2. Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan (minimal yang dikaji
yang memenuhi 7-8 adalah 50% dari institusi pendidikan yang ada )
indikator PHBS yang memenuhi 7-8 indikator PHBS Institusi
(klasifikasi IV) Pendidikan (mencuci tangan dengan air yang
mengalir & menggunakan sabun,
mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,
menggunakan jamban bersih dan sehat,
melaksanakan olahraga teratur, memberantas
jentik, tidak merokok di sekolah, mengukur BB
dan TB 6 bulan sekali, membuang sampah
pada tempatnya) di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu
3.Institusi Kesehatan Institusi Kesehatan (minimal yang dikaji
yang memenuhi 6 adalah 70 % dari Institusi Kesehatan yang ada)
indikator PHBS yang memenuhi 6 ( enam) Indikator PHBS
(klasifikasi IV) (menggunakan air bersih, menggunakan
jamban, tersedia tempat sampah, tidak
merokok, tidak meludah sembarangan,
memberantas jentik) di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
4. TTU yang memenuhi TTU (minimal yang dikaji adalah 40 % TTU
6 indikator PHBS yang ada) yang memenuhi 6 ( enam) Indikator
(klasifikasi IV) PHBS tempat-tempat Umum (menggunakan air
bersih, menggunakan jamban, tersedia tempat
sampah, tidak merokok, tidak meludah
sembarangan, memberantas jentik) di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
5.Tempat Kerja yang Tempat Kerja (minimal yang dikaji adalah 50%
memenuhi 8-9/ 7-8 tempat kerja yang ada) yang memenuhi 8-9
indikator PHBS Tempat- indikator PHBS tempat kerja untuk
Tempat Kerja pabrik/perusahaan (tidak merokok, membeli
(klasifikasi IV) dan mengkonsumsi makanan sehat di tempat
kerja, aktivitas/olah raga secara teratur,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
memberantas jentik, sarana air bersih, jamban
sehat, membuang sampah pada tempatnya,
menggunakan APD); Tempat Kerja untuk
bukan pabrik/perusahaan yang memenuhi 7-8
Indikator PHBS Tempat Kerja (tidak merokok,
membeli dan mengkonsumsi makanan sehat di
tempat kerja, aktivitas/olah raga secara teratur,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
memberantas jentik, sarana air bersih, jamban
sehat, membuang sampah pada tempatnya); di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
6.Pondok Pesantren Pondok Pesantren (minimal yang dikaji adalah
yang memenuhi 16-18 70 % dari Ponpes yang ada) yang memenuhi
indikator PHBS Pondok 16-18 indikator PHBS Pondok Pesantren
Pesantren (Klasifikasi (kebersihan perorangan, penggunaan air bersih,
IV) kebersihan tempat wudhu, menggunakan
jamban, kebersihan asrama, kepadatan
penghuni asrama, kebersihan ruang belajar,
kebersihan halaman, ada kader santri husada,
kader terlatih, kegiatan rutin kader, bebas
jentik, penggunaan garam beryodium, makanan
gizi seimbang, pemanfaatan sarana yankes,
tidak merokok, sadar AIDS, menjadi peserta
dana sehat) di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
2.1.1.2.Intervensi/ Penyuluhan
1.Kegiatan intervensi Kelompok RT yang telah diintervensi baik
pada Kelompok Rumah dengan penyuluhan kelompok dan atau bentuk
Tangga intervensi lain (dengan metode apapun) oleh
petugas Puskemas di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu di Posyandu
2. Kegiatan intervensi Institusi Pendidikan (SD / MI ; SLTP / MTs,
pada Institusi SLTA/MA, PT ) yang telah diintervensi baik
Pendidikan dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi
lainnya (dengan metode apapun) oleh petugas
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
3. Kegiatan intervensi Institusi Kesehatan yang dimaksud adalah
pada Institusi Kesehatan Balai Pengobatan, Polindes, Pustu dan
Puskesmas yang telah diintervensi baik dengan
penyuluhan dan atau bentuk intervensi lainnya
(dengan metode apapun ) oleh petugas
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
4. Kegiatan intervensi TTU yang dimaksud adalah tempat ibadah ,
pada TTU warung makan dan pasar yang telah
diintervensi dengan penyuluhan dan atau
bentuk intervensi lainnya (dengan metode
apapun ) oleh petugas Puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
5. Kegiatan intervensi Tempat Kerja ( Pemerintah, swasta, pabrik/
pada Tempat Kerja home industri ) yang telah diintervensi baik
dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi
lainnya (dengan metode apapun ) oleh petugas
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
6.Kegiatan intervensi Pondok Pesantren yang telah diintervensi baik
pada Pondok Pesantren dengan penyuluhan dan atau bentuk intervensi
lainnya ( dengan metode apapun ) oleh petugas
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
2.1.1.3.Pengembangan UKBM
1. Posyandu PURI Posyandu Purnama dan Mandiri di wilayah
( Purnama Mandiri ) kerja Puskesmas dalam waktu 1 tahun
2.Poskesdes beroperasi Poskesdes beroperasi yang berstrata Madya ,
dengan strata Madya, Purnama dan Mandiri di wilayah kerja
Purnama dan Mandiri Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2.Desa Siaga Aktif Desa Siaga Aktif dengan Strata Purnama dan
PURI ( Purnama Mandiri di wilayah kerja Puskesams
Mandiri ) Puskesmas
3.Pembinaan Desa Siaga Pembinaan Desa Siaga oleh petugas Puskesmas
minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
2..Poskestren Aktif Poskestren yang berstrata Madya, Purnama
dan Mandiri di wilayah kerja Puskesmas
selama 1(satu) tahun
3. Pembinaan tingkat Pembinaan tingkat perkembangan Pos Upaya
perkembangan Pos UKK Kesehatan Kerja (UKK) oleh petugas
Puskesmas selama 1 tahun di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
4. Pembinaan tingkat Pembinaan tingkat perkembangan Pos
perkembangan Posbindu Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
PTM (Posbindu PTM) oleh petugas Puskesmas
selama 1(satu) tahun
MASYARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
Rumah Tangga yang 59%
memenuhi 10 indikator
PHBS rumah tangga
Institusi Pendidikan yang 69%
memenuhi 7-8 Indikator
PHBS Institusi Pendidikan
Institusi Pendidikan yang 100%
memenuhi 6 Indikator PHBS
TTU yang memenuhi 6 64%
Indikator PHBS
Tempat Kerja yang 49%
memenuhi 8-9/ 7-8 indikator
PHBS Tempat-Tempat Kerja
Ponpes yang memenuhi 16- 29%
18 Indikator PHBS Ponpes
kegiatan penyuluhan 100%
kelompok /bentuk intervensi
lain pada rumah tangga
melalui Posyandu yang ada
di wilayah puskesmas
selama 1 tahun
kegiatan penyuluhan/bentuk 100%
intervensi lain pada institusi
pendidikan yang dikaji
PHBS selama 1 tahun
kegiatan penyuluhan/bentuk 100%
intervensi lain pada institusi
kesehatan yang dikaji PHBS
selama 1 tahun
kegiatan penyuluhan/bentuk 100%
intervensi lain pada TTU
yang dikaji PHBS selama 1
tahun
kegiatan penyuluhan/bentuk 100%
intervensi lain pada tempat
kerja yang dikaji PHBS
selama 1 tahun
kegiatan penyuluhan/bentuk 100%
intervensi lain pada pondok
pesantren yang dikaji PHBS
selama 1 tahun
Posyandu Purnama dan 72%
Mandiri
Poskesdes beroperasi yang 97%
berstrata Madya, Purnama
dan Mandiri
Penyuluhan NAPZA dibagi 24%
jumlah seluruh kegiatan
penyuluhan pada kelompok
potensial (generasi muda,
tokoh masyarakat, kader dll)
Desa Siaga Aktif dengan 97%
Strata Pratama, Madya,
Purnama dan Mandiri
Desa Siaga Aktif Purnama 13%
dan Mandiri
Desa Siaga yang dibina 100%
Puskesmas dan Jaringannya 100%
melakukan promosi
kesehatan program prioritas
kepada masyarakat yang
datang Puskesmas dan
jaringannya
promosi program prioritas 100%
melalui pemberdayaan
kepada masyaraka dalam
kurun waktu satu tahun
Poskestren yang dibina 95%
Poskestren yang berstrata 29%
Madya, Purnama dan
Mandiri
Pos UKK yang dibina 95%
Posbindu PTM yang dibina 95%
AHUN 2019
2.SAB yang memenuhi SAB dimana hasil Inspeksi Sanitasi (IS) secara
syarat kesehatan teknis sudah memenuhi syarat kesehatan
(kategori resiko rendah dan sedang), sehingga
aman untuk dipakai kebutuhan sehari-hari
(termasuk untuk kebutuhan makan dan minum)
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
3.Rumah Tangga yang RT yang memiliki akses terhadap SAB (mudah
memiliki akses terhadap mendapatkan air bersih yang berasal dari SAB
SAB terdekat, tidak harus memiliki SAB sendiri,
bisa dari SAB umum, kerabat dekat, tetangga
dll) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
2.TPM yang memenuhi TPM yang dari segi fisik (sanitasi) , penjamah,
syarat kesehatan kualitas makanan memenuhi syarat tidak
berpotensi menimbulkan kontaminasi atau
dampak negatif kesehatan, lebih valid apabila
disertai dengan bukti hasil Inspeksi sanitasi dan
sertifikat laik hygiene sanitasi selama di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
2.Rumah yang Kondisi rumah yang memenuhi syarat
memenuhi syarat kesehatan sebagaimana Kepmenkes No.
kesehatan 829/1999 dan Permenkes No. 1077/2011 di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
2.TTU yang memenuhi TTU prioritas yang memenuhi syarat kesehatan
syarat kesehatan sesuai dengan pedoman yang ada, dimana
secara teknis cukup aman untuk dipergunakan
dan tidak memiliki resiko negatif terhadap
pengguna, petugas dan lingkungan sekitar di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
2. Inspeksi Sanitasi PBL Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan
Lingkungan terhadap sarana pasien PBL yang
telah dikonseling
3.Intervensi terhadap Pasien PBL menindaklanjuti saran perbaikan
pasien PBL yang di IS terhadap faktor risiko PBL.
2.Desa/kelurahan yang Desa/Kelurahan yang masyarakatnya sudah
sudah ODF tidak ada yang berperilaku buang air besar di
sembarangan tempat tetapi sudah buang air
besar di tempat yang terpusat/jamban sehat
pada kurun waktu tertentu.Setiap Puskesmas
minimal bisa menciptakan 1 (satu) Desa ODF
(Open Defecation Free) setiap tahunnya
3.Jamban Sehat Jamban yang: dapat mencegah kontaminasi ke
badan air, dapat mencegah kontak antara
manusia dan tinja,, tinja di tempat yang
tertutup, dapat mengurangi resiko terjadinya
penularan penyakit akibat terjadinya
kontaminasi terhadap lingkungan sekitar, tidak
berbau dan mudah dibersihkan, lubang kloset
tidak berhubungan langsung dengan kotoran
(sistem leher angsa, ada septic tank dll)
4.Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pemberdayaan masyarakat
STBM di Puskesmas desa/kelurahan untuk merubah perilaku
hygiene dan sanitasi dengan metode pemicuan,
penyuluhan, pembinaan, pemberdayaan
lainnya, pembentukan jejaring, koordinasi
dengan aparat desa, pembentukan komite,
pembentukan natural leader, MMD,
penyusunan rencana tindak lanjut dl. 5 (lima)
elemen STBM yang diharapkan dapat
dilakukan oleh masyarakat, yaitu:tidak buang
air besar di sembarang tempat, mencuci tangan
pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang aman, mengelola sampah
dengan benar, mengelola limbah cair rumah
tangga dengan aman
RAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
SAB yang di IS 15%
SAB yang di IS dan memenuhi syarat 84%
kesehatan
RT yang memiliki akses SAB 86%
TPM yang dibina 55%
TPM yang memenuhi syarat kesehatan 40%
rumah yang tidak memenuhi syarat 30%
yang di IS
rumah yang memenuhi syarat 73%
kesehatan tahun sebelumnya ditambah
rumah sehat hasil IS/IKL tahun ini
TTU yang dibina 87,5%
TTU yang memenuhi syarat kesehatan 61%
pasien PBL yang dikonseling 10%
IS sarana pasien PBL 40%
pasien PBL menindaklanjuti dan atau 40%
ditindak lanjuti saran perbaikan
terhadap faktor risiko PBL
RT yang memiliki akses jamban sehat 85%
Desa/Kelurahan yang sudah ODF 60%
jamban yang memenuhi syarat 65%
kesehatan
Desa/ Kelurahan yang diberdayakan 75%
WAKTU KEBUTUHAN SUMBER
INDIKATOR KERJA
PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ( UKM) ESENSIA
2.Pelayanan kesehatan
untuk ibu hamil (K4)
Pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali
selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada
trimester I, satu kali pada trimester II dan dua
kali pada trimester III yang dilakukan Bidan
dan atau Dokter
Pelayanan antenatal adalah pelayanan
yang dilakukan kepada ibu hamil dengan
memenuhi kriteria 10 T yaitu:
a)Timbang berat badan dan ukur tinggi
badan; b) Ukur
tekanan darah; c)
Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan
Atas/LILA) d)
Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e) Tentukan
presentasi janin dan Denyut Jantung Janin
(DJJ); f)
Skrining status imunisasi tetanus dan berikan
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan; g) Pemberian
tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan;
h) Tes laboratorium: tes kehamilan,
pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya), pemeriksaan
protein urin (bila ada indikasi); yang
pemberian pelayanannya disesuaikan dengan
trimester kehamilan.
i) Tatalaksana/penanganan kasus
sesuai kewenangan;
j) Temu wicara (konseling) (Standar
Pelayanan Minimal ke 1)
3.Pelayanan Persalinan Ibu bersalin yang mendapat pertolongan
oleh tenaga kesehatan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
(Pn) mempunyai kompetensi kebidanan pada kurun
waktu tertentu (Standar Pelayanan Minimal ke
2)
3.Pelayanan Persalinan Ibu bersalin yang mendapat pertolongan
oleh tenaga kesehatan di persalinan oleh tenaga kesehatan yang
fasilitas kesehatan (Pf) mempunyai kompetensi kebidanan di fasilitas
pelayanan kesehatan pada kurun waktu tertentu
4.Pelayanan Nifas oleh Pelayanan kepada ibu masa 6 (enam) jam
tenaga kesehatan (KF) sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai
standar paling sedikit 3 (tiga)kali, 1(satu) kali
pada 6 jam pasca persalinan sd 3 (tiga) hari;
1(satu) kali pada hari ke 4 (empat) sd hari ke
28 dan 1 (satu) kali pada hari ke 29 sd hari ke
42 (termasuk pemberian Vit A 200.000 IU 2
(dua) kali serta persiapan dan atau
pemasangan KB) pada kurun waktu tertentu
5.Penanganan Ibu dengan komplikasi kebidanan yang
komplikasi kebidanan ditangani secara definitif (sampai selesai) di
(PK) fasyankes dasar dan rujukan pada kurun waktu
tertentu. Komplikasi yang mengancam jiwa Ibu
antara lain : abortus, hiperemisis gravidarum,
perdarahan per vagina, hipertensi dalam
kehamilan, kehamilan lewat waktu, ketuban
pecah dini, kelainan letak/presentasi janin,
partus macet/distosia, infeksi berat, sepsis,
kontraksi dini/ persalinan prematur, kehamilan
ganda dan kasus non obstetri.
2.Pelayanan Kesehatan Neonatus umur 0-28 hari yang memperoleh
Neonatus 0 - 28 hari pelayanan kesehatan sesuai standar paling
(KN lengkap) sedikit 3 (tiga) kali dengan distribusi waktu 1
(satu) kali pada 6 – 48 jam setelah lahir; 1
( satu) kali pada hari ke 3 – 7; 1 (satu) kali
pada hari ke 8 – 28 pada kurun waktu tertentu (
Standar Pelayanan Minimal ke 3)
3.Penanganan Neonatus dengan komplikasi yang mendapat
komplikasi neonatus penanganan sesuai standar oleh tenaga
kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan
dasar dan rujukan pada kurun waktu
tertentu.Neonatal dengan komplikasi adalah
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang
dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan
dan/kematian, dan neonatus dengan komplikasi
meliputi trauma lahir, asfiksia, ikterus,
hipotermi,Tetanus Neonatorum, sepsis, Bayi
Berat Badan Lahir (BBLR) kurang dari 2500
gr, kelainan kongenital, sindrom gangguan
pernafasan maupun termasuk klasifikasi
kuning dan merah pada MTBM .
4.Pelayanan kesehatan Bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna
bayi 29 hari - 11 bulan sesuai standar minimal 4 (empat) kali yaitu 1
(satu) kali pada umur 29 hari – 2 bulan; 1
(satu) kali pada umur 3-5 bulan, 1 (satu) kali
pada umur 6-8 bulan dan 1( satu) kali pada
umur 9-11 bulan sesuai standar dan telah lulus
KN lengkap pada kurun waktu tertentu.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi
pemberian injeksi Vitamin K1 , pemberian
Vitamin A 1 (satu) kali, imunisasi dasar
lengkap, SDIDTK 4 kali bila sakit di MTBS.
2. Pelayanan kesehatan Balita umur 0-59 bulan yang memperoleh
balita (0 - 59 bulan) pelayanan sesuai standar, meliputi
penimbangan minimal 8( delapan) kali dalam
1 (satu) tahun; pengukuran panjang/ tinggi
badan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun; pemberian kapsul vitamin A dosis
tinggi 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun dan
pemberian Imunisasi dasar lengkap dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun. ( Standar
Pelayanan Minimal ke 4)
2.Pelayanan kesehatan Anak prasekolah umur 60-72 bulan yang
Anak pra sekolah (60 - memperoleh pelayanan sesuai standar meliputi
72 bulan) pemantauan pertumbuhan minimal 8 ( delapan)
kali dalam 1 (satu) tahun; pemantauan
perkembangan minimal 2 (dua) kali dalam 1
( satu) tahun pada kurun waktu tertentu.
AKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
Ibu hamil yang 100%
mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar
(K1)
Ibu hamil yang 100%
mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar
(K4)
persalinan oleh tenaga 100%
kesehatan yang
kompetendibagi sasaran
ibu bersalin dikali
100%
persalinan oleh tenaga 100%
kesehatan yang
kompeten di fasilitas
pelayanan kesehatan
ibu nifas yang 97%
memperoleh 3 kali
pelayanan nifas sesuai
standar
ibu hamil,bersalin dan 80%
nifas dengan
komplikasi kebidanan
yang mendapatkan
pelayanan sampai
selesai
neonatus yang 100%
mendapat pelayanan
sesuai standar pada 6-
48 jam setelah lahir
neonatus umur 0-28 100%
hari yang memperoleh
3 kali pelayanan
kunjungan neonatal
sesuai standar
neonatus dengan 80%
komplikasi yang
mendapat penanganan
sesuai standar
bayi usia 29 hari- 11 97%
bulan yang telah
memperoleh 4 kali
pelayanan kesehatan
sesuai standar
Anak balita umur 12-59 85%
bulanyang memperoleh
pelayanan kesehatan
sesuai standar
balita umur 0-59 bulan 100%
yang mendapat
pelayanan kesehatan
balita sesuai standar
anak umur 60-72 bulan 81%
yang memperoleh
pelayanan kesehatan
sesuai standar
N 2019
2. Peserta KB baru Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama
kali menggunakan metode kontrasepsi
termasuk mereka yang pasca keguguran,
sesudah melahirkan, atau pasca istirahat
minimal 3 (tiga) bulan pada kurun waktu
tertentu .
3. Akseptor KB Drop Peserta yang tidak melanjutkan penggunaan
Out kontrasepsi (drop out) dalam 1 (satu) tahun
kalender diwilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu .Kasus drop out tidak
termasuk mereka yang ganti cara.
4. Peserta KB Peserta KB baru atau lama yang mengalami
mengalami komplikasi gangguan kesehatan dan mengarah pada
keadaan patologis sebagai akibat dari proses
tindakan/ pemberian/ pemasangan alat
kontrasepsi yang digunakan seperti
perdarahan, infeksi/ abses, flour albus
patologis, perforasi, translokasi, hematoma,
tekanan darah meningkat, perubahan
Hemoglobin, edikalipusi. Komplikasi yang
terjadi dalam periode 1 (satu) tahun kalender
dihitung 1 (satu) kali serta dihitung per metode
(IUD, implant, suntik, pil, MOP dan MOW) di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
5. Peserta KB Peserta KB baru atau lama yang mengalami
mengalami efek samping gangguan kesehatan mengarah pada keadaan
fisiologis, sebagai akibat dari proses tindakan/
pemberian/ pemasangan alat kontrasepsi yang
digunakan spooting, amenore, pusing, sakit
kepala, mual, muntah, perubahan berat badan,
nyeri tempat insisi, erosi dan nyeri perut.Efek
samping yang terjadi dalam periode 1 (satu)
tahun kalender dihitung 1 (satu) kali serta
dihitung per metode IUD, implant, suntik, pil ,
MOP, MOW
6. PUS dengan 4 T ber PUS dengan 4 Terlalu (4 T), yaitu berusia
KB kurang dari 20 tahun, berusia lebih dari 35
tahun, telah memiliki anak hidup lebih dari 3
(tiga) orang atau anak terakhir belum berusia 2
(dua) tahun yang menjadi peserta KB di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
7. KB pasca persalinan PUS yang mulai menggunakan alat kontrasepsi
langsung sampai dengan 42 (empat puluh dua)
hari sesudah melahirkan di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
8. Ibu hamil yang Ibu hamil yang melakukan ANC pertama
diperiksa HIV kali/kunjungan pertama ke Puskesmas ( K1)
dan diperiksa Human Imuno Deficiency Virus
(HIV) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
ARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
Peserta KB aktif 70%
peserta KB baru 10%
peserta KB yang drop <3 ,5 %
out
peserta KB yang < 3 ,5 %
mengalami komplikasi
peserta KB yang < 12,50%
mengalami efek
samping KB
PUS 4T ber KB 80%
PUS yang mengikuti 60%
KB pasca persalinan
ibu hamil K1 yang 95%
diperiksa HIV
HUN 2019
INDIKAT
WAKTU KEBUTUHAN SUMBER
OR
PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN
KERJA
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ( UKM) ESENSIA
2. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMP/MTs/SMPLB yang
SMP/MTs/SMPLB yang mendapatkan pemeriksaan dalam rangka
melaksanakan penjaringan kesehatan (sesuai Petunjuk Teknis
pemeriksaan penjaringan Penjaringan dan Pemeriksaan Berkala) di
kesehatan wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu .
3. Sekolah setingkat Sekolah setingkat SMA/MA/SMK/SMALB
SMA/MA/SMK/SMAL yang mendapatkan pemeriksaan dalam rangka
B yang melaksanakan penjaringan kesehatan (sesuai Petunjuk Teknis
pemeriksaan penjaringan Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan
kesehatan Berkala) di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu .
4.Pelayanan Kesehatan Murid kelas I setingkat SD/MI/SDLB yang
pada Usia Pendidikan mendapatkan pemeriksaan dalam rangka
Dasar kelas I setingkat penjaringan kesehatan (sesuai Petunjuk Teknis
SD/MI/SDLB Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan
Berkala) di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu .
5.Pelayanan Kesehatan Murid kelas VII setingkat SMP/MTs/SMPLB
pada Usia Pendidikan yang mendapatkan pemeriksaan dalam rangka
Dasar kelas VII penjaringan kesehatan (sesuai Petunujuk
setingkat Teknis Penjaringan Kesehatan dan
SMP/MTs/SMPLB Pemeriksaan Berkala) di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu .
7. Murid kelas X Murid kelas X setingkat
setingkat SMA/MA/SMK/SMALB yang mendapatkan
SMA/MA/SMK/SMAL pemeriksaan dalam rangka penjaringan
B yang diperiksa kesehatan (sesuai Pedoman) di wilayah kerja
penjaringan kesehatan Puskesmas pada kurun waktu tertentu .
8.. Pelayanan kesehatan Remaja usia 10 – 18 tahun yang sekolah dan
remaja yang tidak sekolah yang mendapatkan
pelayanan kesehatan remaja berupa KIE
( Komunikasi, Informasi dan edukasi)
pelayanan medis dan konseling di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu .
AKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
sekolah setingkat SD/ 100%
MI/ SDLB yang
melaksanakan
pemeriksaan
penjaringan kesehatan
sekolah setingkat 100%
SMP/MTs/ SMPLB
yang melaksanakan
pemeriksanaan
penjaringan kesehatan
sekolah setingkat 92,5%
SMA/MA/SMK/SMAL
B yang melaksanakan
pemeriksanaan
penjaringan kesehatan
murid kelas I setingkat 100%
SD/MI/SDLB yang
diperiksa penjaringan
kesehatan
murid kelas VII 100%
setingkat SMP/ MTs/
SMPLB yang diperiksa
penjaringan kesehatan
murid kelas X setingkat 92,5%
SMA/MA/SMK/SMAL
B dan setingkat yang
diperiksa penjaringan
kesehatan
remaja yang sekolah 68%
dan yang tidak sekolah
yang mendapat
pelayanan kesehatan
remaja berupa skrining,
pelayanan medis dan
konseling
N 2019
1.Pemberian kapsul Bayi umur 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin
vitamin A dosis tinggi A biru (100.000 IU) di wilayah kerja
pada bayi umur 6-11 Puskesmas pada kurun waktu tertentu pada
bulan kurun waktu tertentu
2.Pemberian kapsul Anak balita umur 12-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A dosis tinggi vitamin A merah (200.000 IU) 2 kali pertahun
pada balita umur 12-59 di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
bulan 2 (dua) kali tertentu
setahun
3.Pemberian 90 tablet Ibu hamil yang selama kehamilannya mendapat
Besi pada ibu hamil 90 (sembilan puluh) tablet Besi kumulatif di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
4.Pemberian Tablet Remaja Putri (SMP dan SMA) yang mendapat
Tambah Darah pada 1 (satu) tablet tambah darah per minggu
Remaja Putri sepanjang tahun di suatu wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
2. Ibu Hamil KEK yang Bumil KEK dengan LILA<23,5 cm yang
mendapat PMT- ditemukan dan mendapat PMT pemulihan di
Pemulihan suatu wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3..Balita gizi buruk Balita gizi buruk yang ditemukan dan
mendapat perawatan mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana
sesuai standar gizi buruk di wilayah kerja Puskesams
tatalaksana gizi buruk Puskesmas pada kurun waktu tertentu. Balita
gizi buruk yaitu balita yang secara
antropometri berdasarkan berat badan menurut
tinggi badan kurang dari -3 SD ( menurut Z-
score)
2.Balita naik berat Balita yang naik berat badannya sesuai dengan
badannya (N/D) standar di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3.Balita Bawah Garis Balita yang grafik pertumbuhannya berada di
Merah (BGM) bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat
(KMS) pada kurun waktu tertentu
4.Rumah Tangga Rumah tangga yang mengkonsumsi garam
mengkonsumsi garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas pada
beryodium kurun waktu tertentu
5.Ibu Hamil Kurang Ibu hamil yang hasil pengukuran Lingkar
Energi Kronis (KEK) Lengan Atas (LiLA) nya kurang dari 23,5 cm
di wilayah kerja Puskesams Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
6. Bayi usia 6 (enam ) Bayi usia 6 bulan yang di beri ASI saja tanpa
bulan mendapat ASI makanan/ cairan lain kecuali obat, vitamin dan
Eksklusif mineral
7. Bayi yang baru lahir Proses menyusu di mulai secepatnya segera
mendapat IMD (Inisiasi setelah lahir,IMD di lakukan dg cara kontak
Menyusu Dini ) kulitke kulit bayi dgn ibunya segera setelah
lahir dan berlangsung minimal 1 jam
8 Balita pendek Keadaan balita gizi kurang yang diukur
(Stunting ) menurut indeks panjang badan atau tinggi
badan menurut umur kurang dari -2 standar
deviasi (PB/U atau TB/U < -2 SD )
berdasarkan standar WHO Antro 2005
ARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
bayi umur 6-11 bulan 85%
mendapat kapsul
Vitamin A biru
(100.000 IU)
anak balita umur 12-59 85%
bulan mendapat kapsul
vitamin A
ibu hamil dapat 90 95%
(sembilan puluh) tablet
Besi kumulatif
remaja putri yang 25%
mendapat 1 (satu) tablet
tambah darah per
minggu
balita kurus yang 85%
ditemukan dan
mendapat PMT
pemulihan dibagi
jumlah balita kurus
yang ditemukan di
wilayah kerja
Puskesmas
bumil KEK yang 80%
mendapat PMT
pemulihan dibagi
jumlah bumil KEK di
wilayah kerja
Puskesmas
balita gizi buruk yang 100%
mendapat perawatan
sesuai standar
tatalaksana gizi buruk
balita yang ditimbang 80%
berat badannya (D)
dibagi jumlah balita
yang ada ( S)
balita yang naik berat 60%
badannya sesuai dengan
standar (N)
balita yang grafik < 1,8%
pertumbuhannya berada
di bawah garis merah
pada KMS
rumah tangga yang 90%
mengkonsumsi garam
beryodiu.dibagi jumlah
rumah tanngga yang
disurvei di wilayah
kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
dikali 100%
ibu hamil dengan LiLA < 19,7%
kurang dari 23,5 cm
bayi usia 6 bln 47
mendapat ASI
Eksklusif di suatu
wilayah pada periode
tertentu
bayi baru lahir yang 47
mendapat IMD di satu
wilayah pada periode
tertentu
balita stunting < 25,2
HUN 2019
2. Penggunaan oralit Penderita Diare balita yang berobat mendapat
pada balita diare oralit di sarana kesehatan dan kader di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
3. Penggunaan Zinc Penderita diare balita yang diberi tablet Zinc di
pada balita diare wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
4. Pelaksanaan kegiatan LROA aktif bila melakukan minimal 2 ( dua)
Layanan Rehidrasi Oral dari 6 kegiatan LRO, yaitu
Aktif (LROA) 1. Layanan konseling rehidrasi
diare/promosi upaya rehidrasi oral dan
pemberian Zinc
2. Tata laksana diare
3. Sosialisasi dan peningkatan
kapasitas masyarakat tentang diare dan upaya
pencegahan dan penanggulangannya
4. Pemberian
pelayanan penderita diare dengan dehidrasi
ringan sampai sedang
5.Observasi penderita diare dengan dehidrasi
ringan sampai sedang paling sedikit 3 ( tiga)
jam
6.Mengajarkan pada orang
tua/pengasuh/keluarganya cara penyiapan oralit
dan banyak oralit yang harus diminum
RAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
balita Diare yang 100%
ditemukan
Target =
(20% x 843/1000) x
jumlah balita di wilayah
kerja Puskesmas
penderita Diare balita 100%
yang diberi oralit di
sarana kesehatan dan
kader
penderita diare balita 100%
yang diberi tablet Zinc
Kegiatan LROA secara 100%
terus menerus dalam 3
bulan terakhir dalam
periode pelaporan tahun
berjalan
UN 2019
RAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
penderita Pnemonia 85%
balita yang ditangani
HUN 2019
2. Kasus Kusta yang Penderita Kusta yang diperiksa Pemeriksaan
dilakukan PFS secara Fungsi Syaraf (PFS) yang masih berobat secara
rutin rutin (12 kali untuk MB/Multi Basiler dan 6
kali untuk PB/Pauci Basiler) diantara seluruh
penderita dalam 1 (satu) tahun di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
5. Kasus defaulter Kusta Defaulter yaitu penderita Kusta yang tidak
menyelesaikan pengobatan tepat waktu,
meliputi penderita PB tidak ambil obat lebih
dari 3 (tiga) bulan, MB tidak ambil obat lebih
dari 6 (enam) bulan, diantara kasus baru yang
mendapat pengobatan pada periode 1 (satu)
tahun.
6. Proporsi tenaga Prosentase tenaga kesehatan yang ada telah
kesehatan Kusta tersosialisasi Program P2 Kusta dari seluruh
tersosialisasi tenaga kesehatan yang ada
7. Kader kesehatan Kader kesehatan yang telah tersosialisasi
Kusta tersosialisasi Program P2 Kusta terutama untuk membantu
penemuan suspect Kusta di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
8. SD/ MI telah SD/ MI yang ada Kusta telah dilakukan
dilakukan screening screening Kusta pada kurun waktu tertentu
Kusta
ARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
kontak dari kasus Kusta lebih dari
baru yang diperiksa 80%
penderita Kusta yang lebih dari
diperiksa PFS dalam 1 95%
tahun secara rutin
penderita baru PB 1 lebih dari
(satu) tahun 90%
sebelumnya dan MB 2
(dua) tahun sebelumnya
menyelesaikan
pengobatan tepat
penderita baru PB dan lebih dari
MB yang 97%
menyelesaikan
pengobatan tepat waktu
dengan score
kecacatannya tidak
bertambah / tetap
kasus PB / MB yang Kurang dari
tidak menyelesaikan 5%
pengobatan tepat waktu
tenaga kesehatan telah lebih dari
mendapat sosialisasi 95%
kusta
kader kesehatan telah lebih dari
mendapat sosialisasi 95%
kusta
SD / MI telah 100%
dilakukan screening
Kusta
UN 2019
2.Penemuan terduga Terduga TB adalah semua orang yang
kasus TB mempunyai gejala utama batuk berdahak atau
batuk miniml 2 minggu diperiksa dahaknya.
Standar Pelayanan Minimal 11
3.Angka Keberhasilan Jumlah semua kasus TB yang sembuh dan
pengobatan semua kasus pengobatan lengkap di antara semua kasus TB
TB ( Success Rate/SR) yang diobati, dicatat dan dilaporkan di SITT
online
ARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
kasus TB yang 100%
ditemukan, diobati, dan
dilaporkan dalam SITT
online
Terduga TB adalah 100%
jumlah kasus TB BTA
positif tahun
sebelumnya
kasus TB yang sembuh 90%
dan pengobatan
lengkap
HUN 2019
2. Orang yang beresiko Setiap orang yang beresiko terinfeksi HIV ( ibu
terinfeksi HIV hmil, TB, pasien Infeksi Menular Sexual
mendapatkan (IMS), waria, Warga Binaan Pemasyarakatan
pemeriksaan HIV (WBP) , pengguna napza mendapatkan
pemeriksaan HIV oleh tenaga kesehatan sesuai
kewenangannya di Puskesmas dan jaringannya
serta lapas/rutan narkotika ( Standar
Pelayanan Minimal ke 12)
ARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
anak sekolah (SMP dan 100%
SMA/sederajat) yang
mendapatkan
penyuluhan HIV/AIDS
orang yang beresiko 100%
terinfeksi HIV
HUN 2019
2. Penderita DBD Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
ditangani ditemukan berdasarkan kriteria World Health
Organization (WHO) dan ditangani sesuai
standar Tatalaksana Pengobatan DBD di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
3.PE kasus DBD Penyelidikan epidemologi (PE) meliputi
kegiatan pemeriksaan jentik, pencarian kasus
DBD yang lain serta menentukan tindakan
penanggulangan fokus selanjutnya. yang
dilakukan terhadap setiap kasus DBD di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
YARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
TARGET KEBUTUHAN
SASARAN PENANGGUNGJAWAB MITRA KERJA
SASARAN SUMBERDAYA
rumah bebas jentik lebih dari
95%
kasus DBD yang 100%
ditangani sesuai standar
Tatalaksana Pengobatan
DBD
kasus DBD yang 100%
dilakukan PE
UN 2019
2.Penderita positif Penderita Malaria berdasarkan hasil
Malaria yang diobati pemeriksaan laboratorium, yang dalam sediaan
sesuai standar (ACT) darahnya terdapat Plasmodium baik
Plasmodium Falciparum, Vivax dikali atau
campuran yang mendapat pengobatan
Artesunat Combination Therapi (ACT) dan
dosis pengobatan sesuai jenis Plasmodium di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
3.Penderita positif Kasus Malaria yang dilakukan follow up
Malaria yang di follow pengobatannya pada hari ke 7, 14 dan 28
up sampai hasil pemeriksaan laboratoriumnya
negatif di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
RAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
kasus klinis Malaria 100%
yang diperiksa SD nya
secara laboratorium
penderita Malaria yang 100%
mendapat pengobatan
ACT sesuai jenis
Plasmodium
kasus Malaria yang 100%
telah dilakukan follow
up pengobatannya pada
hari ke 7, 14 dan 28
sampai hasil
pemeriksaan
laboratoriumnya negatif
HUN 2019
2.Vaksinasi terhadap Kasus gigitan HPR terindikasi yang
kasus gigitan HPR yang mendapatkan vaksinasi di wilayah kerja
berindikasi Puskesmas pada kurun waktu tertentu
ARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
kasus gigitan HPR yang 100%
dilakukan cuci luka
kasus gigitan HPR 100%
terindikasi yang
mendapatkan vaksinasi
HUN 2019
2. UCI desa UCI (Univercal Coverage Immunization) desa
adalah kelurahan/desa dimana minimal 80 %
bayi yang ada di desa tersebut mendapatkan
imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja
Puskesmas selama kurun waktu tertentu.
3.Imunisasi Lanjutan Imunisasi Lanjutan Baduta : Imunisasi yang
Baduta ( usia 18 sd 24 dierikan kepada bayi dibawah usia dua tahun
bulan) dengan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib dan
MR pada usia 18 bulan sampai dengan < 24
bulan
4. Imunisasi DT pada Hasil cakupan imunisasi DT ( Difteri Tetanus)
anak kelas 1 SD pada anak SD/MI kelas 1 di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
5. Imunisasi Campak Hasil cakupan imunisasi campak pada anak
pada anak kelas 1 SD SD/MI kelas 1 di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu tertentu
6. Imunisasi TT pada Hasil cakupan imunisasi TT(Tetanus Toxoid)
anak SD kelas 2 dan 3 pada anak SD/MI kelas 2 dan 3 di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
7. Imunisasi TT5 pada Hasil cakupan penapisan dan imunisasi TT
WUS (15-49 th) pada WUS (Wanita Usia Subur) umur 15-49
tahun dengan status TT5 (Imunisasi TT ke 5)
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
8.Imunisasi TT2 plus Hasil cakupan imunisasi TT pada ibu hamil
bumil (15-49 th) usia 15-49 tahun dengan status T2 ( Vaksin TT
atau Td kedua) ditambah T3 ditambah T4
ditambah T5 di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
9. Pemantauan suhu Pencatatan suhu lemari es penyimpanan vaksin
lemari es vaksin 2 (dua) kali sehari pagi dan siang pada buku
grafik suhu di Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
10..Ketersediaan catatan Ketersediaan catatan stok vaksin sesuai dengan
stok vaksin kebutuhan maksimum minimum ditunjukkan
dengan pengisian buku stock vaksin di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
bayi yang mendapat 95%
IDL
bayi IDL 95%
baduta yang 80%
mendapat Imunisasi
DPTHB-Hib dan MR
murid SD/MI klas I 98%
yang mendpt DT
murid SD/MI klas I 98%
yang mendpt campak
murid SD/ MI kelas 2 98%
dan 3 yang mendpt
TT
WUS yang status TT 85%
5
bumil yang status (T2 85%
+ T3 + T4 +T 5)
laporan pemantauan 100%
(grafik) suhu lemari
es pagi dan sore tiap
hari (lengkap harinya)
buku Stok 100%
Laporan KIPI Non 90%
Serius
MAS TAHUN 2019
2.Kelengkapan laporan Laporan STP yang lengkap 12 ( dua belas)
STP bulan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu
3.Laporan C1 tepat Laporan C1 (Campak) yang tepat waktu
waktu sampai dengan tanggal 5 setiap bulan.
4.Kelengkapan laporan Laporan C1 yang lengkap di wilayah kerja
C1 Puskesmas pada kurun waktu tertentu
5.Laporan W2 Laporan W2 (Wabah Mingguan) yang tepat
(mingguan) yang tepat waktu tiap minggu
waktu
6.Kelengkapan laporan Laporan W2 yang lengkap (52 minggu)di
W2 (mingguan) wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu
7.Grafik Trend Grafik mingguan penyakit potensial wabah
Mingguan Penyakit yang digunakan untuk mengamati pola
Potensial Wabah kecenderungan mingguan penyakit potensial
wabah di wilayah Puskesmas pada kurun
waktu tertentu. 17 Penyakit Potensial Wabah
menurut Permenkes Nomor : 1501 Tahun 2010
yaitu : Kolera, Pes, Demam Berdarah Dengue,
Campak, Polio/ AFP, Difteri, Pertusis, Rabies,
Malaria, Avian Influenza H5N1, Antraks,
Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A baru
(H1N1)/Pandemi 2009, Meningitis, Yellow
Fever dan Chikungunya.
8.Desa/ Kelurahan yang Desa/ Kelurahan yang mengalami Kejadian
mengalami KLB Luar Biasa (KLB) yang laporan Wabah (W1)
ditanggulangi dalam nya diselidiki dan ditanggulangi dalam waktu
waktu kurang dari 24 kurang dari 24 (dua puluh empat) jam oleh
(dua puluh empat) jam Puskesmas dan atau Kabupaten/Kota dan atau
Provinsi.
YARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
laporan STP tepat waktu >80%
(Ketepatan waktu)
laporan STP yang lengkap > 90%
(kelengkapan laporan)
laporan C1 tepat waktu >80%
laporan C1 lengkap > 90%
laporan W2 tepat waktu >80%
laporan W2 yang diterima > 90%
grafik mingguan penyakit 100%
potensial wabah yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas
Desa/ Kelurahan yang 100%
mengalami KLB dan
ditanggulangi dalam waktu
kurang dari 24 (dua puluh
empat)
N 2019
2.Sekolah yang ada di Semua sekolah yang ada di wilayah Puskesmas
wilayah Puskesmas melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
melaksanakan KTR ( PP no 109 Tahun 2012 tentang KTR)
3. Setiap warga negara Skrining kesehatan usia 15 - 59 tahun
Indonesia usia 15 - 59 dilakukan di Puskesmas dan jaringannya serta
tahun mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang
skrining kesehatan bekerja sama dengan pemerintah daerah
sesuai standar minimal 1 tahun sekali meliputi :
1. Pemeriksaan Indek Masa Tubuh ( IMT)
dan lingkar perut
2.Pemeriksaan tekanan darah
3. Pemeriksaan gula darah bagi usia ≥ 40
tahun dan ≥ 15 tahun dengan obesitas
4. Wawancara dengan
SRQ 20 ( 20 Self Reporting Questionnare)
5. Pemeriksaan tajam penglihatan
6. Pemeriksaan tajam pendengaran
7. Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) dan Pemeriksaan Payudara
Klinis oleh Petugas Kesehatan (SADANIS)
bagi wanita usia 30 - 59 tahun.. ( Standar
Pelayanan Minimal Ke 6)
N MASYARAKAT ( UKM) ESENSIAL PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2019
Desa/ Kelurahan 40%
melaksanakan kegiatan
Posbindu PTM
sekolah yang ada di wilayah 50%
Puskesmas melaksanakan
KTR
penduduk usia 15 - 59 tahun 100%
yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai
standar
AS TAHUN 2019