Anda di halaman 1dari 20

PENGELOLAAN ASET IRIGASI DAN PENILAIAN KINERJA SISTEM IRIGASI

DI BAJUGAN KECAMATAN GALANG KABUPATEN TOLITOLI TAHUN 2022

Oleh : Gabriella Ayu Kusuma, S.T.

Program Studi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Tadulako

ABSTRAK
Dalam pengelolaan sistem irigasi perlu dilaksanakan perencanaan sistem irigasi
yang baik dengan menyiapkan data kondisi teknis yang akurat dan terbaru yaitu
dengan melaksanakan inventarisasi aset dan penilaian kinerja sistem irigasi.
DI Bajugan terletak di Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli. Adapun permasalahan
yang terdapat dalam DI Bajugan adalah penurunan fungsi jaringan irigasi dalam
mengalirkan air terutama pada intake bendung, kantong lumpur dan saluran primer
yang disebabkan oleh bencana banjir pada Maret 2022. Untuk menindaklanjuti
pelaksanaan program yang berkesesuaian dengan kondisi DI Bajugan maka perlu
dilakukan inventarisasi aset irigasi serta melaksanakan penilaian kinerja sistem irigasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi sistem irigasi yang ditunjukan
melalui Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) dengan melaksanakan pengelolaan aset
irigasi dan penilaian kinerja sistem irigasi. Dilaksanakan inventarisasi aset irigasi
melalui kegiatan inventori/ penelusuran (walktrought) dan penilaian berdasar Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 23/PRT/M/2015 tentang
Pengelolaan Aset Irigasi.
IKSI DI Bajugan Tahun 2022 menunjukkan nilai 57,03% yaitu dibawah nilai
optimal kinerja irigasi yaitu 77,50% sehingga perlu menjadi perhatian bagi pengelola DI
yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli untuk memprioritaskan pelaksanaan
rehabilitasi dan peningkatan kegiatan operasi dan pemeliharaan DI Bajugan dengan
pemenuhan peralatan OP, data pendukung, keterlibatan GP3A/P3A dan kesesuaian
anggaran pelaksanaan O&P sesuai Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP)

Kata kunci : Aset, DI Bajugan, Irigasi, Kinerja, Tolitoli.

1. Pendahuluan
Sistem irigasi adalah kesatuan prasarana irigasi yang diperkuat dengan
ketersediaan air, manajemen pengelolaan serta pengelola irigasi. Dalam sistem irigasi
terdapat komponen utama yaitu bangunan, saluran pembawa, saluran pembuang dan
petak yang akan diairi. Empat komponen tersebut sering disebut dengan jaringan
irigasi dan kesatuan lahan yang memiliki sistem irigasi disebut dengan Daerah Irigasi
(DI).
Berdasar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, pengelolaan DI
yang ada di Indonesia dibagi atas kewenangan Pemerintah Pusat (A > 3.000 Ha),
Pemerintah Daerah Provinsi (1.000 Ha < A < 3.000 Ha) dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota (A < 1.000 Ha). Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota
berdasar kewenangannya wajib melaksanakan pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi demi terwujudnya kemanfaatan air bagi pertanian.

1
Dalam pengelolaan sistem irigasi perlu dilaksanakan perencanaan sistem irigasi
yang baik dengan menyiapkan data kondisi teknis yang akurat dan terbaru yaitu
dengan melaksanakan inventarisasi aset dan penilaian kinerja sistem irigasi. Hal ini
sesuai dengan amanat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi.
DI Bajugan di Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli merupakan salah satu DI
kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli dengan luas areal potensial
sebesar 381 Ha. Adapun permasalahan yang terdapat dalam DI Bajugan adalah
penurunan fungsi jaringan irigasi dalam mengalirkan air terutama pada intake bendung,
kantong lumpur dan saluran primer yang disebabkan oleh bencana banjir pada Maret
2022. Pada saat banjir aliran membawa material pasir dan masuk ke sistem irigasi.
Kondisi ini dikhawatirkan mengganggu proses masa tanam dan dapat mengakibatkan
gagal panen sebab air di intake bendung tidak lancar dan berkurangnya kapasitas
saluran akibat sedimen pasir yang terbawa. Untuk menindaklanjuti pelaksanaan
program yang berkesesuaian dengan kondisi DI Bajugan maka perlu dilakukan
inventarisasi aset irigasi serta melaksanakan penilaian kinerja sistem irigasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi sistem irigasi yang
ditunjukan melalui Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) dengan melaksanakan
pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja sistem irigasi.
Putu Indah, dkk telah melaksanakan penelitian serupa dengan judul “Kajian
Indeks Kinerja Irigasi di Daerah Irigasi Saba”. Hasil IKSI DI Saba sebesar 62,94% dan
dalam penelitian ini melakukan penetapan prioritas penanganan dengan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP) dan metode Analytical Network Process (ANP)
dengan menggunakan software Super Decision V2.10 (Dianti Putri et al., 2022).
Kiki Rishki, dkk telah melaksanakan penelitian serupa dengan judul “Evaluasi
Kinerja Daerah Irigasi Cikeusik Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Gabungan
Penilaian Kinerja Irigasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Tahun 2017”. Hasil IKSI DI Cikeusik sistem induk sebesar 77,7% dan sistem
tersier sebesar 74,38% dengan rekomendasi berupa evaluasi harus pula mencakup
aspek fisikteknis, kelembagaan, lingkungan sosial dan budaya dan menggabungkan
aspek sarana penunjang organisasi, personalia, dokumentasi, GP3A/IP3A menjadi
satu aspek yaitu kelembagaan (Ananda et al., 2019).
Eka Wulandari, dkk melaksanakan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja
Daerah Irigasi Jragung Kabupaten Demak” berdasar Peraturan Menteri PU No.
32/PRT/M/2007 dengan hasil prosentase kinerja sebesar 66,95%. Menggunakan
metode AHP dengan hasil berupa prioritas utama penanganan pada bendung dan
saluran induk (Putri et al., 2015).
Moh. Nugroho, dkk juga melakukan penelitian “Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi
Daerah Irigasi Van Der Wijck dengan Menggunakan Fuzzy Set Theory” dengan
berpedoman pada Permen PUPR No. 12/PRT?M/2015 dengan hasil IKSI DI Van Der
Wijck sebesar 75,91%. Terdapat perbedaan nilai dengan yang telah dilakukan oleh
pengelola irigasi yaitu Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak dengan IKSI sebesar
78,95%. Namun dari selisih tersebut tidak menunjukkan angka signifikan berdasar uji
hipotesis (Nugroho et al., 2018).

2
2. Data dan Metode Penelitian
2.1. Data
2.1.1. Data Teknis DI
DI Bajugan terletak di Desa Bajugan Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli.
Letak Geografis pada 1°11'18.69"LU&120°51'8.17"BT. Sumber air untuk Bendung
Bajugan dari Sungai Bajugan (WS Lambunu-Buol) dengan rencana debit pengambilan
sebesar 1,08 m3/detik. Sejak dibangun Tahun 1985, Bendung Bajugan telah dilakukan
rehabilitasi terakhir kali pada Tahun 2016. DI Bajugan memiliki luasan potensial
sebesar 381 Ha dengan luas fungsional sebesar 123,32 Ha.
Berikut rekapitulasi data teknis DI Bajugan :
a. Konstruksi Bendung
- Type bendung : Bendung tetap
- Jenis konstruksi : Pasangan batu
- Lebar bendung total : 20 meter
b. Data Pengambilan (Intake Kiri)
- Lebar pintu pengambilan : 1,20 meter
- Jumlah pintu pengambilan : 1 Buah
- Luas areal pelayanan : 381 Ha
c. Data Penguras Bendung Kiri
- Lebar pintu penguras : 1,50 meter
- Jumlah pintu penguras : 1 Buah
d. Kantong Lumpur
- Dimensi Kantong lumpur : Brata-rata = 2,5 meter
L = 40 meter
- Jenis konstruksi : Pasangan batu
e. Saluran Primer : 664 meter
f. Saluran Sekunder : 2.612 meter
g. Jumlah Bangunan Bagi/Sadap : 7 buah
h. Bangunan Pelengkap : Jembatan 1 Buah
Gorong-gorong 2 Buah
Terjunan 3 Buah

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2022
Gambar 1. Bendung Bajugan Tampak Atas dan Tampak Hilir

3
Berikut peta DI Bajugan dan kondisi terkini bendung bajugan :

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2022
Gambar 2. Peta Lokasi DI Bajugan Kecamatan Galang

2.1.2. Data Pendukung


Pelaksanaan pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja sistem irigasi perlu
dilengkapi dengan data pendukung utama yaitu skema jaringan irigasi, struktur
organisasi Operasi dan Pemeliharaan (O&P) dan kelembagaan irigasi.
Dalam pengelolaan irigasi – saluran tersier telah terbentuk Gabungan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
yaitu : GP3A Bontobuaya, P3A Karya Bersama dan P3A Motimpedes Magau.
Adapun data pendukung lainnya yaitu Blangko O&P dari pengamat dan juru,
gambar purnalaksana, laporan RP2I, data program O&P serta data pola tanam dan
hasil pertanian.
Berikut skema jaringan dan bangunan irigasi DI Bajugan :

4
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2019
Gambar 3. Skema Jaringan Irigasi DI Bajugan

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2019
Gambar 4. Skema Bangunan Irigasi DI Bajugan

5
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2022
Gambar 5. Struktur Organisasi O&P DI Bajugan

2.1.3. Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan untuk mencapai tujuan penelitian terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu hasil survei dari inventarisasi aset irigasi melalui
proses penelusuran jaringan irigasi (walkthrough) dan data sekunder yaitu titik lokasi
bendung dan bangunan irigasi DI Bajugan, skema jaringan irigasi, struktur organisasi
O&P, kelembagaan, pola tanam dan hasil pertanian serta data lainnya sehubungan
dengan penilaian kinerja sistem irigasi.

2.2. Metode
2.2.1. Inventarisasi Aset Irigasi
Inventarisasi aset irigasi atau sering disebut inventori yang dilaksanakan melalui
penelusuran (walkthrough) jaringan irigasi yang akan menghasilkan data jumlah, jenis
dan dimensi, kondisi komponen sipil dan kompenen mekanikal elektrikal serta
fungsinya dan pemilihan urgensi pelaksanaan dan tujuan pekerjaan yang diprioritaskan
pada jaringan irigasi.
Inventori dilaksanakan sesuai dengan blangko/ formulir isian dan petunjuk
pengisian inventori pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor : 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi Lampiran I Teknis
Inventarisasi Aset Irigasi dan Lampiran II Teknis Perencanaan Pengelolaan Aset Irigasi
untuk tata cara pemilihan tingkat pelayanan irigasinya.

6
2.2.2. Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
Tingkat pelayanan irigasi diukur atas dasar kinerja sistem irigasi yang terdiri atas
unsur kondisi prasarana, ketersediaan air, indeks pertanaman, sarana penunjang,
organisasi personalia, dokumentasi dan P3A. Pada Tahun 2020 unsur ini dibuat lebih
menyatu dan saling terkait oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
menjadi : (1) Prasarana fisik; (2) Produktivitas tanam; (3) Sarana penunjang; (4)
Organisasi personalia; (5) Dokumentasi; dan (6) P3A.
Penilaian kinerja sistem irigasi dilakukan pada sistem irigasi utama (bangunan
pengambilan, saluran primer dan sekunder) dan sistem irigasi tersier. Pada penilitian
ini hanya dilakukan penilaian pada sistem irigasi utama. Adapun unsur dan nilai bobot
maksimum penilaian sebagai berikut :
Tabel 1. Unsur dan Nilai Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
Nilai Bobot (%)
No. Unsur Kondisi
Maks. Min. Optimum
1 Prasarana Fisik 45,0 25,0 35,0
2 Produktivitas Tanam 15,0 10,0 12,5
3 Sarana Penunjang 10,0 5,0 7,5
4 Organisasi Personalia 15,0 7,5 10,0
5 Dokumentasi 5,0 2,5 5,0
6 P3A 10,0 5,0 7,5
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Tahun 2022

Penentuan kinerja sistem irigasi pada aset irigasi sebagai fungsi dari masing-
masing aset dikategorikan menjadi 4 (empat) yaitu :
Tabel 2. Kategori Penentuan Kinerja Sistem Irigasi
No. Total Nilai Bobot (%) Kategori
1 < 55 Buruk
2 55 – 69 Sedang
3 70 – 90 Baik
4 > 90 Baik sekali
Sumber : Lampiran 2, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Inventarisasi Aset Irigasi
Penelusuran aset irigasi DI Bajugan berdasar blangko/ formulir dituangkan
dalam ringkasan identitas DI dan daftar inventarisasi aset irigasi yang dirincikan dalam
Lampiran.
Berikut rekapitulasi aset bangunan dan jaringan DI Bajugan :

7
Tabel 3. Daftar Inventarisasi Bangunan dan Jaringan Irigasi DI Bajugan
Panjang Bagi/
No. Saluran Bendung
(m) Sadap
1 Saluran Primer Bajugan 664 1
2 Saluran Sekunder Bajugan A 1.639 - 4
3 Saluran Sekunder Bajugan B 149 - 1
4 Saluran Sekunder Bajugan C 824 - 2
Total 3.276 1 7
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2022

Tabel 4. Daftar Inventarisasi Bangunan Pelengkap


Dimensi (m)
No. Nama Bangunan Jenis Konstruksi
b h p
A Primer Bajugan
1 BB.1a : Kantong Lumpur 2,5 1,5 40 Pasangan Batu
2 BB.1b : Jembatan 1,5 3,0 Pasangan Batu
BB.1c : Bangunan 48 Pasangan Batu
3 1,5 2
Pembuang
Semi Permanen -
4 BB.1d : Rumah Jaga 6 6
Kayu
5 BB.1e : Terjunan 1,2 2 Pasangan Batu
B Sekunder Bajugan A
Pasangan Batu
6 BB.2a : Terjunan 1,2 1,5
Di BB.1 (saluran 3)
7 BB.2b : Terjunan 1,2 1,5 Pasangan Batu
8 BB.2c : Gorong-gorong 0,6 0,8 7,0 Pasangan Batu
C Sekunder Bajugan B
9 BB.5a : Gorong-gorong 0,5 1 5,0 Pasangan Batu
10 BB.5b : Boks Tersier - - - Pasangan Batu
D Sekunder Bajugan C
11 BB.7a : Boks Tersier - - - Pasangan Batu
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2022

Adapun hal penting yang diperoleh dari penelusuran aset irigasi yaitu terdapat
perbedaan data skema jaringan irigasi dengan kondisi terkini dari bangunan dan
saluran irigasi yaitu (1) penentuan petak tersier pada bangunan bagi sadap (BB.2 dan
BB.3) sebelah kanan; (2) penambahan bangunan terjunan pada bangunan bagi sadap
BB.1 (BB.2a) dan (3) penambahan 2 boks tersier (BB.5b dan BB.7a), sehingga
updating skema DI Bajugan sebagai berikut :

8
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2022
Gambar 6. Update Skema Jaringan Irigasi DI Bajugan

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2022
Gambar 7. Update Skema Bangunan Irigasi DI Bajugan

9
3.2. Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
3.2.1. Prasarana Fisik
Berdasar hasil penelitian dan dilaksanakan penilaian pada uraian unsur
diperoleh nilai indeks untuk prasarana fisik DI Bajugan sebesar 22,99% dari nilai
maksimum 45%. Penilaian pada unsur prasarana fisik dibagi menjadi :
a. Bangunan utama : kondisi mercu dan lantai bendung tidak berfungsi sebagaimana
mestinya menaikkan tinggi muka air karena telah tertutup dengan sedimen pasir,
tidak terdapat tanggul penutup bendung, papan operasi dan mistar ukur, pintu
pengambilan dan penguras juga tidak dapat di fungsikan karena skot balok pada
pintu rusak/ lapuk, kantong lumpur tidak dapat berfungsi pula karena dipenuhi
sedimen pasir.
b. Saluran Pembawa : masih terdapat beberapa ruas saluran yang perlu dilakukan
perbaikan seperti kondisi retak, patah dan pembersihan saluran.
c. Bangunan pada saluran pembawa : kondisi bangunan pengatur pada bangunan
bagi/ sadap/ bagi sadap dan sadap tersier tidak dilengkapi dengan pintu air, tanpa
bangunan pengukur debit dan terjadi beberapa titik kerusakan pada saluran
sekunder.
d. Saluran pembuang dan bangunannya : saluran pembuang masih tergabung
dengan saluran pembawa.
e. Jalan masuk/ inspeksi : masih terdapat jalan inspeksi di saluran primer yang butuh
penanganan dan tidak ada jalan inspeksi untuk saluran sekunder B dan C.
f. Kantor, perumahan dan gudang : seluruh pendukung pada unsur ini tidak ada
yaitu tanpa kantor pengamat/ juru pengairan, tanpa perumahan untuk pengamat/
juru dan tidak memiliki gudang untuk peralatan O&P.

3.2.2. Produktivitas Tanam


Berdasar hasil penelitian dan dilaksanakan penilaian pada uraian unsur
diperoleh nilai indeks untuk produktivitas tanam DI Bajugan sebesar 11,26% dari nilai
maksimum 15%. Penilaian pada unsur produktivitas tanam dibagi menjadi :
a. Pemenuhan kebutuhan air (faktor k) : berdasar debit pada sumber air sebesar
1,08 m3/detik dan realisasi debit yang dapat terairi sebesar 0,8 m3/detik maka faktor
K sebesar 74%.
b. Realisasi luas tanam : pola tanam terbagi menjadi 2 musim tanam dengan realisasi
tanam sebesar 123 Ha per musim.
c. Produktivitas padi : produktivitas padi DI Bajugan sebesar 4 ton/ha, nilai ini lebih
besar dari produktivitas padi rata-rata di Kabupaten Tolitoli yaitu 3,21 ton/ha.

3.2.3. Sarana Penunjang


Berdasar hasil penelitian dan dilaksanakan penilaian pada uraian unsur
diperoleh nilai indeks untuk sarana penunjang DI Bajugan sebesar 3,38% dari nilai
maksimum 10%. Penilaian pada unsur sarana penunjang dibagi menjadi :
a. Peralatan O&P : peralatan o&p yang ada masih merupakan aset dinas/ bidang tidak
menjadi aset bagi DI.

10
b. Transportasi : hanya pengamat DI Bajugan (Pengamat Lampasio dan Galang)
yang memiliki kendaraan berupa sepeda motor, tidak ada untuk juru pengairan/
penjaga pintu air (PPA).
c. Alat-alat kantor ranting. Pengamat/ UPTD : karena tidak memiliki kantor
pengamat maka tidak ada aset peralatan kantor.
d. Alat komunikasi : karena tidak memiliki kantor pengamat maka tidak ada aset
peralatan komunikasi dan jaringan komunikasi kurang memadai di lokasi DI
mengingat ketersediaan provider di daerah sekitar bendung belum terjangkau.

3.2.4. Organisasi Personalia


Berdasar hasil penelitian dan dilaksanakan penilaian pada uraian unsur
diperoleh nilai indeks untuk organisasi personalia DI Bajugan sebesar 12,15% dari nilai
maksimum 15%. Penilaian pada unsur organisasi personalia dibagi menjadi :
a. Organisasi O&P telah disusun dengan batasan tanggung jawab dan tugas
yang jelas : organisasi O&P telah disusun dan memiliki tanggung jawab dan tugas
sesuai yang diamanatkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor : 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi.
b. Personalia : telah terpenuhi dari segi kuantitas untuk juru dan PPA namun kurang
sesuai untuk kepegawaian PPA masih berstatus tenaga kontrak dan dirasa juru dan
PPA masih kurang paham dengan pelaksanaan O&P dikaitkan dengan tidak
tersedianya blangko O&P.

3.2.5. Dokumentasi
Berdasar hasil penelitian dan dilaksanakan penilaian pada uraian unsur
diperoleh nilai indeks untuk dokumentasi DI Bajugan sebesar 2,85% dari nilai
maksimum 5%. Penilaian pada unsur dokumentasi dibagi menjadi :
a. Buku data DI : data DI tergabung dalam kesatuan Rencana Pengembangan dan
Pengelolaan Irigasi (RP2I)
b. Peta dan gambar-gambar : tidak terdapat data di dinding kantor untuk DI Bajugan,
gambar purnalaksana hasil rehabilitasi 2016 berupa softfile, skema DI dan
bangunan lengkap namun tidak terdapat peta ikhtisar DI Bajugan

3.2.6. P3A
Berdasar hasil penelitian dan dilaksanakan penilaian pada uraian unsur
diperoleh nilai indeks untuk P3A DI Bajugan sebesar 4,40% dari nilai maksimum 10%.
Penilaian pada unsur P3A dibagi menjadi :
a. GP3A/P3A sudah berbadan hukum : 1 GP3A dan 2 P3A pada DI Bajugan sudah
berbadan hukum dengan akta notaris.
b. Kondisi kelembagaan GP3A/P3A : kategori berkembang
c. Rapat ulu-ulu/ P3A : belum dilaksanakan secara teratur (3-6 bulan sekali sesuai
masa tanam)
d. GP3A/ IP3A aktif mengikuti survei/ penulusuran jaringan : dirasa belum secara
penuh mengikuti pelaksanaan penelusuran karena aktivitas individu.

11
e. Partisipasi GP3A/ IP3A dalam perbaikan jaringan dan penanganan bencana
alam : belum adanya partisipasi dari GP3A/ P3A terkait perbaikan jaringan
walaupun dalam kondisi bencana alam
f. Iuran GP3A/ IP3A digunakan untuk perbaikan jaringan : belum ada iuran untuk
GP3A/ P3A DI Bajugan di tingkat tersier.
g. Partisipasi P3A dalam perencanaan tata tanam dan pengalokasian air : ikut
berpartisipasi dalam rapat Komisi Irigasi Kabupaten Tolitoli terkait tata tanam.

3.2.7. Ringkasan Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) DI Bajugan


Uraian hasil penilaian kinerja sistem irigasi DI Bajugan Tahun 2022 disajikan
pada Lampiran. Berikut rekapitulasi IKSI DI Bajugan Tahun 2022 :
Tabel 5. Unsur dan Nilai Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi
Nilai Bobot (%) IKSI
No. Unsur Kondisi
Maks. Min. Optimum DI Bajugan
1 Prasarana Fisik 45,0 25,0 35,0 22,99
2 Produktivitas Tanam 15,0 10,0 12,5 11,26
3 Sarana Penunjang 10,0 5,0 7,5 3,38
4 Organisasi Personalia 15,0 7,5 10,0 12,15
5 Dokumentasi 5,0 2,5 5,0 2,85
6 P3A 10,0 5,0 7,5 4,4
Jumlah 100,0 55,0 77,50 57,03
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli, Tahun 2022

4. Kesimpulan dan Rekomendasi


Hasil inventarisasi aset irigasi DI Bajugan Tahun 2022 memperlihatkan kondisi
bangunan sipil didominasi kondisi baik – rusak sedang dengan fungsi bangunan sipil
baik – tidak berfungsi sehingga membutuhkan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan
berkala, sementara untuk kondisi bangunan mekanikal keseluruhan rusak berat dan
tidak berfungsi sehingga membutuhkan pembaruan aset. Menjadi perhatian untuk
bangunan utama dan pelengkap : mercu, lantai muka, kolam olak, kantong lumpur dan
saluran primer dibutuhkan penanganan/ urgensi berupa pengerukan sedimen.
IKSI DI Bajugan Tahun 2022 menunjukkan nilai 57,03% yaitu dibawah nilai
optimal kinerja irigasi yaitu 77,50% sehingga perlu menjadi perhatian bagi pengelola DI
yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli untuk memprioritaskan pelaksanaan
rehabilitasi dan peningkatan kegiatan operasi dan pemeliharaan DI Bajugan dengan
pemenuhan peralatan OP, data pendukung, keterlibatan GP3A/P3A dan kesesuaian
anggaran pelaksanaan O&P sesuai Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP).

12
Daftar Pustaka
Ananda, K. R., Rachman, L. M., & Tarigan, S. D. (2019). Evaluasi Kinerja Daerah Irigasi
Cikeusik Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Gabungan Penilaian Kinerja Irigasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tahun 2017.
Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 21(1), 1–6. https://doi.org/10.29244/jitl.21.1.1-
6
Dianti Putri, P. I., Suputra, P. A., & Nuraga, I. K. (2022). Kajian Indeks Kinerja Irigasi di
Daerah Irigasi Saba. 1(April), 15–26.
https://doi.org/https://doi.org/10.22225/jipe.1.1.2022.15-26
Nugroho, M., Ruzardi, & Makrup, L. (2018). Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi Daerah Van
Der Wijck Dengan Menggunakan Fuzzy Set Theory. Jurnal Teknik Sipil, 10(1), 1–
9. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/12516
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 14/PRT/M/2015
tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 23/PRT/M/2015
tentang Pengelolaan Aset Irigasi, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 12/PRT/M/2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015.
Putri, E. W. S., Harisuseno, D., & Purwati, E. (2015). Evaluasi Kinerja Daerah Irigasi
Jragung Kabupaten Demak. Jurnal Teknik Pengairan, 2015, 66–75.
Sub Koordinator Operasi dan Pemeliharaan SDA. Dokumen AKNOP DI Bajugan Tahun
2022, Bidang SDA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Tolitoli, 2022.

13
LAMPIRAN

IDENTITAS DAERAH IRIGASI

1 Nama Daerah Irigasi BAJUGAN (7206xxxxxxx)


2 Kewenangan/ Kepemilikan Pemerintah Kabupaten
3 Nama Kantor Pengelola Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli
4 Wilayah Sungai WS Lambunu - Buol
5 Daerah Aliran Sungai DAS Bajugan
6 Tingkatan Daerah Irigasi Semi Teknis
7 Status Daerah Irigasi Satu Kabupaten
8 Nama Sumber/ Suplesi Air
1 Sungai Bajugan
2
3
4
9 Lokasi Bangunan Pengambilan
Propinsi Sulawesi Tengah
Kabupaten/ Kota Tolitoli
Kecamatan Galang
Desa Bajugan
10 Penggunaan Jaringan Irigasi √ Irigasi Air Minum Perikanan Air Industri
Lain-lain
11 Pola Tanam Padi-padi
12 Luas Potensial (Ha) 381
13 Luas Fungsional (Ha) 123,32
14 Luas Terbangun Jaringan Utama (Ha) 123,32
15 Luas Terbangun Jaringan Tersier (Ha) 123,32
16 Luas Tanam tahun yang lalu
Masa Tanam 1 123,32
Masa Tanam 2 123,32
Masa Tanam 3
Intensitas Tanam (%) 130,04
17 Luas Tanam yang diharapkan setelah pelaksanaan PAI
Masa Tanam 1
Masa Tanam 2
Masa Tanam 3
Intensitas Tanam (%) 150
18 Catatan Data luas tanam informasi dari P3A, belum dikonfirmasi ke
pertanian

14
DAFTAR INVENTARISASI ASET IRIGASI

Kode : 7206xxxxx
Nama : DI Bajugan

Tahun Tahun Bangunan Sipil Bangunan Mekanikal/ Elektrikal


No. Jenis Aset Nama Nomenklatur Total Biaya (Rp.)
dibangun Survei Kondisi Fungsi Pekerjaan Biaya (Rp) Kondisi Fungsi Pekerjaan Biaya (Rp)
1 Bendung 1985 Bendung Bajugan BB.0 2022 RS BR PB 171,225,600.00 RS TB PA 125,081,218.17 296,306,818.17
2 Kantong Lumpur 1985 Kantong Lumpur BB.1a 2022 B BR PB 1,284,192.00 - - - - 1,284,192.00
3 Jembatan 1985 Jembatan BB.1b 2022 B B PR - - - - - -
4 Penguras 1985 Penguras Kantong Lumpur BB.1c 2022 B B PB - B B - - -
5 Rumah Jaga 1985 Rumah Jaga DI Bajugan BB.1d 2022 RB TB PA - - - - - -
6 Terjunan 1985 Terjunan BB1e 2022 RS TB PB 2,760,000.00 - - - - 2,760,000.00
7 Saluran Primer 1985 Saluran Primer Bajugan 2022 B K PB 16,138,012.80 RB TB PA 17,528,610.56 33,666,623.36
8 Bagi 1985 Bangunan Bagi BB.1 2022 RS B PB 1,097,962.50 RB TB PA 40,970,831.67 42,068,794.17
Saluran Sekunder A (Ruas
9 Saluran Sekunder 1985 2022 B B PR - - - - - -
BB.1 - BB.2)
10 Terjunan 1985 Terjunan BB.2a 2022 RS K PB 2,760,000.00 - - - - 2,760,000.00
11 Terjunan 1985 Terjunan BB.2b 2022 B B PR - - - - - -
12 Gorong-gorong 1985 Gorong-gorong BB.2c 2022 B B PR - - - - - -
13 Bagi - Sadap 1985 Bangunan Bagi Sadap BB.2 2022 B B PR - RB TB PA 27,122,221.11 27,122,221.11
Saluran Sekunder A (Ruas
14 Saluran Sekunder 1985 2022 B B PR - - - - - -
BB.2 - BB.3)
15 Bagi - Sadap 1985 Bangunan Bagi Sadap BB.3 2022 B B PR - RB TB PA 27,927,221.11 27,927,221.11
Saluran Sekunder A (Ruas
16 Saluran Sekunder 1985 2022 RS B PB 4,650,172.69 - - - - 4,650,172.69
BB.3 - BB.4)
17 Sadap 1985 Bangunan Sadap BB.4 2022 B B PR - RB TB PA 23,557,221.11 23,557,221.11
Saluran Sekunder B (Ruas
18 Saluran Sekunder 1985 2022 B B PR - - - - - -
BB.1 - BB.5)
19 Gorong-gorong 1985 Gorong-gorong BB.5a 2022 B B PR - - - - - -
20 Sadap 1985 Bangunan Sadap BB.5 2022 B B PR - RB TB PA 13,963,610.56 13,963,610.56
21 Boks Tersier 1985 Boks Tersier BB.5b 2022 - - - - - - - - -
Saluran Sekunder C (Ruas
22 Saluran Sekunder 1985 2022 RS B PB 1,342,972.85 - - - - 1,342,972.85
BB.1 - BB.6)
23 Bagi - Sadap 1985 Bangunan Bagi Sadap BB.6 2022 B B PR - RB TB PA 29,307,221.11 29,307,221.11
Saluran Sekunder C (Ruas
24 Saluran Sekunder 1985 2022 B B PR - - - - - -
BB.6 - BB.7)
25 Sadap 1985 Bangunan Sadap BB.7 2022 B B PR - RB TB PA 35,057,221.11 35,057,221.11
26 Boks Tersier 1985 Boks Tersier BB.7a 2022 - - - - - - - - -

Keterangan :
- Kondisi : B = Baik, RR = Rusak Ringan, RS = Rusak Sedang, RB = Rusak Berat - Tahun survei : Tahun terakhir dilakukan inventarisasi
- Fungsi : B = Baik, K = Kurang, BR = Buruk, TB = Tidak Berfungsi - Usulan Pekerjaan : PA = Pembaruan Aset, RB = Rehabilitasi Berat, PS = Perbaikan Sedang,
PB = Pemeliharaan Berkala, PR = Pemeliharaan Rutin 15
PENILAIAN KINERJA SISTEM IRIGASI FORMULIR II A
Ada Kantong Lumpur

Daerah Irigasi : DI Bajugan


Luas Areal : 381 Ha
Luas Wilayah Kerja Ranting/Pengamat : 381 Ha
Nama Pengamat : Agustiono, S.AP

SISTEM IRIGASI UTAMA


Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Final Bagian Yang ada Maksimum Keterangan
% % % 100%
1 2 3 4 5 6
I. PRASARANA FISIK 22,99 45,00
1. Bangunan Utama 4,50 13,00
1.1. Bendung 1 1,14 100 4,00 ada kantong
lumpur
a. Mercu 0,32 20 40 0,80 Tertutup
b. Sayap 0,30 15 50 0,60 Hanya kiri
c. Lantai Bendung 0,32 20 40 0,80 Tertutup
d. Tanggul Penutup - 20 0 0,80 Tidak ada
e. Jembatan - 5 0 0,20 Tidak diperlukan
f. Papan Operasi - 10 0 0,40 Tidak ada
g. Mistar Ukur - 5 0 0,20 Tidak ada
h. Pagar Pengaman 0,20 5 100 0,20 Pintu Penguras

1.2. Pintu-pintu Bendung dan 2,80 100 7,00 ada kantong


roda gigi dapat dioperasikan. lumpur
a. Pintu Pengambilan 1,54 55 40 3,85
b. Pintu Penguras Bendung 1,26 45 40 3,15

1.3. Kantong Lumpur & Pintu 1 0,56 100 2,00 ada kantong
Pengurasnya. lumpur
a. Bangunan Kantong Lumpur 0,28 35 40 0,70 Penuh sedimen
baik
b. Kantong Lumpur telah - 30 0 0,60 Belum
di bersihkan dilaksanakan
c. Pintu Penguras & Roda gigi 0,28 35 40 0,70
Kantong Lumpur dapat
di operasikan.

2. Saluran Pembawa 9,55 100 10,00


2.1. Kapasitas tiap saluran cukup 5,00 50 100 5,00
untuk membawa debit kebutuhan /
rencana maksimum.
2.2. Tinggi tanggul cukup untuk 2,00 20 100 2,00
menghindari limpahan setiap
saat selama pengoperasian.
2.3. Semua perbaikan saluran telah 2,55 30 85 3,00 Saluran primer perlu
pembersihan sedimen
selesai.

3. Bangunan pada saluran pembawa 2,84 9,00


3.1. Bangunan Pengatur (Bagi / Bagi 11 1,00 100 2,00
Sadap / Sadap ) lengkap dan
berfungsi.
a. Setiap saat dan setiap 0,50 50 50 1,00 Tidak ada pintu air
bangunan pengatur perlu
Saluran Induk dan Sekunder
b. Pada setiap sadap tersier. 0,50 50 50 1,00 Tidak ada pintu air
3.2. Pengukuran debit dapat dilakukan - 100 2,50
sesuai rencana operasi DI
a. Pada Bangunan Pengambilan - 40 0 1,00
Tidak ada alat ukur
(Bendung / intake).
b. Pada tiap bangunan pengatur - 30 0 0,75 Tidak ada pintu air
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap) dan alat ukur
c. Pada setiap sadap tersier. - 30 0 0,75 Tidak ada pintu air
dan alat ukur

16
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Final Bagian Yang ada Maksimum Keterangan
% % % 100%
1 2 3 4 5 6
3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi 37 1,84 100 2,00
dan lengkap.
a. Pada saluran induk dan 0,64 40 80 0,80 Tidak ada bangunan
ukur, 1 Buah terjunan
sekunder rusak sedang dan tidak
berfungsi
b. Pada bangunan syphon, 1,20 60 100 1,20
gorong-gorong, jembatan,
talang, cross-drain tidak terjadi
sumbatan.
3.4. Semua perbaikan telah selesai. 0 100 2,50
a. Perbaikan bangunan pengatur - 50 0 1,25 Kegiatan
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap) rehabilitasi Tahun
b. Mistar ukur, skala liter dan - 15 0 0,38 2016 pada
tanda muka air. bendung
c. Papan Operasi. - 20 0 0,50
d. Bangunan pelengkap. - 15 0 0,38

4. Saluran Pembuang dan Bangunannya 2,50 100 4,00


4.1. Semua saluran pembuang dan 1,50 75 50 3,00 Saluran pembuang
bangunannya telah dibangun dan ada, tapi tergabung
tercantum dalam daftar pemeli- dengan saluran
haraan serta telah diperbaiki dan pembawa
berfungsi.
4.2. Tidak ada masalah banjir yang 1,00 25 100 1,00
menggenangi.

5. Jalan masuk / Inspeksi. 3,60 100 4,00


5.1. Jalan masuk ke bangunan utama 2,00 50 100 2,00
dalam kondisi baik.
5.2. Jalan Inspeksi dan jalan setapak 0,85 25 85 1,00
Sekunder B dan C
sepanjang saluran telah diperbaiki
tidak bisa
5.3. Setiap bangunan dan saluran 0,75 25 75 1,00
dijangkau
yang dipelihara dapat dicapai
kendaraan
dengan mudah.

6. Kantor, Perumahan dan Gudang. - 100 5,00


6.1. Kantor memadai untuk : - 100 2,00
- Ranting/Pengamat/UPTD - 50 0 1,00
(Setingkat Satker Balai PSDA/
UPT/Cab PU Kab/Kota).
- Mantri/Juru - 50 0 1,00
(Setingkat Korlap Balai PSDA/Mantri Pengairan)
6.2. Perumahan memadai untuk : - 100 1,00
- Ranting/Pengamat/UPTD - 50 0 0,50
(Setingkat Satker Balai PSDA/
UPT/Cab PU Kab/Kota).
- Mantri/Juru - 50 0 0,50
(Setingkat Korlap Balai PSDA/
Mantri Pengairan).
6.3. Gudang memadai untuk : - 100 2,00
- Kantor Ranting/Pengamat/UPTD - 40 0 0,80
- Bangunan utama (BD). - 40 0 0,80
- Skot Balok dan perlengkapan - 20 0 0,40
dibangunan lain.

II. PRODUKTIVITAS TANAM 11,26 100 15,00


( Tahun sebelumnya )
1. Pemenuhan kebutuhan air 6,66 60 74 9,00
( Faktor K )

17
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Final Bagian Yang ada Maksimum Keterangan
% % % 100%
1 2 3 4 5 6
2. Realisasi luas tanam 2,60 27 65 4,00
Luas baku (Ha) 381 (a )
Realisasi
Musim Tanam
Tanam (Ha)
- MT. I 123
- MT. II 123
- MT. III 0
Areal Tanam =Jumlah I,II,III 246 (b )
IP Maks ( % ) 200 (c ) RP2I 2021 :
Indeks Pertanaman (IP) 65 (d ) IP = 130,04
yang ada = (b)/(a)x100 %
Prosentase Realisasi Luas 32 (e )
Tanam = (d)/(c)x100 %

3. Produktivitas Padi 2,00 13 100 2,00

Produktifitas padi rata-rata 3,21 (a )


( ton / ha ) (a )
Produktivitas padi yang ada 4 (b )
( ton / ha )
Prosentase Produktivitas 124,61 (c )
padi = (b)/(a)x100 %
Bila produktivitas padi yang ada > produktivitas
rata-rata maka Prosentase Produktivitas
padi ( c ) ditulis 100 %.

III. SARANA PENUNJANG 3,38 10,00


1. Peralatan O&P. 2,38 100 4,00
1.1. Alat pokok untuk pemeliharaan rutin 1,30 50 65 2,00 Aset Dinas/Bidang
1.2. Perlengkapan personil untuk operasi 0,33 12,5 65 0,50
1.2. Peralatan berat untuk pembersihan lumpur 0,75 37,5 50 1,50 Aset Dinas
dan pemeliharaan tanggul
2. Transportasi 1,00 100 2,00
2.1. Ranting/Pengamat/UPTD (Pick Up/Sepeda motor) 1,00 50 100 1,00
2.2. Mantri/Juru (Sepeda motor) - 25 0 0,50
2.3. PPA ( Sepeda motor/Sepeda ) - 25 0 0,50
3. Alat-alat kantor Ranting/Pengamat/UPTD - 100 2,00
3.1. Perabot dasar untuk kantor - 50 0 1,00
3.2. Alat kerja di kantor (komputer dan printer) - 50 0 1,00
4. Alat Komunikasi - 100 2,00
4.1. Jaringan komunikasi yang memadai - 100 0 0,00
untuk Ranting/Pengamat/UPTD - Balai PSDA -
Bag Pel Kegiatan.

IV. ORGANISASI PERSONALIA 12,15 15,00


1. Organisasi O&P telah disusun dengan 5,00 100 5,00
batasan -batasan tanggung jawab dan tugas
yang jelas.
1.1. Ranting/Pengamat/UPTD 2,00 40 100 2,00
1.2. Mantri/Juru 2,00 40 100 2,00
1.3. PPA 1,00 20 100 1,00

2. Personalia 7,15 100 10,00


2.1. Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan 4,00 4,00
- Mantri/Juru 1 1,00 10 100 1,00
- PPA 3 3,00 30 100 3,00
2.2. > 70 % PPA Pegawai Negeri 1 - 20 0 2,00
( bila => 70 % bobot bagian 100 % )
2.3. Semua sudah paham OP 3,15 4,00
- Ranting/Pengamat/UPTD 1 0,90 10 90 1,00
- Mantri/Juru 1 1,50 20 75 2,00
- PPA 2 0,75 10 75 1,00

18
Bobot Nilai Indeks Kondisi
Uraian Final Bagian Yang ada Maksimum Keterangan
% % % 100%
1 2 3 4 5 6
V. DOKUMENTASI 2,85 100 5,00
1. Buku Data DI 1,30 40 65 2,00 Kesatuan RP2I
2. Peta dan gambar-gambar 1,55 60 3,00
2.1. Data dinding di Kantor - 20 0 1,00
2.2. Gambar purnalaksana 0,75 20 75 1,00
2.3. Skema DI, Skema Bangunan dan peta ikhtisar 0,80 20 80 1,00

VI. PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (GP3A/IP3A) 4,40 100 10,00


A. Jumlah P3A Desa = 2 Bh
B. Jumlah GP3A = 1 Bh
C. Jumlah IP3A = 0 Bh
Jumlah b+c = 1 Bh
1. GP3A / IP3A sudah berbadan Hukum 1,50 15 100 1,50 Akta Notaris
2. Kondisi Kelembagaan GP3A / IP3A 0,50 5 100 0,50 RP2I
- Berkembang ( 100 % ) 2
- Sedang berkembang ( 60 % ) 0
- Belum berkembang ( 30 % ) 1
3. Rapat Ulu Ulu / P3A Desa / GP3A / IP3A dengan 0,80 20 40 2,00 3-6 Bulan sekali
Ranting/Pengamat/UPTD.
- 1/2 bulan sekali ( 100 % ) 0
- 1 bulan sekali ( 60 % ) 1
- Ada tidak teratur ( 40 % ) 0
- Belum ada (0%) 0
4. GP3A / IP3A aktif mengikuti survei/penelusuran 0,75 10 75 1,00
jaringan.
5. Partisipasi GP3A /IP3A dalam perbaikan jaringan dan - 20 0 2,00
penanganan Bencana Alam.
6. Iuran P3A / GP3A / IP3A digunakan untuk perbaikan - 20 0 2,00
jaringan
- Tersier ( 100 % )
7. Partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam 0,85 10 85 1,00
dan Pengalokasian Air.

TOTAL (1+2+3+4+5+6) 57,03 100,00

CATATAN
ISI KOLOM 4 SESUAI KONDISI LAPANGAN DALAM PERSEN
KOLOM 2 ADALAH HASIL FINAL KONDISI JARINGAN
PENILAIAN BERDASARKAN ASUMSI

Tolitoli, 23 Agustus 2022


Diperiksa : Dibuat oleh :
Kepala Sub Koordinator Operasi dan Pemeliharaan SDA Staff Teknik
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tolitoli Sub Koordinator Operasi dan Pemeliharaan SDA

Irfan, S.T. Gabriella Ayu Kusuma, S.T.


NIP. 197807052009041001 NIP. 19910703 202203 2 018

19
Form I
Diisi Oleh Staff Teknis

PENILAIAN KINERJA SISTEM IRIGASI UTAMA


I. DATA UMUM
1. Nama Daerah Irigasi : DI Bajugan
2. Luas Areal Daerah Irigasi : 381,00 Ha (Baku)
381,00 Ha (Potensial)
123,32 Ha (Fungsional)
3. Nama Wil. Kerja Ranting/ Pengamat : Pengamat Galang & Lampasio
4. Jumlah Luas Area Kerja Pelaksanaan OP : 381,00 Ha
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
5. Nama Dinas Kabupaten/Kota :
Kabupaten Tolitoli
II. RIWAYAT PENANGANAN
1. Nama Kegiatan : Rehabilitasi
( Pembangunan/Rehabilitasi/Perbaikan Berat )
2. Tahun Pelaksanaan : 2016
3. Jenis Penanganan : (Kontraktual dan Swakelola)
( Kontraktual / Swakelola )
4. Sumber Pendanaan (P3A/ APBD /APBN)
(P3A/Bantuan Pemerintah)
III. DATA INVENTARISASI (P3A)
1. Luas Areal Wilayah Kerja Ranting/Pengamat/UPTD : 381 Ha
2. Tipe Medan lapangan : Datar / Pegunungan / Peralihan
3. Panjang Saluran Induk : 0,664 Km
4. Panjang Saluran Sekunder : 2,612 Km
5. Panjang Saluran Suplesi : 0 Km
6. Panjang Saluran Pembuang : 0 Km (menyatu dengan saluran pembawa)
7. Jumlah Bendung : 1 Bh
8. Jumlah Kantong Lumpur : 1 Bh
9. Jumlah Bangunan Pengatur : 7 Bh (1 Bagi, 3 Bagi Sadap, 3 Sadap)
( Bagi / Bagi sadap / Sadap )
10. Jumlah Pintu Besar ( B> 60 cm ) : 2 Bh (intake dan penguras)
11. Jumlah Pintu Kecil ( B< 60 cm ). : 0 Bh (bangunan pengatur tanpa pintu)
12. Jumlah Drat Stang Besar ( L > 2 cm ) : 2 Bh (intake dan penguras)
13. Jumlah Drat Stang Kecil ( L < 2 cm ) : 0 Bh
14. Jumlah Bangunan Pelengkap : 6 Bh (2 terjunan, 2 gorong-gorong, 1 jembatan, 1
talang)
15. Jumlah Bangunan Lain-lain : 1 Bh (rumah jaga)
16. Debit Rencana Maximum dialirkan : 1,08 m3/det (Qintake)

IV. PERSONALIA Yang ada


Kebutuhan Kekurangan
PNS Non PNS Jumlah
orang orang orang orang orang
1. Ranting/Pengamat/UPTD : 1,0 1,0 - - -
2. Staf Ranting/Pengamat/UPTD : - - - - -
3. Mantri/Juru : 1,0 - 1,0 - -
4. Petugas Pintu Air (PPA) : 1,0 - 1,0 - -
V. INDEKS KONDISI OP JARINGAN IRIGASI Yang ada Maks Min Optimum RP2I 2021
% % % % %
1. Prasarana Fisik : 22,99 45,00 25,00 35,00 15,58
2. Produktivitas tanam : 11,26 15,00 10,00 12,50 3,17
3. Sarana Penunjang : 3,38 10,00 5,00 7,50 -
4. Organisasi Personalia : 12,15 15,00 7,50 10,00 6,99
5. Dokumentasi : 2,85 5,00 2,50 5,00 2,20
6. P3A : 4,40 10,00 5,00 7,50 4,38
JUMLAH : 57,03 100 55,00 77,50 32,32

20

Anda mungkin juga menyukai