Anda di halaman 1dari 28

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR CPNS

A. Konsep Aktualisasi
a. Nilai-nilai Dasar Aneka
Terdapat lima kompetensi profesionalitas yang wajib
diinternalisasikan seorang ASN ke dalam dirinya. Kelima nilai dasar
tersebut adalah nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan pelaksanaan pertanggung jawaban
dimana dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang terkait
harus mampu bertanggung jawab melaksanakan kewenangan
yang diberikan di bidang tugasnya. Prinsip akuntabilitas terutama
berkaitan erat dengan pertanggung jawaban terhadap efektivitas
kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan atau
program yang telah ditetapkan. Dalam menciptakan lingkungan
kerja yang akuntabel, terdapat beberapa indikator dari nilai-nilai
dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana mentor memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c) Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

8
d) Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
f) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
g) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i) Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

Akuntabilitas sebagai salah satu prinsip yang berkaitan


dengan pertanggungjawaban mentor atas keputusan dan hasil
yang dicapai, sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan dalam
pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi. Aspek yang
terkandung dalam pengertian akuntabilitas adalah bahwa publik
mempunyai hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang
diambil oleh pihak yang mereka beri kepercayaan.

9
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah rasa cinta, bangga, dan keterikatan
batin yang melekat pada diri seseorang terhadap negara dan
bangsanya yang ditunjukkan melalui sikap dan kontribusi yang
nyata sesuai bidang yang digelutinya. Indonesia mengaku jika
berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu. Hal ini
menandakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat
dan menjunjung tinggi nilai nasionalisme. Nilai-nilai dasar dari
Nasionalisme antara lain yaitu:
a) Implementasi nilai-nilai pancasila.
b) Berorientasi tinggi.
c) Menjunjung tinggi nilai kebenaran, keadilan, tidak korupsi,
transparansi, akuntabel dan masyarakat luas.
d) Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas.
e) Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
f) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik (profesional,
berintegrasi tinggi).
g) ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Nasionalisme juga dilandasi oleh tugas dan kewajiban ASN,


yaitu:
1) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik (profesional,
berintegrasi tinggi).
2) ASN sebagai pelayan publik;
3) ASN segai perekat dan pemersatu bangsa
4) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik Berorientasi tinggi.
5) Menjunjung tinggi nilai kebenaran, keadilan, tidak korupsi,
transparansi, akuntabel dan masyarakat luas.
6) Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas.

10
7) Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
3. Etika publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
adalah:
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
h) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.

11
j) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
l) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam


undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :

a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.


b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

12
4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :
a) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak
hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
b) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
c) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.

13
d) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar
yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
5. Anti korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang
luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang. Nilai-nilai dasar
anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya
kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial
tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana

14
masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara
yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
d) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam
bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap
nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir
dalam perbuatan tercela dan nista.

15
f) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan
pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan
berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi
dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
i) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorang mentor maka ia akan memberi

16
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

b. Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI


1. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman.
2. Whole of goverment
Whole of goverment dipandang menunjukan atau
menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas
batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan
sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
Pendekatan WOG dapat beroperasi dalam tatanan kelembagaan
nasional maupun daerah.
3. Pelayanan publik
Undang-undang no 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalampemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Aparatur Sipil Negara melakukan perannya sebagai
aparatur pemerintah dengan memberi pelayanan publik,
sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan atau
mengurus apa yang diperlukan seseorang. Sedangkan pengertian

17
pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Prinsip-
prinsip pelayanan publik adalah sebagai berikut :
a) Partisipatif
b) Transparan
c) Responsif
d) Tidak diskriminatif
e) Mudah dan murah
f) Efektif dan efisien
g) Aksesibel
h) Akuntabel
i) Berkeadilan

B. Isu Aktual
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia no 25 tahun 2014 tentang
Jabatan Fungsional Perawat dan angka kreditnya, perawat memiliki
tugas pokok melakukan kegiatan pelayanan keperawatan yang meliputi
asuhan keperawatan, pengelolaan keperawatan dan pengabdian pada
masyarakat. Adapun uraian tugas Perawat Ahli Pertama, yaitu
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
4. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
5. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka
menyusun rencana tindakan keperawatan;
6. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka
menyusun rencana tindakan keperawatan;
7. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka
menyusun rencana tindakan keperawatan;
8. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;

18
9. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarganya;
10. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
11. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
12. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
13. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan.
Berdasarkan pengarahan dan konsultasi dengan coach dan
mentor di lapangan diketahui ada beberapa masalah atau isu yang
terjadi. Adapun isu – isu tersebut dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:

1. Belum optimalnya skrining kesehatan untuk menilai tingkat ADL,


ABT, dan GDS pada pasien di poli lansia Puskesmas Tualang
2. Belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan pasien
di poli lansia Puskesmas Tualang
3. Belum optimalnya kebiasaan hand hygine pada pegawai di poli
lansia Puskesmas Tualang

Identifikasi isu tersebut di internalisasi kedalam nilai – nilai dasar


ASN yaitu Akuntabel, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA) dan Kedudukan dan peran ASN dalam NKRI.
Langkah selanjutnya penulis mengkonsultasikan isu yang telah
teridentifikasi kepada Coach dan Mentor untuk kemudian di analisis
sehingga terpilih sebuah isu utama.

Dari identifikasi isu yang telah dikemukakan diatas, maka penulis


akan menentukan isu yang akan diangkat, penulis menggunakan teknik
USG:
1. Urgency
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan di
tindak lanjuti

19
2. Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
3. Growth
seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Tabel 2.1 Perumusan Isu dan Penetapan Isu


No Isu U S G Jumlah Prioritas

1 Belum optimalnya skrining 5 4 4 13 I


kesehatan untuk menilai
tingkat ADL, ABT, dan GDS
pada pasien di poli lansia
Puskesmas Tualang
2 Belum optimalnya 4 3 4 11 II
pendokumentasian asuhan
keperawatan pasien di poli
lansia, puskesmas Tualang
3 Belum optimalnya kebiasaan 3 3 4 10 III
hand hygine pada pegawai
di poli lansia, puskesmas
Tualang

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode analisis USG


diatas maka dapat dilihat bagaimana kualitas isu yang ada. Isu yang
mendapatkan prioritas tertinggi adalah isu final atau core issue yang perlu
diangkat yaitu,’’Belum optimalnya skrining kesehatan untuk menilai
tingkat ADL, ABT, dan GDS pada pasien di poli lansia Puskesmas
Tualang” Dan menjadi isu yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya.

20
C. Gagasan Penyelesaian Isu
Dalam upaya mengimplementasikan gagasan penyelesaian isu,
disusun kegiatan dan tahapan kegiatan sebagai berikut.

Unit kerja : Perawat ahli pertama, di ruangan poli lansia, Puskesmas


Tualang
Identifikasi : 1. Belum optimalnya skrining untuk mengukur tingkat
isu ADL, GDS, dan ABT pada lansia
2. Belum optimalnya dokumentasi asuhan keperawatan
pada lansia
3. Belum optimalnya kebiasaan hand hygine pada
perawat di poli lansia
Isu yang : Belum optimalnya skrining untuk mengukur tingkat ADL,
diangkat GDS, dan ABT pada lansia di ruangan poli lansia,
Puskesmas Tualang
Gagasan : Diterapkannya dengan baik skrining untuk mengukur
pemecahan tingkat ADL, GDS, dan ABT pada lansia di ruangan poli
isu lansia, Puskesmas Tualang

Tabel 2.2 Kegiatan I


Berkonsultasi dengan Mentor perihal rancangan aktualisasi yang
akan dilaksanakan
Kegiatan Berkonsultasi dengan Mentor perihal rancangan
aktualisasi yang akan dilaksanakan
Tahapan 1. Menyiapkan print out rancangan kegiatan yang
Kegiatan akan dilakukan dengan cermat (etika publik)
2. Membuat jadwal dan rancangan kegiatan serta
mengatur jadwal pertemuan dengan Mentor secara
sopan dan santun (etika publik)
3. Menyampaikan rancangan kegiatan yang akan
dilaksanakan dan meminta saran perbaikan kepada

21
Mentor secara transparan dan jelas
(akuntabilitas) dan tanpa memaksakan kehendak
diri sendiri dan menghargai pendapat orang lain
(sila ke 4 nasionalisme)
4. Meminta persetujuan dan dukungan dari Mentor
terkait kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan
sebagai bentuk rasa hormat dan rasa menghargai
(sila ke 2 nasionalisme).
Out Put / Hasil Ada persetujuan dan dukungan dari Mentor terkait
Kegiatan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan
Keterkaitan Sebelum berkonsultasi dengan mentor tentang
substansi rancangan kegiatan, saya akan menyiapkan print out
mata pelatihan rancangan kegiatan dengan cermat untuk menghindari
kekeliruan (etika publik), dengan menerapkan teknik
kehati-hatian.
Selanjutnya saya akan menemui atasan dengan sikap
sopan santun dan hormat (etika publik), lalu
menyampaikan tentang rancangan dan jadwal
kegiatan dengan jelas dan transparan (akuntabilitas)
dengan teknik kehati-hatian. Selama saya
berkomunikasi dengan mentor saya akan menghargai
pendapatnya dan tidak memaksakan kehendak
saya sendiri (sila ke 4 nasionalisme), dengan teknik
kesabaran.
Saya akan mencatat hal-hal penting yang disampaikan
oleh mentor sebagai bentuk konsistensi saya untuk
dapat melakukan tugas sesuai dengan perintah
atasan (akuntabilitas dan etika publik), dengan
teknik berpikir kreatif.
Kemudian saya akan meminta persetujuan mentor

22
tentang rancangan kegiatan dan rencana jadwal
kegiatan yang akan dilakukan sebagai bentuk rasa
hormat dan rasa menghargai, karena mentor adalah
kepala puskesmas Tualang (sila ke 2 nasionalisme)
dengan teknik komunikasi efektif.
Semua bentuk tahapan kegiatan yang tersusun yaitu
menyiapkan print out bahan, berkonsultasi dengan
mentor, dan meminta persetujuannya merupakan
peran dan fungsi ASN dalam NKRI (WOG dan
manajemen ASN).
Konstribusi Berkonsultasi dengan atasan tentang rancangan
Terhadap Visi kegiatan akan berkontribusi dalam mewujudkan visi
dan Misi Puskesmas Tualang yaitu sebagai sentra pelayanan
kesehatan yang berkualitas, profesional, menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan menghasilkan
layanan yang memuaskan.
Penguatan Berkomunikasi dengan mentor tentang rancangan
Nilai- Nilai kegiatan akan berkontribusi pada tata nilai yang dimiliki
Organisasi Puskesmas Tualang yaitu bertanggung jawab, unggul,
amanah, loyalitas, akuntabel, dan giat bekerja.

23
Tabel 2.3 Kegiatan II
Berkonsultasi dengan pemegang program lansia perihal rancangan
aktualisasi dan telaah lembar skrining ADL, ABT dan GDS
Kegiatan Berkonsultasi dengan pemegang program lansia
perihal rancangan aktualisasi dan telaah lembar
skrining ADL, ABT dan GDS
Tahapan 1. Menyiapkan print out rancangan kegiatan yang akan
Kegiatan dilakukan dengan cermat (etika publik)
2. Membuat jadwal dan rancangan kegiatan serta
mengatur jadwal pertemuan dengan pemegang
program lansia secara sopan dan santun (etika
publik)
3. Menyampaikan rancangan kegiatan yang akan
dilaksanakan dan meminta saran perbaikan kepada
pemegang program lansia secara transparan dan
jelas (akuntabilitas) dan tanpa memaksakan
kehendak diri sendiri dan menghargai pendapat
orang lain (sila ke 4 nasionalisme)
4. Melakukan telaah lembar skrining ADL, ABT, dan
GDS kepada pemegang program lansia secara jelas
(akuntabilitas) dan efisien (komitmen mutu)
5. Meminta persetujuan dan dukungan dari Pemegang
program lansia terkait kegiatan aktualisasi yang akan
dilakukan dan lembar skrining yang akan disepakati
sebagai bentuk rasa hormat dan rasa menghargai
(sila ke 2 nasionalisme).
Out Put / Ada persetujuan dan dukungan dari pemegang program
Hasil lansia terkait rancangan aktualisasi yang akan
Kegiatan dilakukan dan lembar skrining yang akan disepakati.
Keterkaitan Sebelum berkonsultasi dengan pemegang program

24
substansi lansia tentang rancangan kegiatan, saya akan
mata menyiapkan print out rancangan kegiatan dengan
pelatihan cermat untuk menghindari kekeliruan (etika publik),
dengan menerapkan teknik kehati-hatian.
Selanjutnya saya akan menemui pemegang program
lansia dengan sikap sopan santun dan hormat (etika
publik), lalu menyampaikan tentang rancangan dan
jadwal kegiatan dengan jelas dan transparan
(akuntabilitas) dengan teknik kehati-hatian. Selama
saya berkomunikasi dengan pemegang program
lansiasaya akan menghargai pendapatnya dan tidak
memaksakan kehendak saya sendiri (sila ke 4
nasionalisme), dengan teknik kesabaran.
Saya akan mencatat hal-hal penting yang disampaikan
oleh pemegang program lansia sebagai bentuk
konsistensi saya untuk dapat melakukan tugas sesuai
dengan perintah atasan (akuntabilitas dan etika
publik), dengan teknik berpikir kreatif.
Saya akan melakukan telaah lembar skrining dengan
pemegang program lansia secara jelas (akuntabilitas)
dan efisien (komitmen mutu), dengan teknik kehati-
hatian.
Kemudian saya akan meminta persetujuan pemegang
program lansia tentang rancangan kegiatan dan lembar
skrining yang disepakati yang akan dilakukan sebagai
bentuk rasa hormat dan rasa menghargai, karena
pemegang program lansia adalah kepala puskesmas
Tualang (sila ke 2 nasionalisme) dengan teknik
komunikasi efektif.
Semua bentuk tahapan kegiatan yang tersusun yaitu
menyiapkan print out bahan, berkonsultasi dengan

25
pemegang program lansia, dan meminta persetujuannya
merupakan peran dan fungsi ASN dalam NKRI (WOG
dan manajemen ASN).
Konstribusi Berkonsultasi dengan pemegang program lansia
Terhadap Visi tentang rancangan kegiatan akan berkontribusi dalam
dan Misi mewujudkan visi Puskesmas Tualang yaitu sebagai
sentra pelayanan kesehatan yang berkualitas,
profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
dan menghasilkan layanan yang memuaskan.
Penguatan Berkomunikasi dengan pemegang program lansia
Nilai- Nilai tentang rancangan kegiatan akan berkontribusi pada
Organisasi tata nilai yang dimiliki Puskesmas Tualang yaitu
bertanggung jawab, unggul, amanah, loyalitas,
akuntabel, dan giat bekerja.

26
Tabel 2.4 Kegiatan III
Melakukan Sosialisasi tentang “skrining kesehatan untuk menilai
tingkat ADL, ABT, dan GDS lansia” pada pegawai di poli lansia
Puskesmas Tualang
Kegiatan Melakukan Sosialisasi tentang “skrining kesehatan
untuk menilai tingkat ADL, ABT, dan GDS lansia”
pada pegawai di poli lansia Puskesmas Tualang
Tahapan 1. Membuat materi sosialisasi skrining ADL, ABT, dan
Kegiatan GDS secara cermat (etika publik), kerja keras
(anti korupsi)
2. Meminta izin pelaksanaan sosialisasi skrining ADL,
ABT, dan GDS kepada mentor sebagai kepala
puskesmas tualang dan para pegawai di poli lansia
sebagai bentuk rasa hormat dan menghargai (sila
ke 2 nasionalisme)
3. Melaksanakan sosialisasi skrining ADL, ABT, dan
GDS kepada para pegawai poli lansia secara jelas
(akuntabilitas), memberikan informasi yang
benar & tidak menyesatkan (etika publik)
4. Melaksanakan tanya jawab setelah sosialisasi
skrining ADL, ABT, dan GDS kepada para pegawai
poli lansia secara berani (anti korupsi) dan tanpa
tekanan (etika publik)
Out Put / Hasil Terlaksananya sosialisasi skrining ADL, ABT, dan
Kegiatan GDS. Terlaksananya tanya jawab kepada para
pegawai di poli lansia sebagai tolak ukur keberhasilan
sosialisasi yang dilakukan
Keterkaitan Sebelum melaksanakan sosialisasi skrining ADL, ABT,
substansi dan GDS kepada para pegawai di poli lansia, saya
mata pelatihan akan membuat materi di power point secara cermat

27
(etika publik) dan kerja keras merancang konsepnya
(anti korupsi), dengan teknik ketelitian.
Setelah saya membuat materi, saya akan meminta izin
kepada mentor dan para pegawai di poli lansia sebagai
bentuk rasa hormat dan menghargai (sila ke 2
nasionalisme), dengan teknik komunikasi efektif.
Setelah mendapatkan izin, saya akan Melaksanakan
sosialisasi skrining ADL, ABT, dan GDS kepada para
pegawai poli lansia dengan penyampaian yang jelas
(akuntabilitas) dan memikirkan efisiensi waktu yang
digunakan (komitmen mutu), dengan teknik
presentasi.
Kemudian saya akan melakukan tanya jawab kepada
para pegawai di poli lansia dengan cara berani
menyampaikan pertanyaan (anti korupsi) dan tanpa
tekanan dari para pegawai senior (etika publik),
dengan teknik komunikasi efektif
Semua bentuk tahapan kegiatan yang tersusun yaitu
menyiapkan materi, meminta izin, melaksanakan
sosialisasi, dan melakukan tanya jawab merupakan
bentuk koordinasi antara mentor dan para pegawai di
poli lansia puskesmas tualang (WOG).

28
Konstribusi Melakukan sosialisasi skrining ADL, ABT, dan GDS
Terhadap Visi pada para pegawai poli lansia merupakan kontribusi
dan Misi terhadap misi ke 5 puskesmas tualang yaitu dapat
meningkatkan kompetensi dan profesionalis seluruh
petugas
Penguatan Melakukan sosialisasi skrining ADL, ABT, dan GDS
Nilai- Nilai kepada para pegawai poli lansia merupakan
Organisasi penguatan terhadap komitmen pegawai puskesmas
tualang yang ke 4 yaitu upaya perbaikan terus
menerus pada seluruh aspek kegiatan baik program
maupun pelayanan.

29
Tabel 2.5 Kegiatan IV
Melakukan pembahasan pengisian lembar “skrining kesehatan ADL,
ABT, dan GDS” dengan baik dan benar pada perawat di poli lansia
Puskesmas Tualang
Kegiatan Melakukan pembahasan pengisian lembar
“skrining kesehatan ADL, ABT, dan GDS” dengan
baik dan benar pada perawat di poli lansia
Puskesmas Tualang
Tahapan 1. Meminta izin melaksanakan pembahasan lembar
Kegiatan skrining kepada mentor dan perawat di poli lansia
sebagai bentuk rasa hormat dan menghargai (sila
ke 2 nasionalisme)
2. Mengatur jadwal pertemuan dengan perawat di poli
lansia secara sopan dan santun (etika publik)
3. Melaksanakan kegiatan pembahasan lembar
skrining kepada perawat di poli lansia secara jelas,
konsisten (akuntabilitas) dan cermat (etika
publik)
Out Put / Hasil Telah terlaksananya pembahasan pengisian lembar
Kegiatan skrining dengan baik dan benar kepada perawat di poli
lansia
Keterkaitan Sebelum saya melaksanakan pembahasan lembar
substansi skrining ADL, ABT, dan GDS kepada perawat di poli
mata pelatihan lansia, terlebih dahulu saya akan meminta izin kepada
mentor dan para perawat di poli lansia sebagai bentuk
rasa hormat dan menghargai terhadap atasan dan
teman sejawat (sila ke 2 nasionalisme), dengan
teknik komunikasi efektif.
Kemudian saya akan mengatur jadwal pertemuan
dengan para perawat di poli lansia secara sopan dan

30
santun (etika publik), dengan teknik komunikasi
efektif.
Setelah jadwal pertemuan disepakati, saya akan
melaksanakan pembahasan lembar skrining ADL,
ABT, dan GDS kepada para perawat di poli lansia
secara jelas, dan konsisten selama penyampaian
(akuntabilitas), kemudian cermat terhadap poin-poin
di dalam lembar skrining (etika publik), dengan teknik
kehati-hatian dan kesabaran.
Semua bentuk tahapan kegiatan yang tersusun yaitu
meminta izin, mengatur jadwal pertemuan, dan
melakukan pembahasan lembar skrining ADL, ABT,
dan GDS kepada para perawat di poli lansia
merupakan koordinasi antar perawat (WOG) dan
sebagai bentuk usaha memberikan pelayanan prima
(pelayanan publik) kepada pasien di poli lansia.
Konstribusi Melakukan pembahasan lembar skrining ADL, ABT,
Terhadap Visi dan GDS kepada para perawat di poli lansia
dan Misi merupakan usaha misi puskesmas tualang yang ke 2
yaitu menciptakan penyelenggaran pelayanan dasar
yang standar, dan misi ke 5 yaitu meningkatkan
kompetensi dan profesionalis kepada seluruh petugas
puskesmas tualang.
Penguatan Melakukan pembahasan lembar skrining ADL, ABT,
Nilai- Nilai dan GDS kepada para perawat di poli lansia
Organisasi merupakan kontribusi terhadap motto puskesmas
tualang diantaranya yakin akan kemampuan diri dan
dapat memberikan pelayanan yang unggul.

31
Tabel 2.6 Kegiatan V
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan “skrining kesehatan untuk
menilai tingkat ADL, ABT, dan GDS pada pasien di poli lansia
Puskesmas Tualang
Kegiatan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan “skrining
kesehatan untuk menilai tingkat ADL, ABT, dan
GDS pada pasien di poli lansia Puskesmas
Tualang”
Tahapan 1. Menetapkan langkah pelaksanaan skrining ADL,
Kegiatan ABT, dan GDS secara konsisten dan jelas
(akuntabilitas)
2. Melakukan monitoring pelaksanaan skrining ADL,
ABT, dan GDS namun tetap bersikap hormat dan
menghargai (sila ke 2 nasionalisme) serta
bertanggung jawab (akuntabilitas)
3. Melakukan evaluasi pelaksanaan skrining ADL,
ABT, dan GDS secara cermat (etika publik) dan
konsistensi (akuntabilitas)
Out Put / Hasil Terlaksananya skrining ADL, ABT, dan GDS pada
Kegiatan pasien di poli lansia dan evaluasi terhadap kegiatan
tersebut.
Keterkaitan Sebelum saya melakukan monitoring pelaksanaan
substansi skrining ADL, ABT, dan GDS, saya akan Menetapkan
mata pelatihan langkah pelaksanaanya bersama-sama dengan
perawat di poli lansia sehingga mendapatkan
kejelasan, kesepakatan dan konsistensi
(akuntabilitas) dalam tahap pelaksanaanya nanti,
dengan teknik ketelitian dan komunikasi efektif.
Setelah tahap pelaksanaan disepakati, saya akan
Melakukan monitoring pelaksanaan skrining ADL, ABT,

32
dan GDS namun tetap bersikap hormat dan
menghargai (sila ke 2 nasionalisme) serta
bertanggung jawab selama monitoring dilaksanakan
(akuntabilitas), dengan teknik ketelitian.
Kemudian saya akan melakukan evaluasi pelaksanaan
skrining ADL, ABT, dan GDS dengan cara memeriksa
lembar skrining yang sudah diisi secara cermat (etika
publik) dan konsisten (akuntabilitas) dengan aturan
pengisian lembar skrining yang sudah dibahas dan
disepakati, dengan teknik kehati-hatian.
Semua bentuk tahapan kegiatan yang tersusun dari
menetapkan langkah pelaksanaan, melakukan
monitoring pelaksanaan, dan mengevaluasi
pelaksanaan skrining ADL, ABT, dan GDS pada
pasien di poli lansia merupakan koordinasi antar
perawat (WOG) dan memaksimalkan kinerja
(manajemen ASN) perawat, sehingga kedepannya
dapat memberikan pelayanan yang optimal
(pelayanan publik).

33
Konstribusi Melakukan langkah pelaksanaan, monitoring
Terhadap Visi pelaksanaan, dan mengevaluasi pelaksanaan skrining
dan Misi ADL, ABT, dan GDS pada pasien di poli lansia
merupakan upaya untuk melaksanakan misi
puskesmas tualang yang ke 2 yaitu menciptakan
penyelenggaran pelayanan dasar yang standar, dan
misi ke 5 yaitu meningkatkan kompetensi dan
profesionalis kepada seluruh petugas puskesmas
tualang.
Penguatan Monitoring pelaksanaan skrining ADL, ABT, dan GDS
Nilai- Nilai pada pasien di poli lansia sejalan dengan komitmen
Organisasi puskesmas tualang yaitu melakukan monitoring dan
evaluasi secara berkesinambungan dalam kegiatan
program dan pelayanan.

34
D. Jadwal dan Rencana Kegiatan
Jadwal dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.7 Jadwal dan Rencana Kegiatan

No Kegiatan Minggu
1 2 3 4
1 Berkonsultasi dengan Mentor perihal kegiatan √

aktualisasi yang akan dilaksanakan


2 Berkonsultasi dengan pemegang program lansia √

perihal kegiatan aktualisai skrining ADL, ABT dan


GDS pada lansia
3 Melakukan Sosialisasi tentang “skrining kesehatan √

untuk menilai tingkat ADL, ABT, dan GDS lansia”


pada pegawai di poli lansia Puskesmas Tualang
4 Melakukan pembahasan pengisian lembar √

“skrining kesehatan ADL, ABT, dan GDS” dengan


baik dan benar pada perawat di poli lansia
Puskesmas Tualang
5 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan “skrining √

kesehatan untuk menilai tingkat ADL, ABT, dan


GDS pada pasien di poli lansia Puskesmas
Tualang”

35

Anda mungkin juga menyukai