Disusun oleh :
M. Nur Muharramsyah P 3.31.17.2.13
Nurul Chofifah 3.31.17.2.14
Ragil Setia Pambudhi 3.31.17.2.15
Redo Nur Setiawan P 3.31.17.2.16
LT-2C
1. Tujuan
2. Pendahuluan
Dalam percobaan ini beban dihubungkan secara segitiga. Hubungan segitiga diperoleh
dengan cara menghubungkan ujung lilitan fasa pertama ke pangkal lilitan fasa berikutnya
berturut-turut demikian seterusnya sehingga diperoleh rangkaian tertutup.
IL = If 3(Amper)
VL = Vf (Amper)
If If P = 3 Vf. If cos
If P = VL. IL.3cos
VL VL
S = VL. IL.3(VA)
IL P = S cos (Watt)
Q = S sin (VAR)
VL If Q = P tg
If
3. Daftar Alat
VACPS 3 x (0 - 220 V) 1 buah
Multimeter 2 buah
Wattmeter 3 buah
Lampu pijar 100 W 220 V 3 buah
Balast 220 V 3 buah
Kondensator AC 3 F 250 V 3 buah.
Cos ф meter 1 buah
Ampermeter tang 1 buah
Kabel hubung 20 buah
4. Gambar Kerja
R3 L3
V
L3 C
W
Beban Balast // Condensator
L1 L2
C1
C2
L3
C3
L2 L2
R3 L3
L3
L3
L1 L2
C1
C2
L3
C3
R3 L3
V
L3 C
L1 L2
C1
C2
L3
C3
5. Langkah Kerja
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat rangkaian
seperti pada gambar rangkaian diatas
2) Memberikan catu sumber tegangan 3 x 220 Volt
3) Mengisi tabel data hasil pengukuran.
6. Lembar Kerja
Balast 220V 220 22 22 0,0 0,0 0,0 0,8 0,8 0,8 0,96 305,4
2 2 48 48 48 3
Kondensor 220 22 22 0,4 0,4 0,4 0,8 0,8 0,8 0,98 309,9
3µF // balast 2 1 8 8 3 3
1) Buatlah dalam 1 gambar diagram vektor tegangan fasa-tegangan line dan arus fasa-arus
line.
2) Jelaskan munculnya faktor akar tiga ( √3 ) secara teori dan bandingkan dengan
perhitungan menggunakan data hasil praktek.
3) Bandingkan dan terangkan nilai daya nyata beban hasil praktek dari beberapa metode
pengukuran.
4) Berikan kesimpulan.
8. Jawaban
1)
2) Secara teori :
Gambar 1 adalah representasi dari tegangan tiga fasa dan netral, dimana tegangan fasa ke
netral adalah 220V (VRN=220V, VSN=220V, VTN=220V)
Gambar 2 merupakan cuplikan dua buah fasa, dimana antara dua fasa berbeda sudut 120
derajat.
Gambar 3, ditarik garis dari R ke S, yang merepresentasikan tegangan antar fasa atau VRS
Gambar 4, bidang segitiga RSN, dibagi dua dengan menarik garis NA, sehingga
terbentuk dua buah segitiga yang memiliki bentuk serupa, dengan sudut RNA=sudut
SNA, sebesar 60 derajat.
Gambar 5, merupakan potongan segitiga RNA dari gambar 4, dari gambar inilah dasar
perhitungan akan dimulai.
Dengan mengacu pada gambar 5, didapat:
Dari perhitungan di atas, kembali ke gambar 4, RS=RA+AS, dan RA=AS, sehingga
RS=RA+RA atau RS=2RA, sehingga:
Sehingga VRS=380volt
Hal serupa berlaku utuk VST dan VTR
Secara praktek :
Dari hasil praktek beban simetri bintang beban lampu 220 V 100 W dapat menyala
dengan normal meskipun diberi tegangan VL = 380 Volt karena tegangan pada tiap beban
lampu adalah Vf = 380/ √3 = 220 Volt.
3) Daya nyata hasil praktek mendapatkan nilai yang berbeda dikarenakan terdapat
ketidakseimbangan antar 3 fasa. Pengukuran metode 1 wattmeter dapat dilakukan bila
beban simetri, tetapi pengukuran metode 2 wattmeter dan metode 3 wattmeter dilakukan
bila beban tidak simetri.
4) Kesimpulan :
Pada rangkaian segitiga, tegangan line sama dengan tegangan fasa (VL = Vf )
Pada rangkaian segitiga, arus line IL = If . √3
Pengukuran metode 1 wattmeter dapat dilakukan bila beban simetri, tetapi
pengukuran metode 2 wattmeter dan metode 3 wattmeter dilakukan bila beban
tidak simetri.
9. Kesimpulan
a) Pada rangkaian segitiga, tegangan line sama dengan tegangan fasa (VL = Vf )
b) Pada rangkaian segitiga, arus line IL = If . √3
c) Pengukuran metode 1 wattmeter dapat dilakukan bila beban simetri, tetapi
pengukuran metode 2 wattmeter dan metode 3 wattmeter dilakukan bila beban tidak
simetri.