.10 sebagai berikut :

Tabel 8.10. Proyeksi Biaya Penyusutan

Biaya Operasi & Pemeliharaan yang dirincikan berdasarkan jenis pengeluaran biaya masing-
masing Instalasi Sistem Penyediaan Air Minum dapat dirincikan seperti table 8.11 sebagai
berikut:

Tabel 8.11. Biaya Operasi & Pemeliharaan Sistem Penyediaan Air Minum
8.4 Asumsi Pendapatan

Perkiraan Pendapatan dalam operasional SPAM IKK Barombong diperoleh dari jumlah
pembacaan water meter pelanggan di wilayah pelayanan dikalikan dengan rata-rata
harga air sebesar Rp5.000.,-/m3 untuk pelanggan domestik dan Rp.7.000.,-/m3 untuk
pelanggan non domestik, selain pendapatan dari penjulan air juga di hitung pendapatan
dari penambahan sambungan baru dengan tarif Rp.1.500.000,- bagi pelanggan domestik
dan Rp.2.000.000,- bagi pelanggan non domestik. Proyeksi Pendapatan penjualan air dan
sambungan baru seperti Tabel 8.12 sebagai berikut:

Tabel 8.12. Proyeksi Pendapatan Operasi

8.5 Proyeksi Laporan Keuangan

Proyeksi keuangan disusun sebagai data informasi alat analisis kelayakan / manfaat
keuangan yang akan didapat oleh BUMD Air Minum Kab. Gowa untuk mempertahankan
atau meningkatkan kinerja, proyeksi Keuangan yang disusun adalah sebagai berikut :
8.5.1 Proyeksi Perhitungan Laba/(Rugi)

Proyeksi Perhitungan Laba/(Rugi) merupakan posisi Pendapatan dan Biaya


yang akan menghasilkan Laba sebagai embentukan sumber dana internal
BUMD Air Minum Kab. Gowa, seperti pada Tabel 8.13 :

Tabel 8.13. Proyeksi Perhitungan Laba/Rugi

8.5.2 Proyeksi Arus Kas

Proyeksi Arus Kas merupakan posisi Penerimaan & Pengeluaran yang menghasilkan arus
kas bersih BUMD Air Minum Kabupaten Gowa dari penerimaan dan pengeluaran kas
aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi seperti Tabel 8.14 sebagai
berikut :

Tabel 8.14. Proyeksi Arus Kas Metode Langsung


Tahun Ke
Uraian Satuan
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Effisiensi Penagihan Piutang 90% 92% 94% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95%
AKTIVITAS OPERASI
Arus Kas Masuk Rp.juta 8,015 12,076 11,369 11,689 11,889 12,088 15,974 16,234 16,493 16,753 16,753 21,778
Arus Kas Keluar Rp.juta 8,382 9,689 10,174 10,399 10,632 10,871 11,204 11,460 11,909 12,187 12,472 12,767
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp.juta (367) 2,387 1,195 1,290 1,257 1,218 4,770 4,773 4,584 4,566 4,280 9,012
AKTIVITAS PENDANAAN
APBN Rp.juta 13,806
APBD/DDUB Rp.juta 2,400
TOTAL ARUS KAS MASUK Rp.juta 0 15,462 (367) 2,387 1,195 1,290 1,257 1,218 4,770 4,773 4,584 4,566 4,280 9,012
AKTIVITAS INVESTASI & KEWAJIBAN
Pekerjaan Dalam Pelaksanaan Rp.juta 0 15,462
Pembayaran Pajak Penghasilan Rp.juta 0 442 63 59 54 47 986 990 946 945 874
TOTAL ARUS KAS KELUAR INVESTASI &
Rp.juta 0 15,462 0 0 442 63 59 54 47 986 990 946 945 874
KEWAJIBAN
ARUS KAS BERSIH Rp.juta 0 0 (367) 2,387 752 1,227 1,198 1,164 4,724 3,788 3,594 3,620 3,335 8,138
Saldo awal kas Rp.juta 0 (367) 2,020 2,773 3,999 5,197 6,361 11,085 14,872 18,466 22,086 25,421
Saldo akhir Kas Rp.juta 0 0 (367) 2,020 2,773 3,999 5,197 6,361 11,085 14,872 18,466 22,086 25,421 33,559

8.6 Full Cost Recovery (FCR)

Full Cost Recovery (FCR): nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa besar
kemampuan Tarif Air Minum yang ditetapkan dan diperoleh dari penjualannya termasuk
biaya beban, dan biaya administrasi lainnya dapat menutup biaya Operasi dan
Pemeliharaan serta Penggantian aset sesuai siklus fungsi aset yang dioperasikan dalam
pelayanan air minum ke pelanggan. Komponen Full Cost Recovery adalah Biaya Operasi
& Pemeliharaan yang meliputi:

a. Biaya Pegawai
b. Biaya Energi
c. Biaya Bahan Kimia
d. Biaya Pemeliharaan
e. Biaya Administrasi Umum dan lainnya
f. Biaya Keuangan / Bunga Pinjaman (Jika ada), dan Biaya Penyusutan
Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi biaya pokok air minum pada tabel 7.15
menunjukan bahwa tarif Full Cost Recovery (FCR) telah dapat dicapai pada Tahun ke 2
dengan nilai sebesar 104,1%, sehingga tahun ke 1 masih diperlukan subsidi silang dari
wilayah pelayanan yang lain atau diperlukan bantuan keuangan dari APBD selama 1 (satu)
Tahun seperti tabel 8.16.

Tabel 8.15. Perhitungan Proyeksi Biaya Pokok Air Minum

Tahun Ke
No Uraian Notasi
1 2 3 4 5
I BIAYA OPERASI
Biaya Operasi & Pemeliharaan Rp.000 8.388 9.697 10.182 10.407 10.640

Total Biaya Operasi Rp.000 8.388 9.697 10.182 10.407 10.640


II BIAYAPENYUSUTAN,PENURUNAN NILAI, BUNGA PINJAMAN
Penyusutan & Penurunan nilai Rp.000 1.717 1.717 1.717 1.717 1.717
Biaya Bunga Rp.000 - - - - -
Total Biaya Penyusutan & Bunga Rp.000 1.717 1.717 1.717 1.717 1.717
Jumlah Biaya Rp.000 10.105 11.414 11.899 12.125 12.357
III VOLUME AIR
Air di Produksi m3 000 2.327 2.753 2.753 2.753 2.753
Air di distribusikan - 95% dari Produksi m3 000 2.211 2.615 2.615 2.615 2.615
Air terjual (aktual direkeningkan) m3 000 1.505 1.792 1.824 1.856 1.888
Tingkat Kebocoran 32% 31% 30% 29% 28%
IV BIAYA POKOK AIR
Biaya Pokok Bruto Rp./m3 4.342 4.146 4.322 4.404 4.489
Biaya Pokok Rp./m3 6.714 6.369 6.523 6.532 6.545
V.1 PEMULIHAN BIAYA PENUH (PBP) Kebocoran air Riil 76,2% 104,1% 101,6% 101,5% 101,3%
- Rata rata harga jual air Rp./m3 5.120 6.632 6.630 6.629 6.628
- Rata rata Biaya Operasi Rp./m3 6.714 6.369 6.523 6.532 6.545

104,12% 101,64% 101,48% 101,27%


76,25%

1 2

Tabel 8.16. Besaran Subsidi per Tahun

Besar Subsidi
No. Tahun
(Rp)

1 2022 2.400.007.424

Anda mungkin juga menyukai