i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Side Letter dokumen Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Gowa kegiatan NUWSP Paket
Stimulan. Kami ucapkan terimakasih atas dukungan berbagai pihak yang ikut membantu
memberikan kelengkapan data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka penulisan
laporan ini.
Side Letter dokumen Rencana Induk Sistem Air Minum Kabupaten Gowa, berisikan rincian
strategi dan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum. Laporan ini disusun untuk
memenuhi Readiness Criteria (RC) Program NUWSP Tahun Anggaran 2021.
Adapun kebutuhan yang didalamnya terdiri dari Bab 4 Standar/Kriteria Perencanaan, Bab 5
Proyeksi Kebutuhan Air, Bab 6 Potensi Air Baku dan Bab 8 Analisis Keuangan terkait dengan
adanya Program NUWSP.
Dengan disusunnya Side Letter ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dokumen untuk
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) program National Urban Water
Supply Project (NUWSP).
a. Intake
Intake Lama
Kedua intake lama ini kondisinya sudah rusak sehingga tidak difungsikan lagi.
Intake Baru
Intake baru dibuat Tahun 2020 dengan jenis intake sumuran dan kapasitas 200 Lt/det.
Saat ini intake baru inilah yang digunakan untuk mensupply air baku ke IPA
Barombong.
Dalam program NUWSP tidak mengganti pipa jaringan transmisi, pipa jaringan transmisi
masih menggunakan pipa eksisting.
(m) (mm)
1 PVC 800 200 2011
2 PVC 500 200 2013
Sistem pengaliran dari sumber air (intake) ke lokasi IPA dengan sistem pompa
menggunakan pipa GIP dan PVC 2x Ø 200 mm panjang ± 1.300 m;
Karena intake lamanya sudah tidak digunakan lagi, maka pipa transmisi ini ditapping ke
pipa transmisi baru diameter 350 mm.
Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah 40 l/detik,
sedangkan jumlah kapasitas yang dioperasikan juga sebesar 30 l/detik sehingga ada
idlle capacity sebesar 10 l/det.
TabelKapasitas Kapasitas
3.2. Kapasitas Kapasitas
Unit Produksi
Unit Jenis Terpasang Produksi Idle Tahun
No. Kondisi
Produksi Pengolahan Pembangunan
(lt/dt) (lt/dt) (M3)
Jumlah 40 30 10
Lokasi IPA berada pada elevasi ± 5 Mdpl (sumber air dari sungai Jeneberang) airnya
akan didistribusikan ke wilayah Kecamatan Barombong dan Kecamatan Palangga.
Pipa distribusi eksisting (JDU) adalah pipa PVC diameter 150 mm dan diameter 200 mm
tahun pemasangan 2011 dan 2013. Pipa distribusi ini dilengkapi dengan Water Meter
Induk Dia. 200 mm, 2 Unit. Sistem distribusi pelayanan dipantau oleh petugas selama 24
jam.
Jumlah Penduduk
Kelurahan/ Luas Wilayah
No Kecamatan
Desa (Ha) KK Jiwa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional menetapkan kawasan Perkotaan Metropolitan Mamminasata
sebagai Pusat Kegiatan Nasional, dalam hal ini wilayah-wilayah Kabupaten Gowa yang
termasuk dalam kawasan Metropolitan Mamminasata merupakan pusat perkotaan yang
memiliki kepentingan dalam skala nasional.
Kota Satelit Pattallassang dalam tipologinya merupakan kota baru penunjang (supporting new
town) yaitu kota satelit yang merupakan penunjang pertumbuhan Kota Sungguminasa dan
kawasan Metropolitan Mamminasata. Berdasarkan fungsi dan peran yang akan diemban Kota
Satelit Pattallassang serta kemungkinan berkembang fasilitas fungsional perkotaan di sektor
ekonomi maka Kota Satelit Pattallassang akan diarahkan menjadi salah satu kawasan
strategis untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Gowa.
Pada tahun 2019 jumlah penduduk di wilayah pelayanan saat ini (Kecamatan Barombong)
sebanyak 40.739 jiwa. Berdasarkan hasil proyeksi 10 tahun dengan laju pertumbhan
penduduk 1,5% (Sumber data BPS tahun 2020) pada tahun 2030 jumlah penduduk
diperkirakan sebanyak 47.988 jiwa.
Proyeksi penduduk dibuat berdasarkan pada pertumbuhan penduduk dengan tren kenaikan
penduduk pada tahun sebelumnya, dan penduduk yang diproyeksikan berdasarkan penduduk
yang ada di wilayah pelayanan tidak untuk semua penduduk yang ada pada masing-masing
kecamatan.
Tabel 4.5 berikut menunjukkan proyeksi total penduduk.
Jumlah Penduduk
Proyeksi Penduduk Tahun
No. DESA Saat Ini LPP (%)
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1 BIRINGNGALLA 3,309 3,359 1.50% 3,409 3,460 3,512 3,565 3,618 3,672 3,728 3,783 3,840 3,898
2 MONCOBALANG 5,137 5,214 1.50% 5,292 5,372 5,452 5,534 5,617 5,701 5,787 5,874 5,962 6,051
3 TINGGIMAE 5,227 5,305 1.50% 5,385 5,466 5,548 5,631 5,715 5,801 5,888 5,976 6,066 6,157
4 LEMBANGPARANG 5,778 5,865 1.50% 5,953 6,042 6,133 6,225 6,318 6,413 6,509 6,607 6,706 6,806
5 KANJILO 8,469 8,596 1.50% 8,725 8,856 8,989 9,124 9,260 9,399 9,540 9,683 9,829 9,976
6 TAMNYELENG 6,483 6,580 1.50% 6,679 6,779 6,881 6,984 7,089 7,195 7,303 7,413 7,524 7,637
7 BENTENG SOMBA OPU 6,336 6,431 1.50% 6,528 6,625 6,725 6,826 6,928 7,032 7,137 7,245 7,353 7,463
KECAMATAN 40,739 41,350 1.50% 41,970 42,600 43,239 43,887 44,546 45,214 45,892 46,581 47,279 47,988
c. Kehilangan Air
Asumsi kehilangan air 30% dan menurun 1% pada setiap tahunnya.
d. Faktor Harian Maksimum
Kebutuhan Maksimum harian diasumsikan sebesar 1,15 dari kebutuhan rata-rata.
g. Jumlah Sambungan
Jumlah sambungan dihitung dari jumlah penduduk yang akan dilayani sesuai
dengan cakupan layanan yang direncanakan dan dibagi dengan jumlah jiwa per
rumah.
Tabel 5.5. Proyeksi Kebutuhan Air Kecamatan Barombong-Palangga (2019-2030)
Eksisting Tahun
No Uraian Satuan
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1 Jumlah penduduk wilayah administrasi jiwa 170,696 173,256 175,855 178,493 181,171 183,888 186,646 189,446 192,288 195,172 198,100 201,071
Jumlah penduduk wilayah pelayanan jiwa - 110,134 112,547 116,021 119,573 123,205 126,920 130,718 134,601 138,572 142,632 146,782
2
% - 63.57 64.0 65.0 66.0 67.0 68.0 69.0 70.0 71.0 72.0 73.0
Jumlah penduduk terlayani jiwa - 38,825 39,673 44,958 52,911 57,290 62,191 67,320 72,685 78,293 84,153 90,271
3
% - 35.25 35.25 38.75 44.25 46.50 49.00 51.50 54.00 56.50 59.00 61.50
Cakupan pelayanan
4 a. SR % 35.25 35.25 38.75 44.25 46.50 49.00 51.50 54.00 56.50 59.00 61.50
b. HU % - - - - - - - - - - - -
Jumlah penduduk dilayani
5 a. SR jiwa - 38,825 39,673 44,958 52,911 57,290 62,191 67,320 72,685 78,293 84,153 90,271
b. HU jiwa - - - - - - - - - - - -
Jumlah sambungan
6 a. SR unit - 7,765 7,935 8,992 10,582 11,458 12,438 13,464 14,537 15,659 16,831 18,054
b. HU unit - - - - - - - - - - - -
7 Total jumlah sambungan unit - 7,765 7,935 8,992 10,582 11,458 12,438 13,464 14,537 15,659 16,831 18,054
Pemakaian air
8 a. SR ltr/org/hr - 105 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
b. HU ltr/org/hr - - - - - - - - - - - -
Kebutuhan air
9
a. SR Lt/dt - 47.2 50.5 57.2 67.4 72.9 79.2 85.7 92.5 99.7 107.1 114.9
b. HU Lt/dt
Kebutuhan air non domestik
10 a. Prosentase kebutuhan non domestik % 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
b. Kebutuhan air Non domestik Lt/dt - 2.4 2.5 2.9 3.4 3.6 4.0 4.3 4.6 5.0 5.4 5.7
11 Total kebutuhan air domestik dan non domestik Lt/dt - 49.5 53.0 60.1 70.7 76.6 83.1 90.0 97.2 104.7 112.5 120.7
Kehilangan air % 30 30 29 26 23 21 20 20 20 20 20 20
12
Lt/dt - 14.9 15.4 15.7 16.3 16.1 16.6 18.0 19.4 20.9 22.5 24.1
13 Kebutuhan air rata-rata Lt/dt - 64.4 68.4 75.8 87.0 92.7 99.8 108.0 116.6 125.6 135.0 144.8
14 Kebutuhan Air Hari Maksimum (Qmax, fmax : 1,15) Lt/dt - 74.1 78.7 87.1 100.1 106.6 114.7 124.2 134.1 144.4 155.2 166.5
15 Kebutuhan Air Jam Puncak (Qpeak, fpeak : 1,25) Lt/dt - 80.5 85.6 94.7 108.8 115.9 124.7 135.0 145.7 157.0 168.7 181.0
16 Total distibusi Lt/dt - 64.4 68.4 75.8 87.0 92.7 99.8 108.0 116.6 125.6 135.0 144.8
17 Kapasitas terpasang Lt/dt 60.0 60.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0
18 Kapasitas produksi Lt/dt 50.0 50.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0 90.0
19 Surplus/Defisit Lt/dt (14.4) 21.6 14.2 3.0 (2.7) (9.8) (18.0) (26.6) (35.6) (45.0) (54.8)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan air di daerah rencana pelayanan pada
tahun 2021 adalah 74,1 liter/det dan pada tahun 2030 adalah 166,5 liter/det.
BAB VI POTENSI AIR BAKU
Sumber air yang ada dan digunakan pada daerah studi usulan kegiatan NUWSP
adalah air permukaan dari Sungai Jeneberang. Secara kuantitas dan kontinuitasnya
cukup baik. Debit yang tersedia untuk kebutuhan air baku ini cukup melimpah hal ini
di tunjang dengan keberadaan waduk besar yaitu Waduk Bili-bili.
Kualitas air baku yang akan digunakan (belum) standard air baku air minum sesuai
dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran air.
Berdasarkan data dari Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah (DIKPLHD) Kabupaten Gowa Tahun 2019 diperoleh data kualitas sumber air
di lokasi kegiatan adalah sebagai berikut.
A FISIKA
1. Temperatur oC Deviasi 3 31
B Kimia Anorganik -
2. DO mg/l 4 4,6
C BAKTERIOLOGIS
Berdasarkan Hasil Pengujian Kualitas Air Sungai Jeneberang seperti disajikan pada
tabel diatas, diketahui bahwa parameter yang telah melampaui baku mutu air Kelas I
adalah TDS,TSS, COD dan Klorin Bebas, sedangkan parameter-parameter lainnya
masih memenuhi baku mutu air Kelas I.Adanya parameter-parameter yang sudah
melebihi baku mutu diakibatkan oleh pencemaran dari industri pertambangan, pabrik
tahu, pertanian, dan pasar tradisional di sepanjang sungai Jeneberang berpengaruh
besar terhadap kualitas air di sungai tersebut.
BAB VIII ANALISA KELAYAKAN KEUANGAN
a. Metodologi Evaluasi
b. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan proyek pembangunan SPAM wilayah IKK
Barongbong dan untuk optimalisasi pelayanan dengan sumber dana
program NUWSP, PEMDA Kabupaten dan PDAM.
a. Asumsi Proyek
b. Asumsi Operasional
2.6. Rata-rata harga air awal operasi Rp. 5.000,- /m3 (domestik)
Pemakaian bahan kimia sangat tergantung kepada kualitas air baku yang akan diolah,
Bahan kimia yang digunakan untuk mengolah air. Perhitungan seperti Tabel 8.4. sebagai
berkut:
Berdasarkan perhitungan biaya bahan kimia Rp. 330/m3 selanjutnya diproyeksikan selama
periode proyek dengan penyesuaian berdasarkan tingkat inflasi setiap tahun, proyeksi Biaya
Bahan Kimia seperti Tabel 8.5 – sebagai berikut :
Biaya retribusi air baku diproyeksikan selama periode proyek dengan penyesuaian
berdasarkan tingkat inflasi setiap tahun, proyeksi retribusi/pajak air permukaan seperti Tabel
8.6 – sebagai berikut:
Biaya ini meliputi biaya operasional kantor, biaya transportasi, komunikasi, monitoring dan
pengembangan SDM yang termasuk dalam pelayanan wilayah IKK Barongbong, biaya
umum & administrasi diasumsikan sebesar 15% dari biaya pegawai, dan diproyeksikan
seperti Tabel 8.9 sebagai berikut :
Biaya penyusutan dihitung secara Composite dengan metode garis lurus selama periode
proyeksi 15 Tahun, sehingga tarif biaya penyusutan adalah sebesar 6,7% dari nilai
investasi baru dan nilai buku aktiva beserta peralatannya, jaringan untuk wilayah pelayanan
nilai proyek sebesar Rp. 25, 761 milyar.
Biaya Operasi & Pemeliharaan yang dirincikan berdasarkan jenis pengeluaran biaya masing-
masing Instalasi Sistem Penyediaan Air Minum dapat dirincikan seperti table 8.11 sebagai
berikut:
Tabel 8.11. Biaya Operasi & Pemeliharaan Sistem Penyediaan Air Minum
8.4 Asumsi Pendapatan
Perkiraan Pendapatan dalam operasional SPAM IKK Barombong diperoleh dari jumlah
pembacaan water meter pelanggan di wilayah pelayanan dikalikan dengan rata-rata
harga air sebesar Rp5.000.,-/m3 untuk pelanggan domestik dan Rp.7.000.,-/m3 untuk
pelanggan non domestik, selain pendapatan dari penjulan air juga di hitung pendapatan
dari penambahan sambungan baru dengan tarif Rp.1.500.000,- bagi pelanggan domestik
dan Rp.2.000.000,- bagi pelanggan non domestik. Proyeksi Pendapatan penjualan air dan
sambungan baru seperti Tabel 8.12 sebagai berikut:
Proyeksi keuangan disusun sebagai data informasi alat analisis kelayakan / manfaat
keuangan yang akan didapat oleh BUMD Air Minum Kab. Gowa untuk mempertahankan
atau meningkatkan kinerja, proyeksi Keuangan yang disusun adalah sebagai berikut :
8.5.1 Proyeksi Perhitungan Laba/(Rugi)
Proyeksi Arus Kas merupakan posisi Penerimaan & Pengeluaran yang menghasilkan arus
kas bersih BUMD Air Minum Kabupaten Gowa dari penerimaan dan pengeluaran kas
aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi seperti Tabel 8.14 sebagai
berikut :
Full Cost Recovery (FCR): nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa besar
kemampuan Tarif Air Minum yang ditetapkan dan diperoleh dari penjualannya termasuk
biaya beban, dan biaya administrasi lainnya dapat menutup biaya Operasi dan
Pemeliharaan serta Penggantian aset sesuai siklus fungsi aset yang dioperasikan dalam
pelayanan air minum ke pelanggan. Komponen Full Cost Recovery adalah Biaya Operasi
& Pemeliharaan yang meliputi:
a. Biaya Pegawai
b. Biaya Energi
c. Biaya Bahan Kimia
d. Biaya Pemeliharaan
e. Biaya Administrasi Umum dan lainnya
f. Biaya Keuangan / Bunga Pinjaman (Jika ada), dan Biaya Penyusutan
Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi biaya pokok air minum pada tabel 7.15
menunjukan bahwa tarif Full Cost Recovery (FCR) telah dapat dicapai pada Tahun ke 2
dengan nilai sebesar 104,1%, sehingga tahun ke 1 masih diperlukan subsidi silang dari
wilayah pelayanan yang lain atau diperlukan bantuan keuangan dari APBD selama 1 (satu)
Tahun seperti tabel 8.16.
Tahun Ke
No Uraian Notasi
1 2 3 4 5
I BIAYA OPERASI
Biaya Operasi & Pemeliharaan Rp.000 8.388 9.697 10.182 10.407 10.640
1 2
Besar Subsidi
No. Tahun
(Rp)
1 2022 2.400.007.424