Grab
Grab
LAYANAN JASA
GRAB
Oleh:
Nama/NIM : Arie Rizky Raviansyah/D1A181533
Nama/NIM : Naufal Fahmi/D1A18534
Nama/NIM : Rita Sri Rahayu/D1A181659
Nama/NIM : Sinta Dinda Sari/ D1A181643
Nama/NIM : Siti Fadhila Fauziah/D1A181644
Nama/NIM : Tari Andani/D1A181538
UNIVERSITAS AL GIFARI
BANDUNG
2018
A. SEJARAH BERDIRINYA GRAB
Anthony Tan adalah orang yang pertama kali memiliki ide untuk
mendirikan perusahaan Grab. Tan saat itu memiliki keresahaan tentang sistem
transportasi yang ada di negaranya Malaysia. Dia berusaha untuk melahirkan
sesuatu yang bisa membenahi sistem transportasi yang ada. Maka muncullah
ide untuk membuat sistem transportasi yang mudah. Saat itu juga dia mulai
mengajak rekannya, Hook Ling Tin untuk mengembangkan aplikasi untuk
memudahkan masyarakat menggunakan jasa transportasi. Setahun berikutnya,
kedua pria tersebut mengikut sertakan ide mereka ada ajang kompetisi
bernama Harvard Businessman School dan menjadi finalis pada ajang
tersebut. Sejak saat itu, kedua pria Malaysia keturunan Tiongkok ini
mengembangkan bisnis tersebut.
Grab (sebelumnya dikenal sebagai GrabTaxi) merupakan salah satu
platform O2O yang bermarkas di Singapura dan paling sering digunakan di
Asia Tenggara, menyediakan layanan kebutuhan sehari-hari bagi para
pelanggan termasuk perjalanan, pesan-antar makanan, pengiriman barang dan
pembayaran menggunakan dompet digital. Saat ini Grab menyediakan
layanan di Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam,
Myanmar, dan Kamboja. Grab yakin bahwa setiap masyarakat di Asia
Tenggara harus mendapatkan keuntungan dari ekonomi digital.
Grab juga adalah " Decacorn" (sebutan untuk startup yang memiliki
valuasi perusahaan sebesar US$10 miliar atau 10 kali lipat dari "unicorn")
pertama di Asia Tenggara. Perjalanan Grab menuju status Decacorn dimulai
ketika mereka mendapat pendanaan Seri A senilai lebih dari 10 juta dollar AS
dari Vertex Venture Holdings, salah satu anak perusahaan Temasek Holdings
asal Singapura, pada April 2014. Memasuki Mei 2014, Grab mengantongi
pendanaan Seri B senilai 15 juta dollar AS dari GGV Capital, perusahaan
permodalan asal Tiongkok. Menurut beberapa sumber, Qunar dan Vertex
Venture Holdings juga ikut ambil bagian dalam proses ini.
Oktober 2014, perusahaan yang juga sempat mengusung nama Grab Taxi ini
mengamankan pendanaan Seri C dari Tiger Global, sebuah perusahaan
berbasis Amerika Serikat, GGV Capital, dan Venture Vertrex. Totalnya
mencapai 65 juta dollar AS.
Desember 2014 atau kurang lebih dua bulan berselang, pendanaan Seri
D dikucurkan oleh Softbank Corp. Bernilai tak kurang dari 250 juta dollar
AS, Grab mengklaim ini sebagai investasi terbesar untuk sebuah perusahaan
Asia Tenggara yang tercatat secara publik. Butuh waktu kurang lebih delapan
bulan sebelum Grab akhirnya mendapat pendanaan Seri E dari Didi Chuxing
dan China Investment Corporation pada Agustus 2015. Nilainya dilaporkan
mencapai 350 juta dollar AS.
Setahun berselang, tepatnya pada September 2016, Grab dikabarkan
sukses mengamankan pendanaan Seri F senilai 750 juta dollar AS dari
Softbank, Didi, dan Honda.
Agustus 2017, Softbank, dan Didi, plus Toyota, mengucurkan pendanaan Seri
G pada Grab. Nilainya disebut-sebut mencapai 2,5 milyar dollar AS.
Memasuki Oktober 2018, Grab kembali mendapat durian runtuh. Booking
Holdings, sebelumnya bernama Priceline, memberikan pendanaan ekstra
senilai 200 juta dollar AS. Desember 2018 silam, Grab mengumumkan
rencana mereka untuk mengamankan pendanaan Seri H. Target yang dipatok
kabarnya tak kurang dari 6,5 milyar dollar AS. Pada 2015, Grab Taxi
membuka fasilitas penelitian dan pengembangan di distrik bisnis Singapura.
Dengan nilai mencapai 100 juta dollar AS, fasilitas ini menjadi rumah bagi
200 data engineer dan scientist.
Beberapa tenaga top didatangkan untuk mendukung perkembangan
fasilitas ini. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah Wei Zhu.
Mantan engineer Facebook dan kreator Facebook Connect tersebut menjadi
bagian keluarga besar Grab usai meninggalkan perusahaan besutan Mark
Zuckerberg pada Agustus 2015. Langkah Grab dalam mengembangkan pusat
penelitian dan pengembangan ini mengindikasikan bahwa strategi
pengembangan perusahaan tak hanya berpusat pada layanan yang sudah ada.
Mereka sadar akan pentingnya menelurkan inovasi baru, pengembangan
aplikasi, layanan baru, dan manajemen staff. Memasuki 2016, Grab
memutuskan membuka fasilitas pengembangan dan kantor di Seattle,
Amerika Serikat. Langkah ini diambil untuk memastikan agar perusahaan tak
ketinggalan segala perkembangan terkini di negeri Paman Sam, sekaligus
membuka peluang merekrut tenaga ahli dari sana.
Sejarah grab di Indonesia di mulai tahun 2014 dengan mendirikan anak
perusahaan P.T. Grab Indonesia. Dengan ketenaran dan nama besar,
perusahaan ini berhasil menggaet pengemudi atau driver sebanyak 5 juta di
tahun 2017. Apalagi sejak adanya aplikasi Grab, calon pengguna dengan
mudah menggunakan layanan ini untuk menjangkau tempat kerja, sekolah,
ataupun tempat lain. Saat ini Grab tersedia di 125 kota di seluruh Indonesia,
mulai dari Banda Aceh-Aceh hingga Jayapura-Papua.
B. PELAYANAN GRAB
No. Karakteristik
Pagi: 05.00-09.00
Sore: 16.00-20.00
Rp1.500 per km (jarak 0-12 km)
1. Jam sibuk
Di atas 12 km berubah menjadi Rp3.000 per
km.
Kelebihan:
1) Grab memiliki layanan yang baik yaitu driver ojek, driver car, driver
taksi maupun grab express untuk mengirim paket atau dokumen dengan
layanan kurir.
2) Jumlah pengemudi terbesar se-Asia Tenggara.
3) Pengemudi yang sudah terlatih dan adanya kerja sama dengan pihak
keamanan dengan pemerintah.
4) Mempermudah pembayaran baik secara tunai, kartu kredit dan mobile
wallet.
5) Secara user interface, Grab Car memiliki desaign yang lebih elegan
dibandingkan dengan taksi yang lainnya.
6) Adanya asuransi kecelakaan untuk menjamin pelanggan Grab.
7) Sistem pemesanan Grab lebih mudah.
Kekurangan: