METODOLOGI E
E.1. Apresiasi Konsultan Terhadap Penyusunan Dokumen
Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan
Qur’an Centre
PENAWARAN TEKNIS 1
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
budaya, serta khusus. Di bawah ini merupakan penjelasan lengkap
dari masing-masing fungsi bangunan tersebut :
1. Fungsi Hunian
Pembuatan bangunan rumah tinggal bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan papan atau tempat tinggal. Oleh karena
itu, pembuatan bangunan ini harus memperhatikan faktor
keamanan dan kenyamannya. Contoh-contoh bangunan rumah
tinggal antara lain rumah, perumahan, rumah susun, apartemen,
mess, kontrakan, kos-kosan, asrama.
2. Fungsi Usaha
Bangunan dengan fungsi sebagai usaha didirikan untuk
mendukung aktifitas komersial meliputi jual, beli, dan sewa.
Bangunan komersial ditujukan untuk keperluan bisnis sehingga
faktor lokasi yang strategis memegang peranan penting bagi
kesuksesan bangunan tersebut. Contoh-contoh bangunan
komersial diantaranya pasar, supermarket, mall, retail,
pertokoan, dan kompleks kios.
4. Fungsi Keagamaan
Masjid, gereja, kelenteng, pura, dan vihara ialah contoh-
contoh dari bangunan fasilitas peribadatan. Semua bangunan ini
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan batin manusia sebagai
makhluk yang memiliki Tuhan. Bangunan peribadatan
biasanya digunakan sebagai tempat beribadah dan upacara
keagamaan.
PENAWARAN TEKNIS 2
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
5. Fungsi Khusus
Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan
yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau
yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di
sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi yang
meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang
ditetapkan oleh Menteri.
PENAWARAN TEKNIS 3
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
selama masa penggunaan bangunan tersebut sehingga biaya
perbaikan yang digunakan dapat ditekan sekecil-kecilnya.
PENAWARAN TEKNIS 4
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
a. Untuk memperpanjang usia bangunan
b. Untuk menjamin ketersediaan perlengkapan yang ada dan
juga mendapatkan keuntungan dari investasi yang maksimal.
c. Untuk menjamin keselamatan manusia yang menggunakan
bangunan tersebut.
d. Operasional dari setiap peralatan atau perlengkapan dalam
menghadapi situasi darurat seperti kebakaran.
PENAWARAN TEKNIS 5
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
2. Pemeliharaan Periodik
Merupakan pemeliharaan terencana untuk komponen yang
masih digunakan, Pemeliharaan ini dilakukan untuk
komponen-komponen yang mempunyai teknik
pemeliharaan dan keahlian khusus, seperti pembersihan
dan pergantian saluran AC, pemeriksaan pada sistem
keamanan terhadap kebakaran dan lain-lain.
3. Pemeliharaan Jangka Panjang
Pemeliharaan ini dalakuakan untuk memperpanjang usia
ekonomis suatu komponen dengan melakukan penggantian
elemen dari komponen tersebut. Contoh : Penggantian kabel
lift yang dilaksanakan 10-15 tahun.
4. Pemeliharaan Struktur Bangunan
Pemeliharaan ini dilakukan untuk mempertahankan suatu
bangunan dari struktur bangunan. Contoh : memperbaiki
korosi yang terjadi pada permukaan beton bertulang.
5. Pemeliharaan Darurat
Pemeliharaan ini lakukan apabila terjadi kerusakan pada
komponen yang tidak diperkirakan sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi sistem kerja komponen
tersebut.Contoh : Kerusakan sistem elektrikal akibat
sambaran petir.
PENAWARAN TEKNIS 6
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan
Bangunan Gedung disajikan dalam Tabel dibawah ini :
PENAWARAN TEKNIS 7
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
gedung. Pemilik gedung harus berkomitmen tinggi dalam
merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan gedung. Tahap
selanjutnya adalah menyusun kerangka pikir tentang program
pemeliharaan, rancangan program pemeliharaan dan rancangan
program pemeliharaan. Pada tahap ini terjadi pemilihan konsentrasi
pemeliharaan yang akan dilaksanakan, tentunya disesuaikan
dengan fokus peruntukan bangunan. Selanjutnya adalah menerapkan
program yang telah disepakati. Melakukan evaluasi dan monitoring
terhadap program pemeliharaan dilakukan guna mendapatkan
tingkat efektifitas dan efisiensi, dilanjutkan dengan pembuatan
laporan mengenai performa bangunan dan fasilitasnya setiap periode
waktu tertentu. Data mengenai fasilitas yang berada pada bangunan
juga harus ada catatannya, sehingga umur komponen dapat
diprediksi dengan baik. Data ini dapat digunakan untuk prediksi
biaya yang dibutuhkan di tahun-tahun yang akan datang.
PENAWARAN TEKNIS 8
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
1.9 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Upaya yang dilakukan dalam hal pengelolaandan pemantauan
lingkungan hidup oleh penanggung jawab kegiatan dan/ atau
usahayang tidak diwajibkan melakukan AMDAL (Keputusan
Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Upaya PengelolaanLingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).UKL-UPL merupakansuatu
perangkat pengelola lingkungan hidup untuk
pengembaliankeputusan dan dasar untuk menertibkan izin untuk
melakukan kegiatan dan/ atau usaha.Kegiatan atau usaha yang tidak
diwajibkan untuk menyusun AMDALtetap harusmelakukan upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan.Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan/
usaha yang tidak diwajibkanmenyusun AMDAL dan dampak
kegiatan tergolong mudah untuk dikelola denganmemanfaatkan
teknologi yang tersedia. Apalagi itu terlihat jelas dari Undang-
undang Nomor 24 tahun 1992 (BN No. 5326 hal 5B-10B dst) tentang
Penataan Ruang danUndang-undang Nomor 23 Tahun 1997 (BN
No. 6066 hal 14 B-20B dst) tentangPengelolaan Lingkungan Hidup.
Jika kita perhatikan kembali bahwa setiap manusiamembutuhkan
tempat yang mana tempat itu yang menjadi suatu kebutuhan yang
manaitu primer ataupun sekunder. Dapat dilihat dari UURI No. 28
tahun 2002 tentangBangunan Gedung. Ada juga peraturan RI No.
35 tahun 2005 tentang BangunanGedung.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 2012 Bab 1
Pasal 2 ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap Usaha dan/atau
Kegiatan yang wajib memilikiAMDAL atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan”.
PENAWARAN TEKNIS 9
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
dengan luas lahan minimal 5hektar dan luas bangunannya sendiri
minimal 10 ribu meter persegi. Hal ini diperkuat dalam lampiran I
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012
tentangKegiatan Usaha Yang Wajib Amdal. Sedangkan, bangunan
gedung yang memiliki luasantara 2000 sampai 9999 meter persegi,
wajib memiliki izin Upaya PengelolaanLingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Selanjutnya untuk luas
bangunan gedung dari 1 hingga 1999 meter persegi hanya perlu
mengurus izin SuratPernyataan Pengolahan Lingkungan (SPPL).
SPPL adalah kesanggupan dokumen yangmenyatakan kesanggupan
agar tidak membuang sampah sembarangan. Dari keterangandi atas,
setidaknya bisa disimpulkan bahwa bangunan gedung yang memiliki
luasminimal 2000 meter persegi wajib memiliki izin lingkungan.
Sedang yang kurang dari2000 meter persegi hanya membuat
dokumen SPPL saja.
PENAWARAN TEKNIS 10
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
1.9.1 Pengertian UKL dan UPL
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang
dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib
melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup). Kegiatan yang tidak wajib AMDAL tetap
harus melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauan lingkungan hidup. Kewajiban UKL-UPL
diberlakukan bagi kegiatan yang tidak mewajibkan menyusun
AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi
yang tersedia.
PENAWARAN TEKNIS 11
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
beberapa hal. Berikut ini Isi formulir proses dan prosedur UKL-
UPL :
Identitas pemrakarsa
Rencana Kegiatan dan/ atau usaha
Dampak Lingkungan yang akan terjadi
Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Tanda tangan dan cap
PENAWARAN TEKNIS 12
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
Berpedoman pada peraturan pemerintah yang telah disebutkan,
maka untuk memperoleh izin lingkungan ada tiga tahapan yang
harus dilalui.
PENAWARAN TEKNIS 13
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 14
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 15
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 16
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 17
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 18
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 19
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 20
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 21
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 22
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 23
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 24
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 25
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 26
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
PENAWARAN TEKNIS 27
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN DAN PERSETJUAN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN QUR’AN CENTRE
1.10Gambaran Umum Kota Pekanbaru
Kota Pekanbaru mempunyai Visi yang dirumuskan oleh aparat penyelenggara
pemerintah kota Pekanbaru menuju tahun 2020 yaitu “Terwujudnya Kota
Pekanbaru Pusat Perdagangan dan Jasa, Pendidikan serta Pusat Kebudayaan
Melayu, Menuju Masyarakat yang Sejahtera yang Berlandaskan Iman dan
Taqwa”1
Secara geografi letak kota Pekanbaru secara kordinat 1010 14’ - 1010 34’ bujur
timur dan 00 25’ - 00 45’ lintang utara. Pekanbaru memiliki posisi strategis karena
berada di jalur lintas timur sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti
medan, Padang, Jambi. Posisi kota Pekanbaru bias di katakana terletak di
tengah-tengah wilayah provinsi Riau, yang membuatnya menjadi strategis
untuk dijadikan ibu kota provinsi. Adapun batas admintrasi adalah sebagai
berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Siak dan Kabupaten
Kampar
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten
Pelalawan
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten siak dan Kabupaten
Pelalawan
Kota Pekanbaru dibelah oleh sungai besar yaitu sungai siak yang mengalir dari
barat ketimur,sungai siak ini memiliki beberapa anak sungai yaitu : Sungai
Umban Sari, Air hitam, Siban, Setukul, Pengambang, Ukui, Sago, Senapelan,
Limau, Tampan dan Sungai Sail. Sungai siak juga sebagai perhubungan lalu
lintas perekonomian rakyat pedalaman ke kota serta dari daerah lainnya.
PENAWARAN TEKNIS 28
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
38,6 sampai 435,0 mm / Tahun. Sedangkan kelembapan udara maksimum 96%
sampai 100%, kelembapan minimum 46% sampai 62%.
Pekanbaru terdiri dari 12 kecamatan dan 58 kelurahan dengan luas 632.32 km2.
Luas wilayah perkecamatan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel. 2.2
Luas Wilayah Pekanbaru PerKecamatan
No. KECAMATAN LUAS (Km2) Persentase (%)
PENAWARAN TEKNIS 29
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
8 Payung Sekaki 43.24 6.84
1.11Inovasi Konsultan
A. Pembuatan RMK (Rencana Mutu Kontrak)
Sehubungan dengan konsultan sudah mempunyai ISO 9001:2000, maka untuk
mengendalikan jalannya pekerjaan konsultan akan membuat RMK (Rencana
Mutu Kontrak). Dokumen RMK ini nantinya akan memuat semua rencana kerja,
jadwal kerja, dan penugasan kerabat kerja. Dokumen pengendali kegiatan ini
menjadi pegangan bagi ketua tim teknis dan manajer proyek untuk memantau
kesuaian jalannya pekerjaan. Lebih jelasnya dokumen ini memuat tentang :
- Kebijakan mutu dan sasaran mutu
- Informasi proyek, memuat nama proyek, pemilik, penyedia jasa, pengawas,
lokasi proyek, sumber dana dan masa pelaksana
- Penjelasan lingkup proyek : memuat persiapan survey lapangan, pengumpulan
data, melakukan tinjauan pustaka, deskripsi, dan gambaran umum wilayah
studi.
- Struktur organisasi proyek
- Tugas dan tanggung jawab kerabat kerja
- Metode kerja
- Jadual pelaksanaan, tenaga kerja, dan pelaporan.
PENAWARAN TEKNIS 30
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
B. Pelibatan Tim Pakar
Didalam mekanisme kerja profesional Konsultan selalu dikembangkan 2 (dua)
kelompok kerja :
- Task Force Konsultan, dan
- Experts group for Konsultan, yang beranggotakan tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman dan bejkerja secara full time dan bertanggung jawab atas
terselesaikannya kegiatan ini. Tim ini tersusun atas tenaga ahli yang
dipersyaratkan oleh Kerangka Acuan Kerja.
Tim pakar konsultan ini beranggotakan akademisi maupun praktisi senior yang
berpengalaman dalam Penyusunan Dokumen Lingkungan dan Persetujuan
Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre , yang akan memberikan masukan
sesuai dengan tahapan-tahapan penting analisa dalam wadah ”forum konsultatif
konsultan”.
E.2. Umum
Pada bab ini, Konsultan menyusun pendekatan, metodologi dan program kerja
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan oleh Pemberi Tugas.
PENAWARAN TEKNIS 31
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Secara spesifik dapat disimpulkan bahwa yang menjadi menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan ini diantaranya adalah:
1. Kerangka Acuan Kerja kegiatan Penyusunan Dokumen Lingkungan dan
Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre di lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman, Dan
Pertanahan Provinsi Riau beserta Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).
2. Literatur peraturan perundang-undangan terkait mengenai Penyusunan
Dokumen Lingkungan, Tugas Pokok dan Fungsi lembaga di Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman, Dan
Pertanahan Provinsi Riau, Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa,
Penyelenggaraan Pemeritah Daerah dan Otonomi
3. Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Menurut Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup RI.
E.3. Pendekatan
Pekerjaan Penyusunan Dokumen Lingkungan dan Persetujuan Lingkungan
Pembangunan Qur’an Centre akan disusun dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Keragaman dampak besar dan penting lingkungan yang diperkirakan akan
timbul akibat kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Desa
Noa Nea Kab. Maluku Tengah, Prov. Maluku akan dipandang sebagai satu
kesatuan analisis, dimana keterkaitan antara komponen lingkungan akan
dijalin dalam kesatuan yang tidak terpisahkan.
2. Sumber penyebab dampak besar dan penting dipandang sebagai suatu bagian
dari suatu proses kegiatan yang berangkai, yang terdiri dari kegiatan
persiapan (pembebasan lahan), pematangan lahan, konstruksi, dan operasi
sarana dan prasarana.
PENAWARAN TEKNIS 32
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
3. Dampak lingkungan yang terjadi tidak hanya diakibatkan oleh kegiatan
Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku, tetapi dapat pula disebabkan
oleh kegiatan lain disekitar lokasi.
4. Dalam menentukan lokasi pengambilan contoh akan dipertimbangkan pola
persebaran dan karakteristik dampak lingkungan setempat.
Sistem pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilaksanakan dalam proyek ini
haruslah merupakan suatu tindakan terpadu yang ditujukan untuk menangani
dampak proyek terhadap lingkungan dan juga sebaliknya menangani kondisi
lingkungan saat ini yang kurang mendukung untuk kegiatan proyek. Tindakan
pengelolaan lingkungan tersebut merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan
lingkungan hidup.
Wujud dari usaha pengelolaan lingkungan yang terpadu (holistic) tersebut salah
satunya adalah dalam menentukan tindakan atau teknologi yang tepat dan efektif
untuk diterapkan, yang pilihannya dapat dilakukan dengan mengenali metoda
atau teknologi yang tersedia serta mempertimbangkan kelemahan dan keunggulan
atas penerapan – penerapan metoda atau teknologi tersebut.
PENAWARAN TEKNIS 33
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Berbagai perangkat teknologi yang akan dipakai dalam upaya mengelola
lingkungan hidup di lokasi pembangunan sarana dan prasarana air baku harus
mempunyai karakteristik :
Perangkat Preventif, Upaya pengelolaan lingkungan yang didasarkan atas
pencegahan sedini mungkin (early warning system) timbulnya dampak,
dengan mengindentifikasi dan mengenali secara dini kemungkinan dampak
yang akan timbul, sehingga pencegahan dan penanggulangannya dapat segera
dipersiapkan.
PENAWARAN TEKNIS 34
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
3.1 PENDEKATAN DASAR HUKUM PERATURAN DAN KEBIJAKAN
Peraturan Perundangan
Peraturan dan perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan dan/atau kegiatan
serta studi Penyusunan Dokumen Lingkungan dan Persetujuan Lingkungan
Pembangunan Qur’an Centre, antara lain :
A. Undang-undang
a. Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945;
b. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;
c. Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
d. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
e. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
B. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 beserta perubahannya
Nomor. 14 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
c. Peraturan Pemerintah RI No. 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
d. Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
e. Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
PENAWARAN TEKNIS 35
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
C. Peraturan Presiden
a. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 beserta Perubahannya Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
D. Peraturan Menteri
a. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 4 Tahun
2021 Tentang Daftar Usaha da/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
AMDAL, UKL- UPL atau SPPL;
b. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 5 Tahun
2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat
Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan;
c. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 6 Tahun
2021 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No. 11 Tahun
2021 tentang Baku Mutu Emisi Mesin Dengan Pembakaran Dalam;
e. Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor
19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
PENAWARAN TEKNIS 36
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
E. Keputusan Menteri
a. Keputusa Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
Nomor 897/PRT/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa
Konsultansi Konstruksi.
PENAWARAN TEKNIS 37
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Kebijakan Penyusunan Dokumen Lingkungan
Mengacu pada ketentuan Pasal 6 dan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan tentang kewajiban menyusun dokumen
lingkungan maka setiap kegiatan dan atau usaha harus menyusun dokumen
lingkungan. Penyusunan dokumen lingkungan mengacu pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup.
Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Berdasarkan
Dokumen Lingkungan Hidup, terdiri atas: a. dokumen Amdal; b. formulir UKL-
UPL; dan c. SPPL.
PENAWARAN TEKNIS 38
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
6) Daftar Pustaka; dan
7) Lampiran.
PENAWARAN TEKNIS 39
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
berlandaskan pada interaksi sosial dan bantuan peran pemerintah. Adapun
pendekatan sosial ekonomi yang akan dilakukan antara lain :
1. Sosialisasi kepada masyarakat lokal tentang rencana proyek yang dilaksanakan.
Kegiatan ini sudah dilakukan pada tahap pra konstruksi.
2. Bekerja sama dengan pihak BPN, dinas/ instansi terkait dalam melakukan
sertifikasi dan aspek legal status lahan.
3. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam setiap program pembangunan yang
akan dilakukan di dalam proyek, sehingga masyarakat merasa terlibat dan
mengerti akan tujuan program pembangunan tersebut.
4. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan upaya pengelolaan karena baik buruknya
lingkungan di daerah tersebut merekalah yang merasakan.
PENAWARAN TEKNIS 40
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
2.5 PENDEKATAN PENENTUAN JENIS DOKUMEN LINGKUNGAN
Dalam melakukan usaha ataupun kegiatan Penyusunan Dokumen Lingkungan
dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre, terdapat peraturan
perundang- undangan yang harus dipatuhi. Dalam konteks peraturan lingkungan
hidup, terdapat beberapa jenis dokumen yang harus dibuat oleh pelaku usaha
dan/atau kegiatan. Inti tujuan dokumen lingkungan adalah untuk memberikan
perlindungan terhadap lingkungan dari dampak yang ditimbulkan oleh usaha
dan/atau kegiatan yang dilakukan.
PENAWARAN TEKNIS 41
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Gambar 1. Skema Penapisan Dokumen Lingkungan
b) Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana
PENAWARAN TEKNIS 42
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara) dimana
proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan
akan mengalami perubahan mendasar.
c) Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang disekitar rencana kegiatan yang merupakan
tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung
norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan
struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok
masyarakat yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar
akibat adanya rencana kegiatan. Batas sosial ini ditentukan dengan
memperhitungkan penduduk dalam wilayah mana saja yang
diprakirakan akan terkena dampak baik dari aspek fisik, ekonomi
maupun dari aspek sosial budayanya, sehingga dengan berdasarkan
pertimbangan tersebut dapat ditentukan batas sosial dari wilayah studi
yang akan dikaji. Penentuan batas sosial ini tetap mengacu/tidak bisa
terlepas dari batas administratif dimana penduduk yang diprakirakan
akan terkena dampak itu tinggal.
d) Batas Administratif
Batas administrasi adalah ruang dimana kegiatan Penyusunan
Dokumen Lingkungan dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan
Qur’an Centre dan masyarakat melakukan kegiatan sosial ekonomi
dan sosial budaya atas dasar uraian batas proyek, batas ekologis, batas
sosial.
PENAWARAN TEKNIS 43
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
diperoleh dari komponen tersebut. Data yang diperoleh baik berupa data
primer maupun data sekunder adalah merupakan gambaran kondisi
lingkungan yang ada saat ini disekitar kegiatan di daerah dimana kegiatan
tersebut akan berlangsung. Berdasarkan atas interaksi antara kondisi
lingkungan dimana proyek tersebut akan berlangsung dan komponen-
komponen kegiatan dapat dilakukan prakiraan dampak yang akan terjadi
serta cara-cara penanganan dampak tersebut. Penanganan terhadap
dampak yang terjadi dilakukan melalui pendekatan studi Penyusunan
Dokumen Lingkungan.
Isu pokok berguna untuk menuntun dan mengarahkan pola kajian dan
penelitian, sehingga studi Penyusunan Dokumen Lingkungan dapat terfokus
PENAWARAN TEKNIS 44
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
pada dampak penting.
Tahap selanjutnya dilakukan pemilihan komponen kegiatan dan
komponen lingkungan yang akan ditelaah, lingkup wilayah studi, serta
metode studi. Berdasarkan keempat komponen tersebut, diharapkan objek
dan metode studi mejadi lebih terarah. Penelitian lapangan dilakukan untuk
mendukung kajian dan analisis lebih cermat. Dari data ini dilakukan
identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak, yang berguna untuk
mendapatkan masukan dampak-dampak mana yang perlu dikelola sehingga
sasaran akhir berupa rencana pengelolaan dan pemantauan dampak dapat
dicapai. Untuk lebih jelasnya, pendekatan studi disajikan pada Gambar 2.
PENAWARAN TEKNIS 45
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Metode yang digunakan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan Penyusunan
Dokumen Lingkungan dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an
Centre ini meliputi : metode pengumpulan dan analisa data, metode prakiraan
dampak dan metode evaluasi dampak.
E.3. Metodologi
Kegiatan yang harus dilakukan oleh Konsultan dalam melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas adalah :
Melakukan pengumpulan data mengenai kegiatan/rencana kegiatan yang
telah dan akan dilakukan meliputi tahap pra konstruksi, konstruksi, pasca
konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
Tahap Pra Konstruksi
Dalam tahap pra konstruksi ini terdapat beberapa kegiatan, yaitu :
a. Penyiapan dan Pematokan Lahan
Kegiatan penyiapan dan pematokan lahan merupakan salah satu
kegiatan awal tahap para konstruksi yang dilakukan menyesuaikan
gambar rencana dengan lahan actual. Lahan yang telah sesuai
dilakukan pembersihan lokasi, galian dan perataan tanah kemudian
dilakukan pemasangan bouwplang dan pematokan untuk menentukan
kedudukan dan peil bangunan. Peil bangunan adalah pengaturan
ketinggian minimal lantai bangunan yang ditentukan berdasarkan
lokasi bangunan tersebut yang bertujuan untuk mencegah air banjir
meluap dan masuk ke dalam bangunan jika lantai terlalu rendah.
Penyiapan dan pematangan lahan ini akan menyebabkan dampak
berupa perubahan sikap dan presepsi masyarakat.
b. Perencanaan Teknis
Perencanaan teknis dilaksanakan untuk menyusun DED (Detail
Engineering Desain) Pembangunan Qur’an Centre. Selain itu dalam
PENAWARAN TEKNIS 46
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
perencanana teknis juga dilaksanakan sosialisasi ke masyarakat dan
koordinasi dengan instansti terkait. Sosialisasi dilaksanakan untuk
memberikan informasi dan penjelasan tentang akan dilaksanakan
pembangunan Qur’an Centre. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan
dengan wawancara, diskusi, dan presentasi. Dari kegiatan sosialisasi
tersebut dapat menampung dan menerima masukan, keluhan atau
keberatan dari masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan
Qur’an Centre. Koordinasi dengan instansi terkait yang dilaksanakan
bertujuan untuk menampung saran dan masukan sehingga
pembangunan dapat sesuai dengan RPJMD Provinsi Riau Kota
Pekanbaru.
d. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi merupakan kegiatan wajib yang menjadi
bagian dari kegiatan penyusunan Penyusunan Dokumen
Lingkungan dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an
Centre dalam Rangka Mitigasi Bencana. Kegiatan sosialisai
dilakukan kepada masyarakat untuk memberikan informasi terkait
adanya rencana pembangunan sarana dan prasarana air baku.
PENAWARAN TEKNIS 47
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Dalam kegiatan sosialisasi ini sekaligus untuk menjaring informasi
mengenai persepsi masyarakat terkait rencana pembangunan dan
untuk memperoleh persetujuan masyarakat terhadap rencana
pembangunan tersebut.
Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi ada 4 kegiatan didalamnya, yaitu :
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
Mobilisasi tenaga kerja merupakan kegiatan penting pada tahap
konstruksi.
Tenaga kerja konstruksi digunakan pada saat pelaksanaan
pembangunan fisik, baik itu untuk pematangan lahan serta pekerjaan
konstruksi sipil dan lainnya terhadap bangunan maupun pembuatan
sarana/ prasarana penunjang. Perekrutan tenaga kerja disesuaikan
dengan kebutuhan pada tahap konstruksi. Sistem rekrutmen tenaga
kerja yang digunakan adalah wewenang dari perusahaan kontraktor
yang melibatkan Kepala Desa. Tenaga kerja pada tahap konstruksi
melibatkan tenaga lokal yang berada di sekitar lokasi kegiatan
pembangunan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan yang
berjumlah sebanyak 38 orang dengan posisi sebagai mandor, kepala
tukang, operator, pekerja. Masyarakat setempat dilibatkan pada saat
pemasangan batu dalam pembangunan sarana dan prasarana air
baku, setelah itu masyarakat sekitar hanya sebagai pemantau saja.
Jam kerja untuk kegiatan pembangunan talud pengaman pantai ini,
jam 08.00 – 17.00 WITA.
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja pembangunan sarana dan prasarana
air baku ini akan menimbulkan dampak berupa peningkatan
kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan.
PENAWARAN TEKNIS 48
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
b. Mobilisasi Peralatan dan Material
Mobilisasi peralatan dan material menimbulkan dampak kurang
penting karena intensitasnya kecil dan proyek tidak membutuhkan
peralatan besar. Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air baku
membutuhkan peralatan berupa excavator, bulldozer dan dump truk
untuk pengangkutan material dan peralatan pertukangan lainnya.
Pengambilan dan pengangkutan material yang dibutuhkan, seperti :
tanah, pasir, batu, semen, besi dan sebagainya akan dilaksanakan oleh
pemasok material berdasarkan kesepakatan dengan pelaksana
pekerjaan. Pengangkutan material untuk kebutuhan proyek akan
dilakukan melalui prasarana jalan umum, dengan mempertimbangkan
kelancaran arus lalu lintas, keselamatan pemakaian jalan lainnya serta
tidak merusak/mengotori prasarana jalan tersebut.
Kegiatan mobilisasi material dan peralatan ini diprakirakan akan
menyebabkan terjadinya kerusakan badan jalan akibat aktivitas
kendaraan pengangkut material, penurunan kualitas udara,
kebisingan, perubahan sikap dan presepsi serta gangguan kesehatan
masyarakat.
PENAWARAN TEKNIS 49
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
lainnya.
PENAWARAN TEKNIS 50
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
e. Demobilisasi Tenaga Kerja
Seiring dengan selesainya tahap konstruksi, peralatan kerja secara
bertahap dikembalikan dan/ atau dipindahkan dari lokasi proyek.
Termasuk tenaga kerja konstruksi yang keahliannya sudah tidak
diperlukan, kontrak kerja segera diselesaikan dan tidak diperpanjang
lagi. Kegiatan demobilitas tenaga kerja konstruksi dilakukan untuk
memulangkan tenaga kerja yang berasal dari sekitar lokasi proyek
maupun dari luar daerah setelah selesainya kegiatan konstruksi.
Kegiatan pemutusan hubungan kerja terhadap tenaga kerja
konstruksi ini diprakirakan akan berdampak terhadap bertambahnya
tingkat pengangguran. Setelah seluruh kegiatan konstruksi selesai
maka akan dilakukan kegiatan demobilisasi alat yang dilakukan oleh
kontraktor pelaksana transportasi alat berat tersebut dari dalam
lokasi proyek. Pemindahan peralatan ini diharapkan tidak akan
menggangu aktivitas di sepanjang jalan yang akan dilalui oleh
peralatan misalnya pemindahan dilakukan di luar jam sibuk atau
pada malam hari. Selain itu pemindahan peralatan dapat
dilakukan secara berkala dengan bergantian setiap selesainya
tahapan pekerjaan ketika peralatan sudah tidak digunakan untuk
menghindari pemindahan secara bersama-sama sehingga tidak
akan berdampak terhadap kegiatan lalu lintas masyarakat.
PENAWARAN TEKNIS 51
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
masyarakat.
Pasca Konstruksi
a. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Kegiatan ini meliputi pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala
serta perbaikan bangunan sarana dan prasarana air baku beserta
fasilitas pendukungnya. Kegiatan ini termasuk didalamnya adalah
pemeliharaan seluruh bagian bangunan sarana dan prasarana air baku
yang ada dilokasi tersebut. Bangunan sarana dan prasarana air baku
serta bangunan-bangunan pelengkapnya diharapkan dapat berfungsi
dengan baik dan tahan lama, sehingga diperlukan adanya
pemeliharaan.
PENAWARAN TEKNIS 52
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Kegiatan pemeliharaan dapat berupa kegiatan yang bersifat rutin yang
pada umumnya merupakan pekerjaan-pekerjaan yang ringan dan
kegiatan-kegiatan yang bersifat memperbaiki kerusakan-kerusakan
yang timbul untuk dikembalikan pada kondisi semula (pekerjaan
rehabilitasi).
PENAWARAN TEKNIS 53
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
d. Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar
wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan.
e. Pola iklim mikro, pola penyebaran bahan pencemar udara
secara umum maupun pada kondisi cuaca terburuk.
f. Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta
periode kejadiannya.
g. Kajian mengenai iklim dilengkapi dengan analisis spasial
peta-peta yang terkait dengan kondisi iklim di wilayah rencana
usaha dan/atau kegiatan dan sekitarnya.
Pengumpulan Data
Komponen iklim yang akan dikaji melalui data sekunder adalah
tipe iklim, suhu udara, curah hujan, kelembaban, kecepatan
angin dan arah angin. Sumber data sekunder berasal dari Badan
Meteorologi dan geofisika setempat.
Analisis Data
Parameter-parameter iklim seperti curah hujan, temperatur
udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin kemudian
dikaji dan dianalisis untuk menentukan tipe iklim. Penentuan
tipe iklim di wilayah studi dan sekitarnya mengacu pada
PENAWARAN TEKNIS 54
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
pembagian iklim menurut Schmidt dan Ferguson. Penentuan
jenis iklim tersebut berdasarkan nilai Q (Quotient) yang
perhitungannya :
Dimana :
Q= k/b
Lokasi
Lokasi pengumpulan data iklim yaitu untuk wilayah di lokasi
dan sekitar lokasi kegiatan yang termasuk kedalam wilayah studi.
PENAWARAN TEKNIS 55
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
2. Fisiografi
a. Topografi bentuk lahan (morfologi), struktur geologi dan
jenis tanah.
b. Indikator lingkungan yang berhubungan dengan stabilitas
geologis dan stabilitas tanah, terutama ditekankan bila
terdapat gejala ketidakstabilan, dan harus diuraikan dengan
jelas dan seksama (misal: longsor tanah, gempa, sesar,
kegiatan-kegiatan vulkanis, dan sebagainya.
c. Keunikan, keistimewaan, kerawanan bentuk lahan dan
batuan secara geologis.
d. Kajian mengenai fisiografi dilengkapi dengan analisis
spasial peta-peta yang terkait dengan kondisi fisiografi
di wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan dan
sekitarnya.
A. Tanah
Pengumpulan Data
Data batuan dan tanah didapatkan dari interprestasi data
sekunder mengenai batuan dan tanah berdasarkan peta geologi
yang dikeluarkan oleh Pusat Survey Geologi yang diamati
langsung di lapangan dengan metode observasi pada batuan dan
tanah penyusun daratan.
Analisis Data
Singkapan batuan dan tanah diamati untuk diklasifikasikan
jenisnya guna dianalisis lebih lanjut sifat batuan dan tanah,
terutama secara visual. Warna, ukuran butir, porositas, jenis
fragmen batuan dan hubungannya antar lapisan batuan dan
tanah diamati untuk dijadikan data guna analisis geologi.
PENAWARAN TEKNIS 56
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Lokasi
Lokasi pengumpulan data batuan dan tanah yaitu untuk
wilayah di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan yang termasuk
kedalam wilayah studi.
Analisis Data
Untuk menduga tingkat kepekaan tanah terhadap erosi
digunakan pendekatan indeks erodibilitas tanah (K) (Dangler
dan El-Swaify, 1976 dalam Hardjowigeno, 1994) dan jenis tanah
(Hardjowigeno, 1994). Sedangkan untuk menduga tingkat
erosi tanah secara keseluruhan digunakan metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) dari Weischmeier dan Smith (1978)
dengan formula sebagai berikut :
A= R.K.L.S.C.P
PENAWARAN TEKNIS 57
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Dimana:
A = dugaan jumlah tanah yang tererosi
(ton/ha/tahun)
R = indeks erosivitas hujan
K = indeks erodibilitas tanah
L = faktor panjang lereng
S = faktor kemiringan (slope) lereng
C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanah
P = faktor tindakan khusus konservasi tanah.
Dimana :
PENAWARAN TEKNIS 58
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
bersamaan dengan pengumpulan data iklim. Indeks erodibilitas
tanah (K) dihitung menurut rumus Weischmeier dan Smith (1978) :
Dimana :
M = (% debu + % pasir sangat halus) (100 - liat)
(debu = 0,002-0,03 mm, liat < 0,002 mm; pasir sangat halus =
0,03 - 0,1 mm)
a = % bahan organik
b = kode struktur tanah
1 = granular sangat halus
2 = granular halus
3 = granular
c = kode permeabilitas
1 = cepat
2 = sedang - cepat
3 = sedang
4 = lambang - sedang
3 = lambat
6 = sangat lambat
Dimana :
LS = nilai panjang dan kemiringan lereng
L = panjang lereng (m) dan s = kemiringan lereng (%)
PENAWARAN TEKNIS 59
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Nilai indeks penutupan lahan (vegetasi) (C) diperoleh dari
Hammer (1980) dan Wischmeier dan Smith (1978),
sedangkan indeks pengelolaan (konservasi) lahan (P) diperoleh
dari Hammer (1980). Nilai-nilai faktor C untuk vegetasi alang-
alang dianggap sama dengan 0,36 dan faktor pengelolaan lahan
(P) untuk tanpa pengelolaan (nihil) dinilai sama dengan 1.
Kelas Erosi
I II III IV V
Solum Tanah (cm)
Erosi (ton/ha/tahun)
< 13 13 - 60 60 - 180 180 - 480 > 480
SR R S B SB
Dalam (> 90 cm)
(0) (I) (II) (III) (IV)
R S B SB SB
Sedang (60-90 cm)
(I) (II) (III) (IV) (IV)
S B SB SB SB
Dangkal (30 - 60 cm)
(II) (III) (IV) (IV) (IV)
B SB SB SB SB
Sangat Dangkal (< 30 cm)
(III) (IV) (IV) (IV) (IV)
Sumber : Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan (1983)
Keterangan : SR = Sangat Ringan, R = Ringan, S = Sedang, B = Berat, SB = Sangat Berat
PENAWARAN TEKNIS 60
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
Data jumlah tanah yang tererosi (ton/ha/tahun) diinterpretasikan
ke dalam indeks bahaya erosi (IBE, erosion hazard index) dengan
cara berikut.:
dimana :
Qs = beban sedimen (ton/hari)
Lokasi
Lokasi pengamatan erosi dan sedimentasi yaitu pada lokasi
kegiatan yang termasuk ke dalam wilayah studi.
3. Hidrologi
a. Karakteristik fisik sungai, pantai, danau/waduk, rawa,
(rawa pasang surut, rawa air tawar),
b. Rata-rata debit dekade, bulanan, tahunan,
c. Kadar sedimentasi (lumpur) dan tingkat erosi,
PENAWARAN TEKNIS 61
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
d. Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah e.
Fluktuasi dan potensi air tanah (dangkal dan dalam),
e. Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk
keperluan domestik dan non domestik.
f. Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk
keperluan lainnya seperti pertanian, industri, dan lain-lain.
g. Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air mengacu pada
baku mutu dan parameter kualitas air yang terkait dengan
limbah yang akan keluar.
h. Kajian mengenai hidrologi dilengkapi dengan analisis spasial
peta-peta yang terkait dengan kondisi hidrologi di
wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan dan sekitarnya.
Air Permukaan
Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan pengamatan karakteristik
fisik sungai, pola drainase, debit air sungai dan tingkat
ketergantungan/ kebutuhan air sungai.
Analisis Data
Pengamatan karakteristik fisik sungai dan pola drainase
yang ada dilakukan dengan cara analisis Peta Topografi yang
dipadukan dengan hasil observasi di lapangan.
Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran debit air
sesaat sungai terdekat dengan Metoda Pengukuran Debit Sungai
dan Saluran Terbuka SK SNI M-17-1989-F Departemen
Pekerjaan Umum untuk data primer. Selain itu debit air didapat
dari data sekunder. Tujuan pengukuran debit sesaat ini adalah
untuk mendapatkan gambaran debit air saat studi. Pengukuran
PENAWARAN TEKNIS 62
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
debit dilakukan dengan cara mengukur kecepatan aliran
dengan peKabupaten Belu . Debit dihitung dengan rumus :
Q = Σ (A x V)
dimana :
Q = debit (m3/det)
A = luas bagian penampang basah (m2)
V = Kecepatan rata-rata pada tiap bagian penampang basah
(m/det) Kecepatan aliran dihitung dengan rumus :
1
V= R2/3 S1/2
n
Dimana :
V = Kecepatan aliran (m/det)
R = Jari-hari hidrolik (meter)
S = Kemiringan (m/m)
n = Faktor kekasaran Manning
PENAWARAN TEKNIS 63
Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre
mulvaney (seyhan, 1990, hlm 238), yaitu:
Dimana :
Q = Kenaikan air larian maksimum (m3/hari-
hujan)
Cr = Koefisien air larian rata-rata sesudah
dibangun
Cp = Koefisien air larian sebelum dibangun
I = Intensitas curah hujan maksimum rata-rata
(m/hari-hujan) A = Luas daerah pengaliran
(m2)
Harga Cr adalah :
Dimana :
C1 = Koefisien air larian untuk bangunan
a = Luas bangunan
C2 = Koefisien air larian untuk jalan
b = Luas jalan dan seterusnya
Lokasi
Lokasi pengamatan dan pengukuran yaitu pada sungai yang
ada di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan sebagai badan air
penerima dari kegiatan yang termasuk ke dalam wilayah
studi.
PENAWARAN TEKNIS 64
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Kuantitas Air Tanah
Pengumpulan Data
Analisis Data
Data yang diperoleh dituangkan pada peta tematik,
dianalisis dan ditampilkan (overlay), untuk mendapatkan
analisis secara akurat dan cukup lengkap.
Lokasi
Lokasi pengambilan data sekunder di Direktorat
Geologi dan Tata Lingkungan di Bandung berupa peta
hidrogeologi yang sebarannya yang tersingkap pada tapak
proyek dan sekitarnya yaitu pada lokasi dan sekitarnya yang
termasuk ke dalam wilayah studi.
PENAWARAN TEKNIS 65
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Pengambilan sampel air tanah dilakukan pada sumur penduduk
di pemukiman penduduk terdekat dengan proyek sebanyak 3
(tiga) lokasi sampel.
Analisis Data
Untuk mengetahui kondisi kualias air tanah, maka hasil analisis
laboratorium sampel air tanah dibandingkan dengan baku
mutu menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat- syarat dan
Pengawasan Kualitas Air. Metode analisis kualitas air tanah
dilakukan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Metode Analisis Kualitas Air Tanah
Baku Metode/Peralatan
No Parameter Satuan Metode Acuan
Mutu Analisis
FISIKA
Tidak
1 Bau - Organoleptik Organoleptik
Berbau
2 Warna TCU 15 Kolorimetrik MP-F.A-Kekeruhan
1.500 SNI 06-2413-
3 Residu terlarut (TDS) mg/L Gravimetri
1991
SNI 06-2413-
4 Kekeruhan NTU 25 Nephelometrik
1991
5 Suhu 0C 0o C Termometer Organoleptik
SNI 06-2413-
KIMIA
1991
Spektofotometer,
1 Air Rakasa mg/L 0,001
Serapan Atom
Spektrofotometrik, SNI 06-6989.4-
2 Amoniak (NH3-N) mg/L
Nessler 2004
Spektofotometer,
3 Arsen (As) mg/L 0,05 SM 4500 - F D
Serapan Atom
Spektofotometer,
4 Besi (Fe) mg/L 1 SM 3111-C
Serapan Atom
Spektofotometer, SNI 06-6989.12-
5 Fluorida (F) mg/L 1,5
Serapan Atom 2004
Spektofotometer, SNI 06-6989.19-
6 Kadmium (Cd) mg/L 0,05
Serapan Atom 2004
7 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 Titrimetrik, EDTA SM 3500 - Cr B
8 Klorida (Cl- ) mg/L 600 Titrimetrik, Hg(NO3) 2 SM 3500 - Mn D
Spektofotometer,
9 Kromium (Cr6+ ) mg/L 0,05 SM 3500 - Hg C
Serapan Atom
Spektofotometer,
10 Mangan (Mn) mg/L 0.5 SM 4500 - NO3E
Serapan Atom
Spektrofotometrik, SNI 06-6989.9-
11 Nitrat (NO3-N) mg/L 10
Brusin 2004
Spektrofotometrik, SNI 06-6989.11-
12 Nitrit (NO2-N) mg/L 1
Sulfanilik 2004
Hach Methode
13 pH - 6.5 - 9 Ph Meter
8194
PENAWARAN TEKNIS 66
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Spektofotometer, SNI 06-6989.43-
14 Selenium (Se) mg/L 0,01
Serapan Atom 2005
Spektofotometer, SNI 06-6989.20-
15 Seng (Zn) mg/L 15
Serapan Atom 2004
SNI 19-1504-
16 Sianida (CN) mg/L 0,1 Iodometrik
1989
SNI 06-6989.6-
17 Sisa Chlor mg/L - Titrimetrik, Hg(NO3) 2
2004
18 Sulfat (SO4 ) mg/L 400 Turbidimetrik, BaCl2 SM 3111-C
MIKROBIOLOGI
1 Coliform jml/100 mL 50 Multiple Tube Method SM 9221 B
2 E. Coli jml/100 mL 0 Multiple Tube Method SM 9221 E
Keterangan : Baku mutu mengacu pada Peraturan Menkes No. 416/MENKES/PER/I/1990
Lokasi
Pengambilan sampel air tanah dilakukan pada sumur
penduduk terdekat dari lokasi kegiatan sebagai rona
awal sebelum ada kegiatan sebanyak 3 (tiga) lokasi
sampel.
PENAWARAN TEKNIS 67
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Analisis Data
Analsisis data dilakukan dengan membandingkan
hasil pengujian laboratorium berdasarkan baku mutu
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air atau menurut peraturan daerah
setempat.
PENAWARAN TEKNIS 68
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
KIMIA ORGANIK
1 BOD mg/L 2 Iodometrik, Metode Winkler SNI 06-2503-1991
2 COD mg/L 10 Titrimetrik, K2Cr2 07 SNI 06-6989.2-2004
3 Detergen (MBAS) mg/L 6,32 Titrimetrik, EDTA SNI 06-2476-1991
5 Minyak & Lemak mg/L <1 Titrimetrik EDTA SNI 06-2502-1991
6 Oksigen Terlarut mg/L 6 Iodometrik, Metode Winkler Potensiometri
Keterangan : - PP. RI. No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian
Pencemaran Air
- KepMenLH No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air
Permukaan dan - Pengambilan contoh air permukaan
PENAWARAN TEKNIS 69
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Peta-peta yang mendukung analisis rona
lingkungan awal yang menyajikan :
1. Ruang lingkup pada seluruh area yang terdampak
akibat adanya rencana usaha dan/atau kegiatan
(contoh: DAS terdampak harus digambarkan dari
hulu hingga hilir).
2. Penggambaran sesuai dengan kaidah kartografis.
3. Pencetakan pada kertas minimal A3.
4. Apabila skala peta telalu kecil atau tampilan rumit
pada wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan, maka
dapat dibuat indeks petanya dengan skala yang lebih
besar.
Pengumpulan Data
Dalam studi Ruang dan Lahan, hasil pengamatan lapangan
dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari
interpretasi Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/
Kabupaten, penggunaan lahan, kemampuan lahan serta
fasilitas dan jaringan prasarana transportasi, untuk
dikembangkan dalam memprediksi kemungkinan pemanfaatan
ruang dan lahan.
Analisis Data
Dalam studi ruang dan lahan, hasil pengamatan lapangan
dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari
interpretasi Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/
Kabupaten, penggunaan lahan, kemampuan lahan serta
fasilitas dan jaringan prasarana transportasi, untuk
dikembangkan dalam memprediksi kemungkinan pemanfaatan
ruang dan lahan.
PENAWARAN TEKNIS 70
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Lokasi
Pengambilan data dilakukan pada lokasi yang telah
ditetapkan sesuai batas proyek, batas ekologis, batas sosial,
dan batas administrasi.
B) KUALITAS AIR
1. Umum
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan bidang pengairan, telah
disusun standar-standar dalam baku mutu sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dewan standardisasi nasional (DSN) yang
terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
Tata cara pelaksanaan pekerjaan
Spesifikasi
Metode Pengujian
Parameter Kualitas Air Sesuai Keperutukannya
PENAWARAN TEKNIS 71
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
sehingga ketelitian dan teknik peralatan yang baik akan terbuang
percuma. Selain itu dikhawatirkan kesimpulan yang diambil
juga akan salah.
PENAWARAN TEKNIS 72
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Perlindungan terhadap pemakai air.
Pengawasan terjadinya kasus pencemaran di suatu
daerah tertentu.
Perlindungan beban pencemaran yang dibuang
melalui sungai ke laut.
PENAWARAN TEKNIS 73
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
1. Sumber air alamiah, yaitu lokasi dihulu sungai
yang belum mengalami perubahan oleh kegiatan
manusia.
2. Sumber air tercemar, yaitu lokasi pada tempat
yang telah mengalami perubahan atau tercemar, atau
setelah melalui suatu daerah pemukiman, industri,
pertanian, dan kegiatan Pekerjaan.
3. Sumber air yang dimanfaatkan, untuk
perlindungan terhadap pemakai sumber air diperlukan
pula lokasi pengukuran pada setiap pemanfaatan
sumber air antara lain sumber air minum, industri,
irigasi, perikanan, rekreasi dan lain-lain.
Sebaran pengambilan sampel harus mendapat
persetujuan dari direksi dan setiap sampel dilakukan
pengukuran titik koordinat.
3. Parameter Uji
Berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
menetapkan kriteria mutu air yang terbagi atas empat (4)
klasifikasi mutu air sebagai berikut:
a. Kelas Satu (I): Air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk air baku, air minum dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
PENAWARAN TEKNIS 74
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
b. Kelas Dua (II): Air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mepersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
c. Kelas Tiga (III): Air yang peruntukan dapat
digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas Empat (IV): Air yang peruntukan dapat digunakan
untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan yang lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
Pengujian sampel air diuji pada parameter-parameter
yang disesuaikan dengan kelas mutu air berdasarkan
usaha dan/atau kegiatan terkait.
Sebaran pengambilan sampel harus mendapat
persetujuan dari direksi dan setiap sampel dilakukan
pengukuran titik koordinat.
Baku mutu air mengacu pada Perda Kaltim Nomor 2
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Hasil analisis laboratorium dan dokumentasi dilampirkan
dalam laporan.
PENAWARAN TEKNIS 75
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
dianalisis dilaboratorium. Parameter yang diukur di lokasi usaha
dan/atau kegiatan meliputi SO2, CO, NOx, Ox, Debu, Pb,
H2S, NH3, HC. Pengambilan sampel kualitas udara dan tingkat
kebisingan dilakukan di 5 (lima) lokasi yang harus mewakili
area-area sebagai berikut, yaitu :
a. Daerah alami, yaitu lokasi sebelum/diluar yang belum
mengalami perubahan oleh kegiatan manusia.
b. Lokasi kegiatan konstruksi, yaitu lokasi pada tempat yang
telah mengalami rencana usaha dan/atau kegiatan.
c. Lokasi pemukiman penduduk.
Parameter lainnya dapat ditambahkan apabila
dianggap perlu dan berhubungan langsung dengan jenis
kegiatan yang akan dilakukan.
Pengambilan sampel dilakukan pada 5 (lima) lokasi
dengan penyebaran yang merata di lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan.
Sebaran pengambilan sampel harus mendapat persetujuan
dari direksi dan setiap sampel dilakukan pengukuran titik
koordinat.
Baku mutu udara mengacu pada PP Nomor 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Hasil analisis laboratorium dan dokumentasi dilampirkan
dalam laporan.
D) KUALITAS TANAH
Aspek-aspek yang dipelajari dalam hubungannya dengan
komponen tanah meliputi sifat, kimia tanah, tingkat bahaya
erosi dan sedimentasi. Sifat fisik tanah yang dianalisi adalah
tekstur tanah, struktur tanah, porositas, warna tanah,
permeabilitas, konsistensi. Sedangkan sifat kimia tanah yang
dianalisis adalah reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation,
PENAWARAN TEKNIS 76
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
bahan organic, tanah, kejenuhan basa, nitrogen, fosfor, kalium,
C/N Ratio, basa-basa dapat dipertukarkan (Ca, Mg, K, dan Na),
kejenuhan alumunium (Al), pirit, status kesuburan tanah, erosi
tanah. Parameter lainya dapat ditambahkan apabila dianggap perlu
dan berhubungan langsung dengan jenis kegiatan terkait.
Pengambilan sampel tanah sebanyak 5 titik pada lokasi yang
harus mewakili area-area kegiatan kontruksi.
Hasil analisis laboratorium dan dokumentasi dilampirkan
dalam laporan.
D) BIOLOGI
1. Flora
a. Peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami yang meliputi
tipe vegetasi, sifat-sifat dan kerawanan berada dalam wilayah
rencana usaha atau kegiatan.
b. Uraian tentang jenis-jenis vegetasi dan ekosistem yang
dilindungi undang- undang yang berada dalam wilayah
rencana usaha atau kegiatan.
c. Uraian tentang keunikan dari vegetasi dan ekosistemnya
yang berada pada wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data aspek biologi (hayati) dilakukan dengan
cara sampling yang didasarkan pada beberapa komunitas
sesuai dengan tipe habitatnya. Inventarisasi vegetasi dan
satwa liar dilakukan pada komunitas binaan (daerah
pertanian), sedangkan pencacahan dilakukan pada komunitas
alami (hutan sekunder) pada dua garis transek sepanjang 1000
m. Parameter dan metode pengumpulan data biologi
selengkapnya disajikan pada Tabel 5.4. Pengumpulan data
flora (vegetasi) dilakukan melalui inventarisasi tanaman
PENAWARAN TEKNIS 77
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
dilapangan baik secara langsung, wawancara, data dari
instansi terkait maupun dengan metode jelajah.
Pengambilan contoh vegetasi dilakukan pada lokasi di
sekitar tapak proyek. Pengambilan contoh vegetasi dilakukan
pada 3 petak contoh transek yang memotong tegak lurus
kontur dengan jarak antar transek adalah 100 meter.
Fauna Daratan
II. 1. Pola migrasi Inventarisasi Di dalam dan 1. Balai Sumber
2. Jenis langka dengan metoda atau di luar Daya Alam
random proyek (wilayah 2. Penduduk
Biota Perairan studi) setempat
III Ikan
A. Benthos dan Plankton
B. 1. Kompoisis Jenis Di dalam dan
2. Kepadatan atau di luar
3. Jenis langka dilindungi proyek (wilayah
4. Habitat studi)
Analisis Data
Analisis jenis flora (vegetasi) dilakukan untuk mengetahui
keberadaan jenis tanaman baik yang bersifat ekonomis,
langka maupun yang dilindungi undang-undang di Indonesia.
Rumus-rumus yang digunakan dalam analisis vegetasi dengan
metode garis berpetak adalah Mueller-Dombois dan
Ellenberg, 1974: Cox, 1973; Mechael, 1983; Soeranegara dan
Indrawan,
1983, dengan rumus sebagai
berikut :
PENAWARAN TEKNIS 78
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Jumlah individu suatu jenis
Kerapatan (batang/ha) = Luas seluruh plot
Dimana :
KN = Kerapatan
Nisbi. FN = Frekuensi Nisbi.
DON = Dominasi Nisbi.
Dimana
KN = Kerapatan
FN = Frekuensi Nisbi.
PENAWARAN TEKNIS 79
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Lokasi
Lokasi pengamatan flora darat dilakukan pada beberapa titik
pengamatan yang termasuk ke dalam wilayah studi dan
sekitarnya.
2. Fauna
a. Taksiran kelimpahan dan keragaman fauna, habitat,
penyebaran, pola migrasi, populasi hewan budidaya
(ternak) serta satwa dan habitatnya yang dilindungi
undang-undang dalam wilayah rencana usaha atau
kegiatan.
b. Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan
invertebrata yang dianggap penting karena memiliki peranan
dan potensi sebagai bahan makanan, atau sumber hama dan
penyakit.
c. Perikehidupan hewan penting diatas, termasuk cara
perkembangbiakan, siklus dan neraca hidupnya, cara
pemijahan, cara bertelur dan beranak, cara memelihara
anaknya, perilaku dalam daerah dan teritorialnya.
Vegetasi, parameter yang diamati di lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan adalah jenis dan
keanekaragaman, kerapatan, dominasi, dan frekuensi.
Fauna darat, parameter yang diamati jenis dan
keanekaragaman, jenis satwa liar, langka, dan atau
dilindungi.
Pengambilan sampel dilakukan pada 5 (lima) lokasi
dengan penyebaran yang merata di lokasi kegiatan.
Sebaran pengambilan sampel harus mendapat
persetujuan dari direksi dan setiap sampel dilakukan
pengukuran titik koordinat.
PENAWARAN TEKNIS 80
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Pengambilan Sampel Air Untuk Pengujian Parameter Biota Perairan
(Plankton, Benthos, Nekton). Parameter biota perairan
merupakan parameter yang penting dalam penentuan kualitas
air, karena kualitas air berdampak langsung terhadap
kehidupan organisme akuatik. Adanya perubahan kualitas
air yang diakibatkan oleh limbah maka akan mengubah
komposisi organisme akuatik. Lokasi pengambilan sampel
parameter biologi sebaiknya tidak jauh dari lokasi pengambilan
sampel air untuk pemeriksaan fisik dan kimia agar korelasinya
mudah didapatkan.
PENAWARAN TEKNIS 81
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Hasil analisis laboratorium dan dokumentasi dilampirkan
dalam laporan.
E) KOMPONEN SOSIAL
Pengamatan terhadap aspek social, ekonomi, budaya dan
kesehatan masyarakat dilakukan dalam wilayah rencana usaha
dan/atau kegiatan yang berada dalam tapak Pekerjaan atau
disekitarnya. Adapun data komponen sosial yang diambil dalam
studi bersumber dari data primer dan data sekunder. Komponen
sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya :
1. Demografi
a. Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis
kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama.
b. Tingkat kepadatan dan sebaran kepadatan penduduk.
c. Angkatan kerja produktif
d. Tingkat kelahiran
e. Tingkat kematian kasar
f. Tingkat kematian bayi
g. Pola perkembangan penduduk
2. Ekonomi
a. Kesempatan, kerja dan berusaha
b. Pola pemilikan dan penguasaan sumberdaya alam
c. Tingkat pendapatan penduduk
d. Prasarana dan sarana perekonomian (jalan, pasar,
pelabuhan, perbankan, pusat pertokoan)
e. Pola pemenfaatan sumberdaya alam.
3. Budaya
a. Kepemilikan tanah (tanah pribadi, tanah adat,
b. Pranata sosial atau lembaga-lembaga kemasyarakatan
PENAWARAN TEKNIS 82
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
yang tumbuh dikalangan masyarakat.
c. Adat istiadat dan pola kebiasaan yang berlaku
d. Proses sosial (kerjasama, akomodasi, konflik) dikalangan
masyarakat.
e. Akulturasi, asimilasi, dan integrasi dari berbagai kelompok
masyarakat.
f. Kelompok-kelompok dan organisasi sosial
g. Pelapisan sosial dikalangan masyarakat
h. Perubahan sosial yang tengah berlangsung dikalangan
masyarakat.
i. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau
kegiatan.
4. Kesehatan Masyarakat
a. Insidensi dan prevelensi penyakit yang terkait dengan
rencana usaha atau kegiatan.
b. Sanitasi lingkungan, khususnya ketersediaan air
bersih (cakupan pelayanannya).
c. Status gizi dan kecukupan pangan.
d. Jenis dan jumlah fasilitas kesehatan
e. Cakupan pelayanan tenaga dokter dan paramedik.
PENAWARAN TEKNIS 83
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
a. Memperkirakan besarnya perubahan yang terjadi
terhadap komponen lingkungan pada ”kondisi tanpa proyek
(Rona Awal)” dan pada ”kondisi setelah ada proyek (Rona
Proyek )”
b. Memberikan indikasi tentang arti pentingnya perubahan
tersebut dengan mengacu kriteria penentuan dampak penting
sebagaimana tertera dalam Undang – Undang Republik
Indonesia No. 32 tahun 2009. Kriteria mengenai dampak penting
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan
hidup antara lain :
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak;
2. Luas wilayah persebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena
dampak;
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible)
dampak.
PENAWARAN TEKNIS 84
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
lingkungan setelah adanya kegiatan. Berdasarkan Pedoman
Umum dan Pedoman Teknis yang berlaku, maka sasaran
prakiraan dampak penting adalah :
a. Memprakirakan besarnya perubahan yang terjadi
terhadap komponen lingkungan pada "kondisi tanpa
proyek (Rona Awal)" dan pada kondisi setelah ada
proyek (Rona Proyek)"
PENAWARAN TEKNIS 85
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Kegiatan yang berdampak langsung pada komponen
fisik kimia yang selanjutnya pada komponen sosial
Kegiatan yang dampaknya berantai diantara komponen
sosial itu sendiri
Kegiatan-kegiatan tersebut yang berdampak balik
pada rencana kegiatan.
PENAWARAN TEKNIS 86
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Tabel 5. Metode Formal Yang Digunakan Dalam Prakiraan Dampak
Penting
Komponen
No Metode Formal
Lingkungan
H 2
C x, z
2QL
Exp 0,5
2 z z
0,5
dimana :
C(x,z) = Konsentrasi pencemar di udara ambient
(atmosfer),
/m3
X = jarak antara jalan dengan receptor, m
Z = tinggi receptor di atas permukaan tanah,m
Q = emission rate per unit jarak, /s.m
µ = koefisien 3,14
u = rata-rata kecepatan Angin pada sumbu x,
m/dt
H = tinggi sumber titik gas buang dari kendaraan, m
δz = koefisien Disperse vertical Gaussian, m
Sumber : Peavy et al, 1985. De Nevers, 1995. Kiely, 1998. La Grega et
2 Peningkatan al, 2001.
Intensitas kebisingan Sumber titik/diam yang bersumber dari genset:
PENAWARAN TEKNIS 87
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
4. Perubahan debit Air
Larian Q = (Cp-Ca) x I x A
dimana :
Q = perubahan tata guna lahan (m3 /hari
hujan)
Cp = koefisien air larian
Ca = koefisien air larian rona awal
I = Intensitas curah hujan (m/hari hujan)
A = luas daerah (m2 )
PENAWARAN TEKNIS 88
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
a. Penelusuran hubungan kausatif antara komponen kegiatan
dengan komponen lingkungan yang diduga akan terkena
dampak.
b. Menggambarkan dengan jelas karakteristik dampak lingkungan
yang akan terkena dampak.
c. Kesenjangan perubahan lingkungan yang diinginkan
dan perubahan lingkungan yang mungkin akan terjadi.
d. Luas persebaran masing-masing dampak, baik di dalam
wilayah kajian maupun di luar wilayah kajian.
e. Memilih alternatif pendekatan dalam rangka
pengendalian dampak lingkungan baik yang positif
maupun negatif, terutama dari aspek pendekatan
teknologi, ekonomi dan institusi.
f. Berdasarkan penapisan dampak penting pada prakiraan
dampak, maka diperoleh resume dampak penting yang
harus dikelola. Dalam evaluasi secara holistik, maka dampak
yang dikategorikan bersumber dari kegiatan yang sama diulas
dan dievaluasi secara bersama-sama yang disajikan dalam
bentuk uraian dan bagan alir dan matrik sederhana.
PENAWARAN TEKNIS 89
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat
dari suatu rencana usaha atau kegiatan. Di dalam rumusan RKL
tersebut secara implisit telah memilih pendekatan yang tepat untuk
pengelolaan dampak penting tertentu.
PENAWARAN TEKNIS 90
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
kegiatan.
b. Pendekatan sosial ekonomi budaya merupakan usaha yang
melibatkan Pemerintah Daerah dan instansi-instansi terkait
dalam menangani dampak penting yang ditimbulkan oleh
kegiatan. Dengan pendekatan ini pemrakarsa atau pengelola
kegiatan dapat melakukan penanganan dampak kegiatan secara
wajar dan secara ekonomis tidak terlalu membebani.
c. Pendekatan institusional merupakan usaha koordinasi dan
kerjasama dengan berbagai instansi yan terkait dalam
penanganan dampak dari kegiatan, sehingga penanganan
dampak dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
PENAWARAN TEKNIS 91
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
untuk memantau seberapa jauh tingkat keberhasilan pengelolaan
lingkungan akibat terkena dampak penting dari kegiatan, khususnya
dampak negatif.
PENAWARAN TEKNIS 92
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
h. Institusi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan,
mengawasi dan menerima pelaporan dari pengelolaan
lingkungan tersebut.
PENAWARAN TEKNIS 93
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
yang direncanakan, yang meliputi :
a. Jenis dan sumber dampak yang dipantau;
b. Parameter lingkungan yang dipantau;
c. Tujuan pemantauan lingkungan,
d. Lokasi pemantauan lingkungan,
e. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan,
f. Institusi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan,
mengawasi dan menerima pelaporan dari hasil kegiatan
pemantauan tersebut.
PENAWARAN TEKNIS 94
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
- Satwa langka yang dilindungi dan terancam.
d. Sumber Dampak
Diuraikan jenis kegiatan Pembangunan Puskesmas dan/atau
sumber dampak lainnya yang merupakan penyebab timbulnya
dampak.
PENAWARAN TEKNIS 95
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
g. Instruksi Pengelolaan Lingkungan
Setiap program pengelolaan lingkungan harus dikemukakan
instansi pengelolaan lingkungan yang terdiri dari pelaksana,
pengawas, dan yang dilaporkan (disajikan dalam bentuk
matriks).
PENAWARAN TEKNIS 96
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
c. Periode pemantauan lingkungan hidup, yang diisi dengan
informasi mengenai waktu/periode dilakukannya bentuk upaya
pemantauan lingkungan hidup yang direncanakan.
c. Sumber Dampak
Diuraikan jenis kegiatan dan/atau sumber dampak lainnya yang
merupakan penyebab timbulnya dampak.
PENAWARAN TEKNIS 97
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
f. Instruksi Pemantauan Lingkungan
Setiap program pemantauan lingkungan harus dikemukakan
instansi pemantauan lingkungan yang terdiri dari pelaksana,
pengawas, dan yang dilaporkan (disajikan dalam bentuk matriks).
PENAWARAN TEKNIS 98
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Tabel. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan
Upaya Lokasi Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan
Jenis Sumber Besaran Tujuan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Hidup
No.
Dampak Dampak Dampak Pengelolaan Lingkungan Lingkungan Lingkungan Penerima
Hidup Hidup Hidup Pelaksana Pengawas
Laporan
I Tahapan
Pra
Konstruksi
II Tahapan
Konstruksi
PENAWARAN TEKNIS 99
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN TPA BUJANGGA, KABUPATEN BERAU
Tabel. Matriks Upaya Pemantauan Lingkungan
Institusi Pemantauan Lingkungan
Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
Hidup
Parameter
Jenis Sumber Metode Lokasi Periode
No. Lingkungan
Dampak Dampak Pengumpulan Pemantauan Pemantauan Penerima
yang Dipantau Pelaksana Pengawas
dan Analisis Lingkungan Lingkungan Laporan
Data Hidup Hidup
II Tahapan Konstruksi
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan, maka
program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan urutan
pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas yang tinggi
atas input konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien,
dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan konsultansi yang ketat.
Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat dikontrol, seraya
menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak dalam pekerjaan
memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang
mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.
Secara garis besar, ada 8 (Delapan) kegiatan utama yang akan dilakukan oleh Konsultan
dalam melaksanakan Kegiatan Penyusunan Dokumen Lingkungan Dan Persetujuan
Lingkungan Pembangunan Qur’an Centre diantaranya adalah sebagai berikut :
f. RDTRK
RDTRK yang selesai disusun dan yang terbaru akan menjadi acuan penggunaan
tanah di masa mendatang.
g. Data Hidrologi
Yang tercakup dalam data hidrologi yaitu kedalaman muka air tanah, kelandaian
aliran air tanah bebas, pola pengeringan air permukaan, lokasi mata air, kelulusan
(permeabilitas) tanah. Sumber data berupa peta hidrogeologi yang diterbitkan oleh
Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Dinas Pertambangan Propinsi Pekanbaru
dan Studi sebelumnya.
k. Data Demografi
Data demografi merupakan data mengenai kependudukan, yang meliputi jumlah
penduduk, kepadatan, penyebaran penduduk, kondisi sosial, dan lain-lain.
3. Survey Lapangan
Survei lapangan dilakukan dalam rangka mengumpulkan data-data primer maupun data
sekunder yang dianggap belum lengkap. Data atau parameter yang dikumpulkan sesuai
hasil pelingkupan yang dicantumkan dalam dokumen Laporan Pendahuluan yang telah
disetujui.