Refarat - Rahmawati (K1a1 15 145)
Refarat - Rahmawati (K1a1 15 145)
Oleh :
Rahmawati, S.Ked
K1A1 15 145
Pembimbing
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian
Mengetahui, Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Nya
kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan referat ini disusun untuk melengkapi
kesempatan ini secara khusus penulis persembahkan ucapan terima kasih kepada
dr. Indria Hafizah, M.Biomed sebagai pembimbing referat saya. Dengan segala
kerendahan hati penulis sadar bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak
saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan tugas ini.
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Rahmawati, S.Ked
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 3
1.2.1 Tujuan Umum .............................................................. 3
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan ............................................................................ 4
2.2 Anatomi Telinga.................................................................... 6
2.3 Gangguan Pendengaran Oleh Pajanan Bising ....................... 7
2.4 Upaya Pencegahan Gangguan Pendengaran Oleh Pajanan
Bising .................................................................................... 10
2.5 Tata Laksana Gangguan Pendegaran Oleh Pajanan Bising .. 21
BAB III. METODE PENGUMPULAN DATA
3.1 Data yang Dikumpulkan ....................................................... 23
3.2 Cara Pengumpulan Data ........................................................ 23
BAB IV. HASIL KEGIATAN PT. KRAKATAU STEEL BANTEN DAN
HASIL PENGUMPULAN DATA
4.1 Gambaran Singkat tentang PT. Krakatau Steel Banten ........ 24
4.2 Data Sekunder Hasil Pencatatan dan Pelaporan PT. Krakatau
Steel Banten ......................................................................... 29
4.3 Langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja .......................... 30
BAB V. MASALAH KESEHATAN
5.1 Identifikasi Masalah .............................................................. 40
iv
5.2 Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Masalah dan Penyebab
Masalah Dominan ................................................................. 41
BAB VI. PEMECAHAN MASALAH PRIORITAS DAN USUSLAN
KEGIATAN
6.1 Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah............................. 44
6.2 Pengambilan Keputusan ....................................................... 45
6.3 Rencana Usulan Kegiatan .................................................... 47
BAB VII. PENUTUP
7.1 Simpulan ............................................................................... 51
7.2 Saran ...................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 46
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
perusahaan (Segal, 1999). Menurut data dari The Bureu of Labour Statistic
America pada tahun 2017 dalam Tarwaka (2012) terdapat 5 kasus PAK
1
besarnya pajanan, menentukan faktor individu yang berperan, menentukan
2016).
oleh pekerjaan dan/ atau lingkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja yang
kerja dan spesifik lainnya (Perpres, 2019). Jenis PAK yang diakibatkan
2
hearing loss pada orang dewasa disebabkan lingkungan kerja yang bising
1.2 Tujuan
Banten
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan
adalah semua jenis suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan atau alat- alat kerja yang pada tingkat tertentu
state wide band noise), misalnya mesin, kipas angin, dapur pijar,
dan lain-lain
4
5. Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di
perusahaan.
NAB yang diperbolehkan adalah 85 dB. Sumber bising ialah sumber bunyi
1. Mesin
2. Vibrasi
mesin. Terjadi pada roda gigi, batang torsi, piston, fan, bearing, dan
lain-lain.
penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan
lain- lain.
5
2.2 Anatomi Te1inga
Terdiri dari daun telinga dan liang telinga (auditory canal) dibatasi oleh
Terdiri dari tiga tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes) yang
getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat fleksibel. Oval
6
3. Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam juga disebut cochlea atau rumah siput. Cochlea
pendengaran. Getaran dari oval window akan diteruskan oleh cairan dalam
cochlea.
b. Lama paparan
c. Spektrum Suara
7
e. Kepekaan individu
g. Keadaan kesehatan
3. Trauma akustik
atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi,
1. Presbicusis
pertambahan usia yang biasanya terjadi pada orang tua dan hal ini terjadi
ditempat kerja.
2. Tinitus
yang dapat merasakan tinnitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat
8
keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang
pemeriksaan audiometri.
1. Frekuensi Bising
adalah bunyi dengan frekuensi 3000 Hz sampai dengan 8000 Hz, gejala
timbul pertama kali pada frekuensi 4000 Hz. Hearing loss biasanya tidak
disadari pada percakapan dengan frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz dan
3000 Hz ˃25 dB. Apabila bising dengan intensitas tinggi terus berlangsung
Hearing loss sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita, dengan
rasio 9,5 : 1. Usia rata-rata berkisar pada usia produktif yaitu antara usia
20-50 tahun.
ditempat kerja sudah diatur dalam keputusan menteri tenaga kerja RI no.
KEP-51/MEN/1999.
9
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kebisingan
mengenai:
keselamatan kerja,
ataupun merokok,
10
3) Sehabis bekerja harus mandi memakai sabun khusus pelarut
1) Pakaian kerja
2) Tempat mandi
11
2. Substitusi yaitu mengganti semua proses atau bahan yang berbahaya
yang lebih kecil untuk mengganti wadah yang besar dalam proses
exhaust fan atau penyedot lainnya, tata letak yang memenuhi syarat,
12
5. Penggunaan APD oleh tenaga kerja sebagai alternatif paling akhir atau
atau tenaga kerja sering pula terjadi, misalnya telah disediakan namun
benar manfaatnya,
13
mungkinkah terdapat perubahan sikap atau persepsi terhadap
sebelum kerja.
diperkirakan timbul.
14
e. Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman
15
c. Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman
keselamatan kerja.
berkala.
16
Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang
meliputi:
wanita dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang
17
1. Survey dan monitoring kebisingan
rehabilitasi medis.
18
a. Program konservasi pendengaran (HCP), monitoring
terkait.
Perusahaan memberikan ear plug dan ear muff dalam jumlah yang
bising.
19
seperti NIHL, trauma acoustic, tuli perseptif, tuli konduktif adalah
sebagai berikut :
kebisingan
mutasi kesehatan.
audiometri
7. Penelitian kebisingan
20
2.5 Tata Laksana Gangguan Pendengaran Oleh Pajanan Bising
bising. Pertukaran jam kerja (work shift) setiap 12 jam telah terbukti
21
kembali kerja meliputi pelayanan kesehatan, rehabilitasi dan
saling berkaitan
BAB III
22
METODE PENGUMPULAN DATA
kebisingan
Data diperoleh dari jurnal dan laporan kasus yang berhubungan dengan
judul refarat
23
BAB IV
diperluas pada tahun 1982 serta diresmikan pada tanggal 14 februari 1983
produksi 1 juta ton per tahun. Pengerolan baja lembaran panas merupakan
Mable Logic Controler. Pada tahun 1984 telah berhasil memproduksi baja
untuk pipa minyak bawah air yang kemudian mendapat sertifikat ISO
9002, ISO 1400 untuk lingkungan dan Llyod certivicate untuk pengakuan
a. Struktur Organisasi
dan instalasi yang dimiliki. Pada divisi ini terdapat beberapa dinas
yaitu:
24
a) Dinas perencanaan dan pengendalian perawatan
Divisi ini bertugas untuk membuat baja jenis Hot Rolled Coil, Plate dan
Sheet. Proses produksi dan fasilitas utama dari PBLP. Pada divisi ini
b. Sistem Kerja
1) Sistem Kepegawaian
Pada Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel terdapat dua macam
a Karyawan Organik
25
b Karyawan Non Organik
Hari Sabtu dan Minggu adalah waktu libur bagi karyawan non
shift.
b Karyawan Shift
pembagian 3 grup shift bekerja dan 1 grup libur. Waktu kerja 1 shift
sebagai berikut :
26
2. Shift II : pukul 06.00 sampai dengan pukul 14.00
itu terdapat juga waktu lembur dan waktu cuti karyawan. Waktu
a) Cuti tahunan yaitu masa cuti selama 12 hari kerja dalam satu
periode tahun kelender dan dapat bantuan cuti satu bulan gaji.
Tahapan produksi yang ada di pabrik HSM secara garis besar yang
1. Reheating Furnace
27
13000C. Proses pemanasan slab berlangsung sekitar 2 menit. Jenis
2. Sizing Press
mesin Sizing Press dimana slab tersebut akan ditekan pada kedua
samping slab yang berprinsip sama dengan proses tempa. Hal ini
berguna agar struktur atom baja menjadi lebih kuat sebelum dilakukan
penipisan. Sehingga dimensi slab pun berubah menjadi lebih padat dan
tebal. Setelah melalui tahap Sizing Press, slab yang masih berpijar
table.
3. Proses Pengerolan
tahap pertama dan finishing section pada tahap kedua. Perbedaan pada
kedua proses ini adalah pada tahap roughing tidak diperlukan ketelitian
28
4.2 Dasar Sekunder Hasil Pencatatan dan Pelaporan PT. Krakatau Steel
Banten
Tabel 2. Jumlah Pekerja PT. Krakatau Steel Banten berdasarkan masa
kerja
Distribusi Usia Pekerja (dalam tahun)
Masa
No 26- 31- 36- 41- 46- Total
Kerja 20-25 >50
30 35 40 45 50
1 <5 tahun 19 2 3 2 0 0 0 26
6-10
2 0 0 0 0 0 0 0 0
tahun
11- 15
3 0 0 2 6 4 0 0 12
tahun
16- 20
4 0 0 0 1 7 2 0 10
tahun
21- 25
5 0 0 0 0 24 84 5 113
tahun
26- 30
6 0 0 0 0 0 3 5 8
tahun
7 >30 tahun 0 0 0 0 0 1 6 7
Total 19 2 5 9 15 90 16 176
Sumber : Data sekunder PT. Krakatau Steel Banten, 2009.
52 orang pekerja yang bekerja di unit kerja dengan intensitas bising >85
29
4.3 Langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
diagnosis PAK:
1. Anamnesa;
bising secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama.
(Salawati, 2013):
30
a. Frekuensi Bising
mengakibatkan ketulian.
51/MEN/1999.
2. Pemeriksaan fisik;
31
3. Bila diperlukan dilakukan pemeriksaan penunjang dan
pemeriksaan khusus.
32
berhentinya proses produksi. Selain itu terdapat juga waktu
komputerisasi
6. Proses kerja :
di tungku pembakaran
padat
terjaga
8. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan : earplug dan ear muff
33
dengan penyakit yang dialami. Hubungan pajanan dengan diagnosis
kerja dan berkurang saat libur atau cuti. Hasil pemeriksaan pra-kerja
34
1. Kualitatif :
lama paparan dari bising masih relatif singkat dan sesuai dengan
sehari-hari).
35
2. Kuantitatif :
perusahaan.
lain:
2. Kebiasaan
36
dilakukan di luar tempat kerja seperti hobi, pekerjaan rumah dan
pekerjaan sampingan.
diderita oleh pekerja adalah penyakit akibat kerja atau bukan penyakit
akibat kerja.
1. Aspek Medis
2. Aspek Legal
37
untuk meningkatkan kinerja karena secara psikologis setiap
3. Aspek Komunitas
kegiatan diantaranya:
periodik mengenai:
bekerja.
38
b. Menyediakan sarana-sarana dan peralatan yang berkaitan
1) Pakaian kerja
2) Tempat mandi
kerja
ketentuan
39
BAB V
MASALAH KESEHATAN
40
Proses P1 Tidak ada masalah
(Perencanaan)
P2 Tidak ada masalah
(Pelaksanaan)
P3 Tidak ada masalah
(Pengawasan)
41
yang telah ditentukan untuk menentukan mana diantaranya yang lebih
penting dan lebih memungkinkan untuk diselesaikan terlebih dahulu. Hal
ini dilakukan agar penyelesaian masalah lebih efektif dan efisien
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
42
A. Kurangnya sistem manajemen upaya pencegahan PAK khususnya
gangguan pendengaran oleh pajanan bising
B. Kurang tersedianya sarana prasarana penunjang upaya pencegahan
gangguan pendengaran berupa APD
C. Adanya kecenderungan pekerja mementingkan upaya kuratif
pajanan bising
43
BAB VI
preventif.
44
Tabel 7. Kriteria Mutlak dapat atau tidaknya RUK dilakukan
Input
Krite Out
Marke Ket.
ria Man Money Material Metode put
ting
Dapat
A 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
B 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
C 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
D 1 1 1 1 1 1
dilakukan
Dapat
E 1 1 1 1 1 1
dilakukan
preventif.
45
5. Perbaikan sistem pengelolaan keuangan dan pemberlakuan
46
6.3 Rencana Usulan Kegiatan
47
noise control
management
Penyediaan sarana Penyediaan ear plug dan Seluruh pekerja PT. Krakatau 1 kali dalam Pimpinan, Penyediaan ear
prasarana ear muff dalam jumlah di PT. Krakatau Steel Banten staff, dan plug dan ear
triwulan
pendukung upaya yang memadai dengan Steel Banten tenaga muff bagi
pencegahan kontinuitas pengadaan khususnya kesehatan pekerja yang
berupa penyediaan yang terjamin pada pekerja yang pengelola memiliki risiko
APD serta seluruh pekerja di rentan terkena program terpajan bising:
pedoman lingkungan bising pajanan bising Keselamatan Rp 100.000X
penggunaan dan dan 52 orang = Rp.
penyimpanan APD Kesehatan 5.200.000
yang benar Kerja (K3) Percetakan
di PT. media
Krakatau sosialisasi
Steel Banten pedoman
penggunaan
dan
penyimpanan
APD:
Banner Rp.
60.000x 2 = Rp.
120.000
Poster: Rp.
12.000 x4 =
Rp.48.000
Brosur: Rp.
3000 x 52 =
156.000
48
Total : Rp.
5.524.000
a.
Mewajibkan Melaksanakan Seluruh pekerja PT. Krakatau Pemeriksaan Staff dan Pemeriksaan
seluruh pekerja pemeriksaan kesehatan di PT. Krakatau Steel Banten kesehatan tenaga kesehatan
melaksanakan sebelum kerja, Steel Banten, sebelum kesehatan pekerja:
upaya pencegahan pemeriksaan secara khususnya bekerja: pengelola Pemeriksaan
dan deteksi dini berkala dan pemeriksaan pekerja yang Setiap awal program kesehatan
gangguan kesehatan khusus pada rentan terkena penerimaan Keselamatan sebelum kerja :
kesehatan melalui pekerja pajanan bising dan dan Rp. 10.000.000
pemeriksaan penempatan Kesehatan Pemeriksaan
kesehatan guna pekerja Kerja (K3) kesehatan
membentuk pola Pemeriksaan di PT. berkala : Rp.
pikir pekerja yang kesehatan Krakatau 45.000/ pekerja
mengutamakan berkala: 2 Steel Banten x 176 pekerja x
upaya preventif. kali dalam 1 2 kali
tahun pemeriksaan
Pemeriksaan per tahun = Rp.
kesehatan 15.840.000
khusus: 1 Pemeriksaan
kali dalam 1 kesehatan
tahun khusus: Rp.
10.000.000
Total : Rp.
35.840.000
49
Meningkatkan Sosialisasi program Seluruh pekerja PT. Krakatau 1 kali dalam Pimpinan, Pemateri
kemauan dan konservasi pendengaran di PT. Krakatau Steel Banten staff, dan Rp. 150.000
1 tahun
kesadaran pekerja (HCP) pada pekerja Steel Banten, tenaga Snack
untuk mengenai bahaya khususnya kesehatan 60 orang x Rp.
melaksanakan pajanan bising terhadap pekerja yang pengelola 15.000 =
upaya pencegahan gangguan kesehatan rentan terkena program 900.000
melalui serta pembinaan pekerja pajanan bising Keselamatan Total = Rp.
penyuluhan secara berkala dan 1.050.000
pentingnya Kesehatan
melakukan upaya Kerja (K3)
pencegahan dan di PT.
pemberlakuan Krakatau
aturan tegas berupa Steel Banten
sanksi bagi pekerja
Perbaikan sistem Pertemuan antar Pimpinan dan PT. Krakatau Pimpinan, Transportasi
pengelolaan pemegang kebijakan staff pengelola Steel Banten staff, dan 25 orang x
keuangan dan secara berkala guna kebijakan yang tenaga 10.000=
pemberlakuan evaluasi dan perbaikan terkait kesehatan 250.000
peraturan khusus kebijakan mengenai pengelola
yang mengatur peraturan pengelolaan program
jumlah dana yang dana kesehatan pekerja Keselamatan
dianggarkan untuk dan
menyediakan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja (K3)
sarana prasarana di PT.
dalam mendukung Krakatau
upaya pencegahan Steel Banten
Total : Rp. 47.784.000
50
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
51
Daftar Pustaka
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat
Kerja. Peraturan Presiden RI.
Robert, AD. 2006. Noise-Induced Hearing Loss, Head and Neck Surgery
Otolaryngology 4 th edition, Lippincott Williams and Wilkins.
Salawati, L. 2013. Noise Induced Hearing Loss. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala
13 (1): 45-49.
52
Segal, L. 1999. Issues in the Economic Evaluation of Health Promotion in the
Workplace. Center of Health Program Evaluation and Health Economic
Unit. Monash University.
Sugeng, A.M., Jusuf, R. M. S, Pusparini, J. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan
KK. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Suma’mur, P. K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Sagung Seto.
Jakarta.
Tarwaka. 2012. Dasar- Dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan
di Tempat Kerja. Harapan Press. Surakarta.
53