Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan yang


digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran yang selanjutnya digunakan untuk mengambil keputusan. Hal ini sesuai
dengan badan standar nasional pendidikan (BSNP) (2008), yang menyatakan bahwa
penilaian merupakan proses pengolahan dan pengumpulan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Pernyataan ini juga diperkuat oleh
penjelasan brummelan (2011:151-152) bahwa penilaian juga dipandang sebagai salah
satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar,
sehingga guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa.

Penilaian memiliki tujuan dan fungsi antara lain untuk mendorong dan
meningkatkan pembelajaran siswa, menilai sejauh mana siswa mencapai hasil belajar
yang diharapkan, mencari dan mengevaluasi hasil yang tidak diharapkan, mengenali
pencapaian dan mendiagnosa kesulitan belajar agar siswa belajar mengembangkan
kekuatan dan mengatasi kelemahan mereka, mempertajam pengajaran dan
pengalaman belajar lain untuk meningkatkan baik pembelajaran individual maupun
kelas, menolong siswa mengembangkan dan mempraktekkan penilaian diri dan
pemahaman diri mengenai pembelajaran mereka, menolong siswa menentukan tujuan
pembelajaran yang bermakna dan realistis serta menerima tanggung jawab atas
pembelajaran mereka sendiri, mengkomunikasikan informasi bermakna pada siswa,
orang tua dan otoritas sekolah mengenai pembelajaran siswa, memberikan tanggapan
yang realistis dan bermanfaat mengenai prestasi, kemampuan, perilaku, sikap dan
sifat, menempatkan guru, siswa dan orang tua/wali dalam posisi saling berhubungan
satu sama lain mengenai kemajuan siswa sejalan dengan waktu, memberikan
bimbingan bagi pilihan pendidikan dan pekerjaan, melaporkan prestasi belajar kepada
otoritas sekolah dan pemerintah (Brummelen, 2011:151-152).

Salah satu penekanan di dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Seperti
yang kita ketahui penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang
2

memberikan gambaran mengenai perkembangan siswa setelah siswa mengalami


proses pembelajaran. Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang
menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan
berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada
di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
(Kunandar,2013:35-36).

Berdasarkan ketetapan penilaian dalam kurikulum 2013 bahwa penilaian


pembelajaran mencakup dua variabel, yaitu proses dan hasil belajar. Dalam National
research council sebagaimana dikutib oleh wulan juga menyatakan bahwa standar
penilaian sains harus bergeser dari “yang mudah dinilai” menjadi “yang penting
dinilai”. Hasil belajar bukan hanya penguasaan pengetahuan, namun juga
keterampilan dan kecakapan dalam mengamati, menganalisis, merencanakan dan
memecahkan masalah, membuat rencana dan melaksanakan kinerja, dan produk yang
dihasilkan dari aktifitas ini. Inilah yang disebut dengan keterampilan kerja ilmiah. Hal
ini juga dipaparkan oleh rustaman (2005) bahwa Keterampilan bekerja ilmiah
sebagian besar memiliki irisan dengan jenis jenis keterampilan proses yang
merupakan penjabaran dari metode ilmiah yang mencakup keterampilan mengajukan
pertanyaan, melakukan pengamatan (observasi), mengelompokkan (klasifikasi),
melakukan inferensi, memprediksi, menafsirkan dan merencanakan percobaan atau
penelitian, menggunakan alat/bahan, serta berkomunikasi dan berhipotesis.

Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat memunculkan keterampilan kerja


ilmiah siswa adalah praktikum, melalui praktikum siswa dapat melakukan observasi,
klasifikasi, inferensi, memprediksi, menafsirkan dan merencanakan percobaan atau
penelitian, menggunakan alat/bahan, serta berkomunikasi dan berhipotesis.
Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Woolnough (1989) bahwa terdapat tiga aspek
tujuan dalam praktikum yakni mengembangkan keterampilan dasar melakukan
eksperimen, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan pendekatan
ilmiah serta meningkatkan pemahaman mengenai materi pelajaran.

Salah satu penilaian otentik yang dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah
siswa dalam praktikum adalah penilaian kinerja. Menurut Linn dan Gronlund
(Hidayat,2007:13) keuntungan menggunakan performance assessment adalah bahwa
performance assessment mampu mengkomunikasikan secara jelas tujuan instruksional
3

yang melibatkan kinerja kompleks dalam lingkungan sebenarnya baik di dalam


maupun di luar sekolah mengukur hasil belajar yang tidak dapat diukur oleh alat ukur
lainnya memberikan alat penilaian proses dan produk implementasi pendekatan yang
disarankan oleh teori belajar modern.

Berdasarkan kenyataan di lapangan, penilaian dalam kegiatan praktikum kimia di


laboratorium yang memiliki arti penting dalam pembelajaran kimia tersebut masih
belum maksimal. Hasil wawancara peneliti dengan guru kimia di salah satu SMA
yang ada di pontianak, kalimantan barat menunjukkan bahwa penilaian yang
dilakukan hanya sebatas tes tertulis seperti pre-test dan post-test serta pilihan ganda
dan esai. Hasil dari tes tes inipun memuaskan dan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini

Berdasarkan tabel 1 di atas hasil penilaian kognitif siswa sangat memuaskan


namun hasil ini bertolak belakang dengan kemampuan psikomotorik siswa dalam
melakukan keterampilan kerja ilmiah. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi peneliti
pada saat siswa melakukan praktikum larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
tangal 12 Februari 2017. Peneliti memilih untuk melakukan pengamatan pada
praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit karena praktikum ini melibatkan
banyak keterampilan kerja ilmiah dan guru juga mengatakan bahwa praktikum larutan
elektrolit dan non elektrolit tergolong praktikum yang sulit untuk kelas X semester II.
Hal ditandai dengan banyaknya kesalahan kesalahan yang dilakukan siswa saat
melakukan praktikum.

Pada saat melakukan praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit, siswa
kesuliatan menentukan mana elektrolit kuat dan elektrolit lemah dari data hasil
4

praktikum, siswa juga kesulitan merangkai alat praktikum larutan elektrolit dan non
elektrolit padahal sudah ada buku penuntun praktikum dan guru yang mendampingi
saat praktikum sudah menjelaskan langkah kerja dari praktikum yang akan dilakukan.
Antusias siswa dalam melakukan praktikum juga kurang, hal ini peneliti ketahui saat
melakukan praktikum, hanya tujuh siswa saja yang aktif melakukan praktikum di
antara tiga puluh siswa yang ada. Suasana laboratorium juga kurang kondusif,
kebanyakan siswa asik berbincang bincang dengan siswa lainnya dan kurang
memperhatikan teman yang lain yang sedang praktikum.

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan 10 siswa dari 5 kelompok


praktikum berbeda pada tangga 12 februari 2017, diketahui bahwa semua siswa
merasa kesulitan dalam melakukan praktikum, 2 dari 10 siswa mengatakan bahwa
kesuliatan yang dialami saat praktikum karena siswa tidak mengerti dengan apa yang
dijelaskan oleh guru saat akan melakukan praktikum. 8 siswa terakhir mengatakan
bahwa kesulitan yang dialami dikarenakan siswa menganggap praktikum tidak terlalu
penting karena tidak mengapa tidak bisa praktikum, yang dinilai oleh guru hanya pada
saat siswa berhasil mengerjakan pre-test dan post-test serta saat siswa berhasil
mengisi ulangan harian pilihan ganda dan esai.

Berdasarkan uraian permasalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
Pengaruh penilaian kinerja (performance assesment) terhadap keterampilan kerja
ilmiah siswa dalam praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit untuk melihat
seberapa besar kontribusi penilaian kinerja terhadap keterampilan kerja ilmiah siswa
saat praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti


adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan kerja ilmiah siswa yang dinilai


menggunakan penilaian kinerja dengan keterampilan kerja ilmiah siswa yang
dinilai menggunakan penilaian konvensional?

2. Seberapa besar perbedaan keterampilan kerja ilmiah siswa yang dinilai


menggunakan penilaian kinerja dengan keterampilan kerja ilmiah siswa yang
dinilai menggunakan penilaian konvensional?
5

C. Tujuan Penelitian

Untuk melihat apakah terdapat perbedaan keterampilan kerja ilmiah siswa yang
dinilai menggunakan penilaian kinerja dengan keterampilan kerja ilmiah siswa
yang dinilai menggunakan penilaian konvensional.

Untuk melihat seberapa besar perbedaan keterampilan kerja ilmiah siswa yang
dinilai menggunakan penilaian kinerja dengan keterampilan kerja ilmiah siswa
yang dinilai menggunakan penilaian konvensional.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi siswa dengan penerapan metode penilaian kinerja diharapkan dapat


menjadi salah satu sebab meningkatnya keterampilan kerja ilmiah dalam
praktikum

2. Bagi guru yang ingin menerapkan penilaian kinerja (performance assesment)


terhadap keterampilan kerja ilmiah siswa dalam praktikum dapat digunakan
sebagai salah satu contoh dalam melakukan penilaian dalam praktikum.

3. Bagi kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan diharapkan hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan tentang
metode penilaian yang cocok untuk pembelajaran IPA

4. Bagi peneliti sejenis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
dasar dan masukan dalam mengembangkan penelitian model-model atau
metode-metode penilaian selanjutnya.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Untuk menjaga agar penelitian tetap terfokus pada objek penelitian, maka
dalam ruang lingkup penelitian ini perlu dijelaskan variabel penelitian dan
definisi operasional sebagai berikut:

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
6

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38). Adapun variabel


dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011: 39). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah penilaian kinerja (performance assesment) dan
penilaian konvensional
b. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 39). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah keterampilan kerja ilmiah siswa kelas X dalam
melakukan praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit
c. Variabel Kontrol
Menurut Nawawi (1991 : 57) variabel kontrol adalah sejumlah gejala atau
faktor atau unsur yang dengan sengaja dikendalikan agar tidak mempengaruhi
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:
1) Guru yang menjadi pengawas praktikum.
Guru yang mengawas di kelas kontrol dan di kelas eksperimen adalah
guru yang sama.
2) Jumlah jam praktikum.
Jumlah jam praktikum adalah sama banyak di kelas kontrol maupun di
kelas eksperimen.
3) Materi yang diajarkan.
Materi yang diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
materi larutan elektrolit dan non elektrolit

2. Definisi operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dijelaskan beberapa


istilah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Keterampilan kerja ilmiah merupakan kemampuan-kemampuan


merencanakan dan melaksanakan penyelelidikan, melaksanakan percobaan dan
berkomunikasi ilmiah pengalaman bekerja ilmiah perlu dikembangkan supaya
7

siswa mampu mengembangkan keterampilan proses, sikap ilmiah dan menguasai


konsep fisika untuk memecahkan masalah, memahami masalah dan menyelesaikan
masalah. Pada penelitian kali ini, peneliti akan meneliti dua jenis keterampilan
kerja ilmiah siswa yaitu kemampuan merangkai alat praktikum larutan elektrolit
dan non elektrolit (merancang penelitian) serta kemampuan membedakan larutan
elektrolit kuat dan lemah berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh (observasi)
dalam kegiatan praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit

b. Penelitian ini meggunakan rubrik penilaian sebagai instrumen penilaian

c. Penilaian konvensional adalah penilaian yang instrumennya memenggunakan


tes tertulis pretest dan post test) oleh guru.

F. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara


keterampiln kerja ilmiah siswa yang penilaiannya menggunakan penilaian kinerja
(performance assesment) dengan keterampilan kerja ilmiah siswa yang
penilaiannya menggunakan penilaian konvensional.

Anda mungkin juga menyukai