Refleksi Kasus Skizofrenia
Refleksi Kasus Skizofrenia
Nama : Tn. AD
Umur : 26 tahun
Alamat : Desa Lempe, Kec. Dampal Selatan, Kab. Toli-toli
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 23 April 2014
1. DESKRIPSI KASUS
ANAMNESIS
a. Keluhan Utama: Menarik diri
b. Riwayat Penyakit Sekarang (Alloanamnesis)
Pasien masuk rumah sakit daerah Madani di bawa oleh
keluarganya yaitu istri ibunya, di rujuk dari puskesmas yang ada di Toli-
toli dengan keluhan utama menarik diri sejak ± 5 tahun yang lalu.
Penarikan diri pasien diperlihatkan dengan cara tidak mau berinteraksi
dengan orang lain kecuali istrinya, wajah pasien selalu di tutup dengan
tanggannya, pasien tidak suka keramaian dan pasien selalu
mempertahankan posisi berbaring di tempat tidur yang sama, berubah
posisi jika istri pasien yang merubah posisi pasien, sehingga badan pasien
menjadi kaku dan pasien tidak lagi bekerja serta tidak dapat berbicara.
Awalnya pasien menderita demam tifoid ± 8 tahun yang lalu dan sempat
dirawat di rumah sakit, selang satu tahun sembuh dari tifoid pasien
mengalami lemah separuh badan yang kanan, satu tahun setelah sembuh
pasien tidak dapat berbicara atau mengeluarkan suara kecuali pada saat
batuk atau bersin. Pasien sudah pernah berobat sebelumnya ke dokter
spesialis jiwa dan sempat minum obat 3 bulan, tetapi setelah itu pasien
berhenti minum obat karena menurut istri pasien setelah pasien minum
obat kontrol terakhir kalinnya pasien tidak dapat berdiri. Sejak pasien
menarik diri kurang lebih lima tahun lalu pasien sudah tidak bekerja, tidak
bisa melakukan aktivitas sehari-hari sendiri seperti mandi, makan,
berpakain harus di bantu oleh istri pasien. Menurut istri pasien pasien juga
kadang terlihat mengamuk sendiri dengan cara mencubit-cubit atau
memukul tubuhnya sendiri serta kehilangan minat dalam melakukan
kegiatan apapun.
f. Situasi Sekarang
Pasien tidak dapat berbicara, menarik diri dari lingkungan, tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari sendiri, harus dibantu oleh orang lain yaitu
istrinya.
2. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien laki-laki tampak tinggi, kurus, datang dengan menggunakan
kaos berwarna biru dan menggunakan celana trening berwarna hitam
tampak tidak rapih.
2. Kesadaran
Komposmentis
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Hipoaktif
4. Pembicaraan
Tidak dapat berbicara
5. Sikap terhadap pemeriksa
tidak kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : tidak dapat di nilai
2. Afek : datar
3. Empati : tidak dapat diraba rasakan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak dapat dinilai
2. Ilusi : tidak dapat dinilai
3. Depersonalisasi : tidak dapat dinilai
4. Derealisasi : tidak dapat dinilai
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : tidak dapat dinilai
Kontinuitas : tidak dapat dinilai
Hendaya berbahasa : terdapat hendaya berbahasa (tidak bisa
berbicara)
2. Isi Pikiran
Preokupasi : tidak dapat dinilai
Gangguan isi pikiran : tidak dapat dinilai
F. Pengendalian impuls
tidak dapat dinilai
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial : tidak dapat dinilai
2. Uji daya nilai : tidak dapat dinilai
3. Penilaian Realitas : tidak dapat dinilai
H. Tilikan (insight)
tidak dapat dinilai
3. STATUS INTERNUS
1. Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 62 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu : 36 ºC
2. Pemeriksaan Fisik
Thoraks :
Inspeksi: Simetris pengembngan dada kiri dan kanan, tidak tampak
iktus kordis
Palpasi: fokal vremitus simetris kiri dan kanan, iktus kordis teraba
Perkusi: sonor pada kedua lapang paru, pekak pada jantung,
Auskultasi: bronkovesikuler, wheezing (-), rhonki (-), BJ I/II
murni, reguler
Abdomen :
Inspeksi: Tampak datar
Auskultasi: peristaltic (+) dalam batas normal
Palpasi: tidak teraba pembesaran organ
Perkusi: tympani
3. Pemeriksaan Neurologis
GCS: 15 (E4 V5 M6)
Rangsang Menings: Kaku kuduk (-), Kernig sign (-)
Pemeriksaan Nervus cranialis: sulit di nilai
Sensibilitas: dalam batas normal
SSO: BAB dan BAK normal
Motorik: sulit dinilai
5. EVALUASI
Pengalaman baik
Selama proses anamnesis keluarga pasien mau menjawab dengan baik
pertanyaan yang diberikan
Pengalaman buruk
pasien tidak kooperatif
7. RENCANA TERAPI
1. Terapi farmakologis
Antipsikotik: Trifluoperazine 10-15 mg/hari
2. Terapi Psikososial
- Terapi suportif
ANALISIS
Dari kriteria PPDGJ-III yang sudah dijelaskan diatas, maka pasien ini
memenuhi kriteri skizofrenia yang dua gejala yaitu :
Mutisme
dan gejala-gejala negatif
Gejala-gejala tersebut sudah dialami kurang lebih lima tahunan.
Karena gejala-gejala pasien ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia paranoid,
herbefrenik, maupun katatonik maka saya diagnosis sebagai skizofrenia tak
terinci.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA, 2010, Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri
Klinis Ed.2, EGC, Jakarta.
2. Amir N, 2007. Gangguan Tidur pada Lanjut Usia Diagnosis dan
Penatalaksanaan. Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo,
Jakarta.
3. Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III, FK Unika Atma Jaya, Jakarta.