Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien dengan keluhan adanya benjolan sejak 1 bulan sebelum masuk rumah

sakit. Benjolan awalnya muncul di rahang bawah kiri kemudian membesar sampai ke

bawah dagu, jika benjolan ditekan terasa nyeri dan panas. Pasien juga sulit membuka

mulut dan sulit untuk makan. Pasien masih bisa minum walaupun hanya sedikit-sedikit,

kadang-kadang pasien ada mengeluhkan batuk. Keterangan tersebut dapat digunakan

sebagai acuan untuk mendiagnosa pasien dengan abses submandibula. Hal ini diperkuat

dengan adanya temuan pada pemeriksaan fisik berupa benjolan ukuran ± 10x3 cm

dibawah angulus mandibular sampai submental dengan teraba fluktuatif, panas dan nyeri.

Abses submandibula merupakan terbentuknya abses pada ruang potensial di regio

submandibula yang disertai dengan nyeri tenggorok, demam dan terbatasnya gerakan

membuka mulut (1,2). Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar

limfe submandibula. Mungkin juga kelanjutan infeksi dari ruang leher dalam lain (10).

Dari anamnesis, diketahui adanya riwayat sakit gigi dan gigi berlubang sejak kurang

lebih satu bulan sebelum masuk rumah sakit, dan pada pemeriksaan fisik didapatkan

karies di molar 2 bawah kanan. Hal ini memperkuat etiologi dari abses submandibula.

Gejala klinis abses secara umum antara lain demam, nyeri leher disertai

pembengkakan di bawah mandibula dan atau di bawah lidah dan sering ditemukan

trismus (1). Pada pemeriksaan tampak benjolan ukuran ± 10x3 cm dibawah angulus

mandibular sampai submental. Pada perabaan benjolan fluktuatif, teraba panas dan terasa

nyeri. Pada pasien juga didapatkan trismus.

28
Sebagian besar abses submandibula disebabkan oleh campuran berbagai kuman,

baik kuman aerob, anaerob, maupun fakultatif anaerob. Kuman aerob yang sering

ditemukan adalah Stafilokokus, Streptococcus sp, Haemofilus influenza, Streptococcus

Pneumonia, Moraxtella catarrhalis, Klebsiella sp, Neisseria sp. Kuman anaerob yang

sering ditemukan pada abses leher dalam adalah kelompok batang gram negatif, seperti

Bacteroides, Prevotella, maupun Fusobacterium (7). Pada pasien ini telah dilakukan

kultur dan sensitivitas antibiotik pada spesimen pus yang diambil dari regio submentale,

pada tanggal 12/8/2013, namun pasien APS pada tanggal 14/8/2013 sehingga belum

dapat diketahui jenis kuman penyebab dari penyakit yang diderita oleh pasien.

Penatalaksanaan untuk abses submandibula terdiri atas terapi medikamentosa dan

operatif. Terapi medikamentosa ini ditujukan untuk mengeradikasi kuman penyebab

abses dengan pemberian antibiotik. Untuk mendapatkan jenis antibiotik yang sesuai

dengan kuman penyebab, uji kepekaan perlu dilakukan. Namun. pemberian antibiotik

secara parenteral sebaiknya diberikan secepatnya tanpa menunggu hasil kultur pus.

Antibiotik kombinasi (mencakup terhadap kuman aerob dan anaerob, gram positif dan

gram negatif) adalah pilihan terbaik mengingat kuman penyebabnya adalah campuran

dari berbagai kuman. Secara empiris kombinasi ceftriaxone dengan metronidazole masih

cukup baik hal ini juga sesuai dengan kondisi dimana pasien telah diberikan antibiotik

injeksi berupa golongan sefalosporin generasi III yaitu ceftriaxon dan untuk antibiotik

kuman anaerob yaitu metronidazol. Pasien mendapatkan ceftriaxon yang merupakan

antibiotik golongan sefalosporin generasi ke III dimana golongan ini merupakan

antibiotik spektrum luas yang bersifat bakterisida untuk kuman golongan gram negatif,

positif dan anaerob namun tidak untuk pseudomonas. Pada abses submandibula, jenis

29
bakteri aerob yang ditemukan adalah Stafilokokus, Streptococcus sp, Haemofilus

influenza, Streptococcus Pneumonia, Moraxtella catarrhalis, Klebsiell sp, Neisseria sp.

Kuman anaerob yang sering ditemukan adalah kelompok batang gram negatif, seperti

Bacteroides, Prevotella, maupun Fusobacterium (3,7,10,12,18).

Setelah hasil uji sensistivitas kultur pus telah didapat pemberian antibiotik dapat

disesuaikan. Berdasarkan uji kepekaaan, kuman aerob memiliki angka sensitifitas tinggi

terhadap terhadap ceforazone sulbactam, moxyfloxacine, ceforazone, ceftriaxone, yaitu

lebih dari 70%. Metronidazole dan klindamisin angka sensitifitasnya masih tinggi

terutama untuk kuman anaerob gram negatif. Antibiotik biasanya dilakukan selama lebih

kurang 10 hari (3,7,10,12,18).

Sedangkan untuk terapi operatif (pembedahan) dilakukan dengan melakukan

evakuasi abses. Evakuasi abses dapat dilakukan dalam anestesi lokal untuk abses yang

dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas.

Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os hioid, tergantung letak

dan luas abses. Pada kasus ini dilakukan insisi sebanyak dua buah pada pasien yaitu di

bawah angulus mandibula dan submental dimana dua lokasi tersebut memiliki tingkat

fluktuatif yang tinggi (teraba sangat kenyal) sehingga diharapkan drainase abses dapat

keluar melalu insisi tersebut (19).

Pada pasien juga diberikan pengobatan betadine gurgle sebanyak 3 kali sehari, hal

ini dimaksudkan sebagai antiseptik untuk menjaga higienitas oral pasien dimana juga

terdapat gigi berlubang pada pasien yang diduga juga sebagai fokus infeksi dari abses

submandibula. Pasien juga diposisikan trendelenburg dimana posisi kepala lebih rendah

dari tubuh hal ini dimaksudkan agar abses tidak turun ke paru dan mencegah terjadinya

30
aspirasi paru dikarenakan abses yang dapat mengakibatkan mortalitas lebih tinggi. Pada

pasien diberikan diet cair secara parenteral maupun oral dikarenakan pasien merasa nyeri

apabila membuka mulut dan juga tidak dapat mengunyah makanan sehingga direncakan

untuk pemberian nutrisi pada pasien secara parenteral ataupun oral dengan jenis cair

(1,17,20).

31

Anda mungkin juga menyukai

  • PDF Apkxls DL
    PDF Apkxls DL
    Dokumen76 halaman
    PDF Apkxls DL
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Pokja 2. EP ARK
    Pokja 2. EP ARK
    Dokumen23 halaman
    Pokja 2. EP ARK
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • FORM Penundaan Pelayanan Pengobatan (1215ki)
    FORM Penundaan Pelayanan Pengobatan (1215ki)
    Dokumen1 halaman
    FORM Penundaan Pelayanan Pengobatan (1215ki)
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Xasasas
    Xasasas
    Dokumen4 halaman
    Xasasas
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Uuuu
    Uuuu
    Dokumen33 halaman
    Uuuu
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • HHHH
    HHHH
    Dokumen2 halaman
    HHHH
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • BAB Iok
    BAB Iok
    Dokumen24 halaman
    BAB Iok
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Paru
    Paru
    Dokumen32 halaman
    Paru
    tesan123
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Hordeolum
    Lapsus Hordeolum
    Dokumen17 halaman
    Lapsus Hordeolum
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • ASASA
    ASASA
    Dokumen13 halaman
    ASASA
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • ASASA
    ASASA
    Dokumen13 halaman
    ASASA
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus - Ika
    Laporan Kasus - Ika
    Dokumen13 halaman
    Laporan Kasus - Ika
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Asasa
    Asasa
    Dokumen1 halaman
    Asasa
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Nama Daftar SPP Koas GHI
    Nama Daftar SPP Koas GHI
    Dokumen1 halaman
    Nama Daftar SPP Koas GHI
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Abses Paru
    Abses Paru
    Dokumen24 halaman
    Abses Paru
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Peserta Yudisium
    Daftar Peserta Yudisium
    Dokumen2 halaman
    Daftar Peserta Yudisium
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • B A B I V
    B A B I V
    Dokumen19 halaman
    B A B I V
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Paru-Protap Tindakan
    Paru-Protap Tindakan
    Dokumen27 halaman
    Paru-Protap Tindakan
    Ramza Shiddiq Deprianita As'Ary
    Belum ada peringkat
  • Aasasa
    Aasasa
    Dokumen50 halaman
    Aasasa
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Sasasas
    Sasasas
    Dokumen5 halaman
    Sasasas
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Kelainan Haid
    Kelainan Haid
    Dokumen2 halaman
    Kelainan Haid
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • PENELITIAN
    PENELITIAN
    Dokumen1 halaman
    PENELITIAN
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahulu AN
    BAB I Pendahulu AN
    Dokumen8 halaman
    BAB I Pendahulu AN
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Adsd
    Adsd
    Dokumen1 halaman
    Adsd
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Mahliyanfurqani
    Belum ada peringkat