Anda di halaman 1dari 49

2019

PEDOMAN
PENGORGANISASIAN
DOTS & MTPTRO RSUD
SEKAYU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PELAYANAN TB DOTS & MTPTRO

Disusun Oleh :
TIM TERPADU DOTS & MTPTRO
RSUD SEKAYU

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
TIM PENYUSUN

TIM DOTS & MTPTRO :


dr. M. Luqmanul Hakim
dr. Purwoginangsih
Afriyani Oktavia, Amak
Eni Ernawati, Am.Kep
Rizki Febriana, Am.Keb
Nurhasanah, S.Psi
Siti Aminah Faradisi, Am.Kep

KONTRIBUTOR :
1. Dr. Povi Pada Indarta, Sp.p
2. dr. Makson Parulian Purba, MARS

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu ii


KATA PENGANTAR

Beberapa tahun terakhir, upaya pengendalian TB di Indonesia mengalami


kemajuan yang cukup pesat, hal ini antara lain dibuktikan dengan tercapainya indicator
penting dalam program pengendalian TB. Faktor keberhasilan tersebut antara lain :
akses pelayanan kesehatan yang semakin baik, adanya pendanaan dan dukungan
pemerintah pusat dan daerah, peran serta masyarakat dan swasta semakin meningkat,
semakin berkembangnya teknologi pengendalian TB serta banyak kegiatan trobosan
yang diapresiasi baik skala Global maupun Nasional.
Seiring dengan penemuan baru ilmu dan teknologi serta perkembangan program
pengendalian TB dilapangan, maka panduan ini harus mengikuti perkembangan
perkembangan tersebut, untuk itu panduan ini dilakukan beberapa perubahan sesuai
dengan perkembangan yang terjadi dilapangan. Seperti perubahan pada teknis
tatalaksana pasien TB, baik TB pada dewasa maupun TB pada anak. Perubahan itu
dilakukan untuk mengakomodasi kewaspadaan terhadap terjadinya TB resistan
obat.Penemuan pasien TB yang bukan hanya bertumpu pada penemuan secara pasif
tetapi pada situasi yang menguntungkan program perlu juga dilakukan penemuan
secara aktif.
Kami menyadari bahwa Panduan pelayanan TB dengan strategi DOTS ini belum
sempurna, oleh karena itu saran dan kritikan yang membangun dari pembaca sangat
kami harapkan dan sejalan dengan penerapannya, kami akan terus monitoring dan
evaluasi dan melakukan revisi bila dibutuhkan pada waktunya.

Tim Penyusun

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu iii


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i


TIM PENYUSUN DAN KONTRIBUTOR .......................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM RS ....................................................................... 4
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS ................................ 24
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS ............................................................ 28
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM DOTS & MTPTRO .............................. 33
BAB VI URAIAN JABATAN .............................................................................. 35
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA ................................................................. 38
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL .................... 39
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI ....................................................................... 41
BAB X PELAPORAN......................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu iv


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah
dilaksanakan di banyak negara sejak tahun 1995.
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus
TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5 juta
kematian karena TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Dari kasus TB
tersebutditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang
(140.000 orang adalah perempuan) dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO)
dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB baru, diperkirakan 1 juta
kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun.
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015,
diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk)
dengan 100.000 kematianpertahun (41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan 63.000
kasus TB dengan HIV positif (25 per 100.000 penduduk).Angka Notifikasi Kasus
(Case Notification Rate/CNR) darisemuakasus, dilaporkan sebanyak 129 per
100.000 penduduk.Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus, diantaranya 314.965
adalah kasus baru. Secara nasional perkiraan prevalensi HIV diantara pasien TB
diperkirakan sebesar 6,2%. Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak6700 kasus
yang berasaldari 1,9% kasus TB- RO darikasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO
dari TB dengan pengobatan ulang.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan
rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-3-%. Jika ia meninggal akibat TB,
maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara
ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma
bahkan dikucilkan masyarakat.
Petugas kesehatan yang menangani pasien TB merupakan kelompok risiko
tinggi untuk terinfeksi TB. Penularan kuman TB di fasilitas pelayanan kesehatan dari
pasien ke petugas kesehatan sudah diketahui sejak lama dan angka kejadiannya

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 1


terus meningkat. Pada saat ini TB sering kali merupakan penyakit akibat kerja atau
occupational disease untuk petugas kesehatan. Keadaan ini memerlukan perhatian
khusus, karena akan mempengaruhi kesehatan, kinerja dan produktivitas petugas
kesehatan. Di Indonesia beluma ada data dan surveilans terhadap petugas
kesehatan yang terinfeksi TB akibat pekerjaannya. Selain itu belum semua fasilitas
pelayanan kesehatan menerapkan pencegahan dan pengendalian TB (PPI TB)
sebagai upaya mencegah penularan terhadap petugas, pasien dan pengunjung. Hal
ini merupakan tantangan ke depan bagi kita semua.
Epidemi HIV menunjukkan pengaruhnya terhadap peningkatan epidemi TB di
seluruh dunia yang berakibat meningkatnya jumlah kasus TB di masyarakat.
Pandemi HIV merupakan tantangan terbesar dalam pengendalian TB. DiIndonesia
diperkirakan sekitar 3% pasien TB dengan status HIV positif. Sebaliknya TB
merupakan tantangan bagi pengendalian AIDS karena merupakan infeksi
oportunistik terbanyak (49%) pada ODHA.
Penanganan penyakit TB dan HIV merupakan komitmen global dan nasional
saat ini, dalam upaya mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada
tahun 2015. Kunci keberhasilan program pengendalian TB adalah melalui strategi
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Pengendalian HIV AIDS sesuai
dengan Pedoman Pengendalian HIV 2012.
Kebijakan Kemenkes sesuai rekomendasi WHO tentang PPI TB meliputi 4
pilar yaitu manajerial, pengendalian administratif, pengendalian lingkungan dan
pengendalian perlindungan diri. PPI TB menjadi sesuatu yang penting dalam upaya
penanggulangan TB nasional, dengan munculnya dampak beban ganda epidemik
TB HIV serta kasus MDR/XDR-TB.
Sesuai dengan Permenkes Nomor 1144 tahun 2010 Tentang Perubahan
Struktur Organisasi dan Tata Kerja di Kementerian Kesehatan, maka sejak tahun
2011 Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan menjadi penanggung jawab
terhadap pembinaan dan pengawasan kepada seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes) seperti Puskesmas, klinik, balai kesehatan, rumah sakit,
rutan/lapas, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maka dipandang perlu
menerbitkan pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB di Fasyankes.

Pengelolaan Program TB yang menjadi pedoman pelayanan TB di RSUD Sekayu


dilaksanakan berasarkan Permenkes Nomor 67 tahun 2016

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 2


1.2 TUJUAN PEDOMAN
A. TUJUAN UMUM
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam memberikan
pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah
Sekayu,
B. TUJUAN KHUSUS
1. Memudahkan TIM DOTS & MTTRO dalam memberikan Pelayanan yang
bermutu dan profesional.

Setiap pemberi pelayanan TIM DOTS & MTTRO dapat bekerja berdasarkan Visi, Misi,
Falsafah dan Tujuan TIM DOTS & MTTRO RSUD Sekayu
1.3 LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 Tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013
tentang Registrasi tenaga kesehatan
6. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/
XII/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkuosis
7. Keputusan Mentri Kesehatan Republic Indonesia Tentang Tim Penyelenggara
Uji Coba Program Manajemen Pasien MDR-TB Indonesia

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu


I. PERKEMBANGAN SEBELUM TAHUN 2000

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 3


RSUD Sekayu dibangun pada zaman Belanda yaitu tepatnya pada
tahun 1937 yang berlokasi di Jalan dr. Slamet Imam Santoso Sekayu. Kegiatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit pada waktu itu terfokus pada rawat jalan
dan rawat inap dengan kapasitas 10 tempat tidur. Dokter pertama yang
bertugas di RSUD Sekayu adalah dr. Slamet Imam Santoso.
Pada tahun 1963 bersamaan dengan kepindahan Ibu kota Kabupaten
Musi Banyuasin dari Palembang ke Sekayu, RSUD Sekayu sedikit mengalami
perkembangan dengan perubahan tipe menjadi Rumah Sakit Tipe D dengan
kapasitas 42 tempat tidur.
Pada tahun 1970 dilakukan renovasi gedung RSUD Sekayu dengan
penambahan gedung perawatan bertingkat. Gambaran RSUD Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin kelas D sebagai berikut : RSUD Sekayu memiliki
luas 2500 m2 dengan luas bangunan 1105 m2, terletak di pinggir Sungai Musi
dan sering mengalami kebanjiran akibatnya rumah sakit terkesan kumuh dan
tidak terawat, lokasi yang berada di lingkungan rumah penduduk serta area
lahan terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk dikembangkan.
Pada tahun 1996 Pemerintah Daerah merencanakan realokasi/
pemindahan gedung RSUD Sekayu ke lokasi baru yang terletak di jalan Kolonel
Wahid Udin Lingkungan I Kayuara. Untuk merealisasikan rencana tersebut ±
6,7ha. Kemudian dilakukan proses penimbunan terhadap lahan yang
merupakan lahan persawahan/daerah rawa-rawa hingga menjadi lahan bebas
banjir.
Pada tanggal 6 Mei 1997 dilakukan pembanguan fisik tahap I dan II
Pembangunan gedung secara resmi ditandai dengan peletakan batu pertama
pembangunan gedung RSUD Sekayu dilakukan oleh Dirjen Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI yang pada saat itu dijabat oleh dr. Suyoga,
MPH,.Kemudian diteruskan dengan penyelesaian pengerjaan fisik bangunan
dan pengadaan peralatan.
Tepat pada tanggal 23 Maret 1999 kegiatan operasional RSUD Sekayu
pindah dari rumah sakit lama ke lokasi baru yang berada di jalan kol. Wahid
Udin Lingkungan I Kelurahan Kayuara Kabupaten Musi Banyuasin dengan
kapasitas 60 tempat tidur. Fasilitas dan saran kegiatan pelayanan dilengkapi.

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 4


Pada tanggal 10 Februari 2000 ditetapkan menjadi kelas Type C dengan
Surat Keputusan Bupati MUBA Nomor:058/SK/IV/2000, dengan 60 TT, 4 dokter
spesialis (Anak, Kebidanan dan Kandungan, Penyakit Dalam dan Bedah).

II. PERKEMBANGAN RSUD SEKAYU


1) PERIODE PERSIAPAN
Pada tahun 2007 dilakukan pembangunan gedung baru RSUD
Sekayu dan mulai operasional Rawat Jalan (Tahap Awal) pada Bulan Maret
2008. Gedung baru dengan penambahan gedung perawatan bertingkat,
dengan kapasitas 150 (seratus lima puluh) tempat tidur. RSUD Sekayu
menjadi pusat rujukan 25 unit Puskesmas, 103 Pustu, 142 Polindes serta
22 unit Puskesmas Keliling.
RSUD Sekayu Kelas C yang berlokasi di Jalan Kolonel Wahid Udin
Lingkungan I Kecamatan Kayuara Kabupaten Musi Banyuasin berbatasan
dengan:
Sebelah Utara berbatas : Gedung SMP 6 Unggul Sekayu Kab. Muba
Sebelah Selatan berbata : Gedung AKPER Kab. Musi Banyuasin
Sebelah Barat berbatas : Tanah penduduk (area persawahan)
Sebelah Timur berbatas : Jalan raya (Jalan Kol. Wahid Udin)
Pada awalnya RSUD Sekayu kelas C hanya memiliki 60 tempat tidur
dengan fasilitas dan jenis pelayanan seperti layaknya RSU Kelas C lainya,
yang mempunyai 4 orang dokter spesialis yaitu; Spesialis Kebidanan dan
Kandungan, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Bedah, Spesialis Anak.
Namun pada kenyataannya hanya Spesialis Penyakit Dalam dan Spesialis
Anak yang ada, sedangkan dua Spesialis lainnya adalah Tenaga Kontrak.
Banyak hal substansi dan finansial yang dihadapi RSUD Sekayu
pada masa ini, antara lain jumlah tenaga perawatan yang kurang, gedung
baru yang belum rampung sehingga diperlukan adaptasi dalam hal
pemantauan dan pemeliharaannya.
Persiapan pelayanan fisik gedung baru disertai pula pelaksanaan
kegiatan-kegiatan perubahan kelembagaan RSUD Sekayu menuju Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan segala substansi yang
mendukung
Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 5
2) PERIODE PEMANTAPAN
a. Penetapan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Pada tahun 2007 Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin
membangun gedung baru untuk Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu,
hal ini memacu kami untuk melakukan peningkatan sarana dan fasilitas
pelayanan serta peningkatan dan pengembangan sumber daya
manusia kesehatan di rumah sakit yang memenuhi harapan dan
kebutuhan seluruh masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin.

Seiring dengan upaya mewujudkan visi dan misi Kabupaten Musi


Banyuasin, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005, tanggal 13 Juni
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU),
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu mengalami perubahan status
institusi dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kabupaten Musi
Banyuasin ke Badan Layanan Umum Daerah Musi Banyuasin
berdasarkan Surat keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor : 451
Tahun 2008 pada tanggal 31 Mater 2008, tentang Penetapan Rumah
Sakit Umum Daerah Sekayu sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.

b. Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit


Seiring peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap pelayanan di Rumah
sakit. Masyarakat sebagai customer / pelanggan menuntut adanya
kepuasan terhadap pelayanan di Rumah Sakit. RSUD Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin merupakan Rumah Sakit Milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Musi Banyuasin berdiri sejak tahun 1937.
Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit di indonesia perlu terus
ditingkatkan sehingga dapat sejajar dengan mutu layanan rumah sakit di
negara-negara maju lainnya.

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 6


Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan tersebut, setiap 3
(tiga) tahun sekali rumah sakit wajib mengikuti akreditasi rumah sakit
sesuai ketentuan undang-undang rs nomor 44 tahun 2009, pasal 40
yang menerangkan bahwa “Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga)
tahun sekali.
Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan yang diberikan kepada
rumah sakit oleh pemerintah melalui badan yang berwenang
(KARS/Komisi Akreditasi Rumah Sakit) karena Rumah Sakit telah
memenuhi standar pelayanan yang ditentukan.
Akreditasi RSUD Sekayu versi lama telah berlangsung sejak tahun
2002 dan telah diperbaharui pada tahun 2012. Pada tahun 2014
dibawah kepimpinan direktur dr. H. Azmi Dariusmansyah, MARS , RSUD
Sekayu mulai melakukan persiapan akreditasi versi baru (akreditasi
versi 2012). Ada beberapa tahapan yang dilalui sebelum dilakukan
survei akreditasi meliputi Kegiatan Workshop akreditasi oleh tim KARS
Pusat dilaksanakan tanggal 11-12 Agustus 2014
1) Kegiatan Bimbingan akreditasi oleh tim KARS Pusat dilaksanakan
tanggal 6-28 November 2015
2) Kegiatan Survei akreditasi oleh tim KARS Pusat dilaksanakan tanggal
11-13 Oktober 2016. Pada tanggal 1 Desember 2016 , Berdasarkan
surat dari KARS PUSAT NOMOR 2757 /KARS/XII/2016 menyatakan
Hasil Survei RSUD Sekayu dari 15 Bab yang dilakukan survei , 4 bab
mencapai > 60% dan < 80%: TINGKAT MADYA atau dapat
mengajukan remedial untuk Bab sebagai berikut:
1. SKP / Sasaran Keselamatan Pasien
2. PPK / Pendidikan pasien dan keluarga
3. KPS / kualifikasi pendidikan dan staf
4. TKP / Tata kelola kepemimpinan dan pengarahan
Pada Tahun 2017, ada perubahan kepemimpinan Direktur RSUD
Sekayu yaitu Bapak dr. Makson Parulian Purba MARS . Dibawah
kepemimpinan dr. Makson Parulian Purba MARS, RSUD Sekayu
melakukan Kegiatan survei ulang akreditasi oleh tim KARS Pusat untuk
Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 7
mendapatkan Tingkat paripurna yang dilaksanakan 12 Mei 2017. Hasil
survei ulang akreditasi tersebut telah keluar dan RSUD Sekayu
mendapatkan Tingkat Paripurna (bintang lima) dikeluarkan pada 26 Mei
2017 berlaku hingga 10 Oktober 2019 Survei/ Penilaian Akreditasi
bertujuan untuk mengetahui apakah pelayanan Rumah sakit telah
memenuhi standar Akreditasi . Survei Akreditasi Baru di RSUD Sekayu
ini menjadi tolak Ukur perubahan pola pikir dan budaya RSUD sekayu
dari yang berorientasi kepada provider menjadi berorientasi kepada
pasien. Dan juga adanya komitmen pihak RSUD Sekayu untuk
meningkatkan mutu pelayanan berdasarkan standar pelayanan Rumah
Sakit Yang berlaku sehingga kepuasan pasien meningkat.

Survei Akreditasi bisa menambah semangat seluruh karyawan dan


tenaga medis di RSUD Sekayu supaya dapat memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat.Kita harus buktikan bahwa RSUD
Sekayu ini tidak kalah dibandingkan dengan RS Lain dalam memberikan
pelayanan yang terbaik dan berstandar kepada masyarakat Musi
Banyuasin.

c. Sertifikasi Internasional (ISO) IGD dan Farmasi RSUD Sekayu


Percepatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu terus
dilakukan. Pada Rabu 18 Oktober 2017 dilakukan assesment awal
mengenai sertifikasi Mutu Pelayanan ISO 9001:2015 oleh konsultan ISO
dari PT Asia Cipta Manajemen yang sudah terakreditas The United
Kingdom Accreditation Service (UKAS), yang di sampaikan oleh Muh
Fidi Andri Putra MM dan Winda Saraswati SE. Dengan komitmen yaitu
untuk meningkatkan mutu kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) di
RSUD Sekayu. Untuk mencapai type B tentu melalui proses, salah
satunya adalah sertifikasi internasional. Sertifikasi internasional ini ada
dua bagian yakni pelayanan dan non pelayanan. Untuk tahap awal yang
sedang kita jalani ini adalah pelayanan IGD dan Farmasi, guna
mengukur system manajemen yang ada di IGD dan Farmasi.
d. Menjadi RS Kelas B

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 8


Peningkatan kelas Rumah Sakit menjadi tipe B dengan layanan
unggulan Pelayanan critical care and trauma respon centre. Pelayanan
ini didukung dengan pengembangan ruangan IGD, ruang intensif,
Kamar Bedah, pusat sterilisasi. Adapun alat-alat pendukung untuk
pengembangan ruangan tersebut, seperti:
a. Computerized Tomography Scanner (CT-Scan)
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
c. Fluorescopy dan lain sebagainya
1. Pengembangan ruang rawat inap dan ruangan penunjang lainnya
2. Sebagai pusat rujukan khususnya kabupaten MUBA dan dan
umumnya provinsi Sumsel dan sekitarnya
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan RSUD Sekayu
Pelayanan di RSUD Sekayu Kelas B masih ada yang perlu
ditambah dan diperbaiki berdasarkan hasil visitasi dan akan segera
ditindaklanjuti. Untuk sekarang Unit pelayanan yang ada di RSUD
Sekayu, diantaranya :

A. INSTALASI
1. Instalasi Rawat Jalan :
a) Klinik Penyakit Dalam
b) Klinik Kebidanan dan Kandungan
c) Klinik Anak
d) Klinik Bedah
e) Klinik Gigi & Mulut
f) Klinik Mata
g) Klinik Syaraf
h) Klinik Paru
i) Klinik Jantung
j) Klinik Jiwa
k) Klinik THT
l) Klinik Rehabilitasi Medik
m) Klinik Kulit dan Kelamin
n) Klinik Umum (Medical Check Up)
Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 9
o) Klinik Psikologis

2. Instalasi Rawat Inap (Kelas VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III)
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi
5. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
6. Instalasi Radiologi
7. Instalasi Gizi
8. Instalasi Farmasi
9. Instalasi Bedah Sentral (OK)
10.Instalasi Intensive Care Unit (ICU)
11. Instalasi Neonatus Intensif Care Unit (NICU)
12.Instalasi Kebidanan
13.Instalasi Rehabilitas Medik
14.Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPSRS)

B. UNIT
1. Unit Hemodialisa
2. Unit MCU dan UTD
3. Unit Rekam Medik
4. Unit CSSD
5. Unit Diklat
6. Unit Humas
7. Unit IT
8. Unit Pendapatan dan Pelaporan

C. Menjadi Rujukan Regional di Sumatera Selatan


Berbagai persiapan untuk mewujudkan target menjadi Rumah
Sakit Rujukan terus dilakukan seperti memperoleh akreditasi paripurna,
meningkatkan keahlian dan wawasan tenaga medis/nonmedis,
menggandeng dokter-dokter spesialis, serta menjalin kerja sama
dengan berbagai pihak untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik
kepada masyarakat. Hingga RSUD Sekayu mampu mencapai Misinya

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 10


untuk menjadi RS Rujukan Regional tersebut yang ditetapkan oleh
gubernur melalui Peraturan Gubernur Sumsel Nomor 67 Tahun 2018
yang mengampu 4 kabupaten yaitu Kabupaten Musi Rawas, Musi
Rawas Utara, Pali dan Banyuasin. Dengan layanan unggulan
spesialistiknya RSUD Sekayu telah mengembangkan 5 layanan
unggulan yang melibatkan tenaga spesialistik yang mumpuni di
bidangnya masing-masing, diantaranya:
a. Center of Excellent Medical Check Up
Dengan pengembangan pelayanan ini, diharapkan RSUD
Sekayu dapat memenuhi harapan masyarakat atau perusahaan
akan pelayanan Medical Check Up secara menyeluruh karena
RSUD Sekayu mempunyai SDM yang handal dan dilengkapi
dengan peralatan dan fasilitas lainnya yang menunjang pelayanan
Medical Check Up, sehingga nantinya dapat menjadi pusat
pelayanan Medical Check Up di Provinsi Sumatera Selatan. Dalam
upaya memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi, maka RSUD Sekayu akan mengembangkan
pelayanan Medical Check Up dengan konsep :
 Pusat pelayanan Medical Check Up yang modern
One Stop Service untuk setiap masalah kesehatan terutama
masyarakat yang membutuhkan pelayanan Medical Check Up
secara komprehensip, dengan pelayanan kesehatan yang
professional dan dilengkapi fasilitas medis yang modern.
Untuk memenuhi harapan tersebut RSUD Sekayu merancang
perencanaan pembangunan gedung dan penambahan sarana
prasarana pelayanan Medical Check Up hingga tahun 2019. Berikut
road map rencana pengembangan pelayanan Medical Check Up:

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 11


2011 2019 2022

-
-
-
− Pembangunan − Penambahan − Pusat pelayanan -
-
Gedung Medical sarana dan Medical Check
-
Check Up prasarana Up di Sumatera -
Penambahan -
− − Pelatihan Selatan -
-
sarana dan SDM/dokter -
Prasarana (Hiperkes) -
Penambahan
SDM

Dengan terlaksananya perencanaan pengembangan pelayanan tersebut, maka di


harapkan akan mempermudah pemasaran pelayanan Medical Check Up di RSUD
Sekayu.
b. Enter of Excellent Integrated Heart
Kateterisasi Jantung & Angiografi (CATH LAB) untuk
menentukan Diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah dan untuk
selanjutnya dilakukan Intervensi Non Bedah sesuai indikasi secara
invasive melalui pembuluh darah dengan menggunakan kateter atau
elektroda.
Berdasarkan analisa Angka kejadian morbiditas maupun
mortalitas akibat Sindrom Koroner Akut (SKA) masih sangat tinggi, dan
merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia,
bahkan dunia. Penanganan kasus SKA di RSUD Sekayu yang tidak
adekuat selama ini sering berakibat pada komplikasi di kemudian hari,
tak jarang pasien datang dengan kondisi dilated cardiomyopathy yang
kualitas hidupnya akan sangat menurun. Sebagai RS tipe B dan sebagai
RS rujukan regional yang mengampu rujukan dari 4 kabupaten di
sekitarnya. Potensi-potensi ini dapat dikembangkan pula ke layanan
kateterisasi jantung, hingga RSUD
Sekayu menjadi pusat layanan jantung terpadu tingkat regional,
bahkan provinsi. Untuk mewujudkan pusat pelayanan tersebut dibuat
roadmap dalam rangka persiapan pelayanan dengan metode KSO.

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 12


c. Menjadi Center of Excellent Minimal Invasif Surgery Tahun 2019
Pelaksanaan pelayanan bedah minimal invasif yang sudah
berjalan sejak Oktober 2017. Dikarenakan permintaan pelayanan yang
semakin meningkat akan pelayanan bedah minimal invasif tersebut
RSUD Sekayu akan menambah nilai investasi dari beberapa aspek
diantaranya adalah penambahan sarana alat kesehatan, pendidikan dan
pelatihan SDM, penambahan SDM sesuai kompetensi dan renovasi
gedung. Setelah dilakukan analisis kelayakan investasi di dapatkan nilai
NPV > 0 dan IRR > target risiko (16%) hal ini berarti bahwa investasi
elayanan bedah minimal invasif dapat dilaksanakan di RSUD Sekayu.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan
yang berkualitas tinggi, maka RSUD Sekayu akan mengembagkan
pelayanan bedah dengan konsep :
 Pusat pelayanan bedah invasif yang modern
One Stop Service untuk setiap masalah kesehatan terutama
masyarakat yang membutuhkan pelayanan Bedah secara komprehensip,
dengan pelayanan kesehatan yang professional dan dilengkapi fasilitas medis
yang modern. Hal ini akan bersinergis dengan pelayanan diagnosis dan terapis
di RSUD Sekayu

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 13


Untuk memenuhi harapan tersebut RSUD Sekayu merancang
perencanaan penambahan alat-alat kesehatan dan pengembangan pelayanan
minimal infasif surgery hingga tahun 2019. Berikut grafik rencana
pengembangan pelayanan bedah minimal invasif:

2019
- penambahan
alat
Kesehatan
broncoesofagologi
/
2018
tele endoscopi
- penambahan alat - rehab gedung
IBS
Endoskopi
- penambahan
SDM
-peningkatnan kapasitas Sub Spesialis
bedah
2017 SDM Penyakit dalam
untuk pelayanan - fellowship dokter
Endoskopi
pelayanan bedah Pelatihan perawat mahir
Laparaskopi bedah
Broncoskopi Laparascopi
penambahan SDM
Bedah digestif dan
bedah onkologi bedah untuk
peningkatan
kompetensi bedah

Invasifi

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 14


Dengan terlaksananya perencanaan pengembangan pelayanan
tersebut, maka di harapkan akan mempermudah pemasaran pelayanan
bedah invasif di RSUD Sekayu.

d. Menjadi Center of Excellent Haemodialisa Tahun 2019


RSUD Sekayu sebelumnya memang sudah memilik
pelayanan Hemodialisa namun Unit Pelayanan Hemodialisa RSUD
Sekayu layak untuk dikembangkan menjadi center excellent. Dalam
upaya memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas tinggi, maka RSUD Sekayu akan mengembangkan
pelayanan hemodialisis dengan konsep :
 Pusat pelayanan hemodialisis yang mengedepankan patient
safety
 One stop service untuk setiap masalah kesehatan terutama
masyarakat yang membutuhkan pelayanan hemodialisis,
dengan pelayanan kesehatan yang profesional dan dilengkapi
dengan fasilitas kesehatan yang modern.
Untuk memenuhi harapan tersebut RSUD Sekayu merancang
perencanaan renovasi gedung dan penambahan sarana prasarana
pelayanan hemodialisis hingga tahun 2019. Berikut road map
rencana pengembangan pelayanan hemodialisis.

2018 2019

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 15


- Renovasi Gedung -Penambahan sarana & prasarana
Hemodialisa - pelatihan SDM
− Penambahan sarana dan -penambahan SDM
Prasarana - Pelatihan SDM

Gambar 4.1. Road Map Rencana Pengembangan Pelayanan Hemodialisis

e. Menjadi Center of Excellent Chemo Therapy Tahun 2019


Jumlah masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
kemoterapi di Kabupaten Musi Banyuasin cenderung mengalami
peningkatan, serta belum adanya pelayanan kemoterapi pada
kabupaten-kabupaten sekitar Musi Banyuasin, sehingga dengan
adanya fasilitas center excellent chemotherapy di RSUD Sekayu ini,
kami optimis dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten
Musi Banyuasin. Harapannya dengan adanya center excellent
chemotherapy akan mempercepat dan mempemudah pasien
mendapatkan pelayanan kemoterapi.
Berdasarkan pengamatan pada beberapa rumah sakit daerah
yang ada di Sumatera Selatan dan analisa SWOT, tingkat
pelayanan kemoterapi semakin meningkat dan dalam upaya
memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi, maka RSUD Sekayu akan mengembangkan pelayanan
kemoterapi dengan konsep sebagai berikut:
 Penyelenggaraan Peyelenggaraan Pelayanan Kanker sesuai
dengan panduan yang bertujuan menjamin hak pelayanan
kanker bagi seluruh masyarakat Indonesia dan mencakup
kegiatan promotif, reventif, kuratif, dan rehabilitatif.
 Pusat pelayanan kemoterapi yang terstandar, modern, dan
aman bagi pasien serta tenaga kesehatan terkait.
Dengan berpegangan pada hal tersebut diatas, maka
diharapkan dapat memudahkan dalam pemasarannya. Untuk
memenuhi harapan tersebut RSUD Sekayu merancang
Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 16
perencanaan penambahan alat-alat kesehatan dan pengembangan
pelayanan kemoterapi hingga tahun 2019. Berikut grafik rencana
pengembangan pelayanan kemoterapi:

2018 2019

- perbaikan renovasi - penambahan SDM center of excellen


Ruangan Dispensing - penambahan alat
obat kesehatan - penambahan alat
- penunjang diagnostik chemoterapi
- Kesehatan untuk cancer
Dispensing obat - peningkatan kapasitas
- penguatan SDM SDM
(perawat, apoteker -Pembangunan ruang
Dokter pelayan kemoterapi
Dengan terlaksananya perencanaan pengembangan pelayanan
tersebut, maka di harapkan akan mempermudah pemasaran pelayanan kemoterapi di
RSUD Sekayu
3) PENGEMBANGAN BANGUNAN RS
1. BANGUNAN FISIK
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu adalah Rumah Sakit
Pemerintahan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Kelas C dari tahun
2000 hingga 2017. Pada akhir tahun 2017 RSUD Sekayu berhasil
melakukan peningkatan kelas menjadi Kelas B dengan tingkat hunian
(BOR) sebesar 86,4% pada tahun 2018 dengan kapasitas tempat tidur
239 Tempat tidur. berdasarkan kajian yang mendalam kebutuhan tempat
tidur RSUD Sekayu harus ditingkatkan sesuai dengan tingkat kunjungan
dan standar kelas B. Selain itu berdasarkan visitasi dari tim visitasi
peningkatan kelas RSUD Sekayu ke kelas B terdapat beberapa
kekurangan yang perlu segera ditindaklanjuti untuk memenuhi standar
bangunan dan ruangan RS Kelas B.
Sejak Tahun 2018 RSUD Sekayu yang mulanya terdiri dari gedung
A, B, C, D dan Gedung Baru masing-masing 2 (dua) lantai (kulim dan
manggaris) bertambah dengan gedung Eks akper dengan uraian
sebagai berikut :
A. Gedung A

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 17


 Poliklinik
 Farmasi Rawat Jalan
 IGD
 Radiologi
 Rehabilitasi Medik
 Labor Patologi Klink & UTD
 Ruang Humas
 Tempat Fotocopy
 Poli Tumbuh Kembang Anak
 Poli Eksekutif Rekam Medik
 Bank Sumsel
 Tempat Pendaftaran/ Loket
 Triase Pendaftaran
 ICU/ NICU
 Kebidanan (VK dan Neonatus)
 Bedah Sentral
 Aula
 CSSD
B. Gedung B
Ruang Perawatan Rawat Inap
 Kelas III diberi nama Ruang Medang
 Kelas II diberi nama Ruang Meranti
 Kelas I diberi nama Ruang Tembesu
 Kelas VIP diberi nama Ruang Petanang
 Rungai Sungkai Kebidanan (II dan III) dan Ruang Rawat
Gabung Bayi
Ruang Bidang Keperawatan RSUD Sekayu

3. Gedung C
 Labor Patologi Anatomi
 Ruang IT / Ruang Tim Pengendali Asuransi dan Klaim (TPA)
 Haemodialisa
 Kantin

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 18


 Farmasi Rawat Inap
 Gudang Farmasi 1
 Ruang Gizi
 Sanitasi/ Laundry

4. Gedung D
 IPSRS
 Maintenance
 Ruang Genset
 Kamar Jenazah
 Instalasi Gas Medis

5. Gedung Baru
 Ruang Infeksi Airborne Disease ( Kulim)
 Ruang Infeksi Non Airborne Disease ( Manggaris)

6. Gedung Eks Akper


 Kantor Administrasi
 Gudang Farmasi 2
 Ruang Kemoterapi
 Gudang Sarana
 Ruang Perawatan Leban
Rumah sakit semakin memantapkan diri dengan melengkapi
fasilitas dan sarana penunjang dalam memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat. Untuk Kapasitas tempat tidur secara keseluruhan yang dimiliki
RSUD Sekayu sekarang berjumlah 254 TT untuk rawat inap, 9 TT di IGD
dan 6 TT untuk VK Kebidanan. Dengan perincian untuk rawat inap sebagai
berikut:
Tabel: 1.1 Kapasitas Tempat Tidur RSUD Sekayu Tahun 2019

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 19


NO. URAIAN JUMLAH
1 Kelas utama VIP (Ruang Petang) 10

2 Kelas I (Ruang Tembesu) 20

Kelas II (Ruang Meranti dan Sungka (1


3 40
kamar, 4 TT)
Kelas III (32 TT Sungkai, 30 TT Manggaris,
4 29 TT Kulim, 40 TT Medang dan 12 TT 143
Leban)
5 ICU 4

6 NICU 4

7 Tempat tidur bayi 33

TOTAL 254 Tempat Tidur


2. PEMBUATAN DED PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN RSUD
SEKAYU
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, tuntutan
masyarakat menjadi meningkat dalam upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat tersebut. RSUD Sekayu melaksanakan perencanaan
pengembangan, diantaranya adalah:
1) Pembuatan DED Pembangunan & Pengembangan RSUD
Sekayu Tahap 1
 Pembangunan Gedung 4 Lantai, Yang Terdiri
Dari :
Lantai 1 : Rekam Medik dan Apotik
Lantai 2 : Laboratorium Patologi Klinik
Lantai 3 : Manajemen (Ruang Direktur, Kesekretariatan/TU dan
Keuangan)
Lantai 4 : Aula dan Ruang Pertemuan
 Perluasan Gedung 2 Lantai, Yaitu :

Lantai 1 : Perluasan Radiologi

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 20


Lantai 2 : Perluasan IBS

 Renovasi Gedung 2 Lantai, Yaitu :

Lantai 1 : Renovasi IGD Dan Radiologi

Lantai 2 : Renovasi IBS dan CSSD

2) Pembangunan Wing Private RSUD Sekayu


Pembangunan Wing Private RSUD Sekayu yang terdiri dari:
 5 kamar OK
 10 kamar ICU
 10 kamar NICU
 10 kamar HCU
 8 kamar super eksekutif
 30 kamar VIP
 Unit Cathlab
 Unit radiologi (MRI dan MSCT)
 Unit laboratoriun
 Unit CCSD
3) Pembangunan Gedung Rawat Inap RSUD Sekayu
Gedung rawat inap dengan 30 ruangan yang terdiri atas 6 TT/kamar

3. PERENCANAAN KEDEPAN

Menjadi RS Rujukan Regional Berstandar Internasional

Untuk Menjadi RS Rujukan Regional berstandar Internasiol maka RSUD


Sekayu telah melalui banyak tahapan diantara tahapan yang telah dilalui
yaitu, telah terakreditasi KARS Paripurna, ditetapkan sebagai RS Tipe B,
Memiliki akses jalur transportasi yang dapat dijangkau melalui udara,
darat, dan air; atau dari sekurangnya 4 Kabupaten/Kota RSUD Sekayu
telah bekerja sama dengan penyedia layanan Ambulan Udara untuk
kondisi emergensi yang memerlukan rujukan emergensi, ditetapkan
menjadi RS Rujukan Regional pengampu 4 kabupaten, dan RSUD
Sekayu mempunyai layanan unggulan spesialistik yang dikenal dengan

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 21


5 Center Of Excellet RSUD Sekayu. Tahap terkahir yaitu Menjalin
kerjasama sister hospital dengan RS Rujukan Nasional atau RS
Tersier lainnya yang berstatus Akreditasi Nasional dan
Internasional di dalam Negeri, sejauh ini RSUD Sekayu menjalin
kerjasama dengan RS Moehammad Hoesin Palembang yang telah
terakreditasi Paripurna oleh KARS dan terakreditasi RS berstandar
Internasional oleh JCI, kedepan RSUD Sekayu akan terus berusaha
untuk mencapai Visi tersebut.

2.2 Gambaran Umum Tim DOTS & MTPTRO RSUD SEKAYU

Penetapan tim DOTS RSUD Sekayu di bentuk sesuai dengan Surat


Keputusan Direktur No.028/199/I/RS/2010 tanggal 01 April 2010 tentang
pembentukan klinik DOTS dan Surat Keputusan Direktur No: 800/227/RS/X/2010
tanggal 06 Oktober 2010. Tim DOTS RSUD Sekayu di maksudkan karena
terdapatnya beberapa kasus TB paru yang membutuhkan monitoring dan evaluasi
baik itu kasus suspek maupun kasus positif yang terjaring oleh tim DOTS di
RSUD

Penetapan tim DOTS RSUD Sekayu di bentuk sesuai dengan Surat


Keputusan Direktur No: 028/257/I/RS/2012 tanggal 03 Februari 2012. Tim DOTS
RSUD Sekayu di maksudkan karena terdapatnya beberapa kasus TB paru yang
membutuhkan monitoring dan evaluasi baik itu kasus suspek maupun kasus positif
yang terjaring oleh tim DOTS di RSUD

Lokal awal ruang DOTS RSUD ini sebelumnya bergabung dengan poli paru
di Instalasi Rawat rawat jalan yang dikepalai oleh seorang dokter umun dr.Tien
Suparmi yang merangkap sebagai kepala instalasi rawat jalan. Adapun tenaga
yang merawat masih bergabung dengan tenaga Perawatan umum. Sementara
Khusus Ruangan perawatannya inap bergabung dengan ruang rawat penyakit
dalam (medang)

Penetapan tim DOTS RSUD Sekayu di bentuk sesuai dengan Surat


Keputusan Direktur No: 028/468/SK/RS/2016 tanggal 25 Agustus 2016. Tim DOTS
RSUD Sekayu di maksudkan karena terdapatnya beberapa kasus TB paru yang

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 22


membutuhkan monitoring dan evaluasi baik itu kasus suspek maupun kasus positif
yang terjaring oleh tim DOTS di RSUD

Lokal ruang DOTS RSUD ini masih bergabung dengan poli paru di Instalasi
Rawat rawat jalan yang dikepalai oleh seorang dokter spesialis penyakit dalam Dr
Kgs Rosyidi, SpPD yang merangkap sebagai dokter spesialis rawat inap dan rawat
jalan rsud sekayu. Adapun tenaga yang merawat masih bergabung dengan
tenaga Perawatan umum. Sementara Khusus Ruangan perawatannya inap
bergabung dengan ruang rawat penyakit dalam (medang)

Penetapan tim DOTS dan majemen terpadu pengendalian TB Resisten Obat


MTPTRO RSUD Sekayu di bentuk sesuai dengan Surat Keputusan Direktur No:
028/229/SK/RS/2018 tanggal 25 September 2018. Tim DOTS RSUD Sekayu di
maksudkan karena terdapatnya beberapa kasus TB paru dan TB resisten obat
yang membutuhkan monitoring dan evaluasi baik itu kasus suspek maupun kasus
positif yang terjaring oleh tim DOTS di RSUD.

Lokal ruang DOTS dan majemen terpadu pengendalian TB Resisten Obat


MTPTRO RSUD Sekayu masih bergabung dengan poli paru di Instalasi rawat
jalan RSUD Sekayu yang dikepalai oleh seorang dokter spesialis Paru Dr. Povi
Pada Indarta, Sp.P yang merangkap sebagai dokter spesialis rawat inap dan rawat
jalan rsud sekayu. Adapun tenaga yang merawat masih bergabung dengan
tenaga Perawatan umum. Sementara Khusus Ruangan perawatannya inap
terpisah dengan ruang rawat lainnya yaitu ruang infeksi Airbone (Kulim).

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 23


BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

3.1 VISI , MISI , NILAI, BUDAYA DAN MOTTO RSUD SEKAYU

A. VISI

1. Visi sesuai SK Direktrur RSUD Sekayu Nomor 800/171/RS/2018:


Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Musi Banyuasin Sebagai
Rumah Sakit Kelas Dunia Dalam Rangka Mendukung Perwujudan Muba
Maju Berjaya 2022

2. VISI Percepatan RSUD Sekayu sesuai Edaran Nomor 800/245/RS/IV/


2018:
Menjadi RS Rujukan Regional Berstandar Internasional Tahun 2019

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 24


B. MISI
1. MISI sesuai SK Direktur RSUD Sekayu Nomor 800/171/RS/2018:
1) Melakukan Penataan SDM melalui peningkatan Hard Competency dan
Soft Competency (The Right Man In the Right Place at The Righ Time)
2) Terwujudnya Akreditasi Paripurna dan Rumah Sakit Kelas B
3) Terwujudnya RSUD Sekayu sebagai Rujukan Regional bertaraf
Internasional melalui unggulan pelayanan Center Of excellence medical
check up tahun 2019, Center Of excellence integrated heart care tahun
2019, Center Of excellence minimal invasif surgery tahun 2019, Center
Of excellence hemodialisa tahun 2019 Center Of excellence chemo
therapy tahun 2019
4) Terwujudnya RSUD Sekayu berstandar Akreditasi Joint Comission
Internasional

2. MISI Percepatan RSUD Sekayu sesuai Edaran Nomor 800/245/RS/IV/


2018:
a. Menjadi Center Of excellence medical check up tahun 2019
b. Menjadi Center Of excellence integrated heart care tahun 2019
c. Menjadi Center Of excellence minimal invasif surgery tahun 2019
d. Menjadi Center Of excellence hemodialisa tahun 2019
e. Menjadi Center Of excellence chemo therapy tahun 2019

C. Nilai dasar RSUD Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin adalah :

TERBAIK

Dengan makna sebagai berikut :


1. Tulus, tepat janji
2. Empati
3. Responsibiltas.
4. Bijak
5. Adil
6. Integritas

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 25


7. Kebersaman
kompak Penjelasan nilai – nilai dasar :
1. Tulus, tepat janji : sungguh dan bersih hati yang tercermin dari
keramahtamahan, ikhlas, jujur dan sopan santun dalam memberikan
informasi kepada yang dilayani
2. Empati : mampu menghadapi perasaan dan pikiran orang lain dengan
bersikap terbuka, informatif, sabar, sehingga pelanggan/pasien merasa
nyaman berada di lingkungan rumah sakit
3. Responsibiltas : berani bertanggungjawab atas perbuatan atau
tindakan yang diberikan, memperhatikan kesesuaian untuk disiplin
dalam pengelolaan organisasi berdasarkan peraturan yang berlaku.
4. Bijak : menggunakan akal dan budi sebelum bertindak, loyalitas pada
organisasi dan individu lainnya tetap terjaga
5. Adil sepatutnya : tidak diskriminatif, tidak sewenang – wenang seluruh
stakeholders diperlakukan sama.
6. Integritas : satu dalam kata dan perbuatan = komitmen pada prinsip dan
profesional
7. Kebersamaan, kompak : bermusyawarah untuk satu keputusan dalam
mendorong komitmen bersama demi tercapainya kinerja maksimal dan
harmonis.
D. BUDAYA RSUD SEKAYU

RSUD Sekayu Musi Banyuasin telah membangun budaya kerja yang


harus dihayati dan diamalkan oleh setiap pegawai di RSUD Sekayu agar
pelayanan kesehatan yang dilakukan dapat memberikan kepuasan kepada
pasien sebagai konsumen. Budaya kerja rumah sakit dapat dilaksanakan
dengan memegang nilai – nilai dasar sebagai acuan bagi RSUD Sekayu muba
dalam berperilaku yang menunjang tercapainya visi dan misi. Nilai dasar
tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi budaya organisasi di RSUD
Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin.

E. MOTTO RSUD SEKAYU

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 26


Sesuai arahan dari Bupati Musi Banyuasin, Beliau mengharapkan
kepada RSUD sekayu untuk dapat menjadi rumah skit yang modern tetap
melayani dengan hati dan profesional. Dan hal tersebut menjadi motto
RSUD sekayu kabupaten Musi Banyuasin yaitu :

“Melayani dengan hati dan profesional”

3.2 VISI , MISI, DAN MOTTO TIM DOTS & MTPTRO RSUD SEKAYU

A. VISI
Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau begi
seluruh lapisan masyarakat.
B. Misi

1. Menyediakan Jenis Pelayanan Yang Dibutuhkan Pasien Dan Keluarga


2. Bekerja Dalam Team Yang Profesional, Inovatif, Dinamis, Dedikasi Tinggi
3. Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Sarana/Prasarana Pelayanan Di
Semua Bidang Secara Teknis, Mekanis, Berkesinambungan
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Sesuai Dengan
Perkembangan Ilmu Dan Teknologi
5. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat Dan Harmonis
6. Tarif Bersaing Dan Terjangkau
7. MOTTO

“Temukan TB obati sampai sembuh”

8. Falsafah Tim DOTS & MTPTRO RSUD Sekayu

1) Kepuasan Total Pasien


Kepedulian yang dalam akan kebutuhan pasien dan keluarganya serta
berupaya mewujudkannya secara holistik.
2) Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Tinggi
Penerapan secara mutlak standar kualitas pelayanan yang terbaik.
3) Inovasi dalam Kemajuan Pelayanan Kesehatan

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 27


Mengembangkan secara inovatif ilmu dan teknologi kesehatan mutakhir
sejalan dengan strategi pelayanan rumah sakit.
4) Pengembangan Sumber Daya Manusia
Investasi berkesinambungan dalam pendidikan dan pelatihan guna
meningkatkan potensi secara maksimal menuju penampilan kinerja
pelayanan yang terbaik.
5) Manajemen Berorientasi Azas Manusiawi
Pembudayaan iklim kerja yang kondusif berdasarkan kemanusiaan,
kesejawatan, kebersamaan, disiplin dan tanggung jawab.

9. Tujuan Perawatan Ruangan NICU

Memberikan pelayanan / perawatan yang optimum kepada pasien terduga TB


yang memerlukan pengawasan dan perawatan khusus di bawah pemantauan
tim terpadu DOTS & MTPTRO

BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

(Terlampir)

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 28


4.1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD SEKAYU

Struktur Organisasi dan tata kerja RSUD Sekayu sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Tahun 2008 kelas C telah ditetapkan oleh Bupati Musi Banyuasin dalam
Surat Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu kelas C adalah
Unit Pelaksana Teknis Kesehatan dalam bidang pelayanan kesehatan di
Kabupaten. RSUD Sekayu dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan Direktur
yang secara teknis medis berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Musi Banyuasin dan secara teknis operasional kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.

Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Sekayu untuk sekarang masih
mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin dimana ada 1 (satu)
Kepala Bagian dan 3 Kepala Bidang yang membantu Direktur dalam
menyelenggarakan operasional RSUD Sekayu ini. Selain itu dibantu juga dengan
Komite Medik, Keperawatan, Mutu, PMKP, PPI dan Farmasi dan Terapi. Setiap
Bagian dan Bidang dibantu oleh 2 (dua) orang pejabat struktural.
Adapun susunan organisasi RSUD Sekayu pada tahun 2019 sebagai berikut :
1. Direktur RSUD Sekayu : dr. Makson Parulian Purba,
MARS
2. Kepala Bagian Tata Usaha : dr. Arios Saplis
 Kasubbag Administrasi dan Umum : Hj.Solehatun Robiah, SKM,
MARS
 Kasubbag Diklat dan Litbang : Ns. Efriena Masda Kartianah,
S.Kep
Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 29
 Kasubbag Sarana dan Rekam Medik : Yulrizal, SKM

3. Kepala Bidang Keperawatan : Yulisa Rabiati, SH, M.Kes


 Kepala Seksi Layanan Rawat : Farida Yazid, S.Kep
 Kepala Seksi Administrasi : R.A Rita Anggraini, SST

4. Kepala Bidang Pelayanan : dr. Ira Puspita MG


 Kepala Seksi Pelayanan Medis : Novaza Zemilia Ariani, SST,M.Kes
 Kepala Seksi Penunjang Medis : H. Achmadi, SKM,M.Si

5. Kepala Bidang Keuangan dan Program : Elliyah, SE, MARS


 Kepala Seksi Keuangan & Program : Ridati Murdiyanti, Ssi, MARS
 Kepala Seksi Akuntansi : Rhodes Kurniadi, Amd
6. Komite - Komite
 SPI : Sumartono, Am.Kep
 Komite Medik : dr. Taufik Firdaus, SpOG (K)
 Komite Keperawatan : Ns. Tuti Arly, S.Kep
 Komite PMKP : dr. Nursaenah, SpS

 Komite Farmasi dan Terapi : dr. Oyon Istamabul, SpB


 Komite PPI : dr. Meili Andriani, SpAn
7. Kepala Instalasi :
1) Instalasi Rawat Jalan : dr. Suluh Darmadji, SpB
2) Instalasi Rawat Inap : dr. Erty Sundarita, SpPd
3) Instalasi Gawat Darurat : dr. Hendra Cipta, SpB Finacs
4) Instalasi Kebidanan dan Peny,Kandungan : dr. Renny Junitasari, SpOG ,
M.Ked
5) Instalasi Bedah Sentral : dr. Oyon Istambul, SpB
6) Instalasi ICU : dr. Melli Andriani, SpAn
7) Instalasi NICU : dr. Deisy Elfrina Lubis, SpA
8) Instalasi Laboratorium PK : dr. Ruri Rizki Andriani, SpPK
9) Instalasi Laboratorium PA : dr. Winta Mayanti, SpPA
10) Instalasi Farmasi : Dra. Hanifdar, Apt, MARS
11) Instalasi Rehabilitasi Medik : dr. Riri Puspa Putri F
12) Instalasi Radiologi : dr. Enggar K W
13) Instalasi IPSRS : Fauziah, SKM,M.Kes
14) Instalasi Gizi : Faridah, SKM

8. Kepala Ruang
1) Kepala Ruang ICU : Ns. Serawaty, S.Kep
2) Kepala Ruangan NICU : Ns. Mia Mutia, S.Kep , M.Kes
3) Kepala Ruang OK : Ns. Andi Perdana Putra, S.Kep
4) Kepala Ruang IGD : Ardiansyah, Am.Kep
5) Kepala Ruangan Neonatus : Siti Fenta Juliantika, Am.Kep

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 30


6) Kepala Ruangan VK.Kebidanan : R.A Nurhidayah Oktaria, Am.keb
,SKM
7) Kepala Ruangan Petanang/Tembesu: Hernita, Am.Kep
8) Kepala Ruangan Meranti : Novis Ningsih, Am.Kep
9) Kepala Ruangan Medang : Nofriani, Am.Kep
10) Kepala Ruangan Manggaris : Ns. Mareta Sri Wulandari, S,Kep
11) Kepala Ruangan Kulim : Ns. Darni Apriani, S.Kep
12) Kepala Ruangan Sungkai Kebidanan & RG : Rimayanti, SST
13) Kepala Ruangan Leban : Ns. Ema Jaya, S.Kep
14) Kepala Ruang Farmasi : Tenty Rosita, S.Farm,Apt
15) Kepala Ruang Laboratorium : Edi Sumantri, SKM
16) Kepala Ruang Radiologi : Nurhidayat Arifianto, SKM
17) Kepala Ruang Rehabilitasi Medik : Sri Suriani , S.Ft
18) Kepala Ruang Sanitasi : Leni Gustina
19) Kepala Ruang IPSRS : Hermawati
20) Kepala Ruangan Gizi : Egi Puspita, Amg
21) Kepala Ruangan PA : Verawati , AMAK
9. Kepala Unit
1) Kepala Unit Diklat : Marni Elyza, Am.Kep
2) Kepala Unit Poliklinik Eksekutif : dr. Ahmad Syaukat
3) Kepala Unit MCU : dr. Alif Alfiansyah
4) Kepala Unit Hemodialisa : dr. Syapri Putra Wangsah, SpPd
5) Kepala Unit Rekam Medik : Iin Darliah, SKM
6) Kepala unit UTD : dr. Melani
7) Kepala Unit Humas : Andodi, SKM
8) Kepala Unit IT : Sri Gustina, S.Kom
9) Kepala Unit CSSD : Rusmiati Amri
10) Kepala Unit Sanitasi : Leni Gustina, SE
11) Kepala Unit Mobilisasi dana : M. Fajridin Asnur, S. Ak
12) Kepala Unit OK IGD : Nizar, Am.Kep

10. Manajer On Duty (MOD)


1. Farida Yazid
2. Sri Indriyana, SH
3. Fadlawati, SE
4. Nurhidayat Arifianto, SKM
5. Irma Subriani, Am.Kep,S.Psi
6. Andodi, SKM
7. Iprat
8. Edi Sumantri, SKM

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 31


BAB V

STRUKTUR ORGANISASI DOTS & MTPTRO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU

5.1 Struktur organisasi DOTS & MTPTRO

Ruangan DOTS & MTPTRO adalah ruang untuk monitoring pasien TB

yang konsumsi obat.

STRUKTUR ORGANISASI DOTS & MTPTRO

Lampiran : Keputusan direktur


RSUD Sekayu
Nomor :
Direktur RSUD Sekayu
028/327/SK/RS/2019
dr. Makson Parulian Purba, MARS
Tanggal : 02 Juni 2019

KABID YANMED DAN NON MEDIS KETUA KOMITE MEDIK RSUUD SEKAYU
dr. Ira Puspita MG DR Taufuk Firdaus,SpOG

KASIH PELAYANAN MEDIS


Novaza Zemilia Ariani,S.ST, M.Kes

KETUA TIM DOTS


Dr. Povi Pada Indarta, Sp.P

ANGGOTA TIM DOTS & MTPTRO RSUD SEKAYU

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 32


PENGELOLA TIM MEDIS TIM PEMERIKSAAN PENUNJANG
PROGRAM
Eni Ernawati, Am.Kep
Nurhasanah, S.Psi P.A
DR DR. DOTS DR UMUM LABORATO RADIOLOGI FARMASI
RizkiFebriana,
SPESIALIS - Spesialis RSUD RIUM N.Hidayat HANIFDAR, Dr. Huratio
Am.Keb Nelson,
RSUD SpPD SEKAYU Afriyani Arifianto,SKM Apt
Siti Aminah F,Am.Kep
SEKAYU - Spesialis Anak (JEJARING Oktavia, Amak Sp.PA
(JEJARING - Spesialis
INTERNAL)
INTERNAL) SpOG
- Spesialis
Bedah

Bagan 5.1 Struktur Organisasi Pelayanan TB DOTS

Tim TB DOTS RSUD Sekayu dipimpin oleh seorang dokter spesialis paru yang
berkoordinasi dengan spesialis lain terkait masalah penyerta, yang membawahi
anggota yang terdiri dari perawat, pencatat dan pelapor, satu orang petugas Farmasi
dan satu orang petugas laboratorium. Seluruh anggota telah bersertifikat
Pelatihan Pelayanan Tuberkulosis dengan Strategi DOTS di Rumah sakit
(PPTS DOTS).

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 33


BAB VI

URAIAN JABATAN TIM DOTS & MTPTRO RSUD SEKAYU

A. KUALIFIKASI KETENAGAAN DAN URAIAN TUGAS TIM DOTS & MTPTRO


RSUD SEKAYU
1. Ketua Tim TB DOTS
Ketua Tim adalah seorang dokter spesialis dan merangkap sebagai anggota .
a. Tanggung Jawab :Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab
seluruhnya terhadap pelaksanaan program TB DOTS & MTPTRO
Sekayukepada direktur RS.
b. Tugas Pokok :Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program TB
DOTS & MTPTRO
c. Uraian Tugas :
1) Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja TB
DOTS
& MTPTRO
2) Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional
TB
DOTS & MTPTRO secara efektif, efisien, dan bermutu.
3) Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja
terkait.
4) Memberikan pembinaan terhadap anggota TB DOTS & MTPTRO

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 34


5) Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota TB DOTS &
MTPTRO untuk membahas
6) Menginformasikan hal-hal penting yang berkaitan dengan TB DOTS &
MTPTRO
7) Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan
d. Wewenang :
1) Memberikan penilaian kinerja anggota TB DOTS & MTPTRO RSUD
2) Membuat prosedur TB DOTS & MTPTRO
e. Hasil Kerja :
1) Daftar kerja untuk anggota TB DOTS & MTPTRO RSUD
2) Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di TB
DOTS & MTPTRO
3) Standar Operating Prosedur TB DOTS & MTPTRO
4) Laporan Program TB DOTS & MTPTRO

2. Anggota Tim DOTS


a. Kualifikasi :Memiliki sertifikat Pelatihan Pelayanan Tuberkulosis dengan
Strategi TB DOTS & MTPTRO di Rumah Sakit.
b. Tanggung Jawab :Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab
kepada Ketua Tim TB DOTS & MTPTRO dalam pelaksanaan program kerja
TB DOTS & MTPTRO disetiap unitnya masing-masing.
c. Tugas Pokok :Membantu pelaksanaan semua kegiatan di program TB DOTS
& MTPTRO
1) Dokter poli:
a) Melakukan pemeriksaan terhadap pasien poli TB
b) Memberikan saran kepada pasien poli TB
2) Perawat poli:
a) Membantu dokter melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital di poli TB
b) Membantu dokter menulis laporan pasien –pasien TB
c) Memanggil pasien untuk masuk ke poli TB
3) Perawat Bangsal:
a) Membantu menjaring pasien TB yang ada di ruang rawat inap (bangsal)
4) Petugas farmasi:
a) Memberikan resep obat TB sesuai resep dokter
Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 35
b) Menjamin ketersediaan obat TB di apotek
5) Petugas laboratorium :
a) Membantu pemeriksaan dahak atau apa pun terkait pasien TB yang
diminta oleh dokter
b) Menyimpan dan menyiapkan preparat dahak yang akan diberikan ke
dinkes
6) Pencatatan dan Pelaporan:
a) Memastikan semua pelayanan TB DOTS & MTPTRO di RSUD Sekayu
tercatat dengan baik sesuai ketentuan
b) Membantu ketua tim TB DOTS & MTPTRO membuat laporan kedinkes
tiap bulan
7) Uraian Wewenang :Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran
perencanaan danpengembangan pelayanan TB DOTS & MTPTRO
8) Hasil Kerja :
1) Pelaksanaan program kerja TB DOTS & MTPTRO
2) Penerapan regulasi TB DOTS & MTPTRO
3) Laporan evaluasi kerja

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 36


BAB VII
TATA HUBUNGAN TIM DOTS & MTPTRO RSUD SEKAYU

7.1 TATA HUBUNGAN TIM DOTS & MTPTRO RSUD SEKAYU


Hubungan kerja unit TB DOTS dengan unit-unit lainnya dibentuk sebagai suatu
jejaring internal dalam menangani pasien TB di dalam rumah sakit. Koordinasi
kegiatan dilaksanakan oleh tim TB DOTS rumah sakit.

Fungsi masing-masing unit dalam jejaring internal RS adalah:

a. Unit TB DOTS berfungsi sebagai tempat penanganan seluruh pasien


tuberculosis di rumah sakit dan pusat informasi tentang tuberkulosis.
Kegiatannya juga meliputi konseling, penentuan klasifikasi dan tipe, kategori
pengobatan, pemberian OAT, penentuan PMO, follow up hasil pengobatan, dan
pencatatan.
b. Poli umum, UGD, dan poli spesialis berfungsi menjaring tersangka pasien TB,
menegakkan diagnosis, pengobatan serta menginformasikan dan atau mengirim
pasien ke unit TB DOTS RS.
c. Rawat inap berfungsi sebagai pendukung unit TB DOTS dalam melakukan
penjaringan tersangka serta perawatan dan pengobatan pasien TB.
d. Laboratorium (mikrobiologi dan patologi anatomi) berfungsi sebagai sarana
penunjang diagnostik.
e. Radiologi berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostik.

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 37


f. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap manajemen
OAT di RS.
g. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh petugas administrasi TB di unit DOTS.
Petugas rekam medis berfungsi sebagai pendukung data TB di RS.

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
8.1 KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA Tim TB DOTS & MTPTRO RSUD
Sekayu

Dalam upaya mempersiapkan tim TB DOTS yang handal, perlu kiranya


melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat
bagi organisasi. Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses
mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar
organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif
mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang
sesuai dengan persyaratan jabatan.

Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan


kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan
kontribusi.

Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di unit TB DOTS
RSUDSekayu adalah sebagai berikut :

Tabel 7.1. Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Tim TB DOTS & MTPTRO RSUD
Sekayu

Nama Jumlah
Pendidikan Sertifikasi
Jabatan Kebutuhan

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 38


Ketua tim Dokter
1
TB DOTS Spesialis Paru

Wakil
Ketua TIm Dokter umum 2
TB DOTS

Anggota
D3
tim TB 3
keperawatan
DOTS

Anggota
tim TB D3 kebidanan 1
DOTS

Anggota
Petugas
tim TB 1
laboratorium
DOTS

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 39


BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Pelatihan dapat dilakukan berupa aspek klinis maupun aspek manajemen program:

1. Pelatihan dasar program TB (initial training in basic DOTS implementation):


a. Pelatihan penuh, seluruh materi diberikan.
b. Pelatihan ulangan (retraining), yaitu pelatihan formal yang dilakukan terhadap
peserta yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya tetapi masih ditemukan
banyak masalah dalam kinerjanya, dan tidak cukup hanya dilakukan melalui
supervisi. Materi yang diberikan disesuikan dengan inkompetensi yang
ditemukan, tidak seluruh materi diberikan seperti pada pelatihan penuh.
c. Pelatihan penyegaran, yaitu pelatihan formal yang dilakukan terhadap peserta
yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya minimal 5 tahun atau ada up-date
materi, seperti: pelatihan manajemen OAT, pelatihan advokasi, pelatihan TB-
HIV, pelatihan DOTS plus, surveilans.
d. Pelatihan di tempat tugas/refresher (on the job training) yaitu pelatihan yang
diberikan terhadap petugas yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya, tetapi
masih ditemukan masalah dalam kinerjanya pada waktu supervisi.
2. Pelatihan lanjutan (continued training/advanced training): pelatihan untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan program yang lebih tinggi dimana
materi pelatihannya berbeda dengan pelatihan dasar.

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 40


BAB X
PELAPORAN

Salah satu komponen penting dalam surveilans yaitu pencatatan dan


pelaporan dengan maksud mendapatkan data untuk diolah, dianalisis, diinterpretasi,
disajikan dan disebarluaskan untuk dimanfaatkan. Data yang dikumpulkan pada
kegiatan surveilans harus valid (akurat, lengkap, dan tepat waktu) sehingga
memudahkan dalam pengolahan dan analisis.

Dalam melaksanakan pencatatan di rumah sakit digunakan formulir sebagai


berikut:

 Daftar tersangka (suspek) yang diperiksa dahak SPS (TB 06).


 Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak (TB 05).
 Register laboratorium TB (TB 04).
 Kartu pengobatan pasien TB (TB 01).
 Kartu identitas pasien (TB 02).
 Register TB 03 UPK.
 Formulir rujukan/pindah pasien TB (TB 09).
 Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB pindahan (TB 10).
Dari formulir-formulir tersebut dapat dihitung indikator-indikator keberhasilan sebagai
berikut:
 Proporsi pasien TB BTA positif di antara suspek yang diperiksa dahaknya
 Proporsi pasien paru TB BTA positif di antara semua pasien TB paru yang
yang ditemukan
 Proporsi pasien TB anak di antara seluruh pasien TB
 Angka konversi (convertion rate)
 Angka kesembuhan (cure rate)
Seluruh data yang didapatkan dievaluasi per triwulan dan dilaporkan kepada:

1. Dinas kesehatan kabupaten Musibanyuasin

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 41


DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian


Tuberkulosis.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Kementrian Kesehatan. (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis


edisi ke-2.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Kementrian Kesehatan. (2012). Pedoman Pengendalian Infeksi Tuberkulosis Di


Fasilitas Pelayanan Kesehatan.Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Ditetapkan di Sekayu
Pada Tanggal
Direktur RSUD Sekayu

dr. Makson Parulian Purba, MARS


NIP. 19710314 200112 1 002

Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 42


Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 43
Pedoman Pengorganisasian DOTS & MTPTRO Rsud Sekayu 44

Anda mungkin juga menyukai