METODOLOGI
A. Pembangunan Jalan
Pembangunan merupakan salah satu faktor terbentuknya daerah yang berkelanjutan
menjadi wilayah dan kemudian membentuk negara, yang dilakukan secara terarah,
terpadu dan berkesinambungan. Berbagai jenis pembangunan terus dilakukan
sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas masyarakat seperti pembangunan
ekonomi, politik, infrastruktur, dan lain-lain.
PENAWARAN TEKNIS 1
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
1. Perencanana gambar
Diperlukan untuk mengetahui bentuk serta tata letak jalan yang akan dibanhun
serta mempermudah dalam proses konstruksi, sebab pembangunan tanpa
petunjuk berupa gambar maka tidak akan terlaksana dengan baik dan seringkali
menyebabkan kerugian. Perencanaan gambar meliputi :
- Gambar Konstruksi
- Gambar Potongan Melintang
- Gambar Situasi
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan pelengkap penting dalam pembangunan. Pengadaan
dapat terbagi menjadi dua, yaitu :
- Pengadaan Alat
- Pengadaan Bahan
Untuk melaksanaan pembangunan maka pengadaan bahan diperlukan terlebih
dahulu untuk merencanakan anggaran biaya yang akan dikeluarkan untuk
suatu proyek serta pelaksanaan pembangunan. Bahan-bahan yang diperlukan
berupa asphalt, kerikil, semen, pasir, batu kali, sirtu, dan batu pecah.
4. Survey Lokasi
Survey merupakan pengamatan yang dilakukan langsung pada lokasi yang akan
dibangun suatu bangunan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai baik
buruknya lokasi tersebut. Survey dilakukan sebelum melaksanakan pembangunan
karena hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk
pembuatan rencana dan pengambilan keputusan untuk pembangunan tersebut.
PENAWARAN TEKNIS 2
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
5. Pelaksanaan Pembangunan
Pelaksaaan pembangunan merupakan tahapan kostruksi untuk menghasilkan
wujud nyata dari berbagai tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Konstruksi
jalan meliputi berbagai tahapan, yaitu :
- Pembersihan lahan
Pembersiha ini bertujuan untuk mempermudah proses konstruksi dengan cara
membersihka dari sampah maupun pepohonan untuk kemudia diratakan.
Pengerjaan ini dapat dilakuakn dengan bantuan alat berupa Excavator
- Perataan Tanah
Dengan menggunakan alat berupa Buldozer maka tanah dapat dengan mudah
diratakan.
- Pemadatan jalan
Setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan rayayang sudah
diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya
adalah pemadatan dengan Buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi
yang direncanakan.
PENAWARAN TEKNIS 3
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
E.2. Inovasi Konsultan
PENAWARAN TEKNIS 4
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
dan ITS Surabaya, dlsb. Tim pakar ini merupakan kelompok konsultatif konsultan
yang memiliki kapasitas dalam menganalisis secara kritis antara fenomena lapangan
(kasus praktis) dan prinsip ideal pengembangan kawasan (pendekatan teoritik)
khususnya peremajaan kota sehingga di dapat rekomendasi atau gagasan-gagasan
relevan bagi kegiatan ini. Hasil rekomendasi Tim Pakar konsultan akan menjadi
acuan bagi tim task force Konsultan.
Tim Pakar konsultan ini beranggotakan akademisi maupun praktisi senior yang
berpengalaman dalam Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan Jalan Karang
Mas – Kina - Jemuat, yang akan memberikan masukan sesuai dengan tahapan-
tahapan penting analisa dalam wadah “forum konsultatif konsultan”.
E.3. Umum
Pada bab ini, Konsultan menyusun pendekatan, metodologi dan program kerja
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan oleh Pemberi Tugas.
Secara spesifik dapat disimpulkan bahwa yang menjadi menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan ini diantaranya adalah:
1. Kerangka Acuan Kerja kegiatan Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan
Karang Mas – Kina - Jemuat di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Lamandau beserta Berita Acara Penjelasan
(Aanwijzing).
2. Literatur peraturan perundang-undangan terkait mengenai Penyusunan
AMDAL, Tugas Pokok dan Fungsi lembaga di lingkungan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lamandau, Kegiatan Pengadaan
Barang dan Jasa, Penyelenggaraan Pemeritah Daerah dan Otonomi.
3. Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Menurut Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup RI.
PENAWARAN TEKNIS 5
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
E.4. Pendekatan
4.1 UMUM
Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan Jalan Karang Mas – Kina – Jemuat,
menguraikan tentang proses penyusunan dokumen AMDAL mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Petunjuk praktis ini meliputi :
acuan normatif yang digunakan untuk Penyusunan AMDAL Kegiatan
Pembangunan Jalan Karang Mas – Kina – Jemuat, penyusunan dokumen Kerangka
Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA – ANDAL), Penyusunan
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup – Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-
RPL) yang secara garis besar terdiri dari pengumuman di media massa dan papan
pengumuman, konsultasi publik, pelingkupan, prakiraan dampak penting, evaluasi
prakiraan dampak penting, rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
PENAWARAN TEKNIS 6
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
a. Mengidentifikasi dampak secara sistematis untuk menghindari terabaikannya
suatu dampak besar dan penting.
b. Melakukan pengumpulan dan analisis terhadap data dan informasi yang
relevan dengan masalah studi.
c. Melakukan pembahasan secara deskriptif dan analisis yang mendalam agar
hasil identifikasi, prakiraan dan evaluasi sesuai dengan yang diharapkan.
d. Menggambarkan dinamika dan persebaran dampak besar dan penting secara
geografis untuk mengetahui perilaku, keterkaitan antar dampak dan tempat
terjadinya dampak sehingga memudahkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan.
Untuk membatasi aspek-aspek yang akan diteliti dan distudi pada dokumen
ANDAL maka akan dilakukan kegiatan pelingkupan sehingga dapat memudahkan
proses identifikasi dampak besar dan penting, karena tidak semua kegiatan dalam
rangka pembangunan jalan Karang Mas – Kina - Jemuat ini dapat menimbulkan
dampak besar dan penting.
PENAWARAN TEKNIS 7
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Kegiatan pelingkupan dilaksanakan berdasarkan data rona lingkungan awal,
informasi deskripsi kegiatan dari pemrakarsa proyek, serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Skoping ini sudah digunkan sejak sangat awal sekali dari proses rencana
pembangunan suatu daerah, masih jauh dari rencana melakukan amdal. Sewaktu
pemerintah merencanakan proyek-proyek apa saja yang akan dibangun disuatu
daerah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif proyek teknik skoping telah
digunakan. Skoping dalam tingkatan ini sebagai policey/ planning scoping atau
skoping kebijaksanaan dan perencanaan.
Dalam melaksanakan amdal skoping telah digunakan sejak awal dari langkah dasar
dalam menyusun kerangka acuan atau TOR (terms of refereence), kemudian dalam
melaksanakan penyajian informasi lingkungan (pil) dan dalam menyusun rencana
penelitian lapangan yang lebih mendetail.
Apabila dampak penting atau dampak utama telah ditetapkan dari hasil skoping
maka perhatian selanjutnya baik dalam penelitian dan pendugaan dampak yang
akan terjadi di pusatkan pada hasil skoping tersebut.
PENAWARAN TEKNIS 8
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Dalam penyusunan kerangka acuan yang akan merupakan bagian penting dalam
kontrak kerjasama, termasuk apa yang akan diteliti dan berapa besarnya biaya
sebenarnya,merupakan hasil dari skoping pada tingkat awal dari Amdal.
Untuk mendapatkan hasil skoping yang lebih tepat atau baik maka tim dapat
mempelajari pustaka-pustaka, laporan Amdal dan hasil pemantauan dari proyek
yang sama atau sejenis dengan proyek yang akan dilakukan skoping.
Kegunaan Skoping
Pembatas studi AMDAL terutama adalah waktu dan biaya, biasanya waktu yang
tersedia hanya berkisar antara 6-12 bulan. Jarang sekali AMDAL yang dilakukan
lebih dari 1 tahun walaupun ada juga suatu proyek yang AMDAL nya memerlukan
beberapa tahun. Begitu pula halnya dengan biaya AMDAL biasanya juga sangat
terbatas, sehingga tidak mungkin tim AMDAL meneliti terlalu banyak komponen
dan sistem hubungan tiap komponen dalam lingkungan. Berhubung adanya
pembatas waktu dan biaya tersebut maka perlu diadakan seleksi komponen yang
akan diteliti, yaitu hanya, komponen-komponen lingkungan yang akan mendapat
dampak yang nyata atau penting. Pemilihan atau seleksi komponen tersebut
dilakukan dengan mengadakan skoping, sehingga kegunaan dari skoping tersebut
dapat dirumus sebagai berikut :
1. Identifikasi dampak penting atau masalah utama (main Issue) dari suatu
proyek.
2. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak
nyata.
3. Menetapkan strategi penelitian pada komponen lingkungan yang akan
terkena dampak.
4. Menetapkan parameter dan indikator dari komponen lingkungan yang akan
diukur.
5. Efisiensi waktu studi AMDAL.
6. Efisiensi biaya studi AMDAL.
7. Komponen-komponen lingkungan yang ditetapkan sedikit atau sama sekali
tidak akan terkena dampak tidak akan dievaluasi lagi.
PENAWARAN TEKNIS 9
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Dapat disimpulkan pula bahwa dengan skoping waktu, biaya dan tugas untuk studi
AMDAL dapat lebih efisien, tanpa banyak terbuang untuk komponen lingkungan
yang hanya sedikit atau tidak akan terkena dampak sama sekali.
Macam Skoping
Beanlands dan Duinker (1983) memberikan pengertian untuk dua macam skoping
yaitu skoping sosial (social scoping) dan skoping ekologis (Ecological Scoping).
Kemudian Sontak (1983) memperkenalkan satu macam lagi yang disebut sebagai
skoping kebijaksanaan dan perencanaan. Arti dan perbedaan dari ketiga skoping
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Skoping sosial: adalah proses dari skoping yang menetapkan dampak penting
berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat. Setiap komponen dan
sistem dari lingkungan yang ada dinilai dari berdasarkan kepentingan bagi
masyarakat baik secara lokal, nasional maupun internasional yang ditinjau
dari aspek sosial ekonomi, sosial budaya maupun estetika.
2. Skoping ekologis: adalah proses dari skoping yang menetapkan dampak
penting berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau peranannya didalam
ekologi.
Dari dua kedua macam skoping tersebut dinilai bahwa skoping sosial akan lebih
cocok didalam menguraikan ataupun menyajikan dalam laporan mengenai dampak
dari suatu proyek, sedang skoping ekologi hasilnya akan sesuai sebagai dasar dati
penelitian yang lebih mendetail mengenai komponen yang akan terkena dampak.
PENAWARAN TEKNIS 10
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
3. Skoping kebijaksanaan dan perencanaan: adalah proses skoping untuk
menetapkan secara cepat pilihan dari suatu pembangunan proyek,
menganalisis masalah-masalah yang akan timbul sejak awal dan juga akan
menghasilkan saran-saran strategis didalam menjalankan atau membatalkan
suatu proyek. Proses skoping ini akan dapat menghindarkan pemborosan
biaya, tenaga dan waktu yang tidak perlu pada langkah-langkah selanjutnya
yang seharusnya tidak perlu dilakukan, karena dengan skoping kebijaksanaan
dan perencanaan ini langkah yang tidak perlu tersebut telah dapat diputuskan
untuk tidak dilanjutkan. Hasil dari skoping kebijaksanaan dan perencenaan
ini adalah
Skoping yang ketiga ini bukan skoping yang dilakukan oleh tim AMDAL dan tidak
akan atau belum melibatkan masyarakat, tetapi baru dilakukan antara instansi-
instansi pemerintah, ilmuwan dan pemrakarsa proyek. Hasil dari skoping bukan
untuk merencanakan penelitian yang lebih detail seperti kedua skoping sebelumnya,
tetapi untuk menetapkan kebijaksanaan dan perencanaan dari pemerintah. Proses
yang terjadi didalam skoping ini bersifat penyampaian pemikiran-pemikiran dan
pendapat-pendapat seperti dalam brandstorming.
Untuk dapat menyajikan perumusan dari berbagai pemikiran dan pendapat dengan
cepat akan disusun dalam bentuk skenario-skenario dari hasil suatu simulasi
didalam rapat kerja dengan memanfaatkan pertanyaan: “apa yang akan terjadi kalau
....... “.
PENAWARAN TEKNIS 11
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
4.3 PENDEKATAN DASAR HUKUM PERATURAN DAN KEBIJAKAN
Peraturan Perundangan
Peraturan dan perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan dan/atau kegiatan
serta studi Penyusunan AMDAL Pembangunan Jalan Karang Mas – Kina –
Jemuat. antara lain :
A. Undang-undang
1. Undang – undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
hayati dan Ekosistemnya, sebagai acuan dalam melestarikan sumber alam
hayati dan ekosistem-ekosistem di sekitar lokasi kegiatan;
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara;
C. Keputusan Presiden
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung sebagai acuan dalam melakukan
pengelolaan kawasan lindung yang ada di lokasi proyek;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 75 Tahun 1993 tentang
Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional;
PENAWARAN TEKNIS 12
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 65 Tahun 2006, tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan
Tanah untuk Pelaksanaan Pembangunan bagi Kepentingan Umum.
D. Peraturan Menteri
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/Pe/IX/1990 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air sebagai bahan baku mutu kualitas
air tanah;
PENAWARAN TEKNIS 13
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), sebagai acuan daalm
melakukan penapisan bagi rencana kagiatan yang wajib AMDAL;
F. Peraturan Daerah
1. RTRW Provinsi Kalimantan Tengah;
PENAWARAN TEKNIS 14
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
c. Mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang
dan/atau subyek hukum serta perbuatan hukum terhadap sumber daya
alam dan sumber alam, termasuk rekayasa genetika;
d. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial;
e. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan
hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. Ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
PENAWARAN TEKNIS 15
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
AMDAL dibuat dan disusun dengan kegunaan sebagai berikut :
1. Membantu dalam penentuan kebijakan tentang kelayakan suatu usaha dan
atau kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Membantu memberikan masukan desain rinci teknis terhadap usaha dan atau
kegiatan tersebut.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak yang akan
ditimbulkan terhadap adanya rencana usaha dan atau kegiatan tersebut.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha dan/ atau
kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak
lingkungan hidup. Melalui studi AMDAL, diharapkan usaha dan/ atau kegiatan
pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien,
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif terhadao
lingkungan hidup.
AMDAL adalah bagian dari studi kelayakan, berupa proses pengkajian terpadu
yang mempertimbangkan aspek-aspek ekologi, sosio-ekonomi dan sosial budaya
sebagai pelengkap kelayakan teknis dan ekonomi suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan.
PENAWARAN TEKNIS 16
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Gambar 2. Bagan Prosedur AMDAL
PENAWARAN TEKNIS 17
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Menurut PermenLH 5/2012 (Anonim, 2012b) jenis kegiatan jalan yang masuk
kategori wajib AMDAL adalah sebagai berikut :
a. Untuk Kota Metropolitan/besar: jika panjang jalan = 5 km atau pengadaan
lahan luasnya > 10 ha
b. Untuk Kota Sedang : jika panjang jalan = 5 km atau pengadaan lahan
luasnya > 20 ha
c. Untuk pedesaan : jika panjang jalan = 5 km atau pengadaan lahan luasnya >
30 ha
Menurut PermenLH 16/2012 (Anonim, 2012c), dokumen amdal yang perlu disusun
mencakup: Kerangka Acuan, ANDAL dan RKL dan RPL. Kerangka Acuan harus
memuat: pendahuluan, pelingkupan, metode studi, daftar pustaka dan lampiran.
ANDAL harus memuat: pendahuluan, deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal,
prakiraan dampak penting, evaluasi secara holistik terhadap lingkungan, daftar
pustaka dan lampiran. RKL dan RPL harus memuat: pendahuluan, rencana
pengelolaan lingkungan hidup, rencana pemantauan lingkungan hidup, jumlah dan
jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan,
pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanaakan ketentuan yang tercantum
dalam RKL dan RPL, daftar pustaka, dan lampiran.
PENAWARAN TEKNIS 18
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan bahwa “Setiap
perencanaan teknis jalan harus dilengkapi dengan dokumen AMDAL atau UKL-
UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kriteria jenis dan skala/
besaran kegiatan jalan yang wajib dilengkapi AMDAL.
Sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012
tentang Pedoman keterlibatan masyarakat dalam proses Analisis Dampak
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan, bahwa dalam proses AMDAL,
masyarakat dilibatkan melalui pengikutsertaan dalam penyusunan dokumen
AMDAL melalui proses pengumuman, penyampaian saran, pendapat dan
tanggapan masyarakat dan konsultasi publik serta pengikutsertaan masyarakat
dalam komisi penilai AMDAL, bagi rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
memiliki AMDAL.
Contoh pengumuman melalui surat kabar dan papan pengumuman dapat dilihat
pada Gambar berikut :
PENAWARAN TEKNIS 19
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Gambar 2.1 Contoh Pengumuman Rencana Kegiatan Studi AMDAL melalui
Surat Kabar
PENAWARAN TEKNIS 20
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat,
terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat
pembangunan jalan diwilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung
aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan
pertimbangan dalam proses perencanaan suatu jaringan atau ruas jalan yang akan
dibangun.
Ada beberapa jenis konsultasi masyarakat yang harus dilaksanakan sesuai dengan
keperluan dan tahapan proses perencanaan , yaitu :
Konsultasi pada saaat persiapan suatu program jalan daerah dan pada
perencanaan desain setiap ruas
Konsultasi untuk persiapan AMDAL bagi proyek yang termasuk kategori wajib
dilengkapi dokumen AMDAL
Konsultasi untuk pembebasan lahan dan kompensasi untuk tanah, bangunan,
tanaman, dan aset tidak bergerak lainnya.
Konsultasi untuk permukiman kembali.
Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi dilakukan untuk mencari teknologi yang tepat dalam upaya
pengelolaan yang dilakukan yang berpotensi menimbulkan dampak perubahan
kualitas lingkungan antara lain:
PENAWARAN TEKNIS 21
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Dalam rangka meningkatkan dampak positif berupa peningkatan nilai
tambah dari dampak positif yang telah ada, misalnya melalui peningkatan
dan daya guna dari dampak positif tersebut.
Teknologi yang akan dipilih adalah teknologi yang telah dikuasai dan
materialnya tersedia
Biaya yang dibutuhkan sedapat mungkin bias terjangkau, serta menghindari
pembiayaan yang berkesinambungan
Pendekatan Institusi
Pendekatan institusi merupakan mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh
dalam rangka menanggulangi dampak lingkungan hidup, misalnya:
Kerjasama dengan instansi-instansi terkait yang berkepentingan dalam
pengelolaan lingkungan, khususnya dalam mengelola dampak lingkungan.
Pengawasan terhadap hasil untuk kerja pengelolaan lingkungan dari instansi
yang berwenang
Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan secara periodik kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
PENAWARAN TEKNIS 22
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemantauan lingkungan perlu
memperhatikan tentang komponen lingkungan yang dipantau, indi kator dampak,
sumber dampak, parameter lingkungan yang dipantau, tujuan dilakukannya
pemantauan, metode pemantauan, lokasi pemantauan, jangka waktu dan frekuensi
pemantauan, serta institusi pemantauan.
2) Sanksi memadai
3) Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi ini dilaksanakan berangkat dari suatu dalil bahwa pihak
yang bertanggung jawab atas sebuah kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan secara rasional menghitung terlebih dahulu sejauh mana
melaksanakan penataan mendatangkan keuntungan secara ekonomis.
4) Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku ini dilaksanakan dengan jalan menekankan pada
pentingnya membangun motivasi melalui edukasi dan kerjasama untuk
mendorong penataan. Sifat dari pendekatan ini adalah kerjasama yang erat
antara pemerintah dengan obyek pengaturan. Institusi dipandang sebagai obyek
PENAWARAN TEKNIS 23
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
peraturan yang incompetent dan unknowledgeable. Misalnya melalui bantuan
teknis atau bantuan pendanaan untuk mendukung program penataan.
PENAWARAN TEKNIS 24
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Pendekatan Pelaporan Kegiatan
Sesuai dengan KAK dalam pelaporan kegiatan secara administrasi kontrak,
pelaporan kegiatan sebagai berikut:
PENAWARAN TEKNIS 25
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
pekerjaan ini terdiri dari metode pengumpulan dan analisa data, metode prakiraan
dampak penting, metode evaluasi dampak penting.
PENAWARAN TEKNIS 26
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
g. Kajian mengenai iklim dilengkapi dengan analisis spasial peta-
peta yang terkait dengan kondisi iklim di wilayah rencana usaha
dan/atau kegiatan dan sekitarnya.
Pengumpulan Data
Komponen iklim yang akan dikaji melalui data sekunder adalah tipe
iklim, suhu udara, curah hujan, kelembaban, kecepatan angin dan
arah angin. Sumber data sekunder berasal dari Badan Meteorologi dan
geofisika setempat.
Sedangkan untuk penentuan iklim mikro, dilakukan pengukuran
beberapa parameter bersamaan dengan pengambilan sampel udara.
Parameter iklim mikro yang diukur adalah temperatur udara,
kelembaban, kecepatan angin dan arah angin. Temperatur dan
kelembaban udara diukur dengan alat termometer dan hygrometer,
sedangkan kecepatan angin menggunakan anemometer dan arah angin
menggunakan penunjuk arah.
Analisis Data
Parameter-parameter iklim seperti curah hujan, temperatur
udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin kemudian
dikaji dan dianalisis untuk menentukan tipe iklim. Penentuan tipe
iklim di wilayah studi dan sekitarnya mengacu pada pembagian
iklim menurut Schmidt dan Ferguson. Penentuan jenis iklim
tersebut berdasarkan nilai Q (Quotient) yang perhitungannya :
Q = k /b
Dimana :
PENAWARAN TEKNIS 27
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Dari nilai Q yang diperoleh, kemudian ditentukan tipe
iklimnya yang dinyatakan dari iklim A, yaitu paling basah
sampai iklim H yang paling kering, dimana harga Q adalah
sebagai berikut :
Lokasi
Lokasi pengumpulan data iklim yaitu untuk wilayah di lokasi dan
sekitar lokasi kegiatan yang termasuk kedalam wilayah studi.
2. Fisiografi
a. Topografi bentuk lahan (morfologi), struktur geologi dan
jenis tanah.
b. Indikator lingkungan yang berhubungan dengan stabilitas
geologis dan stabilitas tanah, terutama ditekankan bila
terdapat gejala ketidakstabilan, dan harus diuraikan dengan
jelas dan seksama (misal: longsor tanah, gempa, sesar,
kegiatan-kegiatan vulkanis, dan sebagainya.
PENAWARAN TEKNIS 28
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
A. Tanah
Pengumpulan Data
Data batuan dan tanah didapatkan dari interprestasi data sekunder
mengenai batuan dan tanah berdasarkan peta geologi yang dikeluarkan
oleh Pusat Survey Geologi yang diamati langsung di lapangan dengan
metode observasi pada batuan dan tanah penyusun daratan.
Analisis Data
Singkapan batuan dan tanah diamati untuk diklasifikasikan jenisnya guna
dianalisis lebih lanjut sifat batuan dan tanah, terutama secara visual.
Warna, ukuran butir, porositas, jenis fragmen batuan dan
hubungannya antar lapisan batuan dan tanah diamati untuk dijadikan data
guna analisis geologi.
Lokasi
Lokasi pengumpulan data batuan dan tanah yaitu untuk wilayah di
lokasi dan sekitar lokasi kegiatan yang termasuk kedalam wilayah studi.
Analisis Data
Untuk menduga tingkat kepekaan tanah terhadap erosi digunakan
pendekatan indeks erodibilitas tanah (K) (Dangler dan El-Swaify, 1976
dalam Hardjowigeno, 1994) dan jenis tanah (Hardjowigeno, 1994).
PENAWARAN TEKNIS 29
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Sedangkan untuk menduga tingkat erosi tanah secara keseluruhan
digunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dari Weischmeier dan
Smith (1978) dengan formula sebagai berikut :
A= R . K . L. S . C . P
Dimana:
A = dugaan jumlah tanah yang tererosi
(ton/ha/tahun)
R = indeks erosivitas hujan
K = indeks erodibilitas tanah
L = faktor panjang lereng
S = faktor kemiringan (slope) lereng
C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanah
P = faktor tindakan khusus konservasi tanah.
Dimana :
Data yang diperlukan untuk menghitung Indeks erosivitas hujan (R) dapat
PENAWARAN TEKNIS 30
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
diperoleh dari stasiun dari Stasiun Meteorologi terdekat bersamaan dengan
pengumpulan data iklim. Indeks erodibilitas tanah (K) dihitung menurut
rumus Weischmeier dan Smith (1978) :
Dimana :
M = (% debu + % pasir sangat halus) (100 - liat)
(debu = 0,002-0,03 mm, liat < 0,002 mm; pasir sangat halus = 0,03 - 0,1
mm)
a = % bahan organic
b = kode struktur tanah
1 = granular sangat halus
2 = granular halus
3 = granular
masif c = kode permeabilitas
1 = cepat
2 = sedang – cepat
3 = sedang
4 = lambang – sedang
3 = lambat
6 = sangat lambat
Kelas Erosi
I II III IV V
Solum Tanah (cm)
Erosi (ton/ha/tahun)
< 13 13 - 60 60 - 180 180 - 480 > 480
SR R S B SB
Dalam (> 90 cm) (0) (I) (II) (III) (IV)
R S B SB SB
Sedang (60-90 cm)
(I) (II) (III) (IV) (IV)
S B SB SB SB
Dangkal (30 - 60 cm) (II) (III) (IV) (IV) (IV)
B SB SB SB SB
Sangat Dangkal (< 30 cm) (III) (IV) (IV) (IV) (IV)
Sumber : Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan (1983)
Keterangan : SR = Sangat Ringan, R = Ringan, S = Sedang, B = Berat, SB = Sangat Berat
Lokasi
Lokasi pengamatan erosi dan sedimentasi yaitu pada lokasi kegiatan
yang termasuk ke dalam wilayah studi.
3. Hidrologi
a. Karakteristik fisik sungai, pantai, danau/waduk, rawa, (rawa
pasang surut, rawa air tawar),
b. Rata-rata debit dekade, bulanan, tahunan,
c. Kadar sedimentasi (lumpur) dan tingkat erosi,
d. Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah e.
Fluktuasi dan potensi air tanah (dangkal dan dalam),
e. Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk
keperluan domestik dan non domestik.
f. Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air untuk
keperluan lainnya seperti pertanian, industri, dan lain-lain.
g. Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air mengacu pada baku
mutu dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang
akan keluar.
h. Kajian mengenai hidrologi dilengkapi dengan analisis spasial
peta-peta yang terkait dengan kondisi hidrologi di wilayah
rencana usaha dan/atau kegiatan dan sekitarnya.
PENAWARAN TEKNIS 33
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Air Permukaan
Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan pengamatan karakteristik fisik
sungai, pola drainase, debit air sungai dan tingkat ketergantungan/
kebutuhan air sungai.
Analisis Data
Pengamatan karakteristik fisik sungai dan pola drainase yang ada
dilakukan dengan cara analisis Peta Topografi yang dipadukan
dengan hasil observasi di lapangan.
1
V= R2/3 S1/2
n
PENAWARAN TEKNIS 34
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Dimana :
V = Kecepatan aliran (m/det)
R = Jari-hari hidrolik (meter)
S = Kemiringan (m/m)
n = Faktor kekasaran Manning
Dimana :
Q = Kenaikan air larian maksimum (m 3/hari-hujan)
Cr = Koefisien air larian rata-rata sesudah dibangun
Cp = Koefisien air larian sebelum dibangun
I = Intensitas curah hujan maksimum rata-rata (m/hari-hujan)
Harga C r adalah :
Dimana :
C 1 = Koefisien air larian untuk bangunan
a = Luas bangunan
C 2 = Koefisien air larian untuk jalan
b = Luas jalan dan seterusnya
PENAWARAN TEKNIS 35
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Lokasi
Lokasi pengamatan dan pengukuran yaitu pada sungai yang ada di lokasi dan
sekitar lokasi kegiatan sebagai badan air penerima dari kegiatan yang
termasuk ke dalam wilayah studi.
Analisis Data
Data yang diperoleh dituangkan pada peta tematik, dianalisis dan
ditampilkan (overlay), untuk mendapatkan analisis secara akurat dan cukup
lengkap.
Lokasi
Lokasi pengambilan data sekunder di Direktorat Geologi dan Tata
Lingkungan di Bandung berupa peta hidrogeologi yang sebarannya yang
tersingkap pada tapak proyek dan sekitarnya yaitu pada lokasi dan sekitarnya yang
termasuk ke dalam wilayah studi.
Analisis Data
Untuk mengetahui kondisi kualias air tanah, maka hasil analisis laboratorium
sampel air tanah dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Metode analisis kualitas air tanah
dilakukan seperti pada Tabel 2.
PENAWARAN TEKNIS 37
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
SNI 06-6989.6-
17 Sisa Chlor mg/L - Titrimetrik, Hg(NO3) 2
2004
18 Sulfat (SO4) mg/L 400 Turbidimetrik, BaCl 2 SM 3111-C
MIKROBIOLOGI
1 Coliform jml/100 mL 50 Multiple Tube Method SM 9221 B
2 E. Coli jml/100 mL 0 Multiple Tube Method SM 9221 E
Keterangan : Baku mutu mengacu pada Peraturan Menkes No. 416/MENKES/PER/I/1990
Lokasi
Pengambilan sampel air tanah dilakukan pada sumur penduduk
terdekat dari lokasi kegiatan sebagai rona awal sebelum ada kegiatan
sebanyak 3 (tiga) lokasi sampel.
Analisis Data
Analsisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian
laboratorium berdasarkan baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air atau menurut peraturan daerah setempat.
PENAWARAN TEKNIS 38
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
T abel 3. Parameter dan Metode Analisis/Pengukuran Kualitas Air
Permukaan
Keterangan : - PP. RI. No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian
Pencemaran Air
- KepMenLH No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air
Permukaan dan - Pengambilan contoh air permukaan
PENAWARAN TEKNIS 39
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
4. Ruang, Lahan, dan Tanah
a. Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat
rencana usaha atau kegiatan diajukan dan kemungkinan potensi
pengembangannya dimasa datang.
b. Rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang, rencana
tata guna tanah, dan sumber daya alam lainnya yang secara
resmi atau belum resmi disusun oleh pemerintah setempat baik
ditingkat kabupaten, propinsi atau nasional di wilayah rencana
usaha atau kegiatan.
c. Kemungkinan adanya konflik atau pembatasan yang timbul
antara rencana tata guna tanah dan sumber daya alam lainnya yang
sekarang berlaku dengan adanya pemilikan/ penentuan lokasi
bagi rencana usaha atau kegiatan.
d. Inventarisasi nilai estetika dan keindahan bentang alam serta
daerah rekreasi yang ada di wilayah rencana usaha dan/atau
kegiatan.
e. Kajian mengenai ruang, lahan, dan tanah dilengkapi dengan
analisis spasial peta-peta yang terkait dengan kondisi ruang, lahan,
dan tanah di wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan dan
sekitarnya.
Peta-peta yang mendukung analisis rona lingkungan awal yang
menyajikan :
1. Ruang lingkup pada seluruh area yang terdampak akibat adanya
rencana usaha dan/atau kegiatan (contoh: DAS terdampak harus
digambarkan dari hulu hingga hilir).
2. Penggambaran sesuai dengan kaidah kartografis.
3. Pencetakan pada kertas minimal A3.
4. Apabila skala peta telalu kecil atau tampilan rumit pada wilayah
rencana usaha dan/atau kegiatan, maka dapat dibuat indeks petanya
dengan skala yang lebih besar.
PENAWARAN TEKNIS 40
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Pengumpulan Data
Dalam studi Ruang dan Lahan, hasil pengamatan lapangan dibandingkan
dengan informasi yang diperoleh dari interpretasi Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi/ Kabupaten, penggunaan lahan, kemampuan lahan serta
fasilitas dan jaringan prasarana transportasi, untuk dikembangkan dalam
memprediksi kemungkinan pemanfaatan ruang dan lahan.
Analisis Data
Dalam studi ruang dan lahan, hasil pengamatan lapangan dibandingkan dengan
informasi yang diperoleh dari interpretasi Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi/ Kabupaten, penggunaan lahan, kemampuan lahan serta fasilitas dan
jaringan prasarana transportasi, untuk dikembangkan dalam memprediksi
kemungkinan pemanfaatan ruang dan lahan.
Lokasi
Pengambilan data dilakukan pada lokasi yang telah ditetapkan sesuai batas
proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administrasi.
B) KUALITAS AIR
1. Umum
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan bidang pengairan, telah disusun
standar-standar dalam baku mutu sesuai dengan ketentuan-ketentuan dewan
standardisasi nasional (DSN) yang terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
Tata cara pelaksanaan pekerjaan
Spesifikasi
Metode Pengujian
Parameter Kualitas Air Sesuai Keperutukannya
PENAWARAN TEKNIS 41
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Metode pengambilan sampel yang memenuhi syarat
Besarnya kadar unsur-unsur yang dianalisis dari suatu sampel yang diambil
seharusnya sama dengan kadar unsur-unsur tersebut didalam sumber air
pada waktu sampling, keadaan itu dapat dicapai apabila persyaratan
tersebut diatas dipenuhi. Sistem pengambilan sampel air memegang peranan
sangat penting dalam pemantauan kualitas air. Ketelitian pengujian dan
ketepatan sistem pengambilan sampel air akan mempengaruhi data hasil
pengujian. Bila terdapat kesalahan dalam pengambilan sampel air, maka sampel
yang diambil tidak representative sehingga ketelitian dan teknik peralatan yang
baik akan terbuang percuma. Selain itu dikhawatirkan kesimpulan yang
diambil juga akan salah.
PENAWARAN TEKNIS 42
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Pengawasan Kualitas Air
Dalam penentuan lokasi untuk tujuan pengawasan kualitas air perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Perlindungan terhadap pemakai air.
Pengawasan terjadinya kasus pencemaran di suatu daerah tertentu.
Perlindungan beban pencemaran yang dibuang melalui sungai ke
laut.
PENAWARAN TEKNIS 43
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
1. Sumber air alamiah, yaitu lokasi dihulu sungai yang belum
mengalami perubahan oleh kegiatan manusia.
2. Sumber air tercemar, yaitu lokasi pada tempat yang telah
mengalami perubahan atau tercemar, atau setelah melalui suatu
daerah pemukiman, industri, pertanian, dan kegiatan Pekerjaan.
3. Sumber air yang dimanfaatkan, untuk perlindungan terhadap
pemakai sumber air diperlukan pula lokasi pengukuran pada setiap
pemanfaatan sumber air antara lain sumber air minum, industri,
irigasi, perikanan, rekreasi dan lain-lain.
Sebaran pengambilan sampel harus mendapat persetujuan dari
direksi dan setiap sampel dilakukan pengukuran titik koordinat.
3. Parameter Uji
Berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, menetapkan kriteria mutu air yang
terbagi atas empat (4) klasifikasi mutu air sebagai berikut:
a. Kelas Satu (I): Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air
baku, air minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
PENAWARAN TEKNIS 44
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
c. Kelas Tiga (III): Air yang peruntukan dapat digunakan
untuk pembudidayaan ikan air tawar peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas Empat (IV): Air yang peruntukan dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan yang lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Pengujian sampel air diuji pada parameter-parameter yang
disesuaikan dengan kelas mutu air berdasarkan usaha dan/atau
kegiatan terkait.
Sebaran pengambilan sampel harus mendapat persetujuan dari
direksi dan setiap sampel dilakukan pengukuran titik koordinat.
Baku mutu air mengacu pada Perda Kaltim Nomor 2 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Hasil analisis laboratorium dan dokumentasi dilampirkan dalam
laporan.
PENAWARAN TEKNIS 45
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
c. Lokasi pemukiman penduduk.
Parameter lainnya dapat ditambahkan apabila dianggap perlu
dan berhubungan langsung dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan.
Pengambilan sampel dilakukan pada 5 (lima) lokasi dengan
penyebaran yang merata di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan.
D) KUALITAS TANAH
Aspek-aspek yang dipelajari dalam hubungannya dengan komponen tanah
meliputi sifat, kimia tanah, tingkat bahaya erosi dan sedimentasi. Sifat fisik
tanah yang dianalisi adalah tekstur tanah, struktur tanah, porositas, warna
tanah, permeabilitas, konsistensi. Sedangkan sifat kimia tanah yang dianalisis
adalah reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation, bahan organic, tanah,
kejenuhan basa, nitrogen, fosfor, kalium, C/N Ratio, basa-basa dapat
dipertukarkan (Ca, Mg, K, dan Na), kejenuhan alumunium (Al), pirit,
status kesuburan tanah, erosi tanah. Parameter lainya dapat ditambahkan apabila
dianggap perlu dan berhubungan langsung dengan jenis kegiatan terkait.
Pengambilan sampel tanah sebanyak 5 titik pada lokasi yang harus mewakili
area-area kegiatan kontruksi.
Hasil analisis laboratorium dan dokumentasi dilampirkan dalam laporan.
E) BIOLOGI
1. Flora
a. Peta zona biogeoklimatik dari vegetasi alami yang meliputi tipe vegetasi,
sifat-sifat dan kerawanan berada dalam wilayah rencana usaha atau
kegiatan.
PENAWARAN TEKNIS 46
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
b. Uraian tentang jenis-jenis vegetasi dan ekosistem yang dilindungi
undang- undang yang berada dalam wilayah rencana usaha atau
kegiatan.
c. Uraian tentang keunikan dari vegetasi dan ekosistemnya yang
berada pada wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data aspek biologi (hayati) dilakukan dengan cara sampling
yang didasarkan pada beberapa komunitas sesuai dengan tipe habitatnya.
Inventarisasi vegetasi dan satwa liar dilakukan pada komunitas binaan
(daerah pertanian), sedangkan pencacahan dilakukan pada komunitas alami
(hutan sekunder) pada dua garis transek sepanjang 1000 m. Parameter dan
metode pengumpulan data biologi selengkapnya disajikan pada Tabel 5.4.
Pengumpulan data flora (vegetasi) dilakukan melalui inventarisasi tanaman
dilapangan baik secara langsung, wawancara, data dari instansi terkait
maupun dengan metode jelajah. Pengambilan contoh vegetasi dilakukan
pada lokasi di sekitar tapak proyek. Pengambilan contoh vegetasi dilakukan
pada 3 petak contoh transek yang memotong tegak lurus kontur dengan
jarak antar transek adalah 100 meter.
PENAWARAN TEKNIS 47
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
T abel 5.4. Parameter dan Metode Pengumpulan Data Biologi (Flora dan Fauna)
No. Pedoman Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder
Komponen Lingkungan Teknik Lokasi
I. Flora terrestrial
1.1 Alam Inventarisasi Di dalam dan Dinas Pertanian
a. Komposisi jenis atau di luar
b. Kerapatan proyek (wilayah
studi)
1.2 Kawasan Budidaya Inventarisasi Dinas Pertanian
(kebun/tegal/ pekarangan)
a. Komposisi jenis
b. Kerapatan
Fauna Daratan
II. 1. Pola migrasi Inventarisasi Di dalam dan 1. Balai Sumber
2. Jenis langka dengan metoda atau di luar Daya Alam
random proyek (wilayah 2. Penduduk
Biota Perairan studi) setempat
III Ikan
A. Benthos dan Plankton
B. 1. Kompoisis Jenis Di dalam dan
2. Kepadatan atau di luar
3. Jenis langka dilindungi proyek (wilayah
4. Habitat studi)
Analisis Data
Analisis jenis flora (vegetasi) dilakukan untuk mengetahui keberadaan jenis
tanaman baik yang bersifat ekonomis, langka maupun yang dilindungi
undang-undang di Indonesia. Rumus-rumus yang digunakan dalam analisis
vegetasi dengan metode garis berpetak adalah Mueller-Dombois dan
Ellenberg, 1974: Cox, 1973; Mechael, 1983; Soeranegara dan Indrawan,
1983, dengan rumus sebagai berikut :
PENAWARAN TEKNIS 48
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Dominsi Nisbi (%) = Dominasi seluruh jenis
Dimana :
KN = Kerapatan
Nisbi. FN = Frekuensi Nisbi.
DON = Dominasi Nisbi.
Dimana :
KN = Kerapatan
FN = Frekuensi Nisbi .
Lokasi
Lokasi pengamatan flora darat dilakukan pada beberapa titik pengamatan yang
termasuk ke dalam wilayah studi dan sekitarnya.
2. Fauna
a. Taksiran kelimpahan dan keragaman fauna, habitat, penyebaran,
pola migrasi, populasi hewan budidaya (ternak) serta satwa dan
habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam wilayah rencana
usaha atau kegiatan.
PENAWARAN TEKNIS 49
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
b. Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang
dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan
makanan, atau sumber hama dan penyakit.
c. Perikehidupan hewan penting diatas, termasuk cara
perkembangbiakan, siklus dan neraca hidupnya, cara pemijahan, cara
bertelur dan beranak, cara memelihara anaknya, perilaku dalam daerah
dan teritorialnya.
Vegetasi, parameter yang diamati di lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan adalah jenis dan keanekaragaman, kerapatan,
dominasi, dan frekuensi.
Fauna darat, parameter yang diamati jenis dan keanekaragaman,
jenis satwa liar, langka, dan atau dilindungi.
Pengambilan sampel dilakukan pada 5 (lima) lokasi dengan
penyebaran yang merata di lokasi kegiatan.
Sebaran pengambilan sampel harus mendapat persetujuan dari
direksi dan setiap sampel dilakukan pengukuran titik koordinat.
PENAWARAN TEKNIS 50
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Sedangkan sungai yang tidak terlalu besar, dimana pengadukannya cukup
merata, pengukuran populasi biota perairan dilakukan dengan pengambilan
sampel secara periodek pada tengah-tengah sungai dengan kedalaman 0,5
sampai 1 meter dari permukaan air.
F) KOMPONEN SOSIAL
Pengamatan terhadap aspek social, ekonomi, budaya dan kesehatan
masyarakat dilakukan dalam wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan yang
berada dalam tapak Pekerjaan atau disekitarnya. Adapun data komponen
sosial yang diambil dalam studi bersumber dari data primer dan data sekunder.
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya :
1. Demografi
a. Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin,
mata pencaharian, pendidikan, dan agama.
b. Tingkat kepadatan dan sebaran kepadatan penduduk.
c. Angkatan kerja produktif
d. Tingkat kelahiran
e. Tingkat kematian kasar
f. Tingkat kematian bayi
g. Pola perkembangan penduduk
PENAWARAN TEKNIS 51
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
2. Ekonomi
a. Kesempatan, kerja dan berusaha
b. Pola pemilikan dan penguasaan sumberdaya alam
c. Tingkat pendapatan penduduk
d. Prasarana dan sarana perekonomian (jalan, pasar,
pelabuhan, perbankan, pusat pertokoan)
e. Pola pemenfaatan sumberdaya alam.
3. Budaya
a. Kepemilikan tanah (tanah pribadi, tanah adat,
b. Pranata sosial atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
tumbuh dikalangan masyarakat.
c. Adat istiadat dan pola kebiasaan yang berlaku
d. Proses sosial (kerjasama, akomodasi, konflik) dikalangan masyarakat.
e. Akulturasi, asimilasi, dan integrasi dari berbagai kelompok masyarakat.
f. Kelompok-kelompok dan organisasi sosial
g. Pelapisan sosial dikalangan masyarakat
h. Perubahan sosial yang tengah berlangsung dikalangan masyarakat.
i. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.
4. Kesehatan Masyarakat
a. Insidensi dan prevelensi penyakit yang terkait dengan rencana usaha
atau kegiatan.
b. Sanitasi lingkungan, khususnya ketersediaan air bersih
(cakupan pelayanannya).
c. Status gizi dan kecukupan pangan.
d. Jenis dan jumlah fasilitas kesehatan
e. Cakupan pelayanan tenaga dokter dan paramedik.
PENAWARAN TEKNIS 52
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
2) PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Berdasarkan Pedoman Umum dan Pedoman Teknis yang berlaku, maka
sasaran prakiraan dampak penting adalah sebagai berikut :
a. Memperkirakan besarnya perubahan yang terjadi terhadap
komponen lingkungan pada ”kondisi tanpa proyek (Rona Awal)” dan
pada ”kondisi setelah ada proyek (Rona Proyek )”
b. Memberikan indikasi tentang arti pentingnya perubahan tersebut
dengan mengacu kriteria penentuan dampak penting sebagaimana
tertera dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009.
Kriteria mengenai dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
terhadap lingkungan hidup antara lain :
1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak;
2. Luas wilayah persebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak;
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
PENAWARAN TEKNIS 53
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Berdasarkan Pedoman Umum dan Pedoman Teknis yang berlaku, maka
sasaran prakiraan dampak penting adalah :
a. Memprakirakan besarnya perubahan yang terjadi terhadap komponen
lingkungan pada "kondisi tanpa proyek (Rona Awal)" dan pada kondisi
setelah ada proyek (Rona Proyek)"
PENAWARAN TEKNIS 54
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Besarnya perubahan lingkungan yang dianalisis mencakup keseluruhan
komponen lingkungan yaitu komponen geofisika-kimia, biologi dan sosial,
ekonomi serta budaya. Hubungan antara komponen lingkungan dan kegiatan
pembangunan perlu dianalisis secara mendalam. Pendekatan yang akan
dipakai untuk menganalisis hubungan tersebut adalah dengan pendekatan :
a. Metode formal dilakukan dengan model matematik. Berikut ini
metode- metode formal yang digunakan dalam prakiraan dampak
penting:
T abel 5. Metode Formal Yang Digunakan Dalam Prakiraan Dampak
Penting
Komponen
No Metode Formal
Lingkungan
H 2
2QL
C x, z 2 0,5 z Exp 0,5 z
dimana :
C(x,z) = Konsentrasi pencemar di udara ambient
(atmosfer),
/m3
X = jarak antara jalan dengan receptor, m
Z = tinggi receptor di atas permukaan tanah,m
Q = emission rate per unit jarak, /s.m
µ = koefisien 3,14
u = rata-rata kecepatan Angin pada sumbu x,
m/dt
H = tinggi sumber titik gas buang dari kendaraan, m
δz = koefisien Disperse vertical Gaussian, m
Sumber : Peavy et al, 1985. De Nevers, 1995. Kiely, 1998. La Grega et
2 Peningkatan al, 2001.
Intensitas kebisingan Sumber titik/diam yang bersumber dari genset:
PENAWARAN TEKNIS 55
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Komponen
No Metode Formal
Lingkungan
PENAWARAN TEKNIS 57
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan mencakup
kelompok aktivitas:
PENAWARAN TEKNIS 58
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
c. Pendekatan institusional merupakan usaha koordinasi dan kerjasama
dengan berbagai instansi yan terkait dalam penanganan dampak dari
kegiatan, sehingga penanganan dampak dapat dilakukan secara efektif dan
efisien.
PENAWARAN TEKNIS 59
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
pemantauan lingkungan.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka dalam suatu dokumen RKL akan
memuat informasi dan ketentuan mengenai pengelolaan lingkungan yang
meliputi:
a. Jenis kegiatan yang menjadi sumber dampak
penting.
b. Komponen lingkungan yang terkena dampak
c. Tolok ukur dampak
d. Tujuan pengelolaan lingkungan
e. Beberapa altematif penanggulangan dan pencegahan dampak negatif
serta pengembagan dampak positif
f. Lokasi pengelolaan lingkungan
g. Periode pengelolaan lingkungan
h. Institusi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan, mengawasi
dan menerima pelaporan dari pengelolaan lingkungan tersebut.
PENAWARAN TEKNIS 60
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Tujuan utama dari penyusunan dokumen RPL adalah sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pemantauan lingkungan, sehingga dapat dijamin bahwa rencana
pengelolaan dampak lingkungan yang tertuang dalam dokumen RKL
dapat terlaksana secara efektif sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
Namun demikian, apabila dalam pelaksanaannya terdeteksi perubahan-
perubahan terhadap komponen/ parameter lingkungan tertentu yang
tidak terduga sebelumnya, maka dapat segera terdeteksi untuk
selanjutnya dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya-upaya
pengelolaan lingkungan yang direncanakan pada tahap-tahap kegiatan
selanjutnya.
PENAWARAN TEKNIS 61
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
1) Kegiatan Pembangunan Jalan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak
Komponen kegiatan pembangunan jalan yang berpotensi menjadi sumber
dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dipantau adalah
berdasarkan rencana kegiatan yang diuraikan dalam rencana pemantauan
lingkungan (RPL) atau upaya pemantauan lingkungan (UPL). Apabila terdapat
ketidak sesuaian atau perubahan antara RPL atau UPL dengan
pelaksanaan/pemantauan maka perlu dijelaskan alasannya.
Pemantauan perlu dilakukan mulai dari tahap awal, yaitu dari tahap
perencanaan untuk memeriksa apakah pertimbangan lingkungan sudah
diterapkan untuk mengantisipasi dampak-dampak yang akan terjadi pada
saat pengadaan tanah, pelaksaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan
jalan.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang mencakup perencanaan umum, pra studi
kelayakan, studi kelayakan dan perencanaan teknis (termasuk penyiapan
dokumen lelang dan dokumen kontrak pekerjaan konstruksi) bukan
merupakan sumber dampak dan tidak menimbulkan dampak penting.
Namun pada setiap tahap kegiatan tersebut perlu dipantau apakah
sudah memuat dan mempertimbangkan aspek lingkungan hidup.
PENAWARAN TEKNIS 62
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Persiapan konstruksi jalan
- Mobilisasi tenaga kerja
- Mobilisasi peralatan berat
- Pembuatan jalan masuk atau jalan akses
- Pembangunan base camp
PENAWARAN TEKNIS 63
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi budaya dan
kesehatan masyarakat.
a. Komponen Fisik-Kimia, antara lain parameter:
- Kualitas udara (SO2, NO2, CO, HC, partikulat dan debu)
- Kebisingan
- Getaran
- Hidrologi (kualitas air permukaan, pola aliran dan kualitas air tanah)
- Bentang alam/lansekap
- Tanah (longsor dan erosi)
d. Kesehatan Masyarakat:
- Kesehatan masyarakat
- Kenyamanan masyarakat
PENAWARAN TEKNIS 64
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
dimulai dari tahap perencanaan, pengadaan tanah, pelaksanaan konstruksi,
pengoperasian dan pemeliharaan jalan hingga tahap evaluasi pasca
pembangunan jalan, perlu dipantau apakah dilakukan atau tidak, sesuai
dengan yang tercantum dalam dokumen RPL atau UPL.
PENAWARAN TEKNIS 65
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
kegiatan yaitu di lokasi tapak proyek, lokasi sumber material
quarry, jalur transportasi material dan lokasi base camp.
PENAWARAN TEKNIS 66
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
rasakan/terima. Namun perlu kehati-hatian dalam menganalisis dan
mengevaluasi informasi/data untuk mencegah hal yang bersifat subyektif.
PENAWARAN TEKNIS 67
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
oleh pemerintah. Apabila belum ada baku mutu lingkungan untuk
parameter lingkungan tertentu, maka dapat menggunakan baku
mutu/standar berdasarkan pustaka/literatur yang lazim digunakan.
Baku mutu lingkungan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
mengukur atau menilai kondisi lingkungan adalah:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun
1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara;
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor
Kep.35/MENLH/10/1993 tentang Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor;
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor
Kep.13/MENLH/3/1993 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak;
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor
48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan;
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor
49/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Getaran;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran air;
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor Kep
43/MENLH/10/1996 tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi
Usaha atau Kegiatan Penambangan Galian C Jenis Lepas di Daratan
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Syarat-Syarat Air Bersih dan Kualitas Air Minum.
2) Lokasi Pemantauan
Pemantauan yang tepat perlu ditetapkan dan dilengkapi dengan peta
berskala yang memadai dan menunjukkan lokasi pemantauan dimaksud.
PENAWARAN TEKNIS 68
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi pemantauan
bahwa lokasi pemantauan sedapat mungkin konsisten dengan lokasi
pengumpulan data saat studi lingkungan (RKL-RPL atau UKL-UPL).
PENAWARAN TEKNIS 69
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan pengelolaan lingkungan pada kegiatan pembangunan jalan
dilaksanakan oleh Pemrakarsa Kegiatan. Penanggungjawab pelaksanaan
pemantauan tersebut adalah Pemimpin Proyek/Bagian Proyek/Satker/PPK
atau Unit Kerja/Pengelola Kegiatan yang bersangkutan.
Tujuan dari pemantauan pengelolaan lingkungan ini adalah untuk melihat
seberapa jauh efektivitas pelaksanaan pengelolaan dampak lingkungan dalam
kegiatan pembangunan jalan mulai dari tahap perencanaan, pengadaan tanah,
pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan.
PENAWARAN TEKNIS 70
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
dan desain teknis serta penyiapan dokumen lelang dan dokumen kontrak
kerja sehingga terwujud rencana jaringan jalan yang layak lingkungan.
PENAWARAN TEKNIS 71
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Apakah ketentuan-ketentuan dalam RKL atau UKL telah
dijabarkan dalam desain dan spesifikasi/persyaratan teknis pekerjaan
konstruksi ?
Apakah rencana pengadaan tanah dilengkapi dengan dokumen
rencana tindak pengadaan tanah dan pemukiman kembali (LARAP) ?
Apakah persyaratan pengelolaan dan pemantaun lingkungan
telah dicantumkan dalam dokumen lelang dan dokumen
kontrak pekerjaan konstruksi ?
PENAWARAN TEKNIS 72
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
3) Pemantauan Pada Kegiatan Konstruksi Jalan
a. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan
konstruksi adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan dan kinerja
penanganan dampak lingkungan hidup akibat kegiatan konstruksi jalan.
b. Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Perlu Dipantau
a) Persiapan pekerjaan konstruksi
Mobilisasi tenaga kerja
- Pelaksanaan konsultasi masyarakat
- Pemberian informasi dan peluang yang sama pada
tenaga kerja setempat
- Penerapan persyaratan kesehatan bagi para calon tenaga kerja
yaitu harus sehat jasmani dan rohani
Mobilisasi peralatan berat
- Perbaikan jalan yang rusak dan pembatasan tonase
kendaraan/peralatan
- Pelaksanaan pengaturan lalu lintas oleh petugas
Pembuatan jalan masuk/akses
- Penyiraman jalan secara berkala pada saat musim
kering untuk mencegah sebaran debu
- Pengaturan jam kerja dan perawatan
kendaraan/peralatan secara berkala
- Pengaturan lalu lintas
Pembangunan base camp
- Pemilihan lokasi yang bukan daerah sensitif dan sesuai tata
ruang
- Penyiraman permukaan tanah pada musim kering untuk
mencegah sebaran debu
- Pengaturan jam kerja dan perawatan kendaraan/peralatan
proyek secara berkala
PENAWARAN TEKNIS 73
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
b) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan
a. Di lokasi proyek
Pembersihan lahan
- Pembatasan luas lahan yang dibersihkan untuk
mengurangi kerusakan/hilangnya vegetasi
- Penyiraman tanah dan pembatasan kecepatan kendaraan
proyek untuk mengurangi sebaran debu
- Perawatan peralatan dan kendaraan proyek secara berkala
dan pengaturan jam kerja
- Pembangunan bangunan pencegah longsor dan erosi
- Pelaksanaan koordinasi dengan pengelola utilitas
Pekerjaan tanah
- Penyiraman tanah saat kering dan pembatasan kecepatan
kendaraan proyek
- Perawatan peralatan dan kendaraan proyek secara berkala
dan pengaturan jam kerja
- Mengubah geometri lereng dan/atau perkuatan lereng
- Pembuatan saluran drainase
- Penataan lansekap yang mempunyai nilai ekologis dan estetis
Pekerjaan drainase
- Membuat saluran drainase sementara
- Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu
sementara
- Membuat jalan akses sementara
PENAWARAN TEKNIS 74
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
- Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu lalu
lintas sementara
Pekerjaan jembatan
- Perawatan peralatan proyek dan pengaturan jam kerja
- Penggunaan bor pile/tidak menggunakan hammer pile
untuk mengurangi tingkat getaran jika lokasi kegiatan dekat
bangunan rumah, fasilitas umum atau daerah sensitif
- Pengaturan lalu lintas dan pemasangan rambu-rambu lalu
lintas sementara
- Pengalihan aliran air sementara sekitar pondasi jembatan
- Penghijauan dan pertamanan
- Penanaman tanaman pelindung tanah dan peneduh
- Penanaman tanaman hias
- Penanaman tanaman penyerap pencemar udara dan
kebisingan
PENAWARAN TEKNIS 75
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
b. Di lokasi quarry dan jalur transportasi
Pengambilan material bangunan di quarry dan borrow area di
darat
- Penyiraman tanah secara berkala di musim kering untuk
mengurangi sebaran debu
- Perawatan peralatan dan kendaraan proyek secara
berkala dan pengaturan jam kerja
- Reklamasi dan pemanfaatan kembali lahan
- Pembuatan saluran drainase
- Pengaturan kemiringan lereng yang aman
- Pengambilan material di quarry sungai
- Pemilihan lokasi quarry yang sesuai peraturan
daerah/instansi yang berwenang di daerah
- Tata cara penambangan yang tepat teknologinya untuk
mencegah pencemaran kualitas air sungai
- Melakukan konsultasi pada masyarakat pengguna sungai
terkait dengan gangguan biota air/termasuk perikanan
PENAWARAN TEKNIS 76
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
c) Di lokasi base camp
Pengoperasian base camp (barak pekerja, kantor, stock pile,
stone crusher, bengkel dan AMP)
Perawatan peralatan, pemasangan penangkap debu, penyiraman
berkala, membatasi ketinggian tumpukan material, uji emisi
kendaraan
Menyimpan genset pada tempat kedap suara/ruang khusus dan
perawatan peralatan secara berkala
Pengendalian limbah cair (oli/pelumas bekas, cat, bahan
pelarut cat, pembersih peralatan dll) serta membuat MCK
dilengkapi septick tank
Menampung pelumas bekas untuk mencegah ceceran ke tanah
Pengaturan lalu lintas pada pintu masuk-keluar base camp
Pemberdayaan masyarakat setempat
PENAWARAN TEKNIS 77
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Pembangunan base camp
- Penggunaan lahan
- Kualitas udara (debu/partikulat)
- Tingkat kebisingan dB(A)
Pekerjaan tanah
- Kualitas udara (debu/partikulat)
- Tingkat kebisingan dB(A)
- Stabilitas tanah
- Kondisi lansekap/penggunaan lahan
Pekerjaan drainase
- Aliran air permukaan dan kualitas air permukaan
(kekeruhan, transparansi, padatan)
- Kondisi lalu lintas
- Keluhan masyarakat
- Pekerjaan badan jalan
- Kualitas udara (debu/partikulat)
- Tingkat kebisingan dB(A)
- Kondisi lalu lintas
PENAWARAN TEKNIS 78
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Pekerjaan jembatan
- Tingkat kebisingan dB(A)
- Tingkat getaran
- Kualitas air (pH, kekeruhan, transparansi, padatan,
BOD, DO), plankton, benthos
- Kondisi lalu lintas
PENAWARAN TEKNIS 79
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Pengambilan material di lokasi sungai
- Kondisi bangunan sungai (kerusakan bangunan sungai)
- Kualitas air (kekeruhan, transparansi, padatan, BOD,
COD,DO)
- Plankton, nekton, benthos dan perikanan
PENAWARAN TEKNIS 80
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
b. Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Perlu Dipantau
Pemantauan pengelolaan lingkungan pada tahap pengoperasian dan
pemeliharaan jalan harus dilaksanakan di sepanjang ruas jalan yaitu pada
tempat-tempat yang potensial terkena dampak. Pemantauan kegiatan pengelolaan
mencakup:
a) Pengoperasian jalan
Penanggulangan atau pengurangan pencemaran udara (SO2, CO, NO2,
HC, debu dan partikulat);
Pengurangan tingkat kebisingan;
Pengurangan tingkat getaran;
Manajemen lalu lintas;
Penertiban penggunaan jalan (tertib sesuai fungsi RUMAJA,
RUMIJA, RUWASJA, termasuk lahan di bawah jalan layang);
Pencegahan penggunaan lahan yang tidak sesuai tata guna
lahan (terutama di daerah sensitif);
Tempat jalur perlintasan satwa liar;
Pemeliharaan jaringan drainase dalam rangka mencegah
terjadinya genangan atau banjir.
b) Pemeliharaan Jalan
Mencegah atau mengurangi terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalu
lintas.
PENAWARAN TEKNIS 81
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
a) Pengoperasian Jalan
Kualitas udara (SO2, CO, NO2, HC, debu, partikulat);
Tingkat kebisingan;
Getaran;
Kondisi lalu lintas (arus lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas);
Kondisi penggunaan lahan RUMIJA dan RUWASJA;
Tata guna lahan di sekitar tepi jalan;
Jalur perlintasan satwa;
Pola aliran air permukaan dan stabilitas tanah.
b) Pemeliharaan Jalan
Kondisi lalu lintas
PENAWARAN TEKNIS 82
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
acuan atau tolok ukur yang digunakan untuk menilai teknis
pelaksanaan pemantauan, hasil pemantauan, kendala/ masalah, tindak
lanjut/rekomendasi.
Namun, mungki saja karena alasan tertentu ada proyek jalan yang tidak melalui
semua tahapan tersebut secara lengkap, misalnya setelah perencanaan umum
langsung studi kelayakan, tanpa melakukan pra-studi kelayakan. Bahkan mungkin
juga karena pertimbangan khusus,ada proyek jalan yang tidak melakukan studi
kelayakan.
Penerapan pertimbangan lingkungan tiap tahap kegiatan proyek diatas, secara ideal
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan Umum
Siklus proyek jalan diawali dengan perencanaan umum berupa perumusan
gagasan usulan proyek baik berupa program pembangunan jalan baru atau
peningkatan jalan yang telah ada. Kegiatannya mencakup pemilihan rute/
koridor jalan, penentuan skala prioritas, perkiraan biaya, serta jadwal
pelaksanaan dan pendanaannya.
Walaupun pada tahapan ini belum ada kegiatan fisik yang dapat menimbulkan
perubahan lingkungan, pemrakarsa kegiatan proyek sedini mungkin harus
mengidentifikasi potensi dampak besar dan penting terutama dampak negatif
yang akan timbul, melalui proses penyaringan lingkungan untuk tiap ruas jalan
yang akan dibangun.
PENAWARAN TEKNIS 84
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
b. Tahap Pra-Studi Kelayakan
Kegiatan Proyek pada tahap ini adalah perumusan garis besar rencana kegiatan
serta perumusan alternatif koridor alinyemen jalan, termasuk menganalisis
kelayakan (sementara) tiap alternatif koridor tersebut. Dalam menganalisis
kelayakan tiap alternatif koridor ruas jalan tersebut, selain didasarkan pada
pertimbangan teknis dan ekonomi juga harus dipertimbangkan kelayakan
lingkungan melalui proses kajian awal lingkungan.
PENAWARAN TEKNIS 85
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Dalam perhitungan perkiraan biaya pekerjaan konstruksi jalan, seyogyanya
mencakup juga biaya pengelolaan lingkungan yang diperlukan pada tahap
konstruksi. Demikian juga pemeliharaan jalan agar mencakup biaya pengelolaan
lingkungan tahap pasca konstruksi.
e. Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan proyek pada tahap pra-konstruksi adalah pengadaan tanah dan
permukiman kembali penduduk yang terkena proyek (bila perlu) yang
dilaksanakan oleh Pemrakarsa kegiatan proyek dan instansi terkait. Pengelolaan
lingkungan yang diperlukan pada tahap ini adalah pelaksanaan dan pemantapan
RKL-RPL untuk penanganan dampak sosial yang mungkin terjadi.
Pemantapan RKL mungkin diperlukan sesuai dengan kondisi lapangan pada saat
itu atau karena ada perubahan alinyemen jalan pada lokasi tertentu.
f. Tahap Konstruksi
Kegiatan pada tahap konstruksi terutama berupa pekerjaan teknik sipil meliputi
pekerjaan tanah, struktur bangunan jalan dan bangunan-bangunan pelengkapnya.
Penerapan pertimbangan lingkungan yang diperlukan pada tahap ini adalah
pelaksanaan dan pemantapan RKL-RPL tahap konstruksi, untuk menangani
semua dampak yang timbul akibat kegiatan-kegiatan kosntruksi seperti
erosi/longsir, pencemaran udara, kebisingan, gangguan pada prasarana umum
dan utilitas di areal tapak proyek dan sebagainya.
PENAWARAN TEKNIS 86
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
h. Tahap Evaluasi Pasca Proyek
Evaluasi pasca proyek bertujuan untuk menilai dan mengupayakan daya guna
ruas jalan yang telah dibangun/ ditingkatkan dan dioperasikan sampai umur
desainnya terlampaui. Penerapan pertimbangan lingkungan yang diperlukan pada
tahap ini adalah evaluasi kinerja pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang telah dilaksanakan pada tahap-tahap sebelumnya agar dapat
dijadikan masukan/ input dalam perencanaan pembangunan.
PENAWARAN TEKNIS 87
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Tabel 3.1 Garis Besar Isi Dokumen AMDAL
Isi
Isi Dokumen KA – ANDAL
- Bab I. Pendahuluan
(Isi dari Bab I mengacu kepada Lampiran I butir B.1 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012.
- Daftar Pustaka
- (Daftar Pustaka mengacu kepada Lampiran I Butir B.4 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012)
- Lampiran
(Lampiran mengacu kepada Lampiran I Butir B.5 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012)
PENAWARAN TEKNIS 88
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Isi
Isi Dokumen ANDAL
- Bab I. Pendahuluan
(Isi dari Bab I mengacu kepada Lampiran II butir B.1 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012.
B. Usaha dan/ atau kegiatan yang ada disekitar lokasi kegiatan jalan
- Daftar Pustaka
- (Daftar Pustaka mengacu kepada Lampiran II Butir B.5 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012)
- Lampiran
(Lampiran mengacu kepada Lampiran II Butir B.6 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012)
PENAWARAN TEKNIS 89
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Isi
Isi Dokumen RKL - RPL
- Bab I. Pendahuluan
(Isi dari Bab I mengacu kepada Lampiran III butir B.1 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012.
- Daftar Pustaka
- (Daftar Pustaka mengacu kepada Lampiran II Butir B.6 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012)
- Lampiran
(Lampiran mengacu kepada Lampiran III Butir B.7 dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012)
PENAWARAN TEKNIS 90
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
c. Hasil pelibatan masyarakat yang diperoleh melalui pengumuman dan konsultasi
publik;
d. Dampak penting hipotetik (DPH), diperoleh dari identifikasi dan evaluasi
dampak potensial suatu kegiatan;
e. Batas wilayah studi dan batas waktu kajian.
Salah satu kriteria penapisan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial
dapat menjadi DPH atau tidak adalah dengan menguji apakah pihak pemrakarsa
telah berencana untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu
pada Standar Operasional Prosedur (SOP) tertentu, pengelolaan yang menjadi
bagian dari rencana kegiatan, panduan teknis tertentu yang diterbitkan
PENAWARAN TEKNIS 91
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
pemerintah dan/atau standar internasional, dan lain sebagainya. Selain itu
penentuan dampak potensial menjadi DPH dapat didasarkan dari interaksi kegiatan
dengan komponen lingkungan (dicontohkan pada Tabel 3.2), dan kriteria penentuan
dampak penting sesuai Lampiran I butir I dari Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012.
Prakiraan dampak penting, berisi uraian besaran dan sifat penting dampak untuk
setiap Dampak penting hipotetik yang dikaji;
PENAWARAN TEKNIS 92
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan, berisi uraian telaahan
keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH) dalam
rangka penentuan karekteristik dampak lingkungan rencana kegiatan secara
total.
Pada dasarnya dalam evaluasi secara holistik diuraikan hasil evaluasi atau
telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik (DPH)
dalam rangka penentuan karakteristik dampak rencana kegiatan secara total
terhadap lingkungan hidup. Dalam melakukan evaluasi secara holistik terhadap
DPH tersebut, digunakan metode evaluasi dampak yang tercantum dalam
kerangka acuan. Metode evaluasi dampak tersebut menggunakan metode-metode
ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai
literatur yang sesuai dengan kaidah ilmiah metode evaluasi dampak penting
dalam Amdal.
PENAWARAN TEKNIS 93
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Gambar 3. Bagan Alir Proses Pelingkupan
Gambar 3.4. Contoh Surat Pernyataan Melaksanakan RKL – RPL Ruas Jalan
Nasional
PENAWARAN TEKNIS 94
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
2.4.7 Tenaga Ahli Penyusunan AMDAL
Tenaga Ahli yang diperlukan dalam penyusunan dokumen lingkungan hidup
adalah tenaga ahli yang sesuai dengan dampak penting yang akan dikaji atau
tenaga ahli yang memiliki keahlian terkait dengan rencana kegiatan.
Penyusunan dokumen lingkungan hidup untuk pembangunan dan/atau
peningkatan jalan wajib melibatkan tenaga Ahli Teknik Jalan (Ahli Teknik
Jembatan/Ahli Terowongan/Ahli Keselamatan Jalan), Ahli Sosial, Ahli Teknik
Lingkungan. Untuk kebutuhan tenaga ahli yang lain (Ahli Teknik Sungai dan
Drainase, Ahli Geoteknik, dan lain-lain) menyesuaikan kondisi lokasi rencana
kegiatan. Tim Penyusun AMDAL, minimal terdiri atas:
a. Ketua Tim, yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun Amdal, Ketua
Tim Penyusun Amdal (KTPA);
b. Anggota Tim, minimal dua orang yang memiliki sertifikat kompetensi
penyusun Amdal Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA).
PENAWARAN TEKNIS 95
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
2.4.8 Penyusunan dan Penilaian AMDAL
Tahapan penyusunan dan penilaian Amdal secara garis besar terdiri dari:
a. Pengumuman dan konsultasi publik;
b. Survey pendahuluan;
c. Penyusunan KA-Andal
d. Penilaian KA-Andal
e. Survey detail 6. Penyusunan Andal, RKL-RPL
f. Penilaian Andal, RKL-RPL
g. Penerbitan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup (SKKLH)
h. Pengumuman permohonan Izin Lingkungan 10. Pengumuman penerbitan
Izin Lingkungan
Penilaian terhadap dokumen AMDAL dilakukan dan/ atau dibahas oleh omisi
Penilai AMDAL (KPA). Dalam melaksanakan kewenangannya KPA dibantu
oleh tim teknis dan sekretariat KPA.
PENAWARAN TEKNIS 96
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
Wewenang penilaian terhadap dokumen AMDAL yang terdiri dari KA-
ANDAL, ANDAL, RKL-RPL adalah sebagai berikut :
Agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan,
maka program kerja akan disusun secara sistematis dan dilaksanakan berdasarkan
PENAWARAN TEKNIS 97
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
urutan pekerjaan efektif dan waktu pelaksanaannya. Untuk mendapatkan efektivitas
yang tinggi atas input konsultan, dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem layanan
konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini kualitas maupun kuantitas pekerjaan
dapat dikontrol, seraya menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar.
Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan
pengenalan terhadap pekerjaan. Aktivitas yang mengakibatkan berkurangnya
kualitas pekerjaan diupayakan untuk dihindari.
Secara garis besar, ada 8 (Delapan) kegiatan utama yang akan dilakukan oleh
Konsultan dalam melaksanakan Kegiatan Penyusunan AMDAL Kegiatan
Pembangunan Jalan Karang Mas – Kina - Jemuat, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
Pada minggu pertama setelah pekerjaan dimula, akan dilakukan rapat
pendahuluan untuk membicarakan hal-hal berikut :
a. Pengurusan administrasi kontrak kerja
b. Pengurusan surat-surat perijinan
c. Pengurusan ijin survey kepada instansi terkait
d. Penyiapan alat dan bahan untuk keperluan survey lapangan
PENAWARAN TEKNIS 98
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
b. Peta Administrasi Wilayah
Peta administrasi wilayah meliputi menurut pemerintahan daerah dan
pembagian wilayah kerja. Data ini digunakan untuk persiapan survei dan
panduan dalam pekerjaan di lapangan.
f. RDTRK
RDTRK yang selesai disusun dan yang terbaru akan menjadi acuan
penggunaan tanah di masa mendatang.
g. Data Hidrologi
Yang tercakup dalam data hidrologi yaitu kedalaman muka air tanah,
kelandaian aliran air tanah bebas, pola pengeringan air permukaan, lokasi
mata air, kelulusan (permeabilitas) tanah. Sumber data berupa peta
hidrogeologi yang diterbitkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan,
Dinas Pertambangan Propinsi Kalimantan Tengah dan Studi sebelumnya.
PENAWARAN TEKNIS 99
PENYUSUNAN AMDAL KEGIATAN PEMBANGUNAN
JALAN KARANG MAS – KINA – JEMUAT
h. Data Geologi Lingkungan
Yang tercakup dalam data geologi lingkungan yaitu pengamatan sebaran
tanah dan batuan, struktur geologi, ketebalan tanah penutup, sifat fi sik
kimiawi daerah resapan air permukaan dan air tanah dan keteknikan tanah,
serta daya dukung tanah.
i. Data Iklim
Komponen yang tercakup dalam data iklim yaitu tipe iklim, suhu
(maksimum, minimum, rata-rata), kelembaban udara, curah hujan dan
keadaan angin (arah, kecepatan, arah domanan).
k. Data Demografi
Data demografi merupakan data mengenai kependudukan, yang meliputi
jumlah penduduk, kepadatan, penyebaran penduduk, kondisi sosial, dan
lain-lain.
3. Survey Lapangan
Survei lapangan dilakukan dalam rangka mengumpulkan data-data primer
maupun data sekunder yang dianggap belum lengkap. Data atau parameter yang
dikumpulkan sesuai hasil pelingkupan yang dicantumkan dalam dokumen
Laporan Pendahuluan yang telah disetujui.
6. Asistensi
Setelah dokumen selesai disusun, maka konsultan akan melaksanakan asistensi
dengan pemrakarsa sebelum dibawa ke komisi penilai.