Disusun Oleh:
Kelompok 4 (Empat)
Nama Nim
1. Raihan Yoga Pratama 2109046002
2. Wahyu Nurdiansyah 2109046005
3. Athallah Rizal Fardani 2109046019
4. Andi Khaidir Afifuddin 2109046025
5. Eugine Dion Melinda 2109046027
6. Dewi Rinawati 2109046028
7. M. Daffa Yudhitya Rizqi Ramadhan 2109046043
8. Juliandini 2109046044
9. Regina Anggraeni Angi 2109046045
10. Shofa Tajmila 2109046051
11. Muhammad Ade Ryan Hartono 2109046054
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga pada saat ini kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Yang diberikan oleh Dosen
mata kuliah Manajemen Lingkungan, Bapak Dr. Ir. Yunianto Setiawan, M.Si, dan kami juga
bertrima kasih atas bimbingan beliau sehingga kelompok kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Manajemen Lingkungan dengan judul Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022.
Tujuan dari dibuatnya makalah ini guna memenuhi kewajiban dari salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Lingkungan. Makalah ini dibuat juga agar mengetahui pencegahan kerusakan
lingkungan hidup serta menjamin terpenuhinya komitmen dalam mempertahankan kualitas
lingkungan hidup, kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya dalam untuk menjaga kualitas lingkungan hidup agar secara
berkelanjutan tetap dapat mendukung kehidupan rakyat Indonesia.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna namun
dengan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak kami telah menyelesaikan makalah ini
sebaik mungkin. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami terbuka bagi saran dan
kritik yang membangun demi kebaikan ke arah yang baik. Demikian yang dapat kami
sampaikan.
Kelompok 4
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Menguatkan Bontang Sebagai Kota Maritim Berkebudayaan Industri
Yang Bertumpu Pada Kualitas Sumberdaya Manusia Dan Lingkungan Hidup
Untuk Kesejahteraan Masyarakat” adalah visi yang digaungkan oleh
Pemerintah Kota Bontang dalam upaya menciptakan kota yang memiliki
kualitas lingkungan hidup yang sangat baik dan mendukung peningkatan
kualitas sumber daya manusia serta pengembangan kegiatan
perekonomian berbasis sektor maritim. Demi mencapai visi tersebut
Pemerintah Kota Bontang menyempurnakan misi Kota Bontang untuk
menjadikan Kota Bontang sebagai Smart City, Creative City, dan Green City.
Sebagai kota industri yang memiliki 2 perusahaan industri berskala
internasional yaitu PT. Badak NGL dan PT. Pupuk Kaltim, Angola LNG Africa,
Energy Equity Epic Sengkang, PT. Yepeka Usaha Mandiri ditambah dengan
beberapa perusahaan industri berskala nasional lainnya, Kota Bontang
memiliki kecenderungan untuk terpapar dari proses industri tersebut. Dari
kecenderungan tersebut maka dilakukan analisis terhadap 3 (tiga) masalah
lingkungan prioritas yang terjadi di Kota Bontang, dengan menggunakan
metode penyaringan melalui tiga kriteria masalah lingkungan prioritas
didapati masalah lingkungan prioritas di Kota Bontang pada tahun 2021
adalah:
Tabel 1.1. Grafik Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan per Kecamatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Cura
Kecamatan Curah h
Curah Curah Curah Curah Curah Curah Curah Curah Curah Curah Hari Hari
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hujan Huja
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Huja Huja
Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan (mm3 n
(mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) (mm3) n n
) (mm3
)
160,5 124,9
Bontang Utara 338,00 23 103,00 11 330,00 21 187,30 20 210,90 20 155,90 19 102,60 20 225,30 21 243,70 20 151,80 19 20 21
0 0
130,0 162,5
Bontang Barat 451,00 22 173,00 12 363,00 19 143,00 18 212,00 20 121,00 14 156,00 16 199,00 20 267,00 21 191,00 19 23 20
0 0
Bontang 163,5 170,3
338,10 23 133,40 14 353,60 22 211,50 19 240,50 20 184,30 17 115,30 21 227,10 21 231,50 19 214,30 20 19 18
Selatan 0 0
gas alam yang sangat besar. Pada tahun 2005 produksi LNG mencapai
42.889.510 M3. Sebagian besar produksi itu sebanyak 42.623.823 M3 untuk
pasar ekspor. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor LNG adalah
PT. Badak LNG & Co.
Nilai ekspor Kota Bontang secara keseluruhan menghasilkan devisa
sebesar US$ 8.119.872.685. Sebagian besar nilai tersebut berasal dari
ekspor migas, yaitu sebesar US$ 7.216.713.333, sedangkan ekspor non-
migas hanya sebesar US$ 903.159.352.
Banyaknya perusahaan di Kota Bontang menurut bentuk Badan
Hukum adalah sejumlah 384 perusahaan. Sedangkan banyaknya usaha
menurut kategori perdagangan besar sebanyak 13, perdagangan
menengah sebanyak 62 dan perdagangan kecil sebanyak 216. Sementara
itu Kota Bontang memiliki sarana perdagangan yang cukup luas
dikarenakan wilayah Kota Bontang dilewati oleh jalur perdagangan dari
Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. Seperti pasar umum sebanyak 3 tempat
dan toko sebanyak 209 tempat. Jumlah koperasi pada tahun 2014 sebanyak
112 unit atau bertambah dari tahun sebelumnya, dengan volume usaha
mencapai 328 miliar rupiah lebih.
Wilayah laut di Kota Bontang lebih luas daripada wilayah daratan. Oleh
karena itu wajar jika hasil produksi perikanan didominasi oleh sektor
perikanan laut. Hasil produksi perikanan laut yang paling banyak adalah
ikan baronang lingkis (1.690,4 ton) diikuti ikan layang (1.505,5 ton).
Sedangkan produk olahan hasil perikanan laut yang terbanyak adalah
Baronang Lingkis yang diasinkan yaitu sebanyak 845,2 ton. Produksi
perikanan budidaya tambak yang diusahakan di Kota Bontang terbanyak
adalah bandeng (6,2 ton), diikuti udang putih (4,8 ton), dan udang windu
(4,2 ton). Ikan lele merupakan produk budidaya kolam yang terbanyak yaitu
29,6 ton, dan ikan nila dengan 3,9 ton.
Selain LNG, di Kota Bontang terdapat industri lainnya, yaitu industri
yang memproduksi amoniak dan urea. Perusahaan yang memproduksi dan
mengekspor urea dan amoniak dari Kota Bontang adalah PT. Pupuk Kaltim.
Produksi amoniak pada tahun 2005 mencapai 389.099 ton. Mayoritas dari
produksi tersebut untuk keperluan ekspor, sebesar 311.230,68 ton.
Sedangkan produksi Urea, dalam hal ini urea curah sebesar 1.009.693,79
ton. Seperti produk industri lainnya produksi urea curah untuk ekspor,
mencapai sebesar 543.782,23 ton.
Pariwisata merupakan salah satu penunjang daya saing Kota Bontang.
Dengan memiliki pariwisata yang terkelola dengan baik dan menarik bagi
wisatawan, maka secara tidak langsung daerah tersebut akan memperoleh
peluang untuk dikenal oleh masyarakat nasional bahkan internasional.
Adanya arus kunjungan wisatawan akan meningkatkan perekonomian Kota
Bontang melalui pemenuhan kebutuhan penyediaan segala produk dan jasa
wisata. Kota Bontang Dengan memiliki potensi yang tinggi untuk
pengembangan sektor pariwisata. Namun demikian produk dan jasa wisata,
termasuk destinasi dan atraksi wisata di Kota Bontang perlu terus
dikembangkan agar berdampak positif dalam menarik minat wisatawan
untuk berkunjung di kota ini. Selain itu geliat industri pariwisata Kota
Bontang akan memotivasi para pelaku industri untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam menciptakan nilai tambah terhadap berbagai produk dan
pelayanan yang akan disajikan kepada wisatawan.
Pada tahun 2022, komoditi kelapa sawit menjadi salah satu komoditi
dengan produksi terbesar yaitu sebesar 58,87 ton di areal seluas 51 hektar.
Selain itu ada juga komoditi kelapa dengan produksi sebesar 13,24 ton di
areal seluas 20 ribu hektar.
1. Melon/Melon 27 40 45 98
2. Semangka/Watermelon 497 909 813 3015
3. Alpukat/Avocado 42 18 48 34
4. Belimbing/Star Fruit 279 174 98 84
5. Duku/Langsat/Kokosan/Duku 70 298 295 380
6. Durian/Durian 1 368 311 - 685
7. Jambu Biji/Guava 75 52 39 66
8. Jambu Air/Water Apple 115 56 40 75
Jeruk Siam/Keprok/Orange/ 30 10 18 25
9.
Tangerine
10. Jeruk Besar/Pomelo 25 8 - -
11. Mangga/Mango 3 660 2 395 1 231 1 524
12. Manggis/Mangosteen - - - -
13. Nangka/Cempedak/Jackfruit 1 143 625 610 532
14. Nenas/Pineapple 54 18 15 20
15. Pepaya/Papaya 1 320 822 716 634
16. Pisang/Banana 5 725 4 480 1 391 957
17. Rambutan/Rambutan 5 878 194 308 969
18. Salak/Snakefruit 11 4 2 4
19. Sawo/Sapodilla/Sawo 242 200 131 173
20. Sirsak/Soursop 85 71 30 75
21. Sukun/Breadfruit 1 207 783 587 568
22. Anggur - - - -
23. Apel - - - -
24. Buah Naga - - 6 -
25. Jeruk Lemon - - 2 7
26. Lengekeng - - - -
27. Melinjo/Gnetum/Melinjo 18 13 5 5
28. Petai/Twisted Cluster Bean 165 39 82 68
29. Blewah/Blewah - - - -
NO. JENIS KOMODITI Produksi Tanaman (ha)
Tanamaan Perkebunan 2018 2019 2020 2021 2022
1. Karet/Rubber 35 35 35 35 35
2. Kelapa/Coconut 39 32 32 32 32
3. Kelapa sawit/Oil palm 52 52 52 52 51
4. Kopi/Coffee 3 - - 3 -
5. Kakao/Cocoa 1 - - - -
6. Teh/Tea - - - - -
7. Jambu mete/Cashew nut 5 - - 2 -
8. Pala/Nutmeg - - - - -
9. Lada/Pepper - - 1 1 1
10. Tebu/Sugar cane - - - - -
11. Tembakau/Tobacco - - - - -
12. Nilam/Patchouli - - - - -
Tanaman Biofarmaka
1. Jeruk Nipis - - 170 101
Mahkota Dewa/Phaleria
2. - - - -
Macrocarpa
3. Serai - - - 35
4. Jahe/Ginger 114 64 51 10072
5. Kapulaga/Java Cardamon - - - -
6. Kencur/East Indian Galangal 17 12 20 21
7. Kunyit/Turmeric 63 33 29 71
8. Laos/Lengkuas/Galanga - - - -
9. Lempuyang/Zingiber Aromaticum - - - -
10. Lidah Buaya/Aloevera - - - -
11. Mengkudu1/Indian Mulberry - - - -
12. Temuireng/Black Turmeric - - - -
13. Temukunci/Chinese Keys - - - -
14. Temulawak/Java Turmeric 10 16 17 17
15. Sambiloto/King of Bitter - - - -
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023
Sapi Sapi
Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Perah Potong
Bontang Utara - 403 - 1 728 55 -
Bontang Barat - 445 61 7 989 - 7.886
Bontang - 1.952 61 8 2,766 57 7.886
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2023
Wilayah laut di Kota Bontang lebih luas daripada wilayah daratan. Oleh
karena itu wajar jika hasil produksi perikanan didominasi oleh perikanan
laut. Produksi perikanan tangkap tahun 2022 tercatat sebesar 21.916,20
ton dengan jumlah rumah tangga perikanan laut sebanyak 3.331 rumah
tangga. Sementara produksi perikanan budidaya tahun 2022 tercatat
sebesar 3.471,45 ton dengan jumlah rumah tangga perikanan budidaya
sebanyak 330 rumah tangga.
BAB I – PENDAHULUAN I - 10
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022
BAB I – PENDAHULUAN I - 11
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022
BAB I – PENDAHULUAN I - 12
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota Bontang 2022
Bontang paling tidak hanya sebetis orang dewasa dan cepat surut dalam
beberapa jam saja. Selain itu, sepanjang tahun 2022 tercatat sebanyak 38
kejadian kebakaran di Kota Bontang dengan korban jiwa sebanyak 2 orang
meninggal dunia dan 5 orang mengalami luka-luka.
d. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kota Bontang ada tahun 2022 adalah 183.161 jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan
Bontang Selatan sebesar 67.866 jiwa (37,05%), di Kecamatan Bontang
Utara adalah 82.500 jiwa (46,52%) dan di Kecamatan Bontang Barat 30.095
jiwa (16,43%). Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang
Utara masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan
Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan penduduk
selama tahun 2022 di Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan
Bontang Barat besarnya berturut-turut adalah 612 jiwa/km2; 2.579
jiwa/km2, dan 1.678 jiwa/km2.
Sementara jika dilihat menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki-
laki (94.856 jiwa) masih lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan
(88.305 jiwa). Hal ini berdampak pada besarnya rasio jenis kelamin yang
merupakan perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk
perempuan. Rasio jenis kelamin pada tahun 2022 adalah 107,42 yang
berarti bahwa diantara 100 orang penduduk perempuan di Kota Bontang
pada tahun 2022 terdapat 107-108 orang penduduk laki-laki.
Indikator kependudukan Kota Bontang menunjukkan bahwa pada
tahun 2022 penduduk yang datang sebanyak 4.821 orang, pindah 6.892
orang, kelahiran 2.141 orang, dan kematian 691 orang.
BAB I – PENDAHULUAN I - 13
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 14
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 15
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 16
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 17
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Industri Pengolahan/
C 34 091,49 32 950,29 31 707,98 32 223,73 32 751,47
Manufacturing
Pengadaan Listrik dan Gas/
D 14,59 15,74 17,68 17,30 17,97
Electricity and Gas
E Pengadaan Air;
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang/ 9,80 10,21 10,40 10,85 11,39
Water Supply; Sewerage,
Waste Management, and
Remediation Activities
F Konstruksi/Construction 2 170,82 2 295,67 2 296,27 2 298,94 2 486,27
G Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor/Wholesale 1 139,03 1 189,12 1 233,42 1 241,40 1 314,05
and Retail Trade; Repair
of Motor Vehicles and
Motorcycles
I Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum/ 189,27 205,78 202,89 205,94 222,93
Accommodation and Food
Service Activities
BAB I – PENDAHULUAN I - 18
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
451,
P Jasa Pendidikan/Education 390,30 409,70 431,32 441,00
22
Q Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial/Human 257,94 269,50 317,07 361,98 377,
28
Health and Social Work
Activities
R,S,T,U Jasa Lainnya/Other Services
130,10 137,81 136,40 137,87 146,62
Activities
Produk Domestik Regional Bruto/
41 316,22 40 427,70 39 320,23 39 949,08 40 931,39
Gross Regional Domestic Product
Berdasarkan angka hasil Proyeksi Penduduk Interim 2020- 2023
(Pertengahan tahun/Juni) di Provinsi Kalimantan Timur menurut
kabupaten/kota, Kota Samarinda merupakan kota yang mempunyai jumlah
penduduk terbanyak, yaitu sebanyak 834,82 ribu jiwa (21,63%), sedangkan
jumlah penduduk terkecil berada di Kabupaten Mahakam Ulu, yaitu sebesar
33,54 ribu jiwa (0,87%) Sementara itu, jumlah Kota Bontang berada pada
urutan ketujuh dengan jumlah penduduk sebesar 183,16 ribu jiwa (4,75%).
Secara keseluruhan, laju pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2022 mengalami
percepatan. Hal ini juga terjadi di seluruh kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Timur.
Pada tahun 2022 terjadi kenaikan angka IPM di seluruh kabupaten/
kota di Kalimantan Timur. Kenaikan IPM tertinggi terjadi di Kabupaten Kutai
Barat dan Mahakam Ulu, masing-masing sebesar 0,85 dan 0,80. Adapun
peringkat IPM tahun 2022 masih diduduki oleh Kota Samarinda, Sedangkan
Kota Bontang menempati urutan ketiga.
BAB I – PENDAHULUAN I - 19
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Tabel 1.13. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Berlaku-
p
Atas Dasar Harga Berlaku
I Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum/ 8,99 8,72 -1,41 1,51 8,25
Accommodation and Food
Service Activities
Informasi dan Komunikasi/ Information and
Communication 0,03 3,05 5,60 5,92 5,38
BAB I – PENDAHULUAN I - 20
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Activities
I Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum/ 296,14 330,33 325,89 331,27 367,24
Accommodation and Food
Service Activities
Informasi dan Komunikasi/
J Information and Communication 426,65 450,96 477,33 506,00 534,15
Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial
K andInsurance Activities 428,76 443,83 461,19 486,69 583,39
BAB I – PENDAHULUAN I - 21
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Activities
BAB I – PENDAHULUAN I - 22
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Tabel 1.14. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kota Bontang dengan Migas,
2018–2022
PDRB per Kapita
Tahun Years Per Capita GRDP
Nilai (ribu rupiah) Pertumbuhan (%)
Value (thousand rupiahs) Growth (%)
(1) (2) (3)
Tabel 1.15. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kota Bontang tanpa Migas, 2018–
2022
PDRB per Kapita
Tahun Years Per Capita GRDP
Nilai (ribu rupiah) Pertumbuhan (%)
Value (thousand rupiahs) Growth (%)
(1) (2) (3)
BAB I – PENDAHULUAN I - 23
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 24
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
2) Inflasi
Tingkat Inflasi Kota Bontang mengacu pada perhitungan tingkat inflasi
Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 2011 tingkat inflasi year on year
Kota Bontang mencapai 6,35 persen relatif lebih rendah dibandingkan
tingkat inflasi Kota Samarinda sebagai daerah Kota yang memiliki hubungan
aktivitas ekonomi terdekat yang mencapai 6,74 persen. Sedangkan untuk
tahun 2015 jika mengacu pada tingkat inflasi Provinsi Kalimantan Timur
maka tingkat inflasi Kota Bontang mencapai 4,89 persen juga masih relatif
lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi Samarinda yang mencapai
6,87 persen.
BAB I – PENDAHULUAN I - 35
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 36
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
5) Kemiskinan
Pada tahun 2022, jumlah penduduk miskin di Kota Bontang berjumlah
8,39 ribu dengan persentase penduduk miskin sebesar 4,54%. Garis
kemiskinan Kota Bontang pada tahun 2022 menyentuh angka 697,33 ribu
rupiah/kapita/bulan. Nilai Indeks Pembangunan Manusia Kota Bontang
pada tahun 2022 mengalami kenaikan 0,35 poin menjadi 80,94. Angka ini
tergolong sangat tinggi dalam kategori Indeks Pembangunan Manusia.
Adapun komponennya yaitu angka harapan hidup sebesar 74,57; rata-rata
lama sekolah sebesar 10,81; harapan lama sekolah sebesar 13,18 dan
pengeluaran per kapita disesuaikan sebesar 17.327 ribu
rupiah/kapita/tahun.
BAB I – PENDAHULUAN I - 37
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
6) Kriminalitas
Kondusivitas suatu wilayah dapat dilihat dari angka kriminalitas (crime
rate). Angka Kriminalitas atau Risiko Terkena Kejahatan adalah jumlah
kejahatan setahun dibagi dengan jumlah penduduk tahun berkenaan
dikalikan 100.000 jumlah penduduk. Semakin tinggi angka kejahatan berarti
semakin rendah tingkat keamanan di suatu wilayah. Angka kriminalitas Kota
Bontang cenderung naik setiap tahunnya dari tahun 2019 sebanyak 133
kasus dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan 88 kasus sehingga
berjumlah menjadi 221 kasus. Kemudian pada tahun 2021 dari 165 Kasus
naik menjadi 197 kasus pada tahun 2022, sehingga ada kenaikan 32 kasus
atau 16,24%. Namun pada tahun 2020, dari 221 kasus turun menjadi 56
kasus pada tahun 2021 atau turun sekitar 25,34%. Jumlah tindak pidana
dan Persentase penyelesaian tindak pidana di masing-masing unit Polsek
dan Polres di Kota Bontang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.18. Jumlah tindak pidana Kota Bontang tahun 2019 – 2022
Kriminalitas
Uraian
2019 2020 2021 2022
Polsek Bontang
Selatan dan 12 16 17 23
Bontang
Polsek Bontang
27 19 11 17
Utara
Polres Bontang 94 186 137 157
Sumber: Kota Bontang dalam Angka 2023
BAB I – PENDAHULUAN I - 38
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
b. Kesejahteraan Masyarakat
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk
meningkatkan keterampilan dan kecerdasan yang dimilikinya. Sesuai
dengan amanat dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan bernegara
salah satunya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena
itu, penyelenggaraan layanan pendidikan mutlak menjadi tanggung jawab
dan kewajiban pemerintah. Pengembangan akses dan mutu layanan
pendidikan menjadi salah satu isu strategis pembangunan Kota Bontang
dalam rangka mengatasi beberapa permasalahan sumber daya manusia di
Kota Bontang, diantaranya: (a) kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
pendidikan yang belum memenuhi standar kelayakan; (b) kuantitas dan
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang masih belum memenuhi
standar kompetensi; (c) rendahnya partisipasi penduduk usia kurang dari 7
tahun dalam pendidikan anak usia dini; serta (d) penduduk Kota Bontang
belum semua bebas buta aksara.
BAB I – PENDAHULUAN I - 39
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
1
Dyah Ratih Sulistyastuti (2007).”Pembangunan Pendidikan dan MDGs di Indonesia: Sebuah
Refleksi Kritis”. Jurnal Kependudukan Indonesia. Vol. II No. 2.
BAB I – PENDAHULUAN I - 40
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Tabel 1.20. Penduduk Usia Sekolah dan Tingkat Partisipasi Sekolah Tahun
2022
Kelompok Umur Tidak/Belum Pernah Masih Tidak Bersekolah
7-24 tahun Bersekolah Bersekolah Lagi
Laki-laki 0.61 71.16 28,23
Perempuan 0.42 68,85 30,73
Total 1,03 140,01 58,96
Sumber: Kota Bontang Dalam Angka 2022
BAB I – PENDAHULUAN I - 41
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 42
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
2) Kesehatan
Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat yang vital adalah
kesehatan. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan dengan
tersedianya pelayanan kesehatan yang mudah, merata dan murah pada
semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu.
Pelayanan kesehatan yang memadai harus didukung sarana dan prasarana
yang seimbang dengan kebutuhan masyarakat. Fasilitas kesehatan yang
tersedia di Kota Bontang pada tahun 2022 terdiri dari 5 rumah sakit umum
dan 6 puskesmas non rawat inap.
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik
selain dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui
penyuluhan kesehatan, agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat.
Diharapkan dengan penyuluhan ini penularan penyakit seperti diphteria,
muntaber, kolera, dan demam berdarah, sebagai akibat dari sanitasi
lingkungan yang buruk dan kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat
dicegah. Salah satu dari sepuluh penyakit utama yang paling sering diderita
masyarakat Kota Bontang selama tahun 2022 menurut hasil laporan Dinas
Kesehatan Kota Bontang adalah tekanan darah tinggi (9.825 penderita).
Pada sisi yang lain dapat dilihat bahwa program KB mempunyai tujuan
yang bersifat kualitatif yaitu melembagakan norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera dan kuantitatif yaitu penurunan tingkat kelahiran penduduk.
Untuk memperlambat laju pertumbuhan penduduk sangat diperlukan
penurunan angka kelahiran (fertilitas) yang lebih cepat. Pada tahun 2022 di
BAB I – PENDAHULUAN I - 43
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Kota Bontang tercatat sebanyak 23.333 pasangan usia subur (PUS). Dari
pasangan usia subur tersebut, 15.536 orang adalah akseptor KB aktif.
Menurut pemakaian jenis alat kontrasepsi, yang paling banyak dipakai
adalah alat KB Suntik, yakni 31,87%, disusul IUD sebanyak 24,77%, dan pil
KB sebanyak 17,98%, sedangkan 25,39% lainnya memakai selain ketiga
alat kontrasepsi tersebut, seperti kondom, implan, MOW, dan MOP.
Dalam Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga
memperoleh jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya. Pelayanan
kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat dan bencana, pelayanan
kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan
sesuai dengan standar dan etika profesi.
3) Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek mendasar dalam kehidupan
manusia karena menyangkut dimensi ekonomi dan sosial. Dimensi ekonomi
dalam hal ini berarti pemenuhan kebutuhan hidup manusia, sedangkan
dimensi sosial berhubungan dengan penghargaan akan kemampuan
seseorang. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka sudah pantas jika
setiap upaya pembangunan yang dilakukan selalu diarahkan pada perluasan
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
Kelompok Penduduk Usia Kerja (PUK) dapat dibedakan menjadi
Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan Kerja meliputi
penduduk yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan, sedangkan
kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari mereka yang bersekolah,
mengurus rumah tangga dan lainnya. Jumlah angkatan kerja pada tahun
2022 di Kota Bontang adalah 99.150 orang atau sekitar 72,08% dari jumlah
penduduk usia kerja. Angka ini juga menunjukkan besarnya partisipasi
BAB I – PENDAHULUAN I - 44
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
angkatan kerja (TPAK) yang berarti sekitar 72,08% penduduk usia kerja
aktif secara ekonomi (bekerja).
Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan disebut
menganggur (unemployed). Jadi pengangguran termasuk mereka yang
tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, telah diterima bekerja tetapi
belum mulai bekerja dan yang di PHK (pemutusan hubungan kerja) tetapi
masih berhasrat untuk bekerja. Angka pengangguran terbuka merupakan
perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
Angka tersebut sering disebut juga dengan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT). Pada tahun 2022 TPT Kota Bontang sebesar 7,81%.
BAB I – PENDAHULUAN I - 45
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Tabel 1.24. Jumlah Sekolah, Penduduk Usia Sekolah dan Rasio Tahun
2022
2022 Jumlah Jumlah
Jenis Sekolah
Sekolah Murid Guru Penduduk Desa
2) Urusan Kesehatan
Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat yang vital adalah
kesehatan. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan dengan
tersedianya pelayanan kesehatan yang mudah, merata dan murah pada
semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu.
Pelayanan kesehatan yang memadai harus didukung sarana dan prasarana
BAB I – PENDAHULUAN I - 46
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 47
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 48
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 49
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Saat ini salah satu masalah penggunaan lahan yang paling penting
adalah masalah berkurangnya luasan hutan akibat konversi hutan menjadi
perkebunan atau untuk area pembangunan sarana-prasarana seperti jalan
raya.
BAB I – PENDAHULUAN I - 50
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 51
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 52
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 53
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
meliputi poin-poin: (a) rasio anak perempuan di sekolah (SD, SMP, SMA,
dan Perguruan Tinggi), (b) angka melek huruf perempuan, (c) kontribusi
perempuan dalam pekerjaan upahan, dan (d) keterwakilan perempuan
dalam tugas-tugas sebagai wakil rakyat.
Pembangunan dengan pendekatan gender merupakan pendekatan
pembangunan yang saat ini digunakan oleh Indonesia dan terumuskan
dalam kebijakan-kebijakan yang menjadi landasan hukum dan teknis.
Pendekatan pembangunan ini dalam implementasinya menekankan pada
proses penyusunan perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi
pembangunan yang mengintegrasikan aspirasi, kepentingan dan peranan
laki-laki dan perempuan di dalamnya, serta memperhatikan akses, manfaat
dan dampak pembangunan terhadap laki-laki dan perempuan.
Selanjutnya, pendekatan pembangunan pendekatan gender tidak
hanya dilihat dalam arti peningkatan akses pada sumber daya dan
perbaikan tingkat kesejahteraan, tetapi juga menyangkut proses bagaimana
manfaat pembangunan tersebut diperoleh. Artinya, bagaimana akses,
manfaat, kontrol dan dampak pembangunan dapat dirasakan oleh laki-laki
dan perempuan sesuai kebutuhan, aspirasi dan kepentingannya.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana di Kota
Bontang bertanggung jawab dalam memberdayakan perempuan dan
keluarga. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan dan program untuk
meningkatkan kesejahteraan perempuan, termasuk dalam hal kesehatan,
pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. Salah satu fokus utama mereka
adalah dalam pencegahan perkawinan anak. Melalui kerjasama dengan
berbagai pihak, mereka berkomitmen untuk meningkatkan kondisi
perempuan dan keluarga di Kota Bontang.
BAB I – PENDAHULUAN I - 54
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
9) Urusan Sosial
Aspek sosial merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam
mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Secara umum, pada tahun 2016-
2022, tingkat kemiskinan di Kota Bontang mengalami penurunan, baik dari
sisi jumlah maupun persentase, perkecualian pada tahun 2017, tahun 2020,
dan tahun 2021. Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada
tahun 2020 dan tahun 2021 terjadi ketika ada pembatasan mobilitas
penduduk saat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
Kemiskinan di Kota Bontang pada tahun 2022 mengalami penurunan.
Dalam setahun terakhir tingkat kemiskinan di Kota Bontang mengalami
penurunan sebesar 0,08 persen poin menjadi 4,54 persen pada tahun 2022.
Penurunan angka kemiskinan ini menunjukkan bahwa semakin banyak
penduduk di Kota Bontang yang hidup di atas garis kemiskinan. Penduduk
yang sebelumnya di bawah garis kemiskinan yang kemudian karena
ekonominya sedikit membaik maka dapat terangkat ke atas garis
kemiskinan pada periode berikutnya. Begitu pula sebaliknya dengan mereka
yang sedikit di atas garis kemiskinan pada periode sebelumnya, akan dapat
turun ke bawah garis kemiskinan ketika perekonomiannya sedikit
terguncang.
BAB I – PENDAHULUAN I - 55
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 56
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 57
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Kesatuan bangsa dan politik yang kondusif ditandai antara lain dengan
minimnya gejolak masyarakat, unjuk rasa anarkis, tingkat kriminalitas
dalam berbagai bentuk, kemaksiatan, dan sebagainya. Pemerintah daerah
telah melakuka pelatihan untuk satuan perlindungan masyarakat di masing-
masing kecamatan. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka
menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menjaga suasana tenang dan terkendali, serta kesadaran untuk melakukan
kontrol atas situasi dan kondisi masing-masing wilayah. Setiap kali
pelatihan, rata-rata setiap wilayah mengikutsertakan 20-25 petugas.
Persentase penyelesaian tindak pidana di Kepolisian Sektor Bontang
Selatan dan Barat tercatat sebesar 100%, di Kepolisian Sektor Bontang
Utara sebesar 94,11% dan di Kepolisian Resort Bontang sebesar 75%. Pada
2022 telah terjadi 49 kecelakaan dengan jumlah korban sebanyak 75 orang,
diantaranya 31 orang meninggal dunia, 14 orang mengalami luka berat, dan
30 orang mengalami luka ringan, faktor lain yang juga memberi andil
terhadap penurunan angka kriminalitas adalah kurangnya tuntutan hidup
dan penurunan daya beli masyarakat sebagai konsekuensi kenaikan harga
BBM, rendahnya tingginya kesadaran masyarakat dalam penegakan hukum
dan ketegasan aparat keamanan dalam penanganan kasus gangguan
keamanan/kriminal.
Sementara itu, jumlah perkara yang diterima oleh Pengadilan Negeri
Kota Bontang sepanjang tahun 2022 sebanyak 197 kasus, yang terdiri dari
156 perkara pidana dan 41 perkara perdata. Jumlah perkara ini merupakan
penjumlahan dari perkara yang padata tahun sebelumnya belum
terselesaikan ditambah dengan perkara yang baru masuk pada tahun ini.
Jumlah perkara yang dapat diselesaikan sepanjang tahun 2022 yaitu 151
perkara pidana dan 38 perkara perdata.
BAB I – PENDAHULUAN I - 58
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 59
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 60
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 61
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 62
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 63
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
2) Urusan Kehutanan
Dalam Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang 2021-2026,
salah satu tugas pokok DLH Kota Bontang adalah melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup, termasuk
pengelolaan hutan kota yang menunjang ekosistem kehati-hatian.
Pada tahun 2014, Menteri Kehutanan mengeluarkan Keputusan Nomor
SK.718/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan Timur
dan Provinsi Kalimantan, namun tidak ada informasi yang spesifik mengenai
kawasan hutan di Kota Bontang. Pada tahun 2015, Pemkot Bontang masih
menunggu hasil kajian akademis terkait alih fungsi hutan lindung seluas
1.073 hektare.
Pada tahun 2022, Tim P3EK melakukan serangkaian tahapan kegiatan
mulai dari diskusi dengan pakar reklamasi, observasi lapangan dan rapat
tindak lanjut pengendalian kerusakan di Kota Bontang. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi diagnosa awal kondisi areal di
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang akan menjadi lokus riset dan implementasi
aksi pengendalian kerusakan. Salah satu lokasi RTH yang dipilih adalah
Taman Kasih Sayang (Takasay) yang berada di Kelurahan Belimbing
BAB I – PENDAHULUAN I - 64
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Kecamatan Bontang Barat dengan kondisi areal terbuka sebagai akibat dari
aktifitas galian C.
Pada tahun 2023, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
menyampaikan usulan perubahan kawasan hutan seluas kurang lebih 640
ribu hektar yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur, namun
tidak ada informasi yang spesifik mengenai kawasan hutan di Kota Bontang.
Meskipun informasi mengenai urusan kehutanan di Kota Bontang
terbatas, namun dapat disimpulkan bahwa pengelolaan hutan kota dan
pengendalian kerusakan lingkungan hidup menjadi salah satu tugas pokok
DLH Kota Bontang. Selain itu, terdapat upaya-upaya untuk mengidentifikasi
diagnosa awal kondisi areal di Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang akan
menjadi lokus riset dan implementasi aksi pengendalian kerusakan.
3) Urusan Pariwisata
Kota Bontang memiliki potensi wisata yang cukup besar, baik wisata
budaya dan maupun wisata alam. Obyek wisata di Kota Bontang tersebar
hampir di semua kecamatan, sehingga setiap kecamatan juga memiliki
kesempatan untuk mengembangkan wilayahnya. Sektor pariwisata
berkaitan erat dengan sektor ekonomi kain khususnya perdagangan, hotel,
dan restoran. Pengembangan sektor pariwisata akan berdampak pada
pengembangan perdagangan masyarakat di obyek wisata. Selain itu,
pengembangan pariwisata akan memacu tumbuhnya usaha penginapan
serta rumah makan dan restoran.
Salah satu sarana penunjang sektor pariwisata yang sangat diperlukan
bagi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara adalah hotel dan
akomodasi lainnya. Sektor perhotelan dan pariwisata berjalan beriringan
dan saling mendukung. Tersedianya tempat menginap yang nyaman dan
layak akan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pendatang sehingga
betah, baik yang berniat untuk tinggal sementara maupun menetap. Pada
tahun 2022 jumlah restoran yang ada di Kota Bontang berjumlah 21,
BAB I – PENDAHULUAN I - 65
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 66
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 67
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Tabel 1.34. Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kota Bontang Tahun 2013-
2017 (persen)
BAB I – PENDAHULUAN I - 68
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Tabel 1.35. Perbandingan Gini Ratio dan Penduduk Miskin Antar Daerah
Penduduk Miskin
Kabupaten/Kota Gini Ratio
(%)
Pasir 0,3070 7,94
Kutai Barat 0,2855 7,7
Kutai Kartanegara 0,3117 7,52
Kutai Timur 0,3047 9,06
Berau 0,3204 4,83
Penajam Paser Utara 0,3255 7,7
Balikpapan 0,3370 2,48
BAB I – PENDAHULUAN I - 69
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
Penduduk Miskin
Kabupaten/Kota Gini Ratio
(%)
Samarinda 0,3076 4,63
Bontang 0,3533 5,16
BAB I – PENDAHULUAN I - 70
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 71
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
b. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
1) Daya Saing Infrastruktur
Dalam upaya meningkatkan daya saing infrastruktur, Kota Bontang
telah melakukan berbagai upaya, termasuk pengembangan jaringan jalan
yang terintegrasi. Melalui inisiatif seperti Rencana Induk Pengembangan
Jalan Kota Bontang (RINGBAJA), pemerintah setempat berupaya untuk
menciptakan jaringan jalan yang komprehensif, terintegrasi, dan
berkelanjutan. Selain itu, Kota Bontang juga dikenal sebagai kota industri
yang memiliki infrastruktur berupa jaringan gas, yang merupakan salah satu
aset penting dalam meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi
kota tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, dapat diakses melalui sumber
yang relevan atau situs web resmi pemerintah setempat.
2) Daya Saing Sumber Daya Alam
Pemerintah di Kota Bontang memiliki banyak program untuk
mensejahterakan masyarakat dan untuk membangun tata kota yang lebih
baik. Program pemerintah yang termasuk dalam sumber daya alam di Kota
Bontang adalah UMKM, Gas, PDAM, penghijauan pantai (bakau), pelestarian
hewan dan tumbuhan laut. Dalam penelitian ini hanya memfokuskan
program pemerintah mengenai sumber daya terbarukan dalam bidang
BAB I – PENDAHULUAN I - 72
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
c. Iklim Investasi
Sebagaimana diketahui bahwa dalam Penjelasan Umum Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah antara lain
ditegaskan bahwa tujuan pemberian otonomi daerah adalah dalam rangka
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,
pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta
pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintah Pusat dan Daerah
serta antar Daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket
Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, maka dalam upaya mendorong
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi dengan memberikan
perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil, dan menengah,
perlu dilakukan penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan terpadu.
Investasi di usaha mikro, kecil dan menengah berkembang cukup baik.
Industri kecil yang terdiri dari industri formal dan non formal pada tahun
2006 berjumlah 9.773 meningkat menjadi 10.746 pada tahun 2010 atau
mengalami peningkatan rata-rata pertahun 2,5%. penyerapan tenaga kerja
BAB I – PENDAHULUAN I - 73
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
juga mengalami peningkatan dari 24.091 orang pada tahun 2006, menjadi
27.722 orang pada tahun 2010 atau peningkatan rata-rata 3,75% per
tahun. Industri menengah besar yang pada tahun 2006 berjumlah 138 unit
menjadi 166 unit tahun 2010 atau meningkat 5% rata-rata per tahun,
penyerapan tenaga kerja meningkat dari 63.763 orang pada tahun 2006
menjadi 71.506 orang tahun 2010 atau meningkat rata-rata pertahun
sebesar 3%.
Dengan iklim investasi yang kondusif, dinamika perekonomian
masyarakat akan berkembang dengan pesat. Kebijakan penyederhanaan
yang lebih sederhana dan terpadu akan mendorong akses masyarakat
dalam berinvestasi dan berusaha, baik dari dalam maupun luar daerah Kutai
Barat, akan meningkat.
d. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu kunci dan berpengaruh
langsung terhadap kinerja organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Jumlah pegawai pada Badan
Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bontang
pada bulan Desember tahun 2022 tercatat sebanyak 54 orang pegawai yang
terdiri dari 39 orang PNS dan 15 orang Non PNS. Berdasarkan jenis kelamin,
pegawai Bapelitbang terdiri dari 30 pria dan 24 wanita. Sedangkan
berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas adalah lulusan S1 (sebanyak 37
orang), sisanya adalah S2 (6 orang), D1/D3 (3 orang), SMA (8 orang).
Komposisi jabatan dalam struktur organisasi Bapelitbang Kota Bontang
adalah: 1 (satu) orang Eselon II; 4 (empat) orang Eselon III terdiri dari 1
(satu) orang sekretaris dan 3 (tiga) orang kepala bidang; 2 (dua) orang
Eselon IV dan Fungsional Perencana 12 (Dua Belas), Fungsional Penata
Ruang 1 (satu) orang dan non eselon sebanyak 34 orang.
e. Ketahanan Pangan
Potensi pertanian tanaman pangan di Kota Bontang tidak terlalu
menonjol, mengingat Bontang adalah daerah perkotaan. Selama ini, Kota
BAB I – PENDAHULUAN I - 74
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 75
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
ekor, dan babi 2 ekor. Sedangkan populasi unggas yang paling dominan
adalah ayam pedaging, yaitu sebanyak 1,48 juta ekor, diikuti oleh ayam
kampung 103 ekor, dan itik/itik manila 6 ekor.
Adapun populasi ternak di Kota Bontang mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya. Penyebab penurunan ini diantaranya
karena berkurangnya area peternakan dan adanya wabah penyakit mulut
dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sehingga para peternak
banyak menjual hewan ternaknya.
Wilayah laut di Kota Bontang lebih luas daripada wilayah daratan. Oleh
karena itu wajar jika hasil produksi perikanan didominasi oleh perikanan
laut. Produksi perikanan tangkap tahun 2022 tercatat sebesar 21.916,20
ton dengan jumlah rumah tangga perikanan laut sebanyak 3.331 rumah
tangga. Sementara produksi perikanan budidaya tahun 2022 tercatat
sebesar 3.471,45 ton dengan jumlah rumah tangga perikanan budidaya
sebanyak 330 rumah tangga.
Menurut kelompoknya, pengeluaran rata-rata perkapita dibedakan
menjadi pengeluaran rata-rata perkapita kelompok makanan dan
pengeluaran ratarata perkapita kelompok bukan makanan. Hal ini juga
dapat didekatkan dengan pengeluaran rumah tangga di Kota Bontang yang
86,89% dalam sebulannya menghabiskan lebih dari 4 juta rupiah untuk
keperluan rumah tangga, baik untuk makanan maupun bukan makanan.
Sedangkan untuk pengeluaran per kapita penduduk sebulan paling banyak
pada golongan di atas 1,5 juta rupiah (53,02%).
Kondisi kehidupan masyarakat Kota Bontang sudah sangat baik. Hal
ini ditunjukkan dengan lebih tingginya persentase pengeluaran rumah
tangga untuk bukan makanan (56,69%) dibandingkan dengan pengeluaran
untuk makanan (43,31%). Jika dilihat dari kelompok bukan makanan yang
dikonsumsi penduduk Kota Bontang, sebagian besar digunakan untuk
pengeluaran perumahan dan fasilitas rumah tangga yaitu sebesar 29,81%.
Sedangkan untuk kelompok makanan paling banyak untuk pengeluaran
makanan dan minuman jadi yakni sekitar 16,68%.
BAB I – PENDAHULUAN I - 76
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
EKONOMI/ECONOMIC
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku6 miliar rupiah 57 949,63
Gross Regional Domestic Bruto (GRDP) at Current Price6 billion rupiahs
55 664,04
x 63 109,98 xx
Laju Pertumbuhan Ekonomi8/Economic Growth 7 % -2,74 1,60 x 2,46xx
PDRB Per Kapita Harga Berlaku 6,8 juta rupiah
million rupiahs 311,88 320,44 x 344,456xx
Per Capita of GRDP at Current Price 6,8
BAB I – PENDAHULUAN I - 77
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 78
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 79
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Barat 2020
BAB I – PENDAHULUAN I - 80
ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE, STATE, IMPACT,
DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
• Pressure (Tekanan)
Dari hasil pengukuran parameter fisika, kimia dan biologi perairan dapat
diketahui tingkat kualitas perairan Kota Bontang yang selanjutnya akan
dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan dengan standar baku
mutu lingkungan air untuk biota dan wisata bahari berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Adapun data kualitas air
dari 6 (enam) stasiun sebagai berikut. Dari hasil yang diperoleh menunjukan
bahwa terdapat beberapa parameter yang tidak sesuai dengan baku mutu
pada ke-6 (enam) stasiun yaitu parameter suhu, pH, Total Suspended Solid
(TSS), Amonia, Nitrat, Timbal dan Total Coliform.
2. Kerusakan Ekosistem
Pencemaran air dapat merusak ekosistem perairan dan mengganggu
kehidupan biota air di dalamnya. Biota air, termasuk ikan, makhluk renik,
dan tanaman air, bisa terpapar bahan kimia berbahaya, menyebabkan
kematian massal atau pengurangan populasi yang signifikan. Ini
mengganggu rantai makanan dan mengurangi keanekaragaman hayati
perairan. Air yang terkontaminasi dapat mengakibatkan tanaman
terpapar bahan kimia berbahaya. Ini bisa mengurangi hasil panen,
mengganggu kualitas makanan yang dihasilkan, dan merusak tanah
pertanian dalam jangka panjang. Pencemaran air bisa merusak
ekosistem perairan secara keseluruhan. Nutrien berlebih (seperti
nitrogen dan fosfor) dari limbah pertanian dan limbah domestik dapat
menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan, yang pada gilirannya
mengganggu ekosistem dan menyebabkan daerah mati di perairan
(zona tanpa oksigen). Selain itu pada beberapa titik terdapat kerusakan
pada ekosistem terumbu karang, seperti yang diketahui terumbu karang
merupakan wadah kehidupan dari berbagai biota laut. Kerusakan pada
terumbu karang dapat menjadi salah satu indikasi terjadinya
pencemaran air laut, sehingga adanya kerusakan pada beberapa titik
menjadikan potensi terjadinya pencemaran air laut meningkat.
3. Kerugian Ekonomi
Pencemaran air dapat berdampak buruk pada sektor ekonomi yang
terkait dengan air, seperti perikanan, pariwisata, dan industri yang
bergantung pada sumber air bersih. Perikanan bisa terancam karena
ikan dan biota air lainnya terpapar bahan kimia berbahaya. Industri
pariwisata juga dapat terganggu karena perairan yang tercemar tidak
lagi menarik bagi wisatawan.
4. Pengaruh terhadap Sumber Air Bersih
Pencemaran air dapat mengurangi ketersediaan sumber air bersih untuk
kebutuhan konsumsi manusia, pertanian, dan industri. Hal ini dapat
memicu persaingan yang lebih besar atas sumber daya air bersih,
bahkan menyebabkan konflik antara berbagai pihak yang membutuhkan
akses ke air.
• Response (Upaya)
a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah peristiwa mengenai bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk dalam suatu kawasan dari tahun ke
tahun. Pertumbuhan penduduk merupakan proses keseimbangan yang
dinamis antara komponen kependudukan yang dapat menambah dan
mengurangi jumlah penduduk dalam suatu wilayah. Komponen-
komponen tersebut adalah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas),
migrasi masuk, dan migrasi keluar. Dalam pertumbuhan penduduk,
selisih antara jumlah kelahiran dengan kematian disebut dengan
pertumbuhan alamiah. Selisih antara jumlah migrasi masuk dengan
migrasi keluar disebut dengan migrasi neto.
Laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah angka yang
menunjukkan rata-rata tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam
jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari
penduduk dasar. Metode penghitungan laju pertumbuhan penduduk
yang digunakan oleh BPS adalah metode geometrik. Laju pertumbuhan
penduduk di Kota Bontang pada tahun 2022-2022 sebesar 1,28%
dengan jumlah penduduk pada tahun 2022 sebanyak 183.161 jiwa.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan kepadatan
penduduk di Kota Bontang semakin meningkat juga (BPS Kota Bontang,
2023).
Jumlah penduduk Kota Bontang ada tahun 2022 adalah 183.161 jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan
Bontang Selatan sebesar 67.866 jiwa (37,05%), di Kecamatan Bontang
Utara adalah 82.500 jiwa (46,52%) dan di Kecamatan Bontang Barat
30.095 jiwa (16,43%). Namun demikian, kepadatan penduduk
Kecamatan Bontang Utara masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan
penduduk di Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang
Barat. Kepadatan penduduk selama tahun 2022 di Kecamatan Bontang
Selatan, Bontang Utara dan Bontang Barat besarnya berturut-turut
adalah 612 jiwa/km2 ; 2.579 jiwa/km2 , dan 1.678 jiwa/km2 (BPS Kota
Bontang, 2023).
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota
Bontang Tahun 2022-2023
b. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan
masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan melalui
pergeseran struktur kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor
sekunder dan tersier. Pembangunan ekonomi mutlak diperlukan oleh
suatu negara dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat, dengan cara mengembangkan semua bidang kegiatan yang
ada di suatu negara. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat
dan distribusi pendapatan yang merata.
• Pressure (Tekanan)
b. Transportasi
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, tentunya akan
meningkatkan kuantitas kendaraan yang ada. Jumlah kendaraan
bermotor di Kota Bontang pada tahun 2022 sebanyak 191.305
kendaraan bermotor (mobil dan motor). Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa setiap orang di Kota Bontang memiliki kendaraannya
masing-masing (dengan mempertimbangkan jumlah penduduk di Kota
Bontang sebanyak 183.161 jiwa). Jumlah transportasi yang terus
meningkat akan berbanding lurus dengan meningkatnya penggunaan
bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil yang digunakan pada
kendaraan bermotor akan menghasilkan emisi pada saluran
pembuangannya (knalpot). Emisi yang dikeluarkan nantinya akan
tersebar ke udara ambien dan akan menyebabkan penurunan kualitas
udara di Kota Bontang.
c. Konsumsi Energi Rumah Tangga
Penduduk yang semakin meningkat di Kota Bontang, menyebabkan
meningkatnya juga konsumsi energi rumah tangga (Listrik).
Peningkatan konsumsi terhadap listrik menyebabkan pembangkit listrik
yang ada harus memenuhi kebutuhan di Kota Bontang. Pembangkit
listrik yang ada tentunya memerlukan energi (yang nantinya diubah
menjadi listrik). Listrik pada zaman sekarang sangat diperlukan, karena
sekarang masyarakat Indonesia sangat bergantung pada listrik. Jika
tidak ada listrik, hampir semua aktivitas masyarakat tidak dapat
dilakukan. Penggunaan energi listrik yang terus meningkat akan
menyebabkan penurunan kualitas udara, dikarenakan pembangkit listrik
yang digunakan di Kota Bontang masih menggunakan PLTMG
(Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) dan PLTD (Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel). PLTMG dan PLTD di Kota Bontang tentunya
menghasilkan emisi pada lubang pembuangan gasnya dan akan
menyebabkan penurunan kualitas udara.
• State (Kondisi Saat Ini)
Tabel 2.3. Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Ambien Kota Bontang Tahun 2021
Peruntukan Lokasi
Monumen Pengabdian Komplek PKT
Kawasan Industri
Kawasan PT. BlackBear Resources Indonesia
Halaman Polres Bontang
Transportasi
Halaman Knowledge House PT. Badak NGL
Perumahan BSD
Permukiman
Perumahan Mulawarman Residence
Gedung Graha Taman Praja
Perkantoran
Halaman Kantor DPMPTSP
(DLH Kota Bontang, 2021).
Tabel 2.4 Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Kota Bontang Tahun 2021
Tabel 2.5 Hasil Perhitungan Nilai IKU Kota Bontang Tahun 2021
NO2 Kota SO2 Kota Ieu Indeks
Indeks NO2 Indeks SO2 IKU Klasifikasi
(µg/m3) (µg/m3) Udara
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
13.335625 6.735 0.333 0.337 0.335 86.91 Baik
(DLH Kota Bontang, 2021).
Keterangan:
(1) Rata-rata NO2 dari semua titik pantau
(2) Rata-rata SO2 dari semua titik pantau
(3) Rata-rata NO2 : 40
(4) Rata-rata SO2 : 20
(5) 50% indeks NO2 + 50% indeks SO2
50
(6) IKU = 100 – × (Ieu – 0,1)
0.9
(7) Klasifikasi nilai IKU
Tabel 2.7 Perbandingan Nilai NO2 dan SO2 di Kota Bontang dengan Baku
Mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup
Nilai NO2 dan SO2 di Baku Mutu
Parameter Kota Bontang Referensi EU Keterangan
(μg/m³) (μg/m³)
Tidak melewati
NO2 13.33 40.00
baku mutu
Tidak melewati
SO2 6.73 20.00
baku mutu
Baku Mutu : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
World Health Organization (WHO) memberikan pedoman internasional terkait
standar kualitas udara. Metodologi perhitungan umumnya mencakup nilai
ambang batas untuk berbagai parameter udara seperti NO2, SO2, PM10, O3,
CO, dan PM2.5. Namun hingga saat ini (IKLH 2021) perhitungan indeks kualitas
udara hanya menggunakan dua parameter saja yaitu NO2 dan SO2. Parameter
NO2 mewakili emisi dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar
bensin, dan SO2 mewakili emisi dari industri dan kendaraan diesel yang
menggunakan bahan bakar solar serta bahan bakar yang mengandung sulfur
lainnya.
• Impact (Dampak)
• Response (Upaya)
Upaya yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga kualitas udara yang baik
sangat banyak, baik dari pemerintah dan masyarakat. Sistem manajemen
lingkungan harus dibenahi dalam pemerintah. Pemerintah harus lebih objektif
dan kritis dalam membuat peraturan terutama pada baku mutu terkait indeks
kualitas udara. World Health Organization telah membuat standar
internasional yang seharusnya terdapat 5 parameter (seperti NO2, SO2, PM10,
O3, CO, dan PM2.5) pada perhitungan indeks kualitas udara, namun
pemerintah hanya menggunakan 2 parameter saja yaitu SO2 dan NO2.
Penentuan nilai pajak yang dihasilkan setiap pembuangan emisi baik dari
industri maupun kendaraan bermotor perlu dievaluasi lagi. Sistem pajak yang
ada saat ini di Indonesia tidak bekerja maksimal, sehingga mengakibatkan
penurunan kualitas udara. Pajak kendaraan bermotor seharusnya dinilai dari
emisi yang keluar dari cerobong (parameter yang mencemari udara).
Sehingga kendaraan bermotor yang sudah lama dan sistem pembakaran yang
tidak maksimal pada kendaraan bermotor dapat diminimalisir. Masyarakat
akan berfikir dua kali ketika pajak dari kendaraannya lebih tinggi
dibandingkan kendaraan bermotor yang memiliki sistem pembakaran yang
maksimal.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah seringkali mengacu kepada material sisa yang tidak
diinginkan atau tidak bermanfaat bagi manusia setelah berakhirnya suatu
kegiatan atau proses domestik. Sampah dapat dihasilkan baik dari kegiatan
domestik (rumah tangga) maupun industri. Sampah merupakan salah satu
penyebab masalah lingkungan yang banyak terjadi di masyarakat. Sebagian
besar orang akan membuang sampahnya begitu saja atau menghancurkannya
dengan cara membakar maupun mengubur di pekarangan tanpa mengetahui
begitu banyak cara untuk mengubah sampah yang tidak berharga menjadi
barang yang lebih bermanfaat.
a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah besaran persentase perubahan jumlah
penduduk di suatu wilayah pada waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah
penduduk pada waktu sebelumnya. Laju pertumbuhan penduduk dihitung
dengan metode geometrik dan diukur dalam persentase per tahun.
Pertumbuhan penduduk dapat terjadi secara alami, yaitu pertambahan
jumlah penduduk yang terjadi atau didapatkan dari hasil selisih antara angka
kelahiran dengan angka kematian yang terjadi. Pertumbuhan penduduk juga
dapat terjadi karena migrasi, yaitu selisih antara jumlah penduduk yang
masuk dengan jumlah penduduk yang keluar dari suatu wilayah.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat memengaruhi perkembangan
suatu negara dan menimbulkan masalah kependudukan seperti angka
kelahiran, angka harapan hidup, jumlah penduduk, serta masalah kepadatan
penduduk.
Laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah angka yang menunjukkan
rata-rata tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu
tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar.
Metode penghitungan laju pertumbuhan penduduk yang digunakan oleh BPS
adalah metode geometrik. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Bontang pada
tahun 2022-2022 sebesar 1,28 % dengan jumlah penduduk pada tahun 2022
sebanyak 183.161 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang meningkat
menyebabkan kepadatan penduduk di Kota Bontang semakin meningkat juga
(BPS Kota Bontang, 2023).
Jumlah penduduk Kota Bontang ada tahun 2022 adalah 183.161 jiwa.
Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Bontang
Selatan sebesar 67.866 jiwa (37,05 %), di Kecamatan Bontang Utara adalah
82.500 jiwa (46,52 %) dan di Kecamatan Bontang Barat 30.095 jiwa (16,43
%). Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang Utara masih
lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan Bontang Selatan
dan Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan penduduk selama tahun 2022 di
Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan Bontang Barat besarnya
berturut-turut adalah 612 jiwa/km2, 2.579 jiwa/km2 , dan 1.678 jiwa/km2 (BPS
Kota Bontang, 2023).
d. Terbatasnya pendanaan
Pemerintah Kota Bontang telah membuka peluang kerjasama dalam bidang
pengelolaan sampah dengan pihak Jeju International Development
Coorperation. Selain itu, ada juga kelompok Bontang Lestari Peduli yang
melakukan bisnis pengelolaan sampah dengan mengolah sampah menjadi
barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Meskipun demikian, seperti
halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pendanaan pengelolaan sampah di
Kota Bontang juga masih terbatas. Pendanaan pengelolaan sampah yang
kurang adalah masalah yang dihadapi oleh banyak daerah di Indonesia.
Besarannya anggaran pengelolaan sampah rata-rata hanya 0,51 persen dari
total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di tiap daerah. Berikut
adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pendanaan pengelolaan
sampah yang kurang:
1. Keterbatasan dana: Dana yang dikeluarkan Pemerintah Daerah (Pemda)
sangat terbatas dalam mengatasi dan mengelola sampah. Sebagian besar
Pemda hanya mengalokasikan 10% dari APBD.
2. Sistem pembiayaan: Sistem pembiayaan atau investasi untuk pengelolaan
persampahan tidak harus selalu bergantung kepada sumber dana
pemerintah yang sangat terbatas, tetapi banyak sumber dana dari
masyarakat dan swasta yang bisa dimobilisasi.
3. Kesadaran masyarakat: Pengelolaan sampah bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah, melainkan juga semua elemen masyarakat.
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) setiap tanggal 21 Februari
diharapkan terus menggerakkan dan mengingatkan semua elemen
masyarakat akan tanggung jawab tersebut.
4. Komitmen pemerintah daerah: Komitmen pemerintah daerah untuk
mengelola sampah sangat penting. Ada pemerintah daerah yang nilai
anggarannya tinggi, tapi itu sangat bergantung dengan komitmen kepala
daerahnya.
• Pressure (Tekanan)
c. Berkembangnya industri
Dampak berkembangnya industri terhadap sampah dapat dilihat dari
beberapa aspek. Industri secara umum memberikan dampak positif, seperti
mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di sekitar kawasan industri. Namun, dampak negatifnya juga
signifikan, terutama terkait isu sampah, semakin banyaknya industri yang ada
tentunya akan meningkatkan sampah yang dihasilkan di Kota Bontang.
• Impact (Dampak)
• Response (Upaya)
• Driving Force
a. Pertumbuhan Penduduk
Kota Bontang sebagai salah satu kawasan kota industri di Kalimantan Timur,
sampai saat ini masih menjadi tujuan pencari kerja. Keadaan ini menyebabkan
terus meningkatnya jumlah penduduk Kota Bontang. Pada tahun 2022
penduduk Kota Bontang sebesar 183.161 jiwa, meningkat 1,28 persen dari
tahun 2021. Penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan, yakni di
Kecamatan Bontang Selatan sebesar 67.866 jiwa (37,05%), di Kecamatan
Bontang Utara adalah 85.200 jiwa (46,52%) dan di Kecamatan Bontang Barat
30.095 jiwa (16,43%). Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan
Bontang Utara masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di
Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan
penduduk selama tahun 2022 di Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara
dan Bontang Barat besarnya berturut-turut adalah 612 jiwa/km2, 2.579
jiwa/km2, dan 1.678 jiwa/km2.
Berdasarkan angka itu diprediksi, pada 2 sampai 5 tahun kedepan akan terus
bertambah mencapai 200 ribu atau bahkan lebih. Apalagi Ibu Kota Negara
berada di Kaltim, dan hal tersebut akan menjadi pemicu perpindahan
penduduk secara besar-besaran, dan diyakini juga menyasar ke
Kota Bontang, sebagai daerah penyangga.
Sementara luas wilayah yang ada, sebesar 497,57 km2 didominasi lautan yang
mencapai 335,69 km2. Sedangkan daratannya hanya seluas 161,88 km2.
b. Kegiatan Industri
Terdapat 546 industri logam, mesin, elektronika dan aneka industri kecil di
tahun 2021 dengan rincian 31 industri formal dan 515 industri nonformal.
Total investasi industri ini di tahun 2021 sebesar 12.433,57 juta rupiah dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 942 orang. Sedangkan untuk industri kimia,
agro, dan hasil hutan, terdapat 900 unit usaha di tahun 2021 dengan total
investasi sebesar 40.088.296 juta rupiah dan tenaga kerja sejumlah 1.331
orang. Selain itu, di Kota Bontang juga terdapat 492 industri makanan dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 764 orang, 269 industri minuman dengan
tenaga kerja sebanyak 297 orang, 45 industri kimia dengan tenaga kerja
sebanyak 79 orang, 19 industri hasil hutan dan perkebunan dengan tenaga
kerja sebanyak 28 orang, serta 48 industri lainnya dengan tenaga kerja
sebanyak 85 orang.
Salah satu sektor industri yang menjadi penopang utama di Bontang adalah
sektor migas. Bontang terletak di dekat wilayah produksi gas alam dan minyak
bumi yang sangat kaya, seperti Lapangan Gas Total dan Lapangan Minyak
Badak. Keberadaan sumber daya alam ini telah mendorong perkembangan
industri pengolahan gas dan petrokimia di kawasan tersebut. Pabrik LNG
(Liquefied Natural Gas) yang ada di Bontang merupakan yang terbesar di
Indonesia dan merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi
pemerintah. Selain sektor migas, industri lain seperti industri pupuk, industri
kimia, dan industri logistik juga telah berkembang pesat di Bontang.
Keberadaan Bontang Industrial Estate (BIE) sebagai kawasan industri terpadu
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah telah menjadi magnet bagi
investasi industri. BIE menawarkan infrastruktur yang lengkap dan dukungan
dari pemerintah, sehingga banyak perusahaan yang tertarik untuk
berinvestasi dan mendirikan pabrik di kawasan tersebut. Pertumbuhan
industri di Bontang tidak hanya menghasilkan lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi tata guna
lahan di kawasan tersebut. Pabrik-pabrik dan fasilitas industri membutuhkan
lahan yang luas untuk beroperasi. Akibatnya, sejumlah lahan pertanian dan
hutan di sekitar Bontang telah dikonversi menjadi kawasan industri.
• Pressure (Tekanan)
a. Industri
Perubahan penggunaan lahan yang menyebabkan pergeseran fungsi lahan
pertanian menjadi kawasan industri atau perkotaan. Pengembangan industri
dan pembangunan infrastruktur transportasi juga berkontribusi terhadap
tekanan pada penggunaan lahan. Kebutuhan akan infrastruktur transportasi
yang lebih baik menyebabkan konversi lahan pertanian atau perkebunan
menjadi kawasan perkotaan atau transportasi. Tantangan yang dihadapi
dalam mengatasi tekanan dari industri terhadap tata guna lahan di Bontang
adalah perlunya pengelolaan tata guna lahan yang terintegrasi dan
berkelanjutan. Perencanaan tata guna lahan yang efektif dan implementasi
kebijakan yang tegas perlu dilakukan oleh pemerintah. Selain itu,
pengawasan dan penegakan hukum yang ketat juga diperlukan untuk
memastikan bahwa industri yang beroperasi sesuai dengan standar
lingkungan yang ditetapkan.
b. Pembangunan
Pembangunan di tata guna lahan di kawasan Bontang dapat menciptakan
tekanan atau pressure yang signifikan pada lingkungan. Disebabkan beberapa
faktor, termasuk pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan aktivitas industri.
Pertumbuhan populasi yang cepat di Bontang berarti ada peningkatan
permintaan akan lahan untuk pemukiman, infrastruktur, dan industri. Upaya
memenuhi kebutuhan ini, lahan pertanian dan hutan sering dikonversi
menjadi lahan perkotaan atau industri. Proses konversi menyebabkan
hilangnya habitat alami, degradasi tanah, dan kerusakan ekosistem. Aktivitas
industri di sektor energi dan pertambangan, memberikan tekanan pada tata
guna lahan. Pembangunan infrastruktur dan pabrik-pabrik dapat
mengakibatkan deforestasi, pencemaran air dan udara, peningkatan risiko
bencana lingkungan.
c. Transportasi
Transportasi juga berkontribusi pada tekanan penggunaan lahan di Bontang.
Transportasi melibatkan pergerakan orang dan barang dari satu tempat ke
tempat lain, yang dalam konteks penggunaan lahan di Bontang dapat
mencakup pembangunan jalan, jembatan, bandara, dan fasilitas transportasi
lainnya. Pembangunan infrastruktur transportasi tersebut membutuhkan
lahan yang luas, yang kadang-kadang memerlukan konversi lahan pertanian
atau hutan. Di dalam sistem transportasi, tujuan perencanaan adalah
menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu
tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di
dalam penggunaan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya
fungsi bangunan dan harus menguntungkan.
Jenis tanah didominasi oleh podsolik merah kuning, aluvial dan kompleks
latosol. Jenis tanah ini memiliki lapisan kuning (top soil) yang tipis, peka erosi
dan miskin unsur hara. Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan
dibutuhkan pengolahan awal berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan
pengamanan hutan, sehingga kestabilan tanah dan persediaan air tanah tetap
terjaga
Gambar 2.1 Peta Geologi Kota Bontang
Penggunaan lahan dan tutupan lahan di Kota Bontang pada tahun 2019
secara umum didominasi oleh lima jenis penggunaan, dengan urutan dari
yang terluas adalah penggunaan lahan semak, hutan mangrove, hutan lahan
rendah, bangunan permukiman kota, serta bangunan industri, perdagangan
dan perkantoran. Penggunaan lahan di Kota Bontang didominasi oleh
kawasan non terbangun yang mencapai sekitar 82 persen. Hal tersebut
menunjukkan potensi Bontang untuk berkembang masih sangat tinggi
tentunya dengan memperhatikan keberadaan kawasan kehutanan.
Penggunaan tanah di kota Bontang yang pali besar masih berupa semak
belukar sebesar 6.870,98 ha (46,49%). Penggunaan lainnya terdiri dari hutan
sejenis seluas 2.764,48 ha (18,70%), bakau seluas 1.115,51 ha (7,55%),
tambak seluas 328,18 ha (2,19%), pekarangan seluas 972,87 ha (6,58%),
sementara rumah/bangunan gedung seluas, 1.355,56 ha (9,170%) dan
fasilitas umum seluas 562,43 ha (3,13%). Kondisi terbebut masih
memungkinkan untuk dimanfaatkan lagi. Secara keseluruhan, luas Kota
Bontang mencapai 49.752,56 Ha, dimana sebagian besar merupakan wilayah
perairan, sementara luas wilayah daratan sekitar 29% atau 14.870
Ha.Penggunaan lahan untuk wilayah daratan Kota Bontang memperlihatkan
pembagian guna lahan yang secara umum terdiri dari 3 jenis penggunaan
yaitu hutan lindung & pertanian, kawasan industri, serta areal terbangun
perkotaan. Adapun penggunaan lahan wilayah daratan Kota Bontang yang
mencakup areal seluas 147.80 km2 terdiri dari :
• Kawasan Hutan Lindung/TNK : 9.025 HA (11,96 %)
• Kawasan PT Badak NGL.Co : 1.527 HA (3,15 %)
• Kawasan PT Pupuk Kaltim : 2.010 HA (4,04% )
• Areal efektif untuk pembangunan : 1.950 HA (10,56 %)
• Impact (Dampak)
Tata guna lahan di kota Bontang memiliki dampak yang signifikan terhadap
lingkungan dan masyarakat setempat. Perubahan penggunaan lahan dapat
mempengaruhi kualitas tanah, lingkungan, udara, suhu udara, dan ekosistem
alami. Dalam beberapa tahun terakhir, Bontang telah mengalami
pertumbuhan industri yang pesat, yang telah mengubah pola penggunaan
lahan di kota tersebut. Perubahan ini dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan, seperti menyebabkan penurunan kualitas tanah dan mengganggu
ekosistem alami. Perubahan tata guna lahan di Kota Bontang telah
menyebabkan hilangnya hutan dan lahan pertanian. Dampak dari hal tersebut
adalah berkurangnya keanekaragaman hayati dan gangguan pada
keseimbangan ekosistem. Kehilangan habitat alami dapat mengancam
spesies tertentu dan mempengaruhi rantai makanan. Perubahan tata guna
lahan yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko banjir di Kota Bontang.
Karena dengan hilangnya vegetasi yang berfungsi sebagai penyerap air, aliran
air menjadi tidak terkendali dan berpotensi menyebabkan banjir. Perubahan
tata guna lahan juga dapat berdampak pada penurunan kualitas air di Kota
Bontang. Aktivitas manusia seperti pembangunan industri dan pemukiman
dapat menghasilkan limbah yang mencemari air. Hal ini dapat mengancam
keberlanjutan sumber daya air di wilayah tersebut.
• Response (Upaya)
Perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali dapat memiliki dampak
negatif pada lingkungan dan masyarakat di Bontang. Dampak-dampak ini
termasuk penurunan kualitas udara, peningkatan suhu, dan gangguan pada
ekosistem alami. Selain itu, perubahan tata guna lahan yang tidak teratur
dapat menyebabkan kerusakan pada tanah dan sumber daya air, serta
mengurangi ketersediaan lahan untuk pertanian dan kegiatan lainnya. Dalam
pengelolaan lahan yang suistainable pemerintah kota bontang mengeluarkan
Peraturan Daerah Kota Bontang No. 1 Tahun 2016 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2016-2036 mengatur tata ruang wilayah
Kota Bontang, termasuk penggunaan lahan di berbagai sektor, termasuk
sektor industri. Dengan adanya Peraturan ini diharapkan dapat menjadi acuan
bagi pemerintah dan masyarakat dalam mengelola penggunaan lahan di Kota
Bontang secara berkelanjutan dan terencana.
Selain itu, Pemerintah juga bekerja sama dengan komunitas lokal, organisasi
lingkungan, dan lembaga penelitian untuk mengembangkan rencana tata
ruang yang berkelanjutan. Rencana tata ruang ini melibatkan identifikasi area
yang cocok untuk pembangunan infrastruktur, pemukiman, dan sektor usaha
yang berpotensi, sambil tetap mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan
dan mengurangi risiko banjir.
Isu Lingkungan Hidup (Resiko Bencana) di Kota Bontang
Disaster risk merupakan irisan dari hazard, exposure dan vulnerability. Risiko
Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit,
jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan
harta dan gangguan kegiatan masyarakat. Risiko merupakan fungsi dari ancaman
atau bahaya dengan kerentanan dan juga kapasitas. Risiko bencana dapat
berkurang, apabila kapasitas ditingkatkan atau kerentanan dikurangi, sedangkan
risiko bencana dapat meningkat apabila kerentanan semakin tinggi dan kapasitas
semakin rendah.
a. Topografi
Secara topografi Kota Bontang didominasi oleh permukaan tanah yang datar,
landai, dan sedikit berbukit dengan ketinggian antara 0 – 125 m di atas
permukaan laut. Sebagian besar (65%) berada di wilayah pesisir pantai yang
relatif datar, sehingga relief Kota Bontang terlihat mendatar di wilayah pantai,
dan bergerak membukit dan bergelombang dari bagian selatan ke utara di
wilayah barat.
Tabel 2.17 Luas wilayah berdasarkan kelas ketinggian
b. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan dan tutupan lahan di Kota Bontang pada tahun 2019
secara umum didominasi oleh lima jenis penggunaan, dengan urutan dari
yang terluas adalah penggunaan lahan semak, hutan mangrove, hutan lahan
rendah, bangunan permukiman kota, serta bangunan industri, perdagangan
dan perkantoran. Penggunaan lahan di Kota Bontang didominasi oleh
kawasan non terbangun yang mencapai sekitar 82%. Hal tersebut
menunjukkan potensi bontang untuk berkembang masih sangat tinggi
tentunya dengan memperhatikan keberadaan kawasan kehutanan.
Tabel 2.19 Luasan penggunaan lahan tahun 2019
• Pressure (Tekanan)
a. Pertumbuhan Penduduk
Permasalahan semakin bertambah rumit dengan meningkatnya jumlah
penduduk dari waktu ke waktu yang secara tidak langsung memaksa
pemerintah kota menyediakan lahan untuk pemukiman penduduk, sehingga
mengurangi kawasan resapan air yang ada. Jumlah penduduk Kota Bontang
pada tahun 2022 per Kartu Keluarga berdasarkan data dari Dinas Pendudukan
dan Pencatatan Sipil per 31 Desember 2022 mencapai 186.137 dengan jumlah
penduduk laki-laki mencapai 96.433 orang dan perempuan 89.704 orang.
Pertumbuhan penduduk di Bontang dapat menjadi salah satu pemicu yang
mempengaruhi risiko bencana di kota tersebut. Hal ini terkait dengan
peningkatan tekanan terhadap sumber daya alam, pencemaran lahan dan
lingkungan, pertumbuhan industri, kesulitan infrastruktur, dan kerentanan
pengelolaan sampah yang dapat meningkatkan risiko bencana di Bontang.
b. Perilaku Masyarakat
kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan menjadi salah
satu faktor yang potensial memicu bencana banjir, mengingat dampak yang
merugikan terhadap sistem drainase dan aliran sungai yang dapat terganggu
oleh limbah yang tidak terkelola dengan baik. Meskipun terdapat sistem
pengelolaan sampah di wilayah tersebut, namun ketidakpatuhan dalam
membuang sampah pada tempatnya, terutama di saluran air atau aliran
sungai, membawa dampak serius terhadap kapasitas saluran air,
menyebabkan tersumbatnya aliran air, dan akhirnya meningkatkan risiko
terjadinya banjir.. Penggunaan lahan yang tidak tepat, seperti penebangan
hutan secara besar-besaran atau tata guna lahan yang tidak sesuai, dapat
meningkatkan risiko tanah longsor. Pertanian yang tidak berkelanjutan,
seperti penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan, dapat merusak
struktur tanah dan meningkatkan kerentanan terhadap erosi dapat memicu
terjadinya tanah longsor.
c. Sistem drainase
Daerah Aliran Sungai (DAS) Bontang yang luasanya sekitar 72,12 km2dan
panjang sungai utama 24,20 km, terletak di wilayah Sungai Karangan Provinsi
Kalimantan Timur. Bagian hulu (upland watershed) DAS Bontang termasuk
wilayah Kabupaten Kutai Timur, sedangkan bagian tengah (midland
watershed) dan bagian hilir (lowland watershed) termasuk wilayah Kota
Bontang. DAS Bontang selain berpotensi menyebabkan rawan banjir di Kota
Bontang, juga berpotensi sebagai penyedia air baku. Dewasa ini, DAS
Bontang sedang mengalami degradasi (kerusakan) lahan dan kecenderungan
perubahan alih fungsi lahan pada kawasan hutan lindung di hulu DAS serta
kondisi sistem drainase perkotaan yang buruk, sehingga secara simultan
dapat memperluas lahan kritis, mengurangi fungsi resapan air, meningkatkan
limpasan permukaan, erosi tanah, sedimentasi dan banjir.
• State (kondisi saat ini)
a. Banjir
Pada tahun 2019 terjadi bencana banjir besar dengan skala yang lebih tinggi
dibanding banjir tahunan baik dari luas genangan, ketinggian banjir hingga
durasinya. Banjir rob juga terjadi di Kota Bontang. Banjir rob terjadi pada saat
air laut sedang pasang dan ketika itu terjadi hujan. Run off yang seharusnya
menuju ke laut akan terhalang karena adanya kenaikan muka air laut.
b. Tanah Longsor
Bencana tanah longsor yang terdapat di Kota Bontang terjadi akibat adanya
pembukaan lahan dari hutan menjadi jalan atau penggunaan lainnya.
Semakin tingginya potensi longsor dapat ditandai dengan semakin banyaknya
erosi yang terjadi. Adanya erosi merupakan indikasi yang sangat kuat bahwa
potensi longsornya juga akan semakin tinggi. Erosi mencerminkan bahwa
kekuatan daya tarik antar agregat-agregat tanah sudah mulai berkurang.
Ketika kekuatan gaya tarik antar agregat sudah berkurang maka
kemungkinan longsor akan semakin besar. Kemungkinan ini dapat terjadi
apabila tanah sudah mengalami kejenuhan air dan ketika mengalami
pembebanan.
Risiko longsor tinggi terdistribusi pada daerah dengan kemiringan lereng terjal
dan terdapat permukiman atau bangunan infrastruktur. Risiko tinggi sebesar
38% berada di Kelurahan Guntung, Satimpo, dan sebagian wilayah Kelurahan
Loktuan, Bontang Kuala, Kanaan, dan Bontang Lestari. Risiko rendah sebesar
13% antara lain di Kelurahan Belimbing, Telihan, dan sebagian Kelurahan
Gunung Elai dan Tanjung Laut Indah. Risiko sedang sebesar 49% berada di
daerah perbukitan dengan penggunaan lahan utama berupa hutan, dan
wilayah kelurahan pada dataran rendah. Risiko sedang ini antara lain adalah
sebagian wilayah Kelurahan Gunung Elai, Loktuan, Kanaan, Bontang Kuala,
Tanjung Laut 29 Indah, Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Apiapi, Kelurahan
Tanjung Laut, Kelurahan Berbas Tengah, Kelurahan Berbas Pantai, dan
Sebagian besar wilayah Kelurahan Bontang Lestari.
• Impact (dampak)
• Response (Upaya)
Kota Bontang memiliki luas 158,2776 km2 antara 117023’ - 117038’ Bujur Timur
dan 0001’ – 0012’ Lintang Utara. Berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur pada
bagian Utara, Selat Makassar pada bagian Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara
pada bagian Selatan, dan Kabupaten Kutai Timur pada bagian Barat. Kota
Bontang terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Bontang Selatan,
Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan Bontang Barat. Topografi Kawasan
Kota Bontang memiliki ketinggian antara 1-120 mdpl dengan kemiringan lereng
yang bervariasi dari Pantai Timur dan Selatan hingga bagian barat. Kemiringan
lahan Kota Bontang dengan kemiringan 0-2% (datar) seluas 7.211 ha atau
48,79%. Kemiringan lahan bergelombang 3-15% seluas 4.001 ha atau 27,07%.
Sedangkan kemiringan lahan yang curam 16-40% seluas 3.568 ha atau 24,14%.
Kondisi geografis kota Bontang perlu dikelola tata kotanya untuk menciptakan
lingkungan yang seimbang dan berkelanjutan. Selain faktor geografis juga
dipengaruhi peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah selaras dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi serta kebutuhan
lahannya.
• Preassure (Tekanan)
Kota Bontang sudah memiliki perencanaan tata letak kotanya. Secara umum pola
ruang kota Bontang dibagi menjadi dua yaitu sebagai kawasan lindung dan
budidaya. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lindung dilakukan dengan
tujuan untuk melindungi kawasan dan bangunan yang memiliki nilai dan peran
terhadap keberlanjutan dan budaya Kota dan sebagai wujud melindungi serta
menjaga sumber daya alam lingkungan hidup sedangkan kawasan budidaya yang
digunakan sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang kawasan budidaya
untuk menjaga kualitas minimum ruang yang sesuai dengan karakteristik
Kawasan. Kawasan budidaya meliputi satu kawasan perumahan sebagai upaya
pemanfaatan ruang untuk menyediakan lahan untuk pengembangan penghunian
Masyarakat. Kawasan perdagangan dan jasa sebagai upaya pengendalian
pemanfaatan ruang zona perdagangan untuk menyediakan lahan untuk
menampung kegiatan perdagangan pada berbagai pola pengembangan.
Kawasan perkantoran, hal ini sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang
pada kawasan pemerintahan untuk menyediakan lahan pengembangan kegiatan
pemerintahan yang sesuai. Kawasan industri sebagai upaya pemanfaatan untuk
menyediakan ruang bagi kegiatan industri manufaktur dan Perdagangan untuk
meningkatkan keseimbangan penggunaan lahan. Kawasan pariwisata
ditunjukkan untuk menyediakan lahan untuk pengembangan kegiatan pariwisata
sesuai dengan karakteristik dan fungsi yang sesuai penentuan. Kawasan ruang
ruang terbuka non hijau sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang untuk
menyediakan lahan untuk fasilitas umum menunjang kawasan perkotaan.
Kawasan peruntukan lainnya diatur dengan tujuan untuk menyediakan lahan
dengan karakteristik sesuai dengan fungsi dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Ruang terbuka hijau RTH kota Bontang melakukan pengembangan kawasan RTH
publik dengan luas keseluruhan 5670,93 hektar atau 38,37% dari luas kota
meliputi hutan kota atau taman kota di berbagai kecamatan. Resapan air seluas
kurang lebih 221,26 hektar di kecamatan Bontang barat, RTH olahraga seluas
kurang lebih 171,65 hektar terletak Kecamatan Bontang Utara dan Bontang
Selatan, tempat pemakaman umum kurang lebih seluas 23,08 hektar di berbagai
Kecamatan, sempanden pantai sekitar 3619,04 hektar di kecamatan Bontang
Utara dan Kecamatan Bontang Selatan, sempaden sungai sekitar 77,5 hektar
sampah dan danau seluas kurang lebih 9,2 hektar dan kawasan mangrove sekitar
24,26 hektar.
• Impact (Dampak)
Dampak negatif apabila tidak adanya tata Kelola kota, selain akan terjadi
kepadatan dan ketidak teraturan bangunan, akan berdampak buruk juga pada
sisi lainnya, antara lain, kepadatan bangunan dengan tata letak yang tidak
teratur, tidak adanya ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan hujan dan
pengurang polusi udara, akses jalan yang sulit dilewati oleh kendaraan besar
(mobil) pada pemukiman padat penduduk, kecilnya jalan akses menuju daerah
tertentu karena banyak dijadikan pemukiman, akses untuk mendapatkan air
bersih dan air minum sulit didapat, tidak adanya drainase yang baik dapat
menyebabkan banjir pada saat musim penghujan, kepadatan penduduk
membuat banyak sampah rumah tangga menumpuk, banyak penyakit yang
timbul karena lingkungan yang tidak bersih, buruknya instalasi kelistrikan di
daerah tersebut, banyaknya kejadian kebakaran yang terjadi di permukiman
padat karena hubungan arus pendek listrik, banyaknya sungai atau drainase yang
tercemar oleh limbah rumah tangga.
• Response (Upaya)
Isu prioritas adalah suatu kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka menengah/panjang, dan
menentukan pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan di masa
yang akan datang. Penentuan isu prioritas lingkungan hidup daerah Kota
Bontang tahun 2021 perlu melihat berbagai data-data yang telah
sebelumnya diuraikan dan dianalisis di Bab II dengan menggunakan
analisis DPSIR (Driving Force, Pressure, State, Impact, dan Response). Isu
prioritas lingkungan hidup perlu mempertimbangkan kondisi dan keunikan
kota bontang yang tentu memiliki berbagai perbedaan dengan daerah
lainnya.
Isu Prioritas dapat diartikan sebagai isu utama yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas lingkungan hidup di suatu daerah. Untuk menentukan
dan menjaring isu prioritas dilakukan konsultasi publik dengan melibatkan
berbagai stakeholder baik unsur pemerintah dalam hal ini SKPD terkait,
unsur perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat.
Hal ini dilakukan dengan harapan isu-isu prioritas tersebut benar-benar isu
yang dirasakan dampaknya oleh berbagai unsur dimasyarakat. Namun
demikian untuk memberi arahan kepada peserta konsultasi publik
mengenai apa dan bagaimana yang dimaksud dengan isu prioritas maka
kegiatan konsultasi publik dipandu dengan beberapa kriteria yaitu kondisi
pencemaran dan/atau kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap kehidupan sosial,
ekonomi, budaya dan kualitas lingkungan hidup ataupun pressure sebagai
penyebab penyebabnya,dan/atau persoalan respon yang dilakukan serta
mendapat perhatian publik yang luas dan perlu ditangani segera (urgent).
Dalam menentukan isu prioritas yang ada di Kota Bontang dilakukan
melalui beberapa tahapan, sebagai tahapan awal Dinas Lingkungan Hidup.
3. Program pengendalian Bernilai ++ Bernilai ++ Meningkatkan Meningkatnya Tidak signifikan Tidak signifikan
kawasan perlindungan (namun dapat (namun dapat pengembangan pelayanan
kerusakan air tanah bernilai “─” jika bernilai “─” jika kawasan publik
disandingkan disandingkan perlindungan khususnya
dengan isu dengan isu terhadap kerusakan untuk
Lingkungan Ekologi) Lingkungan air tanah penyediaan air
Ekologi) bersih
4. Program peningkatan Bernilai ++ Berkurangnya Meningkatkan Meningkatnya Tidak signifikan Tidak signifikan
pelayanan air bersih (namun dapat luas lahan pengembangan pelayanan
dengan peningkatan bernilai “─” jika tutupan hijau pelayanan publik
Deskripsi Perkiraan Pengaruh Program Prioritas terhadap Isu PB
Perencanaan Persampahan
No Program Prioritas Nilai Lingkungan Ketersediaan Kesehatan Pembangunan dan Limbah
Ekologi Infrastruktur dan SDM dan Keuangan
Daerah
Keterangan:
++ : ada pengaruh positif yang sangat tinggi (misalnya, implementasi program prioritas dapat berkontribusi untuk mencapai target dari
masing-masing isu)
+ : ada kemungkinan pengaruh positif yang tinggi (misalnya, implementasi program prioritas kemungkinan dapat berkontribusi untuk
mencapai target dari masing-masing isu)
-- : ada pengaruh negatif yang sangat tinggi (misalnya, implementasi program prioritas tidak dapat berkontribusi untuk mencapai target
dari masing-masing isu, bahkan akan menghambat pencapaian target dimaksud dan menimbulkan pengaruh negatif yang baru)
- : ada kemungkinan pengaruh negatif yang tinggi (misalnya, implementasi program prioritas kemungkinan tidak dapat berkontribusi
untuk mencapai target dari masing-masing isu, bahkan akan menghambat pencapaian target dimaksud dan menimbulkan pengaruh
negatif yang baru)
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Sistem Penanganan
Sampah 3R
Ekosistem hutan mangrove adalah suatu sistem ekologi yang terdiri dari
vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon
mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang
surut pantai berlumpur. Kota Bontang memiliki potensi sumber daya alam
yang harus di dayagunakan secara optimal agar dapat memberikan
kontribusi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Kegunaan yang
diperoleh dari Hutan Mangrove, antara lain sebagai perlindungan pantai
terhadap angin, ombak dan abrasi, pencegahan intrusi air laut, tanggul
alam terhadap ombak dan angin, pelestarian flora dan fauna,
mempertahankan habitat biota perairan sehingga Pemerintah Daerah
berkepentingan menjaga kelestariannya. Terdapat permasalahan dalam
pengelolaan hutan mangrove di Kota Bontang seperti lajunya
pertumbuhan penduduk, lahan hutan mangrove yang dijadikan tambak
ikan semakin meluas oleh masyarakat dan sampah penduduk yang
mengotori di bagian pesisir kota mangrove. Permasalahan tersebut
menyebabkan kerusakan akibat pemanfaatan yang tak terkendali,
sehingga dibutuhkan pengelolaan yang optimal dalam menanggapi
permasalahan tersebut.
3. Minimnya Ketersediaan Sumber Air Baku untuk Keperluan
Air Bersih
Sumber air Kota Bontang dapat berasal dari air tanah, sungai, dan
penampung air hujan (waduk). Bontang terdiri dari 3 kecamatan, yaitu
Kecamatan Bontang Barat, Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan
Bontang Selatan. Kecamatan - Kecamatan Bontang terlayani air bersih
yang berasal dari PDAM melalui pemipaan. Namun adanya keterbatasan
pasokan listrik dari PLN, maka PDAM sering terganggu dalam
memproduksi air. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan giliran di
tiga kecamatan. Praktis, masyarakat harus menyediakan tempat
penampungan air, karena PDAM tidak mengalirkan air setiap hari, tapi tiga
hari sekali. PDAM tidak menggunakan air sungai Kota Bontang karena
tidak dapat digunakan sebagai air konsumsi dikarenakan debitnya yang
minim dan kualitasnya yang kurang. Kualitas air dari Sungai Bontang
tidak layak untuk jadi bahan baku air konsumsi. Baku mutu dan kualitas
air di Sungai Bontang masuk dalam kategori kelas 2 yang diperuntukkan
bukan untuk konsumsi. Namun, seperti diatur dalam Peraturan Daerah
Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air bahwasannya air tersebut
masih dapat digunakan untuk keperluan peternakan, pertanaman,
budidaya ikan tawar, dan rekreasi. Sehingga Kota Bontang memanfaat air
tanah sebagai kebutuhan air bersihnya.
Dalam beberapa dekade terakhir air tanah dijadikan andalan bagi sumber
air industri dan sebagian masyarakat. Air yang bersumber dari air tanah
tidak memerlukan penampungan khusus, tetapi langsung disalurkan pada
instalasi pengolahan air tanahnya, untuk pengaturan pH dan penghilangan
zat besi dan mangannya. Pemakaian air tanah dalam, akan meningkat
tajam sejalan dengan pertumbuhan penduduk, dan diperkirakan
kebutuhan air tanah dalam mencapai 2.236 liter/detik pada tahun 2025.
Jumlah
No Asal Kelompok No. SK Pembentukan
Anggota
Kelompok Bontang Lestari
1 - 56 orang
Peduli
2 Bank Sampah Ceria - 90 orang
3 Bank Sampah Masdarling - 50 orang
Sumber ; DLH Kota Bontang, 2023
3. Tumpukan sampah
Kepadatan penduduk di Kota Bontang mempengaruhi jumlah
tumpukan sampah, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang Utara
masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan
Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Kepadatan penduduk
selama tahun 2022 di Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan
Bontang Barat besarnya berturut-turut adalah 612 jiwa/km2, 2.579
jiwa/km2, dan 1.678 jiwa/km2.
Pertumbuhan perekonomian di Kota Bontang juga mempengaruhi
jumlah volume sampah yang ada, terdapat sebanyak 18 lapangan
usaha produk domestik regional bruto yang berkembang yaitu dengan
rata-rata laju pertumbuhan yang cukup tinggi pada angka 1,7%.
Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan timbulan sampah di kota
bontang melonjak dan mengakibatkan TPA yang ada menjadi overload.
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan
sampah di Kota Bontang, diperlukan upaya yang lebih komprehensif
dan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait
lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan infrastruktur
pengelolaan sampah, peningkatan kesadaran masyarakat, penegakan
hukum yang lebih tegas, peningkatan koordinasi antarlembaga, dan
pengembangan teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Untuk mengatasi masalah pendanaan pengelolaan sampah,
diperlukan pendekatan yang lebih inovatif dan ramah lingkungan,
seperti pengurangan sampah sejak dari sumbernya, pembenahan pada
lembaga pengelolaan sampah, dan upaya terobosan teknologi yang
inovatif dan ramah lingkungan.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pengelolaan sampah adalah melalui sosialisasi dan edukasi mengenai
pentingnya pemilahan sampah, penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse,
Recycle), serta pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang
bertanggung jawab. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam program
pengelolaan sampah, seperti melalui lembaga bank sampah, juga dapat
membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Keterlibatan masyarakat dalam menegakkan peraturan terkait
sampah yang ada juga dapat dilakukan dengan memberikan
keuntungan pada masyarakat yang melaporkan terkait dengan
masyarakat lain yang melanggar peraturan yang ada, dengan
memberikan persenan denda terhadap masyarakat yang melaporakan,
hal ini dapat efektif dilakukan dalam menegakkan hukum tentang
sampah.