Anda di halaman 1dari 9

Yudi Sastro.

: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

POTENSI DAN TEKNOLOGI PRODUKSI PUPUK ORGANIK


DARI LIMBAH PASAR DI PERKOTAAN

Yudi Sastro
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Jl. Raya Ragunan No. 30 Pasar Minggu Jakarta Selatan,
Email : yudis_bkl2001@yahoo.com

ABSTRACT terkendala dalam hal teknis produksi karena


karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
Market organic waste is organic waste materi. Makalah ini menjelaskan bagaimana
generated and collected in market area. menghasilkan pupuk dari sampah organik
Production of market organic waste in Jakarta pasar, termasuk metode pengomposan
reached 1436.5 tons per day, generally konvensional; kompos menggunakan cacing
dominated by a biodegradable material into atau vermicomposting; dan teknis produksi
compost. Based on the literature, the nutrients pupuk cair dengan menggunakan
contained in the market organic waste are mikroorganisme lokal yang dikenal sebagai
better than cow dung. However, until now the sistem MOL. Pendekatan ini memiliki
utilization rate of the waste as fertilizer or kelebihan dan kekurangan masing-masing.
compost is still very limited, including Namun, penggunaannya di lapangan
constrained in terms of technical production disesuaikan dengan kondisi dan jumlah
due to the specific characteristics possessed material, tenaga kerja, dan ketersediaan biaya
by the material. This paper describes how to dan fasilitas.
produce fertilizer from market organic waste, Kata kunci: Pasar sampah organik, kompos,
include conventional composting methods; kascing, MOL
composting using worms or vermicomposting;
and technical production of liquid fertilizer
using local microorganisms known as MOL
system. These approaches have advantages PENDAHULUAN
and disadvantages of each. However, its use

S
in the field is according to the conditions and ampah atau limbah organik pasar
the amount of material, labor, and availability
of cost and facilities. adalah jenis sampah atau limbah yang
dihasilkan dan terkumpul di area
Key words:market organic waste, composting,
vermicompost, MOL pasar. Jumlah sampah organik pasar di DKI
Jakarta mencapai 1.436,5 ton per hari.
Sampah tersebut terdiri atas sampah organik
ABSTRAK
yang dapat terurai, diantaranya sisa sayur,
Sampah organik pasar adalah sampah organik buah, bumbu, dan kemasan seperti daun
yang dihasilkan dan dikumpulkan di daerah pisang, alang-alang, bambu, dan lain-lain.
pasar. Produksi sampah pasar organik di Selain sampah mudah terurai, juga terdapat
Jakarta mencapai 1.436,5 ton per hari,
umumnya didominasi oleh bahan sampah yang sulit atau tidak dapat diuraikan,
biodegradable menjadi kompos. Berdasarkan seperti kaca, botol, kaleng, karet, kain, dan
literatur, nutrisi yang terkandung dalam lain-lain (Sastro et al., 2007). Sebagian besar
sampah organik pasar lebih baik dari kotoran
limbah tersebut terangkut ke lokasi
sapi. Namun, hingga saat ini tingkat
pemanfaatan limbah sebagai pupuk atau pembuangan sampah akhir atau TPA,
kompos masih sangat terbatas, termasuk sedangkan sisanya tertinggal di areal pasar

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 38


Yudi Sastro.: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

atau pemukiman sekitarnya sehingga menjadi et al., 2006; Composting Council, 2009).
sumber pencemar lingkungan yang sangat Teknologi produksi kompos umumnya
serius (Simamora, 2006; Soerjani, 2007). melalui sistem pengomposan secara
Sebagaimana halnya sampah atau konvensional (Cooperband, 2002;
limbah organik lainnya, sampah organik pasar Composting Council, 2009) atau
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pengomposan secara biologi menggunakan
pupuk. Losada et al. (2001) melaporkan cacing tanah yang berperan sebagai agen yang
bahwa kandungan nutrien yang terdapat dapat mempercepat laju proses pengomposan
dalam sampah organik pasar di kota-kota (vermicompost) (Wang et al., 2007; Munroe,
besar mencapai 100 kilogram per ton berat 2012).
kering. Kandungan hara tersebut bahkan Pengomposan secara konvensional
cenderung lebih tinggi dibandingkan kotoran dilakukan menggunakan dua sistem utama,
sapi (Tabel 1). Namun demikian, tingginya yakni secara aerobik dan anaerobik (Themelis,
potensi keharaan sampah organik pasar 2002). Kedua sistem tersebut memberikan
tersebut bertolak belakang dengan tingkat hasil akhir berupa pupuk organik dengan
pemanfaatannya yang tergolong masih sangat penampilan dan kandungan hara yang hampir
rendah. Banyak faktor yang menjadi sama. Jenis teknologi secara aerobik antara
penyebabnya, diantaranya adalah sulitnya lain adalah open windrow, enclosed aerated
penanganan, khususnya dalam proses windrow, aerated static pile, enclosed aerated
pengomposan. pile, modular, dan lain-lain (Alexander et al.,
2002). Masing-masing teknologi tersebut
Tabel 1. Karakteristik sampah organik kota
dibandingkan kotoran sapi. membutuhkan oksigen. Perbedaan diantaranya
Parameter Sampah Kota Kotoran Sapi adalah berupa cara memasok oksigen ke
dalam sistem dan bagaimana sistem tersebut
C-organik (%) 38,23 43,17
N-Total (%) 2,25 1,12 dijalankan, khususnya dalam hal pembalikan
P2O5 (%) 1,15 2,10 atau agitasi, yakni secara mekanis, statis, atau
K2O (%) 2,43 2,27 aerasi penuh secara otomatis (Composting
C/N Rasio 7,30 51,30 Council, 2009).
pH 7,00 7,30 Teknologi pengomposan secara
Kadar Air (%) 53,85 38,55 anaerobik adalah teknologi tanpa memerlukan
Sumber : Sastro et al., 2007; Yadav et al., 2013
pasokan oksigen ke dalam tumpukan bahan.
Metode ini menghasilkan produk antara
Teknologi Produksi Pupuk dari Sampah berupa biogas yang dapat digunakan sebagai
Organik Pasar
sumber energi terbarukan (Ozmen dan
Kompos dapat diartikan sebagai hasil
Aslanzadeh, 2009). Proses degradasi bahan
penguraian bahan organik, sedangkan
umumnya dilakukan dalam silo-silo yang
pengomposan adalah proses dimana bahan
memiliki sistem input bahan segar dan output
organik mengalami penguraian secara
untuk bahan yang telah terdekomposisi.
biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba
Keuntungan cara ini, selain menghasilkan
yang memanfaatkan bahan organik sebagai
biogas yang dapat dijadikan sebagai pengganti
sumber energi (Adewumi et al., 2005; Hansen
bahan bakar fosil, sekaligus juga dapat

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 39


Yudi Sastro.: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

menurunkan produksi emisi gas rumah kaca kasting juga nyata lebih baik dibandingkan
dari proses dekomposisi limbah organik benih yang diaplikasikan kompos biasa
(Composting Council, 2009). Kelemahan cara (Biradar et al, 2005).
ini adalah secara substansial lebih mahal
dibandingkan sistem aerobik dan adanya Pengomposan Secara Konvensional
resiko polusi udara yang disebabkan oleh bau Teknologi pengomposan sampah
yang dihasilkan dari proses pengomposan sangat beragam, baik secara aerobik maupun
(Parawira, 2004). anaerobik, dengan atau tanpa aktivator
Pengomposan limbah organik kota pengomposan (Gambar 1). Pengomposan
secara biologi menggunakan cacing tanah secara aerobik paling banyak digunakan,
telah banyak dilakukan. Keuntungan cara ini karena mudah dan murah untuk dilakukan,
terutama dari kualitas kompos atau kasting serta tidak membutuhkan kontrol proses yang
yang dihasilkan. Kasting umumnya lebih terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan
kaya unsur N, P, K, dan beberapa unsur mikro oleh mikroorganisme di dalam bahan itu
dibandingkan kompos yang dihasilkan dari sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan
proses secara konvensional (Hernandez et al., pengomposan secara anaerobik memanfaatkan
2010). Selain itu, kasting memiliki struktur mikroorganisme yang tidak membutuhkan
dan tekstur yang lebih baik serta dilaporkan udara dalam mendegradasi bahan organik
juga mengandung berbagai enzim dan vitamin (Wei et al., 2003; Parawira, 2004). Inokulum
yang dapat mendukung pertumbuhan dan mikroorganisme yang berfungsi sebagai
hasil tanaman (Karthikeyan et al, 2007). aktivator pengomposan telah banyak beredar
Ansari (2008) melaporkan bahwa pupuk di pasaran, antara lain PROMI (Promoting
kasting nyata meningkatkan pertumbuhan dan Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp,
hasil kentang, bayam, dan sawi (Ansari, BioPos, EM4, Green Phoskko Organik
2008). Pengaruh kasting pada tomat bahkan Decomposer dan SUPERFARM (Effective
melebihi pengaruh pupuk kimia (Goswami et Microorganism). Meskipun demikian, secara
al, 2001). Selain itu, pertumbuhan benih kualitas keharaan, kedua metode
beberapa jenis tanaman yang diaplikasikan pengomposan tersebut hampir sama,

Gambar 1. sistem pengomposan aerobik (kiri) dan anaerobik (kanan)


(Sumber : http://www.teraganix.com/EM-Method-s/979.htm dan
http://sites.duke.edu/environ398_10_f2010_ct95/?page_id=46, Februari 2014)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 40


Yudi Sastro.: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

sebagaimana disajikan dalam Tabel 2. besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil
dan ideal untuk proses pengomposan
Tabel 2. Karakteristik kompos dari limbah
organik kota yang difermentasi (Kasthuri et al., 2011; Misra dan Roy, 2014).
secara aerobik dan anaerobik. Bahan yang terlalu kering diberi
Karakteristik Aerobik* Anaerobik** tambahan air atau bahan yang terlalu basah
pH 8,6 7,8 dapat dikeringkan terlebih dahulu sebelum
EC (mS/cm) 10,4 7,1 proses pengomposan. Demikian pula untuk
C-organik (%) 8,4 15,1 faktor-faktor lainnya. Strategi kedua adalah
N-Total (%) 0,51 0,36 dengan cara menambahkan organisme yang
P-tersedia (%) 0,04 0,03 dapat mempercepat proses pengomposan (El-
K-tersedia (%) 1,2 1,5
Shafei et al., 2008; Mwegoha, 2012). Kunci
Ca (%) 53,0 22,6
sukses pengomposan tergantung pada
Mg (%) 2,1 2,4
pendekatan atau teknik yang digunakan.
Pb (ug/g) 200 -
Pilihan tergantung pada sejumlah faktor,
Fe (%) 0,58 0,15
C/N 17 - misalnya seberapa banyak ruang yang
Sumber : *Kasthuri et al., 2011 dan **O’keefe et tersedia, bahan, rencana penggunaan kompos,
al., 1993 waktu tersedia, dan estetika dalam proses
Pengomposan dapat dipercepat pengomposan.
dengan beberapa strategi. Secara umum
strategi untuk mempercepat proses Pengomposan Menggunakan Cacing atau
pengomposan dapat dilakukan dengan dua Vermicomposting
cara. Pertama adalah dengan cara Vermicomposting adalah proses
memanipulasi kondisi/faktor-faktor yang pengomposan dengan memanfaatkan berbagai
berpengaruh pada proses pengomposan. jenis cacing sebagai agen pengomposan
Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum (Nagavvallema et al., 2006) (Gambar 2).
adalah 25-35:1. Untuk membuat kondisi ini Pengomposan bahan organik menggunakan
bahan-bahan yang mengandung rasio C/N cacing telah dilakukukan secara besar-besaran
tinggi dicampur dengan bahan yang di Kanada, Italia, Jepang, Filipina, dan
mengandung rasio C/N rendah, seperti Amerika Serikat (Theunissen, 2010). Kascing
kotoran ternak. Ukuran bahan yang besar- yang dihasilkan dari proses vermicomposting

Gambar 2. Pengomposan limbah organik kota menggunakan cacing (vermicomposting)


(Sumber : http://parsfarm.ir/bookslide/index.html, April 2014)

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 41


Yudi Sastro.: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

umumnya dimanfaatkan untuk pertanian, pada tumpukan kompos yang dangkal


lansekap, dan sebagai bahan baku pupuk cair (Angima et al., 2011). Sementara itu,
teh kompos (compost tea) (Pant et al., 2011; Lumbricus terrestris atau cacing tanah biasa
Marquez-Quiroz et al., 2014). Dari beberapa tidak direkomendasikan dalam
hasil penelitian, terbukti bahwa secara vermicomposting karena dapat menggali lebih
keharaan maupun pengaruhnya terhadap dalam dari tumpukan kompos yang disediakan
pertumbuhan tanaman, vermikompos lebih (WSU, 2012).
baik dibandingkan kompos biasa yang Cacing dapat mendekomposisi bahan
diproduksi tanpa menggunakan bantuan organik tanpa usaha tambahan manusia,
cacing (Tabel 3 dan 4). khususnya dalam hal pembalikan bahan
Spesies cacing yang paling sering (Kumar et al, 2010). Vermicomposting
digunakan pada vermicomposting adalah menggunakan cacing merah (Eisenia fetidae),
cacing kecil merah Eisenia foetida dan yang epigeic (penghuni permukaan) bersama
Eisenia andrei (Munnoli et al., 2009; Angima dengan mikroba simbiotik adalah vektor-
et al., 2011). Demikian juga halnya dengan vektor ideal untuk mendekomposisi limbah
Lumbricus rubellus (cacing tanah merah) dan makanan. Sementara itu, cacing tanah,
cacing biru (Perionyx excavatus), akan tetapi diantaranya Terrestris lumbricus merupakan
cacing jenis ini kurang mampu beradaptasi anecic spesies (dalam menggali) dan

Tabel 3. Perbandingan karakteristik kompos dan vermikompos berbahan baku sampah organik pasar.

Perlakuan pH C-Org N-Org NH4 NO3 N-Total C/N P2O5 K2 O KTK


Kompos biasa 8.64 a 9.04 a 0.70 a 0.08 a 0.02 a 0.80 a 11.58 a 0.32 1.11 a 10.1 a
Vermikompos 7.65 a 7.98 a 0.52 a 0.07 a 0.02 a 0.61 a 13.17 a 0.26 0.27 a 11.9 a
Sumber : Sastro et al., 2013

Tabel 4. Perbandingan pengaruh kompos berbahan baku limbah organik pasar yang dikomposkan
dengan cara konvensional dengan vermikompos.
Perlakuan TT BSA BKA BSB BKB
(cm) (gram) (gram) (gram) (gram)
Selada
Kompos biasa 8,6 a 0,4 a 0,02 a 2,4 a 0,08 a
Vermikompos 9,5 a 0,7 b 0,04 b 2,1 a 0,13 b
Sawi
Kompos biasa 16,1 a 0,7 a 0,06 a 2,3 a 0,18 a
Vermikompos 17,8 a 0,9 b 0,07 a 3,1 b 0,22 b
Tomat
Kompos biasa 13,1 a 0,3 a 0,02 a 1,1 a 0,08 a
Vermikompos 16,2 b 0,6 b 0,04 b 1,6 b 0,12 b
Cabe
Kompos biasa 15,7 a 0,6 a 0,05 a 1,2 b 0,08 a
Vermikompos 16,0 a 0,5 a 0,04 a 0,9 a 0,13 b
Sumber : Sastro et al., 2013
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 42
Yudi Sastro.: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

karenanya tidak cocok untuk digunakan dalam Sistem MOL


sistem tertutup (Kumar et al, 2010; Munroe, Pembuatan pupuk sistem MOL (Mikro
2011). Hampir setiap jenis sampah organik Organisme Lokal) telah banyak di kenal
dapat digunakan dalam sistem masyarakat, terutama yang menganut sistem
vermicomposting (Fuante et al., 2005; bercocok tanam ramah lingkungan. Teknologi
Seenappa, 2011; Munroe, 2012). Namun MOL umumnya memanfaatkan bahan organik
demikian, sampah daging, ikan, dan susu spesifik yang banyak terdapat disuatu
cenderung membusuk dan menarik datangnya lingkungan. Oleh sebab itu, setiap individu
lalat dan timbulnya ulat atau belatung. Pada yang mengembangkan pupuk MOL satu sama
pengomposan skala kecil semua jenis limbah lainnya akan sangat bervariasi, tidak hanya
buah dan sayur, limbah kopi, teh, biji-bijian, bahan yang digunakan namun juga kualitas
roti, dan potongan rumput, dapat dijadikan yang dihasilkan (Nazim dan Meera, 2013).
bahan baku (Fatehi dan Sayegan, 2010). Sebagai contoh, karakteristik kimia pupuk
Sementara itu, dalam skala komersial bahan MOL berbahan baku limbah organik pasar
baku yang umum digunakan antara lain adalah serta pengaruhnya pada tanaman, diantaranya
limbah pertanian, kotoran sapi, limbah disajikan dalam Tabel 5 dan 6.
organik biosolid, limbah pengelolaan Bahan-bahan pembuat MOL
makanan dan restoran, rumput dan serpihan umumnya difermentasi secara sederhana
kayu (Begum 2011; Rupani et al., 2010; Sinha dengan menggunakan alat yang tersedia pada
et al., 2010). masing-masing individu. Kegunaan pupuk

Tabel 5. Karakteristik pupuk ekstrak limbah sayuran menggunakan sistem MOL.


Pengukuran
pH- C N P K Ca Mg S Fe Mn Zn
-1
H2O --------------------------------mg.l ---------------------------------
8 561 3.868 175 363 106 166 101 0.6 0.1 0.1
Sumber : Sastro et al., 2007

Tabel 6. Pertumbuhan dan hasil bayam serta kangkung yang dipupuk ekstrak limbah organik
pasar dibandingkan dengan pupuk urea.
Perlakuan Tinggi tanaman Lebar kanopi Jumlah daun Hasil
1 MST 2 MST 3 1 2 MST 3 1 MST 2 MST 3 MST (kg.m-2)
MST MST MST
Bayam
Urea 8.8 a 15.5 a 25.3 a 6.8 a 8.4 a 10.8 a 4.1 a 5.9 a 7.3 a 5.6 a
VWE 8.8 a 15.5 a 28.0 a 6.5 a 8.3 a 10.8a 4.0 a 5.9 a 7.4 a 4.6 b
Kangkung
Urea 14.3 a 20.9 a 36.4 a 9.9 a 13.7 a 18.1 a 4.2 a 7.1 a 8.8 a 4.3 a
VWE 14.9 a 20.1 a 36.7 a 10.7 a 13.8 a 18.7 a 4.3 a 6.1 a 8.9 a 4.2 a
Angka-angka sekolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji t
5%; VWE : pupuk hasil fermentasi ekstrak limbah dan sayuran; MST: minggu setelah tanam.
Sumber : Sastro et al., 2007

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 43


Yudi Sastro.: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

MOL biasanya sebagai sumber inokulum takaran pemberian 1 liter MOL diencerkan
dalam pengomposan atau digunakan secara dengan 10 liter air, lalu disiramkan atau
langsung sebagai pupuk organik cair dengan disemprotkan langsung pada tanaman.

Penutup Alexander, R., and P. Cruz. 2002.


Composting Biosolids. Remade.
Berdasarkan nilai keharaan dan jumlahnya, Scotland.
sampah organik pasar sangat potensial untuk Ansari, A. A. 2008. Effect of Vermicompost
dijadikan bahan pupuk organik atau kompos. on the Productivity of Potato (Solanum
Permasalahan karakteristik bahan, diantaranya tuberosum), Spinach (Spinacia
oleracea) and Turnip (Brassica
tingginya kandungan air, sehingga sulit dalam
campestris). World Journal of
penanganannya, dapat diatasi dengan Agricultural Sciences 4 (3): 333-336.
memperbaiki metode produksinya. Terdapat Begum, A. 2011. Evaluation of municipal
beberapa pendekatan yang dapat digunakan sewage sludge vermicompost on two
dalam mengelola sampah organik pasar cultivars of tomato plants. Int. Journal
of ChemTech Research 3(3):1184-1188.
menjadi pupuk, diantaranya melalui metode
pengomposan konvensional, dengan Biradar, A.P., P.K. Shing, and R.A. Balikai.
2005. Effect of in situ vermiculture on
mengandalkan kinerja mikroba dan incidence of citrus leaf miner:
pengaturan sistem pasokan udara (aerob dan Phylocnistis Stainton. Karanataka J.
anaerob), pengomposan menggunakan Agric. Science 22(3-sps issue):703-704.
bantuan cacing atau vermikomposting yang Composting council 2009
menghasilkan pupuk kascing berkualitas Cooperband, L. 2002. The Art and Science of
tinggi, dan atau melalui pendekatan Composting. A resource for farmers
and compost producers. University of
fermentasi cair menggunakan sistem MOL.
Wisconsin. p-14.
Kelebihan sistem MOL adalah berkurangnya
Fatehi, M.H., Shayegan,J. 2010.
cemaran gas rumah kaca (GRK), proses Vermicomposting of organic solid
berlangsung cepat, dan produk akhirnya dapat waste with the E. fetida in different
dijadikan sebagai pupuk organik cair ataupun bedding materials. J. of Environ.
Studies, Vol. 36 (55):10-12.
sumber inokulum yang dapat digunakan
dalam pengomposan maupun sebagai pupuk Fuente, M., Gordillo, R.M., Young, M.,
Smith, S., and Neff, M. 2005.
hayati Vermicomposting in urban setting.
BioCycle 46 (Dec):44.
Goswami, B., M.C.Kalita, and S.Talukdar.
Daftar Pustaka
2001. Bio-conversion of Municipal
Solid waste through vermicomposting,
Adewumi, I.K., M.O., J.A. Adeptu, and Y.L.
Asian J. Microbial Biotech. Env. Sci.
Fabiyi. 2005. Planning of organic
Vol. 3 No (3): 205-207.
fertilizer industries for municipal solid
waste management. J. App. Sci. Res. Hansen, T.L., G.S. Bhander, and T.H.
1(3):285-291. Christensen. 2006. Life cycle
modelling of environmental impacts of
application of processed organic
municipal solid waste on agricultural

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 44


Yudi Sastro.: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

land (EASEWASTE). Waste Manage. Journal of Environmental Science and


Res. 24: 153–166 Technology Vol. 6(8): 293-299
Hernandez, A., H. Castillo, D. Ojeda, A. Aras, Munroe, G. 2012. Manual of On-Farm
J. Lopez, and E Sanchez. 2010. Effect Vermicomposting and Vermiculture.
of vermicompost and compost on OACC. Juli 2012.
lettuce production. Chilean Journal of
Nagavallemma, K.P., S.P. Wani, S. Lacroix.
Agricultural Research 70(4):583-589.
V.V. Padmaja, C. Vineela, M.B. Rao,
Karthikeyan, V., G.L. Sathyamoorthy, and R. and K.L. Sahrawat. 2004.
Murugesan. 2007. Vermi composting Vermicomposting: Recycling Wastes
of market waste in Salem, Tamilnadu, into Valuable Organic Fertilizer. An
India. Proceeding of The International Open Acces Journal 2(1).
Conference on Sustainble Solid Waste Ejournal.icrisat.org.
Management. September. pp 276-281.
O’keefe, D.M., D.P Chynowetg, A.W.
Kasthuri, H., K. Shanthi, S. Sivakumar, S. Barkdoll, R.A. Nordsted, J.M. Owens,
Rajakumar, H.K. Son, and Y.C. Song. and J. Sifontes. 1993. Sequential batch
2011. Influence of municipal solid anaerobic composting of municipal
waste compost (mswc) on the growth solid waste (MSW) and yard waste.
and yield of green gram (vigna radiate Wat. Sci.. Tech. 27(2):77-86.
(l) wilczek), fenugreek (trigonella
Ozmen, P. and S. Aslanzadeh. 2009. Biogas
foenum-graecum l.) and on soil quality.
Production from Municipal Waste
Iran. J. Environ. Health. Sci. Eng.,
Mixed with Different Portion of Orange
8(3):285-294.
Peel. Master Thesis. University of
Kumar, V. Subbiah.K , Prasada R.P.V.V. Boras School of Engineering. Boras.
2010. Management of municipal solid
Pant, A., T.J.K Radovich, N.V.Hue, and N.Q.
waste by vermicompost a case study of
Arancon. 2011. Effects of
Eluru. International Journal of
vermicompost tea (aqueous extract) on
Environmental Science Vol.1 (1):82-90.
Pak Choi yield, quality, and on soil
Losada, H., R. Bennett, J. Vieyra, R. Soriano, biological properties. Compost Science
J. Cortes and S. Billing. 2001. & Utilization 19(4):279-292.
Recycling of Organic Wastes in East of
Pariwara, W. 2004. Anaerobic Treatment of
Mexico City by Agriculture and
Agricultural Residues and Wastewater:
Livestock Production System.
Application of High-rate Reactors.
http://www.ias.inu.edu/proceedings/icib
Doctoral Dissertation. Lund
s/icmfa/losada.
University. Sweden.
Marquez-Quiroz, C., S.T. Lopez-Espinosa, E.
Rupani, P.F., Rajeev P. S., Hakimi, M I., and
Sanchez-Chavez, M.L. Garcia-
Norizan, E. 2010. Review of current
Banuelos, E. De La Cruz-Lazaro, and
palm oil mill effluent (POME)
J.L. Reyes-Carrillo. 2014. Effect of
treatment methods: Vermicomposting
vermicompost tea on yield and nitrate
as a Sustainable Practice. World
reductase enzyme activity in saladette
Applied Sciences Journal 10(10): 1190-
tomato. J. Soil Sci. Plant
1201.
Nutr. vol.14 no.1. http://dx.doi.org/10.4
067/S0718 95162014005000018. Sastro, Y., I.P. Lestari., R. Indrasti, dan B.
Bakrie. 2007. Kajian pemanfaatan
Misra, R.V. and R. N. Roy. 2014. On-Farm
limbah sayuran dan buahan sebagai
Composting Methods. FAO-Rome.
pupuk organik dan bahan pakan ternak.
p.36
Laporan Penelitian. BPTP Jakarta.
Mwegoha, W. 2012. Anaerobic composting of
Sastro, Y., I.P. Lestari, Ikrarwati, C.S.
phyrethrum waste with and without
Ammatilah, L. Hakim, dan K.
effective microorganisms. African

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 45


Yudi Sastro.: Teknologi Produksi Pupuk Organik dari Limbah Pasar di Perkotaan

Mayasari. 2013. Pengkajian Produksi Soerjani, M., 2007. Novel approach to


Pupuk Organik dari Sampah Pasar organic waste composting.
Menggunakan Cacing http://www.iges.-
(Vermicomposting) Serta or.jpenpubdfasia200155_61. 1 Januari.
Pemanfaatannya Sebagai Media
Theunissen, J., P.A. Ndakidemi, and C.P.
Perbibitan Tanaman. Laporan
Laubscher. 2010. Potential of
Penelitian. Balai Pengkajian Teknologi
vermicompost produced from plant
Pertanian Jakarta. Jakarta.
waste on the growth and nutrient status
Seenappa, S.N. 2011. Aerobic sponge method in vegetable production. International
vermitechnology for macro-level Journal of the Physical Sciences Vol.
conversion of organik garbage. 5(13): 1964-1973
Universal Journal of Environmental
Wang, L.K., Y. Hung, and K.H. Li. 2007.
Research and Technology Vol. 1 (4):
Vermicomposting Process. Handbook
442-454.
of Environmental Engineering Vol. :
Simamora, A.P., 2007. Campus on top of Biosolids Treatment Processes. The
waste management. The Jakarta Post. Humana Press. Inc., Totowa, NJ.
http://www.kabar-
Wei, Z., S. Wang, J. Xu, and Y. Zhou. 2003.
irian.com/pipermail/kabar-
The technology of the municipal solid
indonesia/2006-October/005492.html. 1
wastes composting. Nature and
Januari 2007.
Science 1(1):91-94.
Sinha, R.K., Herat, S., Valani, D. & Chauhan,
WSU. 2012. Composting with Redworm.
K. 2009. Vermiculture and sustainable
Washington State University. Juli 2012.
agriculture’; American-Eurasian J. of
Agricultural and Environmental Yadav, A., R. Gupta, and V.K. Garg. 2013.
Sciences 5 (S): 01- 55. Organic manure production from cow
dung and biogas plant slurry by
Sinha, R.K., Agarwal, S., Chauhan, K. dan
vermicomposting under field
Valani, D. 2010. The wonders of
conditions. International Journal of
earthworms & its vermicompost in farm
Recycling of Organic Waste in
production: Charles Darwin’s ‘friends
Agriculture. Springer Open Journal.
of farmers’, with potential to replace
http://www.ijrowa.com/content/2/1/21.
destructive chemical fertilizers.
Agricultural Sciences 1: 76-94.

Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 1, 2014 | 46

Anda mungkin juga menyukai