Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

LAPORAN BEBAN SIMETRI SEGITIGA

Disusun oleh :
M. Nur Muharramsyah P 3.31.17.2.13
Nurul Chofifah 3.31.17.2.14
Ragil Setia Pambudhi 3.31.17.2.15
Redo Nur Setiawan P 3.31.17.2.16
LT-2C

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
JOB 12. BEBAN SIMETRI SEGITIGA

1. Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa dapat :


- Menentukan besaran tegangan line dan tegangan fasa,
- Menentukan besaran arus line dan arus fasa,

- Menggambar vektor diagram tegangan dan arus.


- Menentukan daya nyata, daya semu, daya buta dengan menggunakan metode :
o Dua Wattmeter 1 fasa dan Voltmeter, Ampermeter.
o Satu Wattmeter 3 fasa dan Voltmeter, Ampermeter.
o Cos  meter dan Voltmeter, Ampermeter.

- Membuktikan rumus-rumus 3 fasa hubungan segitiga.


- Membandingkan daya yang didisipasikan beban dengan menggunakan beberapa
metode.

2. Pendahuluan

Dalam percobaan ini beban dihubungkan secara segitiga. Hubungan segitiga diperoleh
dengan cara menghubungkan ujung lilitan fasa pertama ke pangkal lilitan fasa berikutnya
berturut-turut demikian seterusnya sehingga diperoleh rangkaian tertutup.

IL = If 3(Amper)
VL = Vf (Amper)
If If P = 3 Vf. If cos 
If P = VL. IL.3cos 
VL VL
S = VL. IL.3(VA)
IL P = S cos  (Watt)
Q = S sin  (VAR)
VL If Q = P tg
If

3. Daftar Alat
VACPS 3 x (0 - 220 V) 1 buah
Multimeter 2 buah
Wattmeter 3 buah
Lampu pijar 100 W 220 V 3 buah
Balast 220 V 3 buah
Kondensator AC 3  F 250 V 3 buah.
Cos ф meter 1 buah
Ampermeter tang 1 buah
Kabel hubung 20 buah

Multimeter Kabel Jumper trafo 220/48 v

Wattmeter Tang Ampere cos phi


Condensator AC 3  F 250 V Balast Lampu Pijar 100 Watt

4. Gambar Kerja

a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 2 bh Wattmeter 1 fasa.

Beban R / Lampu Pijar Beban Balast


L1
Cos W
Ø A
R1 R2 L1 L2
V V
L2 B

R3 L3
V
L3 C
W
Beban Balast // Condensator

L1 L2
C1
C2

L3
C3

b. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 1 bh Wattmeter 3 fasa.


Beban R / Lampu Pijar Beban Balast
L1
A W L1
V R1 R2 L1 L2
N

L2 L2
R3 L3
L3
L3

Beban Balast // Condensator

L1 L2
C1
C2

L3
C3

c. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 1 bh Cos  meter.

Beban R / Lampu Pijar Beban Balast


L1
Cos W
Ø A
R1 R2 L1 L2
V V
L2 B

R3 L3
V
L3 C

Beban Balast // Condensator

L1 L2
C1
C2

L3
C3

5. Langkah Kerja
1) Memastikan alat dan bahan yang digunakan dalam keadaan baik, lalu membuat rangkaian
seperti pada gambar rangkaian diatas
2) Memberikan catu sumber tegangan 3 x 220 Volt
3) Mengisi tabel data hasil pengukuran.

6. Lembar Kerja

a. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 2 bh Wattmeter 1 fasa.


VL (Volt) Wattmeter (W) IL (A) Cos  = P/S
Beban
P1 P2
R lampu pijar 220 150 150 0,7 0,85
100 watt

Balast 220 V 220 90 120 1,08 0,9

Condensator 220 50 90 0,776 0,88


3µF // Balast

b. Menentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 1 bh Wattmeter 3 fasa.


Daya Daya semu
nyata (VA)
Beban VL IL P (W) S = VL IL 3 Cos  arc Daya buta
(Volt) (A) = P/S cos  (VA sin)

Lampu pijar 220 0,76 124 289,6 0,42 65,170 262,8


100 w

Balas 220 V 220 1,08 164 237,6 0,69 46,370 171,98

Condensator 220 0,72 180 274,3 0,65 48,90 206,9


3µF // Balast

c. Mentukan daya yang didisipasikan dengan metoda 1 bh Cos  meter.


VL (Volt) IF (Amper) IL (Amper) Cos  Daya
nyata
Beban A B C AB BC CA A B C (15) P (W)

R lampu 220 22 21 0,4 0,4 0,4 0,8 0,8 0,8 - 316,2


pijar 100 W 2 9 8 8 8 3

Balast 220V 220 22 22 0,0 0,0 0,0 0,8 0,8 0,8 0,96 305,4
2 2 48 48 48 3

Kondensor 220 22 22 0,4 0,4 0,4 0,8 0,8 0,8 0,98 309,9
3µF // balast 2 1 8 8 3 3

7. Pertanyaan dan Tugas

1) Buatlah dalam 1 gambar diagram vektor tegangan fasa-tegangan line dan arus fasa-arus
line.
2) Jelaskan munculnya faktor akar tiga ( √3 ) secara teori dan bandingkan dengan
perhitungan menggunakan data hasil praktek.
3) Bandingkan dan terangkan nilai daya nyata beban hasil praktek dari beberapa metode
pengukuran.
4) Berikan kesimpulan.
8. Jawaban
1)
2) Secara teori :

Gambar 1 adalah representasi dari tegangan tiga fasa dan netral, dimana tegangan fasa ke
netral adalah 220V (VRN=220V, VSN=220V, VTN=220V)
Gambar 2 merupakan cuplikan dua buah fasa, dimana antara dua fasa berbeda sudut 120
derajat.
Gambar 3, ditarik garis dari R ke S, yang merepresentasikan tegangan antar fasa atau VRS
Gambar 4, bidang segitiga RSN, dibagi dua dengan menarik garis NA, sehingga
terbentuk dua buah segitiga yang memiliki bentuk serupa, dengan sudut RNA=sudut
SNA, sebesar 60 derajat.
Gambar 5, merupakan potongan segitiga RNA dari gambar 4, dari gambar inilah dasar
perhitungan akan dimulai.
Dengan mengacu pada gambar 5, didapat:
Dari perhitungan di atas, kembali ke gambar 4, RS=RA+AS, dan RA=AS, sehingga
RS=RA+RA atau RS=2RA, sehingga:

Sehingga VRS=380volt
Hal serupa berlaku utuk VST dan VTR

Secara praktek :
Dari hasil praktek beban simetri bintang beban lampu 220 V 100 W dapat menyala
dengan normal meskipun diberi tegangan VL = 380 Volt karena tegangan pada tiap beban
lampu adalah Vf = 380/ √3 = 220 Volt.
3) Daya nyata hasil praktek mendapatkan nilai yang berbeda dikarenakan terdapat
ketidakseimbangan antar 3 fasa. Pengukuran metode 1 wattmeter dapat dilakukan bila
beban simetri, tetapi pengukuran metode 2 wattmeter dan metode 3 wattmeter dilakukan
bila beban tidak simetri.
4) Kesimpulan :
 Pada rangkaian segitiga, tegangan line sama dengan tegangan fasa (VL = Vf )
 Pada rangkaian segitiga, arus line IL = If . √3
 Pengukuran metode 1 wattmeter dapat dilakukan bila beban simetri, tetapi
pengukuran metode 2 wattmeter dan metode 3 wattmeter dilakukan bila beban
tidak simetri.

9. Kesimpulan
a) Pada rangkaian segitiga, tegangan line sama dengan tegangan fasa (VL = Vf )
b) Pada rangkaian segitiga, arus line IL = If . √3
c) Pengukuran metode 1 wattmeter dapat dilakukan bila beban simetri, tetapi
pengukuran metode 2 wattmeter dan metode 3 wattmeter dilakukan bila beban tidak
simetri.

Anda mungkin juga menyukai