Anda di halaman 1dari 21

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


ISOLASI SENYAWA ACTINOMYCETES TN1-15

LAPORAN

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan


pada Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang

Oleh:
ELY KRISTIANI
NIM. 160342601708

Malang, Juli 2019


Disetujui oleh:
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Ahmad Fathoni, M.Si Dr. Betty Lukiati, MS


NIP. 198108102008121003 NIP. 195702271982032002

Mengetahui, Disahkan oleh,


Kepala Bidang Botani Ketua Jurusan
Pusat Penelitian Biologi – LIPI

Dr. Ir. Joeni Setijo Rahajoe, M. Sc Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si
NIP. 196706241993032004 NIP. 196706121992032001
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan yang berjudul “Isolasi Senyawa Actinomycetes TN1-15”.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan praktik kerja lapangan ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Hadi Suwono, M. Si selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang yang telah memberikan
kesempatan dan menyetujui adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL)
2. Dr. Sri Rahayu Lestari, M. Si selaku Ketua Jurusan Biologi, yang senantiasa
membantu dan membimbing dalam pelaksanaan PKL ini
3. Dr. Betty Lukiati MS selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan
yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat
4. Dr. Ir. Joeni Setijo Rahajoe, M. Sc selaku Plt. Kepala Pusat Penelitian
Biologi LIPI yang telah memberikan izin dan kesempatan dalam
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Cibinong
5. Dr. Ir. Joeni Setijo Rahajoe, M. Sc selaku Kepala Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi LIPI yang telah memberikan izin dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan di Laboratorium Botani
6. Prof Dr. Andria Agusta selaku Kepala Laboratorium Bidang Kimia Bahan
Alam (Fitokimia) Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) Cibinong
7. Ahmad Fathoni, M. Si, selaku Pembimbing Lapangan di tempat Praktik
Kerja Lapangan (PKL) yang selalu membimbing dan memberikan arahan
motivasi
8. Seluruh staff dan karyawan Laboratorium Kimia Bahan Alam, LIPI
Cibinong yang senantiasa membantu dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL).
9. Orang tua, serta kakak dan adik tersayang yang selalu mendoakan dan
memberikan restu serta memberikan bantuan baik material maupun non-
material dengan keikhlasan serta ketulusan kepada penulis hingga penulis
dapat menyelesaikan laporan ini.
10. Teman-teman seperjuangan Praktik Kerja Lapangan di Laboratorium Kimia
Bahan Alam LIPI Cibinong : Riris (Universitas Negeri Malang), Pia
Sevianty, Sri Hidayari, Irma Damayanti dan Mely (Universitas Sriwjawa
Palembang), Sannia (Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung), Jecica (Universitas Kristen Duta Wacana) dan Alpha
(Universitas Jambi)
11. Teman- teman seperjuangan Praktik Kerja Lapangan di LIPI Cibinong,
yaitu : Devi, Dina, Nita, Nina, & Pratiwi.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Malang, Juli 2019


Penulis

Ely Kristiani
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1


1.2. Tujuan 2

BAB II PELAKSANAAN 3

2.1. Profil LIPI (sekilas) 3


2.2. Waktu Pelaksanaan PKL 5
2.3. Prosedur Kerja PKL 7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 8

3.1. Hasil 9
3.2. Pembahasan 10

BAB IV PENUTUP 11

4.1. Kesimpulan 12
4.2. Saran 13

DAFTAR RUJUKAN 14

LAMPIRAN 15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perbandingan antara Bakteri Tanah, Jamur, dan Actinomycetes 1

Gambar 2.1 Gedung Penelitian Bidang Botani dan Bidang Mikrobiologi 5

DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
PKL ( Praktik Kerja Lapangan), salah satu mata kuliah yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman kerja pada mahasiswa dengan praktik kerja langsung di
lapangan (di institusi, perusahaan atau lembaga sejenis lainnya yang terkait dengan
bidang kajian program studi yang diambil). Kegiatan ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains di Departemen Biologi FMIPA,
Universitas Negeri Malang. Praktik lapang dilakukan di Laboratorium Kimia
Bahan Alam (Fitokimia), Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong.

Actinomycetes adalah sumber antibiotik terluas dan banyak metabolit lainnya


terkhususkan dengan aplikasi industri, pertanian, dan medis (Wei, 2018) serta
bakteri miselium Gram-positif, yang dikenal untuk menghasilkan berbagai senyawa
yang relevan secara industri dan medis (antibiotik, kemoterapi, fungisida, herbisida
dan imunosupresan) (Kodzius & Gojobori, 2015).

Gambar 1.1: Perbandingan antara Bakteri Tanah, Jamur, dan Actinomycetes, Sumber:
Pepper & Gentry, 2015; Pepper et. al, 2006.
Kemungkinan memiliki kemampuan potensial genetik untuk menghasilkan 10-
20 metabolit sekunder (Janardhan et al. 2014). Telah dilaporkan bahwa lebih dari
10.000 metabolit sekunder bioaktif diproduksi oleh actinomycetes, terhitung 45%
dari semua metabolit mikroba bioaktif yang ditemukan, dengan sekitar 7.600
senyawa actinomycetes yang diproduksi oleh Streptomyces spp. (Davies-
Bolorunduro et al. 2019). Streptomycetes dan Actinomycetes terkait terus menjadi
sumber yang berguna dari metabolit sekunder baru dengan serangkaian kegiatan
biologis yang pada akhirnya dapat menemukan aplikasi sebagai anti-infeksi, agen
antikanker, atau senyawa lain yang bermanfaat secara farmasi (Janardhan et al.
2014). Banyak dari metabolit sekunder ini adalah obat antitumor yang berguna
secara klinis, seperti anthracyclines (aclarubicin, daunomycin, dan doxorubicin),
peptida (bleomycin dan actinomycin D), asam aureol (mithramycin), enediynes
(neocarzinostatin), antimetabolit (pentostatin), carzinophilin, & mitomisin (Davies-
Bolorunduro et al. 2019). Sehingga penelitian lebih lanjut akan senyawa bioaktif
actinomycetes perlu untuk dilakukan.

1.2.Tujuan
Dalam praktik PKL ini dilakukan isolasi senyawa bioaktif dari actinomycetes
TN1-15. Dalam kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa murni dari
Actinomycetes TN1-15.
BAB II

PELAKSANAAN

2.1. Profil LIPI

2.1.1. Sejarah

Keberadaan Pusat Penelitian Biologi - LIPI sebenarnya sudah dimulai sejak era
kolonial sekira tahun 1800-an. Pada tahun 1834, Sir Thomas Stamford Raffles,
Gubernur Jendral Hindia Belanda di Jawa, mendirikan kebun raya di Bogor, yang
kemudian dikembangkan menjadi stasiun penelitian bernama Land Plantentuin.
Pada masa setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia mengubah nama Land
Plantentuin menjadi Lembaga Hortus Botanicus Pusat (LHBP), atau Kebun Raya
Indonesia (KRI), atau Kebun Raya Bogor (KRB). Lembaga ini berada dibawah
administrasi Djawatan Penelitian Alam (DPA), yang kemudian diganti namanya
menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LPPA) dibawah Departemen
Pertanian.Pada tahun 1962 berdasar dekrit MPR No. II, 1960, Kebun Raya Bogor
dan LPPA itu sendiri dipisahkan dari Departemen Pertanian, dan diganti namanya
menjadi Lembaga Biologi Nasional (LBN) dibawah administrai Madjelis Ilmu
Pengetahuan Indonesia (MIPI), yang kemudian berganti nama menjadi Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kepemimpinan di lingkungan Pusat Penelitian
Biologi – LIPI saat ini dijabat oleh Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc.

2.1.2. Visi dan Misi

Pusat Penelitian Biologi-LIPI mencanangkan visinya sejalan dengan Visi


Kedeputian IPH LIPI yaitu : “Menjadi lembaga ilmu pengetahuan yang berada
dalam peringkat kelompok terbaik dunia dalam menghasilkan IPTEK terkait
dengan pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya hayati guna memperkuat
daya saing perekonomian Nasional”.

Untuk melaksanakan mandat tersebut, Kedeputian IPH menetapkan misi untuk:

1. Memberikan landasan dan pertimbangan ilmiah dalam pengambilan


kebijakan pengelolaan sumber daya alam hayati.
2. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan pengelolaan
sumber daya alam hayati dalam upaya melestarikan dan memberdayakan
aset keanekaragaman hayati Indonesia sebagai penggerak dan pendorong
utama pembangunan berkelanjutan.
3. Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadi center
of excellent dalam bidang konservasi dan pengungkapan potensi dan
peningkatan nilai tambah sumber daya alam hayati.
Pusat Penelitian Biologi dalam upaya menindaklanjuti mandat Kedeputian IPH
tersebut menetapkan misi dari seluruh kegiatan penelitiannya “Menjadi pusat
rujukan ilmiah keanekaragaman hayati berkelas dunia dan pemanfaatannya secara
berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing bangsa”.

2.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi

2.1.3.1. Tugas

Berdasarkan PERKA LIPI Nomor 1 Tahun 2014 Pasal 124, Pusat Penelitian
Biologi mempunyai tugas melaksanakan penelitian di bidang biologi.

2.1.3.2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124, Pusat


Penelitian Biologi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan penelitian


bidang botani, zoology dan mikrobiologi;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang botani, zoologi
dan mikrobiologi;
c. Penyiapan pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang penelitian
bidang botani, zoology dan mikrobiologi;
d. Penyiapan penyusunan program diseminasi dan pelayanan di bidang
penelitian bidang botani, zoology dan mikrobiologi;
e. Penyusunan pedoman, dan pemberian bimbingan teknis penelitian bidang
botani, zoology dan mikrobiologi;
f. Implementasi, diseminasi, dan pengelolaan hasil-hasil penelitian bidang
botani, zoology dan mikrobiologi;
g. Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi hasil-hasil penelitian bidang
botani, zoology dan mikrobiologi;
h. Pelaksanaan urusan tata usaha.
Tempat pelaksanaan PKL bertempat di Bidang Botani yang berlokasi di sebelah
utara didalam Gedung Botani Mikrobiologi, Cibinong Science Center, Jl. Raya
Jakarta-Bogor, Km. 46, Cibinong.
Bertempat di Laboratorium Kimia
Bahan Alam. Kegiatan penelitian
dalam bidang botani didukung oleh
laboratorium-laboratorium
penelitian dengan fokus penelitian Gambar 2.1: Gedung Penelitian Bidang
yang beragam dari identifikasi dan Botani dan Bidang Mikrobiologi. Sumber:
penelitian kekerabatankeanekaragaman
Inawan, hayati/bioresources
2014. flora sampai
pemanfaatannya (Anonim, Tanpa Tahun).

Laboratotium Kimia Bahan Alam (Fitokimia) memiliki aktivitas penelitian


seperti 1.) Karakterisasi metabolit sekunder bioaktif dari tumbuhan; 2.)
Pengembangan bahan fitofarmaka dari tumbuhan obat Indonesia; 3.)
Biotransformasi senyawa kimia alami dengan menggunakan mikroba endofit; 4.)
Eksplorasi, karakterisasi dan kajian produksi metabolit bioaktif dari mikroba,
terutama mikroba endofit yang berasosiasi dengan tumbuhan obat Indonesia; 5.)
Uji aktivitas biologi senyawa kimia yang meliputi antibakteria, antifungi,
immunomodulator, antioksidan, dan antimalaria; serta 6.) Analisis molekuler
mikroba endofit . Laboratorium ini juga menjalin kerjasama dalam hal penelitian
kimia bahan alam dengan beberapa universitas dan perusahaan di dalam negeri.
Laboratorium ini juga menawarkan jasa untuk bimbingan mahasiswa, jasa
konsultasi tentang fitofarmaka, kimia tumbuhan dan kimia mikroba. Selain itu,
menyediakan juga jasa analisis untuk analisis GC-MS, GC-MS/MS, FT-IR,
Spektrofotometer UV, AAS, HPLC analitik dan preparatif, pengeringan ekstrak
dengan freezeryer dan spraydryer.

2.1.4. Struktur Organisasi

Terlampir
2.2. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal
21 Mei hingga 12 Juli 2019 dengan jam kerja dimulai pada pukul 07.30 sampai
dengan pukul 16.00 WIB setiap hari Senin sampai dengan Jumat. Keseluruhan
penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Pusat Penelitian
Biologi, LIPI, Cibinong.

2.3. Prosedur Kerja


Selasa, 21 Mei:

Pengenalan terhadap pembimbing lapangan, kepala laboratorium, dan staf-staf


botani-lipi yang lain, beserta lingkungan kerja (ruang laboratorium, peralatan
laboratorium beserta tata letak peralatannya)

Pemberian tugas: meneruskan penelitian sebelumnya dari Budi Kurniawan yang


berjudul “ Isolasi dan Uji Aktivitas Senyawa Bioaktif Antibakteri dari
Actinomycetes TN 15-7”.

Aktivitas: membersihkan ekstrak dalam labu evaporator dengan menggunakan


methanol dan spatula, kemudian memindahkan ekstrak terlarut methanol ke
botol vial.

24 – 31 Mei:
Diambil 16 tabung erlenmeyer yang berisi jamur actinomycetes TN1-15 yang
telah di shaker selama 2 minggu

Diberi etil asetat masing-masing ke-15 tabung erlenmeyer tersebut hingga sampel
terendam & dibiarkan selama 24 jam (200 ml substrat, + etil asetat hingga 300 ml)

Kesemua sampel terendam etil asetat disaring dan dicampur dalam tabung
erlenmeyer berukuran 5 L

Pelet hasil saringan, direndam aseton Supernatan hasil saringan di stirer


hingga terendam & di stirer selama 1 jam selama 1 jam

hasil stirer aseton didiamkan Dituang ke corong pisah (hingga <


beberapa saat dan diambil setengah volume corong pisah)
supernatannya (ditampung di kemudian ditambahkan etil asetat
erlenmeyer lain)
Pelet direndam aseton lagi dan Sampel dengan etil asetat dalam
distirer selama 1 jam (kali ke corong pisah, dikocok hingga
dua), kemudian diambil tercampur (sambil dikeluarkan
supernatannya dan ditampung udara dalam corong pisah)

Pelet direndam aseton ke-3 Didiamkan hingga membentuk


kalinya dan distirer selama 1 jam lapisan
kemudian diambil supernatan
dan ditampung Lapisan bawah dikeluarkan, dan
lapisan atas dituang ke tabung
Didapatkan hasil ekstraksi
erlenmeyer baru (ukuran 5 L)
dengan pelarut aseton

Dapat digabung bersama etil Dilakukan terus hingga supernatan

asetat untuk dievaporasi yang telah di stirer pada tabung

dalam labu evaporator erlenmeyer sebelumnya habis

Kemudian hasil ekstraksi menggunakan aseton dan etil asetat digabung dan
dievaporasi hingga kering (jika tidak kering, menggunakan gas nitrogen untuk
mengeringkan)

Setelah kering, dilarutkan kembali menggunakan etil asetat dan dipindahkan ke


labu evaporator yang lebih kecil dengan ukuran ≤ 100 ml (labu evaporator ini
terlebih dahulu telah ditimbang)

Kemudian di evaporasi lagi hingga kering dan ditimbang berat sampel TN1-15,
dicatat & dimasukkan ke botol vial, kemudian di uji Kromatografi Lapis Tipis
(KLT).
Senin, 10 Mei:

Uji KLT TN1-15 untuk menentukan spot target, dengan eluen Diclorometan :
1
Metanol dengan perbandingan [10 : 1] ; [15 : 1] ; [10 : 4] ; kesemuanya di lihat

pada UV Cabinet dengan panjang gelombang 254 nm & 366 nm, penandaan
spot, dan disemprot dengan vanilin sulfat.

Selasa, 11 Mei:

Menimbang silica gel (berat sampel yang digunakan ± 800 mg) sebanyak 150
kali jumlah sampel yaitu 120.000 mg = ± 120 g. (ditimbang dengan neraca
analitik) kemudian dimasukkan ke beaker glass kecil

Silica gel tertimbang dipanaskan dalam oven dengan suhu 950C selama 1 jam
(standar yang ditentukan 1050C selama 1 jam, tidak dapat dilakukan karena
adanya halangan lain)

Setelah 1 jam pemanasan, silica diambil dan disimpan dalam desikator (untuk
digunakan keesokan harinya)

Menyuci tabung pisah dan dibiarkan kering (untuk digunakan keesokan harinya)

Rabu, 12 Juni:

 Preparasi sampel:

Sampel dikeluarkan dari botol vial dengan dilarutkan etil asetat terlebih dahulu

Dipindahkan ke labu evaporator & dievaporasi hingga kering

Ketika kering, ditunggu hingga suhu ruang, kemudian ditimbang berat sampelnya
Berat sampel tertimbang = 0.687 g = 687 mg. Kemudian ditambahkan etil asetat
sedikit

Ditimbang celite sebanyak 3 kali jumlah sampel = 3 × 687 = 2061 mg = 2.061 g

Celite tertimbang dimasukkan ke labu evaporator yang telah berisi sampel


tercampur etil asetat, diaduk sebentar, dan dievaporasi hingga kering (terlihat
seperti bubuk kering)

 Persiapan tabung pisah:

Pada tabung pisah yang telah dicuci dan dikeringkan & terpasang pada statif,
dimasukkan berturut-turut: kapas, sea sand, silica gel (terlarut dalam pelarut
Dm:M [40:1])

 persiapan kromatografi kolom:

Bubuk kering berupa sampel tercampur celite dimasukkan ke tabung pisah yang
sebelumnya telah dimasukkan silica gel terlarut pelarut dan sedikit pelarut
berlebih

Kemudian ditambahkan pelarut hingga batas atas tabung, dan kromatografi


kolom dimulai, dan harus diselesaikan dalam 1 hari.

 Pelarut yang digunakan:


Diklorometan : Metanol = 40:1 = Tabung 1 – 52
Diklorometan : Metanol = 20:1 = Tabung 53 – 86
Diklorometan : Metanol = 10:1 = Tabung 87 – 105
Diklorometan : Metanol = 10:1 = Tabung 106 – 150
Diklorometan : Metanol = 5:1 = Tabung 151 – 198
Ketika melakukan kromatografi kolom, senyawa hasil pisahan, ditampung
dalam tabung reaksi dan bersamaan di uji KLT senyawa yang didapat (tiap
perwakilan) untuk tujuan pengelompokan fraksi

Ketika spot senyawa target keluar, kegiatan kromatografi kolom dapat diakhiri
dengan pemberian methanol ketika batas pelarut mendekati area celite

Hasil ekstraksi methanol ditampung dengan erlenmeyer

Ketika batasan pelarut metanol mendekati celite, ditambahkan aquades sebagai


akhir, dan kegiatan dapat ditinggalkan.

Kamis, 13 juni:

Dicuci tabung pisah bekas kromatografi kolom dengan bantuan pompa karet
untuk mengeluarkan silica gel, dll dari dalam tabung

Kemudian melakukan uji KLT ulang akibat kegagalan uji KLT sebelumnya
(disebabkan penotolan yang kurang pekat, sehingga spot tidak terlihat)

Jumat, 14 juni:

Melanjutkan uji KLT ulang, bersamaan dengan memasukkan sampel yang telah
terkelompok dalam fraksi ke dalam labu evaporator. Fraksi yang didapatkan ada
16 fraksi dengan fraksi No. 16 sebagai fraksi senyawa target.
Senin, 17 Juni:

Sampel mulai dievaporasi satu persatu (setiap fraksi)

Tiap sampel sesudah dievaporasi hingga kering (jika tidak kering, dikeringkan
dengan menyemprotkan gas nitrogen, jika masih tidak kering, menggunakan
teknik freezedry)

Setelah kering, berat sampel ditimbang dan dicatat (terdapat kegagalan penimbangan sampel
mulai dari sini, disebabkan saat menimbang solasi dan label pada labu evaporator tidak dilepas)

Selasa, 18 Juni:

Melanjutkan evaporasi, pengeringan, dan penimbangan berat sampel, serta


mulai memasukkan sampel yang telah tertimbang ke dalam botol vial dan
dilabeli

Rabu, 19 Juni:

Melanjutkan evaporasi, pengeringan, dan penimbangan berat sampel, serta


memasukkan sampel yang telah tertimbang ke dalam botol vial dan dilabeli

Kamis, 20 Juni:

Mengevaporasi sampel dengan pelarut aquades & memindahkan sampel fraksi


ke-7 dan ke-10 ke tabung vial.
Jumat, 21 Juni:

Uji KLT fraksi yang didapatkan dengan eluen:

Dm:M [5:1] = F1 – F10

Dm:M [3:1] = F10 – F19

Dm:M [4:1] = F1 – F10 & F10 – F19

Senin, 24 Juni:

Memindahkan seluruh fraksi dalam botol vial ke labu evaporator untuk


menimbang kembali berat sampel, untuk mengulang dari kegagalan
penimbangan berat sampel sebelumnya (yang dimulai pada tanggal 17 juni)

Selasa, 25 Juni:

Penimbangan ulang sampel selesai, hasil yang didapat:

F1 = 1 mg F7 =148.3 mg F13 = 6.2 mg

F2 = 51.4 mg F8 = 4.2 mg F14 = 21.8 mg

F3 = 6.9 mg F9 = 5.9 mg F15 = 22 mg

F4 = 5 mg F10 = 53.2 mg F16 = 25 mg

F5 = 27 mg F11 = 1.6 mg Metanol = 98 mg

F6 = 206.2 mg F12 = 6.9 mg Aquades = 83.6 mg

F15 & F16 dari penggabungan fraksi sebelumnya digabung menjadi F15; F17,
F18, & F19 digabung menjadi F16; semua penggabungan didasarkan pada
penampakan spot yang mirip pada hasil uji KLT.
 Persiapan kromatografi kolom sampel F16:

Menimbang silica gel sebanyak 150 kali berat sampel = 25 × 150 = 3750 mg =
3.75 g

Preparasi sampel F16 (memindahkan ke labu evaporator, mengevaporasi, dan


mengeringkan) & uji KLT sampel F16 dengan eluen Diklorometan : Metanol
1
[10 : 1] & [10 : 4]

Rabu, 26 Juni:

Sampel F16 tertimbang ulang sebanyak (23.6 mg); silica gel ± 3.76 g tertimbang
(yang diperlukan 3.54 g); & menimbang celite sebanyak 2 kali jumlah sampel
= 2×23.6 = 47.2 mg

Kamis, 27 Juni:

Melakukan kromatografi kolom terhadap sampel F16 & KLT terhadap ekstrak
yang dihasilkan, terdapat 103 tabung reaksi serta metanol dan aquades

Jumat, 28 Juni:

Melakukan pengelompokkan masing-masing senyawa menghasilkan ekstraksi


sebagai berikut: [M = 12 mg ; A = 5.8 mg]

F16.1=0.8 mg F16.4=1.1 mg F16.7=0.5 mg F16.10=3.9 mg

F16.2=0.8 mg F16.5=1 mg F16.8=1.7 mg F16.11=5 mg

F16.3=0.3 mg F16.6=1.8 mg F16.9=3 mg F16.12=1 mg


 Penggantian pelarut:
Diclorometan : Metanol [40:1] = tabung 1 – 79

Diclorometan : Metanol [30:1] = tabung 80 – 83

Diclorometan : Metanol [20:1] = tabung 84 – 88

Diclorometan : Metanol [10:1] = tabung 89 – 103

Senin, 1 Juli:

Freezedry sampel aquades F16 & TN1-15; menimbang dan memindahkan


aquades F16 ke botol vial (tertimbang = 5.8 mg)

Selasa, 2 Juli:

Menimbang dan memindahkan aquades TN1-15 ke botol vial (tertimbang =


83.6 mg) ; memulai pembuatan laporan PKL.

3 – 4 Juli:

Pembuatan laporan

Jumat, 5 Juli:

Mempartisi secara preparatif sampel F16.11 (5 mg) dengan plat KLT kaca
1
dengan eluen Diclorometan : Metanol [10: 12]. Tiap fraksi dikikis dari silica

pada plat kaca yang dimasukkan ke tabung erlenmeyer kecil, kemudian di bilas
dengan etil asetat 3 kali, dengan tiap bilasan disaring dengan kertas saring dan
dipindah ke labu evaporator (untuk setiap fraksi).

Anda mungkin juga menyukai