Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Bam Pekanbaru 28293
Telepon (0761) 63274 Faksimile (0761) 63275
Laman : www.unri.ac.id

Pekanbaru, OSMaret 2018


Nomor :\L[t-s IUN19.S.1.1.4/AKl2018
Perihal : Potensi Kawasan Konservasi Perairan Rupat Utara
Lampiran : 1 (Satu) Berkas

Yth. Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia


C.q. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
di
Tempat

Sehubungan dengan adanya Kepres nomor 6 tahun 2017 tentang Penetapan Pulau Kecil Terluar,
dalam saran satu lanipiianl'lya dicanfUlTlkan Provinsi Riau memiliki empat buah pulau yang terrnasuk ke
dalam Kawasan Strategis Nasional Tertentu antara lain; Pulau Batumandi, Pulau Rupat, Pulau Bengkalis
dan Pulau Rangsang. Menyadari tentang urgensi Pulau Rupat sebagai salah satu kawasan yang menjadi
prioritas nasional dan berkaitan dengan kedaulatan bangsa, maka bersama ini kami sampaikan kajian
eotensi pe~sir dan perair~n yang dilakukan oleh Universitas Riau di Kecamatan Rupat Utara._Kabupaten
Bengkalis Provinsi Riau. Berdasarkan beberapa kajian yang pemah dilakukan, Kecamatan Rupat Utara
memiliki potensi habitat penting seperti padang lamun yang berada di daerah Pulau Beruk dan juga hutan
mangrove yang tersebar di sepanjang pesisir Rupat Utara. Selain itu, Perairan Rupat Utara juga memiliki
kekayaan biodiversitas dan keanekaragaman jenis satwa.
_ Menurut informasi yang kami peroleh, pada tanggal 26 September 2017, di daerah Kuala Sim_p~r
Rupat utara, pemah ditemukan dugong te~erat jaring nelayan. Selain itu, berdasarkan informasi dari UPil)
Perikanan Kecamatan Rupat Utara, di Perairan Beting Aceh juga sering dijumpai kawanan Lumba - Lumba
dan Penyu Hijau. Perairan Beting Aceh sendiri juga menyimpan potensi ekowisata dengan hamparan pasir
putihnya (atau biasa disebut oleh pasir timbul oleh masyarakat lokal) dan telah menjadi destinasi bagi
wisatawan lokal di sekitar Pulau Rupat dan Riau pada umumnya.
Berdasarkan latar belakang demikian, dalam rangka melindungi ekosistem lamun, dugong, penyu,
lumba-Iumba dan potensi sumberdaya ikan lainnya, maka kami mengusulkan agar pemerintah dapat
menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi perairan. Sebagai bahan pertimbangan, kami
turut melampirkan beberapa penelitian dan rangkuman ringkas hasil studi di perairan Rupat Utara yang
telah dilaku~an oleh ~akultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau serta peta delienasi Calon Kawasan
Konservasi Perairan Rupat Utara.
Mohon kiranya instansi terkait dapat menindaklanjuti usulan inisiatif ini. Demikian disampaikan, atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Tembusan
1. Gubemur Riau
2. Bupati Bengkalis
3. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau
4. BPSPL Padang
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Barn Pekanbaru 28293
Telepon (0761) 63274 Faksimile (0761) 63275
Laman : www.unri.ac.id

USULAN INISIATIF CALON KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN RUPAT UTARA


BABI.PENOAHULUAN
A. Oasar Hukum
1) Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 Perubahan atas Undang - Undang No. 31 Tahun 2004
tentang Perikanan;
2) Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2014 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 tahun
2007 tentang Pengelolaan WHayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
3) Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
4) Undang - undang No.32 Tahun 2014 tentang Kelautan
5J Peraturan Pemerintah NomoI' 60 Tahun 2007 tel1tang Konservasl Sumberdaya Ikan
6) Peraturan Pemerintah RI No. 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau - pulau Keeil Terluar
7) Keppres No. 6 Tahun 2017 tentang PJ1netapanPulau-p~au_l5~cilJer1uar (PPKT)
8) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMGR PER 111MEN/2008 tentang Kawasan
Konservasidi wilayah pesisir dan pulau-pulau keeH
9) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02lMEN/2010 tentang Tata Cara
Penetapan Kawasan Konservasi
10) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/MEN/2010 tentang Reneana
Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan

B. Gambaran umum lokasi


Pulau Rupat merupakan sebuah pulau yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten
Bengkalis, Provinsi Riau. Batas - batas wilayah Pulau Rupat adalah Selat Malaka di sebelah Utara,
Kota Dumai di sebelah Selatan, Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai di sebelah Barat dan Pulau
Bengkalis di sebelah Timur. Pulau Rupat memiliki luas wilayah 1.524,55 km2 yang terbagi dalam 2
keeamatan yaitu Keeamatan Rupat dan Rupat Utara. Keeamatan Rupat Utara mempunyai luas
sebesar 638,5 km2 dengan jumlah penduduk 2.903 jiwa. Secara geografis Kecamatan Rupat Utara
terletak pada posisi 0°55'24" Lintang Utara sId 2°7'41" Lintang Utara sampai 101°25'43" Bujur
Timur sId 101°47'14" Bujur Timur.
Berbagai macam etnisl suku terdapat di Pulau Rupat diantaranya yaitu Melayu, Jawa, Cina,
Batak dan Suku Akit. Suku Akit merupakan penduduk asli di Pulau Rupat. Adat istiadat yang dianut
penduduk setempat pada umumnya adalah budaya Melayu. Sebagian besar penduduk pulau Rupat
(70%) bermata pencaharian sebagai nelayan, selain itu beberapa penduduk bekerja sebagai petani
karet, buruh tani, pedagang dan PNS. Pulau Rupat memiliki iklim tropis dengan rata- rata eurah
hujan 2,356 mm/tahun dan temperatur udara 25,5 - 26,4 ac.
C. Latar Belakang
Pulau Rupat menyimpan potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar, dan memiliki
nilai strategis bagi kepentingan nasional karena letaknya yang berbatasan dengan Selat Malaka.
Pulau Rupat yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Bengkalis mempunyai letak yang sangat
strategis, karena dilalui oleh jalur perkapalan internasional menuju ke Selat Malaka. Bengkalis juga
termasuk dalam salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMS-GT) dan
Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Pemerintah Pusat juga telah menetapkan Pulau Rupat sebagai salah satu dari Pulau -
pulau Keeil Terluar (PPKT) melalui Keppres NO.6 Tahun 2017 tentang penetapan Pulau-pulau
Keeil Terluar (PKT), Pulau Rupat termasuk dalam salah satu dari 111 pulau keeil terluar Indonesia.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Keeil
Terluar, pada pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa pulau - pulau keeil terluar merupakan Kawasan
Strategis Nasional Tertentu (KSNT). Didalam PP tersebut (pasal 4) juga disebutkan bahwa
pemanfaatan Pulau - pulau Keeil Terluar dilakukan berdasarkan RENCANA ZONASI yang
ditetapkan oleh Menteri KP dengan pertimbangan masukan KlL terkait. Undang - undang Kelautan
(UU.No.32 Tahun 2014) juga mengamanatkan bahwa wilayah KSNT harus disusun reneana zonasi
tersendiri yaitu Reneana Zonasi KSNT. Dalam Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 2010,
disebutkan bahwa reneana zonasi KSNT sebagai dasar pemanfaatan Pulau - pulau Kecil Terluar
(PPKT) harus ditujukan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan, kesejahteraan masyarakat
dan pelestraian lingkungan. Selain itu Pulau Rupat juga ditetapkan sebagai kawasan strategis
pariwisata nasional (KSPN) yang telah tercantum dalam Peraturan Presiden (PP) nomor 50 Tahun
2011 tentang Rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional. Pemerintah Provinsi Riau
juga telah menetapkan kawasan Rupat Utara untuk pengembangan pariwisata. Rupat utara
memiliki keindahan pantai berpasir putih sepanjang 11 km yang terletak di Desa Rhu dan Desa
Tanjung Punak.

D. Permasalahan
1. Pencemaran
Perairan Rupat Utara merupakan perairan yang berhadapan langsung dengan
Selat Malaka. Kawasan Selat Malaka merupakan jalur transportasi internasional yang
padat akan aktivitas pelayaran. Perairan Rupat Utara terdapat berbagai maeam aktivitas
seperti antropogenik, transportasi dan industri yang menyebabkan kawasan Rupat Utara
rawan peneemaran salah satunya ialah peneemaran minyak (Usman, Nedi dan Amin,
2016)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Usman, Nedi dan Amin (2016),
perairan Rupat Utara memiliki kandungan minyak yang cukup tinggi. Tingginya kandungan
minyak dalam sedimen di Perairan Pantai Rupat Utara karena perairan ini berhadapan
langsung dengan jalur transportasi kapal-kapal yang mengangkut minyak di Selat Malaka.
Limbah yang berasal dari kapal mengandung minyak yang berasal dari tangki bahan bakar
dan minyak merupakan polutan yang berpotensi mencemari laut (Mukhtasor, 2007).
Pencemaran minyak menyebabkan teDadinya kerusakan pada membran sel biota laut oleh
molekul-molekul hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mengakibatkan keluamya
cairan sel dan meresapnya bahan tersebut ke dalam sel (Hutagalung, 2010). Akibat
masuknya minyak ke perairan akan menimbulkan lapisan film di permukaan dapat
menghambat cahaya matahari masuk ke perairan dan mempengaruhi fotosintesis
fitoplankton begitu juga halnya dengan diatom (Usman, Nedi, & Amin, 2016).
2. Pemanfaatan satwa dilindungi
Perairan Rupat Utara diketahui memiliki potensi mamalia laut diantaranya lumba
- lumba dan dugong. Kasus pemanfaatan satwa liar, dalam hal ini dugong teDadi pada
tanggal27 September 2017 di Perairan Kuala Simpur, Rupat Utara. Ougong yang terjaring
oleh nelayan di potong - potong dan dibagi - bagikan ke warga. Ougong merupakan
hewan yang dilindungi oleh Peraturan Pemerintah no. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa. Segala pemanfaatan dugong termasuk mengkonsumsi
dagingnya tidak diperbolehkan (BPSPL Padang, 2017).
3. Tambang pasir laut i1egal
Kasus penambangan pasir laut di Pulau Rupat dapat dijumpai di Pulau babi dan
Beting Aceh. Berdasarkan informasi, perusahaan yang melakukan penambangan pasir
adalah PT. Trimarteo. Perusahaan ini dilaporkan beroperasi tanpa adanya izin dan
rekomendasi dari pihak berwenang (Zulkarnaen, 2013). Oi Pulau Babi ,Rupat Utara,
penambangan liar pasir laut dilakukan oleh PT Logomas Utara. Berdasarkan informasi dari
Kepala Oinas ESOM Provinsi Riau, Syahrial Abdi, izin penambangan yang dimiliki oleh
perusahan tersebut merupakan izin yang dikeluarkan oleh Kementrian yang berlaku
sampai dengan tahun 2028. Oengan adanya moratorium penambangan pasir laut, maka
aktivitas penambangan air laut dianggap illegal dan harus dihentikan (PT Logomas Utama
Tambang Pasir Laut lIegal di Rupat Utara, 2017).
E. Tujuan
Mengingat nilai strategis pulau Rupat bagi kepentingan nasional dan dalam rangka
melindungi dan melestarikan habitat dan keanekaragaman sumberdaya Kelautan dan Perikanan
dari berbagai macam ancaman antropogenik seperti pencemaran, penambangan ilegal dan
pemanfaatan biota laut dilindungi di Pulau Rupat dan Kecamatan Rupat Utara pada khusunya ,
dengan ini kami mengusulkan kawasan perairan Rupat Utara sebagai calon Kawasan Konservasi
Perairan Oaerah (KKPO).
F. Urgensi Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Rupat Utara

1. Pengusulan perairan Rupat Utara untuk kawasan konservasi perairan bertujuan untuk memelihara
dan melindungi ekosistem pesisir dan laut.
2. Kawasan konservasi perairan akan melindungi habitat - habitat penting seperti mangrove dan
lamun sebagai area feeding ground, spawning ground dan nursery ground biota perairan, termasuk
ikan - ikan komersial sehingga dapat mendukung perikanan yang berkelanjutan
3. Kawasan Konservasi Perairan Rupat Utara akan dikembangkan dengan konsep eco-tourism
sehingga dapat mendukung sektor pariwisata dan menjadi sumber devisa.
BAB II. KAJIAN AWAL

1. Mangrove
Oi Kecamatan Rupat Utara, tepatnya di Oesa Tanjung Medang, Tanjung Punak, Teluk Rhu
dan Kadur dapat dijumpai potensi hutan mangrove. Vegetasi mangrove yang berada di wiayah
Rupat Utara sangat beragam. Oari hasi! penelitian, diperoleh jenis- jenis mangrove yang dapat
dijumpai di Oesa Tanjung Medang, Rupat Utara antara lain Rhizophora apiculata, Avicennia alba,
Soneratia alba, Nypa fruticans, Bruguiera gymnorhiza, Lumnitzera racemosa, dengan genus
Avicennia dan Rhizophora adalah genus yang paling mendominasi, hal ini dikarenakan tingkat
adaptasi mereka yang tinggi tingginya kadar salinitas dan juga sistem perakaran mereka yang kuat
yang dapat menahan hempasan ombak. Kerapatan hutan mangrove di daerah Rupat Utara
bevariasi, ada daerah yang memiliki kerapatan rendah atau dikategorikan rusak, sedang sampai
dengan tinggi. Oi daerah yang memiliki kerapatan tinggi memiliki jumlah pohon 1533/ ha,
sedangkan pada daerah yang ditemukan dengan kerapatan rendah terdapat 633 pohon 1 ha.
Oaerah yang memiliki kerapatan tinggi, umumnya dijumpai pada lokasi yang tidak ada aktivitas
penduduk di kawasan itu, sedangkan di daerah yang dikategorikan rusak disebabkan karena
banyaknya aktivitas masyarakat seperti eksploitasi yang berlebihan (Sotyan, Mulyadi, & Elizal,
2016).

2. Lamun

Berdasarkan penelitian yang diJakukan Hara & Mulyadi (2015), perairan Rupat Utara
tepatnya di Pulau Beruk Desa Tanjung Medang memiliki potensi padang lamun. Jenis lamun yang
ditemukan pada daerah ini adalah E. acoroides dan H. ovafis. Jen~s E. Acoroides dilaporkan
banyak tumbuh di bagian selatan Pulau Beruk karena daerah ini merupakan perairan semi terbuka
sehingga pertumbuhan lamun E.acoroides lebih tinggi dibandingkan dengan bagian utara Pulau
Beruk yang banyak ditumbuhi H. Ovalis. Hal ini disebabkan di sebelah Utara berbatasan langsung
dengan Selat Malaka sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan lamun tersebut.
BAB III. PET A LOKASI CALON KKPD

-
:-

-----_ ..-..--
~""'·~1 __ ""·.
":..~"';::-:.

Gambar 1. Peta Calon KKPD Rupat Utara, dengan luas sebesar 9.684,65 ha
Daftar Pustaka

BPSPl Padang. (2017, September 28). DUGONG (DUYUNG) DITEMUKAN MATI 01 RUPAT UTARA.
Retrieved from bpsplpadang: http://bpsplpadang.kkp.go.id/dugong--duyung-ditemukan-mati-di-
rupat-utara
--

Hara, F., & Mulyadi, A (2015). Density and Distribution of Seagrass in Beruk Island Coastal Waters Rupat
Island of Bengkalis Regency Riau Province. Jurnal Online Mahasiswa (JaM) Bidang Perikanan dan
IImu Kelautan, 2(2), 1-9.
Hutagalung, H. P. 2010. Pengaruh Minyak Mineral Terhadap Organisme Laut. Pusat Penelitian Oseanografi
- L1PI.Jakarta. Oseana. Volume XXV. Nomor 1 : 13 - 27 ISSN 0216-1877
Maulana, A., Ikhwan, Y., & Nurrachmi, I. (2017). Correlation Of Oil Content and Epiphytic Diatom Density in
seagrasses Leaves Enhalus acoroides in Rupat Utara Waters Bengkalis Distric Riau
Province. Jurna/ Online Mahasiswa (JOM) Bidang Perikanan dan IImu Ke/autan, 4(2), 1-12.
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Edisi 1. PT Pradnya Paramita. Jakarta. 332 Hal
. Sofyan, M., & Mulyadi, A (2016). Analysis of Biomass and Carbon Stock on Mangrove Forest Ecosytem in
North Coastal Area of Rupat Island Riau Province. Juma/ Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Perikanan dan IImu Ke/autan, 3(2), 1-11.
Sitorus, K. K., Mulyadi, A, & Samiaji, J. (2017). Study on the Structure of Mangrove Vegetation Community
in the Villages of Nuteri Subdistrict Number of Regency of Bengkalis Provinsi Riau. Jumal Online
Mahasiswa (JaM) Bidang Perikanan dan IImu Ke/autan, 4(2),1-14.
Usman, A, Nedi, S., & Amin, B. (2016). Analisis Kandungan Minyak dalam Air dan Sedimen di Perairan
Pantai Rupat Utara dan Selatan. Juma/ Online Mahasiswa (JaM) Bidang Perikanan dan IImu
Kelautan, 3(2), 1-8.
Daftar Judul Penelitian yang telah dilakukan di Rupat Utara:

NO TAHUN JUDUL PENEUTIAN

Hubungan Kerapatan Mangrove dan Kelimpahan Siput Bakau (Te/ebria sulcata)


1. 2013
didesa Tanjung Medang Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bangkalis
Asosiasi Gastropoda dangan Padang Lamun di Perairan Pantai Puiau Berui<
2. 2014
Rupat Utara Provinsi Riau
Kepadatan dan Tingkat Kematangan Gonad Kerang Bakau (Po/ymesoda
3. 2014 expansa) di Muara Sungai Puteri Sembilan Kecamatan Rupat Utara Kabupaten
Bengkalis
Penelitian Biomassa Dan Cadangan Karbon Di Ekosistem Mangrove Bagian
4. 2015
Utara Dan Selatan Pulau Rupat
Penetitian kandungan minyak dan nutrient terhadap kelimpahan diatom dan
5. 2015
makrozoobentos di perairen utara dan selatan Pulau Rupal
Pola Distribusi dan Kepadatan Populasi Gastropoda Terebralia sulcata di
6. 2015
Perairan Muara Sungai Putri Sembilan Kecamatan Rupat Utara
Kajian Bioekologi Perairan Rupat Utara Untuk Pengembangan Budidaya
7. 2016
Perikanan Pantai
Analisis aktivitas antibakteri dari ekstrak kuda laut (Hipocampus spinosissimus)
8. 2016
di perairan Pulau Rupat Utara Kabupaten'-
8engkalis Provinsi Riau

9. 2016 Suplai Sediment Lithogeneous ke Selat Rupat

Identifikasi Abrasi dan Sedimentasi Setat Rupat Pantai Sumatera dan Pulau
10. 2017
Rupat
Rekrutmen dan pola distribusi anakan kerang, Polymesoda expansa (Mousson,
11. 2017
1849) di zona pasang surut pantai pulau rupat Kabupaten Bengkalis
Studi Tentang Struktur Komunitas Vegetasr Mangrove didesa Puten Sembilan
12. 2017
Kecamatn Rupat Utara Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

Anda mungkin juga menyukai