Oleh :
NIM : (106081002483)
JURUSAN MANAJEMEN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi
Disusun Oleh :
NIM : 106081002483
Dibawah bimbingan :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
JURUSAN MANAJEMEN
Ketua Sekretaris
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan
hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi
maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi ini dianggap gugur dan harus
melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya
dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi
tanggung jawab saya
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rifan Dwi Martono
2. Alamat : Komp. Dephan/Mabes TNI Cidodol No.31,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
3. TTL : Pekalongan, 20 Maret 1988
4. Agama : Islam
5. Status : Belum Menikah
6. IPK terakhir : 3.51
7. Tel : 99430423
8. E-mail : rifan_dm@yahoo.com
i
Abstract
ii
Abstrak
iii
KATA PENGANTAR
iv
9. Terima kasih juga buat tim KKS-BT purwodadi 2009 yang memberikan
pengalaman berharga yang tak terlupakan
10. Terima Kasih semua temen-temen kuliah angkatan 2006 yang tak bisa
disebutkan satu persatu.
11. Para staff dan pegawai di perpustakaan utama dan perpustakan fakultas
sebagai tempat dalam mencari bahan-bahan dan sumber referensi bagi penulis.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penulisan sripsi ini masih banyak
kekurangan, hal ini karena adanya keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi menunjang kesempurnaan
dari Tugas akhir kuliah (Skripsi) ini. Saya berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 38
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 38
B. Metode Pemilihan Sampel ................................................................. 39
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 40
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 42
E. Operasional Variabel Penelitian......................................................... 46
BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ....................................... 49
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................................... 49
1) Perkembangan Pasar Modal Indonesia ....................................... 49
B. Analisa Data dan Pembahasan ........................................................... 50
1) Analisis Deskriptif ...................................................................... 50
2) Analisis Pengujian Statistik ........................................................ 72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 97
A. Kesimpulan ........................................................................................ 97
B. Implikasi Penelitian ......................................................................... 101
C. Saran ................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 104
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GRAFIK
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang
negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri (capital flight) bukan hanya
yang jauh lebih tinggi. Keadaan ini terjadi sebagai konsekuensi dari
1
perbankan Indonesia dalam bentuk penarikan dana besar-besaran (rush) oleh
deposan untuk kemudian disimpan di luar negeri (capital flight). Tingkat suku
bunga yang mencapai 70% dan depresiasi nilai tukar rupiah (kurs) terhadap
2007:1).
2004, Indeks harga saham gabungan mencapai 820,1 dan sampai Desember
signifikan mengingat Indeks harga saham pada tahun 2001, 2002, dan 2003
baru mencapai 392,03, 424,94, dan 679,3. Kemudian sepanjang periode bulan
Januari 2006 – Januari 2008, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menerus
Saham Gabungan (IHSG) BEI yang berhasil mencatat rekor tertinggi pada
tanggal 11 Januari 2008 di level 2.830.263 yang diikuti juga oleh indeks
lainnya seperti indeks LQ 45 yang juga mencetak rekor tertinggi pada level
615,996 (www.idx.co.id).
2
Indeks harga saham mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak
krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Hal ini ditunjukkan
dari perkembangan nilai IHSG dan nilai transaksi. Nilai IHSG mengalami
peningkatan hingga 400 persen dari tahun 2000 hingga 2008. Kondisi ini juga
diikuti nilai transaksi yang terus semakin meningkat. Nilai IHSG yang
IHSG dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 1.1.
2500
2000
1500
Tabel
IHSG
1000 1.1…
500
0
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt
'05 '05 '05 '05 '06 '06 '06 '06 '07 '07 '07 '07 '08 '08 '08 '08 '09 '09 '09 '09
Waktu
peningkatan sampai dengan tahun 2008. Namun krisis ekonomi global mulai
pertengahan tahun 2008 telah mendorong jatuhnya nilai Indeks harga saham
sebesar 50 % dalam kurun waktu yang relatif singkat (satu tahun). Krisis yang
3
finansial global tersebut IHSG terus mengalami penurunan, puncaknya terjadi
pada awal bulan Oktober 2008, dimana IHSG terkoreksi sebesar 10,38%
secara lebih luas. Pada tiga bulan terakhir di tahun 2008 IHSG terus menurun
yang diikuti dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar di BEI. Hal tersebut
menyebabkan pada akhir tahun 2008, IHSG ditutup pada level 1.340,892 atau
turun sebesar 51,17 % dari level penutupan di tahun 2007 sebesar 2.745,826.
bulan Oktober telah mencapai level 2.528,14. Hal ini disebabkan oleh
besar dari krisis finasial global. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk
meredam pengaruh buruk dari krisis, mulai dari menaikkan tingkat suku
dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator
4
informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya
akan berpengaruh pada Indeks harga saham (Pananda Pasaribu, 2008). Indeks
modal, karena indeks ini merupakan indikator dari berbagai hal dan dapat
dengan naik turunnya Indeks harga saham karena nilai portofolio sahamnya
indeks. Maka dari itu, perlu untuk diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat
Indonesia, dimana pengaruh dari fluktuasi harga komoditas dunia juga tidak
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana.
5
perusahaan yang berhubungan dengan komoditas mempunyai nilai
kapitalisasi yang cukup besar pada indeks harga saham. Perubahan yang
indeks harga saham. Maka dari itu, merupakan hal yang menarik untuk diteliti
harga saham.
Fluktuasi harga minyak mentah dunia mendapat sorotan utama karena minyak
menjadi sebuah komoditas yang penting bagi banyak pihak, sehingga menjadi
isu penting bagi masyarakat, pemerintah, dan para pelaku usaha. Gejolak
Kenaikan harga minyak mentah menjadikan turut naiknya harga bahan bakar
diseluruh dunia. Indonesia dan sejumlah Negara lain telah menaikan harga
BBM yang vital bagi kehidupan dan perekonomian. Kondisi ini menjadi
sangat penting karena tingginya harga minyak akan memicu kenaikan harga
Pakasi, 2008:143).
6
disamping meningkatnya permintaan akan minyak. Pertumbuhan permintaan
di negara maju hampir tidak bertambah. Permintaan minyak yang naik tajam
berasal dari Asia, khususnya China dan India (A.J Surjadi, 2006:1).
positif dan dapat juga bersifat negatif. Selain itu, dampak yang diberikan oleh
meningkatnya harga minyak mentah dunia tehadap harga saham juga dapat
minyak dan gas bumi, ataupun pertambangan logam mineral lainnya berbeda-
beda. Hal ini berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing
Santoso, 2009:6).
positif (good news) bagi kebanyakan bursa di dunia. Hal itu menurunkan rasa
negara dapat dipacu ke tingkat yang lebih tinggi karena biaya produksi akan
7
menjadi relatif rendah. Harga minyak yang tinggi dinilai hanya
pembangunan tersendat. Akan tetapi, hal ini agaknya tidak berlaku bagi bursa
saham di Indonesia. Harga minyak yang turun justru direspons investor pasar
minyak karena batu bara dan CPO merupakan produk substitusi emas hitam
itu. Turunnya harga minyak dipastikan akan menekan harga komoditas batu
Saham yang masuk dalam list BEI akan ditempatkan pada sektor yang
sesuai dengan bidang yang dikerjakan oleh perusahaan tersebut. Salah satu
sektor yang ada di BEI adalah sektor pertambangan dan perkebunan dimana
dipengaruhi oleh jumlah produksi serta harga komoditas yang dijual di pasar.
Semakin tinggi harga komoditas yang dijual maka semakin tinggi earning
yang didapatkan. Hal ini tentu akan mempengaruhi harga saham perusahaan
tersebut dan jika pergerakan yang ada terjadi serentak maka akan
8
Perusahaan-perusahaan berbasis komoditas terutama energi, mineral,
global tengah bertumbuh karena energi yang dibutuhkan sangat besar untuk
minyak bumi, batu bara dan minyak sawit mentah (CPO). Kenaikan harga-
peningkatan laba perusahaan adalah kenaikan estimasi earning per share dan
fair value per share yang pada akhirnya akan memicu eskalasi harga pasar
1400
1200
1000
CPO
800 Batubara
600 Minyak
400
200
0
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt
'05 '05 '05 '05 '06 '06 '06 '06 '07 '07 '07 '07 '08 '08 '08 '08 '09 '09 '09 '09
Waktu
Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI), data diolah
oleh pergerakan harga komoditas lainnya yaitu, batubara dan CPO. Dilihat
9
dari pergerakannya terlihat bahwa harga komoditas tersebut bergerak dengan
arah yang sama. Apabila dibandingkan dengan pergerakan IHSG pada grafik
1.1 maka akan terlihat pola pergerakan yang sama. Hal ini menunjukan
dan perkebunan terkoreksi. Hal itu karena IHSG sangat dipengaruhi oleh
kapitalisasi pasar 6,19 persen dari total kapitalisasi pasar seluruh saham di
lain, seperti sektor keuangan, aneka industri, dan infrastruktur. Komposisi ini
akibat turunnya harga minyak sebenarnya juga terjadi pada bursa regional dan
global. Namun, karena masing-masing sektor di bursa regional dan global itu
memiliki kapitalisasi pasar yang relatif berimbang, penurunan satu dua indeks
10
Matiur Rahman (2008), melakukan penelitian terhadap pengaruh dari
jumlah uang yang beredar (M2) dan harga minyak terhadap Pasar modal
Amerika (S&P 500) dengan menggunakan data bulanan dari bulan Januari
1974 sampai dengan April 2006. Hasil uji kointegrasi menggambarkan bahwa
hubungan jangka pendek yang terjadi antara variabel terhadap pasar modal.
pemerintah Amerika dan pasaran harga minyak di masa depan. Sementara itu,
didasarkan pada data harian dari 28 Juli 2000 sampai 31 Maret 2009.
ASEAN, kecuali hanya pada pasangan pasar modal Thailand dan Vietnam
11
(SET, VNI). Selain itu, dijelaskan juga bahwa terdapat hubungan jangka
tersebut melihat hubungan antara harga komoditas dan IHSG dari dua sisi
yaitu pertama menggunakan harga yang ada antara IHSG dan juga komoditas,
serta yang kedua dengan menggunakan return dari IHSG serta return dari
emas, perak, alumunium, tembaga, nikel, timah, dan juga seng. Hasil
IHSG dengan komoditas baik dari sisi harga maupun return. Adapun korelasi
terkuat ditunjukan oleh harga emas, perak, tembaga, serta minyak mentah.
Sementara itu, hasil dari uji kausalitas Granger mendapatkan hasil bahwa
IHSG mempengaruhi harga minyak mentah, emas, dan perak dan terdapat
tembaga.
saham, maka peneliti tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai pengaruh
12
perubahan harga komoditas terhadap pergerakan IHSG, Indeks LQ 45, dan
JII. Penelitian ini menggunakan alat analisis VAR (Vector Autoregresion) agar
hasil penelitian lebih maksimal. Selain itu, dalam penelitian ini komoditas
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana respon dari IHSG, Indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index
(JII) akibat shock yang terjadi pada tingkat harga komoditas dunia.
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis respon dari IHSG, Indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index
(JII) akibat shock yang terjadi pada tingkat harga komoditas dunia.
terhadap pergerakan IHSG, Indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index (JII).
13
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi investor dan emiten yang tercatat di BEI, hasil dari penelitian ini
kerugian.
sehingga pengaruh yang telah atau akan terjadi dapat diantisipasi dan
14
4. Bagi akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Surabaya, dan Semarang. Namun bursa saham tersebut ditutup pada periode
1940-1952 karena timbulnya perang dunia kedua. Bursa kembali dibuka pada
tahun 1952, dimana efek yang yang diperdagangkan sebagian berasal dari
company stock and derivatives at an agreed price; these are securities listed
2001:4).
16
menengah dan dana jangka panjang bagi investor dunia usaha, pemerintah,
jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun hutang
keuangan untuk dana-dana jangka panjang atau dana yang jatuh tempo lebih
Sedangkan menurut UU. no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, bursa
efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
Secara umum, pasar modal mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi
17
memberikan peluang (kesempatan) kepada pemilik dana untuk memperoleh
pergerakan harga saham. Indeks harga saham merupakan salah satu indikator
Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat lima indeks, yaitu : Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ 45, Jakarta Islamic Index (JII),
indeks individual, dan indeks sektoral. Namun dalam penelitian ini hanya
digunakan 3 indeks harga saham yaitu IHSG, indeks LQ 45, dan Jakarta
Islamic Index (JII) untuk melihat respon dari indeks harga saham terhadap
Merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa
pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di
BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982.
Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan
saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Rekor posisi tertinggi
18
yang pernah dicapai IHSG adalah 2.830,26 poin yang tercatat pada 9
IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit,
2) Indeks LQ 45
likuiditas yang tinggi dan juga mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang
relatif besar. Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama
maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan
Situmorang, 2008:140).
19
d) Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan
Pasar Reguler.
perusahaan tersebut.
yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Untuk menjamin kewajaran
(fairness) pemilihan saham, BEI juga dapat minta pendapat kepada komisi
penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam, Universitas dan
20
data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah
tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100 (Paulus Situmorang,
2008:142).
yang dilarang
Selain kegiatan usaha dan produk yang dihasilkan harus sesuai dengan
syariah terdapat syarat yang harus dipenuhi yaitu bahwa semua saham
yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Karena saham adalah bukti
21
kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham, yaitu
saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya
hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini
bertentangan dengan aturan syariah tentang bagi hasil. Maka saham yang
sesuai syariah adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak yang
2007:55).
C. Harga Komoditas
atau bahan yang memiliki nilai ekonomis yang ditawarkan atau disediakan
Saham yang masuk dalam list BEI akan ditempatkan pada sektor yang
sesuai dengan bidang yang dikerjakan oleh perusahaan tersebut. Salah satu
sektor yang ada di BEI adalah sektor pertambangan dimana perusahaan yang
sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi serta harga komoditas yang dijual di
pasar. Semakin tinggi harga komoditas yang dijual maka semakin tinggi
earning yang didapatkan. Hal ini tentu akan mempengaruhi harga saham
22
perusahaan tersebut dan jika pergerakan yang ada terjadi serentak maka akan
Indeks harga saham. Ada 6 komoditas yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu : minyak mentah, emas, batubara nikel, timah, dan juga minyak kelapa
sawit (CPO).
lose pricing power. Also, an oil price increase acts like an inflation tax on
2006). Studying the U.S., Canadian, Japanese and U.K. stock markets,
Jones and Kaul (1996), show that all the markets respond negatively to oil
bulan Juli 2008, harga minyak mentah mencapai harga USD 145 per barel.
23
ekonomi global. Meningkatnya harga minyak berpotensi mempengaruhi
tahun 2008 merupakan ulah para spekulan. Naiknya minyak mentah dunia
pada tahun 2008 telah membuat sebagian besar bursa dunia meningkat
Kenaikan harga minyak sudah terjadi sejak 1999 dan bahkan sejak
2003 berada pada tingkat diatas $25/barrel dan terus meningkat sampai
24
dicatat bahwa pertumbuhan penduduk yang terutama menyebabkan
maju hampir tidak bertambah. Permintaan minyak yang tajam berasal dari
positif (good news) bagi kebanyakan bursa di dunia. Hal itu menurunkan
karena biaya produksi akan menjadi relatif rendah. Harga minyak yang
bagi bursa saham di Indonesia. Harga minyak yang turun justru direspons
investor pasar modal Indonesia dengan melakukan aksi jual saham besar-
itu karena IHSG sangat dipengaruhi oleh sektor pertambangan yang terdiri
Nainggolan, 2008).
25
2) Harga Emas
G10 countries. Gold has certain qualities which have made it synonymous
with money for many generations, and these go some way to explaining the
Emas telah digunakan sebagai mata uang sejak lebih dari 5000 tahun yang
lalu. Emas merupakan logam yang mempunyai nilai yang sangat tinggi di
yang berada di Tembaga Pura, Papua yang dikelola oleh PT. Freeport
situasi ekonomi yang sering membuat orang cemas adalah inflasi dan
tahan baik terhadap inflasi maupun deflasi. Emas memiliki supply yang
26
terbatas dan tidak mudah didapat, sementara permintaan terhadap emas
3) Harga Nikel
terakhir, ternyata tak berlaku untuk komoditi nikel. Harga komoditi yang
satu ini justru semakin terpuruk. Kondisi ini jelas memberi sentimen
sekitar 65% dari total produksi dunia. Konsumsi nikel dunia sekitar 1 juta
ton per tahun. Pusat konsumsi nikel dunia adalah Jepang sekitar 0,2 juta
ton dan Uni Eropa sekitar 0,37 juta ton. Harga nikel mengalami fluktuasi
yang cukup signifikan semenjak tahun 2006. Pada bulan Juni 2007
mencatat rekor harga nikel tertinggi. Setelah itu harga terus berfluktuasi.
Akhir tahun 2009 mencatat rekor harga terendah nikel (Gambar 1).
27
Grafik 2.1.
4) Harga Timah
Ada tiga hal yang membuat harga timah dunia relatif tinggi. Pertama
28
internasional. Bahkan, tambahnya, produksi timah Indonesia memberikan
Sujitno, 2001:6).
5) Harga Batubara
konsumsi. Hal ini yang membuat industri batubara kian populer, terutama
setelah kenaikan harga bahan bakar utama, yaitu minyak bumi, yang tak
terkendali yang terjadi pada tahun lalu. Selain penggunaanya yang lebih
dan konsumsi batubara dunia telah naik lebih dari 35%, dengan kenaikan
Produsen batubara dunia terbesar saat ini adalah China, USA, India,
batubara China dan India lebih banyak untuk dikonsumsi sendiri di dalam
batubara akan menjadi target utama investor. Hal ini juga akan
29
memberikan pengaruh yang signifkan terhadap pergerakan IHSG karena
hampir 5 juta ton. Pada tahun 2010 luas perkebunan kelapa sawit
direncanakan akan mencapai 7 juta Ha, dengan produksi CPO lebih dari
kelapa sawit sebagai salah satu sumber minyak nabati relatif cepat
diterima oleh pasar domestik dan pasar dunia. Industri kelapa sawit
D. Penelitian terdahulu
30
Capital Internasional Index dan US Short-term T-Bill Rate yang mewakili
suku bunga Saudi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa harga minyak
mengenai pengaruh harga emas, kurs mata uang dan bunga deposito
atas harga emas akan mempengaruhi IHSG secara positif. Hal tersebut
dari dua sisi yaitu pertama menggunakan harga yang ada antara IHSG dan
juga komoditas, serta yang kedua dengan menggunakan return dari IHSG
31
positif antara pergerakan IHSG dengan komoditas baik dari sisi harga
perak, tembaga, serta minyak mentah. Sementara itu, hasil dari uji
minyak mentah, emas, dan perak dan terdapat hubungan yang saling
jumlah uang yang beredar (M2) dan harga minyak terhadap Pasar modal
Januari 1974 sampai dengan April 2006. Hasil uji kointegrasi menunjukan
terhadap pasar modal. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, para investor
bulanan selama periode Januari 1996 sampai Juni 2008. Berdasarkan uji
32
dan tidak ada masalah multikolinearitas. Hasil penelitian ini
kepekaan return saham sektor ini terhadap perubahan harga minyak adalah
yang signifikan terhadap return saham pada sektor lainnya. Penemuan ini
harga emas dan Indeks harga saham di Amerika selama periode penelitian
mulai dari Januari 1991 sampai Oktober 2001. Variabel yang digunakan
33
Nasdaq, NYSE Composite, S&P 500 Composite, Russell 3000, dan
jangka pendek diantara return emas dan return dari Indeks harga saham
tidak hubungan kointegrasi meliputi harga emas dan Indeks harga saham
return dari harga emas pada London morning fixing dan closing price.
Sementara itu, untuk harga emas pada Afternoon fixing terdapat hubungan
didasarkan pada data harian dari 28 Juli 2000 sampai 31 Maret 2009.
seluruh pasar modal ASEAN, kecuali hanya pada pasangan pasar modal
Thailand dan Vietnam (SET, VNI). Selain itu, dijelaskan juga bahwa
34
terdapat hubungan jangka pendek diantara harga emas internasional dan
E. Kerangka Pemikiran
terhadap indeks harga saham di BEI adalah harga minyak mentah, emas,
nikel, timah, batubara, dan CPO. Untuk lebih memudahkan, maka proses
35
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Input Data
Stasioner di
diferensi data
VAR Bentuk
VAR Bentuk Tidak
Model Terjadi kointegrasi
Diferensi
Ya
VECM
Kesimpulan
36
F. Hipotesis Penelitian
Index (JII).
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(IHSG), Indeks LQ 45, Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Periode penelitian adalah mulai dari bulan Januari tahun 2005 sampai
dengan bulan Desember tahun 2009. Periode ini dipilih karena sepanjang
tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 terjadi kenaikan harga minyak dunia
mengalami tren penurunan setelah mencapai harga yang sangat tinggi pada
bulan Juli tahun 2008. Kenaikan harga minyak tersebut juga diikuti kenaikan
seperti, emas, perak, nikel, timah, batubara, dan minyak kelapa sawit (CPO).
38
Adapun beberapa kejadian yang berpengaruh terhadap Indeks harga
saham diantaranya adalah semenjak tahun 2004 mulai terjadi kenaikan harga
minyak dunia yang sangat signifikan. Selain itu, mulai pertengahan tahun
2008 terjadi krisis ekonomi global akibat dari kasus subprime mortgage yang
komoditas dunia pada saat itu, sehingga menyebabkan nilai IHSG turun
sebesar 50% dalam kurun waktu yang relatif singkat (satu tahun). Maka dari
itu merupakan hal yang menarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh dari
di BEI.
Harga komoditas yang digunakan adalah harga komoditas dunia yang ada
dan Australia. Adapun mata uang yang digunakan sebagai acauan dari harga
dikarenakan Dollar Amerika Serikat adalah salah satu mata uang utama dunia
Data Indeks harga saham yang digunakan adalah data bulanan yang
saham yang meliputi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ 45,
39
Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia mulai dari Januari tahun
perkebunan.
dipublikasikan di internet. Harga minyak dunia dapat dilihat pada data yang
tambang lainnya dapat dilihat pada situs-situs yang menjadi acuan pasar
komoditas dunia seperti di London Metal Exchange (LME). Mata uang acuan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dollar Amerika Serikat (USD),
hal ini dikarenakan Dollar Amerika Serikat adalah salah satu mata uang
utama dunia yang digunakan oleh banyak negara dalam melakukan transaksi.
Periode penelitian adalah mulai dari bulan Januari tahun 2005 sampai
dengan bulan Desember 2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini
cara yang diambil dari subyek penelitian. Menurut Prof. Dr. Suahrsimi
Arikunto (2000 : 134) “ Teknik pengolahan data adalah cara-cara yang dapat
(time series) dengan skala bulanan. Data sekunder adalah data yang
40
dikumpulkan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai
yang sudah ada (Suparmako, 1997 : 67). Metode yang digunakan dalam
b. Field Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat
sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain (yang berkaitan)
c. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di
41
D. Metode Analisis Data
1) Uji Stasioneritas
melakukan uji stasioneritas data. Suatu data runtun waktu dikatakan stasioner
jika nilai rata-rata (mean), variance, dan autocovariance pada setiap lag
adalah tetap sama pada setiap waktu. Jika data time series tidak memenuhi
kriteria tersebut maka data dikatakan tidak stasioner Dengan kata lain data
regression).
Metode dalam melakukan uji stasioneritas terhadap suatu data time series,
atau juga sering disebut dengan unit root test, diantaranya adalah metode
Augmented Dickey Fuller Test (ADF). Pengujian ini dilakukan dengan cara
dikatakan stasioner jika nilai statistik ADF adalah lebih besar dari nilai kritis
Mackinnon.
42
2) Uji Kointegrasi
Jika data tidak stasioner pada tingkat level tetapi stasioner pada proses
diferensi data, maka kita harus menguji apakah data tersebut mempunyai
Yt = A1Yt-1+…+ApYt-p+BXt+εt
tidaknya kointegrasi didasarkan pada uji likehood ratio (LR). Jika nilai hitung
LR lebih besar dari nilai kritis LR maka kita menerima adanya kointegrasi
sejumlah varibel dan sebaliknya, jika nilai hitung LR lebih kecil dari nilai
mendeskripsikan hubungan antar variabel yang ingin diuji. Akan tetapi sering
ditemukan bahwa teori ekonomi saja ternyata tidak cukup kaya didalam
43
menyediakan spesifikasi yang ketat dan tepat atas hubungan dinamis antar
dibuat atau sebaliknya fenomena yang ada terlalu kompleks jika hanya
VAR kemudian muncul sebagai jalan keluar atas permasalahan ini, model
Dengan VAR kita hanya perlu memperhatikan dua hal, yang pertama adalah
kita tidak perlu membedakan mana yang merupakan variabel endogen dan
bisa memasukan variabel eksogen di dalam VAR, dan yang kedua adalah
untuk menangkap efek dari variabel tersebut terhadap variabel yang lain di
Secara umum model VAR dengan n variabel endogen bisa ditulis sebagai
berikut :
p p p
Yt = β01 +∑ βi 1Y1t-i + ∑ αi1 Y2t-1 +….+∑ ηi 1 Ynt-1 + e 1t (3.1)
i=1 i=1 i=1
p p p
Ynt = β01 +∑ βi 2Y1t-i + ∑ αi2 Y2t-1 +….+∑ ηi nYnt-1 + e nt (3.1)
i=1 i=1 i=1
44
VAR akan dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut secara berurutan.
metode ini, pertama akan dilakukan pengujian stasioneritas dari setiap series
yang digunakan di dalam model. Hasil series stasioner akan berujung pada
penggunaan VAR dengan metode standar sementara series non stasioner akan
berimplikasi pada dua pilihan VAR, VAR dalam bentuk difference atau
VAR biasa atau tanpa restriksi digunakan jika data yang digunakan di
stasioner dalam level. Sementara, jika data tidak stasioner dalam level
Model VECM digunakan di dalam model VAR non struktual apabila data
time series tidak stasioner pada level, tetapi stasioner pada data diferensi
variabel.
45
Terdapat beberapa penggunaan VAR yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu :
2. Impulse Response
Melacak respon saat ini dan masa depan setiap variabel akibat
Software yang digunakan sebagai alat bantu penelitian adalah Eviews 5.0
46
a. IHSG
b. Indeks LQ 45
ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti
yang masuk dalam JII adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak
47
2) Variabel Independen (Independent Variable)
sebagai berikut :
48
BAB IV
pesat sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Hal
ini ditunjukkan dari perkembangan nilai IHSG dan nilai transaksi. Nilai
IHSG mengalami peningkatan hingga 400 persen dari tahun 2000 hingga
2008. Kondisi ini juga diikuti nilai transaksi yang terus semakin
kondusif.
signifikan mengingat IHSG pada tahun 2001, 2002, dan 2003 baru
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI yang berhasil mencatat rekor
49
Penggabungan BEJ dan BES merupakan salah satu strategi yang telah
BES ini juga telah masuk sebagai salah satu program dalam Paket
1) Analisis Deskriptif
bantuan software Microsoft Excel 2007 dan Eviews 5.0, untuk dapat
Variabel yang diteliti yaitu terdiri dari, harga komoditas pertambangan dan
perkebunan yang diwakili oleh harga minyak mentah dunia, emas, timah,
50
Gabungan (IHSG), Indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Indeks (JII).
Tabel 4.1
Harga Minyak Mentah (US$/barel)
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 45 63 54 92 33
Februari 45 60 58 95 31
Maret 53 62 62 104 40
April 52 70 67 109 42
Mei 49 70 67 123 51
Juni 54 69 71 132 62
Juli 58 74 77 133 56
Agustus 64 73 71 108 63
September 63 62 77 96 61
Oktober 59 58 82 69 67
November 55 59 92 49 69
Desember 57 62 91 33 66
Rata-rata/bln 55 65 72 95 54
Sumber : OPEC, data diolah
harga minyak mentah dunia tehadap harga saham juga dapat bersifat
51
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa harga minyak
dimana harga minyak mentah tercatat berada pada harga yang sangat
tinggi pada bulan Juli tahun 2008. Rata-rata harga tertinggi terjadi di
tahun 2008 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2005.
140
120
100
80
60
40
20
2005 2006 2007 2008 2009
MINYAK
Grafik 4.1
Harga Minyak Mentah Dunia
mengalami penurunan yang drastis pada pada akhir tahun 2008 dan
52
Sepanjang tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 harga minyak
2008 sampai dengan 2009 adalah akibat dampak dari krisis global
2) Harga Emas
Tabel 4.2
Harga Emas (US $/troy ounce)
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 424 550 631 890 859
Februari 423 555 665 922 943
Maret 434 557 655 968 924
April 429 611 679 910 890
Mei 422 675 667 889 929
Juni 431 596 656 889 946
Juli 425 634 665 940 934
Agustus 438 633 665 839 949
September 456 598 713 830 997
Oktober 470 586 755 807 1043
November 477 628 806 761 1127
Desember 510 630 803 816 1135
Rata-rata/bln 445 604 697 872 973
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
inflasi maupun deflasi. Emas memiliki supply yang terbatas dan tidak
53
mudah didapat, sementara permintaan terhadap emas tidak pernah
tahun ke tahun.
berada pada harga yang tinggi pada akhir periode penelitian yaitu
tertinggi terjadi pada tahun 2009 dan harga rata-rata terendah berada
pada tahun 2005, dimana harga emas tertinggi terjadi pada bulan
1200
1100
1000
900
800
700
600
500
400
2005 2006 2007 2008 2009
EMAS
Grafik 4.2
Harga Emas Dunia
54
Berdasarkan grafik 4.2 nilai harga emas menunjukan trend
periode penelitian tercatat harga emas sebesar $424, harga emas terus
yang mencapai nilai $1135 yang merupakan rekor tertinggi dari harga
emas.
harga emas dunia pada umumnya dinilai dalam US$ maka kekuatan
mata uang US$ juga sangat menentukan naik turunnya harga emas
dunia.
55
3) Harga Nikel
Tabel 4.3
Harga Nikel (US $/Metric Tons)
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 14564 14661 36822 27775 11563
Februari 15416 14975 41078 28065 10411
Maret 16240 14926 46125 31093 9711
April 16138 18029 49957 28777 11332
Mei 17002 21131 51783 25657 12763
Juni 16113 20586 41552 22563 14962
Juli 14588 26186 33400 20107 16025
Agustus 14962 30469 27650 19112 19376
September 14155 29703 29548 17782 17405
Oktober 12431 32551 31156 12145 18490
November 12235 31892 30506 10777 16911
Desember 13491 34401 26054 9847 17122
Rata-rata/bln 14778 24126 37136 21141 14672
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
komoditi yang satu ini justru semakin terpuruk. Kondisi ini jelas
Dalam tabel 4.3 dapat diketahui bahwa harga nikel pada awal
harga nikel mencapai harga tertinggi pada bulan Mei 2007 sebesar
56
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
2005 2006 2007 2008 2009
NIKEL
Grafik 4.3
Harga Nikel Dunia
mencapai level harga tertinggi yaitu pada bulan Mei 2007 sebesar
$51783. Setelah mencapai level tertinggi pada tahun 2007 harga nikel
57
harga nikel pada akhir periode penelitian disebabkan oleh krisis
milik Vale Inco Ltd yang memberikan kontribusi pada 10% produksi
nikel dunia.
4) Harga Timah
Tabel 4.4
Harga Timah (US $/Metric Tons)
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 7706 7067 11332 16311 11563
Februari 8106 7789 12890 17270 11075
Maret 8442 7949 13787 19799 10689
April 8134 8860 13953 21646 11830
Mei 8099 8793 14162 23854 13872
Juni 7604 7859 14079 22133 15009
Juli 7181 8356 14733 22956 13904
Agustus 7228 8437 15047 19935 14762
September 6771 8975 14989 18307 14936
Oktober 6415 9810 16068 14423 15037
November 6174 10038 16661 13674 14966
Desember 6763 11126 16245 11292 15589
Rata-rata/bln 7385 8755 14495 18467 13603
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Ada tiga hal yang membuat harga timah dunia relatif tinggi.
58
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa harga timah pada
24000
20000
16000
12000
8000
4000
2005 2006 2007 2008 2009
TIMAH
Grafik 4.4
Harga Timah Dunia
59
timah yang dapat dilihat pada grafik. Hal ini menunjukan bahwa
utama dunia.
5) Harga Batubara
Tabel 4.5
Harga Batubara (US $/ Metric Tons)
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 57 46 55 98 86
Februari 53 51 57 141 81
Maret 55 53 59 127 65
April 55 57 60 132 68
Mei 55 56 60 143 69
Juni 55 56 66 171 76
Juli 55 57 72 193 79
Agustus 53 55 74 170 78
September 48 50 73 161 72
Oktober 45 47 80 116 76
November 41 49 91 99 84
Desember 41 53 98 84 88
Rata-rata/bln 51 53 70 136 77
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
bumi, yang tak terkendali yang terjadi pada tahun lalu. Selain
60
penggunaanya yang lebih efisien, batubara juga tersedia dalam jumlah
naik lebih dari 35%, dengan kenaikan tertinggi terjadi di wilayah Asia
Pasifik.
batubara tertinggi berada pada bulan Juli tahun 2008 sebesar $193
dan nilai terendah terjadi pada bulan November tahun 2005 dengan
harga $41.
61
200
160
120
80
40
0
2005 2006 2007 2008 2009
BATUBARA
Grafik 4.5
Harga Batubara Dunia
62
dunia yang masih melemah akibat krisis global sehingga permintaan
Tabel 4.6
Harga CPO (US $/Metric Tons)
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 347 378 551 987 522
Februari 348 391 554 1110 529
Maret 375 383 566 1147 557
April 376 386 645 1083 693
Mei 370 395 741 1087 772
Juni 370 386 748 1096 691
Juli 370 404 764 1026 602
Agustus 360 434 730 792 687
September 370 417 745 667 636
Oktober 383 422 824 486 637
November 376 477 877 433 674
Desember 369 528 883 440 728
Rata-rata/bln 368 417 719 863 644
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
dalam empat puluh tahun terakhir. Sejak tahun 2006 Indonesia telah
dunia.
harga rata-rata terendah berada pada tahun 2005, dimana harga CPO
63
tertinggi berada pada bulan Maret tahun 2008 sebesar $1147 dan nilai
terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2005 dengan harga $347.
1200
1100
1000
900
800
700
600
500
400
300
2005 2006 2007 2008 2009
CPO
Grafik 4.6
Harga CPO Dunia
64
sumber energi alternatif pengganti minyak metah. Sementara itu,
Tabel 4.7
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 1045 1232 1757 2627 1333
Februari 1074 1231 1741 2722 1285
Maret 1080 1323 1831 2447 1434
April 1030 1464 1999 2305 1723
Mei 1088 1330 2084 2444 1917
Juni 1122 1310 2139 2349 2027
Juli 1182 1352 2349 2305 2323
Agustus 1050 1431 2194 2166 2342
September 1079 1535 2359 1833 2468
Oktober 1066 1583 2643 1257 2368
November 1097 1719 2688 1242 2416
Desember 1163 1806 2746 1355 2534
Rata-rata/bln 1090 1443 2211 2088 2014
Sumber: BEI, data diolah
jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah 13 saham. Salah
satu dari kegunaan IHSG yang paling penting adalah indeks ini dapat
65
digunakan untuk memantau kenaikan dan penurunan harga saham
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang merupakan suatu langkah awal
harga rata-rata terendah berada pada tahun 2005, dimana nilai IHSG
tertinggi terjadi pada bulan Januari 2008 senilai 2830,26 dan nilai
2800
2400
2000
1600
1200
800
2005 2006 2007 2008 2009
IHSG
Grafik 4.7
Indeks Harga Saham Gabungan
66
Berdasarkan grafik 4.7, dapat diketahui bahwa selama periode
dari krisis global yang melanda dunia dan mulai mengalami kenaikan
pasar modal indonesia yang mulai membaik setelah krisis global dan
2) Indeks LQ 45
Tabel 4.8
Indeks LQ 45
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 228 272 377 564 263
Februari 223 270 368 591 249
Maret 224 293 391 525 283
April 223 325 425 493 342
Mei 238 294 433 518 373
Juni 247 290 442 495 392
Juli 261 299 488 481 454
Agustus 231 318 458 450 456
September 236 336 499 369 484
Oktober 228 346 576 241 464
November 237 377 592 241 476
Desember 254 393 600 270 498
Rata-rata/bln 236 318 471 437 395
Sumber : BEI, data diolah
67
sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan
dievaluasi.
di tahun 2007 dan harga rata-rata terendah berada pada tahun 2005,
2007 senilai 599,831 dan nilai terendah terjadi pada bulan Februari
68
700
600
500
400
300
200
2005 2006 2007 2008 2009
LQ45
Grafik 4.8
Indeks LQ 45
Berdasarkan grafik 4.8 dapat diketahui bahwa nilai Indeks LQ 45
69
menunjukan membaiknya kondisi pasar modal Indonesia setelah
Tabel 4.9
Jakarta Islamic Index (JII)
Periode 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 174 215 297 477 214
Februari 172 218 294 509 214
Maret 169 234 315 448 237
April 161 260 345 428 280
Mei 178 237 346 442 307
Juni 188 233 357 430 321
Juli 198 339 389 388 385
Agustus 178 251 368 356 381
September 184 263 400 286 402
Oktober 181 269 463 194 384
November 189 295 484 196 398
Desember 200 311 493 216 417
Rata-rata/bln 181 261 379 364 328
Sumber : BEI, data diolah
Dalam tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai JII pada awal
nilai JII mencapai nilai tertinggi pada bulan Februari 2008 sebesar
70
600
500
400
300
200
100
2005 2006 2007 2008 2009
JII
Grafik 4.9
Jakarta Islamic Index (JII)
508.94. Namun setelah itu JII justru mengalami penurunan akibat dari
pasar modal Indonesia yang mulai membaik setelah krisis global dan
71
2) Analisa Pengujian Statistik
a. Uji Stasioneritas
autocovariance pada setiap lag adalah tetap sama pada setiap waktu.
Jika data time series tidak memenuhi kriteria tersebut maka data
dikatakan tidak stasioner Dengan kata lain data time series dikatakan
72
Tabel 4.10
Uji Stasioneritas Data Pada Tingkat Level
ADF
Variabel ADF Test McKinnon Keterangan
Critical Value (5%)
IHSG -1.336089 -2.912631 Tidak Stasioner
Indeks LQ 45 -1.606304 -2.912631 Tidak Stasioner
JII -1.314885 -2.911730 Tidak Stasioner
MINYAK -2.763831 -2.912631 Tidak Stasioner
EMAS 0.087513 -2.911730 Tidak Stasioner
NIKEL -1.770012 -2.912631 Tidak Stasioner
TIMAH -2.092847 -2.913549 Tidak Stasioner
BATUBARA -1.284138 -2.911730 Tidak Stasioner
CPO -1.929723 -2.912631 Tidak Stasioner
Sumber : Hasil data diolah
dan CPO tidak stasioner pada tingkat level. Begitu juga dengan nilai
Islamic Index (JII) yang menunjukan hasil tidak stasioner pada tingkat
level.
tingkat pertama.
73
Tabel 4.11
ADF
Variabel ADF Test McKinnon Keterangan
Critical Value (5%)
IHSG -5.349350 -2.912631 Stasioner
Indeks LQ 45 -5.458031 -2.912631 Stasioner
JII -7.099985 -2.912631 Stasioner
MINYAK -4.294185 -2.912631 Stasioner
EMAS -7.411014 -2.912631 Stasioner
NIKEL -4.704117 -2.912631 Stasioner
TIMAH -3.434593 -2.914517 Stasioner
BATUBARA -5.882074 -2.912631 Stasioner
CPO -4.343223 -2.912631 Stasioner
Sumber : Hasil data diolah
JII telah stasioner pada tingkat diferensi pertama. Begitu juga dengan
b. Uji Kointegrasi
tersebut.
74
Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang atau
(LR). Jika nilai hitung LR lebih besar dari nilai kritis LR maka kita
nilai hitung LR lebih kecil dari nilai kritisnya maka tidak terdapat
kointegrasi.
Tabel 4.12
75
Berdasarkan hasil uji kointegrasi yang dapat dilihat pada lampiran 2,
1. Nilai IHSG, Indeks LQ 45, JII dan harga minyak mentah memiliki
2. Nilai IHSG, Indeks LQ 45, JII dan harga emas memiliki nilai
3. Nilai IHSG, Indeks LQ 45, JII dan harga nikel memiliki nilai Trace
4. Nilai IHSG, Indeks LQ 45, JII dan harga timah memiliki nilai
5. Nilai IHSG, Indeks LQ 45, JII dan harga batubara memiliki nilai
76
6. Nilai IHSG, Indeks LQ 45, JII dan harga minyak kelapa sawit
panjang.
sering ditemukan bahwa teori ekonomi saja ternyata tidak cukup kaya
77
secara berurutan. Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan
stasioner pada tingkat diferensi pertama. Sementara itu, hasil dari uji
78
1) Hasil analisis Vector Error Correction Model (VECM) pada Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG)
Tabel 4.13
Nilai Variance Decomposition Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dapat dilihat pada tabel 4.13, dapat dilihat bahwa kontribusi harga
79
sampai dengan 1.5%. Sedangkan pada periode kedua kontribusi dari
harga minyak kelapa sawit dan nikel terhadap nilai IHSG adalah tidak
terlalu besar.
yaitu sebesar 11.59%. Hal ini menunjukan bahwa fluktuasi dari nilai
80
Tabel 4.14
Response of LOG(IHSG)
Period LOG LOG LOG LOG
(IHSG) (MINYAK) (EMAS) (NIKEL)
1 0.078590 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.096510 0.007579 0.010160 0.012215
3 0.097145 0.014210 0.032079 0.015122
4 0.102682 0.010162 0.037790 0.015593
5 0.106534 0.000297 0.042512 0.020618
6 0.103235 -0.010569 0.044489 0.025969
7 0.098250 -0.017510 0.046695 0.025272
8 0.091272 -0.018794 0.046676 0.020317
9 0.082644 -0.018711 0.042351 0.014218
10 0.076560 -0.018701 0.035915 0.009777
Response of LOG(IHSG)
Period LOG LOG LOG
(TIMAH) (BATUBARA) (CPO)
1 0.000000 0.000000 0.000000
2 -0.006435 -0.020301 0.008707
3 0.000124 -0.028216 0.018230
4 -0.014625 -0.017624 0.020806
5 -0.027891 -0.012003 0.018284
6 -0.033517 -0.006832 0.019899
7 -0.037527 -0.005348 0.023590
8 -0.036603 -0.007484 0.022111
9 -0.033573 -0.011519 0.017106
10 -0.030037 -0.013582 0.013356
81
harga emas dan harga nikel adalah positif dan permanen. Sedangkan
(IHSG) akibat dari perubahan harga timah dan batubara adalah negatif
negatif. Hal ini berarti bahwa dalam jangka panjang harga minyak
82
pemerintah pada harga minyak domestik memberikan pengaruh
pada nilai IHSG. Hal ini berlawanan dengan penelitian Graham Smith
(2001) yang meneliti hubungan diantara harga emas dan Indeks harga
hubungan diantara return emas dan return dari Indeks harga saham
bahwa harga nikel dan CPO menunjukan pengaruh yang positif dan
positif antara pergerakan IHSG dengan komoditas baik dari sisi harga
maupun return.
83
IHSG, meskipun pengaruh yang diberikan bersifat negatif. Hal ini
akan menekan kinerja dari IHSG atau dengan kata lain nilai IHSG
pada akhirnya akan menekan kinerja pasar modal. Hal ini berlawanan
84
2) Hasil analisis Vector Error Correction Model (VECM) pada Indeks
LQ 45
Tabel 4.15
Nilai Variance Decomposition Indeks LQ 45
yang dapat dilihat pada tabel 4.15, dapat dilihat bahwa kontribusi
85
Kontribusi harga nikel, timah, dan minyak kelapa sawit (CPO)
pada akhir periode. Hal ini menunjukan bahwa fluktuasi dari Indeks
86
Tabel 4.16
Nilai Impulse Response Indeks LQ 45
Response of LOG(LQ 45)
Period LOG LOG LOG LOG
(LQ 45) (MINYAK) (EMAS) (NIKEL)
1 0.087200 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.108550 0.008797 0.013926 0.013914
3 0.106433 0.014563 0.039076 0.016088
4 0.111565 0.010301 0.046178 0.014471
5 0.114705 -0.000342 0.050439 0.018636
6 0.108152 -0.011274 0.050456 0.024372
7 0.100728 -0.019263 0.051345 0.024387
8 0.094279 -0.020007 0.050318 0.020427
9 0.087041 -0.018393 0.045446 0.015017
10 0.081831 -0.016642 0.038912 0.010974
Response of LOG(LQ 45)
Period LOG LOG LOG
(TIMAH) (BATUBARA) (CPO)
1 0.000000 0.000000 0.000000
2 -0.003380 -0.025641 0.009902
3 0.005557 -0.035702 0.021723
4 -0.008965 -0.028472 0.025179
5 -0.020102 -0.025886 0.020862
6 -0.024368 -0.022028 0.021126
7 -0.028180 -0.019168 0.024766
8 -0.028087 -0.019799 0.023320
9 -0.025500 -0.023501 0.017945
10 -0.021894 -0.025311 0.014251
dan harga nikel adalah positif dan permanen. Sedangkan respon yang
87
dan batubara adalah negatif dan permanen. Sementara itu, respon
angin segar atau setidaknya berita positif (good news). Hal itu
tingkat yang lebih tinggi karena biaya produksi akan menjadi relatif
88
kenaikan pada nilai Indeks LQ 45. Hal ini sejalan dengan penilitian
diketahui bahwa harga nikel dan CPO berpengaruh secara positif dan
mengalami kenaikan akan menekan kinerja dari Indeks LQ 45. Hal ini
89
Manurung (2008) yang meneliti pengaruh dari harga komoditas
positif antara pergerakan IHSG dengan komoditas baik dari sisi harga
maupun return.
90
Berdasarkan pada tabel Variance Decomposition JII yang dapat
dilihat pada tabel 4.17, dapat dilihat bahwa kontribusi harga nikel dan
91
45 lebih banyak dipengaruhi oleh harga emas dan batubara dalam
jangka panjang.
Tabel 4.18
Nilai Impulse Response Jakarta Islamic Index (JII)
Response of LOG(JII)
Period LOG LOG LOG LOG
(JII) (MINYAK) (EMAS) (NIKEL)
1 0.099907 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.103988 0.000379 -0.006249 0.002155
3 0.107316 0.005852 0.049819 0.002962
4 0.124439 0.005526 0.043974 0.007302
5 0.124850 -0.012633 0.049008 0.008002
6 0.112589 -0.019094 0.051028 0.013039
7 0.111552 -0.025166 0.052313 0.010299
8 0.103801 -0.021247 0.046114 0.007521
9 0.094493 -0.018716 0.041081 0.003990
10 0.090994 -0.014796 0.034446 0.002758
Response of LOG(JII)
Period LOG LOG LOG
(TIMAH) (BATUBARA) (CPO)
1 0.000000 0.000000 0.000000
2 -0.000230 -0.027778 0.018555
3 -0.018953 -0.045706 0.026484
4 -0.011307 -0.042708 0.019805
5 -0.004082 -0.052393 0.017208
6 -0.007580 -0.046950 0.020566
7 -0.003487 -0.049543 0.019513
8 -0.000596 -0.051815 0.013031
9 -0.002407 -0.054421 0.009745
10 -0.001767 -0.052524 0.008499
diberikan oleh nilai JII akibat dari perubahan harga minyak adalah
92
oleh nilai JII akibat dari perubahan harga emas dan harga nikel adalah
positif dan permanen. Sementara itu, respon yang diberikan oleh nilai
JII akibat dari perubahan harga batubara dan timah adalah negatif dan
permanen. Sedangkan respon yang diberikan oleh nilai JII akibat dari
indeks harga saham yang berisi kumpulan 30 saham yang dipilih dari
93
dilakukan oleh Pananda (2008) yang menyimpulkan bahwa hubungan
harga emas akan meningkatkan nilai JII. Temuan ini sejalan dengan
ASEAN.
diketahui bahwa harga nikel dan CPO berpengaruh secara positif dan
94
dalam jangka panjang, meskipun pengaruh yang diberikan bersifat
mengalami kenaikan akan menekan kinerja dari JII atau dengan kata
terhadap JII paling besar diantara harga komoditas lainnya, hal ini
juga besar.
Tabel 4.19
Harga
IHSG LQ 45 JII
Komoditas
95
Hasil analisis dari impulse response pada setiap variabel dapat
Tabel 4.20
96
BAB V
A. Kesimpulan
Indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode Januari 2005 sampai Desember 2009, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
kelapa sawit dan nikel terhadap nilai IHSG adalah cukup besar.
97
sampai dengan 5.8%. Kontribusi harga emas dalam menjelaskan
bahwa fluktuasi dari nilai IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh harga
Kontribusi harga nikel, timah, dan minyak kelapa sawit (CPO) pada
45 hanya mampu menjelaskan sebesar 2.2%, 2.8%, serta 2.7%. Hal ini
98
Berdasarkan analisis variance decomposition pada Jakarta Islamic
Index (JII), maka terlihat kontribusi harga nikel dan timah dalam
ini menunjukan kontribusi dari harga minyak kelapa sawit (CPO) dan
nilai JII.
dari JII adalah sebesar 0.2%. sampai dengan 10.72%. Kontribusi harga
bahwa fluktuasi dari nilai JII lebih banyak dipengaruhi oleh harga
99
impulse reponse menunjukan bahwa adanya shock dari harga emas dan
Gabungan (IHSG).
menunjukan bahwa adanya shock dari harga emas dan nikel direspon
reponse menunjukan bahwa adanya shock dari harga emas dan nikel
100
direspon positif dan permanen oleh JII Berdasarkan hasil analisis
timah dan batubara direspon negatif oleh JII dalam jangka panjang.
B. Implikasi Penelitian
mentah, emas, nikel, timah, batubara, dan minyak kelapa sawit (CPO)
penelitian ini dapat berguna bagi berbagai pihak yang memiliki minat pada
pasar modal :
2. Bagi investor
101
perdagangan dan transaksi di bursa dapat menjadi pertimbangan
3. Bagi masyarakat
C. Saran
keuangan dan pasar modal Indonesia selalu berkembang dari waktu ke waktu,
dari perubahan harga minyak, emas, timah, nikel, batubara, dan CPO
102
4. Selain itu penulis juga mengakui masih banyak keterbatasan yang dimiliki.
103
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. “Pengantar Pasar Modal”, Cetakan Kelima,
Rineke Cipta, 2006.
Deriantino, Elis. “Oil Price and Industry Stock Return : Evidence from
Indonesia”, Jurnal Bank Indonesia, Agustus 2008.
Frensidy, Budi. “Analisis Pengaruh Aksi Jual Beli Asing, Kurs Dan Indeks Hang
Seng Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta
Dengan Model GARCH”, Jurnal Universitas Indonesia, 2008.
Hammoudeh, Shawkat. “Pricing Risk, Oil and Financial Facotrs in Saudi Sector
Index Returns”, Journal of Saudi, 2004.
Huda, Nurul. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah”, Kencana Prenada Media
Group, 2007.
Irianto, Guntur. “Pengaruh Bunga Deposito, Kurs Mata Uang, dan Harga Emas
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ”, Journal Winners,
Volume 3, 2001.
104
Manurung, Haymans. “Pengaruh Komoditas Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan”, Jurnal Universitas Indonesia, 2008.
Oktavia, Ana. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Tingkat Suku
Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek
Jakarta”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2007.
Rahmat, Matiur. “Influence Of Money Supply an Oil Price on U.S Stock Market”,
North American Journal of Finance and Banking Research, Volume 2,
2008.
Santoso, Budi. “Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Kurs, dan IHSG
Terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN), 2009
105
Sekaran, Uma. “Research Methods For Business (Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis)”, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Smith, Graham. “The Price Of Gold and Stock Price Indices For The United
States”, The Economic Journal, Vol 100, 2001.
Wiley, Jhon. “An Introduction to equity markets”, The Reuters Financial Training
Series, 2001.
106
LAMPIRAN 1
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
x
d) Uji stasioneritas harga minyak
Null Hypothesis: MINYAK has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
xi
g) Uji stasioneritas timah
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
xii
2. Uji Stasioneritas data pada tingkat diferensi pertama
a) Uji stasioneritas IHSG
Null Hypothesis: D(IHSG) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
xiii
d) Uji stasioneritas harga minyak
Null Hypothesis: D(MINYAK) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
xiv
g) Uji stasioneritas harga timah
Null Hypothesis: D(TIMAH) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=10)
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
xv
LAMPIRAN 2
xvi
3) Uji kointegrasi JII
xvii
LAMPIRAN 3
.08
.04
.00
-.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
xviii
2) Analisis impulse response Indeks LQ 45
.08
.04
.00
-.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
xix
3) Analisis impulse response JII
.08
.04
.00
-.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
xx
Vector Error Correction Estimates
Date: 06/10/10 Time: 20:19
Sample (adjusted): 2005M04 2009M12
Included observations: 57 after adjustments
Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]
LOG(IHSG(-1)) 1.000000
LOG(MINYAK(-1)) -5.563516
(0.62746)
[-8.86670]
LOG(EMAS(-1)) 2.172757
(0.69914)
[ 3.10775]
LOG(NIKEL(-1)) 4.476211
(0.48304)
[ 9.26684]
LOG(TIMAH(-1)) -11.28694
(1.39363)
[-8.09895]
LOG(BATUBARA(-1)) 7.764343
(0.92254)
[ 8.41624]
LOG(CPO(-1)) 2.469790
(0.98194)
[ 2.51523]
C 14.14918
xxi