Akuntansi SPKD PPKD
Akuntansi SPKD PPKD
PAPER
oleh:
Dhenni Aditia 1101103010004
Dimas Aldrian D 1101103010039
Afwa Setiawan Jodi 1101103010047
B. DESKRIPSI KEGIATAN
Dalam struktur pemerintahan daerah, Satuan Kerja merupakan entitas akuntansi yang
mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi di
lingkungan satuan kerja. Dalam konstruksi keuangan daerah, terdapat dua jenis satuan
kerja, yaitu :
Terdapat perbedaan klasifikasi perkiraan antara SKPD dengan SKPKD yaitu, tidak
semua perkiraan yang ada pada akuntansi SKPD ada pada akuntansi SKPKD. Hal ini
disebabkan tidak semua kegiatan yang ada di pemda boleh dilakukan oleh SKPD sebagai
pengguna anggaran. Meskipun memiliki perbedaan dalam kewenangan, dalam arsitektur
SAPD, keduanya memiliki sifat yang sama dalam akuntansinya, yaitu sebagai satuan
kerja.
Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja,
aset dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh PPK-SKPD berdasarkan dokumen-
dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara.
Dr RK-Pusat xxx
Cr Kas di Bendahara Penerimaan Xxx
Contoh :
Debet Kredit
Kas di Bend Nomor Uraian Ref Jumlah
Tanggal
Penerimaan Bukti
5 Jan 09 Pendapatan yg
63.120.000 35/10/STS/ Ditangguhkan-Sewa 63.120.000
Alat Berat
Pendapatan yg
8 Jan 09 5.000.000 Ditangguhkan-Sewa 5.000.000
Laboratorium
Kredi
Tanggal Debet t
Kas di Bend-Penerimaan
Debet Kredit
Pendapatan yg Nomor Uraian Ref Jumlah
Tanggal
Ditangguhkan Bukti
Pendapatan Sewa
5 Jan 09 63.120.000 35/10/STS/ Alat Berat 63.120.000
Pendapatan Sewa
8 Jan 09 5.000.000 Laboratorium 5.000.000
Dr RK-Pusat Xxx
Contoh:
Debet Kredi
Tanggal Pendapatan t
Pajak Hiburan RK/Pusat
Nomor Uraian Ref Jumlah
4 Des 09 5.000.000 35/10/STS/
Bukti 5.000.000
Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD. Akuntansi belanja
pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (uang persediaan)/GU
(ganti uang)/TU (tambah uang), dan akuntansi belanja LS (langsung).
Dokumen Sumber
Pada akhir anggaran dan atau seluruh kegiatan telah dinyatakan selesai 100%,
maka untuk pertanggungjawabannya dibuat SPP GU Nihil, SPM GU Nihil dan
disampaikan kepada BUD untuk diterbitkan SP2D GU Nihil. Tidak ada jurnal
untuk SP2D GU Nihil.
Perkiraan ini didebet pada akhir tahun sebesar jumlah kewajiban yang belum dibayar per
akhir tahun.
Perkiraan ini dikredit pada awal tahun berikutnya sebesar jumlah kewajiban yang jatuh
tempo (jurnal balik)
Akun RK-Pusat yang ada di Satker ini mempunyai rekening resiprokal berupa akun
RK-SKPD yang ada di PPKD sebagai akun aset. Saldo normal akun “RK-SKPD” adalah
Debit (Dr) sedangkan saldo normal akun “RK-Pusat” adalah kredit (Cr). Akun RK-Pusat dan
RK-SKPD ini akan dieliminasi pada saat akan dibuat laporan gabungan Pemda.
Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.
2. Akuntansi PPKD
1. AKUNTANSI PENDAPATAN
Pada bagian ini yang dimaksud dengan akuntansi pendapatan PPKD adalah langkah-
langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk pendapatan
pada level Pemerintah Daerah seperti misalnya Pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-
Lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Contoh:
1) Pada tanggal 30 April 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung menerima dana bagi hasil
pajak sebesar Rp500jt.
Jurnalnya :
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal 30 April 2009
Dr. Kas di Kasda Rp500jt
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp500jt
2) Pada tanggal 20 Juni 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung menerima transfer dari
Departemen Kesehatan pemerintah pusat untuk asuransi jaminan kesehatan sebesar Rp600jt.
Pada tanggal 15 Desember 2009 dilakukan pengembalian sebesar Rp100jt karena tidak
terserap.
Jurnalnya :
a. Pada saat kas diterima di kas daerah
SKPD PPKD
20 Juni 2009
Dr. Kas di Kasda Rp600jt
Tidak ada jurnal
Cr. Pendapatan Lain-lainyg sah Rp600jt
b. Pada saat kas dikembalikan
SKPD PPKD
15 Desember 2009
Dr. Pendapatan lain-lain yg Rp100jt sah
Tidak ada jurnal
Cr. Kas di Kas Daerah Rp100jt
Jurnal diatas dicatat jika pengembalian kelebihan pendapatan terjadi pada tahun anggaran,
apabila pengembalian untuk kelebihan pendapatan tahun anggaran sebelumnya maka yang
didebet adalah SiLPA.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal yang kode akun pendapatannya berupa jenis
pendapatan, sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting akun sampai dengan
Rincian Objek Pendapatan.
2. AKUNTANSI BELANJA
Pada bagian ini akan dijelaskan prosedur akuntansi Belanja PPKD yaitu langkah-langkah
teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi untuk Belanja Bunga, Subsidi, Hibah,
Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga.
Jurnal Standar
Transaksi belanja selaku PPKD dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD. Transaksi ini dicatat
harian pada saat kas dibayarkan kepada bendahara pengeluaran atau pada saat menerima
tembusan bukti transfer ke pihak ketiga. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan
asas bruto.
Berikut dijelaskan transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD yang dilakukan langsung
ke fihak ketiga. Penjelasan pembayaran dengan SP2D kepada SKPD dijelaskan di
bagian G (Akuntansi RK-Pusat di SKPD dan RK-SKPD di PPKD).
Dr Bunga xxx
Dr Belanja Subsidi xxx
Dr Belanja Hibah xxx
Dr Belanja Bantuan Sosial xxx
Dr Belanja Bagi Hasil xxx
Dr Belanja Bantuan Keuangan xxx
Dr Belanja Tidak Terduga xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
Contoh:
Pada tanggal 8 Mei 2009 PPKD Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan pembayaran
untuk bantuan keuangan sebesar Rp90.000.000 dengan menggunakan SP2D-LS.
Pembayaran gaji Pegawai Dinas Perhubungan bulan Maret 2009 dengan SP2D LS
sebesar Rp 80Jt, pada tanggal 30 Maret 2009. Dari jumlah tersebut terdapat potongan PPh
Rp1jt, IWP Rp400rb, dan Taperum Rp600rb.
Jurnalnya :
a. Untuk mencatat pengakuan belanja pegawai
SKPD
30 Maret 2009
Dr Belanja Pegawai Rp 80jt
Cr RK PUSAT Rp80jt
PPKD
30 Maret 2009
Dr. RK/SKPD Rp80jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp80jt
c. Untuk mencatat pengakuan Utang Titipan Pihak Ke Tiga
PPKD
30 Maret 2009
Dr. Kas di Kasda Rp2jt
Cr. Utang PFK-Pot PPh Rp1jt
Cr. Utang PFK-Iuran Wjb Rp400jt
PN Cr. Utang PFK- Rp600jt
Taperum
Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana
yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan pajak),
namun Fungsi Akuntansi PPKD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto.
Fungsi Akuntansi PPKD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Utang, dengan
jurnal sebagai berikut:
Pada saat pelunasan atau penyetoran dana pihak ketiga (PFK) maka dilakukan
jurnal sebagai berikut:
Contoh :
Apabila potongan PPh, IWP PN, dan Taperum sebesar Rp2 jt di setor ke Kas
Negara pada tanggal 10 April 2009
SKPD PPKD
10 April 2009
Dr. Utang PFK-Potongan PPh Rp1jt
Tidak ada jurnal Dr Utang PFK-IWP PN Rp400rb
Dr Utang PFK-Taperum Rp600rb
Cr. Kas di Kas Daerah Rp2jt
Contoh
Pada tanggal 11 Mei 2009 diterima kembali belanja perjalanan dinas luar daerah
bulan April 2010 sejumlah Rp5jt.
Jurnal pada SKPD:
a. Mencatat pengembalian belanja pada periode yang sama
b. Mencatat penyetoran kas dari pengembalian belanja pada periode yang sama
Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya
Contoh :
Kelebihan tunjangan gaji pegawai yang terjadi pada tahun yang sama di SKPD,
kelebihan tunjangan gaji pegawai yang terjadi pada bulan Maret 2009 diketahui dan diakui
pada tanggal 10 April tahun yang sama.
SKPD PPKD
Dr. RK PPKD Rp5jt Dr. Kas di Kas Daerah Rp5jt
Cr. Tunjangan Gaji Rp5jt Cr. RK/SKPD Rp5jt
Jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi pengeluaran kas maka
dibuatlah Buku Jurnal Kas Keluar (JKM) - PPKD.
3. AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan pemerintah yang mempunyai
dampak terhadap penerimaan dan/atau pengeluaran pemerintah pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Sedangkan
tujuan dari transaksi ini adalah untuk menutup defisit anggaran atau memanfaatkan
surplus anggaran.
Berdasarkan dokumen Laporan Posisi Kas Harian, Fungsi Akuntansi PPKD menjurnal
penerimaan kas dari penerimaan pembiayaan sebagai berikut :
Pada tanggal 20 Juni 2009 diterima dana pinjaman dari lembaga perbankan sebesar Rp2
miliar, hutang ini jatuh tempo dalam 5 tahun ke depan.
Jurnalnya :
PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp2
Contoh :
Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun anggaran 2015 akan membangun jalan tol,
direncanakan diperlukan dana sebesar Rp50 miliar untuk pembebasan tanahnya, untuk
hal tersebut maka Pemda Kab. Bandung membentuk dana cadangan yang diisi tiap
tahun Rp10 miliar untuk waktu lima tahun, mulai tahun 2010,
1) Untuk mencatat pengeluaran pembiayaan
PPKD
Dr. Pengeluaran Pembiayaan – Rp50m
Akuntansi RK-SKPD merupakan akuntansi Aset Lancar di tingkat PPKD. Akun “RK-SKPD”
akan bertambah bila PPKD mentransfer aset (seperti menerbitkan SP2D- UP, SP2D-GU dan
SP2D-LS, atau menerima aset tetap dari Pemda), dan akan berkurang bila PPKD menerima
pendapatan dari SKPD atau penyetoran uang (pengembalian sisa Uang Persediaan)
Saldo normal akun “RK-SKPD” adalah Debet (Dr.). Akun-akun RK-PPKD dan RK-
SKPD ini akan dieliminasi pada saat akan dibuat laporan gabungan Pemda.
Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal Jenis Pembiayaan, sedangkan Buku Besar
Pembantu digunakan untuk posting akun sampai dengan Rincian Objek Pembiayaan.
5. Akuntansi Aset
Prosedur akuntansi aset pada SKPKD merupakan pencatatan atas pengakuan aset yang muncul
dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, misalnya pengakuan atas
investasi jangka panjang.
Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasi atau dimiliki untuk
dipakai atau dijual dalam waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan.
Standar Jurnal untuk akuntansi aset dilakukan melalui jurnal (jurnal ikutan) yang proses
pencatatannya dilakukan bersamaan dengan jurnal yang berkaitan dengan rekening
realisasi anggaran. Berikut disajikan kembali jurnal-jurnal yang dilakukan untuk pengakuan
aset:
Dari keseluruhan akun yang termasuk ke dalam ekuitas dana tersebut, dua di
antaranya merupakan contra account, yaitu:
Dikarenakan kedua akun tersebut merupakan contra account dari ekuitas dana,
maka saldo normalnya berlawanan dengan saldo normal ekuitas dana. Saldo normal
ekuitas dana adalah kredit (Cr), sedangkan kedua akun tersebut bersaldo normal debet (Dr).
Akun-akun ekuitas dana seperti di atas, hanya ada di dalam neraca PPKD sebagai
Pemda, sedangkan untuk neraca SKPD tidak ada akun- akun tersebut diatas. Karena
SKPD merupakan bagian dari Pemda, dan SKPD tidak memiliki kekayaan bersih sendiri.
Hubungan antara Pemda dengan SKPD adalah hubungan Pusat – Cabang, dengan
seluruh aset dan utang SKPD adalah aset dan utang Pemda. Di neraca tingkat SKPD,
menggunakan akun RK-Pusat. Akun ini merupakan reciprocal account dengan akun
RK-SKPD yang dicatat di tingkat Pemda pada kelompok aset.
6.1 Dokumen Sumber yang digunakan
Catatan: jurnal pembayaran pokok pinjaman, menggunakan akun dana yang harus disediakan
untuk pembayaran utang jangka pendek, karena utang yang dibayar adalah bagian yang jatuh
temponya saja, yaitu yang sudah menjadi utang jangka pendek.
k. Jurnal – Pembentukan Dana Cadangan
Jurnal dicatat dalam Jurnal Umum. Secara periodik, buku jurnal atas transaksi Utang Jangka
Panjang tersebut diposting ke dalam buku besar rekening yang terkait. Setiap akhir periode
semua buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan PPKD.