HUSNIAH
B.18.03.267
2018
i
DAFTAR ISI
D. Hipotesis Penelitian......................................................................................... 18
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tahan lama, efisien, nyaman dan biayanya relatif murah dibandingkan non-
MKJP. Tingkat kegagalan MKJP pada setahun pertama sangatlah rendah yakni
0,05% untuk implan dan 0,1% sampai 0,8% untuk IUD. MKJP tidak bergantung
adalah kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, Implant, MOP, dan MOW.
mempunyai angka kegagalan yang rendah yaitu kurang dari satu kehamilan per
hormonal dan bersifat jangka pendek, dengan penggunaan terbanyak pada suntik
KB. Kecenderungan ini terjadi sejak tahun 1987. Berdasarkan hasil SDKI
penggunaan suntik KB meningkat dari 28% pada tahun 2002 menjadi 31,6% pada
1
tahun 2007 dan menjadi 31,9% pada tahun 2012. Pemakaian metode kontrasepsi
yang jangka panjang seperti sterilisasi (tubektomi dan vasektomi), IUD cenderung
menurun. Penggunaan IUD, misalnya, menurun dari sekitar 6,4% pada tahun 2002
menjadi 4,8% pada tahun 2007 dan 3,9% pada tahun 2012 (Badan Pusat Statistik
pada tahun 2018, diketahui jumlah akseptor KB aktif sebanyak 27518 jiwa.
dengan Non MKJP sebanyak 81,5%. Dari 81,5% yang menggunakan Non-Metode
untuk ganti cara metode, dari metode MKJP (IUD & Implant) ke Non-MKJP
Dari hasil survey di Puskesmas Polo Camba sampai dengan Bulan Maret
Tahun 2019, diketahui akseptor KB aktif sebanyak 830 orang. Dimana presentase
akseptor dengan MKJP sebanyak 31,5% dan presentase dengan Non MKJP
sebanyak 68,4%. Menurut data diatas, ada kesesuaian antara data dari Dinas
dari metode MKJP menjadi Non-MKJP. Permasalahan yang dihadapi saat ini
2
B. Rumusan Masalah
keputusan ibu pasangan usia subur pada penggunaan kontrasepsi metode ganti
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Institusi
informasi
pelayanan KB.
3. Bagi peneliti
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2015).
5
banyaknyakehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, ayah
Kairo 1994, disebutkan bahwa salah satu tujuan programkeluarga berencana yaitu
bertanggung jawab tentang jumlah dan jarak antara satu anakdengan anak lainnya
Nasional) tahun 2016 yaitu “Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam
6
Misi BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) tahun
2016 adalah :
Kependudukan,
konsisten
(BKKBN, 2016).
2002: 903).
Akseptor KB (peserta KB) adalah pasangan usia subur dimana salah seorang
kehamilan, baik melalui program maupun non program (Kartoyo, 1981: 162).
7
2. Tujuan pokok : Penurunan angka kelahiran yang bermakna guna
akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan
Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun
kehamilan:
kegagalan tinggi.
d. Pengggunaan IUD – Mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa
ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra – indikasi
8
1. Reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat
mempunyai anak.
Periode usia istri antara 20–30/35 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2
Umur antara 20 – 30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan
melahirkan. Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai
pada usia mengandung dan melahirkan yang baik. Di sini kegagalan kontrasepsi
anak lagi.
c. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak
yang direncanakan.
9
d. Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mem pengaruhi angka
kesuburan:
c. Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai
dengan risiko tinggi bagi ibu dan anak, disamping itu akseptor tersebut
3. Tidak menambah kelainan yang sudah ada. Pada masa usia tua kelainan
Menurut Hartanto (2002: 36), syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
10
1. Aman/tidak berbahaya.
2. Dapat diandalkan.
4. Murah.
Sampai saat ini belumlah tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar
a. Umur.
b. Gaya hidup.
c. Frekuensi senggama.
f. Sikap kewanitaan.
g. Sikap kepriaan.
a. Status kesehatan.
b. Riwayat haid.
c. Riwayat keluarga.
d. Pemeriksaan fisik.
11
e. Pemeriksaan panggul.
berkesinambungan :
a. Efektivitas.
c. Kerugian.
e. Biaya
sempurna, maka ada 2 hal yang sangat penting yang ingin diketahui oleh pasangan
calon akseptor yaitu efektivitas dan keamanan dari metode kontrasepsi itu sendiri.
12
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
sangat efektif, mencakup durasi yang panjang dan bekerja hingga 10 tahun
1. Implant (Susuk)
sebagai berikut:
berikut:
a. Nyeri kepala;
13
c. Nyeri payudara;
d. Perasaan mual;
e. Pening/pusing kepala;
pencabutan;
termasuk AIDS;
Terdapat dua jenis alat kontrasepsi dalam rahim yang beredar di Indonesia
yaitu AKDR CuT-380A yang kerangkanya dari plastik yang fleksibel, berbentuk
kecil menyerupai huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga
14
b. Bertahan antara 3 dan 10 tahun, IUD dengan waktu kerja terlama harus
berikut:
b. Prosedur invasif;
pemasangan.
dunia dan dilakukan dengan menghambat tuba uterin (tuba falopi) guna mencegah
15
perpindahan ovum ke rongga uterin dan dicapai dengan memotong tuba,
memasang klip atau cincin (French, 2015: 128). Manfaat dan keterbatasan
a. Manfaat
1) Sangat efektif;
4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang
serius;
b. Keterbatasan
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan konsep di atas maka dibuat suatu kerangka yang menjadi dasar
16
Variabel Independen Variabel Dependen
PENGETAHUAN
Pengambilan keputusan ibu
pasangan usia subur pada
BUDAYA penggunaan kontrasepsi
metode ganti cara dari
MKJP ke Non MKJP
DUKUNGAN SUAMI
1. Pengetahuan
Kriteria objektif:
2. Budaya
mengenai MKJP
Kriteria Objektif:
MKJP
mengenai MKJP
17
3. Dukungan Keluarga / Suami
dan mendukung istri dengan sepenuh hati untuk tetap menjadi akseptor
MKJP
Kriteria Objektif:
D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Null
Non-MKJP
MKJP
ibu PUS pada penggunaan kontrasepsi metode ganti cara dari MKJP ke
Non-MKJP
2. Hipotesis Alternatif
MKJP
18
b. Ada pengaruh budaya dalam pengambilan keputusan ibu PUS pada
MKJP
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini secara analitik dengan pendekatan cross sectional untuk
1. Populasi
Popaaulasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita PUS yang menjadi
2. Sampel
20
D. Metode Pengumpulan Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
c. Entry
d. Cleaning
untuk melihat adanya data yang tidak konsisten, variasi data dan
missing data.
21
e. Scoring
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
22