Anda di halaman 1dari 3

B.

STRATEGI PELAKSANAAN
1. Orientasi :
· Salam Teraupetik
P: “ Assalamu’alaikum, Selamat pagi pak ! Saya perawat yang bertugas pada pagi ini,
saya suster Cicilia, Bapak bisa memanggil saya suster Cici saja. Saya adalah
mahasiswa dari PSIK UNAND. Tujuan saya kesini adalah untuk mengetahui perkembangan
Bapak. Nama Bapak siapa? “
K: “Yusuf Pratama”
P: “Bapak senangnya dipanggil apa?”
K: “Yusuf saja sus... “
· Evaluasi/validasi
P: “Oke Bapak Yusuf, bagaimana perasaan Bapak hari ini? “ semalam tidurnya
nyenyak?”
K: “biasa saja sus, tidur saya tidak terlalu nyenyak sus.”

· Kontrak
P: “Adakah yang Bapak pikirkan? Bagaiman kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan
yang Bapak rasakan?”
K:“hmmmm...boleh sus”
P:”Mau berapa lama, Pak? bagaimana kalau 30 menit? Kita bicaranya disini saja ya,
Pak....
K: “iya, sus...”

2. Kerja :
P: “Nah...sekarang coba Bapak ceritakan apa yang Bapak rasakan saat ini”
K: “Bagaimana ya, sus. Sebenarnya saya malu menceritakannya pada suster.”
P: “Tidak apa-apa, Pak. Tidak usah malu, saya akan mencoba membantu Bapak semampu
saya”
K: “Begini, sus. Saya....... saya merasa tidak berguna lagi hidup didunia ini, saya
merasa tidak berarti lagi, saya.....saya....ingin mati saja suster”
P: “Jangan bicara seperti itu Bapak, sebenarnya ada masalah apa sebenarnya sehingga
Bapak jadi punya pikiran seperti itu?”
K: “hmmmmmm......sebenarnya saya dulu adalah seorang penyanyi yang lumayan terkenal
sus. Bagi saya menyanyi adalah segalanya, oleh karena itu saya selalu menyempatkan
latihan dimana saja. Tapi, ternyata karena terlalu berlebihan, saya mengalami
radang tenggorokan akut. Padahal 2 hari kemudian saya akan ada konser. Karena
kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya konser pertama saya itu dibatalkan. Semua
penonton saat itu kecewa dan banyak juga yang marah.”
P: “Bagaimana perasaan Bapak saat itu?”
K: “Hufffff... saya benar-benar terpukul saat itu. Itu adalah konser yang saya
tunggu-tunggu setelah 5 tahun berjuang untuk meniti karir diseni musik. Namun
semuanya lenyap sudah. Tidak hanya sampai disitu, pihak penyelenggara konser marah
besar dan menuntut ganti rugi karena pembatalan konser dan biaya kerusakan akibat
penonton yang mengamuk. Terpaksa hasil kerja keras saya selama ini digunakan untuk
membayar gantu rugi tersebut. Yang membuat saya semakin terpukul, pihak label
rekaman saya memutuskan kerjasama kami karena menganggap saya sudah tidak dapat
diharapkan lagi. Saya jatuh bangkrut dan tidak dapat membiayai orang tua dan
sekolah adik saya lagi sehingga adik saya harus putus sekolah dan selalu diolok-
olok teman-temannya kalau dia adalah adik dari penyanyi gagal sehingga adik saya
tidak mau bertemu lagi dengan saya...saya benar-benar seorang anak dan kakak yang
tidak berguna suster. Saya gagal membahagiakan Ibu dan adik saya. Saya hanya
meninggalkan malu bagi mereka...”.
P: “Bapak...jangan berbicara seperti itu. Bapak adalah orang yang luarbiasa, Bapak
bisa menghadapi cobaan seperti ini. Tidak semua orang bisa mampu menghadapi masalah
ini seperti Bapak. Ibu Bapak pasti bangga memiliki anak yang pekerja keras,
berbakti, dan penyayang seperti Bapak. Nah..tanggapan Ibu Bapak terhadap masalah
ini bagaimana?”
K: “Ibu saya selalu menguatkan saya, sus”
P: “Tu kan...benar...Ibu Bapak bangga dengan Bapak dan berharap Bapak dapat
menghadapi masalah ini dengan tegar dan bisa meraih kesuksesan kembali. Oy, suara
Bapak sekarang sudah sembuh kan? Bapak tidak mau mencoba bernyanyi lagi?”
K: “Tidak suster. Saya sudah trauma dan tidak percaya diri lagi untuk bernyayi.
Saya takut kejadian yang dulu terulang kembali. Saya takut nantinya ditertawakan
lagi sebagai penyanyi gagal oleh orang-orang. Apalagi saya kan sudah berumur, sus.
Saat ini kan penyanyi yang disukai itu adalah penyanyi muda yang ganteng dan gagah.
Saya sendiri sudah tidak muda lagi dan tidak ganteng pula tu”
P: “wah...siapa bilang Bapak tidak ganteng dan gagah? Juga tidak semua orang yang
melihat penyanyi dari tampangnya, Pak. Masih banyak kok yang menyukai penyanyi yang
sudah berumur tapi memiliki kualitas yang bagus. Tidak ada salahnya mencoba kan,
Pak. Mungkin pada kesempatan kali ini Allah memberikan karunianya kepada Bapak
sehingga Bapak bisa berhasil”
“kalau Bapak tidak mau jadi penyanyi lagi, lalu Bapak rencananya mau mencoba bidang
apa? Kalau boleh tahu apa bakat Bapak yang lain?”
K: “Saya merasa tidak punya bakat lain, sus. sejak kecil saya hanya suka menyanyi.
Bagi saya musik sudah menjadi bagian dari hidup saya”.
P: “Hmmm...begini Bapak. Coba Bapak ingat, apa yang membuat label rekaman Bapak
dulu percaya untuk mengorbitkan Bapak, padahal kan banyak sekali saingan yang
hebat?”
K: “kata pihak label, waktu saya ikut audisi dulu, mereka tertarik dengan semangat
saya untuk menjadi penyanyi. Semangat pantang menyerah saya yang terus berjuang
mencapai impian selama bertahun-tahun dan sudah sering ditolak. Selain itu, katanya
saya orang yang pekerja keras dan tidak mudah puas.”
P: “Wah....benar kan, Bapak punya banyak kemampuan dan semangat yang luar biasa.
Bapak memiliki banyak aspek positif yang dapat mendukung Bapak.”
Lalu menurut Bapak dengan potensi dan aspek positif seperti itu apakah Bapak dapat
meraih impian Bapak lagi?”
K: “ Bisa sih sus”
P: “Menurut Bapak bagaimana caranya?”
K: “ya... saya bisa berlatih menyanyi lagi dan mencoba ikut audisi lagi atau
menghubungi teman saya yang juga seorang musisi untuk membantu”
P: “Nah...sekarang Bapak sudah tahu kan kalau dengan melihat aspek posistif dan
potensi yang Bapak miliki, kita bisa mencari pemecahan masalah yang Bapak hadapi”
K: “iya, sus. Ternyata saya selama ini terlalu berpikiran sempit dan kurang
menghargai diri sendiri, sus. “

3. Terminasi :
· Evaluasi
Evaluasi subjektif:
P: “Oke Bapak, tidak terasa kita sudah berbincang begitu lama, bahkan sudah lewat
sedikit dari 30 menit janji kita ya, Pak.” Bagaimana perasaan Bapak setelah kita
berbincang tadi?”
K: “ Wah...saya sangat senang dan lega, suster. Ternyata ada banyak hal yang saya
miliki yang tidak saya sadari dapat membantu saya untuk dapat bangkit kembali”
P: “yop, benar sekali Bapak....

Evaluasi objektif
P: “coba Bapak sebutkan lagi apa saja hal positif dan potensi Bapak tadi”
K: “ saya mempunyai semangat yang tinggi, pantang menyerah, dan pkerja keras,
sus...hehehehe
P: “lalu bagaimana hubungan dengan kemampuan pemecahan masalah Bapak?”
K: “kalau saya mampu melihat aspek positif dan potensi saya, tentu saya bisa
mencari jalan keluar dari masalah saya, suster”
P: “ benar....sekali, Pak”

· Tindak lanjut
P:“Nah Bapak, dari hasil perbincangan kita yang seru tadi, Bapak bertekad akan
mulai latihan bernyanyi lagi untuk mencoba menggapai impian Bapak lagi. Selain itu,
Bapak juga bisa lebih menggali dan mengasah lagi kemampuan dan potensi Bapak yang
lain yang Bapak miliki.”

· Kontrak yang akan datang


P: “ok Bapak, besok saya akan kesini lagi untuk membicarakan tentang apa saja hal
yang dapat meningkatkan harga diri Bapak. Bagaimana kalau kita berbincang disini
lagi pada jam yang sama, Pak?
K: “Boleh suster, saya akan seang sekali, sus”
P: “Kalau begitu saya permisi dulu ya, Pak. Sampa bertemu besok.
Assalamualaikum.......
K: “waalaikumsalam sus..

Anda mungkin juga menyukai