Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. Petugas kesehatan khususnya perawat dalam hal ini memiliki

tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk

memberikan suatu pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat.

Kesehatan dan gaya hidup dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Salah satu

contohnya adalah kurangnya konsumsi makanan berserat dalam menu sehari-

hari, diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan

yaitu apendisitis (Sulistiyawati, 2017).


Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis. Apendisitis

merupakan infeksi bakteri dan berbagai hal berperan sebagai faktor

pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan

sebagai faktor pencetus. Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan

apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit E. Histolytica.

Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan

rendah serat dan berpengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.

Konstipasi akan menaikan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya

sumbatan fungsional apendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora

kolonyang mempermudah timbulnya apendisitis (Smeltzer, Suzanne. C, 2011).


Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri didaerah umbilikus yang

disertai dengan muntah. Dalam 2-12 jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan

bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan. Terdapat juga keluhan

anoreksia, malaise dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga

1
terdapat konstipasi tetapi kadang-kadang juga terjadi diare, mual dan muntah.

Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang

menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen bawah akan semakin

progresif, dan dengan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan satu titik

dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran kanan bawah dapat

membantu menentukan lokasi nyeri (Yusrizal, 2012).


Tindakan yang paling tepat dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik

pada pasien apendisitis adalah apendiktomi. Pada apendisitis tanpa komplikasi

biasanya tidak perlu diberikan antibiotik kecuali pada apendisitis perforasi.

Penundaan tindak bedah sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan

abses atau perforasi. Apendiktomi bisa dilakukan secara terbuka maupun

tertutup dengan laparaskopi. Bila apendiktomi terbuka, insisi Mc. Burney

paling banyak dipilih oleh ahli bedah. Pada pasien yang didiagnosis tidak jelas

sebaiknya dilakukan observasi dulu. Pemeriksaan laboratorium dan

ultrasonografi bisa dilakukan bila dalam observasi masih terdapat

keraguan (Yusrizal, 2012).


Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat

berkembang menjadi abses, peritonitis bahkan shock. Insiden perforasi adalah

10% sampai 32%. Insiden lebih tinggi pada anak remaja dari usia lanjut.

Perforasi terjadi secara umum 24 jam pertama setelah awitan nyeri. Angka

kematian timbul akibat terjadinya perforasi adalah 10-15% dari kasus yang

ada, sedangkan angka kematian pasien apendisitis akut adalah 0,2%-0,8%

(Yusrizal, 2012).
Data dari World Health Organization (WHO) Angka kejadian apendisitis

saat ini cukup tinggi di dunia yakni sekitar 321 juta kasus tiap tahun. Di Asia

dan Afrika pada tahun 2014 kejadian apendisitis adalah 4,8% dan 2,6%

2
dari pupulasi penduduk. Di Amerika Serikat apendisitis terjadi pada 7%

populasi penduduk dengan insiden 1,1 kasus per 1000 orang pertahun dan

sekitar 250.000 orang telah menjalani operasi apendiktomi setiap tahunnya

(Sulistiyawati, 2017).

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia pada tahun

2013, apendisitis akut merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan

beberapa indikasi untuk dilakukan operasi kegawatdaruratan abdomen. Hasil

survey Kementerian Kesehatan pada tahun 2016 di 15 propinsi di Indonesia

menunjukan jumlah apendisitis yang dirawat di rumah sakit sebanyak 4.351

kasus. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya

yaitu sebanyak 3.236 orang. Kementerian kesehatan menganggap apendisitis

merupakan isu prioritas kesehatan ditingkat lokal dan nasional karena

mempunyai dampak besar pada kesehatan masyarakat

(http://digilibUnimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimusgdlnailatulru6df diakses

tanggal 10 Agustus 2018).

Angka kejadian apendisitis di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit

Umum Daerah (BLUD RSUD) Kota Baubau pada tahun 2015 sebanyak 104

pasien, masing-masing laki-laki dan perempuan 52 orang. Pada tahun 2016

mengalami peningkatan menjadi 131 orang terdiri dari laki-laki 65 orang dan

perempuan 66 orang, sedangkan pada tahun 2017 mencapai 125 pasien, terdiri

dari laki-laki 51 orang dan perempuan 74 orang (Medical record BLUD

RSUD Kota Baubau, 2017).


Masalah keperawatan utama yang ditemukan pada apendisitis adalah nyeri

akut. Hal ini dibuktikan dengan laporan isyarat nyeri, perilaku distraksi,

mengekspresikan perilaku seperti gelisah, merengek, menangis, masker wajah

3
seperti mata kurang bercahaya, gerakan mata berpancar atau tetap pada satu

focus meringis, sikap melindungi area nyeri, perubahan posisi untuk

menghindari nyeri, melaporkan nyeri secara verbal, gangguan tidur. Tindakan

keperawatan untuk mengatasi nyeri akut yaitu melakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif, mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan,

mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri, mengajarkan tentang

teknik non farmakologi, memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri

(Nurarif, A.H dan Kusuma, H. 2015).

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. A dengan Gangguan Sistem

Pencernaan: Post Operasi Apendisitis di Ruang Perawatan Bedah Kelas II

BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018.

B. RumusanMasalah
1. Pernyataan Masalah
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis. Apendisitis

merupakan infeksi bakteri. Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi

apendiks yang dapat berkembang menjadi abses, peritonitis bahkan

shock.Tindakan yang paling tepat dan merupakan satu-satunya pilihan

yang baik pada pasien apendisitis adalah apendiktomi. Angka kejadian

apendisitis saat ini cukup tinggi di dunia yakni sekitar 321 juta kasus tiap

tahun. Hasil survey Kementerian Kesehatan pada tahun 2016 di 15

propinsi di Indonesia menunjukan jumlah apendisitis yang dirawat di

rumah sakit sebanyak 4.351 kasus. Angka kejadian apendisitis di Badan

Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD RSUD) Kota

Baubau pada tahun 2017 mencapai 125 pasien. Oleh karena masih

4
meningkatnya angka kejadian appendisitis akut maka peran perawat sangat

dibutuhkan dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.


2. Pertanyaan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. A dengan

Gangguan Sistem Pencernaan: Post Operasi Apendisitis di Ruang

Perawatan Bedah Kelas II BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018?.


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam penerapan

Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn. A dengan Gangguan Sistem

Pencernaan: Post Operasi Apendisitis di Ruang Perawatan Bedah Kelas II

BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018.


2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman nyata tentang

pengkajian keperawatan pada pasien Tn. A dengan Gangguan Sistem

Pencernaan: Post Operasi Apendisitis di Ruang Perawatan Bedah

Kelas II BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018.


b. Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman nyata tentang diagnosa

keperawatan pada pasien Tn. A dengan Gangguan Sistem Pencernaan:

Post Operasi Apendisitis di Ruang Perawatan Bedah Kelas II BLUD

RSUD Kota Baubau Tahun 2018.


c. Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman nyata tentang rencana

keperawatan pada pasien Tn. A dengan Gangguan Sistem Pencernaan:

Post Operasi Apendisitis di Ruang Perawatan Bedah Kelas II BLUD

RSUD Kota Baubau Tahun 2018.


d. Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman nyata tentang tindakan

keperawatan pada pasien Tn. A dengan Gangguan Sistem Pencernaan:

Post Operasi Apendisitis di Ruang Perawatan Bedah Kelas II BLUD

RSUD Kota Baubau Tahun 2018.

5
e. Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman nyata tentang evaluasi

tindakan keperawatan pada pasien Tn. A dengan Gangguan Sistem

Pencernaan: Post Operasi Apendisitis di Ruang Perawatan Bedah

Kelas II BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi pasien

dan keluarga mengenai penyakit apendisitis dan cara perawatannya.


2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca

khususnya mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensif pada pasien post operasi apendisitis.


3. Bagi Praktisi Keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi teman sejawat

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien post operasi

apendisitis.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan referensi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah bagi

peneliti selanjutnya khususnya pada kasus post operasi apendisitis.


5. Bagi BLUD RSUD Kota Baubau

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi sumbangsi referensi

bagi BLUD RSUD Kota Baubau dalam proses pemberian asuhan

keperawatan pada pasien dengan post operasi apendisitis.

6. Bagi Penulis

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman dalam bidang

ilmu keperawatan serta dalam proses keperawatan khususnya pada post

operasi apendisitis.

6
E. Metode Penelitian dan Tekhnik Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu metode

deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan tentang

suatu keadaan yang bersifat faktual secara obyektif, sistematis, dan akurat

berdasarkan proses keperawatan dengan pendekatan studi kasus

(Nursalam, 2012).
2. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mencari sumber melalui internet dan

bahan bacaan atau buku-buku literatur yang dapat dipercaya untuk

menciptakan kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah pasien.

b. Studi Kasus
Studi kasus yaitu melakukan pengkajian pada pasien dengan post

operasi apendisitis, proses pengkajian data yang dilakukan dengan

cara:
1) Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan

komunikasi lisan secara langsung pada pasien dan keluarganya.


2) Observasi yaitu mengamati prilaku dan keadaan pasien untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan

pasien.
3) Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari

data dan status pasien melalui rekam medik dan catatan

keperawatan.
4) Pemeriksaan fisik: untuk mendapatkan data tentang keadaan klien

yang objektif dan aktual dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

7
Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Perawatan Bedah

Kelas II BLUD RSUD Kota Baubau.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 September sampai

dengan 19 Oktober 2018. Pengumpulan data dan pemberian asuhan

keperawatan dilaksanakan pada tanggal 20 sampai dengan 22

September 2018.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini dibagi dalam 5 (lima) bab, dengan

sistematika sebagai berikut:


1. Bab I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan

tekhnik pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian serta sistematika

penulisan.
2. Bab II : Tinjauan Pustaka yang berisi tentang konsep atau teori yang

mendasari judul penulisan karya tulis ini, penulis akan menguraikan

dalam urutan sebagai berikut:


a. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
b. Konsep dasar medis, meliputi:
1) Pengertian
2) Etiologi
3) Patofisiologi
4) Manifestasi klinis
5) Diagnostik Test
6) Komplikasi
7) Penatalaksanaan
c. Konsep proses keperawatan
1) Pengkajian keperawatan
2) Diagnosa keperawatan
3) Rencanakeperawatan
4) Tindakan keperawatan

8
5) Evaluasi keperawatan
d. Konsep asuhan keperawatan, meliputi:
1) Pengkajian keperawatan
2) Diagnosa keperawatan
3) Rencana keperawatan
4) Tindakan keperawatan
5) Evaluasi keperawatan
3. Bab III : Tinjauan Kasus, dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil dan

studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan.


4. Bab IV : Pembahasan, dalam bab ini diuraikan mengenai pembahasan dan

pemecahan masalah yang ditemukan dengan penerapan asuhan

keperawatan.
5. Bab V : Penutup:
a. Kesimpulan
b. Saran.
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran – Lampiran

Anda mungkin juga menyukai