Anda di halaman 1dari 169

TUGAS MANAJEMEN LINGKUNGAN

DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


HIDUP DAERAH
KOTA BONTANG
2022

Disusun Oleh:
Kelompok 4 (Empat)
Nama Nim
1. Raihan Yoga Pratama 2109046002
2. Wahyu Nurdiansyah 2109046005
3. Athallah Rizal Fardani 2109046019
4. Andi Khaidir Afifuddin 2109046025
5. Eugine Dion Melinda 2109046027
6. Dewi Rinawati 2109046028
7. M. Daffa Yudhitya Rizqi Ramadhan 2109046043
8. Juliandini 2109046044
9. Regina Anggraeni Angi 2109046045
10. Shofa Tajmila 2109046051
11. Muhammad Ade Ryan Hartono 2109046054

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga pada saat ini kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Yang diberikan oleh Dosen
mata kuliah Manajemen Lingkungan, Bapak Dr. Ir. Yunianto Setiawan, M.Si, dan kami juga
bertrima kasih atas bimbingan beliau sehingga kelompok kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Manajemen Lingkungan dengan judul Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022.

Tujuan dari dibuatnya makalah ini guna memenuhi kewajiban dari salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Lingkungan. Makalah ini dibuat juga agar mengetahui pencegahan kerusakan
lingkungan hidup serta menjamin terpenuhinya komitmen dalam mempertahankan kualitas
lingkungan hidup, kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya dalam untuk menjaga kualitas lingkungan hidup agar secara
berkelanjutan tetap dapat mendukung kehidupan rakyat Indonesia.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna namun
dengan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak kami telah menyelesaikan makalah ini
sebaik mungkin. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami terbuka bagi saran dan
kritik yang membangun demi kebaikan ke arah yang baik. Demikian yang dapat kami
sampaikan.

Samarinda, 05 Desember 2023

Kelompok 4
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
“Menguatkan Bontang Sebagai Kota Maritim Berkebudayaan Industri
Yang Bertumpu Pada Kualitas Sumberdaya Manusia Dan Lingkungan Hidup
Untuk Kesejahteraan Masyarakat” adalah visi yang digaungkan oleh
Pemerintah Kota Bontang dalam upaya menciptakan kota yang memiliki
kualitas lingkungan hidup yang sangat baik dan mendukung peningkatan
kualitas sumber daya manusia serta pengembangan kegiatan
perekonomian berbasis sektor maritim. Demi mencapai visi tersebut
Pemerintah Kota Bontang menyempurnakan misi Kota Bontang untuk
menjadikan Kota Bontang sebagai Smart City, Creative City, dan Green City.
Sebagai kota industri yang memiliki 2 perusahaan industri berskala
internasional yaitu PT. Badak NGL dan PT. Pupuk Kaltim, Angola LNG Africa,
Energy Equity Epic Sengkang, PT. Yepeka Usaha Mandiri ditambah dengan
beberapa perusahaan industri berskala nasional lainnya, Kota Bontang
memiliki kecenderungan untuk terpapar dari proses industri tersebut. Dari
kecenderungan tersebut maka dilakukan analisis terhadap 3 (tiga) masalah
lingkungan prioritas yang terjadi di Kota Bontang, dengan menggunakan
metode penyaringan melalui tiga kriteria masalah lingkungan prioritas
didapati masalah lingkungan prioritas di Kota Bontang pada tahun 2021
adalah:

1. Potensi Pencemaran Air Laut


2. Potensi Pencemaran Udara
3. Kebutuhan Air Bersih Yang Meningkat

B. Keadaan Umum Daerah


1. Kondisi Geografi dan Demografi

BAB I – PENDAHULUAN I-1


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

a. Karakteristik Lokasi dan Wilayah


Kota Bontang terletak antara 117 23’ BT - 117 38’ BT dan 0 01’ LU - 0
12’ LU atau berada pada belahan bumi bagian utara khatulistiwa. Kota
Bontang memiliki luas wilayah 497.57 km2 yang terdiri atas daratan 147.80
km2 (29.70%) dan lautan 349.77 km2 (70.30%). Secara geografis Kota
Bontang di sebelah Barat dan Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai
Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara
dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar Kota Bontang
merupakan kota administratif sebagai bagian dari Kabupaten Kutai dan
menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-Undang No. 47 Tahun 1999
tentang pemekaran provinsi dan kabupaten, bersama-sama dengan
Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kertanegara.
Sejak disahkannya Peraturan Daerah Kota Bontang No. 17 tahun 2002
tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan Bontang Barat, pada tanggal
16 Agustus 2002, Kota Bontang terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu
Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan
Bontang Barat. Kecamatan Bontang Selatan memiliki wilayah daratan paling
luas (104,40 km2), disusul Kecamatan Bontang Utara (26,20 km2) dan
Kecamatan Bontang Barat (17,20 km2).
Kota Bontang mempunyai aksesibilitas darat dan laut yang baik.
Aksesibilitas darat sangat baik karena terletak di jalur Trans Kalimantan,
serta terletak di Selat Makassar dengan pantai yang berbentuk teluk yang
merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II), sehingga sangat
cocok untuk pelabuhan. Destinasi wisata kota bontang juga ada beberapa
yang menjadi suatu ikon bagi kota bontang. Meskipun wilayah Bontang
mencakup hutan dan pantai, atraksi wisata yang bisa kamu kunjungi lebih
dari itu.

BAB I – PENDAHULUAN I-2


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

Gambar 1.1. Kondisi Geografis Kota Bontang

Wilayah administrasi Kota Bontang memiliki luas 49.757 ha yang


didominasi oleh lautan, yaitu seluas 34.977 ha (70,30%) sedangkan wilayah
daratannya seluas 14.780 ha (29,70%). Secara administratif Kota Bontang
terbagi menjadi 3 kecamatan dan 15 kelurahan. Luas masing-masing
kecamatan yaitu Kecamatan Bontang Selatan seluas 10.440 ha, Kecamatan
Bontang Utara seluas 2.620 ha, dan Bontang Barat seluas 1.720 ha.
Sementara untuk kelurahan terluas yaitu Bontang Lestari (8.092 ha).
Dengan jumlah RT masing-masing 200 RT, 195 RT, dan 93 RT. Secara
keseluruhan di Kota Bontang terdapat 15 kelurahan.

No Kelurahan Kecamatan Luas Wilayah


1. Api Api Bontang Utara 179
2. Bontang Baru Bontang Utara 208
3. Bontang Kuala Bontang Utara 567
4. Guntung Bontang Utara 849
5. Gunung Elai Bontang Utara 459
6. Loktuan Bontang Utara 358
7. Belimbing Bontang Barat 872
8. Kanaan Bontang Barat 650

BAB I – PENDAHULUAN I-3


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

9. Telihan Bontang Barat 198


10. Berbas Pantai Bontang Selatan 70
11. Berbas Tengah Bontang Selatan 98
12. Tanjung Laut Indah Bontang Selatan 484
13. Sallmpo Bontang Selatan 1561
14. Tanjung Laut Bontang Selatan 135
15. Bontang Lestari Bontang Selatan 8092
Sumber : Bappeda Kota Bontang, 2011

Batas wilayah administratif Kota Bontang, sebelah Barat adalah


Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur, sebelah Timur dibatasi
oleh Selat Makassar, sebelah Selatan dengan Kecamatan Marang Kayu
Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebelah Utara dengan Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Kutai Timur.

Tabel 1.1. Grafik Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan per Kecamatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Cura
Kecamatan Curah h
Curah Curah Curah Curah Curah Curah Curah Curah Curah Curah Hari Hari
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hujan Huja
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Huja Huja
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan (mm3 n
(mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) n n
) (mm3
)

160,5 124,9
Bontang Utara 338,00 23 103,00 11 330,00 21 187,30 20 210,90 20 155,90 19 102,60 20 225,30 21 243,70 20 151,80 19 20 21
0 0
130,0 162,5
Bontang Barat 451,00 22 173,00 12 363,00 19 143,00 18 212,00 20 121,00 14 156,00 16 199,00 20 267,00 21 191,00 19 23 20
0 0
Bontang 163,5 170,3
338,10 23 133,40 14 353,60 22 211,50 19 240,50 20 184,30 17 115,30 21 227,10 21 231,50 19 214,30 20 19 18
Selatan 0 0

Sumber: Bontang Dalam Angka 2022

b. Potensi Pengembangan Wilayah


Kota Bontang merupakan Kota yang memiliki potensi sumber daya
alam yang cukup seimbang antara di daratan maupun di perairan laut.
Selain dari potensi kekayaan sumber daya alamnya, Kota Bontang juga
memiliki berbagai macam kekayaan budaya dan wisata. Potensi dan
peluang investasi Kota Bontang ditentukan oleh potensi sumber daya alam,
potensi sumber daya manusia dan daya dukung lingkungan.
Gas Alam Cair (LNG) merupakan komoditi utama yang menopang
perekonomian Kota Bontang. Kota ini dianugerahi kekayaan alam, terutama

BAB I – PENDAHULUAN I-4


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

gas alam yang sangat besar. Pada tahun 2005 produksi LNG mencapai
42.889.510 M3. Sebagian besar produksi itu sebanyak 42.623.823 M3 untuk
pasar ekspor. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor LNG adalah
PT. Badak LNG & Co.
Nilai ekspor Kota Bontang secara keseluruhan menghasilkan devisa
sebesar US$ 8.119.872.685. Sebagian besar nilai tersebut berasal dari
ekspor migas, yaitu sebesar US$ 7.216.713.333, sedangkan ekspor non-
migas hanya sebesar US$ 903.159.352.
Banyaknya perusahaan di Kota Bontang menurut bentuk Badan
Hukum adalah sejumlah 384 perusahaan. Sedangkan banyaknya usaha
menurut kategori perdagangan besar sebanyak 13, perdagangan
menengah sebanyak 62 dan perdagangan kecil sebanyak 216. Sementara
itu Kota Bontang memiliki sarana perdagangan yang cukup luas
dikarenakan wilayah Kota Bontang dilewati oleh jalur perdagangan dari
Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. Seperti pasar umum sebanyak 3 tempat
dan toko sebanyak 209 tempat. Jumlah koperasi pada tahun 2014 sebanyak
112 unit atau bertambah dari tahun sebelumnya, dengan volume usaha
mencapai 328 miliar rupiah lebih.
Wilayah laut di Kota Bontang lebih luas daripada wilayah daratan. Oleh
karena itu wajar jika hasil produksi perikanan didominasi oleh sektor
perikanan laut. Hasil produksi perikanan laut yang paling banyak adalah
ikan baronang lingkis (1.690,4 ton) diikuti ikan layang (1.505,5 ton).
Sedangkan produk olahan hasil perikanan laut yang terbanyak adalah
Baronang Lingkis yang diasinkan yaitu sebanyak 845,2 ton. Produksi
perikanan budidaya tambak yang diusahakan di Kota Bontang terbanyak
adalah bandeng (6,2 ton), diikuti udang putih (4,8 ton), dan udang windu
(4,2 ton). Ikan lele merupakan produk budidaya kolam yang terbanyak yaitu
29,6 ton, dan ikan nila dengan 3,9 ton.
Selain LNG, di Kota Bontang terdapat industri lainnya, yaitu industri
yang memproduksi amoniak dan urea. Perusahaan yang memproduksi dan
mengekspor urea dan amoniak dari Kota Bontang adalah PT. Pupuk Kaltim.

BAB I – PENDAHULUAN I-5


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

Produksi amoniak pada tahun 2005 mencapai 389.099 ton. Mayoritas dari
produksi tersebut untuk keperluan ekspor, sebesar 311.230,68 ton.
Sedangkan produksi Urea, dalam hal ini urea curah sebesar 1.009.693,79
ton. Seperti produk industri lainnya produksi urea curah untuk ekspor,
mencapai sebesar 543.782,23 ton.
Pariwisata merupakan salah satu penunjang daya saing Kota Bontang.
Dengan memiliki pariwisata yang terkelola dengan baik dan menarik bagi
wisatawan, maka secara tidak langsung daerah tersebut akan memperoleh
peluang untuk dikenal oleh masyarakat nasional bahkan internasional.
Adanya arus kunjungan wisatawan akan meningkatkan perekonomian Kota
Bontang melalui pemenuhan kebutuhan penyediaan segala produk dan jasa
wisata. Kota Bontang Dengan memiliki potensi yang tinggi untuk
pengembangan sektor pariwisata. Namun demikian produk dan jasa wisata,
termasuk destinasi dan atraksi wisata di Kota Bontang perlu terus
dikembangkan agar berdampak positif dalam menarik minat wisatawan
untuk berkunjung di kota ini. Selain itu geliat industri pariwisata Kota
Bontang akan memotivasi para pelaku industri untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam menciptakan nilai tambah terhadap berbagai produk dan
pelayanan yang akan disajikan kepada wisatawan.
Pada tahun 2022, komoditi kelapa sawit menjadi salah satu komoditi
dengan produksi terbesar yaitu sebesar 58,87 ton di areal seluas 51 hektar.
Selain itu ada juga komoditi kelapa dengan produksi sebesar 13,24 ton di
areal seluas 20 ribu hektar.

Tabel 1.2. Potensi Tanaman Perkebunan


Kecamatan Kelapa Sawit Kelapa
Bontang Selatan 38.00 8.00
Bontang Utara 0.00 4.00
Bontang Barat 20.87 1.24
Bontang 50.87 13.24
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023

Potensi pertanian tanaman pangan di Kota Bontang tidak terlalu


menonjol, mengingat Bontang adalah daerah perkotaan. Selama ini, Kota

BAB I – PENDAHULUAN I-6


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

Bontang masih mengandalkan suplai bahan-bahan makanan dari daerah


lain. Lahan sawah yang ada di Kota Bontang merupakan lahan non irigasi.
Pada tahun 2022, luas lahan sawah yang ada di Kota Bontang seluas 37
hektar, dimana 97,30% berada di Kecamatan Bontang Selatan. Selain itu,
di Kota Bontang juga terdapat tegal/kebun seluas 891 hektar dan
ladang/huma 1.620 hektar. Tanaman padi di Kota Bontang hanya
diusahakan di Kecamatan Bontang Selatan dan Bontang Barat. Pada tahun
2022, luas panen padi sawah sebesar 46,00 hektar.

Tabel 1.3. Potensi Wilayah di Bidang Pertanian

NO. JENIS KOMODITI Produksi Tanaman (Kuintal)

Tanamaan Sayuran 2019 2020 2021 2022


1. Bawang Daun/Scallion 125 120 105 569
2. Bawang Merah/Shallots 16 23 - -
3. Bawang Putih/Garlic - - - -
4. Bayam/Spinach 1082 943 677 776
5. Buncis/String Bean 219 299 283 221
Cabai
6. Besar/TW/Teropong/Chili/Big - - 487 800
Chili
7. Cabai Keriting/Curly Chili - - 980 1075
8. Cabai Rawit/Chili/Cayenne Pepper 631 869 1059 966
9. Jamur Tiram/Mushrooms - - 49 64
10. Jamur Merang/Mushrooms - - - -
11. Jamur Lainnya/Mushrooms - - - -
12. Kacang Merah/Red Beans - - - -
13. Kacang Panjang/Long Beans 491 653 765 808
14. Kangkung/Water Spinach 2406 1472 821 1031
15. Kembang Kol/Cauliflower 496 754 486 331
16. Kentang/Potato - - - -
17. Ketimun/Cucumber 488 736 671 744
18. Kubis/Cabbage 23 39 15
19. Labu Siam/Chayote - - - -
20. Lobak/Radish - - - -
Petsai/Chinese Cabbage/Mustard
21. 2064 1455 925 891
Green
22. Terung/Eggplant 61 211 684 825
23. Tomat/Tomato 933 1490 1135 842
24. Wortel/Carrot - - - -
NO. JENIS KOMODITI Produksi Tanaman (Kuintal)
Tanamaan Buah-buahan 2019 2020 2021 2022

BAB I – PENDAHULUAN I-7


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

NO. JENIS KOMODITI Produksi Tanaman (Kuintal)

1. Melon/Melon 27 40 45 98
2. Semangka/Watermelon 497 909 813 3015
3. Alpukat/Avocado 42 18 48 34
4. Belimbing/Star Fruit 279 174 98 84
5. Duku/Langsat/Kokosan/Duku 70 298 295 380
6. Durian/Durian 1 368 311 - 685
7. Jambu Biji/Guava 75 52 39 66
8. Jambu Air/Water Apple 115 56 40 75
Jeruk Siam/Keprok/Orange/ 30 10 18 25
9.
Tangerine
10. Jeruk Besar/Pomelo 25 8 - -
11. Mangga/Mango 3 660 2 395 1 231 1 524
12. Manggis/Mangosteen - - - -
13. Nangka/Cempedak/Jackfruit 1 143 625 610 532
14. Nenas/Pineapple 54 18 15 20
15. Pepaya/Papaya 1 320 822 716 634
16. Pisang/Banana 5 725 4 480 1 391 957
17. Rambutan/Rambutan 5 878 194 308 969
18. Salak/Snakefruit 11 4 2 4
19. Sawo/Sapodilla/Sawo 242 200 131 173
20. Sirsak/Soursop 85 71 30 75
21. Sukun/Breadfruit 1 207 783 587 568
22. Anggur - - - -
23. Apel - - - -
24. Buah Naga - - 6 -
25. Jeruk Lemon - - 2 7
26. Lengekeng - - - -
27. Melinjo/Gnetum/Melinjo 18 13 5 5
28. Petai/Twisted Cluster Bean 165 39 82 68
29. Blewah/Blewah - - - -
NO. JENIS KOMODITI Produksi Tanaman (ha)
Tanamaan Perkebunan 2018 2019 2020 2021 2022
1. Karet/Rubber 35 35 35 35 35
2. Kelapa/Coconut 39 32 32 32 32
3. Kelapa sawit/Oil palm 52 52 52 52 51
4. Kopi/Coffee 3 - - 3 -
5. Kakao/Cocoa 1 - - - -
6. Teh/Tea - - - - -
7. Jambu mete/Cashew nut 5 - - 2 -
8. Pala/Nutmeg - - - - -
9. Lada/Pepper - - 1 1 1
10. Tebu/Sugar cane - - - - -

BAB I – PENDAHULUAN I-8


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

NO. JENIS KOMODITI Produksi Tanaman (Kuintal)

11. Tembakau/Tobacco - - - - -
12. Nilam/Patchouli - - - - -

NO. JENIS KOMODITI Produksi Tanaman (Kg)

Tanaman Biofarmaka
1. Jeruk Nipis - - 170 101
Mahkota Dewa/Phaleria
2. - - - -
Macrocarpa
3. Serai - - - 35
4. Jahe/Ginger 114 64 51 10072
5. Kapulaga/Java Cardamon - - - -
6. Kencur/East Indian Galangal 17 12 20 21
7. Kunyit/Turmeric 63 33 29 71
8. Laos/Lengkuas/Galanga - - - -
9. Lempuyang/Zingiber Aromaticum - - - -
10. Lidah Buaya/Aloevera - - - -
11. Mengkudu1/Indian Mulberry - - - -
12. Temuireng/Black Turmeric - - - -
13. Temukunci/Chinese Keys - - - -
14. Temulawak/Java Turmeric 10 16 17 17
15. Sambiloto/King of Bitter - - - -
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023

Populasi ternak di Kota Bontang tahun 2022 didominasi oleh hewan


ternak kambing, yaitu sebanyak 558 ekor. Selain itu terdapat pula sapi
potong sebanyak 472 ekor, kerbau 39 ekor, domba 20 ekor, kuda 2 ekor,
dan babi 2 ekor. Sedangkan populasi unggas yang paling dominan adalah
ayam pedaging, yaitu sebanyak 1,48 juta ekor, diikuti oleh ayam kampung
103 ekor, dan itik/itik manila 6 ekor.
Adapun populasi ternak di Kota Bontang mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya. Penyebab penurunan ini diantaranya
karena berkurangnya area peternakan dan adanya wabah penyakit mulut
dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sehingga para peternak
banyak menjual hewan ternaknya

Tabel 1.4. Potensi Sumberdaya Peternakan


Sapi Sapi
Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Perah Potong
Bontang Selatan - 1.104 - - 1,049 2 -

BAB I – PENDAHULUAN I-9


Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

Sapi Sapi
Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Perah Potong
Bontang Utara - 403 - 1 728 55 -
Bontang Barat - 445 61 7 989 - 7.886
Bontang - 1.952 61 8 2,766 57 7.886
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023

Untuk unggas pada tahun 2021-2022 Kota Bontang populasi unggas


yang paling dominan adalah ayam pedaging, yaitu sebanyak 1,48 juta ekor,
diikuti oleh ayam kampung 103 ekor, dan itik/itik manila 6 ekor.

Tabel 1.5. Potensi Unggas


Ayam Ayam Ayam Itik/Itik Burung
Kecamatan
Kampung Petelur Pedaging Manila Puyuh
Bontang 3.539 -
7.525 - 3.746.454
Selatan
Bontang Utara 55.843 - 1.115.711 2.428 -
Bontang Barat 38.734 - 454.582 1.977 2.487
Total 102.102 - 5.316.747 7.944 2.487
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023

Wilayah laut di Kota Bontang lebih luas daripada wilayah daratan. Oleh
karena itu wajar jika hasil produksi perikanan didominasi oleh perikanan
laut. Produksi perikanan tangkap tahun 2022 tercatat sebesar 21.916,20
ton dengan jumlah rumah tangga perikanan laut sebanyak 3.331 rumah
tangga. Sementara produksi perikanan budidaya tahun 2022 tercatat
sebesar 3.471,45 ton dengan jumlah rumah tangga perikanan budidaya
sebanyak 330 rumah tangga.

Tabel 1.6. Potensi Produksi Perikanan (ton)


Kecamatan Perikanan laut Perairan Umum
2021 2022 2021 2022
Bontang Selatan 11292,10 11615,61 - -
Bontang Utara 10013,70 10300,59 - -
Bontang Barat - - - -
Bontang 21305,80 21916,20 - -
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023

BAB I – PENDAHULUAN I - 10
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

Tabel 1.7. Potensi Rumah Tangga Perikanan Tangkap


Kecamatan Perikanan laut Perairan Umum
2021 2022 2021 2022
Bontang Selatan 1.976 1.976 - -
Bontang Utara 1.355 1.355 - -
Bontang Barat - - - -
Bontang 3.331 3.331 - -
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023

Dalam bidang kehutanan, Kota Bontang memiliki potensi kehutanan


yang cukup besar, terutama dalam hal wisata alam. Salah satu potensi
kehutanan yang dimiliki adalah hutan mangrove di Bontang Kuala, yang
merupakan bagian dari Taman Nasional Kutai. Hutan mangrove ini memiliki
luas sekitar 585 Ha dan menjadi daya tarik alam yang menawarkan wisata
bahari, wisata edukasi konservasi mangrove, dan wisata budaya. Selain itu,
hutan mangrove ini juga menjadi habitat bagi berbagai satwa, seperti
burung elang bondol, kuntul perak, raja udang, kera ekor panjang,
bekantan, ular, dan masih banyak lagi. Potensi kehutanan ini telah menjadi
tujuan wisata yang populer di Kota Bontang.
Kota Bontang memiliki potensi sumber daya alam yang meliputi
pertambangan dan pariwisata. Kota ini dikenal sebagai kota industri dengan
beberapa perusahaan tambang seperti Badak NGL, Pupuk Kaltim, dan
Indominco Mandiri. Potensi pertambangan di Kalimantan Timur, termasuk
Kota Bontang, meliputi produksi minyak bumi yang mengalami penurunan.
Selain itu, Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi
sumber daya alam tambang yang besar, seperti batu bara, minyak, dan gas.
Selain pertambangan, Kota Bontang juga memiliki potensi pariwisata,
dengan beberapa tujuan wisata di sekitarnya, seperti kepulauan Derawan
Berau, Taman Nasional Kayan Mentarang, dan lainnya. Potensi sumber daya
alam dan peluang investasi Kota Bontang ditentukan oleh potensi sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan daya dukung lingkungan. Meskipun
potensi sumber daya alam Kota Bontang cukup besar, pemanfaatannya

BAB I – PENDAHULUAN I - 11
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

perlu dilakukan dengan bijaksana untuk meminimalkan dampak negatif


terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Di bidang pariwisata, Kota Bontang memiliki potensi baik wisata alam
maupun wisata budaya. Pariwisata di Kota Bontang yang terletak di pesisir
dan tengah kota mempunyai prospek yang baik dan masih dapat
dikembangkan secara lebih optimal. Usaha penyediaan akomodasi adalah
usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi
dengan pelayanan pariwisata lainnya. Usaha penyediaan akomodasi dapat
berupa hotel, villa, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan
karavan, dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan pariwisata.
Hotel adalah penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-
kamar di dalam satu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa
pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya.
Hotel terdiri dari hotel berbintang dan hotel non-bintang.
Hotel bintang adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan,
makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan
sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta
memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang (termasuk berlian)
yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya.
Misalnya hotel bintang lima, bintang empat dan seterusnya.
Pariwisata di Kota Bontang memiliki potensi yang sangat baik dan
setiap tahunnya selalu ada tempat wisata baru bagi para wisatawan. Kota
Bontang memiliki banyak tempat destinasi bagi wisatawan, diantaranya ada
Pulau Beras Basah, Bontang Mangrove Park, Pulau Segajah, Taman Cibodas
Bontang, Kampung Rumput Laut Tihi-Tihi, Bontang Kuala, Lembah
Permai Adventure Park.
c. Wilayah Rawan Bencana
Pada tahun 2022 masyarakat di Kota Bontang mengalami bencana
banjir sebanyak 4 kejadian. Pada umumnya Kota Bontang sendiri jarang
terjadi bencana banjir, namun jika bencana tersebut terjadi tidak begitu
parah dan tidak menimbulkan korban jiwa. Banjir yang terjadi di Kota

BAB I – PENDAHULUAN I - 12
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022

Bontang paling tidak hanya sebetis orang dewasa dan cepat surut dalam
beberapa jam saja. Selain itu, sepanjang tahun 2022 tercatat sebanyak 38
kejadian kebakaran di Kota Bontang dengan korban jiwa sebanyak 2 orang
meninggal dunia dan 5 orang mengalami luka-luka.
d. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kota Bontang ada tahun 2022 adalah 183.161 jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan
Bontang Selatan sebesar 67.866 jiwa (37,05%), di Kecamatan Bontang
Utara adalah 82.500 jiwa (46,52%) dan di Kecamatan Bontang Barat 30.095
jiwa (16,43%). Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang
Utara masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan
Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan penduduk
selama tahun 2022 di Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan
Bontang Barat besarnya berturut-turut adalah 612 jiwa/km2; 2.579
jiwa/km2, dan 1.678 jiwa/km2.
Sementara jika dilihat menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki-
laki (94.856 jiwa) masih lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan
(88.305 jiwa). Hal ini berdampak pada besarnya rasio jenis kelamin yang
merupakan perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk
perempuan. Rasio jenis kelamin pada tahun 2022 adalah 107,42 yang
berarti bahwa diantara 100 orang penduduk perempuan di Kota Bontang
pada tahun 2022 terdapat 107-108 orang penduduk laki-laki.
Indikator kependudukan Kota Bontang menunjukkan bahwa pada
tahun 2022 penduduk yang datang sebanyak 4.821 orang, pindah 6.892
orang, kelahiran 2.141 orang, dan kematian 691 orang.

BAB I – PENDAHULUAN I - 13
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.8. Jumlah Penduduk per Kecamatan


2014 2022
No Kecamatan Rasio
Rasio Jenis
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah Jenis
Kelamin
Kelamin
1 Bontang Selatan 33.000 30.348 63.348 109 32.251 32.615 67.866 108,08
2 Bontang Utara 36.204 32.702 68.906 111 44.105 41.095 85.200 107,32
3 Bontang Barat 14.436 12.924 27.360 112 15.500 14.595 30.095 106,20
Jumlah 83.641 75.974 159.614 110 94.856 88.305 183.161 107,42
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2015 dan 2023

BAB I – PENDAHULUAN I - 14
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Dari informasi kepadatan penduduk tahun 2014, total kepadatan


penduduk sebesar 159.614 jiwa/Km2. Kecamatan Bontang Utara
merupakan wilayah yang terpadat penduduknya yakni 68.906 jiwa/Km2
kemudian diikuti oleh Kecamatan Bontang Selatan yaitu sebesar 63.348
jiwa/Km2. Sedangkan untuk kecamatan dengan kepadatan penduduk
terkecil adalah Kecamatan Bontang Barat yaitu sebesar 27.360 jiwa/Km2.
Tahun 2022 secara keseluruhan terjadi penambahan kepadatan penduduk,
yaitu menjadi 183.161 jiwa/Km2. Hal ini disebabkan adanya penambahan
jumlah penduduk dari 2014-2022. Kecamatan Bontang Utara pada tahun
2022 menunjukkan tingkat kepdatan tertinggi 85.200 jiwa/Km2, meningkat
sangat drastis dibandingkan tahun 2014 sementara Kecamatan Bontang
Barat masih menjadi kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu
30.095 jiwa/Km2.

Tabel 1.9. Tingkat Kepadatan Penduduk

Kecamatan 2014 2022


01. Bontang Selatan 607 611.91
02. Bontang Utara 2.630 2.579,21
03. Bontang Barat 1.591 1.677,97
Bontang 1.080 1.131,48
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2015 dan 2023

Berdasarkan data dari BPS Kota Bontang, sebagian besar penduduk


Kota Bontang merupakan penduduk berusia produktif, yaitu pada kelompok
umur antara 15-60 tahun sebesar 69,17% pada tahun 2010. Data terbaru
menunjukkan bahwa pada tahun 2020-2022, persentase penduduk laki-laki
dan perempuan dalam kelompok umur tertentu adalah sebagai berikut:
Laki-laki 28.54% dan 25.79%, Perempuan 31.14% dan 27.11%. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Kota Bontang
berusia produktif, dengan persentase tertentu pada kelompok umur
tertentu.

BAB I – PENDAHULUAN I - 15
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.10. Struktur Umur Penduduk

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0–4 8.879 8.355 17.234

5–9 7.475 7.226 14.701

10 – 14 7.813 7.170 14.983


15 – 19 8.362 7.868 16.230
25 – 29 8.653 7.884 16.537
30 – 34 8.819 8.210 17.029
35 – 39 8.326 7.743 16.069
40 – 44 6.997 6.979 13.976
45 – 49 6.450 6.275 12.725
50 – 54 5.708 5.682 11.390
55 – 59 5.407 5.394 10.801
60 – 64 4.875 4.242 9.117
65 – 69 3.452 2.578 6.030
70 – 74 2.013 1.399 3.412
75+ 995 683 1.678
JUMLAH 94.856 88.305 183.161
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023

2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


a. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1) Pertumbuhan Ekonomi
Nilai PDRB Kota Bontang atas dasar dasar harga berlaku pada tahun
2022 mencapai 63,12 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini
mengalami kenaikan sebesar 5,16 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun
2021 yang mencapai 57,95 triliun rupiah. Berdasarkan harga konstan 2010,
angka PDRB pun mengalami kenaikan, dari 39,95 triliun rupiah pada tahun
2021 menjadi 40,93 triliun rupiah pada tahun 2022. Lapangan Usaha
Industri Pengolahan masih menjadi lapangan usaha utama di dalam
aktivitas perekonomian Kota Bontang, dimana peranan lapangan usaha ini
membentuk PDRB Kota Bontang sebesar 78,72 persen di tahun 2022. Pada
tahun 2022, Lapangan Usaha Industri Pengolahan memiliki laju
pertumbuhan positif sebesar 1,64 dimana Kota Bontang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang positif pula yaitu sekitar 2,46 persen.

BAB I – PENDAHULUAN I - 16
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.11. Rata-rata Pertumbuhan dan Pertumbuhan PDRB 2017 Atas


Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

Lapangan Usaha/Industry 2018 2019 2020 2021 x 2022xx

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


A Pertanian, Kehutanan,
dan 1,06 1,15 1,25 1,23 1,17
Perikanan/Agriculture,
Forestry, and Fishing
B Pertambangan dan
Penggalian/Mining and 0,75 0,60 0,48 0,51 0,51
Quarrying
C Industri Pengolahan/
82,26 80,63 79,28 79,42 78,72
Manufacturing
D Pengadaan Listrik dan Gas/
0,03 0,03 0,04 0,04 0,04
Electricity and Gas
E Pengadaan Air;
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang/ 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03
Water Supply; Sewerage,
Waste Management, and
Remediation Activities
F Konstruksi/Construction 5,62 6,38 6,69 6,49 7,04
G Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor/Wholesale 2,77 3,07 3,40 3,30 3,32
and Retail Trade; Repair
of Motor Vehicles and
Motorcycles
H Transportasi dan
Pergudangan/ 1,32 1,43 1,58 1,66 1,81
Transportation and Storage
I Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum/ 0,50 0,57 0,59 0,57 0,58
Accommodation and Food
Service Activities
Informasi dan Komunikasi/
J Information and 0,73 0,78 0,86 0,87 0,85
Communication
Jasa Keuangan dan
K Asuransi/Financial and 0,73 0,77 0,83 0,84 0,92
Insurance Activities
Real Estat/Real Estate 0,42 0,45 0,50 0,50 0,47
L
Activities
Jasa Perusahaan/Business 0,42 0,46 0,50 0,50 0,53
M,N
Activities
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib/Public 1,35 1,43 1,45 1,41 1,38
O
Administration and
Defence;Compulsory Social
Security
P Jasa Pendidikan/Education 1,00 1,07 1,21 1,21 1,23
Q Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial/Human 0,68 0,75 0,92 1,03 1,01
Health and Social Work
Activities

BAB I – PENDAHULUAN I - 17
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Jasa Lainnya/Other Service 0,35 0,40 0,42 0,41 0,41


R,S,T,U
Activities

Rata” Produk Domestik 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Regional Bruto/

Tabel 1.12. Rata-rata Pertumbuhan dan Pertumbuhan PDRB 2022 Atas


Dasar Harga Konstan 2010

2018 2019 2020 2021 x 2022xx


Lapangan Usaha/Industry

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Pertanian, Kehutanan, dan
A Perikanan/Agriculture,Forestry, and
401,23 427,34 442,29 452,34 462,64
Fishing

Pertambangan dan Penggalian/Mining and


B
Quarrying 377,36 308,74 275,50 247,06 219,37

Industri Pengolahan/
C 34 091,49 32 950,29 31 707,98 32 223,73 32 751,47
Manufacturing
Pengadaan Listrik dan Gas/
D 14,59 15,74 17,68 17,30 17,97
Electricity and Gas
E Pengadaan Air;
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang/ 9,80 10,21 10,40 10,85 11,39
Water Supply; Sewerage,
Waste Management, and
Remediation Activities
F Konstruksi/Construction 2 170,82 2 295,67 2 296,27 2 298,94 2 486,27
G Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor/Wholesale 1 139,03 1 189,12 1 233,42 1 241,40 1 314,05
and Retail Trade; Repair
of Motor Vehicles and
Motorcycles

Transportasi dan Pergudangan/


H
Transportation and Storage 594,77 614,96 634,26 655,22 715,65

I Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum/ 189,27 205,78 202,89 205,94 222,93
Accommodation and Food
Service Activities

Informasi dan Komunikasi/ Information and


J 460,
Communication 379,50 391,09 413,00 437,46
98

Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial andInsurance


K 358,
Activities 305,65 306,96 317,55 325,29
21

L Real Estat/Real EstateActivities 216,


196,11 204,57 212,92 213,39
28

M,N Jasa Perusahaan/BusinessActivities 215,


198,73 204,81 201,28 204,60
30

BAB I – PENDAHULUAN I - 18
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Administrasi Pemerintahan,Pertahanan, dan Jaminan Sosial


O Wajib/Public Administration and Defence;Compulsory
503,
Social Security 469,53 485,42 469,99 474,71
76

451,
P Jasa Pendidikan/Education 390,30 409,70 431,32 441,00
22
Q Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial/Human 257,94 269,50 317,07 361,98 377,
28
Health and Social Work
Activities
R,S,T,U Jasa Lainnya/Other Services
130,10 137,81 136,40 137,87 146,62
Activities
Produk Domestik Regional Bruto/
41 316,22 40 427,70 39 320,23 39 949,08 40 931,39
Gross Regional Domestic Product
Berdasarkan angka hasil Proyeksi Penduduk Interim 2020- 2023
(Pertengahan tahun/Juni) di Provinsi Kalimantan Timur menurut
kabupaten/kota, Kota Samarinda merupakan kota yang mempunyai jumlah
penduduk terbanyak, yaitu sebanyak 834,82 ribu jiwa (21,63%), sedangkan
jumlah penduduk terkecil berada di Kabupaten Mahakam Ulu, yaitu sebesar
33,54 ribu jiwa (0,87%) Sementara itu, jumlah Kota Bontang berada pada
urutan ketujuh dengan jumlah penduduk sebesar 183,16 ribu jiwa (4,75%).
Secara keseluruhan, laju pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2022 mengalami
percepatan. Hal ini juga terjadi di seluruh kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Timur.
Pada tahun 2022 terjadi kenaikan angka IPM di seluruh kabupaten/
kota di Kalimantan Timur. Kenaikan IPM tertinggi terjadi di Kabupaten Kutai
Barat dan Mahakam Ulu, masing-masing sebesar 0,85 dan 0,80. Adapun
peringkat IPM tahun 2022 masih diduduki oleh Kota Samarinda, Sedangkan
Kota Bontang menempati urutan ketiga.

BAB I – PENDAHULUAN I - 19
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.13. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Berlaku-
p
Atas Dasar Harga Berlaku

Lapangan Usaha/Industry 2018 2019 2020 2021 x 2022xx


(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pertanian, Kehutanan, dan


A
Perikanan/Agriculture,Forestry, and Fishing 8,90 6,51 3,50 2,27 2,28

Pertambangan dan Penggalian/Mining and


B
Quarrying -14,48 -18,18 -10,77 -10,32 -11,21
Industri Pengolahan/
C -5,63 -3,35 -3,77 1,63 1,64
Manufacturing
Pengadaan Listrik dan Gas/
D 5,05 7,92 12,32 -2,14 3,89
Electricity and Gas
E Pengadaan Air;
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang/ 9,67 4,16 1,86 4,36 4,96
Water Supply; Sewerage,
Waste Management, and
Remediation Activities
F Konstruksi/Construction 4,81 5,75 0,03 0,12 8,15
G Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor/Wholesale 6,19 4,40 3,73 0,65 5,85
and Retail Trade; Repair
of Motor Vehicles and
Motorcycles
Transportasi dan Pergudangan/
H
Transportation and Storage 5,61 3,39 3,14 3,30 9,22

I Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum/ 8,99 8,72 -1,41 1,51 8,25
Accommodation and Food
Service Activities
Informasi dan Komunikasi/ Information and
Communication 0,03 3,05 5,60 5,92 5,38

Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and


Insurance Activities 1,30 0,43 3,45 2,44 10,12

Real Estat/Real EstateActivities 3,43 4,32 4,08 0,22 1,35

Jasa Perusahaan/BusinessActivities 2,94 3,06 -1,72 1,65 5,23

Administrasi Pemerintahan,Pertahanan, dan


Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and
Defence;Compulsory Social Security 3,15 3,38 -3,18 1,01 6,12

Jasa Pendidikan/Education 9,21 4,97 5,28 2,24 2,32

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial/Human Activities 8,38 4,48 17,65 14,16 4,23

Health and Social Work

BAB I – PENDAHULUAN I - 20
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Activities

Jasa Lainnya/Other Services


7,90 5,93 -1,02 1,08 6,35
Activities

Produk Domestik Regional Bruto


-4,08 -2,15 -2,74 1,60 2,46

Atas Dasar Harga Konstan 2010

Lapangan Usaha/Industry 2018 2019 2020 2021 x 2022xx

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan/Agriculture, 621,32 667,48 693,14 713,43 735,46
Forestry, and Fishing
B Pertambangan dan
Penggalian/Mining and 438,47 348,45 268,01 294,56 320,47
Quarrying
C Industri Pengolahan/
48 354,99 46 771,54 44 129,95 46 021,84 49 679,97
Manufacturing
D Pengadaan Listrik dan Gas/
17,65 19,10 21,50 21,07 22,62
Electricity and Gas
E Pengadaan Air;
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang/ 13,54 14,25 15,00 15,66 16,44
Water Supply; Sewerage,
Waste Management, and
Remediation Activities
F Konstruksi/Construction 3 304,49 3 699,70 3 723,66 3 762,70 4 445,21
G Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor/Wholesale 1 631,29 1 782,47 1 889,95 1 912,16 2 094,63
and Retail Trade; Repair
of Motor Vehicles and
Motorcycles
H Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage 778,49 830,66 881,39 959,69 1 141,26

I Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum/ 296,14 330,33 325,89 331,27 367,24
Accommodation and Food
Service Activities
Informasi dan Komunikasi/
J Information and Communication 426,65 450,96 477,33 506,00 534,15
Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial
K andInsurance Activities 428,76 443,83 461,19 486,69 583,39

Real Estat/Real EstateActivities 246,46 263,49 280,04 288,93 298,96


L
Jasa Perusahaan/BusinessActivities 247,48 268,05 276,02 287,92 333,00
M,N
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
O Wajib/Public Administration and 790,80 830,22 806,42 817,10 867,80
Defence;Compulsory Social Security
Jasa Pendidikan/Education 586,41 623,53 673,24 699,09 777,73
P

BAB I – PENDAHULUAN I - 21
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Jasa Kesehatan dan


Q
Kegiatan Sosial/Human 398,51 432,49 510,30 594,83 634,47

Health and Social Work

Activities

Jasa Lainnya/Other 204,45 230,10 231,01 236,69 257,17


R,S,T,U
Services
Produk Domestik 58.785,89 58.006,66 55.664,04 5.949,63 63.109,98
Regional Bruto
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2022

Pada tahun 2022, realisasi penerimaan Pemerintah Kota Bontang


sebesar 1.776.136,04 juta rupiah, yakni naik sekitar 47,17% dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 1.206.837,02 juta rupiah. Sebagian besar
penerimaan daerah tersebut merupakan kontribusi dari dana perimbangan
yaitu sekitar 71,23%. Dana perimbangan tersebut sebagian besar berasal
dari bagi hasil bukan pajak/sumber daya alam yaitu 63,98% dari total dana
perimbangan. Sedangkan nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar
231.498,75 juta rupiah.
Realisasi belanja daerah Kota Bontang tahun 2022 sebesar
1.419.939,28 juta rupiah, dengan rincian belanja tidak langsung sebesar
587.964,30 juta rupiah dan belanja langsung sebesar 831.974,98 juta
rupiah. Kontribusi belanja tidak langsung dan belanja langsung, masing-
masing sebesar 41,41% dan 58,59% dari total belanja daerah.

BAB I – PENDAHULUAN I - 22
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.14. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kota Bontang dengan Migas,
2018–2022
PDRB per Kapita
Tahun Years Per Capita GRDP
Nilai (ribu rupiah) Pertumbuhan (%)
Value (thousand rupiahs) Growth (%)
(1) (2) (3)

2018 237 168,74 -6,06

2019 227 945,33 -3,89

2020 220 307,32 -3,35

2021x 220 904,76 0,27

2022xx 223 472,21 1,16


Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2022

Tabel 1.15. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kota Bontang tanpa Migas, 2018–
2022
PDRB per Kapita
Tahun Years Per Capita GRDP
Nilai (ribu rupiah) Pertumbuhan (%)
Value (thousand rupiahs) Growth (%)
(1) (2) (3)

2018 107 852,02 -0,09

BAB I – PENDAHULUAN I - 23
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

2019 112 991,53 4,77

2020 114 970,68 1,75

2021x 117 820,15 2,48

2022xx 122 560,96 4,02


Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2022

BAB I – PENDAHULUAN I - 24
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

2) Inflasi
Tingkat Inflasi Kota Bontang mengacu pada perhitungan tingkat inflasi
Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 2011 tingkat inflasi year on year
Kota Bontang mencapai 6,35 persen relatif lebih rendah dibandingkan
tingkat inflasi Kota Samarinda sebagai daerah Kota yang memiliki hubungan
aktivitas ekonomi terdekat yang mencapai 6,74 persen. Sedangkan untuk
tahun 2015 jika mengacu pada tingkat inflasi Provinsi Kalimantan Timur
maka tingkat inflasi Kota Bontang mencapai 4,89 persen juga masih relatif
lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi Samarinda yang mencapai
6,87 persen.

3) PDRB Per Kapita


Nilai PDRB Kota Bontang atas dasar dasar harga berlaku pada tahun
2022 mencapai 63,12 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini
mengalami kenaikan sebesar 5,16 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun
2021 yang mencapai 57,95 triliun rupiah. Berdasarkan harga konstan 2010,
angka PDRB pun mengalami kenaikan, dari 39,95 triliun rupiah pada tahun
2021 menjadi 40,93 triliun rupiah pada tahun 2022. Lapangan Usaha
Industri Pengolahan masih menjadi lapangan usaha utama di dalam
aktivitas perekonomian Kota Bontang, dimana peranan lapangan usaha ini
membentuk PDRB Kota Bontang sebesar 78,72 persen di tahun 2022. Pada
tahun 2022, Lapangan Usaha Industri Pengolahan memiliki laju
pertumbuhan positif sebesar 1,64 dimana Kota Bontang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang positif pula yaitu sekitar 2,46 persen.

Sumber: Kota Bontang dalam Angka 2022

Gambar 1.1. Grafik PDRB Perkapita Tahun 2018 - 2022

BAB I – PENDAHULUAN I - 35
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

4) Distribusi Pendapatan dan Ketimpangan


Dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan ini, pembangunan
harus mampu kembali membangkitkan dan menumbuhkan perekonomian
daerah secara inklusif dan seimbang antara sektor migas dan non migas.
Perekonomian daerah harus semakin dikembangkan dengan mendorong
dan mengakselerasikan peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi
yang berbasis pada sektor unggulan daerah dan sektor-sektor yang memiliki
daya ungkit yang luas terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.
Secara bersamaan, untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi
Kota Bontang tersebut, tetap menjadi prioritas menumbuhkan investasi
untuk pembangunan berbagai industri baru sebagai subtitusi dari
penurunan peran industri pengolahan migas dalam perekonomian daerah.
Sektor-sektor non migas menjadi sangat penting untuk dikembangkan guna
mengimbangi pertumbuhan ekonomi migas yang cenderung mengalami
penurunan selama beberapa tahun terakhir. Keberhasilan pembangunan
ekonomi ditentukan oleh Indeks Gini yang menggambarkan tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan di suatu wilayah. Semakin baik
pembangunan ekonomi di suatu wilayah, maka nilai Indeks Gini akan
semakin kecil. Indeks gini per tahun kami sajikan seperti grafik di bawah
ini:

Tabel 1.16. Indeks Gini per Tahun

BAB I – PENDAHULUAN I - 36
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

5) Kemiskinan
Pada tahun 2022, jumlah penduduk miskin di Kota Bontang berjumlah
8,39 ribu dengan persentase penduduk miskin sebesar 4,54%. Garis
kemiskinan Kota Bontang pada tahun 2022 menyentuh angka 697,33 ribu
rupiah/kapita/bulan. Nilai Indeks Pembangunan Manusia Kota Bontang
pada tahun 2022 mengalami kenaikan 0,35 poin menjadi 80,94. Angka ini
tergolong sangat tinggi dalam kategori Indeks Pembangunan Manusia.
Adapun komponennya yaitu angka harapan hidup sebesar 74,57; rata-rata
lama sekolah sebesar 10,81; harapan lama sekolah sebesar 13,18 dan
pengeluaran per kapita disesuaikan sebesar 17.327 ribu
rupiah/kapita/tahun.

Tabel 1.17. Perbandingan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Antar


Daerah
Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Persentase Penduduk
Tahun (rupiah/kapita/bulan) Miskin (ribu) Miskin
Year Poverty Line Number of Poor People Percentage of Poor
(rupiah/capita/month) (thousand) People
(1) (2) (3) (4)

2014 454 392 8,22 5,10

2015 479 060 8,02 5,06

2016 513 205 8,60 5,18

2017 542 985 8,75 5,16

2018 549 830 8,10 4,67

2019 582 188 7,47 4,22

2020 636 491 7,91 4,38

2021 665 572 8,41 4,62

2022 697 326 8,39 4,54


Sumber: Kota Bontang dalam Angka 2022

Dalam setahun terakhir tingkat kemiskinan di Kota Bontang


mengalami penurunan sebesar 0,08 persen poin menjadi 4,54 persen pada
tahun 2022. Penurunan angka kemiskinan ini menunjukkan bahwa semakin

BAB I – PENDAHULUAN I - 37
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

banyak penduduk di Kota Bontang yang hidup di atas garis kemiskinan.


Penduduk yang sebelumnya di bawah garis kemiskinan yang kemudian
karena ekonominya sedikit membaik maka dapat terangkat ke atas garis
kemiskinan pada periode berikutnya. Begitu pula sebaliknya dengan mereka
yang sedikit di atas garis kemiskinan pada periode sebelumnya, akan dapat
turun ke bawah garis kemiskinan ketika perekonomiannya sedikit
terguncang. Tetapi jika dibandingkan dengan target pada tahun 2022
capaian ini belum mencapai target.

6) Kriminalitas
Kondusivitas suatu wilayah dapat dilihat dari angka kriminalitas (crime
rate). Angka Kriminalitas atau Risiko Terkena Kejahatan adalah jumlah
kejahatan setahun dibagi dengan jumlah penduduk tahun berkenaan
dikalikan 100.000 jumlah penduduk. Semakin tinggi angka kejahatan berarti
semakin rendah tingkat keamanan di suatu wilayah. Angka kriminalitas Kota
Bontang cenderung naik setiap tahunnya dari tahun 2019 sebanyak 133
kasus dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan 88 kasus sehingga
berjumlah menjadi 221 kasus. Kemudian pada tahun 2021 dari 165 Kasus
naik menjadi 197 kasus pada tahun 2022, sehingga ada kenaikan 32 kasus
atau 16,24%. Namun pada tahun 2020, dari 221 kasus turun menjadi 56
kasus pada tahun 2021 atau turun sekitar 25,34%. Jumlah tindak pidana
dan Persentase penyelesaian tindak pidana di masing-masing unit Polsek
dan Polres di Kota Bontang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.18. Jumlah tindak pidana Kota Bontang tahun 2019 – 2022
Kriminalitas
Uraian
2019 2020 2021 2022
Polsek Bontang
Selatan dan 12 16 17 23
Bontang
Polsek Bontang
27 19 11 17
Utara
Polres Bontang 94 186 137 157
Sumber: Kota Bontang dalam Angka 2023

BAB I – PENDAHULUAN I - 38
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.19. Persentase Penyelesaian Tindak Pidana di Kota


Bontang, 2019 - 2022
Kriminalitas
Uraian
2019 2020 2021 2022
Polsek Bontang
Selatan dan 83,00 99,00 100,00 100,00
Bontang
Polsek Bontang
89,00 100,00 99,00 94,11
Utara
Polres Bontang 86,00 00,00 96,00 75,00
Sumber: Kota Bontang dalam Angka 2023

Persentase penyelesaian tindak pidana di Kepolisian Sektor Bontang


Selatan dan Barat tercatat sebesar 100%, di Kepolisian Sektor Bontang
Utara sebesar 94,11% dan di Kepolisian Resort Bontang sebesar 75%. Pada
2022 telah terjadi 49 kecelakaan dengan jumlah korban sebanyak 75 orang,
diantaranya 31 orang meninggal dunia, 14 orang mengalami luka berat, dan
30 orang mengalami luka ringan

b. Kesejahteraan Masyarakat
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk
meningkatkan keterampilan dan kecerdasan yang dimilikinya. Sesuai
dengan amanat dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan bernegara
salah satunya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena
itu, penyelenggaraan layanan pendidikan mutlak menjadi tanggung jawab
dan kewajiban pemerintah. Pengembangan akses dan mutu layanan
pendidikan menjadi salah satu isu strategis pembangunan Kota Bontang
dalam rangka mengatasi beberapa permasalahan sumber daya manusia di
Kota Bontang, diantaranya: (a) kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pendidikan yang belum memenuhi standar kelayakan; (b) kuantitas dan
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang masih belum memenuhi
standar kompetensi; (c) rendahnya partisipasi penduduk usia kurang dari 7
tahun dalam pendidikan anak usia dini; serta (d) penduduk Kota Bontang
belum semua bebas buta aksara.

BAB I – PENDAHULUAN I - 39
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Menurut Sulistyastuti (2007)1, untuk dapat mewujudkan MDGs bidang


pendidikan tersebut tentu bukan perkara yang mudah untuk dilaksanakan.
Diperlukan suatu langkah-langkah kongkrit dalam bentuk kebijakan-
kebijakan, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang untuk
dapat mewujudkan tujuan tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut tentu
saja tidak hanya dibuat dan diimplementasikan oleh pemerintah pusat saja,
akan tetapi juga perlu dukungan dari pemerintah daerah. Sebab, mengacu
kepada Undang-Undang No. 22/1999 yang kemudian direvisi menjadi UU
No. 32/2004 tentang otonomi daerah, pemerintah daerahlah yang memiliki
tugas untuk menyelenggarakan urusan pelayanan pendidikan dasar (SD
dan SLTP). Dengan demikian, upaya pemerintah untuk dapat mencapai
MDGs dalam bidang pendidikan harus juga melibatkan dukungan
pemerintah daerah.
Keterlibatan pemerintah daerah dalam pendidikan secara jelas
dinyatakan dalam UUD 1945, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, serta UU No. 34 Taun 2004. Dalam pasal 13 UU No.
34/2004 ditegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam
bidang pendidikan. Selanjutnya, dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pertama, pemerintah daerah harus
menyelenggarakan program wajib belajar gratis untuk sekolah dasar,
kedua, memberikan layanan, kemudahan, bimbingan, dan bantuan yang
menjamin mutu pendidikan, ketiga, memfasilitasi adanya pendidik dan
tenaga kependidikan, dan keempat, menyediakan pendanaan untuk
pendidikan, dan kelima, melakukan evaluasi dan pengawasan.
Perhatian pemerintah termasuk pemerintah daerah secara lebih jauh
dalam pendidikan bukanlah semata-semata adanya kegiatan belajar-
mengajar secara formal di sebuah sekolah, namun harus
mempertimbangkan kualitas proses dan output. Kualitas proses pendidikan
diwujudkan oleh pemerintah dalam bentuk berbagai standar yang harus

1
Dyah Ratih Sulistyastuti (2007).”Pembangunan Pendidikan dan MDGs di Indonesia: Sebuah
Refleksi Kritis”. Jurnal Kependudukan Indonesia. Vol. II No. 2.

BAB I – PENDAHULUAN I - 40
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

dipenuhi dalam penyelenggaraan pendidikan, baik yang menyangkut


prasarana, sarana, dan lulusan. Standar prasarana misalnya tertuang dalam
Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2007, standar tentang tenaga pendidik
diatur dalam Peraturan Menteri No. 16 Tahun 2007, kemudian standar
penyelenggaraan diatur dalam Peraturan Menteri No. 41 Tahun 2007, serta
masih banyak berbagai peraturan perundangan lainnya yang mengatur
tentang penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut mengandung arti bahwa
penyelenggaraan pendidikan tidak dapat diartikan secara fisik saja, namun
juga harus memenuhi berbagai standar yang diperlukan sehingga output
yang ada dapat terukur.
Berdasarkan data Kota Bontang Dalam Angka 2022 yang dikeluarkan
oleh BPS Kota Bontang jumlah penduduk usia 7-24 tahun yang bersekolah
mencapai 73,29% dan angka ini menunjukkan kenaikan dibanding tahun
2014 yang mencapai sekitar 70%. Jumlah yang tidak/belum sekolah pada
tahun 2014 mencapai 8,26%. Jumlah penduduk yang berstatus tidak
sekolah lagi meskipun menunjukkan penurunan dibandingkan tahun thun
sebelumnya, namun masih memiliki persentase yang cukup besar. Faktor-
faktor yang menjadi penyebab perlu ditelusuri dan diupayakan kebijakan
dan strateginya agar dapat berkurang secara signifikan.

Tabel 1.20. Penduduk Usia Sekolah dan Tingkat Partisipasi Sekolah Tahun
2022
Kelompok Umur Tidak/Belum Pernah Masih Tidak Bersekolah
7-24 tahun Bersekolah Bersekolah Lagi
Laki-laki 0.61 71.16 28,23
Perempuan 0.42 68,85 30,73
Total 1,03 140,01 58,96
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2022

Penduduk dengan status tidak bersekolah lagi sebagian besaradalah


usia 19-24 tahun, yaitu usia pendidikan tinggi, yang pada tahun 2009
jumlahnya mencapai 76,96%. Kondisi ini tidak berubah bila dibandingkan
dengan tahun 2004. Pola partisipasi sekolah di Kutai Barat sepanjang 2004-
2009 terlihat tidak mengalami perubahan untuk semua kelompok umur.

BAB I – PENDAHULUAN I - 41
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Hasil Survei Sosial Ekonomi Daerah menunjukkan bahwa sebagian


besar alasan penduduk tidak/belum bersekolah serta tidak bersekolah lagi
adalah karena faktor biaya (12,68%), karena bekerja atau mencari nafkah
sebesar 25,10% dan karena faktor menikah atau mengurus rumah tangga
sebesar 35,52%, serta lainnya. Tingginya persentase tidak atau belum
sekolah karena mengurus rumah tangga perlu mendapatkan perhatian agar
kesadaran penduduk terhadap pendidikan meningkat.
Sementara usia SMP/sederajat yang tidak bersekolah lagi mencapai
0,57% dan SMA/sederajat mencapai 17,82%. Hal tersebut mengandung
arti bahwa persentase penduduk usia SMA/sederajat yang tidak bersekolah
di SMA/sederajat masih cukup tinggi. Dengan kata lain, cukup besar
penduduk usia SMP/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat
SMA/sederajat dan banyak penduduk yang hanya berijazah SMA/sederajat
saja.
Dari sisi lamanya sekolah di Kutai Barat menunjukkan perkembangan
yang masih kurang baik. Bila pada tahun 2009 rata-rata lama sekolah
adalah 7,79 maka pada tahun 2013 justru menunjukkanpenurunan menjadi
7,46 atau turun 3,33 poin. Hal ini merupakan indikasi bahwa tingkat
pendidikan tertinggi penduduk Kutai Barat mengalami penurunan kinerja.
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat pendidikan
merupakan salah satu layanan dasar dan menjadi prioritas nasional.

Tabel 1.21. Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah Antar Daerah

Kabupaten/Kota 2009 2013


Paser 7,75 7.60
Kutai Barat 7.79 7.46
Kutai Kartanegara 8.33 8.13
Kutai Timur 7.65 8.12
Berau 7.91 8.25
Penajam Paser Utara 7.58 7.07
Balikpapan 10.05 10.16
Samarinda 9.77 9.97
Bontang 10.01 10.22
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

BAB I – PENDAHULUAN I - 42
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Untuk meningkatkan kinerja rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk


sekolah, perlu menyusun program yang diarahkan pada peningkatan
kualifikasi guru terutama dalam pengembangan metodologi pengajaran.
Upaya ini sudah dilakukan oleh pemerintah Kab. Kutai Barat dalam berbagai
bentuk seperti pelatihan, kursus, lokakarya, studi banding, dan bentuk yang
lainnya. Namun kegiatan tersebut memang akan optimal apabila disusun
secara terstruktur dengan sasaran dan target yang lebih jelas.

2) Kesehatan
Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat yang vital adalah
kesehatan. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan dengan
tersedianya pelayanan kesehatan yang mudah, merata dan murah pada
semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu.
Pelayanan kesehatan yang memadai harus didukung sarana dan prasarana
yang seimbang dengan kebutuhan masyarakat. Fasilitas kesehatan yang
tersedia di Kota Bontang pada tahun 2022 terdiri dari 5 rumah sakit umum
dan 6 puskesmas non rawat inap.
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik
selain dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui
penyuluhan kesehatan, agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat.
Diharapkan dengan penyuluhan ini penularan penyakit seperti diphteria,
muntaber, kolera, dan demam berdarah, sebagai akibat dari sanitasi
lingkungan yang buruk dan kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat
dicegah. Salah satu dari sepuluh penyakit utama yang paling sering diderita
masyarakat Kota Bontang selama tahun 2022 menurut hasil laporan Dinas
Kesehatan Kota Bontang adalah tekanan darah tinggi (9.825 penderita).
Pada sisi yang lain dapat dilihat bahwa program KB mempunyai tujuan
yang bersifat kualitatif yaitu melembagakan norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera dan kuantitatif yaitu penurunan tingkat kelahiran penduduk.
Untuk memperlambat laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan
penurunan angka kelahiran (fertilitas) yang lebih cepat. Pada tahun 2022 di

BAB I – PENDAHULUAN I - 43
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Kota Bontang tercatat sebanyak 23.333 pasangan usia subur (PUS). Dari
pasangan usia subur tersebut, 15.536 orang adalah akseptor KB aktif.
Menurut pemakaian jenis alat kontrasepsi, yang paling banyak dipakai
adalah alat KB Suntik, yakni 31,87%, disusul IUD sebanyak 24,77%, dan pil
KB sebanyak 17,98%, sedangkan 25,39% lainnya memakai selain ketiga
alat kontrasepsi tersebut, seperti kondom, implan, MOW, dan MOP.
Dalam Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga
memperoleh jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya. Pelayanan
kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat dan bencana, pelayanan
kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan
sesuai dengan standar dan etika profesi.

3) Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek mendasar dalam kehidupan
manusia karena menyangkut dimensi ekonomi dan sosial. Dimensi ekonomi
dalam hal ini berarti pemenuhan kebutuhan hidup manusia, sedangkan
dimensi sosial berhubungan dengan penghargaan akan kemampuan
seseorang. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka sudah pantas jika
setiap upaya pembangunan yang dilakukan selalu diarahkan pada perluasan
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
Kelompok Penduduk Usia Kerja (PUK) dapat dibedakan menjadi
Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan Kerja meliputi
penduduk yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan, sedangkan
kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari mereka yang bersekolah,
mengurus rumah tangga dan lainnya. Jumlah angkatan kerja pada tahun
2022 di Kota Bontang adalah 99.150 orang atau sekitar 72,08% dari jumlah
penduduk usia kerja. Angka ini juga menunjukkan besarnya partisipasi

BAB I – PENDAHULUAN I - 44
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

angkatan kerja (TPAK) yang berarti sekitar 72,08% penduduk usia kerja
aktif secara ekonomi (bekerja).
Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan disebut
menganggur (unemployed). Jadi pengangguran termasuk mereka yang
tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, telah diterima bekerja tetapi
belum mulai bekerja dan yang di PHK (pemutusan hubungan kerja) tetapi
masih berhasrat untuk bekerja. Angka pengangguran terbuka merupakan
perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
Angka tersebut sering disebut juga dengan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT). Pada tahun 2022 TPT Kota Bontang sebesar 7,81%.

Tabel 1.22. Perbandingan Angkatan Kerja Antar Daerah


2013 2014 2015
Kabupaten/Kota
Angk. Kerja TPAK Angk. Kerja TPAK Angk. Kerja TPAK
Paser 110,147 62,03 117,188 64,11 121,524 56,17
Kutai Barat 88,755 73,75 89,527 73,57 69,506 66,89
Kutai Kartanegara 301,228 62,08 318,499 63,55 307,146 60,07
Kutai Timur 136,475 65,51 134,604 61,94 136,056 59,89
Berau 87,619 63,81 92,105 64,71 96,269 66,07
Penajam PU 66,384 62,73 65,846 61,09 69,322 63,63
Balikpapan 283,995 65,04 295,186 66,12 282,671 62,5
Samarinda 350,751 60,81 349,362 59,17 364,309 60,82
Bontang 72,218 66,06 75,621 67,2 78,895 68,84
Mahakam Ulu*) - - - - 13,793 76,31
Kalimantan Timur 1,497,572 63,53 1,537,938 63,48 1,539,491 62,39
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 1.23. Jumlah Pengangguran Berdasarkan Pendidikan Tahun 2022


Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
SD 208 24 232
SMTP 349 52 401
SMTA 2.963 643 3.606
Diploma I/II/III/Akademi 662 549 1.211
Universitas 1.831 1.126 2.957
Jumlah 6.013 2.394 8.407

BAB I – PENDAHULUAN I - 45
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2022

3. Aspek Pelayanan Umum


a. Pelayanan Urusan Wajib
1) Urusan Pendidikan
Jumlah sekolah SD, SMP, dan SMA dan yang sederajat pada tahun
2022 masing-masing mencapai 57, 33, dan 32. Bila dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia sekolah pada masing-masing tingkat pendidikan,
rasio jumlah penduduk usia sekolah terhadap jumlah sekolah untuk SD
adalah 19.760 kemudian SMP 10.015 dan SMA 11.184. Hal ini mengandung
arti bahwa apabila semua penduduk usia sekolah benar-benar bersekolah,
rata-rata satu SD misalnya, mengasuh 91,06 murid. Bila satu sekolah SD
terdapat 6 kelas, berarti satu SD rata-rata memiliki sekitar 15 murid per
kelas, suatu rasio yang sangat ideal.

Tabel 1.24. Jumlah Sekolah, Penduduk Usia Sekolah dan Rasio Tahun
2022
2022 Jumlah Jumlah
Jenis Sekolah
Sekolah Murid Guru Penduduk Desa

(1) (2) (3) (4) (5)


SD/Sederajat 57 18.697 1.006 19.760 15
SMP/Sederajat 33 9.414 568 10.015 15
SMA/Sederajat 32 10.350 802 11.184 19
Jumlah 122 38.461 2.376 40.959 49
Sumber: Kota Bontang dalam Angka 2022

2) Urusan Kesehatan
Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat yang vital adalah
kesehatan. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan dengan
tersedianya pelayanan kesehatan yang mudah, merata dan murah pada
semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu.
Pelayanan kesehatan yang memadai harus didukung sarana dan prasarana

BAB I – PENDAHULUAN I - 46
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

yang seimbang dengan kebutuhan masyarakat. Fasilitas kesehatan yang


tersedia di Kota Bontang pada tahun 2022 terdiri dari 5 rumah sakit umum
dan 6 puskesmas non rawat inap.
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik
selain dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui
penyuluhan kesehatan, agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat.
Diharapkan dengan penyuluhan ini penularan penyakit seperti diphteria,
muntaber, kolera, dan demam berdarah, sebagai akibat dari sanitasi
lingkungan yang buruk dan kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat
dicegah. Salah satu dari sepuluh penyakit utama yang paling sering diderita
masyarakat Kota Bontang selama tahun 2022 menurut hasil laporan Dinas
Kesehatan Kota Bontang adalah tekanan darah tinggi (9.825 penderita).
Pada sisi yang lain dapat dilihat bahwa program KB mempunyai tujuan
yang bersifat kualitatif yaitu melembagakan norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera dan kuantitatif yaitu penurunan tingkat kelahiran penduduk.
Untuk memperlambat laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan
penurunan angka kelahiran (fertilitas) yang lebih cepat. Pada tahun 2022 di
Kota Bontang tercatat sebanyak 23.333 pasangan usia subur (PUS). Dari
pasangan usia subur tersebut, 15.536 orang adalah akseptor KB aktif.
Menurut pemakaian jenis alat kontrasepsi, yang paling banyak dipakai
adalah alat KB Suntik, yakni 31,87%, disusul IUD sebanyak 24,77%, dan pil
KB sebanyak 17,98%, sedangkan 25,39% lainnya memakai selain ketiga
alat kontrasepsi tersebut, seperti kondom, implan, MOW, dan MOP.

3) Urusan Pekerjaan Umum


Urusan pekerjaan umum merupakan urusan yang berkaitan dengan
pembangunan secara fisik. Selama beberapa tahun terakhir pembangunan
fisik di Kota Bontang menunjukkan peningkatan yang cukup tajam, dan
pemerintah memiliki komitmen untuk membangun infrastruktur yang

BAB I – PENDAHULUAN I - 47
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

mampu mendukung aktivitas masyarakat, sehingga diharapkan berdampak


pada peningkatan kegiatan ekonomi.
Data panjang jalan negara dan jalan provinsi bersumber dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sedangkan jalan
kabupaten/ kota bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum kabupaten/ kota,
diolah dari daftar PJ-II/5.
Era globalisasi menuntut mobilitas yang serba cepat dan mudah.
Mobilitas dan aktivitas masyarakat tidak terlepas dari kebutuhan sarana
transportasi yang mencakup mencakup transportasi darat, laut dan udara.
Penyediaan sarana dan prasarana transportasi daerah yang memadai akan
memperlancar aktivitas perekonomian daerah. Total panjang jalan di Kota
Bontang pada tahun 2022 adalah 206,40 km, dimana 95,60% merupakan
jalan kota. Kondisi jalan di Kota Bontang mayoritas masih baik dan panjang
jalan yang telah diaspal adalah sepanjang 105,45 km.

Tabel 1.25. Perkembangan Pembangunan Jalan


Tahun
Status Jalan
2019 2020 2021
Jalan Nasional 9,07 9,07 9,07
Jalan Provinsi - - -
Jalan Kabupaten 197,33 197,33 197,33
Jalan Desa - - -
Non-Status - - -
Jumlah 206,40 206,40 206,40
Sumber: BPS Kota Bontang 2022

Kondisi geografis Kota Bontang serta jarak antar kecamatan


merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam kegiatan pengerasan
jalan. Prioritas pembangunan jalan adalah jalan yang mampu meningkatkan
akses masyarakat antar wilayah, sehingga mampu mendukung aktivitas
ekonomi dan distribusi barang dan jasa di Kota Bontang. Selain itu,
pembangunan jalan diharapkan mampu mengatasi keterisoliran beberapa
kampung atau daerah yang terjadi selama ini. Kelancaran akses antar
wilayah akan mampu mendorong aktivitas ekonomi masyarakat, sehingga

BAB I – PENDAHULUAN I - 48
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

tingkat ketimpangan pembangunan dan kondisi sosial ekonomi yang ada di


antara wilayah dapat direduksi.
Kota Bontang memiliki letak yang cukup strategis yaitu terletak pada
jalan trans-Kaltim dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar,
sehingga menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota
Bontang dengan wilayah lain di luar Kota Bontang. Kota Bontang terletak
antara 117°23’ sampai dengan 117°38’ Bujur Timur dan 0°01’ sampai
dengan 0°12’ Lintang Utara. Wilayah Kota Bontang di sebelah utara dan
barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur, sebelah timur dengan
Selat Makassar, dan sebelah selatan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.

4) Perumahan dan Penataan Ruang


Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang
perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota
terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau
rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan.
Dalam ruang terbuka hijau pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau
tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya
tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya.
Dinas yang terkait dengan perumahan, kawasan pemukiman, dan
pertanahan di Kota Bontang adalah Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman, dan Pertanahan. Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum Penataan
Ruang dan Perumahan Rakyat Provinsi Kalimantan Timur juga terlibat
dalam koordinasi terkait penataan ruang dan perumahan di kota tersebut.
Indikator Ruang Terbuka Hijau (RTH) persatuan luas wilayah tidak
mengalami peningkatan dikarenakan pembangunan kawasan hijau kota
terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau
rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, masih dalam proporsi tata
ruang yang diperuntukan untuk RTH dan belum ada penambahan kawasan
baru.

BAB I – PENDAHULUAN I - 49
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Saat ini salah satu masalah penggunaan lahan yang paling penting
adalah masalah berkurangnya luasan hutan akibat konversi hutan menjadi
perkebunan atau untuk area pembangunan sarana-prasarana seperti jalan
raya.

5) Urusan Perencanaan Pembangunan


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur
perencana penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan
daerah.
Sistem perencanaan pembangunan Kabupaten Kota Bontang
bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan,
terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar
ruang, antar waktu dan antar fungsi pemerintah maupun antar Pusat dan
Daerah untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
pengganggaran, dan pengawasan serta menjamin penggunaan
sumberdaya secara efisien dan efektif.
Upaya pembenahan sistem perencanaan yang dilakukan Bappeda
setidaknya telah memberikan hasil nyata dimana persentase jumlah usulan
Musrenbang yang terakomodir dalam APBD di tahun 2014 telah mencapai
72,54% dan tahun 2015 meningkat menjadi 74,56%. Keberhasilan capaian
ini menggambarkan bahwa Pemerintah Kota Bontang semakin responsif
mengakomodir usulan-usulan yang muncul dari masyarakat melalui
Musrenbang Kecamatan. Perbaikan kinerja perencanaan dilihat dari
semakin meningkatnya persentase usulan Musrenbang yang terakomodir
dalam APBD menunjukkan peningkatan dalam 5 tahun terakhir.
6) Urusan Lingkungan Hidup
Aktivitas pembangunan dan perilaku dunia usaha disegala sektor akan
menimbulkan dampak bagi lingkungan hidup baik positif maupun negatif.

BAB I – PENDAHULUAN I - 50
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan memaksimalkan


dampak positif dan meng-eliminir dampak negatif.
Berdasarkan karakteristik dan aktivitas manusia dan kegiatan
usahanya diperkirakan akan mempengaruhi perubahan -perubahan sebagai
berikut:
a. Perubahan pada air permukaan;
b. Perubahan pada kualitas udara;
c. Perubahan pada Rona Awal Lingkungan Hidup;
Permasalahan lingkungan hidup timbul seiring dengan kemajuan
segala bidang, termasuk kemajuan dunia usaha baik usaha rumah tangga,
industri, pertambangan, pertanian dan perumahan sehingga mutlak
memerlukan kesadaran dan partisipasi dari segala pihak. Saat ini dirasakan
masih kurangnya pemahaman masyarakat dan dunia usaha dalam
implementasi pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Selain masih terbatasnya data dan informasi lingkungan hidup. Pelaksanaan
program strategis pada bidang Lingkungan hidup antara lain: Adipura,
Menuju Indonesia Hijau dan PROPER.
Tujuan yang ingin dicapai melalui urusan Lingkungan Hidup adalah:
1. Sumberdaya alam Kota Bontang dikelola secara terarah, terencana dan
berkelanjutan.
2. Keseimbangan Lingkungan hidup terpelihara.
3. Pengelolaan sumberdaya alam dan Lingkungan hidup yang handal akan
terbentuk, untuk peningkatan mutu Lingkungan hidup dalam
mendukung pembangunan.
4. Sistem pengolahan Lingkungan hidup kondusif serta terbentuk
kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelestarian Lingkungan hidup.
5. Tata ruang wilayah yang sesuai dengan kebutuhan akan terbentuk.
Usaha yang dilakukan untuk pencapaian tujuan yang diinginkan Badan
Lingkungan Hidup Kota Bontang, dilakukan dengan mengembangkan
berbagai kebijakan kemudian dilaksanakan secara operasional melalui
program-program dan kegiatan. Program dan kegiatan tersebut dapat

BAB I – PENDAHULUAN I - 51
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

berhubungan langsung dengan kebijakan, tetapi ada yang merupakan


program inti Badan Lingkungan Hidup yang mendukung seluruh tujuan dan
Visi dan Misi. Kebijakan penghijauan areal tambang misalnya, sangat
penting untuk dilakukan guna menjaga keseimbangan alam.
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL tahun 2013
mencapai 100%, sampai tahun 2018 berdasarkan rasio perusahaan wajib
AMDAL yang telah diawasi terhadap seluruh perusahaan wajib AMDAL.
Terdapat beberapa perusahaan di Kota Bontang yang terkait dengan
AMDAL. Namun, jumlah pasti perusahaan yang memiliki AMDAL di Kota
Bontang tidak disebutkan secara eksplisit. Beberapa perusahaan yang
terkait dengan AMDAL di Kota Bontang antara lain PT Kaltim Methanol
Industri, PT Badan LNG, dan PT Badak NG.
Untuk meningkatkan pengawasan terhadap seluruh perusahaan
tersebut diatas, dibutuhkan penambahan tenaga pengawas yang memiliki
kompetensi dan bersertifikat, dan efektifitas pengawasan pelaksanaan
AMDAL sehingga upaya mempertahankan kelestarian dan kualitas
lingkungan hidup dapat berjalan dengan optimal. Selain itu, diperlukan
pemahaman dan kesadaran semua stakeholder bahwa pengawasaan
pelaksanaan AMDAL merupakan tanggung jawab semua pihak sesuai
dengan fungsi dan kewenangan masing-masing. AMDAL harus dilakukan
secara sinergis dan terintegrasi terhadap ijin usaha dan kegiatan. Oleh
kerena itu Pemerintah Kota Bontang akan melakukan bimbingan teknis
terhadap aparatur dan sosialisasi pelaksanaan AMDAL.
Semua perusahaan yang bergerak dalam eksploitasi sumber daya
alam diklasifikan sebagai perusahaan yang berpotensi mengganggu
lingkungan hidup baik itu perusahaan tambang, kayu dan perusahaan
perkebunan kelapa sawit. Di Kota Bontang, ada beberapa perusahaan migas
yang beroperasi, seperti PT Pertamina, PT Badak NGL, dan PT Indominco
Mandiri.

7) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

BAB I – PENDAHULUAN I - 52
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Dalam urusan kependudukan, pemerintah daerah memberikan


pelayanan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan dokumen
kependudukan. Kegiatan tersebut dapat digambarkan dari beberapa
indikator seperti kepemilikan KTP, akte, dan dokumen lainnya. Tingkat
kepemilikian KTP pada tahun 2013 mencapai 56,94% dan pada tahun 2014
naik menjadi 75,50%, sedangkan tahun 2015 sedikit meningkat menjadi
75,55%. Indikator kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk
menunjukkan kenaikan dari 315,2 di tahun 2014 menjadi 321,29 pada
tahun 2015.

Tabel 1.26. Kinerja kependudukan dan Catatan Sipil


Keterangan Satuan 2020 2022
Persentase kepemilikan KTP % 98% 99%
Kepemilikan akta kelahiran per 1.000
% 80% 66,81%
penduduk
Persentase bayi berakte kelahiran rasio 1 1
Rasio Pasangan Berakte Nikah % 0,63 0,65
Sumber: Dinas Dukcapil Kota Bontang 2020 dan 2022

Demikian pula dengan kepemilikan akte perkawinan yang tergolong


masih kecil, meski menunjukkan kenaikan dari 9,83% di tahun 2013
menjadi 12,75% di tahun 2014 dan meningkat cukup tajam di tahun 2015
menjadi 20,10%. Sosialisasi tentang pentingnya kepemilikian dokumen
kependudukan masih perlu dilakukan secara intensif. Keterlibatan kampung
dalam identifikasi kepemilikan dokumen perlu diintensifkan.

8) Urusan Pemberdayaan Perempuan


Pemberdayaan dan peran perempuan merupakan salah satu indikator
dalam rangka pencapaian misi peningkatan mutu Sumber Daya Manusia
(SDM) di samping indikator beberapa indikator penting lainnya. Peran
perempuan pada saat ini selalu diupayakan dalam berbagai momentum dan
kegiatan sehingga diharapkan dapat berdampak positif secara universal
dalam pembangunan baik secara mikro dan makro. Kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan menjadi salah satu rumusan dalam MDGs, yang

BAB I – PENDAHULUAN I - 53
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

meliputi poin-poin: (a) rasio anak perempuan di sekolah (SD, SMP, SMA,
dan Perguruan Tinggi), (b) angka melek huruf perempuan, (c) kontribusi
perempuan dalam pekerjaan upahan, dan (d) keterwakilan perempuan
dalam tugas-tugas sebagai wakil rakyat.
Pembangunan dengan pendekatan gender merupakan pendekatan
pembangunan yang saat ini digunakan oleh Indonesia dan terumuskan
dalam kebijakan-kebijakan yang menjadi landasan hukum dan teknis.
Pendekatan pembangunan ini dalam implementasinya menekankan pada
proses penyusunan perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi
pembangunan yang mengintegrasikan aspirasi, kepentingan dan peranan
laki-laki dan perempuan di dalamnya, serta memperhatikan akses, manfaat
dan dampak pembangunan terhadap laki-laki dan perempuan.
Selanjutnya, pendekatan pembangunan pendekatan gender tidak
hanya dilihat dalam arti peningkatan akses pada sumber daya dan
perbaikan tingkat kesejahteraan, tetapi juga menyangkut proses bagaimana
manfaat pembangunan tersebut diperoleh. Artinya, bagaimana akses,
manfaat, kontrol dan dampak pembangunan dapat dirasakan oleh laki-laki
dan perempuan sesuai kebutuhan, aspirasi dan kepentingannya.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana di Kota
Bontang bertanggung jawab dalam memberdayakan perempuan dan
keluarga. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan dan program untuk
meningkatkan kesejahteraan perempuan, termasuk dalam hal kesehatan,
pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. Salah satu fokus utama mereka
adalah dalam pencegahan perkawinan anak. Melalui kerjasama dengan
berbagai pihak, mereka berkomitmen untuk meningkatkan kondisi
perempuan dan keluarga di Kota Bontang.

Tabel 1.27. Pemberdayaan Perempuan Kota Bontang

Indikator Kinerja Satuan 2020 2021 2022


Persentase Partisipasi Perempuan Di
% 42,78 42,78 42,78
Lembaga Pemerintah
Keterwakilan Perempuan Di DPRD % 36 40 43

BAB I – PENDAHULUAN I - 54
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Partisipasi Angkatan Kerja


% 69,24 77,85 62,59
Perempuan
Angka melek huruf perempuan usia
% 95,01 96,10 96,80
15 tahun ke atas

9) Urusan Sosial
Aspek sosial merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam
mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Secara umum, pada tahun 2016-
2022, tingkat kemiskinan di Kota Bontang mengalami penurunan, baik dari
sisi jumlah maupun persentase, perkecualian pada tahun 2017, tahun 2020,
dan tahun 2021. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada
tahun 2020 dan tahun 2021 terjadi ketika ada pembatasan mobilitas
penduduk saat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
Kemiskinan di Kota Bontang pada tahun 2022 mengalami penurunan.
Dalam setahun terakhir tingkat kemiskinan di Kota Bontang mengalami
penurunan sebesar 0,08 persen poin menjadi 4,54 persen pada tahun 2022.
Penurunan angka kemiskinan ini menunjukkan bahwa semakin banyak
penduduk di Kota Bontang yang hidup di atas garis kemiskinan. Penduduk
yang sebelumnya di bawah garis kemiskinan yang kemudian karena
ekonominya sedikit membaik maka dapat terangkat ke atas garis
kemiskinan pada periode berikutnya. Begitu pula sebaliknya dengan mereka
yang sedikit di atas garis kemiskinan pada periode sebelumnya, akan dapat
turun ke bawah garis kemiskinan ketika perekonomiannya sedikit
terguncang.

BAB I – PENDAHULUAN I - 55
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.28. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Bontang


Uraian Satuan 2021 2022 Perubahan
Jumlah Penduduk Miskin Ribuan 8,41 8,39 0,02
Jumlah anak terlantar yang
% 4,62 4,54 0,08
ditangani
Garis Kemiskinan Rp/Kapita/Bulan 665,572 697,376 31,754
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021 dan Maret 2022

10) Urusan Ketenagakerjaan


Permasalahan ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu ada
dan terjadi akibat ketidakseimbangan antara pencari kerja dengan jumlah
pekerjaan yang tersedia. Permasalah tersebut akan semakin besar
potensinya seiring dengan peningkatan angkatan kerja, yang tercermin dari
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
TPAK Kota Bontang menunjukkan persentase angkatan kerja yang
terlibat dalam pengangguran. Berdasarkan data dari BPS Kota Bontang,
TPAK pada tahun 2020 adalah 69,24%, pada tahun 2021 adalah 66,63%,
dan pada tahun 2022 adalah 72,08%.

Tabel 1.29. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Bontang

Keterangan Satuan 2020 2021 2022


Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 69,24 66,63 72,08
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Bontang.

Berdasarkan data dari BPS Kota Bontang, tingkat pengangguran


terbuka (TPT) di Kota Bontang pada Agustus 2022 sebesar 7,81 persen,
turun 2,11 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021. Jumlah
pengangguran pada Agustus 2022 mencapai 7.742 orang dari total
angkatan kerja sebanyak 99.150 orang. Meskipun angka pengangguran
mengalami penurunan, Bontang masih memiliki tingkat pengangguran
tertinggi di Kalimantan Timur. Hal ini menjadi perhatian karena peran
perusahaan industri di Bontang dinilai belum optimal dalam memberikan
peluang kerja yang besar bagi masyarakat.

BAB I – PENDAHULUAN I - 56
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.30. Pencari Kerja Berdasarkan Pendidikan

PENCARI KERJA TERDAFTAR


PENDIDIKAN
L P JMLH
Sampai dengan SD/sederajat
208 24 232
Up to Primary School
SMP/sederajat
349 52 401
Junior High School
SMA/sederajat
2.963 643 3.606
General/Vocational Senior High School
Diploma I,II,III/Akta I,II, III
662 549 1.211
Diploma I, II, III/Akta I, II, III
Diploma IV/S1
1.831 1.126 2.957
Diploma IV/S1
S2/S3
- - -
S2/S3
TOTAL 6.013 2.394 8.407
Sumber: Dinas tenaga Kerja Kota Bontang

Tabel 1.31. Pencari Kerja Berdasarkan Usia


PENCARI KERJA
USIA
L P JMLH
15 – 19 1.129 665 1.794
20 – 29 2.274 1.124 3.398
30 – 44 1.461 411 1.872
45 – 55 834 176 1.010
55 + 315 18 333
TOTAL 6.013 2.394 8.407
Sumber: Dinas tenaga Kerja Kota Bontang

11) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri meliputi berbagai
aspek, termasuk penciptaan kondisi kota Bontang. Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik (Kesbangpol) bertanggung jawab atas hal ini. Mereka
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan
politik, termasuk penciptaan kondisi yang kondusif untuk kota tersebut.
Tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik diatur melalui
peraturan daerah dan rencana strategis yang menjadi arah kebijakan dan
program pembangunan pemerintah. Dengan demikian, Kesbangpol
memiliki peran penting dalam menciptakan kondisi yang mendukung
kesatuan bangsa dan politik di kota Bontang.

BAB I – PENDAHULUAN I - 57
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Kesatuan bangsa dan politik yang kondusif ditandai antara lain dengan
minimnya gejolak masyarakat, unjuk rasa anarkis, tingkat kriminalitas
dalam berbagai bentuk, kemaksiatan, dan sebagainya. Pemerintah daerah
telah melakuka pelatihan untuk satuan perlindungan masyarakat di masing-
masing kecamatan. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka
menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga suasana tenang dan terkendali, serta kesadaran untuk melakukan
kontrol atas situasi dan kondisi masing-masing wilayah. Setiap kali
pelatihan, rata-rata setiap wilayah mengikutsertakan 20-25 petugas.
Persentase penyelesaian tindak pidana di Kepolisian Sektor Bontang
Selatan dan Barat tercatat sebesar 100%, di Kepolisian Sektor Bontang
Utara sebesar 94,11% dan di Kepolisian Resort Bontang sebesar 75%. Pada
2022 telah terjadi 49 kecelakaan dengan jumlah korban sebanyak 75 orang,
diantaranya 31 orang meninggal dunia, 14 orang mengalami luka berat, dan
30 orang mengalami luka ringan, faktor lain yang juga memberi andil
terhadap penurunan angka kriminalitas adalah kurangnya tuntutan hidup
dan penurunan daya beli masyarakat sebagai konsekuensi kenaikan harga
BBM, rendahnya tingginya kesadaran masyarakat dalam penegakan hukum
dan ketegasan aparat keamanan dalam penanganan kasus gangguan
keamanan/kriminal.
Sementara itu, jumlah perkara yang diterima oleh Pengadilan Negeri
Kota Bontang sepanjang tahun 2022 sebanyak 197 kasus, yang terdiri dari
156 perkara pidana dan 41 perkara perdata. Jumlah perkara ini merupakan
penjumlahan dari perkara yang padata tahun sebelumnya belum
terselesaikan ditambah dengan perkara yang baru masuk pada tahun ini.
Jumlah perkara yang dapat diselesaikan sepanjang tahun 2022 yaitu 151
perkara pidana dan 38 perkara perdata.

Tabel 1.32. Jumlah Tindak Pidana di Kota Bontang

Keterangan 2019 2020 2021 2022


Polsek Bontang Selatan dan Bontang
12 16 17 22
Barat
Polsek Bontang Utara 27 19 11 17

BAB I – PENDAHULUAN I - 58
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Keterangan 2019 2020 2021 2022


Polres Bontang 94 186 137 157
Sumber: Badan Kesbangpol Linmas Kota Bontang

Masalah keamanan dan ketertiban sulit untuk diprediksi, namun tetap


harus diantisipasi. Untuk itu keterlibatan semua elemen masyarakat dalam
keamanan lingkungan masing-masing sangat penting untuk dilakukan.
Keterlibatan masyarakat dalam masalah ini dapat dilakukan melalui
berbagai program yang mendorong minat masyarakat mengembangkan
pos siskamling secara kuantitatif maupun kualitatif.

12) Urusan Pemerintahan Umum


Tugas dan peran pemerintah daerah adalah melayani masyarakat
dalam rangka pembangunan daerah di segala bidang. Tugas tersebut
dilakukan oleh pemerintah daerah melalui semua unsur OPD yang ada.
Pelayanan yang prima akan mampu mendorong produktivitas masyarakat
dalam melakukan berbagai aktivitas pembangunan.
Otonomi daerah semakin memperbesar peran pemerintah dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan
daerah. Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dapat merumuskan
kebijakan dan strategi yang diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi
saat ini serta kecenderungan di masa mendatang. Untuk menjalankan
otonomi daerah, kualitas pelayanan pemerintah daerah mutlak diperlukan.
Kualitas tersebut dapat terukur melalui beberapa aspek, seperti
kelengkapan OPD, kualitas SDM aparatur, berbagai peraturan daerah,
mekanisme pengawasan pembangunan daerah, dan sebagainya. Dengan
kata lain, dalam otonomi daerah diperlukan reformasi birokrasi menuju
efisiensi dan efektivitas pelayanan. Reformasi birokrasi memerlukan proses,
tahapan waktu, kesinambungan dan keterlibatan semua komponen yang
harus saling terkait dan berinteraksi. Reformasi birokrasi dilakukan melalui
penyelarasan kegiatan penataan kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
aparatur (SDM Aparatur), penataan ketatalaksanaan secara dinamis,

BAB I – PENDAHULUAN I - 59
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

pemantapan system pengawasan, peningkatan akuntabilitas, peningkatan


kualitas pelayanan publik, serta membangun kultur birokrasi baru. Oleh
karena itu, pelaksanaan reformasi birokrasi merupakan kebutuhan dan
harus sejalan dengan perubahan tatanan kehidupan politik, dinamika sosial,
dan dunia usaha.
Pelayanan pemerintahan umum untuk aspek perijinan menunjukkan
bahwa pada tahun 2014 tingkat kepuasan masyarakat sebesar 78,336
mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun 2013 dan pada tahun 2015
meningkat lagi menjadi 81,80. Searah dengan prinsip Good Governance dan
instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangannya
dalam pengelolaan sumber daya kebijakan yang dipercayakan kepadanya
harus berdasarkan perencanaan strategik yang ditetapkan. LAKIP
merupakan media pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi dan
kewenangan dalam pengelolaan sumber daya kebijakan kepada
stakeholder, sebagai umpan pengambilan keputusan pihak terkait sebagai
alas perbaikan manajemen ke pemerintahan dalam peningkatan kinerja
instansi pemerintah.
Pada tahun 2015 dari 51 OPD yang wajib menyampaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), 96,08% atau 49 OPD
telah menyampaikan. Masih terdapat 2 OPD yang tidak melaksanakan
kewajibannya menyampaikan LAKIP yaitu 1 Kantor Kecamatan dan 1 Kantor
Kelurahan. Capaian tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu
76,79%, namun bukan merefleksikan keberhasilan pencapaian pada
indikator ini karena idealnya seluruh OPD harus menyampaikan LAKIP.
Tinggi persentase OPD yang menyampaikan LAKIP karena ada punishment
yang diberikan oleh Pemerintah Kutai Barat berupa pemotongan anggaran
OPD. Selama 5 tahun terakhir persentase OPD yang telah menyampiakan
LAKIP meningkat setiap tahunnya namun belum memenuhi target yang
ditetapkan.

BAB I – PENDAHULUAN I - 60
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.33. Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Tahun Sebelumnya


Nilai Hasil Nilai Hasil
Evaluasi Evaluasi
No. Komponen yang Dinilai
Tahun Tahun
Bobot Bobot
2020 2021
1 Perencanaan Kinerja 30 24,62 30 23,69
2 Pengukuran Kinerja 25 17,19 30 28,71
3 Pelaporan Kinerja 15 10,61 15 15,00
4 Evaluasi Internal 10 6,66 - -
5 Akuntabilitas Kinerja Internal - - 25 12,50
6 Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi 20 13,50 - -
Nilai Hasil Evaluasi 100 72,57 100 79,00

Laporan Hasil Evaluasi (LHE) SAKIP Tahun 2021 menunjukkan bahwa


DPUPR termasuk dalam kategori BB (>70-80) dengan interpretasi Sangat
Baik, Akuntabel, Berkinerja Baik, Memiliki Sistem Manajemen Kinerja yang
Andal. Dari hasil evaluasi tersebut, Tim Review SAKIP Inspektorat Daerah
juga menyampaikan rekomendasi untuk ditindaklanjuti pada tahun
anggaran selanjutnya.

13) Urusan Pembedayaan Masyarakat dan Desa


Pemberdayaan Masyarakat merupakan suatu alternatif strategi
pengelolaan pembangunan memprasyaratkan adanya keterlibatan
langsung, baik secara perorangan sebagai warga masyarakat maupun
secara melembaga, dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan baik
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi hasil-hasil
pembangunan. Dalam kaitan ini, maka pemerintah pusat maupun daerah,
bahkan seluruh institusi pengelola pembangunan berkewajiban
menciptakan akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berperan
aktif dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan agar tercipta
demokratisasi pengelolaan pembangunan pada tingkat masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi
ekonomi rakyat tetapi juga harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga
dirinya serta terpeliharanya tatanan nilai budaya masyarakat Kota Bontang.
Pemberdayaan sebagai konsep sosial budaya yang dalam pelaksanaan

BAB I – PENDAHULUAN I - 61
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

pembangunannya berpusat pada rakyat, tidak saja menumbuhkan dan


mengembangkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga nilai tambah sosial
budaya.
Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa merupakan salah satu
program yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bontang. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan desa di
berbagai kegiatan dan proyek.
Program ini dilakukan oleh Dinas Perumahan, Kawasan, dan
Perdagangan (DPMPD) Kota Bontang. Pemerintahan Bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Sub Urusan merupakan satu bagian dari program ini.
Program ini mencakup beberapa kegiatan, seperti pembagunan sarana
prasarana. Dana Kelurahan (DK) merupakan salah satu program yang
dijalankan dalam urusan ini. DK Tahap I sebesar 50 persen atau sekitar
Rp174 juta dari total pagu. Dari 15 kelurahan yang mendapatkan DK, 6
kelurahan diantaranya menyampaikan progres pelaksanan kegiatan DK
kegiatan pembagunan sarana prasarana. Program ini juga melibatkan
pelatihan dan pengunjungan kegiatan pembagunan sarana prasarana oleh
pemimpinan kegiatan.
Dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat merujuk pada
peningkatan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai
kegiatan dan proyek yang dilakukan oleh pemerintah. Program ini
diharapkan dapat membantu masyarakat dan desa dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan tersebut

b. Pelayanan Urusan Pilihan


1) Urusan Pertanian
Dinas yang bertanggung jawab atas urusan pertanian di Kota Bontang
adalah Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian. Dinas ini
memiliki tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan pelayanan di bidang
pertanian, termasuk penyediaan sarana produksi pertanian dan
perkebunan. Salah satu fokus dinas ini adalah dalam meningkatkan

BAB I – PENDAHULUAN I - 62
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

ketahanan pangan di Kota Bontang melalui berbagai kegiatan dan program,


seperti Gerakan Budidaya Jagung (Gerdagung) yang diluncurkan untuk
mendukung peningkatan produksi jagung.
Dalam pembangunan sektor pertanian di Kota Bontang, Dinas
Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian memegang peranan penting.
Dinas ini bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan di bidang
pertanian, termasuk penyediaan sarana produksi pertanian dan
perkebunan. Salah satu fokus dinas ini adalah dalam meningkatkan
ketahanan pangan di Kota Bontang melalui berbagai kegiatan dan program,
seperti Gerakan Budidaya Jagung (Gerdagung) yang diluncurkan untuk
mendukung peningkatan produksi jagung.
Selain itu, Kota Bontang juga memiliki potensi pengembangan
komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kelapa, dan aren.
Dengan adanya upaya dari pemerintah dan instansi terkait, diharapkan
sektor pertanian di Kota Bontang dapat terus berkembang untuk
mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kinerja sektor pertanian, peternakan, dan perikanan di Kota Bontang
menunjukkan peningkatan produksi dan produktivitas. Berikut adalah
beberapa indikator kinerja sektor ini:
a. Capaian kinerja nyata: Renstra Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan
dan Pertanian Kota Bontang menunjukkan capaian kinerja tertinggi
pada tahun 2018 dengan skor pola pangan harapan (PPH) sebesar
88%.
b. Ketersediaan: Persentase daerah rawan pangan yang tertangani di
Kota Bontang meningkat dari 76% pada tahun 2018 menjadi 80%
pada tahun 2020.
c. Stabilitas harga dan pasokan pangan: Persentase stabilitas harga dan
pasokan pangan di Kota Bontang meningkat dari 78% pada tahun
2018 menjadi 80% pada tahun 2020.
d. Kinerja perikanan: Kinerja perikanan tangkap dan budidaya serta nilai
tambah di Kota Bontang meningkat dengan capaian kinerja 142,4%.

BAB I – PENDAHULUAN I - 63
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

e. Sumberdaya manusia: Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan


Pertanian Kota Bontang memiliki sumberdaya manusia yang
bervariasi, termasuk juru muda yang diterima di tingkatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Kaltimprov melakukan
revitalisasi pada sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan,
dan peternakan. Gubernur Kaltimprov juga menekankan pentingnya
kebersamaan semua pihak untuk memajukan dunia pertanian.
Meskipun informasi mengenai kinerja sektor pertanian, peternakan,
dan perikanan di Kota Bontang tidak mencakup semua detail mengenai
kinerja sektor ini. Namun, data ini menunjukkan bahwa kinerja sektor ini di
Kota Bontang meningkat dan berkembang dengan baik dalam beberapa
tahun terakhir.

2) Urusan Kehutanan
Dalam Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang 2021-2026,
salah satu tugas pokok DLH Kota Bontang adalah melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup, termasuk
pengelolaan hutan kota yang menunjang ekosistem kehati-hatian.
Pada tahun 2014, Menteri Kehutanan mengeluarkan Keputusan Nomor
SK.718/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur
dan Provinsi Kalimantan, namun tidak ada informasi yang spesifik mengenai
kawasan hutan di Kota Bontang. Pada tahun 2015, Pemkot Bontang masih
menunggu hasil kajian akademis terkait alih fungsi hutan lindung seluas
1.073 hektare.
Pada tahun 2022, Tim P3EK melakukan serangkaian tahapan kegiatan
mulai dari diskusi dengan pakar reklamasi, observasi lapangan dan rapat
tindak lanjut pengendalian kerusakan di Kota Bontang. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi diagnosa awal kondisi areal di
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang akan menjadi lokus riset dan implementasi
aksi pengendalian kerusakan. Salah satu lokasi RTH yang dipilih adalah
Taman Kasih Sayang (Takasay) yang berada di Kelurahan Belimbing

BAB I – PENDAHULUAN I - 64
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Kecamatan Bontang Barat dengan kondisi areal terbuka sebagai akibat dari
aktifitas galian C.
Pada tahun 2023, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
menyampaikan usulan perubahan kawasan hutan seluas kurang lebih 640
ribu hektar yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur, namun
tidak ada informasi yang spesifik mengenai kawasan hutan di Kota Bontang.
Meskipun informasi mengenai urusan kehutanan di Kota Bontang
terbatas, namun dapat disimpulkan bahwa pengelolaan hutan kota dan
pengendalian kerusakan lingkungan hidup menjadi salah satu tugas pokok
DLH Kota Bontang. Selain itu, terdapat upaya-upaya untuk mengidentifikasi
diagnosa awal kondisi areal di Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang akan
menjadi lokus riset dan implementasi aksi pengendalian kerusakan.

3) Urusan Pariwisata
Kota Bontang memiliki potensi wisata yang cukup besar, baik wisata
budaya dan maupun wisata alam. Obyek wisata di Kota Bontang tersebar
hampir di semua kecamatan, sehingga setiap kecamatan juga memiliki
kesempatan untuk mengembangkan wilayahnya. Sektor pariwisata
berkaitan erat dengan sektor ekonomi kain khususnya perdagangan, hotel,
dan restoran. Pengembangan sektor pariwisata akan berdampak pada
pengembangan perdagangan masyarakat di obyek wisata. Selain itu,
pengembangan pariwisata akan memacu tumbuhnya usaha penginapan
serta rumah makan dan restoran.
Salah satu sarana penunjang sektor pariwisata yang sangat diperlukan
bagi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara adalah hotel dan
akomodasi lainnya. Sektor perhotelan dan pariwisata berjalan beriringan
dan saling mendukung. Tersedianya tempat menginap yang nyaman dan
layak akan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pendatang sehingga
betah, baik yang berniat untuk tinggal sementara maupun menetap. Pada
tahun 2022 jumlah restoran yang ada di Kota Bontang berjumlah 21,

BAB I – PENDAHULUAN I - 65
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

dimana 8 berada di Kecamatan Bontang Utara, 5 berada di Kecamatan


Bontang Selatan, dan 8 di Kecamatan Bontang Barat.
Selain itu, hotel yang ada di Kota Bontang berjumlah 27 terdiri dari 3
hotel berbintang dan 24 hotel non- bintang dan akomodasi lainnya, dengan
jumlah kamar sebanyak 765 unit dan tempat tidur sebanyak 1.135 unit.
Untuk membangun jalur wisata, dibutuhkan peta wisata yang
menghubungkan titik-titik wisata potensial. Upaya tersebut harus diimbangi
dengan pembangunan akses jalan dan infra struktur yang menuju ke obyek
pariwisata, dan hal ini sangat membutuhkan dukungan dan pendanaan
yang tidak sedikit. Namun, pengembangan pariwisata akan terus dilakukan
secara bertahap dengan memperhatikan skala prioritas.

4) Urusan Industri dan Perdagangan


Industri dan perdagangan di Kutai Barat memiliki kontribusi yang
cukup besar di dalam perekonomian daerah. Hal tersebut terlihat dari
besarnya kontribusi sektor ini terhadap PDRB. Pada tahun 2013 tercatat 364
unit usaha dengan menyerap 552 tenaga kerja, dengan total nilai investasi
Rp40.779.196,000. Adapun besar kapasitas nilai produksi sebesar
Rp.18.660.018,000 dengan nilai produksi sebesar yang membutuhkan
material senilai Rp11.275.962,000.
UKM merupakan salah satu basis dalam pengembangan ekonomi
kerakyatan. UKM memliki peran penting dalam pembangunan ekonomi
nasional. Menurut Statistik UKM, kontribusi UKM pda PDB Nasional
mencapai lebih dari 50%. Demikian pula dengan penyerapan tenaga kerja,
UKM mampu meyerap tenaga kerja lebih dari 90%. Hal ini mengindikasikan
bahwa peran UKM secara nasional sangat signifikan. Namun, mengapa UKM
belum menjadi concern dalam pembangunan ekonomi nasional?
Kendala yang dihadapi UKM untuk meningkatkan share terhadap
output nasional, salah satunya karena keterbatasan untuk memanfaatkan
modal di pasar modal, selain juga karena tidak efisiennya dalam
menggunakan teknologi produksi dan rendahnya kemampuan SDM.

BAB I – PENDAHULUAN I - 66
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Menurut Bank Dunia pembangunan ekonomi lokal seyogyanya: (1)


melibatkan interaksi komponen masyarakat, (2) bertujuan untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Lebih
lanjut Bank Dunia mengatakan bahwa untuk mengembangkan ekonomi
lokal, daerah perlu fokus pada: (1) penciptaan lingkungan usaha yang
kondusif, (2) pengembangan sumberdaya manusia, (3) kemitraan
masyarkat dan pemerintah, (4) mendorong investasi swasta ke barang
publik, (5) membangun daya saing lokasi.

5) Energi dan Sumber Daya Alam


Sektor Pertambangan merupakan salah satu sektor unggulan bagi
perekonomian Kabupaten Kutai Barat, khususnya tambang batubara.
Setelah beberapa tahun terakhir kondisi pertambangan batubara tertekan
seiring dengan fluktuasi harga batubara yang tidak menentu di pasar global
pada periode 2015-2016. Namun di tahun 2017, produksi batubara di Kutai
Barat tercatat 8,5 juta Metrik Ton, meningkat dibanding tahun sebelumnya
yang mecapai 7,9 juta Metrik Ton.
Listrik adalah komoditas penting bagi keberlangsungan sendi
kehidupan manusia saat ini. Tanpa pasokan energi listrik, hamper
dipastikan banyak dunia usaha, rumah tangga maupun sektor yang lain
terganggu. Sebagian besar sumber energi listrik di Kabupaten Kutai Barat
hingga saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.
Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Kutai Barat tahun 2017 sebanyak
28.658 pelanggan, yang terdiri dari pelanggan listrik PLN (16.552) dan
Listrik Non PLN (12.106). Dan jika dihitung rasio desa berlistrik dan rasio
elektrifikasi di Kutai Barat tahun 2017 tercatat masing-masing sebesar 94,85
persen dan 67,20 persen.

4. Aspek Daya Saing Daerah


a. Kemampuan Ekonomi Daerah
1) Makroekonomi Daerah

BAB I – PENDAHULUAN I - 67
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Secara makro, pertumbuhan ekonomi menggambarkan perubahan


produksi seluruh barang dan jasa pada suatu wilayah dalam satu periode
tertentu dibandingkan dengan produksi seluruh barang dan jasa pada
periode sebelumnya. Pertumbuhan yang positif menunjukkan terjadinya
peningkatan produksi barang dan jasa, sebaliknya pertumbuhan yang
negatif menunjukkan terjadinya penurunan produksi barang dan jasa.
Penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi diturunkan dari angka PDRB
atas dasar harga konstan wilayah bersangkutan.
Ekonomi Kota Bontang mulai tumbuh positif setelah mengalami
penurunan pada beberapa periode sebelumnya. Berdasarkan hasil
penghitungan PDRB Kota Bontang atas dasar Harga Konstan 2010,
pertumbuhan ekonomi Kota Bontang secara total mengalami laju
pertumbuhan negatif (menurun) hampir setiap tahunnya selama periode
2013-2016. Secara total, pertumbuhan ekonomi Kota Bontang tahun 2017
bernilai positif sebesar 0,68 persen. Hal serupa juga terjadi pada
pertumbuhan ekonomi tanpa migas yang juga mengalami peningkatan 1,36
persen, sedikit lebih cepat dibanding tahun 2016 yang sebesar 0,14 persen.

Tabel 1.34. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kota Bontang Tahun 2013-
2017 (persen)

BAB I – PENDAHULUAN I - 68
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bontang dapat terlihat dengan jelas


dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu dengan migas dan tanpa
migas seperti pada grafik di atas. Dari pendekatan PDRB dengan migas
terlihat ada kecenderungan mengalami negatif. Sebaliknya, melalui
pendekatan PDRB tanpa migas terlihat ada kecenderungan selalu postif.
Pertumbuhan pada PDRB dengan migas yang negatif merupakan salah satu
indikator produksi gas alam cair di Kota Bontang yang cenderung
mengalami penurunan. Penurunan total produksi tersebut berdampak pada
perekonomian Kota Bontang yang terus mengalami penurunan sejak tahun
2002. Turunnya total produksi tersebut berdampak pada perekonomian
Kota Bontang yang masih bertumpu salah satunya pada hasil industri
pengolahan gas alam cair. Selain itu, sumber baru sebagai pemasok bahan
baku LNG di Kota Bontang juga baru ditemukan pada akhir tahun 2017,
yaitu dari lapangan migas Jangkrik yang dikelola oleh PT. Eni Indonesia..
Berbeda dengan pertumbuhan PDRB dengan migas yang seringkali
bernilai negatif, pertumbuhan ekonomi Kota Bontang tanpa migas bernilai
positif dari tahun ke tahun. Apabila dilihat berdasarkan atas harga produsen
secara konstan Tahun 2010, maka pertumbuhan PDRB tanpa migas Kota
Bontang Tahun 2017 mencapai 1,36 persen (riil) tanpa mengandung unsur
inflasi. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya yang
sebesar 0,14 persen. Perkembangan perekonomian tanpa migas yang terus
positif diharapkan mampu menggerakkan ekonomi Kota Bontang agar tidak
terus menerus bertumpu pada sektor migas yang tidak dapat diperbaharui
sumbernya.

Tabel 1.35. Perbandingan Gini Ratio dan Penduduk Miskin Antar Daerah
Penduduk Miskin
Kabupaten/Kota Gini Ratio
(%)
Pasir 0,3070 7,94
Kutai Barat 0,2855 7,7
Kutai Kartanegara 0,3117 7,52
Kutai Timur 0,3047 9,06
Berau 0,3204 4,83
Penajam Paser Utara 0,3255 7,7
Balikpapan 0,3370 2,48

BAB I – PENDAHULUAN I - 69
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Penduduk Miskin
Kabupaten/Kota Gini Ratio
(%)
Samarinda 0,3076 4,63
Bontang 0,3533 5,16

2) Kesejahteraan Sosial Budaya Masyarakat


Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu komponen dalam
aspek daya saing daerah. Beberapa ukuran yang dapat dipergunakan untuk
melihat kesejahteraan masyarakat antara lain daya beli masyarakat,
pendapatan per kapita, pola konsumsi masyarakat, dan beberapa ukuran
lain. Suatu keadaan sosial ekonomi rumah tangga dapat diamati dari besar-
kecilnya tingkat pendapatan suatu rumah tangga, atau dapat dikatakan
juga bahwa tingkat kesejahteraan suatu rumahtangga dapat dilihat dari
tingkat pengeluaran rumahtangga tersebut per kapita. Namun demikian
untuk memperoleh data pendapatan yang akurat adalah sulit, maka
pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan pengeluaran rumah
tangga.
Pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran makanan
dan bukan makanan dapat menggambarkan bagaimana penduduk
mengalokasikan kebutuhan rumah tangganya. Walaupun harga antar
daerah berbeda, namun nilai pengeluaran rumah tangga masih dapat
menunjukkan perbedaan tingkat kesejahteraan penduduk antar provinsi
khususnya dilihat dari segi ekonomi. Metode estimasi yang digunakan dalam
memperkirakan besarnya pengeluaran konsumsi rumahtangga dilakukan
secara langsung berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS).
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan di Kota Bontang
pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kota
Bontang mempunyai penghasilan yang memadai. Hal ini juga dapat
didekatkan dengan pengeluaran rumah tangga di Kota Bontang yang
86,89% dalam sebulannya menghabiskan lebih dari 4 juta rupiah untuk
keperluan rumah tangga, baik untuk makanan maupun bukan makanan.

BAB I – PENDAHULUAN I - 70
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Sedangkan untuk pengeluaran per kapita penduduk sebulan paling banyak


pada golongan di atas 1,5 juta rupiah (53,02%).
Kondisi kehidupan masyarakat Kota Bontang sudah sangat baik. Hal
ini ditunjukkan dengan lebih tingginya persentase pengeluaran rumah
tangga untuk bukan makanan (56,69%) dibandingkan dengan pengeluaran
untuk makanan (43,31%). Jika dilihat dari kelompok bukan makanan yang
dikonsumsi penduduk Kota Bontang, sebagian besar digunakan untuk
pengeluaran perumahan dan fasilitas rumah tangga yaitu sebesar 29,81%.
Sedangkan untuk kelompok makanan paling banyak untuk pengeluaran
makanan dan minuman jadi yakni sekitar 16,68%.

Tabel 1.36. Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut


Kelompok Komoditas Makanan (rupiah), 2020

Sumber: BPS Kota Bontang

BAB I – PENDAHULUAN I - 71
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Tabel 1.37. Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut


Kelompok Komoditas Non-Makanan (rupiah), 2020

Sumber: BPS Kota Bontang

b. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
1) Daya Saing Infrastruktur
Dalam upaya meningkatkan daya saing infrastruktur, Kota Bontang
telah melakukan berbagai upaya, termasuk pengembangan jaringan jalan
yang terintegrasi. Melalui inisiatif seperti Rencana Induk Pengembangan
Jalan Kota Bontang (RINGBAJA), pemerintah setempat berupaya untuk
menciptakan jaringan jalan yang komprehensif, terintegrasi, dan
berkelanjutan. Selain itu, Kota Bontang juga dikenal sebagai kota industri
yang memiliki infrastruktur berupa jaringan gas, yang merupakan salah satu
aset penting dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi
kota tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, dapat diakses melalui sumber
yang relevan atau situs web resmi pemerintah setempat.
2) Daya Saing Sumber Daya Alam
Pemerintah di Kota Bontang memiliki banyak program untuk
mensejahterakan masyarakat dan untuk membangun tata kota yang lebih
baik. Program pemerintah yang termasuk dalam sumber daya alam di Kota
Bontang adalah UMKM, Gas, PDAM, penghijauan pantai (bakau), pelestarian
hewan dan tumbuhan laut. Dalam penelitian ini hanya memfokuskan
program pemerintah mengenai sumber daya terbarukan dalam bidang

BAB I – PENDAHULUAN I - 72
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

UMKM yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Program


UMKM seperti pengolahan rumput laut yang di jadikan untuk produk
makanan maupun minuman, mangrove yang diolah menjadi sirup untuk
diperjualkan ke masyarakat. Kota Bontang merupakan kota industri dan
salah satu lokasi penghasil rumput laut dengan karakteristik wilayah
berbentuk kepulauan. Sebagian masyarakat pesisir di Kota Bontang
bermata pencaharian sebagai pembudidaya rumput laut. Rencana
pengembangan kawasan pesisir di Kota Bontang untuk budidaya rumput
laut direncanakan sampai pada pembangunan pabrik pengolahan rumput
laut. Di Kota Bontang mangrove sangat di budidayakan oleh masyarakat.
Para pelaku usaha mangrove mengolah dalam bentuk makanan setelah itu
di perjualkan sebagai kebutuhan ekonomi.

c. Iklim Investasi
Sebagaimana diketahui bahwa dalam Penjelasan Umum Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah antara lain
ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi daerah adalah dalam rangka
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,
pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta
pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintah Pusat dan Daerah
serta antar Daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket
Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, maka dalam upaya mendorong
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi dengan memberikan
perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil, dan menengah,
perlu dilakukan penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan terpadu.
Investasi di usaha mikro, kecil dan menengah berkembang cukup baik.
Industri kecil yang terdiri dari industri formal dan non formal pada tahun
2006 berjumlah 9.773 meningkat menjadi 10.746 pada tahun 2010 atau
mengalami peningkatan rata-rata pertahun 2,5%. penyerapan tenaga kerja

BAB I – PENDAHULUAN I - 73
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

juga mengalami peningkatan dari 24.091 orang pada tahun 2006, menjadi
27.722 orang pada tahun 2010 atau peningkatan rata-rata 3,75% per
tahun. Industri menengah besar yang pada tahun 2006 berjumlah 138 unit
menjadi 166 unit tahun 2010 atau meningkat 5% rata-rata per tahun,
penyerapan tenaga kerja meningkat dari 63.763 orang pada tahun 2006
menjadi 71.506 orang tahun 2010 atau meningkat rata-rata pertahun
sebesar 3%.
Dengan iklim investasi yang kondusif, dinamika perekonomian
masyarakat akan berkembang dengan pesat. Kebijakan penyederhanaan
yang lebih sederhana dan terpadu akan mendorong akses masyarakat
dalam berinvestasi dan berusaha, baik dari dalam maupun luar daerah Kutai
Barat, akan meningkat.
d. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu kunci dan berpengaruh
langsung terhadap kinerja organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Jumlah pegawai pada Badan
Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bontang
pada bulan Desember tahun 2022 tercatat sebanyak 54 orang pegawai yang
terdiri dari 39 orang PNS dan 15 orang Non PNS. Berdasarkan jenis kelamin,
pegawai Bapelitbang terdiri dari 30 pria dan 24 wanita. Sedangkan
berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas adalah lulusan S1 (sebanyak 37
orang), sisanya adalah S2 (6 orang), D1/D3 (3 orang), SMA (8 orang).
Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Bapelitbang Kota Bontang
adalah: 1 (satu) orang Eselon II; 4 (empat) orang Eselon III terdiri dari 1
(satu) orang sekretaris dan 3 (tiga) orang kepala bidang; 2 (dua) orang
Eselon IV dan Fungsional Perencana 12 (Dua Belas), Fungsional Penata
Ruang 1 (satu) orang dan non eselon sebanyak 34 orang.
e. Ketahanan Pangan
Potensi pertanian tanaman pangan di Kota Bontang tidak terlalu
menonjol, mengingat Bontang adalah daerah perkotaan. Selama ini, Kota

BAB I – PENDAHULUAN I - 74
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Bontang masih mengandalkan suplai bahan-bahan makanan dari daerah


lain.
Lahan sawah yang ada di Kota Bontang merupakan lahan non irigasi.
Pada tahun 2022, luas lahan sawah yang ada di Kota Bontang seluas 37
hektar, dimana 97,30% berada di Kecamatan Bontang Selatan. Selain itu,
di Kota Bontang juga terdapat tegal/kebun seluas 891 hektar dan
ladang/huma 1.620 hektar.
Tanaman padi di Kota Bontang hanya diusahakan di Kecamatan
Bontang Selatan dan Bontang Barat. Pada tahun 2022, luas panen padi
sawah sebesar 46,00 hektar
Untuk tanaman sayur-sayuran, yang paling banyak produksinya
selama tahun 2022, yaitu cabai keriting sebesar 1.075 kuintal, disusul
kangkung 1.031 kuintal, cabai rawit 966 kuintal, petsai/sawi 891 kuintal,
dan tomat 842 kuintal. Sementara untuk tanaman buah-buahan, yang
paling banyak produksinya selama tahun 2022 adalah mangga yaitu sebesar
1.524 kuintal, disusul rambutan 969 kuintal, pisang 957 kuintal, durian 685
kuintal dan pepaya 634 kuintal.
Selain tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan, terdapat juga
tanaman biofarmaka seperti jeruk nipis, serai, jahe, kunyit, laos/lengkuas,
kencur dan temulawak dengan luas panen masing-masing sebesar 101
pohon, 35 m2, 10.072 m2, 77 m2, 71 m2, 21 m2, dan 17 m2. Diantara
tanaman biofarmaka tersebut, jahe yang paling banyak produksinya tahun
2022, yaitu sebesar 5.816 kg.
Pada tahun 2022, komoditi kelapa sawit menjadi salah satu komoditi
dengan produksi terbesar yaitu sebesar 58,87 ton di areal seluas 51 hektar.
Selain itu ada juga komoditi kelapa dengan produksi sebesar 13,24 ton di
areal seluas 20 ribu hektar.
Jika dilihat dari populasi ternak hewan besar di Kota Bontang pada
tahun 2022, Populasi ternak di Kota Bontang tahun 2022 didominasi oleh
hewan ternak kambing, yaitu sebanyak 558 ekor. Selain itu terdapat pula
sapi potong sebanyak 472 ekor, kerbau 39 ekor, domba 20 ekor, kuda 2

BAB I – PENDAHULUAN I - 75
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

ekor, dan babi 2 ekor. Sedangkan populasi unggas yang paling dominan
adalah ayam pedaging, yaitu sebanyak 1,48 juta ekor, diikuti oleh ayam
kampung 103 ekor, dan itik/itik manila 6 ekor.
Adapun populasi ternak di Kota Bontang mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya. Penyebab penurunan ini diantaranya
karena berkurangnya area peternakan dan adanya wabah penyakit mulut
dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sehingga para peternak
banyak menjual hewan ternaknya.
Wilayah laut di Kota Bontang lebih luas daripada wilayah daratan. Oleh
karena itu wajar jika hasil produksi perikanan didominasi oleh perikanan
laut. Produksi perikanan tangkap tahun 2022 tercatat sebesar 21.916,20
ton dengan jumlah rumah tangga perikanan laut sebanyak 3.331 rumah
tangga. Sementara produksi perikanan budidaya tahun 2022 tercatat
sebesar 3.471,45 ton dengan jumlah rumah tangga perikanan budidaya
sebanyak 330 rumah tangga.
Menurut kelompoknya, pengeluaran rata-rata perkapita dibedakan
menjadi pengeluaran rata-rata perkapita kelompok makanan dan
pengeluaran ratarata perkapita kelompok bukan makanan. Hal ini juga
dapat didekatkan dengan pengeluaran rumah tangga di Kota Bontang yang
86,89% dalam sebulannya menghabiskan lebih dari 4 juta rupiah untuk
keperluan rumah tangga, baik untuk makanan maupun bukan makanan.
Sedangkan untuk pengeluaran per kapita penduduk sebulan paling banyak
pada golongan di atas 1,5 juta rupiah (53,02%).
Kondisi kehidupan masyarakat Kota Bontang sudah sangat baik. Hal
ini ditunjukkan dengan lebih tingginya persentase pengeluaran rumah
tangga untuk bukan makanan (56,69%) dibandingkan dengan pengeluaran
untuk makanan (43,31%). Jika dilihat dari kelompok bukan makanan yang
dikonsumsi penduduk Kota Bontang, sebagian besar digunakan untuk
pengeluaran perumahan dan fasilitas rumah tangga yaitu sebesar 29,81%.
Sedangkan untuk kelompok makanan paling banyak untuk pengeluaran
makanan dan minuman jadi yakni sekitar 16,68%.

BAB I – PENDAHULUAN I - 76
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

5. Kondisi Umum Hasil Pembangunan Berdasarkan Indikator


Agregat

Tabel 1.38. Kinerja Agregat Pembangunan Kota Bontang

Rincian/Description Satuan/Unit 2020 2021 2022

(1) (2) (3) (4) (5)


SOSIAL/SOCIAL
Penduduk1/Population1 ribu/thousand 178,92 180,84 183,16
Angka Harapan Hidup1-e0/Life Expectancy Rate1 tahun/years 74,28 74,55 74,57
Angka Melek Huruf Usia 15+/Literacy Rate Aged 15+ % 99,10 99,30 98,94
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja -TPAK2,3 % 69,24 66,63 72,08
Labour Force Participation Rate-LFPR2,3
Tingkat Pengangguran Terbuka-TPT2 % 9,46 9,92 7,81
Unemployment Rate-UR2
Penduduk Miskin5/Poor People4 ribu/thousand 7,91 8,41 8,39
Persentase Penduduk Miskin4 % 4,38 4,62 4,54
Percentage of Poor People4
Indeks Pembangunan Manusia-IPM5 – 80,02 80,59 80,94
Human Development Index5

EKONOMI/ECONOMIC
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku6 miliar rupiah 57 949,63
Gross Regional Domestic Bruto (GRDP) at Current Price6 billion rupiahs
55 664,04
x 63 109,98 xx
Laju Pertumbuhan Ekonomi8/Economic Growth 7 % -2,74 1,60 x 2,46xx
PDRB Per Kapita Harga Berlaku 6,8 juta rupiah
million rupiahs 311,88 320,44 x 344,456xx
Per Capita of GRDP at Current Price 6,8

C. Gambaran Singkat Proses Penyusunan Dan Perumusan Isu


Prioritas
Proses Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kota Bontang diawali dengan penetapan Surat
Keputusan Bupati Kabupaten Kutai Barat tentang Pembentukan Kelompok
Kerja Penyusunan Dokumen Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota
Bontang tahun 2022. Surat keputusan tersebut terdiri dari berbagai unsur
SKPD terkait, Perguruan Tinggi serta Lembaga Swadaya Masyarakat.
Berdasarkan surat keputusan tersebut kemudian tim melaksanakan
penjaringan isu prioritas lingkungan hidup Kota Bontang tahun 2022. Pada
saat bersamaan juga dilakukan proses pengumpulan data-data yang
diperlukan baik data internal pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang
maupun data eksternal yang terdapat pada SKPD lainnya baik SKPD lingkup
Pemerintah Kota Bontang maupun SKPD Provinsi Kalimantan Timur maupun

BAB I – PENDAHULUAN I - 77
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

UPT Pusat. Data-data tersebut diperlukan dalam rangka pengisian tabel-


tabel yang harus dipenuhi dalam dokumen informasi kinerja pengelolaan
lingkungan hidup daerah. Pada tahapan ini Tim IKPLH berkoordinasi dengan
SKPD terkait untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk
penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah dengan mengirimkan surat permohonan pengisian data dalam tabel
isian pedoman pengisian DIKPLH tahun 2022. Form IKPLH dikirimkan
kepada setiap SKPD yang terkait dengan keperluan pengisian dengan
berbatas waktu yang ditentukan, untuk selanjutnya dilakukan jemput data
oleh tim IKPLH ke SKPD terkait. Demi memastikan keakuratan data tim juga
memverifikasi data kepada SKPD terkait dan meminta risalah dari data yang
diberikan demi mempermudah di dalam pembahasan isu penting. Data yang
telah diverifikasi selanjutnya dimasukkan ke dalam form DIKPLH baik secara
hard copy maupun data digital melalui SILH Kementerian LH & Kehutanan.
Selain itu data yang diperoleh juga diperlukan sebagai bahan penajaman
untuk analisis permasalahan lingkungan hidup daerah. Analisis yang
digunakan dalam penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Lingkungan
Hidup tahun 2022 adalah Analisis DPSIR (Driving Force, Pressure, State,
Impact dan Respon).
Dari Isu Lingkungan serta Inovasi Daerah dalam Pengelolaan
Lingkungan Analisis Driving Force, Pressure, State , Impact dan Response
(DPSIR) digunakan dalam rangka mengurai permasalahan lingkungan hidup
ke dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Tata Guna Lahan 2. Kualitas Air 3.
Kualitas Udara 4. Resiko Bencana 5. Tata Kelola 6. Perkotaan Analisis
pengolahan data DIKPLH selanjutnya dilakukan analisa dan penulisan untuk
didapatkan DPSIR yang mampu menjelaskan secara tepat dan akurat
mengenai situasi terkini dari isu lingkungan yang dibahas, tekanan terhadap
lingkungan yang menyebabkan isu tersebut berdampak penting bagi
lingkungan dan kehidupan, serta upaya yang telah dilakukan Pemerintah
Kota Bontang untuk meminimalisasi dampak dari isu lingkungan tersebut.

BAB I – PENDAHULUAN I - 78
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup (DIKPLH)


Setelah melalui proses analisa dan penulisan dari DPSIR Isu Prioritas
Lingkungan Hidup maka selanjutnya dilakukan penulisan secara
keseluruhan dari DIKPLH mulai dari buku I yang menyajikan ringkasan
eksekutif dari IKPLH dan buku II yang merupakan laporan utama dari
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup itu sendiri.

D. Maksud Dan Tujuan


Maksud pembuatan dokumen ini adalah untuk mendokumentasikan
perubahan dan kecenderungan kondisi lingkungan serta melakukan analisa
terhadap isu lingkungan serta respon Pemerintah Kota Bontang tahun 2022,
terhadap pengelolaan lingkungan hidup daerah yang berkelanjutan.
Pelaporan yang rutin akan menjamin akses informasi lingkungan yang
terkini dan akurat secara ilmiah bagi publik.

Adapun tujuannya adalah:


1. Menyediakan referensi dan data dasar, tentang kondisi dan
kecenderungan perubahan lingkungan hidup Kabupaten Kutai
Barat,sebagai bahan masukan dalam proses pengambilan keputusan
atau kebijakan pada semua sektor dalam rangka mempertahankan
daya dukung dan daya tampung lingkungan.
2. Meningkatkan mutu informasi lingkungan hidup sebagai bagian dari
sistem pelaporan publik dan bentuk dari akuntabilitas;
3. Menyediakan media peningkatan kesadaran dan kepahaman akan
kecenderungan kondisi lingkungan bagi setiap pihak, baik dari
kalangan masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah, untuk
senantiasa memelihara dan menjaga kulaitas lingkungan hidup
Kabupaten Kutai Barat serta mendukung upaya pembangunan
berkelanjutan;
4. Memfasilitasi pengukuran kemajuan kinerja pengelolaan lingkungan
hidup.menganalisis kondisi lingkungan hidup dan

BAB I – PENDAHULUAN I - 79
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020

kecenderungannya, tekanan terhadap lingkungan, dan upaya


pengelolaan lingkungan hidup yang digambarkan dalam Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD)
Kota Bontang tahun 2022.

E. Ruang Lingkup Penulisan


Secara garis besar, ruang lingkup penyusunan DIKPLHD Kota
Bontang ini meliputi:
1. Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kota Bontang
2. Profil Daerah/Gambaran Umum Kota Bontang
3. Analisis Driving Force, Pressure, State, Impact dan Response yang
mengacu pada enam isu lingkungan hidup, yaitu Tata Guna Lahan,
Kualitas Air, Kualitas Udara, Risiko Bencana, Perkotaan dan Tata
Kelola;
4. Analisis Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kota Bontang berikut
pembahasannya dengan metode Driving Force , Pressure, State
dan Response
5. Inovasi dan inisiatif daerah dalam upaya peningkatan kualitas
lingkungan hidup
6. Rencana tindak lanjut melalui berbagai program dan kebijakan
daerah.

BAB I – PENDAHULUAN I - 80
ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE, STATE, IMPACT,
DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

Isu Lingkungan Hidup (Air Sungai dan Laut) di Kota Bontang

• Driving Force (Pemicu)

Kota Bontang secara geografis terletak diantara 0°01’ Lintang Utara -


0°12’ Lintang Utara dan 117°23’ Bujur Timur - 117°38’ Bujur Timur. Kota
Bontang berada pada lokasi yang strategis, dilewati jalan poros
transkalimantan dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar yang
merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. PT. Badak NGL dan
PT. Pupuk Kalimantan Timur dibangun di Kota Bontang karena faktor lokasi
tersebut dan menjadi salah satu faktor perdorong utama pertumbuhan dan
perkembangan Kota Bontang. Kota Bontang juga memiliki beberapa pulau-
pulau kecil, seperti Pulau Beras Basah yang menjadi salah satu objek daya
tarik wisata, Pulau Gusung yang terdapat permukiman diatasnya, pulau
mangrove yang tersebar dari utara hingga selatan, juga terdapat
permukiman diatas laut seperti melahing dan Tihi-tihi. Kota Bontang secara
administratif merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Timur yang
memiliki luas 469.752,56 Ha dengan luas daratan hanya 29% dari total luas
yang ada sehingga 71% daerahnya merupakan wilayah perairan. Perairan
Laut Kota Bontang sendiri merupakan bagian dari wilayah Selat Makasar,
dimana lokasi umum kegiatan yang ada di perairan laut tersebut yaitu
Pelabuhan Lok Tuan sebagai pelabuhan peti kemas, pelabuhan tanjung laut
sebagai pelabuhan bagi barang-barang lokal terutama dari wilayah Sulawesi
serta Pantai Bontang Kuala sebagai tempat pariwisata dan pemukiman.
Selain itu, terdapat aktivitas industri besar yang berada di sekitar lokasi
perairan yaitu PT. Pupuk Kaltim beserta kawasan industry petrokomia,
Badak NGL yang bergerak dibidang gas dan Perusahaan Batubara PT.
Indominco Mandiri. Aktivitas perairan dan disekitarnya yang cukup banyak
tentunya akan berkontribusi terhadap perubahan kualitas lingkungan
perairan yang dapat mengganggu fungsi ekologi ekosistem di perairan dan
terjadinya penurunan kualitas air laut baik secara fisik, kimia maupun
biologi. Hampir di sepanjang pesisir perairan Kota Bontang merupakan
wilayah yang produktif yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
aktivitas perekonomian. Kota Bontang pun dikenal dengan hasil
perikanannya baik hasil laut maupun berupa produk olahan perikanannya.
Sehingga kualitas dan pengendalian pencemaran air laut harus dilakukan
untuk menjaga potensi wilayah perairan tetap terjaga dan memberikan
manfaat bagi masyarakat, karena terjadinya kerusakan lingkungan akan
mengakibatkan menurunya profuktifitas sehingga akan menurunkan
perekonomian masyarakat terutama para nelayan.

• Pressure (Tekanan)

Seiring berjalannya waktu dan diiringi oleh perubahan di segala lini


kehidupan, laut yang sekarang menjadi salah satu tempat pemenuhan
kebutuhan hidup dan sarana rekreasi di khawatirkan suatu saat akan
berubah menjadi layaknya tempat sampah. Bukan hanya kotor, tetapi saat
ini kondisi laut di Kawasan Bontang Kuala menimbulkan bau dari sampah
dan limbah yang telah mencemari air lautnya. Permasalahan inilah yang
kerap kali muncul di tengah-tengah masyarakat modern saat ini. Ancaman
kepada lingkup kelautan maupun pesisir kian mengalami peningkatan
karena pengaruh pertambahan total penduduk dan bertambahnya juga
eksploitasi lingkungan selain pertambahan industri kecil dan juga besar
misalnya aktivitas penjualan, aktivitas komunitas, hingga sarana
transportasi yang dilaksanakan di atas perairan dan juga dalam lautan
tersebut. Kenyataannya, warga yang biasanya melaksanakan kegiatan
penjualan (terkait ini yaitu pelaku bisnis yang merupakan sampel) di atas
laut paling mendominasi untuk melakukan pencemaran area lautan dan
pesisir. Sifat mayoritas pelaku bisnis yang mengutamakan dirinya dan suatu
golongan adalah wujud pemenuhan kebutuhan hidup dibandingkan
memedulikan alam yang berkesinambungan memicu sikap tidak peduli dan
ceroboh. Kelurahan Bontang Kuala, salah satu desa wisata Kota Bontang
dengan penduduk lebih dari 7000 jiwa (sumber: Data Agregat Kelurahan
Bontang Kuala Semester II Tahun 2021) memiliki potensi besar dalam
perannya melakukan pencemaran wilayah laut dan pesisir. Jumlah
penduduk yang lebih banyak tinggal di atas laut ketimbang daratan
memperparah pencemaran wilayah laut dan pesisir yang terjadi di kawasan
tersebut. Sebagai kota industri yang memiliki 2 perusahaan industri berskala
internasional yaitu PT. Badak NGL dan PT. Pupuk Kaltim ditambah dengan
beberapa perusahaan industri berskala nasional lainnya, Kota Bontang
memiliki kecenderungan untuk terpapar dari proses industri tersebut. Dari
kecenderungan tersebut maka dilakukan analisis terhadap 3 (tiga) masalah
lingkungan prioritas yang terjadi di Kota Bontang. Perkembangan penduduk
suatu daerah akan membawa konsekuensi logis terjadinya peningkatan
kebutuhan akan papan, pangan dan sandang. Kebutuhan akan papan akan
sangat tergantung dengan ketersediaan ruang, sedangkan pemenuhan
akan pangan dan sandang memacu upaya peningkatan produksi guna
peningkatan ekonomi keluarga. Hal tersebut sesuai dengan pendapatnya
Soemarwoto (1991:230-250) bahwa secara rinci dampak kepadatan
penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap
kelestarian lingkungan salah satunya adalah semakin besar jumlah
penduduk, semakin besar kebutuhan akan sumber daya, terutama lahan
dan air.

Permasalahan utama yang dihadapi Dinas Lingkungan Hidup adalah sebagai


berikut :
1. Ditariknya kewenangan pengelolaan laut ke provinsi
2. Belum optimalnya pelaksanaan sistem penanganan sampah 3 R
3. Pencemaran dan kerusakan ekosistem mangrove
4. Pengawasan terhadap perusakan belum optimal
5. Belum optimalnya gerakan penghijauan
6. Ancaman menurunnya keanekaragaman hayati
7. Menurunnya kualitas air sungai
8. Masih tingginya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari

Kota Bontang merupakan kota sedang berbasis industri yang menjadi


bagian dari Provinsi Kalimantan Timur, dimana sebanyak berbagai industri
berskala internasional dan nasional berdiri di Kota Bontang ditambah
dengan usaha kecil lainnya. Berdasarkan data pada tahun 2016 terdapat 12
perusahaan besar yang berada di Kota Bontang yang bergerak di sektor
gas, pupuk, ammonia, methanol, dan ammonium nitrat. Dari keseluruhan
sektor tersebut industri gas dan pupuk merupakan sektor yang terbesar dan
berskala internasional. Kualitas air laut adalah banyaknya industri yang
memanfaatkan air laut dan juga mengalirkan air sisa pengolahan kegiatan
industrinya ke perairan laut Kota Bontang, adanya belasan perusahaan
berskala nasional dan internasional yang berada di Kota bontang
memberikan tekanan lebih terutama pada sisi resiko pencemaran air laut.
Dimana perusahaan tersebut mengalirkan air sisa kegiatan industri mereka
ke perairan laut Kota Bontang. Kondisi Kota Bontang yang 70% terdiri dari
perairan laut membuat hal ini menjadi sangat penting, ada resiko kerusakan
biota laut, terumbu karang, dan kerugian yang diderita akibat tercemarnya
perairan laut Kota Bontang.

• State (Kondisi Saat ini)


SP2020 mencatat penduduk Bontang pada bulan September 2020 sebanyak
178.917 jiwa. Sejak tahun 2010, jumlah penduduk Kalimantan Timur
mengalami penambahan sekitar 35.234 jiwa, atau rata-rata sebanyak 3.523
jiwa setiap tahun. Bontang masih berada dalam masa bonus demografi,
yang ditandai dari 66,97 persen penduduknya masih berada di usia
produktif pada tahun 2020. Bontang masih belum memasuki era ageing
population, yang ditandai dari persentase penduduk lansia yang mencapai
4,8 persen pada tahun 2020, kurang dari 10 persen. SP2020 mencatat
jumlah penduduk laki-laki di Bontang sebanyak 92,94 ribu jiwa, atau 51,94
persen dari penduduk Bontang. Sementara jumlah penduduk perempuan di
Bontang sebanyak 85,99 ribu jiwa, atau 48,05 persen dari penduduk
Bontang. Dari kedua informasi tersebut, rasio jenis kelamin penduduk
Bontang adalah sebesar 108,08 yang artinya terdapat 108 laki-laki per 100
perempuan di Bontang pada tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah penduduk akan terus mengalami peningkatan dan ini selaras dengan
kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Kehidupan manusia tidak
lepas dari alam. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya,manusia
melakukan eksploitasi yang mendorong peningkatan kebutuhan akan
lahan untuk pemukiman serta sumber daya alam. Ketidakseimbangan
antara pertambahan penduduk dan peningkatan produksi pangan akan
memengaruhi kualitas hidup manusia. Namun, eksploitasi alam secara
berlebihan tanpa mempertimbangkan peningkatan kelestarian
terhadap, alam tentunya akan membawa malapetaka bagi generasi
selanjutnya.
Dari hasil pemetaan zona konservasi air di Kota Bontang didapati zona
kritis dan zona rawan dimana penurunan kedudukan muka air tanah untuk
zona kritis 60-80% dan zona rawan 40-60%. Berdasarkan hasil pemetaan
ini maka tidak dapat dilakukan konservasi terus menerus pada kedua zona
tersebut sehingga berkurang jumlah sumber air bersih apabila tidak
dilakukan konservasi di daerah lain.

Dari hasil pengukuran parameter fisika, kimia dan biologi perairan dapat
diketahui tingkat kualitas perairan Kota Bontang yang selanjutnya akan
dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan dengan standar baku
mutu lingkungan air untuk biota dan wisata bahari berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Adapun data kualitas air
dari 6 (enam) stasiun sebagai berikut. Dari hasil yang diperoleh menunjukan
bahwa terdapat beberapa parameter yang tidak sesuai dengan baku mutu
pada ke-6 (enam) stasiun yaitu parameter suhu, pH, Total Suspended Solid
(TSS), Amonia, Nitrat, Timbal dan Total Coliform.

Dari keseluruhan sektor industri yang ada di Kota Bontang sepanjang


tahun 2016 mampu menghasilkan produksi sebesar 18.462.299 ton/tahun.
Dengan jumlah produksi yang besar tentunya akan berbanding lurus
dengan limbah yang dihasilkan, dimana sepanjang tahun 2016 dari data
yang dimiliki Pemerintah Kota Bontang tercatat sektor industri
menghasilkan limbah cair BOD sebesar 384,57 ton/tahun, limbah COD
653,91 ton/tahun dan limbah TSS 619,97 ton/tahun. Limbah cair yang
dihasilkan tentunya akan melalui pengolahan limbah yang disyaratkan,
meskipun demikian efek akumulatif yang ditimbulkan dari limbah yang terus
menerus dibuang ke lingkungan tentunya menjadi pertimbangan yang
cukup penting.

Hasil pemantauan pada badan air yaitu sungai di wilayah administrasi


Kota Bontang menunjukkan bahwa 18 status mutu air tergolong klasifikasi
cemar ringan berdasarkan baku mutu kelas air II. Hal ini dikarenakan nilai
indeks pencemar (IP) pada setiap titik pantau air sungai menunjukkan nilai
> 1 sehingga diperoleh nilai IKA Kota Bontang tahun 2021 adalah 50.
Beberapa parameter kunci yang melebihi baku mutu kelas air II yaitu
parameter TSS (Total Solid Suspended), BOD (Biologychal Oxygen
Demand), dan COD (Chemical Oxygen Demand). Parameter yang melebihi
baku mutu ini berdampak pada penurunan kualitas air pada sungai di
Bontang. TSS adalah parameter yang menunjukkan konsentrasi padatan
tersuspensi dalam suatu perairan. Tingginya nilai TSS pada umumnya
berasal dari aktivitas alih fungsi lahan, sehingga air hujan dapat membawa
padatan masuk ke badan air.
Penggunaan lahan dan perubahan tutupan lahan merupakan pendorong
utama dalam potensi pencemaran sungai yang berdampak pada perubahan
geomorfologi sungai, struktur tanah, proses hidrologi, dan penurunan
kualitas air. Perubahan penggunaan lahan dan tutupan lahan terjadi karena
adanya faktor antropogenik yaitu eksploitasi secara berlebihan terhadap
lahan pertanian, alih fungsi lahan hutan dan padang rumput menjadi daerah
komersil, dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Memahami
efek dari penggunaan lahan terhadap kualitas air sangat penting untuk
manajemen air yang berkelanjutan. Wilayah dengan kepadatan penduduk
yang tinggi dan didominasi oleh lahan pertanian dapat menurunkan kualitas
air sungai, namun apabila suatu wilayah memiliki kawasan hutan yang
cukup akan mengurangi pencemaran di sungai. Sungai di Kota Bontang
pada umumnya melewati daerah pemukiman dan industri mikro, kecil dan
menengah sehingga bahan pencemar yang masuk ke dalam sungai
dimungkinkan berasal dari aktivitas tersebut. Limbah cair domestik sendiri
mengandung pathogen, padatan tersuspensi, nutrient (nitrogen dan fosfor)
dan polutan organik lainnya sehingga berpotensi menyebabkan kenaikan
konsentrasi bahan organik, yang direpresentasikan dengan COD dan BOD,
pada badan air penerima, yaitu sungai. Kandungan bahan organik dalam
limbah domestik berasal dari protein makanan, karbohidrat seperti gula dan
selulosa, lemak dan minyak serta bahan organik sintesis seperti surfaktan.
Namun bahan organik juga dapat terkandung dalam perairan secara alami
yaitu akibat proses penguraian, pelapukan, atau dekomposisi tumbuh-
tumbuhan dan sisa organisme mati.

Salah satu sektor pariwisata yang ada di Indonesia terutama di


Kalimantan Timur yaitu terdapat di Kota Bontang. Menurut Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bontang atau disebut Disbudpar Kota
Bontang tahun 2012, kota Bontang memiliki daya tarik dan potensi dalam
hal pariwisata salah satunya adalah Pulau Beras Basah. Berdasarkan data
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang, kawasan
wisata khususnya beras basah setiap tahunnya akan mengalami
peningkatan jumlah wisatawan atau pengunjung, terlebih lagi pada saat
hari – hari liburan maka jumlah pengunjung perharinya dapat meningkat
dari jumlah 450 orang di tahun 2018 sampai kurang lebih 5000 pengunjung
di tahun 2019, dan pada tahun 2020 mengalami penurunan jumlah
pengunjung. Kawasan wisata Pulau Beras Basah umumnya memiliki daya
tarik dan potensi yang besar sehingga dapat diprediksi terjadinya
peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Namun masih banyaknya
pengunjung atau wisatawan yang kurang menjaga kebersihan dan menjaga
serta mempergunakan fasilitas sarana prasarana wisata dengan baik
sehingga berakibat kepada lingkungan kawasan wisata yang menjadi
tercemar dan fasilitas tidak terawat dengan baik, hal ini sejalan dengan
adanya peningkatan jumlah pengunjung yang akan terjadinya kelebihan
kapasitas wisata beras basah apabila tidak dilakukan pengendalian
pengunjung wisata beras basah Permasalahan lainnya yaitu kawasan wisata
beras basah yang kurang memiliki pengelolaan sampah yang baik karena
tidak adanya pengendalian sampah yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Bontang dalam menangani sistem persampahan yang dapat berupa
kurangnya ketersediaan tempat pembuangan sampah, dan lingkungan
perdagangan dan jasa pedagang kaki lima yang kurang tertata dengan baik
sehingga kurang nyaman untuk dilihat oleh pengunjung. Kemudian
permasalahan selanjutnya berupa fasilitas sarana prasarana yang tidak
dikelola dengan baik serta tidak tersedianya jaringan air bersih atau air
tawar di kawasan wisata beras basah, sehingga masyarakat lokal yang
tinggal di pulau beras basah perlu mengendalikan air tawar dengan cara
membawa air tawar dari daratan lalu dibawa menyebrang ke pulau beras
basah. Dengan begitu, segala permasalahan – permasalahan yang ada
nantinya akan berdampak pada kualitas pariwisata akan mempengaruhi
pengembangan pariwisata kedepannya.
• Impact (Dampak)

Pencemaran air merujuk pada masuknya zat-zat berbahaya atau bahan


polutan ke dalam sumber air, baik itu sungai, danau, dan perairan lainnya,
yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air dan berdampak negatif
pada lingkungan dan kesehatan manusia. Tercemarnya sumber air bisa
disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia dan faktor alami. Hal ini
membuat kondisi air tidak bisa lagi digunakan seperti semestinya. Sehingga
mengancam sumber air dan sumber air tidak mampu lagi di manfaatkan
untuk kebutuhan manusia. Pencemaran air merujuk pada kondisi di mana
air tercemar atau terkontaminasi oleh bahan-bahan berbahaya atau zat-zat
kimia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan dan
membahayakan kesehatan manusia. Dampak pencemaran air sangat
beragam dan bisa mencakup berbagai aspek, baik lingkungan maupun
sosial. Beberapa dampak utama pencemaran air meliputi:
1. Kesehatan
Air yang terkontaminasi dapat menyebabkan berbagai penyakit pada
manusia. Konsumsi air yang tercemar bisa menyebabkan keracunan,
gangguan pencernaan, infeksi saluran pernapasan, dan berbagai
masalah kesehatan lainnya. Zat-zat beracun seperti logam berat
(misalnya timbal dan merkuri) serta bahan kimia organik (seperti
pestisida) dapat menyebabkan efek jangka panjang seperti kerusakan
saraf, kanker, dan masalah perkembangan pada anak-anak.

2. Kerusakan Ekosistem
Pencemaran air dapat merusak ekosistem perairan dan mengganggu
kehidupan biota air di dalamnya. Biota air, termasuk ikan, makhluk renik,
dan tanaman air, bisa terpapar bahan kimia berbahaya, menyebabkan
kematian massal atau pengurangan populasi yang signifikan. Ini
mengganggu rantai makanan dan mengurangi keanekaragaman hayati
perairan. Air yang terkontaminasi dapat mengakibatkan tanaman
terpapar bahan kimia berbahaya. Ini bisa mengurangi hasil panen,
mengganggu kualitas makanan yang dihasilkan, dan merusak tanah
pertanian dalam jangka panjang. Pencemaran air bisa merusak
ekosistem perairan secara keseluruhan. Nutrien berlebih (seperti
nitrogen dan fosfor) dari limbah pertanian dan limbah domestik dapat
menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan, yang pada gilirannya
mengganggu ekosistem dan menyebabkan daerah mati di perairan
(zona tanpa oksigen). Selain itu pada beberapa titik terdapat kerusakan
pada ekosistem terumbu karang, seperti yang diketahui terumbu karang
merupakan wadah kehidupan dari berbagai biota laut. Kerusakan pada
terumbu karang dapat menjadi salah satu indikasi terjadinya
pencemaran air laut, sehingga adanya kerusakan pada beberapa titik
menjadikan potensi terjadinya pencemaran air laut meningkat.
3. Kerugian Ekonomi
Pencemaran air dapat berdampak buruk pada sektor ekonomi yang
terkait dengan air, seperti perikanan, pariwisata, dan industri yang
bergantung pada sumber air bersih. Perikanan bisa terancam karena
ikan dan biota air lainnya terpapar bahan kimia berbahaya. Industri
pariwisata juga dapat terganggu karena perairan yang tercemar tidak
lagi menarik bagi wisatawan.
4. Pengaruh terhadap Sumber Air Bersih
Pencemaran air dapat mengurangi ketersediaan sumber air bersih untuk
kebutuhan konsumsi manusia, pertanian, dan industri. Hal ini dapat
memicu persaingan yang lebih besar atas sumber daya air bersih,
bahkan menyebabkan konflik antara berbagai pihak yang membutuhkan
akses ke air.

• Response (Upaya)

Pengendalian pencemaran laut dengan pemberian materi secara


theoretical melalui kegiatan sosialisasi dan practical yaitu susur laut dinilai
cukup efektif dalam upaya penanggulangan yang dilakukan secara bertahap
untuk menekan potensi pencemaran laut yang berasal dari kegiatan usaha
skala apapun khususnya yang dijalankan diatas laut. Keadaan awal yang
mana warga dengan kepedulian sangat minim terkait kesadaran kepada
lingkungan, perlahan warga merasa tercerahkan mengenai pentingnya
menjaga lingkungan khususnya isu sampah plastik. Tingkatan pengetahuan
masyarakat ada pengaruhnya kepada kesadaran dan kepedulian pada
lingkungan

Pengendalian/penanggulangan pencemaran laut di Indonesia telah


diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut. Sementara
pengendalian pencemaran air telah diatur melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian
Pencemaran Air. Kedua peraturan yang saling berkaitan ini secara umum
mengatur terkait mekanisme pengurangan pencemaran laut serta
pencemaran air yang dilakukan oleh semua pihak baik instansi sampai non-
instansi.

Pemerintah Kota Bontang adalah dengan terus melakukan pengawasan


secara intensif sehingga resiko pencemaran lingkungan dapat ditekan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa kualitas air laut hasil dari
pemantauan rutin Pemerintah Kota Bontang masih berada dalam batasan
aman, selain itu Pemerintah Kota Bontang juga mewajibkan bagi kegiatan
usaha yang membuang air limbah ke perairan agar sebelumnya melakukan
pengolahan terlebih dahulu hingga air yang dibuang ke perairan Kota
Bontang berada dalam tingkat yang aman sesuai dengan baku mutu yang
telah ditetapkan. Salah satu usaha pengendalian pencemaran yaitu dengan
pemantauan kualitas perairan karena umumnya permasalahan dominan
bagi wilayah pesisir, pantai maupun laut yaitu terjadinya pencemaran yang
mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya pesisir dan
laut yang akan berdampak pada penurunan daya guna, hasil guna,
produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya perairan
sehingga pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam.

Respon Dalam mengatasi isu kebutuhan air bersih di Kota Bontang


beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bontang seperti:
tidak mengizinkan pemakaian air tanah baru pada zona konservasi air kritis
dan rawan. Membangun sumur pantau pada zona kritis dan rawan, hingga
tahun 2016 Pemerintah Kota Bontang telah membangun 3 (tiga) sumur
pantau dengan lokasi Kecamatan Bontang Barat, Kecamatan Bontang Utara
dan Kelurahan Api-api. Ketiga sumur pantau tersebut telah dilengkapi
dengan sistem telemetri yang terkoneksi dengan server pusat milik BLH,
setiap sumur dilengkapi dengan sensor level air sebanyak 3 (tiga) buah
dengan kedalaman akuifer yang dipantau berkisar -41 s.d -44 meter, -91
s.d 94 meter dan -141 s.d -144 meter. Melalui sumur pantau telemetri ini
memudahkan untuk mengetahu ketinggian muka air, bahkan masyarakat
dapat mengakses informasi tersebut cukup melalui pesan singkat
menggunakan telepon genggam. Selain sumur pantau yang dibangun oleh
pemerintah, Pemerintah Kota Bontang juga meminta kepada PT. Pupuk
Kaltim dan PT. Badak NGL untuk menyediakan sumur pantau, dimana untuk
PT. Pupuk Kaltim menyediakan 2 (dua) sumur pantau, dan PT. Badak NGL
4 (empat) sumur pantau. Membangun sumur resapan dangkal sebanyak 15
buah dan alternatif sumber air yaitu pembuatan 7 (tujuh) sumur
pemanfaatan air hujan yang berlokasi di Kelurahan Guntung dan Kelurahan
Bontang Lestari. Dengan adanya sumur ini diharapkan dapat mengatasi
masalah kekurangan sumber air yang ada di Kota Bontang. Lokasi kelurahan
yang dipilih merupakan daerah yang terkadang mengalami kekurangan
sumber air.

Secara topografis Kota Bontang didominasi oleh permukaan tanah yang


datar, landai dan sedikit berbukit dengan ketinggian antara 0 – 125 m di
atas permukaan laut. Mayoritas wilayah (64%) menempati kawasan pinggir
pantai yang relatif datar, sehingga relief Kota Bontang terlihat mendatar
khususnya di wilayah pantai dan bergerak membukit dan bergelombang
dari bagian selatan ke barat. Daerah barat merupakan daerah tertinggi,
berbukit dan perlahan melandai kearah timur yang merupakan daerah
pesisir. Kawasan perbukitan di daerah barat ini pula yang memiliki
kelerengan relatif curam dibanding daerah timur. Karena itu daerah barat
memang memiliki keterbatasan dan idealnya menjadi kawasan yang perlu
dijaga dan dihijaukan karena menjadi penyangga bagi wilayah perkotaan.

Menurut kepala bidang pariwisata, dinas pemuda, olahraga dan


pariwisata (Disporapar), pemerintah telah merencanakan konsep penataan
lokasi wisata pulau beras basah apabila nantinya perda yang mengatur
mengenai pariwisata telah dibuat begitu pula yang tercantum dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang dalam pengembangan kawasan
pariwisata bahari yang meliputi pulau Beras Basah. Untuk mengembangkan
pariwisata dengan upaya memaksimalkan segala potensi yang dimiliki
kawasan wisata dengan membantu peran pemerintah dalam memberikan
kebijakan pasti mengenai arahan pengembangan kawasan wisata beras
basah di Kota Bontang. Kemudian berdasarkan BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah), data pengunjung pulau wisata beras
basah menunjukkan terdapat pengunjung dari mancanegara dengan jumlah
pengunjung di tahun 2019 sebanyak 50 dan di tahun 2020 sebanyak 98
pengunjung. Dimana hal itu menandakan bahwa wisata beras basah telah
dikenal secara internasional, namun pengelolaan wisata beras basah masih
dilakukan secara lokal atau kedaerahan yang dilakukan oleh masyarakat
sekitar. Sehingga masih dibutuhkannya pengembangan wisata yang dapat
membantu masyarakat lokal dalam mengembangkan kawasan wisatanya
yang mengintegrasikan kerjasama dari pihak lainnya yaitu pihak pemerintah
dan pihak swasta. Dengan demikian, dibutuhkannya arahan pengembangan
pariwisata yang dilakukan dengan konsep berkelanjutan, yang diharapkan
mampu untuk menyelesaikan solusi dari permasalahan yang terdapat di
wisata beras basah dan dengan adanya sinergitas yang baik antara
pemerintah dan masyarakat serta pihak lainnya dalam mengembangkan
kawasan wisata beras basah kedepannya. Pariwisata berkelanjutan
menurut Federation of Nature and National Parks dalam Arida (2017)
menjelaskan bahwa pariwisata berkelanjutan merupakan segala bentuk
pembangunan, pengelolaan, dan aktivitas pariwisata harus memperhatikan
integritas lingkungan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan dari sumber daya
alam dan budaya yang ada untuk jangka waktu yang lama. Dari adanya
pengertian mengenai pariwisata berkelanjutan yang mementingkan
pengembangan pariwisata dengan konsep yang berkelanjutan dengan
memadukan antara keseimbangan pembangunan ekonomi, sosial dan
budaya yang seimbang tanpa membahayakan kondisi lingkungan. Yang
mana dalam pembangunan berkelanjutan perlu adanya pencapaian
pengembangan tanpa adanya penipisan sumber daya yang dilakukan
dengan pengelolaan sumber daya yang memperhatikan ketersediaan
sumber daya di masa yang akan datang. Kemudian berdasarkan dari
permasalahan dan juga potensi yang dimiliki pulau beras basah, maka perlu
adanya pembangunan wisata beras basah yang berkelanjutan dengan
pengembangan wisata melalui pendekatan sustainable tourism. Oleh
karena itu, perlu adanya pengembangan pariwisata dengan konsep
pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism yang dapat
memaksimalkan potensi wisata yang ada dan dapat membantu masyarakat
lokal dengan adanya sinergitas yang baik antara pemerintah dan
masyarakat serta pihak lainnya dalam mengembangkan kawasan wisata
beras basah kedepannya dan dalam pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan dengan melihat isu-isu pengembangan wisata beras basah di
Kota Bontang sehingga pengembangan kawasan wisata tetap menjadi salah
satu sumber daya pariwisata alam yang dapat menciptakan keberlanjutan
dari segi lingkungan, ekonomi, serta sosial dan budaya.
Isu Lingkungan Hidup (Kualitas Udara) di Kota Bontang

Kualitas udara merupakan tingkat baik atau buruknya udara. Udara


merupakan suatu komponen penting yang sangat perlu diperhatikan, hal ini
dikarenakan kualitas udara mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan
bagi makhluk hidup. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu
estetika dan kenyamanan. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Pertumbuhan ekonomi
yang semakin meningkat di Kota Bontang sangat berpotensi dalam
peningkatan pencemaran udara di kota tersebut, baik pada aktivitas
masyarakatnya maupun perusahaan yang ada di kota tersebut. Udara dapat
dikatakan tercemar apabila telah melewati nilai ambang batas (NAB)
menurut baku mutu (kualitas udara emisi maupun ambien) yang telah
ditetapkan Bila kualitas udara menjadi jelek dari semula akibat adanya
kegiatan, namun masih dibawah NAB yang telah ditetapkan, maka kualitas
udara tersebut belum dapat dikatakan tercemar, namun dapat dikatakan
sebagai penurunan kualitas udara.

• Driving Force (Pemicu)

a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah peristiwa mengenai bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk dalam suatu kawasan dari tahun ke
tahun. Pertumbuhan penduduk merupakan proses keseimbangan yang
dinamis antara komponen kependudukan yang dapat menambah dan
mengurangi jumlah penduduk dalam suatu wilayah. Komponen-
komponen tersebut adalah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
migrasi masuk, dan migrasi keluar. Dalam pertumbuhan penduduk,
selisih antara jumlah kelahiran dengan kematian disebut dengan
pertumbuhan alamiah. Selisih antara jumlah migrasi masuk dengan
migrasi keluar disebut dengan migrasi neto.
Laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah angka yang
menunjukkan rata-rata tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam
jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari
penduduk dasar. Metode penghitungan laju pertumbuhan penduduk
yang digunakan oleh BPS adalah metode geometrik. Laju pertumbuhan
penduduk di Kota Bontang pada tahun 2022-2022 sebesar 1,28%
dengan jumlah penduduk pada tahun 2022 sebanyak 183.161 jiwa.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan kepadatan
penduduk di Kota Bontang semakin meningkat juga (BPS Kota Bontang,
2023).

Jumlah penduduk Kota Bontang ada tahun 2022 adalah 183.161 jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan
Bontang Selatan sebesar 67.866 jiwa (37,05%), di Kecamatan Bontang
Utara adalah 82.500 jiwa (46,52%) dan di Kecamatan Bontang Barat
30.095 jiwa (16,43%). Namun demikian, kepadatan penduduk
Kecamatan Bontang Utara masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan
penduduk di Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang
Barat. Kepadatan penduduk selama tahun 2022 di Kecamatan Bontang
Selatan, Bontang Utara dan Bontang Barat besarnya berturut-turut
adalah 612 jiwa/km2 ; 2.579 jiwa/km2 , dan 1.678 jiwa/km2 (BPS Kota
Bontang, 2023).
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota
Bontang Tahun 2022-2023

b. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan
masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan melalui
pergeseran struktur kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier. Pembangunan ekonomi mutlak diperlukan oleh
suatu negara dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, dengan cara mengembangkan semua bidang kegiatan yang
ada di suatu negara. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat
dan distribusi pendapatan yang merata.

Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam


memproduksi barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi
suatu daerah. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang
diciptakan oleh setiap lapangan usaha menggambarkan seberapa besar
ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari
setiap lapangan usaha. Struktur PDRB Kota Bontang menurut lapangan
usaha atas dasar harga berlaku tahun 2021 tidak menunjukkan
perubahan berarti. Perekonomian Kota Bontang masih didominasi oleh
Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 79,41 persen, diikuti
Lapangan Usaha Konstruksi dengan peranan sebesar 6,49 persen,
Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor dengan peranan sebesar 3,31 persen, dan Lapangan
Usaha Transportasi dan Pergudangan dengan peranan sebesar 1,66
persen. Pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang sebesar 1,6%,
menduduki peringkat 5 (BPS Kota Bontang, 2021).

Gambar 1. Grafik Struktur PRDB Kota Bontang Menurut Lapangan


Usaha Tahun 2021

Bontang memiliki tiga perusahaan besar di bidang yang berbeda, yaitu


Badak NGL (gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (pupuk urea, amonia
cair, dan pupuk NPK), dan Indominco Mandiri (batu bara). Perusahaan-
perusahaan ini memberikan kontribusi besar bagi perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat Bontang, serta menciptakan lapangan
pekerjaan dan peluang usaha. Bontang juga memiliki kawasan industri
petrokimia yang disebut Kaltim Industrial Estate.

• Pressure (Tekanan)

a. Industri dan Jasa


Struktur Ekonomi Kota Bontang didominasi oleh 4 (empat) lapangan
usaha, yakni Lapangan Usaha Industri Pengolahan dengan peranan
sebesar 79,41 persen, Lapangan Usaha Konstruksi dengan peranan
sebesar 6,49 persen. Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan peranan sebesar 3,31 persen,
dan Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan dengan peranan
sebesar 1,66 persen. Kota Bontang merupakan salah satu kota industri
nasional dengan dua perusahaan penggerak perekonomian yaitu PT
Badak NGL dan PT Pupuk Kaltim Tbk. Peranan energi dalam industri di
Kota Bontang sangat penting, karena untuk melakukan aktivitas pada
setiap pengolahannya sangat diperlukan energi. Penggunaan listrik
maupun bahan bakar pada setiap alat dan mesin yang digunakan
tentunya akan menghasilkan emisi pada pembuangannya. Emisi yang
dihasilkan pada aktivitas industri ini akan menyebabkan penurunan pada
kualitas udara yang ada di Kota Bontang.

b. Transportasi
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, tentunya akan
meningkatkan kuantitas kendaraan yang ada. Jumlah kendaraan
bermotor di Kota Bontang pada tahun 2022 sebanyak 191.305
kendaraan bermotor (mobil dan motor). Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa setiap orang di Kota Bontang memiliki kendaraannya
masing-masing (dengan mempertimbangkan jumlah penduduk di Kota
Bontang sebanyak 183.161 jiwa). Jumlah transportasi yang terus
meningkat akan berbanding lurus dengan meningkatnya penggunaan
bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil yang digunakan pada
kendaraan bermotor akan menghasilkan emisi pada saluran
pembuangannya (knalpot). Emisi yang dikeluarkan nantinya akan
tersebar ke udara ambien dan akan menyebabkan penurunan kualitas
udara di Kota Bontang.
c. Konsumsi Energi Rumah Tangga
Penduduk yang semakin meningkat di Kota Bontang, menyebabkan
meningkatnya juga konsumsi energi rumah tangga (Listrik).
Peningkatan konsumsi terhadap listrik menyebabkan pembangkit listrik
yang ada harus memenuhi kebutuhan di Kota Bontang. Pembangkit
listrik yang ada tentunya memerlukan energi (yang nantinya diubah
menjadi listrik). Listrik pada zaman sekarang sangat diperlukan, karena
sekarang masyarakat Indonesia sangat bergantung pada listrik. Jika
tidak ada listrik, hampir semua aktivitas masyarakat tidak dapat
dilakukan. Penggunaan energi listrik yang terus meningkat akan
menyebabkan penurunan kualitas udara, dikarenakan pembangkit listrik
yang digunakan di Kota Bontang masih menggunakan PLTMG
(Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) dan PLTD (Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel). PLTMG dan PLTD di Kota Bontang tentunya
menghasilkan emisi pada lubang pembuangan gasnya dan akan
menyebabkan penurunan kualitas udara.
• State (Kondisi Saat Ini)

Tabel 2.3. Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Ambien Kota Bontang Tahun 2021
Peruntukan Lokasi
Monumen Pengabdian Komplek PKT
Kawasan Industri
Kawasan PT. BlackBear Resources Indonesia
Halaman Polres Bontang
Transportasi
Halaman Knowledge House PT. Badak NGL
Perumahan BSD
Permukiman
Perumahan Mulawarman Residence
Gedung Graha Taman Praja
Perkantoran
Halaman Kantor DPMPTSP
(DLH Kota Bontang, 2021).

Tabel 2.4 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Kota Bontang Tahun 2021

NO2 (µg/m3) SO2 (µg/m3)


Peruntukan NO2 Rata- SO2 Rata-
No Lokasi sampling
pengukuran Tahap Tahap Tahap Tahap Rata (µg/m3) Rata (µg/m3)
1 2 1 2
1 Lapangan Apel Polres Transportasi 18.93 16.59 5.87 7.15 17.76 6.51
2 Monumen Pupuk Kaltim Industri 12.04 17.52 11.36 14.86 14.78 13.11
3 Perumahan BSD Permukiman 11.41 9.28 4.52 4.67 10.35 4.60
Tabel x.x Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Kota Bontang Tahun 2021 (lanjutan)
4 Gedung Graha Taman Praja Perkantoran 7.96 7.67 6.34 4.48 7.82 5.41
Halaman Ruko PT. Badak NGL
5 Transportasi 17.92 13.04 6.22 4.19 15.48 5.21
(sampling Knowledge House)
Perumahan Mulawarman
6 Permukiman 11.33 10.47 3.07 5.33 10.90 4.20
Residence
7 Halaman Kantor DPMPTSP Perkantoran 11.39 12.07 5.45 10.8 11.73 8.13
8 Kawasan PT. BBRI Industri 23.33 12.42 5.2 8.25 17.88 6.73
(DLH Kota Bontang, 2021).

Tabel 2.5 Hasil Perhitungan Nilai IKU Kota Bontang Tahun 2021
NO2 Kota SO2 Kota Ieu Indeks
Indeks NO2 Indeks SO2 IKU Klasifikasi
(µg/m3) (µg/m3) Udara
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
13.335625 6.735 0.333 0.337 0.335 86.91 Baik
(DLH Kota Bontang, 2021).
Keterangan:
(1) Rata-rata NO2 dari semua titik pantau
(2) Rata-rata SO2 dari semua titik pantau
(3) Rata-rata NO2 : 40
(4) Rata-rata SO2 : 20
(5) 50% indeks NO2 + 50% indeks SO2
50
(6) IKU = 100 – × (Ieu – 0,1)
0.9
(7) Klasifikasi nilai IKU

Tabel 2.6 Kategori Indeks Kualitas Udara


Nomor Kategori Angka Rentang
1. Sangat Baik 90 ≤ x ≤ 100
2. Baik 70 ≤ x < 90
3. Sedang 50 ≤ x < 70
4. Kurang 25 ≤ x < 50
5. Sangat Kurang 0 ≤ x < 25
(Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, 2021).

Tabel 2.7 Perbandingan Nilai NO2 dan SO2 di Kota Bontang dengan Baku
Mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup
Nilai NO2 dan SO2 di Baku Mutu
Parameter Kota Bontang Referensi EU Keterangan
(μg/m³) (μg/m³)
Tidak melewati
NO2 13.33 40.00
baku mutu
Tidak melewati
SO2 6.73 20.00
baku mutu
Baku Mutu : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
World Health Organization (WHO) memberikan pedoman internasional terkait
standar kualitas udara. Metodologi perhitungan umumnya mencakup nilai
ambang batas untuk berbagai parameter udara seperti NO2, SO2, PM10, O3,
CO, dan PM2.5. Namun hingga saat ini (IKLH 2021) perhitungan indeks kualitas
udara hanya menggunakan dua parameter saja yaitu NO2 dan SO2. Parameter
NO2 mewakili emisi dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar
bensin, dan SO2 mewakili emisi dari industri dan kendaraan diesel yang
menggunakan bahan bakar solar serta bahan bakar yang mengandung sulfur
lainnya.

Perbedaan data dalam perhitungan indeks kualitas udara oleh Menteri


Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan World Health
Organization terlihat sangat signifikan, World Health Organization
menggunakan 6 data dalam menentukan indeks kualitas udara sedangkan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Perbedaan
hasil yang dihasilkan pun juga berbeda melihat perbedaan data dan rumus
yang digunakan.

• Impact (Dampak)

Peningkatan aktivitas manusia berbanding lurus dengan penurunan kualitas


udara yang ada, baik dari aktivitas pekerjaan manusia itu sendiri maupun
industri yang ada. Penurunan kualitas udara akan menyebabkan menurunnya
taraf hidup masyarakat, baik ketidaknyamanan hingga kesehatan manusia.
Aktivitas manusia yang terus menerus dilaksanakan tanpa antisipasi
lingkungan akan menyebabkan penurunan juga terhadap perekenomian yang
berjalan (kesehatan manusia yang menurun akan menyebabkan tidak
maksimalnya pekerjaan yang dilakukan). Penurunan kualitas udara yang terus
menerus akan menyebabkan pencemaran pada udara. Pencemaran udara
memiliki dampak terhadap kesehatan diantaranya adalah gangguan saluran
pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan
reproduksi dan hipertensi (tekanan darah tinggi).

• Response (Upaya)

Upaya yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga kualitas udara yang baik
sangat banyak, baik dari pemerintah dan masyarakat. Sistem manajemen
lingkungan harus dibenahi dalam pemerintah. Pemerintah harus lebih objektif
dan kritis dalam membuat peraturan terutama pada baku mutu terkait indeks
kualitas udara. World Health Organization telah membuat standar
internasional yang seharusnya terdapat 5 parameter (seperti NO2, SO2, PM10,
O3, CO, dan PM2.5) pada perhitungan indeks kualitas udara, namun
pemerintah hanya menggunakan 2 parameter saja yaitu SO2 dan NO2.

Penentuan nilai pajak yang dihasilkan setiap pembuangan emisi baik dari
industri maupun kendaraan bermotor perlu dievaluasi lagi. Sistem pajak yang
ada saat ini di Indonesia tidak bekerja maksimal, sehingga mengakibatkan
penurunan kualitas udara. Pajak kendaraan bermotor seharusnya dinilai dari
emisi yang keluar dari cerobong (parameter yang mencemari udara).
Sehingga kendaraan bermotor yang sudah lama dan sistem pembakaran yang
tidak maksimal pada kendaraan bermotor dapat diminimalisir. Masyarakat
akan berfikir dua kali ketika pajak dari kendaraannya lebih tinggi
dibandingkan kendaraan bermotor yang memiliki sistem pembakaran yang
maksimal.

Kendaraan umum yang memiliki pembakaran yang maksimal dengan biaya


yang murah juga dapat menjadi pertimbangan masyarakat dalam
penggunaan kendaraan. Masyarakat akan berfikir dua kali, ketika ingin
memiliki kendaraan bermotor sendiri. Pengoptimalan penggunaan kendaraan
umum dapat ditingkatkan dengan subsidi biaya pada tiket.
Penanaman pohon pada jalan perlu dilakukan, untuk dapat meminimalisir
penurunan kualitas udara yang terjadi. Pohon yang dipilih perlu
dipertimbangkan kegunaannya dan disesuaikan dengan kondisi yang ada
pada tempat penanaman. Pemenuhan kebutuhan yang dibutuhkan oleh
pohon juga dilakukan, sehingga pohon dapat bertumbuh dengan maksimal.
Isu Lingkungan Hidup (Sampah) di Kota Bontang

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah seringkali mengacu kepada material sisa yang tidak
diinginkan atau tidak bermanfaat bagi manusia setelah berakhirnya suatu
kegiatan atau proses domestik. Sampah dapat dihasilkan baik dari kegiatan
domestik (rumah tangga) maupun industri. Sampah merupakan salah satu
penyebab masalah lingkungan yang banyak terjadi di masyarakat. Sebagian
besar orang akan membuang sampahnya begitu saja atau menghancurkannya
dengan cara membakar maupun mengubur di pekarangan tanpa mengetahui
begitu banyak cara untuk mengubah sampah yang tidak berharga menjadi
barang yang lebih bermanfaat.

• Driving Force (Pemicu)

a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah besaran persentase perubahan jumlah
penduduk di suatu wilayah pada waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah
penduduk pada waktu sebelumnya. Laju pertumbuhan penduduk dihitung
dengan metode geometrik dan diukur dalam persentase per tahun.
Pertumbuhan penduduk dapat terjadi secara alami, yaitu pertambahan
jumlah penduduk yang terjadi atau didapatkan dari hasil selisih antara angka
kelahiran dengan angka kematian yang terjadi. Pertumbuhan penduduk juga
dapat terjadi karena migrasi, yaitu selisih antara jumlah penduduk yang
masuk dengan jumlah penduduk yang keluar dari suatu wilayah.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat memengaruhi perkembangan
suatu negara dan menimbulkan masalah kependudukan seperti angka
kelahiran, angka harapan hidup, jumlah penduduk, serta masalah kepadatan
penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah angka yang menunjukkan
rata-rata tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu
tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar.
Metode penghitungan laju pertumbuhan penduduk yang digunakan oleh BPS
adalah metode geometrik. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Bontang pada
tahun 2022-2022 sebesar 1,28 % dengan jumlah penduduk pada tahun 2022
sebanyak 183.161 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang meningkat
menyebabkan kepadatan penduduk di Kota Bontang semakin meningkat juga
(BPS Kota Bontang, 2023).

Jumlah penduduk Kota Bontang ada tahun 2022 adalah 183.161 jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Bontang
Selatan sebesar 67.866 jiwa (37,05 %), di Kecamatan Bontang Utara adalah
82.500 jiwa (46,52 %) dan di Kecamatan Bontang Barat 30.095 jiwa (16,43
%). Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang Utara masih
lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan Bontang Selatan
dan Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan penduduk selama tahun 2022 di
Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan Bontang Barat besarnya
berturut-turut adalah 612 jiwa/km2, 2.579 jiwa/km2 , dan 1.678 jiwa/km2 (BPS
Kota Bontang, 2023).

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota


Bontang Tahun 2022-2023
b. Pertumbuhan perekonomian
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan suatu
perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi
yang kuat dapat tercermin dari berbagai sektor, seperti industri pengolahan,
perdagangan, pertambangan, transportasi, dan jasa lainnya. Pertumbuhan
ekonomi yang kuat dapat berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan
masyarakat, termasuk lapangan memengaruhi perkembangan suatu negara
dan menimbulkan masalah seperti inflasi, pengangguran, dan kesenjangan
sosial. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah perlu melakukan
kebijakan yang tepat, seperti mengendalikan inflasi, menciptakan lapangan
kerja, dan meningkatkan distribusi pendapatan.

Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota


Bontang Menurut Lapangan Usaha 2021
Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,39 %
Pertambangan dan Penggalian -10,32 %
Industri Pengolahan 1,62 %
Pengadaan Listrik dan Gas -2,15 %
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan
3,93 %
Daur Ulang
Konstruksi 0,06 %
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan 1,02 %
Motor
Transportasi dan Pergudangan 3,28 %
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,48 %
Informasi dan Komunikasi 5,92 %
Jasa Keuangan dan Asuransi 2,44 %
Real Estat 0,22 %
Jasa Perusahaan 1,64 %
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan
0,72 %
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 2,24 %
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 14,16 %
Jasa Lainnya 1,08 %
Produk Domestik Regional Bruto 1,6 %
(BPS Kota Bontang, 2021).

c. Meningkatnya angka kemiskinan


Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau kelompok tidak memiliki
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti pangan,
sandang, papan, dan layanan hidup lainnya. Kemiskinan dapat terjadi karena
keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga
peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam Pembangunan.
Kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kemiskinan absolut
dan kemiskinan relative. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standar
yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara, sedangkan
kemiskinan relatif terjadi karena perbandingan antara penduduk dan
lingkungannya. Berdasarkan data yang ditemukan, angka kemiskinan di Kota
Bontang menunjukkan tren yang berfluktuasi dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang, pada tahun 2022, angka
kemiskinan di Bontang sebanyak 8.390 jiwa atau setara 4,54 %. Data lain
menunjukkan bahwa pada tahun 2021, persentase penduduk miskin di Kota
Bontang sebesar 4,38 %. Selain itu, data dari BPS juga menunjukkan bahwa
jumlah penduduk miskin di Kota Bontang pada tahun 2020, 2021, dan 2022
adalah 7,91 ribu jiwa, 8,41 ribu jiwa, dan 8,38 ribu jiwa, berturut-turut.

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Miskin di Kota Bontang


Jumlah Penduduk Miskin (Ribu jiwa)
Kota
2020 2021 2022
Bontang 7,91 8,41 8,38
(BPS Kota Bontang, 2023).

d. Terbatasnya pendanaan
Pemerintah Kota Bontang telah membuka peluang kerjasama dalam bidang
pengelolaan sampah dengan pihak Jeju International Development
Coorperation. Selain itu, ada juga kelompok Bontang Lestari Peduli yang
melakukan bisnis pengelolaan sampah dengan mengolah sampah menjadi
barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Meskipun demikian, seperti
halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pendanaan pengelolaan sampah di
Kota Bontang juga masih terbatas. Pendanaan pengelolaan sampah yang
kurang adalah masalah yang dihadapi oleh banyak daerah di Indonesia.
Besarannya anggaran pengelolaan sampah rata-rata hanya 0,51 persen dari
total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di tiap daerah. Berikut
adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pendanaan pengelolaan
sampah yang kurang:
1. Keterbatasan dana: Dana yang dikeluarkan Pemerintah Daerah (Pemda)
sangat terbatas dalam mengatasi dan mengelola sampah. Sebagian besar
Pemda hanya mengalokasikan 10% dari APBD.
2. Sistem pembiayaan: Sistem pembiayaan atau investasi untuk pengelolaan
persampahan tidak harus selalu bergantung kepada sumber dana
pemerintah yang sangat terbatas, tetapi banyak sumber dana dari
masyarakat dan swasta yang bisa dimobilisasi.
3. Kesadaran masyarakat: Pengelolaan sampah bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah, melainkan juga semua elemen masyarakat.
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) setiap tanggal 21 Februari
diharapkan terus menggerakkan dan mengingatkan semua elemen
masyarakat akan tanggung jawab tersebut.
4. Komitmen pemerintah daerah: Komitmen pemerintah daerah untuk
mengelola sampah sangat penting. Ada pemerintah daerah yang nilai
anggarannya tinggi, tapi itu sangat bergantung dengan komitmen kepala
daerahnya.

e. Belum Maksimalnya Impelementasi Peraturan yang Mengatur


Peraturan yang mengatur sampah di Kota Bontang adalah Peraturan Daerah
Kota Bontang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Sampah. Dalam
peraturan ini, beberapa poin penting yang disampaikan meliputi:
1. Ketentuan Umum: Menetapkan peraturan daerah ini untuk mengatur
pengelolaan sampah di Kota Bontang.
2. Jenis Sampah: Menyebutkan jenis sampah yang akan dielola, seperti
sampah organik dan sampah non-organik.
3. Tugas dan Wewenang: Menentukan tugas dan wewenang pemerintah
daerah, pemangku kewilayahan, dan masyarakat dalam pengelolaan
sampah.
4. Hak dan Kewajiban: Menyebutkan hak dan kewajiban pemerintah daerah,
pemangku kewilayahan, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
5. Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah: Menyebutkan penyelenggaraan
pengelolaan sampah, termasuk wali sampah, pemborosan, dan
pengangkutan sampah.
6. Perizinan: Menyebutkan perizinan yang diperlukan untuk kegiatan
pengelolaan sampah, seperti izin dari pemerintah daerah, pemangku
kewilayahan, dan masyarakat.
7. Kompensasi: Menyebutkan kompensasi yang diberikan kepada pemangku
kewilayahan dan masyarakat yang telah melakukan kerja sama dalam
pengelolaan sampah.
8. Penerapan Teknologi: Menyebutkan penerapan teknologi yang adil,
konsumen, dan ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah.
9. Sistem Informasi: Menyebutkan sistem informasi yang diperlukan untuk
mengelola sampah, termasuk identifikasi sampah, pengalaman
pemborosan, dan pengangkutan sampah.
10. Insentif dan Disinsentif: Menyebutkan incentif dan disinsentif yang
diberikan kepada pemangku kewilayahan dan masyarakat dalam
pengelolaan sampah.
11. Peran Serta Masyarakat: Menyebutkan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah, termasuk kerjasama, kemitraan, pembinaan,
pengawasan, dan pembiayaan.
12. Larangan: Menyebutkan larangan yang diperlukan untuk melindungi
lingkungan dari sampah, termasuk sampah yang tidak berurutan, sampah
yang beracun, dan sampah yang tidak bersih.
13. Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa: Menyebutkan
mekanisme pengaduan dan penyelesaian sengketa yang diperlukan untuk
mengatasi ketergantungan pada pemborosan dan pengangkutan sampah.
14. Kerja Sama dan Kemitraan: Menyebutkan kerja sama dan kemitraan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah, termasuk
kerjasama dengan pemerintah daerah, pemangku kewilayahan, dan
masyarakat.

Peraturan terkait pengelolaan sampah di Kota Bontang sudah baik namun


dalam penegakkannya masih kurang. Hal ini perlu ditindak lanjuti agar
penegakkannya dapat maksimal dan menjadi pemasukkan dari sanksi yang
diberikan.
f. Rendahnya inovasi terkait pengelolaan sampah oleh masyarakat dan
pemerintah
Inovasi terkait pengelolaan sampah di Bontang masih cukup minim,
kenyataannya inovasi yang menguntungkan akan membuat masyarakat lebih
semangat dalam mengelola sampah. Inovasi yang baru dan menguntungkan
untuk masyarakat yang berkontribusi dalam pengelolaan sampah sangat
perlu dilakukan.

• Pressure (Tekanan)

a. Pola konsumsi masyarakat


Sifat konsumtif pada manusia tidak dapat dipungkiri dapat terjadi, banyak
masyarakat yang belum paham terkait pengelolaan sampah yang baik.
Penggunaan bahan-bahan yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-
hari pastinya menyebabkan meningkatnya timbulan sampah yang ada. Pola
konsumtif masyarakat Indonesia yang cenderung praktis dan konsumtif telah
berdampak pada peningkatan timbulan sampah. Perubahan pola konsumsi
dan gaya hidup masyarakat, terutama di kota-kota besar, telah meningkatkan
jumlah, jenis, dan karakteristik sampah. peningkatan timbulan sampah dipicu
oleh perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang
menginginkan serba praktis, sehingga banyak menggunakan plastik sekali
pakai. Pengelolaan sampah di Indonesia masih bermasalah, mulai dari
pembakaran hingga minimnya pemilahan sampah di sumbernya.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat juga menyebabkan timbulan
sampah meningkat.

b. Kesadaran masyarakat yang rendah


Kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah di Indonesia masih perlu
ditingkatkan. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap pengelolaan sampah antara lain adalah kurangnya
pemahaman akan pentingnya pemilahan sampah, kurangnya kesadaran akan
dampak lingkungan dari pengelolaan sampah yang tidak bertanggung jawab,
serta kurangnya keterlibatan masyarakat dalam program pengelolaan
sampah. Kesadaran masyarakat ini tentunya juga disebabkan tingkat
kemiskinan yang tinggi, dikarenakan rendahnya pengetahuan dan pendidikan
terhadap sumber daya manusia.

c. Berkembangnya industri
Dampak berkembangnya industri terhadap sampah dapat dilihat dari
beberapa aspek. Industri secara umum memberikan dampak positif, seperti
mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di sekitar kawasan industri. Namun, dampak negatifnya juga
signifikan, terutama terkait isu sampah, semakin banyaknya industri yang ada
tentunya akan meningkatkan sampah yang dihasilkan di Kota Bontang.

d. Keterbatasan tempat pembuangan sampah


Keterbatasan tempat sampah telah menjadi kendala dalam pengelolaan
sampah. Keterbatasan lahan untuk tempat pembuangan sampah (TPA) dan
kurangnya tempat sampah di setiap rumah tangga menyebabkan masyarakat
sulit untuk membuang sampah dengan baik. Hal ini memicu masyarakat untuk
membuang sampah sembarangan, baik di tempat umum, sungai, selokan,
maupun tempat lain yang tidak semestinya. Kondisi ini juga menyebabkan
tumpukan sampah yang tidak sehat dan berdampak negatif pada lingkungan
dan kesehatan masyarakat. Kondisi TPA di Bontang pada saat ini sudah cukup
memprihatinkan, hal ini dikarenakan luas lahan yang ada sudah semakin
berkurang tiap tahunnya.

• State (Kondisi Saat Ini)


Tabel 2.10 Produksi dan Volume Sampah Terangkut Tahun 2018 di
Bontang
Kota Produksi dan Volume Sampah Terangkut per hari
Volume
Produksi Persentase Sampah
sampah
Sampah (m3) Terangkut (%)
Terangkut (m3)
Bontang 448,52 426,10 95
(BPS Kota Bontang, 2019).

Tabel 2.11 Volume Sampah Menurut Jenisnya Tahun 2018 di Bontang


Jenis Sampah Volume Sampah Menurut Jenis
Sampah
Organik (m3) 218,16
Non-organik (m3) 210,94

Tabel 2.12 Volume Sampah Menurut Jenisnya Tahun 2018 di Bontang


(Lanjutan)
Jenis Sampah Volume Sampah Menurut Jenis
Sampah
Tidak Dapat Dipisahkan (m3) 19,42
Persentase Sampah Organik 48,64
Terhadap Total
(BPS Kota Bontang, 2019).

• Impact (Dampak)

Dampak dari pengelolaan sampah yang buruk dapat mencakup beberapa


aspek, seperti pencemaran lingkungan, kesehatan masyarakat, dan
perubahan sosial. Beberapa dampak tersebut diantaranya adalah:
a. Pencemaran Lingkungan: Pengelolaan sampah yang buruk dapat
menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah. Limbah sampah yang
tidak tertangani dengan baik dapat mencemari lingkungan sekitar,
mengganggu ekosistem, dan merusak habitat satwa liar.
b. Kesehatan Masyarakat: Pencemaran lingkungan akibat pengelolaan
sampah yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan
masyarakat. Peningkatan risiko penyakit pernapasan, infeksi, dan penyakit
terkait air dapat terjadi akibat paparan limbah yang tidak tertangani
dengan baik.
c. Perubahan Sosial: Pengelolaan sampah yang buruk juga dapat membawa
perubahan sosial di masyarakat sekitar, seperti perubahan gaya hidup,
ekonomi, dan struktur sosial. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan
dan kualitas hidup masyarakat.

• Response (Upaya)

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah di


Kota Bontang, diperlukan upaya yang lebih komprehensif dan kolaboratif
antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Hal ini dapat
dilakukan melalui peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah,
peningkatan kesadaran masyarakat, penegakan hukum yang lebih tegas,
peningkatan koordinasi antarlembaga, dan pengembangan teknologi
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Untuk mengatasi masalah pendanaan pengelolaan sampah, diperlukan
pendekatan yang lebih inovatif dan ramah lingkungan, seperti pengurangan
sampah sejak dari sumbernya, pembenahan pada lembaga pengelolaan
sampah, dan upaya terobosan teknologi yang inovatif dan ramah lingkungan.
Selain itu, penting untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah melalui aspek
rekayasa sosial dan meningkatkan kinerja pemda.

Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan


sampah adalah melalui sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya
pemilahan sampah, penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), serta
pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Selain
itu, keterlibatan masyarakat dalam program pengelolaan sampah, seperti
melalui lembaga bank sampah, juga dapat membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang
bertanggung jawab. Dengan adanya upaya sosialisasi, edukasi, dan
keterlibatan masyarakat, diharapkan kesadaran masyarakat tentang
pengelolaan sampah dapat ditingkatkan, sehingga masyarakat dapat
berperan aktif dalam menjaga lingkungan melalui pengelolaan sampah yang
bertanggung jawab.

Keterlibatan masyarakat dalam menegakkan peraturan terkait sampah yang


ada juga dapat dilakukan dengan memberikan keuntungan pada masyarakat
yang melaporkan terkait dengan masyarakat lain yang melanggar peraturan
yang ada, dengan memberikan persenan denda terhadap masyarakat yang
melaporakan, hal ini dapat efektif dilakukan dalam menegakkan hukum
tentang sampah. Perluasan lahan TPA di Kota Bontang juga sangat
diperlukan, hal ini dikarenakan TPA yang ada hampir overload.
Isu Lingkungan Hidup (Tata Guna Lahan) di Kota Bontang

Tata guna lahan merupakan pengaturan pemanfaatan lahan di suatu lingkup


wilayah (baik tingkat nasional, regional, maupun lokal) untuk kegiatan tertentu
(Miro, 2005). Biasanya terdapat interaksi langsung antara jenis dan intensitas
tata guna lahan dengan penawaran fasilitas-fasilitas transportasi yang tersedia.
Salah satu tujuan utama perencanaan setiap tata guna lahan dan sistem
transportasi adalah untuk menjamin adanya keseimbangan yang efisien antara
aktifitas tata guna lahan dengan kemampuan transportasi. Aktivitas sosial dan
kehidupan yang berkelanjutan mengakibatkan jumlah kebutuhan lahan, tipe dan
lokasinya. Susunan guna lahan menentukan aksesibilitas sosial, kesempatan
ekonomi, pola pergerakan, dan kelangsungan hidup. Tawaran untuk mengubah
pola penggunaan lahan seharusnya memperhitungkan masalah-masalah yang
akan timbul akibat dari pembaharuan guna lahan.

Permen PU Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail


Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, guna lahan dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Perumahan
2. Perdagangan dan jasa
3. Pemerintahan
4. Industri
5. Pelayanan umum
6. Ruang terbuka hijau dan non hijau
7. Peruntukan lainnya, peruntukan khusus, serta campuran

• Driving Force

a. Pertumbuhan Penduduk
Kota Bontang sebagai salah satu kawasan kota industri di Kalimantan Timur,
sampai saat ini masih menjadi tujuan pencari kerja. Keadaan ini menyebabkan
terus meningkatnya jumlah penduduk Kota Bontang. Pada tahun 2022
penduduk Kota Bontang sebesar 183.161 jiwa, meningkat 1,28 persen dari
tahun 2021. Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di
Kecamatan Bontang Selatan sebesar 67.866 jiwa (37,05%), di Kecamatan
Bontang Utara adalah 85.200 jiwa (46,52%) dan di Kecamatan Bontang Barat
30.095 jiwa (16,43%). Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan
Bontang Utara masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di
Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan
penduduk selama tahun 2022 di Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara
dan Bontang Barat besarnya berturut-turut adalah 612 jiwa/km2, 2.579
jiwa/km2, dan 1.678 jiwa/km2.

Tabel 2.13 Pertumbuhan Penduduk di Kota Bontang

Sumber : Badan Pusat Statististik Kota Bontang

Berdasarkan angka itu diprediksi, pada 2 sampai 5 tahun kedepan akan terus
bertambah mencapai 200 ribu atau bahkan lebih. Apalagi Ibu Kota Negara
berada di Kaltim, dan hal tersebut akan menjadi pemicu perpindahan
penduduk secara besar-besaran, dan diyakini juga menyasar ke
Kota Bontang, sebagai daerah penyangga.

Sementara luas wilayah yang ada, sebesar 497,57 km2 didominasi lautan yang
mencapai 335,69 km2. Sedangkan daratannya hanya seluas 161,88 km2.
b. Kegiatan Industri
Terdapat 546 industri logam, mesin, elektronika dan aneka industri kecil di
tahun 2021 dengan rincian 31 industri formal dan 515 industri nonformal.
Total investasi industri ini di tahun 2021 sebesar 12.433,57 juta rupiah dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 942 orang. Sedangkan untuk industri kimia,
agro, dan hasil hutan, terdapat 900 unit usaha di tahun 2021 dengan total
investasi sebesar 40.088.296 juta rupiah dan tenaga kerja sejumlah 1.331
orang. Selain itu, di Kota Bontang juga terdapat 492 industri makanan dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 764 orang, 269 industri minuman dengan
tenaga kerja sebanyak 297 orang, 45 industri kimia dengan tenaga kerja
sebanyak 79 orang, 19 industri hasil hutan dan perkebunan dengan tenaga
kerja sebanyak 28 orang, serta 48 industri lainnya dengan tenaga kerja
sebanyak 85 orang.

Tabel 2.13 Jumlah Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka


Industri, serta Tenaga Kerja dan Investasi di Kota Bontang, 2017-2021
Tabel 2.14 Jumlah Industri Kimia, Agro dan hasil hutan , serta Tenaga
Kerja dan Investasi di Kota Bontang, 2017-2021

Kegiatan industri memiliki peran penting sebagai faktor pendorong perubahan


tata guna lahan di Kota Bontang. Kegiatan industri pertambangan dan industri
perminyakan adalah beberapa kegiatan industri yang mempengaruhi
perubahan tata guna lahan di kota ini. Pertambangan dan industri
perminyakan membutuhkan pengembangan kawasan industri dan
infrastruktur pendukung, seperti jalan, pelabuhan, dan fasilitas penunjang
lainnya. Pertumbuhan industri ini menyebabkan peningkatan permintaan
lahan untuk pembangunan pabrik, gudang, dan fasilitas infrastruktur lainnya.
Hal ini berdampak pada konversi lahan pertanian atau lahan kosong menjadi
lahan industri. Perubahan tata guna lahan ini dapat berdampak pada
hilangnya lahan produktif dan habitat alami.

Salah satu sektor industri yang menjadi penopang utama di Bontang adalah
sektor migas. Bontang terletak di dekat wilayah produksi gas alam dan minyak
bumi yang sangat kaya, seperti Lapangan Gas Total dan Lapangan Minyak
Badak. Keberadaan sumber daya alam ini telah mendorong perkembangan
industri pengolahan gas dan petrokimia di kawasan tersebut. Pabrik LNG
(Liquefied Natural Gas) yang ada di Bontang merupakan yang terbesar di
Indonesia dan merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi
pemerintah. Selain sektor migas, industri lain seperti industri pupuk, industri
kimia, dan industri logistik juga telah berkembang pesat di Bontang.
Keberadaan Bontang Industrial Estate (BIE) sebagai kawasan industri terpadu
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah telah menjadi magnet bagi
investasi industri. BIE menawarkan infrastruktur yang lengkap dan dukungan
dari pemerintah, sehingga banyak perusahaan yang tertarik untuk
berinvestasi dan mendirikan pabrik di kawasan tersebut. Pertumbuhan
industri di Bontang tidak hanya menghasilkan lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi tata guna
lahan di kawasan tersebut. Pabrik-pabrik dan fasilitas industri membutuhkan
lahan yang luas untuk beroperasi. Akibatnya, sejumlah lahan pertanian dan
hutan di sekitar Bontang telah dikonversi menjadi kawasan industri.

Peningkatan industri juga berdampak pada permintaan akan infrastruktur dan


aksesibilitas yang lebih baik. Untuk mendukung kegiatan industri, dibutuhkan
jaringan jalan, pelabuhan, dan fasilitas transportasi yang memadai. Hal ini
mendorong pengembangan infrastruktur di Bontang, termasuk pembangunan
jalan tol dan perluasan pelabuhan. Namun, pertumbuhan industri juga
memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Aktivitas industri dapat
menyebabkan polusi udara, air, dan tanah. Oleh karena itu, pemerintah dan
industri di Bontang telah melakukan upaya perlindungan lingkungan, seperti
penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, pengolahan limbah, dan
penghijauan.

• Pressure (Tekanan)

a. Industri
Perubahan penggunaan lahan yang menyebabkan pergeseran fungsi lahan
pertanian menjadi kawasan industri atau perkotaan. Pengembangan industri
dan pembangunan infrastruktur transportasi juga berkontribusi terhadap
tekanan pada penggunaan lahan. Kebutuhan akan infrastruktur transportasi
yang lebih baik menyebabkan konversi lahan pertanian atau perkebunan
menjadi kawasan perkotaan atau transportasi. Tantangan yang dihadapi
dalam mengatasi tekanan dari industri terhadap tata guna lahan di Bontang
adalah perlunya pengelolaan tata guna lahan yang terintegrasi dan
berkelanjutan. Perencanaan tata guna lahan yang efektif dan implementasi
kebijakan yang tegas perlu dilakukan oleh pemerintah. Selain itu,
pengawasan dan penegakan hukum yang ketat juga diperlukan untuk
memastikan bahwa industri yang beroperasi sesuai dengan standar
lingkungan yang ditetapkan.

b. Pembangunan
Pembangunan di tata guna lahan di kawasan Bontang dapat menciptakan
tekanan atau pressure yang signifikan pada lingkungan. Disebabkan beberapa
faktor, termasuk pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan aktivitas industri.
Pertumbuhan populasi yang cepat di Bontang berarti ada peningkatan
permintaan akan lahan untuk pemukiman, infrastruktur, dan industri. Upaya
memenuhi kebutuhan ini, lahan pertanian dan hutan sering dikonversi
menjadi lahan perkotaan atau industri. Proses konversi menyebabkan
hilangnya habitat alami, degradasi tanah, dan kerusakan ekosistem. Aktivitas
industri di sektor energi dan pertambangan, memberikan tekanan pada tata
guna lahan. Pembangunan infrastruktur dan pabrik-pabrik dapat
mengakibatkan deforestasi, pencemaran air dan udara, peningkatan risiko
bencana lingkungan.
c. Transportasi
Transportasi juga berkontribusi pada tekanan penggunaan lahan di Bontang.
Transportasi melibatkan pergerakan orang dan barang dari satu tempat ke
tempat lain, yang dalam konteks penggunaan lahan di Bontang dapat
mencakup pembangunan jalan, jembatan, bandara, dan fasilitas transportasi
lainnya. Pembangunan infrastruktur transportasi tersebut membutuhkan
lahan yang luas, yang kadang-kadang memerlukan konversi lahan pertanian
atau hutan. Di dalam sistem transportasi, tujuan perencanaan adalah
menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu
tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di
dalam penggunaan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya
fungsi bangunan dan harus menguntungkan.

Sistem transportasi yang macet tentunya akan menghalangi aktivitas tata


guna lahannya. Sebaliknya, tranportasi yang tidak melayani suatu tata guna
lahan akan menjadi sia-sia, tidak termanfaatkan. Dalam kaitannya dengan
tekanan penggunaan lahan di Bontang, transportasi dan pembangunan saling
terkait dan berkontribusi terhadap tekanan tersebut. Pertumbuhan populasi
dan urbanisasi yang cepat memerlukan infrastruktur transportasi yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk. Sementara itu,
aktivitas industri yang berkembang juga memerlukan transportasi yang
efisien untuk mengangkut barang dan bahan mentah. Keduanya memerlukan
penggunaan lahan yang signifikan dan dapat mengakibatkan konversi lahan
yang lebih luas.

• State (kondisi saat ini)

Jenis tanah didominasi oleh podsolik merah kuning, aluvial dan kompleks
latosol. Jenis tanah ini memiliki lapisan kuning (top soil) yang tipis, peka erosi
dan miskin unsur hara. Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan
dibutuhkan pengolahan awal berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan
pengamanan hutan, sehingga kestabilan tanah dan persediaan air tanah tetap
terjaga
Gambar 2.1 Peta Geologi Kota Bontang

Penggunaan lahan dan tutupan lahan di Kota Bontang pada tahun 2019
secara umum didominasi oleh lima jenis penggunaan, dengan urutan dari
yang terluas adalah penggunaan lahan semak, hutan mangrove, hutan lahan
rendah, bangunan permukiman kota, serta bangunan industri, perdagangan
dan perkantoran. Penggunaan lahan di Kota Bontang didominasi oleh
kawasan non terbangun yang mencapai sekitar 82 persen. Hal tersebut
menunjukkan potensi Bontang untuk berkembang masih sangat tinggi
tentunya dengan memperhatikan keberadaan kawasan kehutanan.

Gambar 2.2 Peta Penggunaan lahan tahun 2019


Tabel 2.16 Luasan penggunaan lahan tahun 2019
Tabel 2.16 Luasan penggunaan lahan tahun 2019 (Lanjutan)

Pertambahan dan pertumbuhan penduduk tersebut tidak hanya disebabkan


faktor alami pertumbuhan penduduk yakni kelahiran dan kematian tetapi juga
faktor lain yaitu migrasi. Kondisi tataguna lahan kota bontang saat ini sangat
dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk di kota bontang yang dirasa cukup
signifikan. Jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2019 adalah 181.618
jiwa. Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan
Bontang Selatan sebesar 69.063 jiwa (39,01%), di Kecamatan Bontang Utara
adalah 82.626 jiwa (39,98%) dan di Kecamatan Bontang Barat 29.929 jiwa
(21,01%).

Penggunaan tanah di kota Bontang yang pali besar masih berupa semak
belukar sebesar 6.870,98 ha (46,49%). Penggunaan lainnya terdiri dari hutan
sejenis seluas 2.764,48 ha (18,70%), bakau seluas 1.115,51 ha (7,55%),
tambak seluas 328,18 ha (2,19%), pekarangan seluas 972,87 ha (6,58%),
sementara rumah/bangunan gedung seluas, 1.355,56 ha (9,170%) dan
fasilitas umum seluas 562,43 ha (3,13%). Kondisi terbebut masih
memungkinkan untuk dimanfaatkan lagi. Secara keseluruhan, luas Kota
Bontang mencapai 49.752,56 Ha, dimana sebagian besar merupakan wilayah
perairan, sementara luas wilayah daratan sekitar 29% atau 14.870
Ha.Penggunaan lahan untuk wilayah daratan Kota Bontang memperlihatkan
pembagian guna lahan yang secara umum terdiri dari 3 jenis penggunaan
yaitu hutan lindung & pertanian, kawasan industri, serta areal terbangun
perkotaan. Adapun penggunaan lahan wilayah daratan Kota Bontang yang
mencakup areal seluas 147.80 km2 terdiri dari :
• Kawasan Hutan Lindung/TNK : 9.025 HA (11,96 %)
• Kawasan PT Badak NGL.Co : 1.527 HA (3,15 %)
• Kawasan PT Pupuk Kaltim : 2.010 HA (4,04% )
• Areal efektif untuk pembangunan : 1.950 HA (10,56 %)

• Impact (Dampak)

Tata guna lahan di kota Bontang memiliki dampak yang signifikan terhadap
lingkungan dan masyarakat setempat. Perubahan penggunaan lahan dapat
mempengaruhi kualitas tanah, lingkungan, udara, suhu udara, dan ekosistem
alami. Dalam beberapa tahun terakhir, Bontang telah mengalami
pertumbuhan industri yang pesat, yang telah mengubah pola penggunaan
lahan di kota tersebut. Perubahan ini dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan, seperti menyebabkan penurunan kualitas tanah dan mengganggu
ekosistem alami. Perubahan tata guna lahan di Kota Bontang telah
menyebabkan hilangnya hutan dan lahan pertanian. Dampak dari hal tersebut
adalah berkurangnya keanekaragaman hayati dan gangguan pada
keseimbangan ekosistem. Kehilangan habitat alami dapat mengancam
spesies tertentu dan mempengaruhi rantai makanan. Perubahan tata guna
lahan yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko banjir di Kota Bontang.
Karena dengan hilangnya vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap air, aliran
air menjadi tidak terkendali dan berpotensi menyebabkan banjir. Perubahan
tata guna lahan juga dapat berdampak pada penurunan kualitas air di Kota
Bontang. Aktivitas manusia seperti pembangunan industri dan pemukiman
dapat menghasilkan limbah yang mencemari air. Hal ini dapat mengancam
keberlanjutan sumber daya air di wilayah tersebut.

Pengembangan industri di Kota Bontang berdampak pada polusi udara dan


limbah. Emisi industri dapat menyebabkan pencemaran udara yang dapat
membahayakan kesehatan masyarakat. Limbah industri yang tidak diurus
dengan baik juga dapat mencemari lingkungan dan sumber daya air.
Perubahan tata guna lahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
masalah sosial dan ekonomi di Kota Bontang. Misalnya, pemindahan
penduduk dari lahan yang dialihfungsikan dapat menyebabkan konflik sosial
dan ketidakstabilan ekonomi di kalangan masyarakat setempat.

• Response (Upaya)

Perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali dapat memiliki dampak
negatif pada lingkungan dan masyarakat di Bontang. Dampak-dampak ini
termasuk penurunan kualitas udara, peningkatan suhu, dan gangguan pada
ekosistem alami. Selain itu, perubahan tata guna lahan yang tidak teratur
dapat menyebabkan kerusakan pada tanah dan sumber daya air, serta
mengurangi ketersediaan lahan untuk pertanian dan kegiatan lainnya. Dalam
pengelolaan lahan yang suistainable pemerintah kota bontang mengeluarkan
Peraturan Daerah Kota Bontang No. 1 Tahun 2016 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2016-2036 mengatur tata ruang wilayah
Kota Bontang, termasuk penggunaan lahan di berbagai sektor, termasuk
sektor industri. Dengan adanya Peraturan ini diharapkan dapat menjadi acuan
bagi pemerintah dan masyarakat dalam mengelola penggunaan lahan di Kota
Bontang secara berkelanjutan dan terencana.

Pemerintah Kota Bontang telah mengembangkan infrastruktur yang


memadai, seperti sistem drainase dan pengendalian banjir, untuk mengatasi
masalah banjir yang sering terjadi di kota ini. Pembangunan sistem drainase
yang efektif membantu mengalirkan air hujan secara lancar dan mencegah
genangan air yang dapat menyebabkan banjir. Selain itu, pengendalian banjir
juga dilakukan dengan membangun tanggul dan saluran air yang mampu
menampung volume air yang tinggi saat musim hujan.

Pemerintah juga aktif dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat


tentang pentingnya penggunaan lahan yang tepat dan berkelanjutan.
Kampanye dan program penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara
pembangunan dan pelestarian lingkungan. Edukasi ini bertujuan untuk
mengubah perilaku masyarakat dalam penggunaan lahan, seperti
menghindari pembangunan di daerah rawan banjir atau merusak kawasan
hutan yang berfungsi sebagai penahan air.

Selain itu, Pemerintah juga bekerja sama dengan komunitas lokal, organisasi
lingkungan, dan lembaga penelitian untuk mengembangkan rencana tata
ruang yang berkelanjutan. Rencana tata ruang ini melibatkan identifikasi area
yang cocok untuk pembangunan infrastruktur, pemukiman, dan sektor usaha
yang berpotensi, sambil tetap mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan
dan mengurangi risiko banjir.
Isu Lingkungan Hidup (Resiko Bencana) di Kota Bontang

Menurut Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,


definisi bencana ialah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu, baik oleh faktor alam, faktor non-alam maupun manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis. Asian Disaster Preparedness Center (ADPC)
menyatakan bahwa secara umum, risk ialah nilai kehilangan (korban jiwa, korban
luka, kerusakan bangunan, dan lainnya) yang diakibatkan oleh suatu hazard.

Disaster risk merupakan irisan dari hazard, exposure dan vulnerability. Risiko
Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan
harta dan gangguan kegiatan masyarakat. Risiko merupakan fungsi dari ancaman
atau bahaya dengan kerentanan dan juga kapasitas. Risiko bencana dapat
berkurang, apabila kapasitas ditingkatkan atau kerentanan dikurangi, sedangkan
risiko bencana dapat meningkat apabila kerentanan semakin tinggi dan kapasitas
semakin rendah.

• Driving Force (Pemicu)

a. Topografi
Secara topografi Kota Bontang didominasi oleh permukaan tanah yang datar,
landai, dan sedikit berbukit dengan ketinggian antara 0 – 125 m di atas
permukaan laut. Sebagian besar (65%) berada di wilayah pesisir pantai yang
relatif datar, sehingga relief Kota Bontang terlihat mendatar di wilayah pantai,
dan bergerak membukit dan bergelombang dari bagian selatan ke utara di
wilayah barat.
Tabel 2.17 Luas wilayah berdasarkan kelas ketinggian

Tabel 2.18 Luas wilayah berdasarkan kelas ketinggian (lanjutan)

Gambar 2.3 Peta Topografi Kota Bontang


Lokasi yang strategis tersebut menjadi salah satu faktor pesatnya
perkembangan Kota Bontang dan industri pengolahan migasnya. Secara
topografi Kota Bontang didominasi oleh permukaan tanah yang datar, landai,
dan sedikit berbukit dengan ketinggian antara 0 – 125 m di atas permukaan
laut. Sebagian besar (65%) berada 18 di wilayah pesisir pantai yang relatif
datar, sehingga relief Kota Bontang terlihat mendatar di wilayah pantai, dan
bergerak membukit dan bergelombang dari bagian selatan ke utara di wilayah
barat. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menempati wilayah Kota Bontang
merupakan bagian dari Sub DAS Santan Ilir. Sungai-sungai yang mengalir di
Kota Bontang adalah Sungai Guntung dan Sungai Kanibungan yang berada di
wilayah utara, Sungai Bontang yang melintasi pusat kota, dan Sungai
Nyerakat yang berada di wilayah selatan. Semua sungai tersebut bermuara
ke Selat Makasar dan berhulu dari bagian barat wilayah Kota Bontang, dan
mengalirkan air yang berasal dari mata air, terutama dari batuan pasir halus,
pasir 23 kasar dan lempung pasiran yang berasal dari formasi Balikpapan.

b. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan dan tutupan lahan di Kota Bontang pada tahun 2019
secara umum didominasi oleh lima jenis penggunaan, dengan urutan dari
yang terluas adalah penggunaan lahan semak, hutan mangrove, hutan lahan
rendah, bangunan permukiman kota, serta bangunan industri, perdagangan
dan perkantoran. Penggunaan lahan di Kota Bontang didominasi oleh
kawasan non terbangun yang mencapai sekitar 82%. Hal tersebut
menunjukkan potensi bontang untuk berkembang masih sangat tinggi
tentunya dengan memperhatikan keberadaan kawasan kehutanan.
Tabel 2.19 Luasan penggunaan lahan tahun 2019

Tabel 2.20 Luasan penggunaan lahan tahun 2019


Gambar 2.4 Penggunaan Lahan Kota Bontang 2019

• Pressure (Tekanan)

a. Pertumbuhan Penduduk
Permasalahan semakin bertambah rumit dengan meningkatnya jumlah
penduduk dari waktu ke waktu yang secara tidak langsung memaksa
pemerintah kota menyediakan lahan untuk pemukiman penduduk, sehingga
mengurangi kawasan resapan air yang ada. Jumlah penduduk Kota Bontang
pada tahun 2022 per Kartu Keluarga berdasarkan data dari Dinas Pendudukan
dan Pencatatan Sipil per 31 Desember 2022 mencapai 186.137 dengan jumlah
penduduk laki-laki mencapai 96.433 orang dan perempuan 89.704 orang.
Pertumbuhan penduduk di Bontang dapat menjadi salah satu pemicu yang
mempengaruhi risiko bencana di kota tersebut. Hal ini terkait dengan
peningkatan tekanan terhadap sumber daya alam, pencemaran lahan dan
lingkungan, pertumbuhan industri, kesulitan infrastruktur, dan kerentanan
pengelolaan sampah yang dapat meningkatkan risiko bencana di Bontang.
b. Perilaku Masyarakat
kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan menjadi salah
satu faktor yang potensial memicu bencana banjir, mengingat dampak yang
merugikan terhadap sistem drainase dan aliran sungai yang dapat terganggu
oleh limbah yang tidak terkelola dengan baik. Meskipun terdapat sistem
pengelolaan sampah di wilayah tersebut, namun ketidakpatuhan dalam
membuang sampah pada tempatnya, terutama di saluran air atau aliran
sungai, membawa dampak serius terhadap kapasitas saluran air,
menyebabkan tersumbatnya aliran air, dan akhirnya meningkatkan risiko
terjadinya banjir.. Penggunaan lahan yang tidak tepat, seperti penebangan
hutan secara besar-besaran atau tata guna lahan yang tidak sesuai, dapat
meningkatkan risiko tanah longsor. Pertanian yang tidak berkelanjutan,
seperti penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan, dapat merusak
struktur tanah dan meningkatkan kerentanan terhadap erosi dapat memicu
terjadinya tanah longsor.

c. Sistem drainase
Daerah Aliran Sungai (DAS) Bontang yang luasanya sekitar 72,12 km2dan
panjang sungai utama 24,20 km, terletak di wilayah Sungai Karangan Provinsi
Kalimantan Timur. Bagian hulu (upland watershed) DAS Bontang termasuk
wilayah Kabupaten Kutai Timur, sedangkan bagian tengah (midland
watershed) dan bagian hilir (lowland watershed) termasuk wilayah Kota
Bontang. DAS Bontang selain berpotensi menyebabkan rawan banjir di Kota
Bontang, juga berpotensi sebagai penyedia air baku. Dewasa ini, DAS
Bontang sedang mengalami degradasi (kerusakan) lahan dan kecenderungan
perubahan alih fungsi lahan pada kawasan hutan lindung di hulu DAS serta
kondisi sistem drainase perkotaan yang buruk, sehingga secara simultan
dapat memperluas lahan kritis, mengurangi fungsi resapan air, meningkatkan
limpasan permukaan, erosi tanah, sedimentasi dan banjir.
• State (kondisi saat ini)

a. Banjir
Pada tahun 2019 terjadi bencana banjir besar dengan skala yang lebih tinggi
dibanding banjir tahunan baik dari luas genangan, ketinggian banjir hingga
durasinya. Banjir rob juga terjadi di Kota Bontang. Banjir rob terjadi pada saat
air laut sedang pasang dan ketika itu terjadi hujan. Run off yang seharusnya
menuju ke laut akan terhalang karena adanya kenaikan muka air laut.

Terdapat beberapa wilayah di Kota Bontang yang berpotensi rawan banjir


rob, seperti Kelurahan Bontang Kuala, Guntung, Gunung Elai, dan Loktuan.
Kerentanan dan kapasitas terhadap banjir termasuk rendah karena
menganggap kejadian banjir selama ini hanya terjadi relatif kecil dan hanya
berlangsung dalam waktu maksimal 1 hari. Ketinggian banjir yang terjadi di
Kota Bontang kurang lebih paling tinggi adalah setinggi lutut orang dewasa
atau perkiraan kurang dari 50 cm. Keadaaan ini yang menyebabkan
masyarakat di Kota Bontang hanya sedikit yang meninggikan bangunan
rumahnya sehingga air tidak masuk ke dalam rumah.
Gambar 2.6 Peta Resiko Bencana Banjir

b. Tanah Longsor
Bencana tanah longsor yang terdapat di Kota Bontang terjadi akibat adanya
pembukaan lahan dari hutan menjadi jalan atau penggunaan lainnya.
Semakin tingginya potensi longsor dapat ditandai dengan semakin banyaknya
erosi yang terjadi. Adanya erosi merupakan indikasi yang sangat kuat bahwa
potensi longsornya juga akan semakin tinggi. Erosi mencerminkan bahwa
kekuatan daya tarik antar agregat-agregat tanah sudah mulai berkurang.
Ketika kekuatan gaya tarik antar agregat sudah berkurang maka
kemungkinan longsor akan semakin besar. Kemungkinan ini dapat terjadi
apabila tanah sudah mengalami kejenuhan air dan ketika mengalami
pembebanan.

Risiko longsor tinggi terdistribusi pada daerah dengan kemiringan lereng terjal
dan terdapat permukiman atau bangunan infrastruktur. Risiko tinggi sebesar
38% berada di Kelurahan Guntung, Satimpo, dan sebagian wilayah Kelurahan
Loktuan, Bontang Kuala, Kanaan, dan Bontang Lestari. Risiko rendah sebesar
13% antara lain di Kelurahan Belimbing, Telihan, dan sebagian Kelurahan
Gunung Elai dan Tanjung Laut Indah. Risiko sedang sebesar 49% berada di
daerah perbukitan dengan penggunaan lahan utama berupa hutan, dan
wilayah kelurahan pada dataran rendah. Risiko sedang ini antara lain adalah
sebagian wilayah Kelurahan Gunung Elai, Loktuan, Kanaan, Bontang Kuala,
Tanjung Laut 29 Indah, Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Apiapi, Kelurahan
Tanjung Laut, Kelurahan Berbas Tengah, Kelurahan Berbas Pantai, dan
Sebagian besar wilayah Kelurahan Bontang Lestari.

Gambar 2.7 Peta Resiko Bencana Longsor

• Impact (dampak)

Dampak dari potensi risiko banjir di Bontang mencakup berbagai aspek.


Kerugian materi menjadi salah satu dampak yang signifikan, terutama pada
properti dan infrastruktur perkotaan yang dapat mengalami kerusakan atau
kehancuran akibat banjir. Selain itu, risiko terhadap keselamatan warga juga
menjadi perhatian utama, dengan potensi ancaman terhadap nyawa dan
harta benda mereka. Dampak ini tidak hanya bersifat materi, tetapi juga
mencakup aspek sosial dan kesehatan. Peningkatan risiko penyakit air
terbawa banjir, penurunan kualitas hidup, dan gangguan pada rutinitas
sehari-hari masyarakat menjadi bagian integral dari dampak banjir yang perlu
diperhitungkan secara komprehensif. Tanah longsor dapat membuat
kerusakan pada struktur tanah dan kelestarian lingkungan. Dampaknya tidak
hanya terbatas pada kerusakan lahan pertanian dan hilangnya produktivitas,
tetapi juga mencakup ancaman terhadap keselamatan penduduk yang
mendiami daerah rawan longsor. Kejadian tanah longsor juga memiliki
dampak yang merugikan terhadap ekosistem lokal, yang dapat
mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan memengaruhi
keseimbangan alam secara menyeluruh.

• Response (Upaya)

a. Penataan Ruang dan Zonasi


Pemerintah Bontang telah mengambil langkah-langkah penataan ruang yang
cermat dengan memperhitungkan potensi risiko banjir dan tanah longsor.
Melalui zonasi wilayah rawan bencana, berhasil meminimalkan pembangunan
di area berisiko tinggi dan mengarahkan pembangunan ke daerah yang lebih
aman.
b. Infrastruktur Drainase yang Efektif
Sistem drainase yang efektif menjadi kunci dalam mencegah banjir. Saluran
air yang bersih dan terawat dengan baik membantu mengalirkan air hujan
secara efisien, mengurangi risiko genangan air dan banjir di daerah
perkotaan.
c. Peringatan Dini
Pemantauan kondisi cuaca, tinggi air sungai, dan potensi bencana secara real-
time memberikan waktu yang cukup bagi masyarakat untuk mengambil
langkah-langkah kesiapsiagaan dan evakuasi.
d. Pengelolaan Hutan dan Reforestasi
Program pengelolaan hutan untuk memperkuat daya tahan tanah dan
mengurangi potensi terjadinya tanah longsor. Masyarakat dilibatkan dalam
kegiatan penanaman pohon dan pelestarian hutan sebagai bentuk
keterlibatan mencegah bencana alam.
e. Pendidikan Masyarakat
Edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko banjir dan
tanah longsor.
f. Partisipasi Aktif Masyarakat
Masyarakat tidak hanya sebagai penerima informasi atau bantuan dari
pemerintah, melainkan turut serta dalam merancang, melaksanakan, dan
menjaga keberlanjutan berbagai program pencegahan bencana. Salah satu
aspek penting dari partisipasi masyarakat adalah melalui kegiatan-kegiatan
sukarela yang dilakukan secara rutin. Masyarakat terlibat dalam
membersihkan saluran air, merawat lingkungan sekitar, dan melakukan
pemantauan pada area rawan bencana. Ini merupakan wujud nyata dari
tanggung jawab bersama, tetapi juga menciptakan rasa memiliki terhadap
lingkungan tempat mereka tinggal.
Isu Lingkungan Hidup (Tata Letak Kota) di Kota Bontang

• Driving Force (Pemicu)

Kota Bontang memiliki luas 158,2776 km2 antara 117023’ - 117038’ Bujur Timur
dan 0001’ – 0012’ Lintang Utara. Berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur pada
bagian Utara, Selat Makassar pada bagian Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara
pada bagian Selatan, dan Kabupaten Kutai Timur pada bagian Barat. Kota
Bontang terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bontang Selatan,
Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan Bontang Barat. Topografi Kawasan
Kota Bontang memiliki ketinggian antara 1-120 mdpl dengan kemiringan lereng
yang bervariasi dari Pantai Timur dan Selatan hingga bagian barat. Kemiringan
lahan Kota Bontang dengan kemiringan 0-2% (datar) seluas 7.211 ha atau
48,79%. Kemiringan lahan bergelombang 3-15% seluas 4.001 ha atau 27,07%.
Sedangkan kemiringan lahan yang curam 16-40% seluas 3.568 ha atau 24,14%.
Kondisi geografis kota Bontang perlu dikelola tata kotanya untuk menciptakan
lingkungan yang seimbang dan berkelanjutan. Selain faktor geografis juga
dipengaruhi peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah selaras dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi serta kebutuhan
lahannya.

• Preassure (Tekanan)

Terdapat banyak aktivitas di suatu kota mulai dari pemukiman, industry,


Pendidikan, Kesehatan, ruang terbuka hijau, pertanian, perikanan,
pertambangan, pelabuhan, TPA, dan lainnya. Hal ini jika tidak dikelola tata letak
kotanya akan menyebabkan ketidakfungsian lahan sebagaimana mestinya. Kota
sebagai pusat perekonomian wilayah memiliki peran yang sangat besar bagi
pembangunan, dimana konstribusinya terhadap pemenuhan kebutuhan hidup
warganya melahirkan berbagai permasalahan. Jumlah penduduk yang terus
bertambah dan dikaitkan dengan implikasinya pada ruang kota. Apalagi ada
banyak kejadian terutama di negara berkembang, kota-kota tersebut
berkembang tanpa pengendalian. Jumlah penduduk terus bertambah, ruang kota
semakin padat dan berkualitas rendah, lalu lintas semrawut, penghijauan sangat
kurang, terjadi banjir dan sebagainya. Partisipasi masyarakat dalam program
penataan ruang, juga menjadi isu yang masih selalu diperdebatkan. Di satu pihak
ada yang menyalahkan ketiadaan partisipasi masyarakat, dan di lain pihak justru
menuding pemerintah yang tidak aspiratif terhadap kebutuhan dan kepentingan
rakyat.

• State (Kondisi saat ini)

Kota Bontang sudah memiliki perencanaan tata letak kotanya. Secara umum pola
ruang kota Bontang dibagi menjadi dua yaitu sebagai kawasan lindung dan
budidaya. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lindung dilakukan dengan
tujuan untuk melindungi kawasan dan bangunan yang memiliki nilai dan peran
terhadap keberlanjutan dan budaya Kota dan sebagai wujud melindungi serta
menjaga sumber daya alam lingkungan hidup sedangkan kawasan budidaya yang
digunakan sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang kawasan budidaya
untuk menjaga kualitas minimum ruang yang sesuai dengan karakteristik
Kawasan. Kawasan budidaya meliputi satu kawasan perumahan sebagai upaya
pemanfaatan ruang untuk menyediakan lahan untuk pengembangan penghunian
Masyarakat. Kawasan perdagangan dan jasa sebagai upaya pengendalian
pemanfaatan ruang zona perdagangan untuk menyediakan lahan untuk
menampung kegiatan perdagangan pada berbagai pola pengembangan.
Kawasan perkantoran, hal ini sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang
pada kawasan pemerintahan untuk menyediakan lahan pengembangan kegiatan
pemerintahan yang sesuai. Kawasan industri sebagai upaya pemanfaatan untuk
menyediakan ruang bagi kegiatan industri manufaktur dan Perdagangan untuk
meningkatkan keseimbangan penggunaan lahan. Kawasan pariwisata
ditunjukkan untuk menyediakan lahan untuk pengembangan kegiatan pariwisata
sesuai dengan karakteristik dan fungsi yang sesuai penentuan. Kawasan ruang
ruang terbuka non hijau sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang untuk
menyediakan lahan untuk fasilitas umum menunjang kawasan perkotaan.
Kawasan peruntukan lainnya diatur dengan tujuan untuk menyediakan lahan
dengan karakteristik sesuai dengan fungsi dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Pengembangan yang dilakukan juga dalam sistem jaringan transportasi di mana


dilakukan pengembangan mencakup jaringan transportasi darat, laut, dan udara.
Selain itu pengembangan jalan khusus digunakan sebagai jalan untuk kegiatan
pertambangan batubara dan minyak bumi dan gas. Rencana pengembangan
sistem jaringan prasarana dan sarana yaitu berkaitan dengan penyediaan dan
pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki dan keberadaan
jalur evakuasi bencana khususnya jalur evakuasi bencana di Jalan S Parman Jalan
Arif Rahman Hakim secara umum struktur ruang kota Bontang meliputi jaringan
transportasi telekomunikasi energi atau kelistrikan, sumber daya air dan
perkotaan.

Ruang terbuka hijau RTH kota Bontang melakukan pengembangan kawasan RTH
publik dengan luas keseluruhan 5670,93 hektar atau 38,37% dari luas kota
meliputi hutan kota atau taman kota di berbagai kecamatan. Resapan air seluas
kurang lebih 221,26 hektar di kecamatan Bontang barat, RTH olahraga seluas
kurang lebih 171,65 hektar terletak Kecamatan Bontang Utara dan Bontang
Selatan, tempat pemakaman umum kurang lebih seluas 23,08 hektar di berbagai
Kecamatan, sempanden pantai sekitar 3619,04 hektar di kecamatan Bontang
Utara dan Kecamatan Bontang Selatan, sempaden sungai sekitar 77,5 hektar
sampah dan danau seluas kurang lebih 9,2 hektar dan kawasan mangrove sekitar
24,26 hektar.
• Impact (Dampak)

Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan bahwa pembangunan


nasional dilaksanakan secara terencana, komprehenshif, terpadu, terarah,
bertahap, dan berkelanjutan dengan mengembangkan tata ruang dalam suatu
tata lingkungan yang dinamis serta tetap memelihara kelestarian lingkungan
hidup. Pembangunan perkotaan, merupakan bagian dari pembangunan nasional,
harus berlandaskan keseimbangan antara berbagai kepentingan, yaitu
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara kepentingan dunia dan
akhirat, materil dan spiritual, jiwa dan raga serta individu dan masyarakat. Bila
dilaksanakan secara komprehenshif dan konsekwen, maka penataan ruang dapat
menjadi alat yang efektif untuk mencegah kerusakan lingkungan dan berbagai
bencana lingkungan seperti banjir dan longsor. Pemanfaatan ruang yang sesuai
dengan rencana tata ruang dan mengindahkan kondisi lingkungan dapat
menghindari permasalahan lingkungan di masa mendatang.

Dampak negatif apabila tidak adanya tata Kelola kota, selain akan terjadi
kepadatan dan ketidak teraturan bangunan, akan berdampak buruk juga pada
sisi lainnya, antara lain, kepadatan bangunan dengan tata letak yang tidak
teratur, tidak adanya ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan hujan dan
pengurang polusi udara, akses jalan yang sulit dilewati oleh kendaraan besar
(mobil) pada pemukiman padat penduduk, kecilnya jalan akses menuju daerah
tertentu karena banyak dijadikan pemukiman, akses untuk mendapatkan air
bersih dan air minum sulit didapat, tidak adanya drainase yang baik dapat
menyebabkan banjir pada saat musim penghujan, kepadatan penduduk
membuat banyak sampah rumah tangga menumpuk, banyak penyakit yang
timbul karena lingkungan yang tidak bersih, buruknya instalasi kelistrikan di
daerah tersebut, banyaknya kejadian kebakaran yang terjadi di permukiman
padat karena hubungan arus pendek listrik, banyaknya sungai atau drainase yang
tercemar oleh limbah rumah tangga.
• Response (Upaya)

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 13 Tahun 2019 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang 2019-2039. Tata Ruang adalah
wujud struktur Ruang dan pola ruang. Penataan Ruang adalah suatu sistem
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Semua ketentuan dalam tata Kelola kota dipaparkan lengkap
pada peraturan tersebut yang perlu terus dilaksanakan beserta peraturannya
juga partisipasi masyarakat dibutuhkan. Bab II Pasal 6 Tujuan Penataan Ruang
Kota Bontang adalah untuk mewujudkan Kota Bontang sebagai kota maritim
berkebudayaan industri yang berwawasan lingkungan dan mensejahterakan
masyarakat melalui keterpaduan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang antarwilayah nasional, provinsi maupun
kota dan antar Kawasan Peruntukan Lindung maupun peruntukan budi daya
sebagai bagian dari pusat kegiatan nasional kawasan perkotaan Samarinda,
Balikpapan, dan Bontang. Bentuk strategi pengembangannya terdapat pada Bab
II pasal 8 Strategi pengembangan sistem pusat pelayanan secara hierarkis dan
proporsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, meliputi:

a. Membagi dan mengembangkan pusat pelayanan Wilayah kota sesuai


karakteristik dan potensi Wilayah dengan tetap memperhatikan
keseimbangan Wilayah; dan

b. Meningkatkan keterkaitan antar pusat pelayanan maupun dengan Wilayah


pelayanannya sesuai dengan jenis dan skala pelayanan.
BAB III
ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH KOTA BONTANG

Isu prioritas adalah suatu kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka menengah/panjang, dan
menentukan pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan di masa
yang akan datang. Penentuan isu prioritas lingkungan hidup daerah Kota
Bontang tahun 2021 perlu melihat berbagai data-data yang telah
sebelumnya diuraikan dan dianalisis di Bab II dengan menggunakan
analisis DPSIR (Driving Force, Pressure, State, Impact, dan Response). Isu
prioritas lingkungan hidup perlu mempertimbangkan kondisi dan keunikan
kota bontang yang tentu memiliki berbagai perbedaan dengan daerah
lainnya.

Isu prioritas harus dapat menggambarkan dinamika lingkungan eksternal


baik skala regional, nasional, maupun internasional yang berpotensi
memberi dampak terhadap daerah dalam kurun waktu jangka menengah
dan menjadi salah satu dasar perumusan kebijakan pembangunan daerah
dan perangkat daerah. Isu-isu lingkungan hidup yang telah dijaring
melalui konsultasi publik akan disaring lagi dengan kriteria-kriteria khusus
seperti kondisi pencemaran dan/atau kerusakan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap
kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan kualitas lingkungan hidup ataupun
pressure sebagai penyebab-penyebabnya, dan/atau persoalan respon
yang dilakukan serta mendapat perhatian publik yang luas dan perlu
ditangani segera (urgent).
Dalam melakukan perumusan isu prioritas lingkungan hidup Kota Bontang
pada tahun 2021 dapat menggunakan analisis DPSIR (Driving Force,
Pressure , Impact, Response) dengan tahapan sebagai berikut :

Isu Prioritas dapat diartikan sebagai isu utama yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas lingkungan hidup di suatu daerah. Untuk menentukan
dan menjaring isu prioritas dilakukan konsultasi publik dengan melibatkan
berbagai stakeholder baik unsur pemerintah dalam hal ini SKPD terkait,
unsur perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.

Hal ini dilakukan dengan harapan isu-isu prioritas tersebut benar-benar isu
yang dirasakan dampaknya oleh berbagai unsur dimasyarakat. Namun
demikian untuk memberi arahan kepada peserta konsultasi publik
mengenai apa dan bagaimana yang dimaksud dengan isu prioritas maka
kegiatan konsultasi publik dipandu dengan beberapa kriteria yaitu kondisi
pencemaran dan/atau kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap kehidupan sosial,
ekonomi, budaya dan kualitas lingkungan hidup ataupun pressure sebagai
penyebab penyebabnya,dan/atau persoalan respon yang dilakukan serta
mendapat perhatian publik yang luas dan perlu ditangani segera (urgent).
Dalam menentukan isu prioritas yang ada di Kota Bontang dilakukan
melalui beberapa tahapan, sebagai tahapan awal Dinas Lingkungan Hidup.

Berdasarkan hasil analisis terhadap Dokumen KLHS RPJMD Kota Bontang


Dinas Lingkungan Hidup dapat disimpulkan 3 (Tiga) isu prioritas
lingkungan hidup Kota Bontang, yaitu sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pelaksanaan sistem penanganan sampah 3R
2. Pencemaran dan kerusakan ekosistem mangrove
3. Minimnya Ketersediaan Sumber Air Baku untuk Keperluan Air Bersih
Isu-isu tersebut tetap perlu dilakukan evaluasi dan verifikasi untuk
mendapatkan informasi mengenai dampak dari isu-isu yang muncul, dan
sebagai umpan balik dalam pengambilan keputusan dan masukan dalam
perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian program/kegiatan
selanjutnya. Isu Prioritas tersebut akan dikaitkan dengan Isu-isu
Pembangunan berkelanjutan di Kota Bontang dapat dilihat pada Tabel 3.1
di bawah ini.

Tabel 3.1. Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan (PB) dan


Deskripsi Singkatnya
Isu Pembangunan
Deskripsi Singkat Isu PB
Berkelanjutan (PB)
1. Masih banyak penyakit menular yaitu penyakit Demam Berdarah
dan TB Paru
2. Masih adanya kesenjangan (GAP) pelayanan kesehatan di
beberapa wilayah pesisir dan kepulauan, yang menyebabkan
belum adanya kesempatan (akses) yang sama
3. Upaya penanggulangan penyakit menular yang belum
menunjukkan hasil yang memuaskan dan masih sangat
fluktuatif, menunjukkan pendekatan yang perlu lebih
diintensifkan dan perlunya upaya-upaya terobosan, diantaranya
melalui pendekatan hukum (regulasi).
Kesehatan 4. Kualitas pelayanan kesehatan yang masih terus perlu
ditingkatkan seiring dengan tuntutan masyarakat yang terus
bertambah dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan yang terus berkembang dari tahun ke tahun.
5. Anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk kesehatan sudah
mencapai 10% dari APBD, namun belum diikuti dengan proporsi
yang seimbang antara promotif-preventif dan kuratif,
dimanaseparuh dari alokasi 10% tersebut teralokasikan di RSUD
sedangkan alokasi di Dinas kesehatan sendiri sebagian besar
masih terserapuntuk jaminan kesehatan.
6. Masih rendahnya pelaporan atas terjadinya kegagalan program
KB.
1. Masih rendahnya persentase panjang pedestrian (fasilitas
pejalan kaki) per Panjang jalan beraspal
2. Perlunya pembangunan TPS di setiap kecamatan
Perencanaan Pembangunan
3. Pembangunan infrastruktur pariwisata
4. Pembangunan sanitasi lingkungan
5. Dilakukan pembangunan infrastruktur pengelolaan limbah
1. Belum Optimalnya Pengelolaan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)/
2. Masih tingginya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari
Persampahan dan Limbah 3. Timbunan sampah semakin meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk
4. Resistensi Masyarakat yang cukup tinggi terhadap rencana
Pembangunan sarana TP3SR
SDM 1. Perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia
Kawasan Hutan 1. Berkurangnya luasan hutan akibat pembukaan lahan
Isu Pembangunan
Deskripsi Singkat Isu PB
Berkelanjutan (PB)
pembangunan
2. Berkurangnya jenis-jenis tumbuhan dan hewan
1. Infrastruktur pendidikan yang tidak seimbang antara kota
dengan daerah terpencil
Ketersediaan Infrastruktur 2. Infrastruktur persentase panjang pedestrian per jalan beraspal
masih minim
3. Fasilitas infrastruktur kesehatan masih minim di daerah terpencil
1. Minimnya alokasi dana daerah di beberapa sektor sehingga
Keuangan Daerah
menghambat pelaksanaan program kerja
1. Masih ada kondisi jalan yang mengalami rusak ringan dan rusak
Sarana dan Prasarana Jalan berat
dan Jembatan
2. Pembangunan jalan menjadi prioritas utama
1. Rendahnya proporsi anggaran untuk PAUD
2. Ada beberapa wilayah jauh dari lembaga Pendidikan dasar dan
menengah
Pelayanan Pendidikan 3. Sarana Pendidikan yang berupa Gedung Sekolah jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah belum merata
4. Terbatasnya jumlah aparatur pengajar
5. Belum maksimalnya layanan administratif di Dinas Pendidikan
1. Pemberdayaan pengangguran pada penduduk asli maupun
pendatang
Pengangguran
2. Meningkatnya tingkat pengguran yang disebabkan menurunnya
tingkat partisipasi angkatan kerja
Air Bersih 1. Terbatasnya penggunan air tanah
1. Masih rendahnya jumlah ASN yang mengikuti pengembangan
kompetensi setiap tahunnya
2. Rendahnya minat ASN untuk meningkatkan kulalifikasi
Kualitas Aparatur Daerah Pendidikan
3. Belum optimalnya kedispilinan ASN
4. Belum optimalnya pelayanan publik
Pertanian Umum dan 1. Terbatasnya ketersedian lahan untuk penggunaan pertanian dan
Perkebunan perkebunan
1. Data gender belum terpilah
2. Pelayanan perlingungan Perempuan belum optimal
Pemberdayaan Perempuan, 3. Masih belum tercapainya target KLA secara maksimal
Perlindungan Anak 4. Kasus kekerasan terhadap anak meningkat
5. Belum tercapainya target program KB
6. Meningkatnya pertumbuhan bayi/anak yang mengalami stunting
PU Infrastruktur 1. Minimnya fasilitas PU infrastruktur dan alokasi dana
1. Kebutuhan akan bangunan Gedung pemerintahan yang masih
belum terpenuhi
Penataan Ruang 2. Belum maksimalnya pelaksanaan pengendalian
3. Banyaknya pelanggaran pemanfaatan ruang akibat kegiatan
Pembangunan yang tidak melakukan prosedur perjanjian
Kemandirian Sosial dan
1. Tingkat pengangguran masih meningkat
Ekonomi
1. Tingginya tingkat kriminalitas seperti narkoba, pembunuhan dan
Kriminalitas dan Penyakit penganiayaan
Masyarakat 2. Tingginya tingkat pengangguran menyebabkan tinggi pula
tingkat kriminalitasnya
Lingkungan Ekologi 1. Terjaadi pencemaran air tanah
Isu Pembangunan
Deskripsi Singkat Isu PB
Berkelanjutan (PB)
2. Terjadi degradasi Sungai
3. Terjadi pencemaran udara
4. Kehilangan keanekaragaman hayati dan kehutanan
5. Rawan bencana kebakaran hutan, banjir dan longsor
1. Jumlah rumah tidak layak layak huni masih besar serta harga
perumahan layak huni masih tidak terjangkau bagi MBR
(Masyarakat Berpenghasilan Rendah)
2. Belum tersedianya pembinaan lingkungan perumahan serta
sosialisasi standar lingkungan layak pakai/ huni sehingga jumlah
rumah tidak layak huni masih ada
3. Belum tersusunya basis data (data base) dan ketersediaan
Permukiman dan Perumahan dokumen perencanaan terkait pembangunan perumahan dan
penataan kawasan permukiman
4. Pemberdayaaan masyarakat belum optimal terhadap standar
kelayakan pada hunian
5. Belum optimalnya peningkatan kualitas infrastruktur
permukiman kumuh perkotaan serta luas kawasan permukiman
kumuh masih tinggi.
6. . Masih kurang optimalnya pengawasan pembangunan
1. Komitmen pemerintah melaksanakan peraturan masih kurang
2. Dilakukannya konversi lahan untuk kepentingan negara
Konversi Lahan
3. Perubahan fungsi Kawasan di wilayah tambak
4. Dilakukannya reklamasi pantai untuk kebutuhan industri
5. Dibangunnya pemukiman warga ke arah laut
1. Perlu adanya perizinan terkait penataan ruang
Perizinan 2. Perizinan tentang perkebunan perlu diperhatikan
3. Perlu adanya SOP pengolahan limbah B3
1. Pemetaan komoditi pangan
2. Pendataan komoditi pangan baik pertanian, perikanan dan
KetahananPangan peternakan
3. Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan produksi komoditi
pangan
Sumber: Rencana Strategis Tahun 2021-2026, E-Arsip Bontang

Isu-isu pembangunan berkelanjutan di Kota Bontang tidak hanya yang


tertera dalam Tabel 3.1, namun masih banyak yang lainnya, seperti antara
lain: perubahan iklim, bencana alam, tingkat pengangguran, kemiskinan,
kesenjangan sosial, kematian saat melahirkan, ketimpangan gender,
tingkat anak putus sekolah, stabilitas keamanan di wilayah perbatasan,
good governance, olahraga, seni, budaya dan kepemudaan, tatanan
ekonomi, pelayanan pendidikan, kepastian hukum, perizinan, daya saing
produk daerah, pendapatan perkapita, SDM, birokrasi, pelayanan publik,
perpustakaan, arsip daerah dan dokumentasi, pengairan, pemberdayaan
perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana, kependudukan
dan pencatatan sipil, teknologi informasi dan komunikasi, kebersihan,
pertamanan dan pemakaman, ketahanan pangan, pengawasan aparatur
daerah, kepegawaian, politik, pemberdayaan masyarakat dan
pemerintahan desa dan lain-lain (long list atau daftar panjang isu
pembangunan berkelanjutan).
Tabel 3.2 Penilaian dan Pendeskripsian Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu Pembangunan
Berkelanjutan
Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB
Perencanaan Persampahan
No Program Prioritas Nilai Lingkungan Ketersediaan Kesehatan Pembangunan dan Limbah
Ekologi Infrastruktur dan SDM dan Keuangan
Daerah

1 Program Bernilai ++ Bernilai ++ Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan Penanganan


(namun dapat
pengembangan sistem (namun dapat pengembangan TPA kesehatan dan dalam melakukan sampah
bernilai “─” jika
jaringan persampahan bernilai “─” jika 3R yang mendukung pendidikan program dengan cara
disandingkan
kota disandingkan kebersihan dan masyarakat kebersihan 3R perlu
dengan isu
dengan isu kesejahteraan lingkungan guna dilakukan agar
Lingkungan
Lingkungan Ekologi) masyarakat dan menciptakan dapat
Ekologi)
lingkungannya. kenyamanan mengurangi
lingkungan dan jumlah
peningkatan timbulan
kesejahteraan sampah di
masyarakat. TPA.

2 Program perlindungan Bernilai ++ Bernilai ++ Meningkatkan Tidak signifikan Peningkatan Penanganan


(namun dapat
kawasan ekosistem (namun dapat pengembangan dalam melakukan sampah perlu
bernilai “─” jika
mangrove bernilai “─” jika kawasan lindung program prioritas dilakukan guna
Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB
Perencanaan Persampahan
No Program Prioritas Nilai Lingkungan Ketersediaan Kesehatan Pembangunan dan Limbah
Ekologi Infrastruktur dan SDM dan Keuangan
Daerah

disandingkan disandingkan mangrove guna yang mencegah


dengan isu dengan isu pencegahan dari mempengaruhi kerusakan
Lingkungan Ekologi) Lingkungan kerusakan. keberlanjutan kawasan
Ekologi) lingkungan mangrove lebih
lanjut

3. Program pengendalian Bernilai ++ Bernilai ++ Meningkatkan Meningkatnya Tidak signifikan Tidak signifikan
kawasan perlindungan (namun dapat (namun dapat pengembangan pelayanan
kerusakan air tanah bernilai “─” jika bernilai “─” jika kawasan publik
disandingkan disandingkan perlindungan khususnya
dengan isu dengan isu terhadap kerusakan untuk
Lingkungan Ekologi) Lingkungan air tanah penyediaan air
Ekologi) bersih

4. Program peningkatan Bernilai ++ Berkurangnya Meningkatkan Meningkatnya Tidak signifikan Tidak signifikan
pelayanan air bersih (namun dapat luas lahan pengembangan pelayanan
dengan peningkatan bernilai “─” jika tutupan hijau pelayanan publik
Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB
Perencanaan Persampahan
No Program Prioritas Nilai Lingkungan Ketersediaan Kesehatan Pembangunan dan Limbah
Ekologi Infrastruktur dan SDM dan Keuangan
Daerah

kualitas kuanntitas dan disandingkan infrastruktur dalam khususnya


kontinuitas air bersih dengan isu hal kebutuhan air untuk
melalui optimalisasi Lingkungan Ekologi) bersih penyediaan air
WTP serta bersih
pemanfaatan air
permukaan dari waduk
marangkayu dan
bendali suka rakhmat

Keterangan:
++ : ada pengaruh positif yang sangat tinggi (misalnya, implementasi program prioritas dapat berkontribusi untuk mencapai target dari
masing-masing isu)
+ : ada kemungkinan pengaruh positif yang tinggi (misalnya, implementasi program prioritas kemungkinan dapat berkontribusi untuk
mencapai target dari masing-masing isu)
-- : ada pengaruh negatif yang sangat tinggi (misalnya, implementasi program prioritas tidak dapat berkontribusi untuk mencapai target
dari masing-masing isu, bahkan akan menghambat pencapaian target dimaksud dan menimbulkan pengaruh negatif yang baru)
- : ada kemungkinan pengaruh negatif yang tinggi (misalnya, implementasi program prioritas kemungkinan tidak dapat berkontribusi
untuk mencapai target dari masing-masing isu, bahkan akan menghambat pencapaian target dimaksud dan menimbulkan pengaruh
negatif yang baru)
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Sistem Penanganan
Sampah 3R

Pengelolaan sampah di kota Bontang masih terus dikaji. Utamanya untuk


mengurangi jumlah sampah di tempat Pemrosesan akhir (TPA). Kota
Bontang adalah salah satu kota mengalami kenaikan jumlah produksi
sampah, total sampah harian kota Bontang mencapai 101 ton, dengan
jumlah penduduk sebanyak 174.000 jiwa. Dengan kata lain rata-rata
setiap penduduk kota Bontang membuang 0,5-0,6 kg sampah perhari
(Badan Pusat Statistik, 2018). Bertambahnya jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonomi di kota Bontang menyebabkan jumlah sampah
yang cukup besar. Pemerintah kota Bontang sendiri sudah mulai
melaksanakan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce,
Reuse, Recycle melalui Bank Sampah.

2. Pencemaran dan Kerusakan Ekosistem Mangrove

Ekosistem hutan mangrove adalah suatu sistem ekologi yang terdiri dari
vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon
mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang
surut pantai berlumpur. Kota Bontang memiliki potensi sumber daya alam
yang harus di dayagunakan secara optimal agar dapat memberikan
kontribusi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Kegunaan yang
diperoleh dari Hutan Mangrove, antara lain sebagai perlindungan pantai
terhadap angin, ombak dan abrasi, pencegahan intrusi air laut, tanggul
alam terhadap ombak dan angin, pelestarian flora dan fauna,
mempertahankan habitat biota perairan sehingga Pemerintah Daerah
berkepentingan menjaga kelestariannya. Terdapat permasalahan dalam
pengelolaan hutan mangrove di Kota Bontang seperti lajunya
pertumbuhan penduduk, lahan hutan mangrove yang dijadikan tambak
ikan semakin meluas oleh masyarakat dan sampah penduduk yang
mengotori di bagian pesisir kota mangrove. Permasalahan tersebut
menyebabkan kerusakan akibat pemanfaatan yang tak terkendali,
sehingga dibutuhkan pengelolaan yang optimal dalam menanggapi
permasalahan tersebut.
3. Minimnya Ketersediaan Sumber Air Baku untuk Keperluan
Air Bersih

Sumber air Kota Bontang dapat berasal dari air tanah, sungai, dan
penampung air hujan (waduk). Bontang terdiri dari 3 kecamatan, yaitu
Kecamatan Bontang Barat, Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan
Bontang Selatan. Kecamatan - Kecamatan Bontang terlayani air bersih
yang berasal dari PDAM melalui pemipaan. Namun adanya keterbatasan
pasokan listrik dari PLN, maka PDAM sering terganggu dalam
memproduksi air. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan giliran di
tiga kecamatan. Praktis, masyarakat harus menyediakan tempat
penampungan air, karena PDAM tidak mengalirkan air setiap hari, tapi tiga
hari sekali. PDAM tidak menggunakan air sungai Kota Bontang karena
tidak dapat digunakan sebagai air konsumsi dikarenakan debitnya yang
minim dan kualitasnya yang kurang. Kualitas air dari Sungai Bontang
tidak layak untuk jadi bahan baku air konsumsi. Baku mutu dan kualitas
air di Sungai Bontang masuk dalam kategori kelas 2 yang diperuntukkan
bukan untuk konsumsi. Namun, seperti diatur dalam Peraturan Daerah
Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air bahwasannya air tersebut
masih dapat digunakan untuk keperluan peternakan, pertanaman,
budidaya ikan tawar, dan rekreasi. Sehingga Kota Bontang memanfaat air
tanah sebagai kebutuhan air bersihnya.

Dalam beberapa dekade terakhir air tanah dijadikan andalan bagi sumber
air industri dan sebagian masyarakat. Air yang bersumber dari air tanah
tidak memerlukan penampungan khusus, tetapi langsung disalurkan pada
instalasi pengolahan air tanahnya, untuk pengaturan pH dan penghilangan
zat besi dan mangannya. Pemakaian air tanah dalam, akan meningkat
tajam sejalan dengan pertumbuhan penduduk, dan diperkirakan
kebutuhan air tanah dalam mencapai 2.236 liter/detik pada tahun 2025.

Permasalahan air bersih di Kota Bontang, yaitu:


1. Pelayanan air bersih baru mencapai cakupun 52,19%
2. PDAM kekurangan air baku
3. Supply daya listrik untuk PDAM masih kurang
BAB IV
INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Kota


bontang membuat beberapa inovasi daerah dalam pengelolaan lingkungan
hidup Untuk mendukung sasaran meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup,
Dinas Lingkungan Hidup sebagai Perangkat Daerah yang mengampu
sasaran ini melaksanakan Inovasi teknologi dibidang lingkungan hidup
dengan mewujudkan perencanaan dan pengendalian tata ruang yang
konsisten dan sesuai SPM yang berlaku (RTH, pengelolaan sampah, sistem
angkutan umum, jalur pejalan kaki dan sepeda, sistem drainase, dll)
berbasis kearifan lokal dan dengan konsep pengembangan kawasan
strategis terpadu dan berkelanjutan yang mendukung terciptanya kota
Bontang yang Green City, unggul dan nyaman.

Berikut beberapa Inovasi di bidang lingkungan hidup yang saat ini


dapat dilakukan di Kota Bontang:
1. Meningkatkan pengendalian percemaran dan perusakan
lingkungan hidup; dengan sasaran:
a. Meningkatnya kegiatan/usaha yang dilengkapi dengan
dokumen lingkungan sebagai upaya pencegahan
pencemaran dan perusakan lingkungan;
b. Monitoring dan pengelolaan Limbah B3
c. Terciptanya keseimbangan antara kawasan lindung dan
kawasan budidaya;
d. Meningkatnya kebersihan kawasan perkotaan, perdesaan,
dan ruang terbuka hijau;
e. Terwujudnya rehabilitasi hutan dan lahan;
f. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian pencemaran
pada air, udara, dan tanah;
g. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH);
2. Meningkatkan upaya perlindungan daerah perairan dan
konservasi sumber daya alam dengan sasaran:
a. Meningkatnya ketersediaan air tanah/sumber air;
b. Terpeliharanya daerah perairan (laut) dan sumber-sumber
air;
c. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya air melalui
hasil Indeks Pencemaran Air;
d. Meningkatnya pengawasan terhadap perlindungan terhadap
sumber daya alam;
3. Pemenuhan Kualitas Uji pada baku mutu sesuai dengan
ketentutan (Standar Internasional) yang telah ditetapkan dengan
sasaran:
a. Peningkatan kualitas lingkungan hidup sesuai batas standar
mutu;
b. Terjaganya kualitas lingkungan dari batas yang telah
dipersyaratkan;
c. Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan;
d. Mengurangi tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan, dan
resiko bencana;
4. Pengenaan Pajak terhadap aktivitas yang berdampak besar
terhadap kualitas udara dengan sasaran:
a. Upaya pengelolaan keseimbangan lingkungan yang
didukung oleh semua sektor terkait;
b. Perputaran ekonomi dalam ranah pengelolaan dan perbaikan
lingkungan;
c. Penggunaan kendaraan umum sebagai penunjang
transportasi;
d. Meningkatnya kualitas udara berdasarkan Indeks
Pencemaran Udara;
e. Pengembangan sistem pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan melalui peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan dan penegakan hukum
lingkungan
5. Meningkatkan pemanfaatan dan pengurangan sampah dengan
pengelolaan tepat sasaran:
a. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang 3R (Reuse,
Reduce, Recycle);
b. Keterlibatan seluruh pihak dalam perputaran ekonomi dalam
pengelolaan sampah;
c. Pengurangan biaya pengelolaan karena pengaplikasian
sampah dengan bentuk yang lebih bernilai;
6. Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan dalam tata guna lahan dengan sasaran;
a. Terwujudnya program rencana tata ruang dan wilayah;
b. Terciptanya tata Kelola lahan sesuai dengan aturan dan
ketentuan yang berlaku;

Inovasi yang telah dijalankan di Kota Bontang

Penerapan perubahan terhadap gaya hidup pada suatu Kawasan yang


sedang berkembang umumnya menjadi tantangan untuk pemerintah yang
ada. oleh sebab itu perlu dibuat program-program yang dapat mengurangi
dari permsalahan lingkungan yang terjadi disuatu daerah. Program
unggulan yang dapat diterapkan oleh pemerintah kota bontang dalam
menanggulangi masalah air, udara, tata guna lahan, sampah, daerah rawan
bencana dan Kawasan perkotaan yaitu:

a. Pembayaran Angkutan Umum dengan Sampah Plastik.


Sampah anorganik botol plastik dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
Kota untuk mengendarai transportasi umum berupa angkutan kota.
Metode pembayaran yang dapat digunakan adalah menukar tiket
dengan botol plastik, jumlah botol yang dibayarkan disesuaikan dengan
ukurannya. Untuk melakukan program ini pemerintah perlu
memperhatikan angkutan umum dalam kota dan mekanisme dari
metode penukaran sampah menjadi tiket. Program kegiatan seperti ini
dapat mempurmudah proses recycle dari sampah plastik dan
pengurangan emisi gas buang dari peralihan masyarakat dalam
penggunaan moda transportasi
b. Revitalisasi Wilayah Pesisir dan Kota
Penentuan dan penetapan wilayah pemukiman menjadi sangat penting
agar terciptanya suatu Kawasan yang tersusun. Revitalisasi merupakan
salah satu contoh dari inovasi yang harus dilakukan pemerintah Kota
Bontang dalam menentukan Kawasan nelayan dan perdagangan ikan,
Kawasan permukiman, Kawasan penginapan dan wisata, serta Kawasan
terbuka hijau. Penentuan Kawasan ini akan mempermudah pengelolaan
lingkungan serta pengaturan ekonomi masyarakat.
c. Penetapan Ekowisata dan Eduwisata
Letak Kota bontang yang berada dipesisir pulau menjadi nilai lebih
dimana kekayaan alam khususnya wisata laut menjadi fokus utamanya.
Penetapan Kawasan laut sebagai ekowisata akan memajukan
perekonomian masyarakat dan penetapan Kawasan hutan mangrove
atau bakau sebagai Kawasan eduwisata akan menambah manfaat
perekonomian dan pelindung dari abrasi laut yang terjadi.
d. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah
Volume timbulan sampah di Kawasan Perkotaaan pastinya akan
meningkat seiring berjalannya waktu. Karenanya perlu dilakukan
perubahan pada sektor hulu atau pembuat sampah dimana dilakuakan
sosialisasi dan edukasi sampah di TPST 3R pada masayrakat. dan pada
sektor hilir dilakukan investasi dan pembuatan pembangkit listrik tenaga
sampah, pemanfaatan gas metana pada TPA sebagai bahan bakar
kompor alternatif,

1. Persentase peningkatan Kualitas Air (Cakupan titik pantau


sungai dengan peningkatan kualitas air)
Indeks Kualitas Air (IKA) adalah suatu nilai yang menggambarkan
kondisi kualitas air yang merupakan nilai komposit parameter kualitas air
dalam suatu wilayah pada waktu tertentu. Informasi IKA dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk penetapan kebijakan pengendalian
pencemaran air. Metode penentuan IKA mengacu kepada Lampiran Surat
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
S.318/PPKL/SET/REN.0/12/2020 tanggal 4 Desember 2020 perihal Metode
Perhitungan IKLH 2020-2024.

Perhitungan IKA menggunakan metode Indeks Pencemar (IP) sesuai


Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003
tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Parameter kunci perhitungan
IKA meliputi DO, BOD, COD, pH, TSS, Nitrat, Total Phospat (TP) dan Fecal
Coliform. Baku mutu kelas air yang digunakan kelas II sesuai Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Titik pemantuan badan air
pada sungai dilakukan minimal 2 (dua) titik yang mewakili hulu dan hilir dari
wilayah administrasi kota/kabupaten. Frekuensi pemantauan dilakukan
dalam 2 (dua) tahap. Pengujian sampel air dilakukan di Laboratorium yang
terakreditasi dan teregistrasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Bobot Nilai :
Memenuhi baku mutu = 70
Cemar ringan = 50
Cemar sedang = 30
Cemar berat = 10
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Indeks Pencemar dan Status Mutu Air

Tabel 4.3 Transformasi Status Mutu Air ke Indeks Kualitas Air

2. Cakupan titik pantau dengan peningkatan kualitas udara


ambient
Target capaian IKU cakupan titik pantau dengan peningkatan
kualitas udara ambient dan emisi memiliki pola pelaksanaan yang sama
dengan cakupan titik pantau sungai dengan peningkatan kualitas air. Hal ini
di asumsikan bahwa titik pantau yang sudah di tetapkan ada 8 titik pantau
yaitu di Monumen Pengabdian Komplek PKT, Kawasan PT. BlackBear
Resources Indonesia dengan koordinat, Halaman Polres Bontang, Halaman
Knowledge House PT. Badak NGL, Perumahan BSD, Perumahan
Mulawarman Residence, Gedung Graha Taman Praja, dan Halaman Kantor
DPMPTSP. Pemantauan pada titik pantau yang telah di tetapkan di lakukan
secara periodik (setiap 6 bulan dalam satu tahun). Sementara itu, untuk
memperoleh data dan informasi terkait kualitas udara pada titik pantau
dengan tingkat akurasi yang memadai, menggunakan metode Indeks
Standar Pencemaran Udara (ISPU). dalam perhitungan dan analisisnya.
Pencapaian IKU cakupan titik pantau dengan peningkatan kualitas udara
ambien dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas udara
ambien secara berkala.

Metode pengambilan data untuk penghitungan IKU adalah


menggunakan metode passive sampler. Prinsip kerjanya bersifat pasif
dimana alat ini berbentuk bulat dan didalamnya terdapat kertas filter yang
sudah diberi cairan khusus dari bahan kimia yang fungsinya untuk
menangkap gas yang ada di udara sekeliling. Alat ini kemudian dipasang
dengan tiang khusus dan dipaparkan selama 14 (empat belas) hari berturut-
turut. Pada tahun 2018, 2019 dan 2020, titik sampel diletakkan di lokasi
yang mewakili 4 (empat) aktivitas, yaitu pemukiman, perkantoran,
transportasi dan industri. Dari keempat titik tersebut, sumber pencemar
yang dapat menaikkan konsentrasi SO2 dan NO2 adalah kendaraan
bermotor dan aktivitas industri. Hasil IKU “baik” menunjukkan bahwa tidak
terjadi pencemaran udara untuk parameter SO2 dan NO2 pada lokasi
tersebut. Hal ini dapat diakibatkan karena sumber pencemar tidak
mengeluarkan emisi dengan konsentrasi yang tinggi atau melebihi baku
mutu serta penghijauan yang bagus. Kota Bontang sendiri mempunyai area
hijau sebesar 52,78% dari total luas area.

Upaya yang telah dilakukan dalam pengendalian pencemaran udara


meliputi penghijauan dan penanaman pohon, mempertahankan dan
mengembangkan ruang terbuka hijau serta sosialisasi kepada masyarakat
agar tidak membakar sampah. Penanaman pohon sendiri telah dituangkan
dalam Instruksi Walikota Bontang Nomor 188.55/2/ORG/2019 tentang
Pelaksanaan Penanaman Pohon Bagi Calon Pengantin dan Instruksi
Walikota Bontang Nomor 188.55/3/ORG/2019 tentang Penanaman Pohon
Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah Daerah. Selain itu juga terdapat himbauan untuk menggunakan
kendaraan bersama serta sepeda sebagai alat transportasi ke kantor.

3. Terpantaunya jumlah titik mata air yang terkonservasi


Berkenaan dengan semakin banyaknya sumber-sumber mata air yang
hilang atau mengecil, program dan kegiatan yang berkaitan dengan
konservasi lebih difokuskan pada wilayah sumber-sumber mata air (sungai
dan danau) dengan asumsi bahwa jika sumber mata air memiliki kualitas
dan fungsi yang baik, maka kapasitas pasokan sumber daya air menjadi
semakin baik . Oleh karena itu, untuk mengembalikan fungsi dan kualitas
sumber- sumber mata air.

Adapun Lokasi Pemantauan yaitu, Sungai Bontang membentang dari


Kelurahan Bontang Kuala, Api-api, Kanaan, Gunung Elai, dan Gunung
Telihan. Sungai Bontang melayani kawasan di Kelurahan Bontang Kuala,
Bontang Baru, Api-api, Kanaan, Gunung Elai, dan Gunung Telihan dan
sekitarnya. Luas DAS 5.971 ha, panjang aliran sungai sepanjang 25,62km.
Lebar sungai antara 4-10 meter dengan kedalaman rata-rata 1-2,5 meter.
Sungai Nyerakat terletak di Kelurahan Bontang Lestari, merupakan
kelurahan paling selatan di Kota Bontang. Sungai Nyerakat melayani
kawasan di Kelurahan Bontang Lestari dan sekitarnya. Luas DAS Nyerakat
kurang lebih 2.938 ha dengan panjang aliran sungai sepanjang 13km, lebar
sungai antara 3-10 meter dengan kedalaman ratarata 1-2 meter. DAS Busuk
dengan luas 22,78 km2 , Sungai mempunyai wilayah DAS yang lebih kecil
dibandingkan dengan DAS Bontang meluas sampai dengan wilayah barat
yang posisinya lebih tinggi. Sungai Guntung terletak di Kelurahan Guntung
merupakan kelurahan paling Utara di Kota Bontang. Sungai Guntung
melayani kawasan di Kelurahan Guntung dan sekitarnya. Luas DAS Guntung
kurang lebih 2.361 ha dengan panjang aliran sungai sepanjang 11,36 km.
Lebar sungai antara 2-10 meter dengan kedalaman rata-rata 1-2 meter.

4. Cakupan Jenis informasi Lingkungan Hidup


Jumlah Data dan Informasi Lingkungan Hidup yang Dapat Diakses
100 % pertahun (metode perhitungan absolut). Target indikator kinerja
PersentasePeningkatan Akses Informasi Sumberdaya Air dan Lingkungan
dalam RPJMD, sampai pada akhir periode tahun 2020 sebesar 4 jenis data
Adapun 4 jenis data yang dapat diakses adalah sebagai berikut:
a. Data pemantauan kualitas air
b. Data kualitas udara ambien
c. Data Kualitas Tanah
d. Data Kualitas Limbah Padat

Pemerintah Kota Bontang telah melakukan beberapa kegiatan


pengelolaan lingkungan hidup baik di lingkungan sekolah-sekolah maupun
lingkup pemerintahan kota, sehingga didapatkan beberapa penghargaan
seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.4. Penghargaan Lingkungan Hidup Kota Bontang

Nama Orang/ Nama Pemberi Tahun


No.
Kelompok/Organisasi Penghargaan Penghargaan Penghargaan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. SDN 005 Bontang Sekolah Adiwiyata Berbasis Walikota
2022
Selatan Lingkungan Hdup Tingkat Kota Bontang
2. SDN 09 Bontang Sekolah Adiwiyata Berbasis Walikota
2022
Utara Lingkungan HdupTingkat Kota Bontang
3. SMA Negeri 1 Kota Sekolah Adiwiyata Berbasis Gubernur Kaltim
2022
Bontang Lingkungan Hdup Tingkat Provinsi
4. SDN 009 Bontang Sekolah Adiwiyata Berbasis Gubernur Kaltim
2022
Selatan Lingkungan Hdup Tingkat Nasional
SDN 003 Bontang Sekolah Adiwiyata Berbasis
5 KLHK RI 2022
Utara Lingkungan Hdup Tingkat Nasional
6. SMP YPK Kota Sekolah Adiwiyata Berbasis KLHK RI
2022
Bontang Lingkungan Hdup Tingkat Nasional
7. Pemerintah Kota Adipura Kencana KLHK RI
2022
Bontang
8. Pemerintah Kota Green Leadership Nirwasita Tantra
KLHK RI 2023
Bontang
Pemerintah Kota Program Iklim
9. KLHK RI 2023
.Bontang
Keterangan : Penghargaan di berikan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Data Kelompok Peduli Sampah

Jumlah
No Asal Kelompok No. SK Pembentukan
Anggota
Kelompok Bontang Lestari
1 - 56 orang
Peduli
2 Bank Sampah Ceria - 90 orang
3 Bank Sampah Masdarling - 50 orang
Sumber ; DLH Kota Bontang, 2023

Perda-Perda yang dihasilkan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup:


1. PERDA Kota Bontang No. 11 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
Sampah: PERDA ini mengatur tentang pengelolaan sampah dengan
ruang lingkup meliputi jenis sampah, tugas dan wewenang, hak dan
kewajiban, penyelenggaraan pengelolaan sampah, perizinan,
kompensasi, penerapan teknologi, sistem informasi, insentif dan
disinsentif, peran serta masyarakat, larangan, mekanisme
pengaduan dan penyelesaian sengketa, kerja sama dan kemitraan,
pembinaan dan pengawasan, serta pembiayaan
2. PERDA Kota Bontang No. 3 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Air
Limbah Domestik: PERDA ini mengatur tentang penyusunan rencana
induk pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan air limbah
domestik, perizinan, pengawasan, pembinaan dan pengendalian,
hak, kewajiban dan peran serta masyarakat, larangan, sanksi
administrasi dan pidana
3. PERDA Kota Bontang No. 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Hutan Kota: PERDA ini mengatur tentang penyelenggaraan hutan
kota dengan ruang lingkup meliputi asas, tujuan dan maksud, fungsi
dan manfaat, penyelenggaraan hutan kota, pembinaan dan
pengawasan, peran serta masyarakat, pembiayaan.
4. PERDA Kota Bontang No. 10 Tahun 2021: PERDA ini mengatur
tentang penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bontang tahun 2021-2041.
BAB V
KESIMPULAN

Setelah dianalisa dengan menggunakan sistem tabulasi dan skoring


dan mengacu pada penjelasan di Bab II Analisa DPSIR yang meliputi tata
guna lahan, kualitas air, kualitas udara, risiko bencana, perkotaan dan tata
kelola sampah, ditetapkan tiga isu prioritas :
1. Pencemaran dan kerusakan lingkungan
Tata guna lahan di kota Bontang memiliki dampak yang signifikan
terhadap lingkungan dan masyarakat setempat. Perubahan
penggunaan lahan dapat mempengaruhi kualitas tanah, lingkungan,
udara, suhu udara, dan ekosistem alami. Pencemaran sungai akibat
kerusakan lingkungan juga menjadi isu yang dominan, terutama alih
fungsi hutan menjadi pertambangan dan sawit menambah beban
pencemaran sungai. Dari hasil yang diperoleh menunjukan bahwa
terdapat beberapa parameter yang tidak sesuai dengan baku mutu
pada ke-6 (enam) stasiun yaitu parameter suhu, pH, Total Suspended
Solid (TSS), Amonia, Nitrat, Timbal dan Total Coliform. Pengawasan dan
Perijinan AMDAL, RKL/RPL tambang batubara dan sawit perlu lebih
diperhatikan lagi.
Pengembangan industri dan pertumbuhan penduduk di Kota
Bontang dapat berdampak pada timbulan limbah yang dihasilkan.
Limbah industry dan pemukiman yang dihasilkan dapat menyebabkan
pencemaran tanah yang dapat membahayakan ekosistem yang ada.
Limbah industri yang tidak diurus dengan baik juga dapat mencemari
sumber daya air dan lingkungan lainnya.
Terutama pembuangan limbah industri mereka yang ke sungai-
sungai harus sesuai baku mutu. Kerusakan lingkungan akibat tambang
batubara juga diakibatkan transportasi dan kegiatan penambangan
yang menimbulkan pencemaran udara, disamping lahan bekas tambang
yang menimbulkan lubang-lubang tambang dengan air asam tambang
perlu dikelola semaksimal mungkin agar tidak terjadi kerusakan
lingkungan.

2. Degradasi lahan dan sumber daya alam


Dalam beberapa tahun terakhir, Bontang telah mengalami
pertumbuhan industri yang pesat, yang telah mengubah pola
penggunaan lahan di kota tersebut. Perubahan ini dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan, seperti menyebabkan penurunan kualitas
tanah dan mengganggu ekosistem alami. Perubahan tata guna lahan di
Kota Bontang telah menyebabkan hilangnya hutan dan lahan pertanian.
Dampak dari hal tersebut adalah berkurangnya keanekaragaman hayati
dan gangguan pada keseimbangan ekosistem. Kehilangan habitat alami
dapat mengancam spesies tertentu dan mempengaruhi rantai
makanan. Perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali dapat
meningkatkan risiko banjir di Kota Bontang. Karena dengan hilangnya
vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap air, aliran air menjadi tidak
terkendali dan berpotensi menyebabkan banjir. Perubahan tata guna
lahan juga dapat berdampak pada penurunan kualitas air di Kota
Bontang. Aktivitas manusia seperti pembangunan industri dan
pemukiman dapat menghasilkan limbah yang mencemari air. Hal ini
dapat mengancam keberlanjutan sumber daya air di wilayah tersebut.

3. Tumpukan sampah
Kepadatan penduduk di Kota Bontang mempengaruhi jumlah
tumpukan sampah, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang Utara
masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan
Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan penduduk
selama tahun 2022 di Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan
Bontang Barat besarnya berturut-turut adalah 612 jiwa/km2, 2.579
jiwa/km2, dan 1.678 jiwa/km2.
Pertumbuhan perekonomian di Kota Bontang juga mempengaruhi
jumlah volume sampah yang ada, terdapat sebanyak 18 lapangan
usaha produk domestik regional bruto yang berkembang yaitu dengan
rata-rata laju pertumbuhan yang cukup tinggi pada angka 1,7%.
Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan timbulan sampah di kota
bontang melonjak dan mengakibatkan TPA yang ada menjadi overload.
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan
sampah di Kota Bontang, diperlukan upaya yang lebih komprehensif
dan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait
lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan infrastruktur
pengelolaan sampah, peningkatan kesadaran masyarakat, penegakan
hukum yang lebih tegas, peningkatan koordinasi antarlembaga, dan
pengembangan teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Untuk mengatasi masalah pendanaan pengelolaan sampah,
diperlukan pendekatan yang lebih inovatif dan ramah lingkungan,
seperti pengurangan sampah sejak dari sumbernya, pembenahan pada
lembaga pengelolaan sampah, dan upaya terobosan teknologi yang
inovatif dan ramah lingkungan.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pengelolaan sampah adalah melalui sosialisasi dan edukasi mengenai
pentingnya pemilahan sampah, penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse,
Recycle), serta pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang
bertanggung jawab. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam program
pengelolaan sampah, seperti melalui lembaga bank sampah, juga dapat
membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Keterlibatan masyarakat dalam menegakkan peraturan terkait
sampah yang ada juga dapat dilakukan dengan memberikan
keuntungan pada masyarakat yang melaporkan terkait dengan
masyarakat lain yang melanggar peraturan yang ada, dengan
memberikan persenan denda terhadap masyarakat yang melaporakan,
hal ini dapat efektif dilakukan dalam menegakkan hukum tentang
sampah.

Anda mungkin juga menyukai