Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit dermatitis menjadi masalah kesehatan terutama pada masyarakat

dikarenakan sifatnya yang cenderung residif yaitu mengalami kekambuhan jika

terpapar faktor risiko yang dapat memicu munculnya dermatitis dan menjadi

kronis sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderita. Berbagai macam

penyakit kulit saat ini masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat terutama

dermatitis . Dermatitis merupakan salah satu jenis penyakit kulit bagian epidermis

yang bersifat akut, subakut atau kronis yang dipengaruhi oleh faktor eksogen

(faktor luar) dan faktor endogen (faktor dalam). Dermatitis adalah suatu

peradangan pada kulit yang disebabkan oleh substansi yang menempel pada kulit

( Djuanda, 2007 ).

Kejadian suatu penyakit dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, lingkungan,

genetik, dan perilaku individu tetapi juga secara tersendiri, faktor penentu ini

berlainan bagi setiap individu, keluarga, daerah atau negara. Di Indonesia, faktor

lingkungan yang kurang menunjang maka akan banyak dijumpai penyakit kulit

salah satunya adalah dermatitis . Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim atau

penyakit kulit yang mengalami peradangan karena bermacam sebab dan timbul

dalam berbagai jenis terutama kulit yang kering yang umumnya berupa

pembengkakan, memerah dan gatal pada kulit ( Cahyawati, 2011)

Salah satu upaya untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

adalah dengan menyelenggarakan upaya kesehatan, pencegahan, pengobatan dan

pemulihan kesehatan, dengan demikian diharapkan dapat memberdayakan

1
2

individu, keluarga dan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan

melindungi kesehatan sendiri serta lingkungannya, hal tersebut dapat dimulai dari

diri kita sendiri untuk memelihara dan menjaga kesehatan dengan mencegah

terjadinya resiko penyakit salah satunya adalah penyakit dermatitis

( Djuanda, 2007 ).

Menurut Brown 2005, penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui

secara pasti, sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misalnya

zat kimia, protein, bakteri atau fungus, respon tersebut dapat berhubungan dengan

alergi. Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh yang dapat atau spesifik untuk

bereaksi, dan dermatitis juga dapat disebabkan oleh faktor eksogen (lingkungan,

bahan kimia, mikroorganisme) dan dapat juga dari dalam (endogen) seperti alergi,

sejumlah kondisi kesehatan, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi

penyebab yang eksim. Oleh karena itu penderita perlu menjaga kondisi tubuhnya

dengan menjaga kebersihan diri (personal hygiene), lingkungan, olahraga, makan

yang bergizi, istirahat yang cukup serta yang terpenting menjauhi Alergen

penyebab penyakit.

Kejadian dermatitis di dunia sangat banyak di jumpai, saat ini diketahui

bahwa angka kejadian (prevalensi) dermatitis mencapai angka yang cukup tinggi

yaitu hampir 60% penduduk dunia mengalami dermatitis terutama didaerah tropis

yang beriklim panas dan lembab. Penelitian WHO tentang penyakit kulit di 5

(lima) negara, memperlihatkan bahwa jumlah penderita dermatitis sangat tinggi

terutama Amerika Serikat yang jumlah penderitanya mencapai 15 juta orang,

dimana 60% dari jumlah tersebut terjadi pada usia di bawah 12 tahun, 30% terjadi

sebelum usia 5 tahun. Dermatitis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

1
3

lain faktor lingkungan, dan berkaitan erat dengan penyakit atopik pada organ lain

seperti rinitis alergika pada penderita sendiri ataupun keluarganya, dan kejadian

dermatitis di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia menunjukkan angka

kejadian dermatitis yang tidak sedikit. Data di Inggris menunjukkan bahwa dari

1,29 kasus / 1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja, jika ditinjau dari

jenis penyakit kulit maka lebih dari 95% merupakan dermatitis kontak.

(Muttaqin, 2011).

Berdasarkan data gambaran kasus penyakit kulit dan subkutan lainnya di

Indonesia, Dermatitis merupakan peringkat ketiga dari sepuluh penyakit utama

dengan 86% adalah dermatitis diantara 192.414 kasus penyakit kulit di beberapa

Rumah Sakit Umum di Indonesia tahun 2011 ( Kemenkes, 2011).

Data hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Kelompok Studi Dermatologi

Anak (KSDAI) dari lima kota besar di Indonesia pada tahun 2010, dermatitis

masih menempati peringkat pertama (23,67%) dari 10 besar penyakit kulit Pada

orang Dewasa dari sepuluh rumah sakit besar yag tersebar di seluruh Indonesia

dan pada tahun 2010 kejadian dermatitis mencapai 36% angka kejadian

(Ludfi dkk, 2012)

Prevalensi dermatitis di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 67,8%,

Dimana di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai (13,0%), diikuti Sulawesi

Tengah (10,58%), DKI Jakarta (9,99%), NusaTenggara Timur (9,99%), Aceh

(9,88%), Sulawesi Tenggara (6,22%). Prevalensi terendah terdapat diProvinsi

Sulawesi Barat yaitu (2,57%) ( Riskesdas, 2012)

Angka kejadian dermatitis juga tertinggi di Aceh yaitu 45.461 kasus

dimana Prevalensi kejadiannya mencapai 68,8% (tertinggi di Aceh Jaya (39,8%),

1
4

Diikuti Aceh Selatan (27%), Nagan Raya (20%), dan Bener Meriah (12%).

(Profil Kesehatan Provinsi Aceh, 2012).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kabupaten Nagan Raya, jumlah

penderita dermatitis sebanyak 3.503 penderita pada tahun 2015 atau dengan

prevalensi 2,38% yang tersebar di 14 puskesmas di kabupaten Nagan Raya, di

Puskesmas Uteun Pulo memiliki kasus yang sangat tinggi dengan jumlah

penderita yaitu sebanyak 989 penderita kemudian di ikuti dengan Puskesmas

Lung Kubee Jagat, Padang Rubek, Padang Panyang, dan Simpang jaya. ( Dinas

Kesehatan Nagan Raya, 2015 )

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Uteun Pulo, bahwa

jumlah penderita penyakit dermatitis mengalami peningkatan disetiap tahun,

dimana jumlah kasus penyakit dermatitis pada tahun 2013 adalah sebanyak

367 orang penderita, kemudian pada tahun 2014 sebanyak 420 orang penderita ,

sedangkan pada tahun 2015 jumlah penderita semakin meningkat dari bulan

Januari sampai Desember 2015 yaitu sebanyak 989 orang penderita.

( Puskesmas Uteun Pulo, 2015 )

Banyak faktor yang kemungkinan dapat mempengaruhi penyakit kulit

khususnya dermatitis yang kasusnya cukup tinggi dipuskesmas Uteun Pulo,

seperti faktor lingkungan, kebersihan perorangan (pesonal hygiene) maupun

karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dermatitis sehingga

meningkatnya penggunaan zat-zat yang dapat memicu terjadinya alergen sehingga

menyebabkan timbulnya dermatitis. Berdasarkan teori dari para ahli diperkirakan

faktor penyebab terjadinya dermatitis dapat berasal dari faktor langsung (kontak

dengan bahan kimia), dan faktor tidak langsung yaitu (suhu, kelembaban,

1
5

pekerjaan, usia, jenis kelamin, ras, riwayat penyakit kulit alergi sebelumnya,

personal hygine dan lingkungan).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan dan wawancara dengan 10

masyarakat didesa, 6 diantara mereka mengalami dermatitis dan 4 dari mereka

tidak mengalami dermatitis. Ke 6 masyarakat yang menderita dermatitis

kebanyakan mengeluh kelainan kulit karena adanya riwayat alergi, dan sebagian

dari mereka mengatakan tidak mengetahui tentang penyebab yang dapat

mempengaruhi terjadinya penyakit dan cara penanganan penyakit dermatitis ini,

sedangkankan penyakit ini jika tidak ditangani dengan baik akan terjadi infeksi

dan menyebar sehingga memperparah keadaan penderita.

Maka dari latar belakang dan uraian di atas peneliti tertarik untuk

mengetahui “Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyebab Terjadinya Dermatitis

Di Wilayah Kerja Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Senagan Timur”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan survei awal yang telah dilakukan oleh

peneliti melalui wawancara dengan masyarakat dan petugas kesehatandi

puskesmas, bahwasanya di puskesmas Uteun Pulo terdapat kasus penyakit

dermatitis yang tinggi. Di mana penyakit dermatitis menduduki urutan ke 3 dari

10 besar penyakit yang ada dipuskesmas, dan penyakit dermatitis pada tahun ini

terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya serta banyak masyarakat yang tidak

mengerti mengenai dermatitis serta penyebabnya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti apa saja

faktor yang berhubungan dengan Penyebab terjadinya Dermatitis di wilayah kerja

Puskesmas Uteun Pulo tahun 2015.

1
6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis

Di Wilayah Kerja Puskesmas Uteun Pulo.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Dermatitis

Diwilayah Kerja Puskesmas Uteun Pulo.

b. Untuk Mengetahui Hubungan Riwayat Alergi Dengan Kejadian

Dermatitis Diwilayah Kerja Puskesmas Uteun Pulo.

c. Untuk Mengetahui Hubungan Personal Hygine Dengan Kejadian

Dermatitis Diwilayah Kerja Puskesmas Uteun Pulo.

d. Untuk Mengetahui Hubungan Lingkungan Dengan Kejadian Dermatitis

Diwilayah Kerja Puskesmas Uteun Pulo.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitan antara lain :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi peneliti

lainnya yang ingin melanjutkan penelitian dengan lingkup yang sama.

2. Bagi Lokasi Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan masukan bagi

desa dalam meningkatkan perencanaan program kesehatan khususnya

tentang dermatitis

1
7

3. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai

penyakit dermatitis

4. Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi ilmu yang diperoleh dan dapat menambah pengetahuan

dan keterampilan penulis dalam melakukan penelitian serta menambah

wawasan tentang dermatitis

1.5 Hipotesis

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian dermatitis di wilayah

kerja puskesmas Uteun pulo kecamatan senagan timur .

Ha : Ada hubungan antara riwayat alergi dengan kejadian dermatitis di

wilayah kerja puskesmas Uteun pulo kecamatan senagan timur

Ha : Ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian dermatitis di

wilayah kerja puskesmas Uteun pulo kecamatan senagan timur

Ha : Ada hubungan antara lingkungan dengan kejadian dermatitis di wilayah

kerja puskesmas Uteun pulo kecamatan senagan timur

Anda mungkin juga menyukai