LEVEL SODA WATER DI NET GAS WASH COLUMN C-5-05, PT PERTAMINA (PERSERO) RU
V
1
1.3 Batasan Masalah tersebut dapat di trasnsfer untuk make up kompresor pada
Pada penelitian ini, ada beberapa batasan yang akan Hydrocracker dan Naphta
membatasi permasalahan yang telah ditetapkan, adapun batasan Hydrotreater.
tersebut antara lain:
1. Pengendalian level pada net gas wash column C-5- 2.2 Hidrogen dan Soda
05 adalah untuk mengendalikan level soda water, 2.2.1 Hidrogen
dimana ketika terjadi perubahan komposisi soda Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari
water yang masuk akibat perubahan debit input bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah
wash water maka akan terjadi perubahan densitas unsur kimia dimana pada tabel periodik yang memiliki
sehingga berpengaruh pada pembacaan DP simbol H dan nomor atom 1. Hidrogen adalah unsur
transmitter teringan di dunia.Hidrogen juga merupakan unsur paling
2. Sensor level yang digunakan adalah Differensial melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total
Pressure Transmitter yang menggunakan prinsip massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk
beda tekanan oleh hidrogen dalam keadaan plasma.
3. Debit gas H2input dan debit gas H2output adalah konstan 2.2.2 Soda.
4. Perubahan tekanan yang terbaca pada tangki Soda merupakan sodium bi-karbonat murni yang
merupakan tekanan hidrostatis, sehingga meski ρgas memiliki rumus kimia yaitu NaHCO3. Soda adalah garam
fungsi waktu, akan saling menghilangkan kimia yang punya beragam fungsi. Soda bersifat basa lemah
berdasarkan fungsi DP transmitter sehingga berguna untuk menetralisasi asam dan memecah
protein. Soda bersifat basa lemah sehingga berguna untuk
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian menetralisasi asam dan memecah protein..
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah akan
dirancang sebuah sistem koreksi untuk 2.3 Plant Net Gas Wash Column Berdasarkan Hukum
memperbaiki hasil pengukuran level soda water Kesetimbangan Massa
pada net gas wash column C-5-05 di PT Pertamina 2.3.2 Kesetimbangan Massa
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai
(Persero) RU V
hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan
akhir ini adalah dapat membantu memberikan solusi meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem
masalah ketidakakuratan pengukuran level pada net tersebut. Kesetimbangan laju massa untuk mengontrol
gash wash column C-5-05 di PT Pertamina volume dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini
(Persero) RU V dengan merancang sebuah sistem
koreksi di plant tersebut.
2
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Secara umum, pada saat sistem terdiri dari beberapa Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
laju input dan beberapa laju output yang akan dapat dibagi dengan total volumenya. Karena adanya variasi
mempengaruhi kontrol volume dalam suatu sistem, dapat volume
ditulis sebagai berikut:
(2.3) (2.7)
Dimana: (2.10)
dm
= akumulasi massa dalam kolom
dt Dimana: P = Tekanan
•
= Mass flow input
V = Volume
mi T = Temperature
•
R = tetapan gas
mo = Mass flow output
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa ρ ≈ 1/T
•
= mass flow water input (kg/jam) dan ρ ≈ P
miwater
•
2.4 Level Transmitter
= mass flow soda input (kg/jam) Level transmitter berfungsi untuk mendeteksi tingkat zat
misoda
yang mengalir, termasuk cairan, slurries, granular material,
•
= mass flow gas input (kg/jam) dan bubuk[3]. Jenis level transmitter yang digunakan di PT
migas Pertamina (Persero) RU V adalah differential pressure
•
transmitter, seperti pada gambar di bawah
moSW = mass flow sodawater output (kg/jam)
•
mogas = mass flow gas output (kg/jam)
3
untuk mengukur ketinggian suatu fluida didalam tangki adalah Transmitter yang di dapat dari data lapangan
differential pressure transmitter (DP transmitter). Prinsip kerja Spesifikasi :
DP -Transmitter berdasarkan keseimbangan gaya dua masukan Ins tag no :05-LT-123
yang berbeda tekanan atau yang biasanya disebut Hidrostatic Type : D/P Transmitter FKCT35V5
Head.. Prinsip pembacaan perbedaan tekanan di dalam tangki Manufactur : Fuji
tergantung pada nilai high pressure (HP) dan low pressure (LP) Range : 0-10000 mmH2O
pada tapping point yang telah ditentukan, sehingga dapat Power Supply : 45 volt DC max
disimpulkan bahwa DP transmitter mengukur tekanan Output : 4-20 mA
hydrostatic dari fluida yang ada di dalam tangki dan hydrostatic Mwp : 160 Kgcm2
head dinyatakan dalam tekanan dengan persamaan: Actual Range : - 500 mmH2O (0%) hingga -
Dimana: 4000 mmH2O (100%)
P = tekanan hydrostatic Head (mmH2O) ρ Differential Pressure (DP) transmitter berkerja
= fluid density (kg/m3) g = konstanta berdasarkan selisih perbedaan tekanan antara sisi high
gravitasi h = level fluida (m) dan low. Karena tekanan yang menjadi parameter utama
Sehingga untuk tangki tertutup: dari transmitter, tentu saja density yang bervariasi akan
(2.11) mempengaruhi pembacaan transmitter yang berkerja
berdasarkan perbedaan tekanan.
bawah yang berfungsi sebagai tekanan terukur. atau fungsi transfer dari proporsional-integral-derivatif kendali
• Low Pressure dihubungkan pada tangki bagian adalah :
atas sebagai tekanan referensi.
• Pada tekanan referensi berisi tekanan berupa
gas atau uap, bukan menggunkan cairan/fluida
=
yang ada dalam tangki. U sE s( )( ) K p (1+Ts1i ) (2.15)
• kaki referensi harus dipertahankan kering
sehingga tidak ada tekanan yang disebabkan
2.6 Faktor Koreksi
oleh fluida cair
Faktor koreksi adalah faktor penyesuian dari kondisi
(2.12)
ideal ke kondisi sebenarnya untuk suatu variable tertentu
(MKJI, 1996). Dalam sistem pengendalian level soda water
(2.13) pada net gas wash column C-5-05 terdapat ketidaksesuaian
Berikut merupakan differential pressure antara pembacaan pada level glass dan level transmitter
transmitter yang digunakan pada net gash wash column sehingga diperlukan faktor koreksi untuk memperbaiki
C-5-05. Beserta spesifikasinya: kesalahan pembacaan tersebut. Perbaikan kesalahn pembacaan
level melalui sistem koreksi yang dibuat, sangatlah penting,
karena pembacaan level transmitter harus tepat agar manipulasi
variabel yang bekerja atas perintah controller juga sesuai
dengan keadaan real plant.
Gambar 2.4 Differential Pressure Transmitter III. PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Alur Penelitian
Berikut adalah spesifikasi dari Differential Berikut merupakan tahapan - tahapan yang dilakukan
Pressure pada penelitian ini dapat dijabarkan melalui flowchart berikut.
4
Gambar
Mulai 1
3.1 Alur
Penelitian
Differential
Perancangan Sistem Pengkoreksian Pengukuran dengan
Tinjauan Lapangan Penyebab Terjadinya Ketidakakuratan Pressure Transmitter
Level
Pembacaan
Transmitter
Pengambilan Data Spesifikasi Kolom,D/P dan Alat-Alat
Instrument Lain Yang Berkaitan dengan Proses Tersebut
Ya
Penyusunan Laporan
Plant Net Gash Wash Column
Perancangan dan Simulasi Sistem C-
5-505denganρ (densitas) sebagai Fungsi Komposisi yang Masuk
Berdasarkan Volume Wateryang Masuk
Selesai
5
Faktor Koreksi
Level soda water di dalam net gas wash column
dikontrol sebesar 40% dari taping point bawah hingga taping
point atas. Pada net gas wash column terdapat 3 inputan yaitu
gas H2, injection soda, dan wash water serta terdapat 2
outputan yaitu, gas H2 yang telah dinetralisasi dan soda water.
Gambar 3.3 P&ID Sistem Pengendalian Level Gambar diatas merupakan sistem pengendaliam level
pada net gas wash column C-5-05 yang akan dilengkap
Berdasarkan P&ID di atas, diagram blok dari sistem dengan sistem koreksi. Masukan dalam sistem yang berupa
pengendalian level dapat dilihat pada gambar di bawah ini : debit input wash water yang bervariasi berperan sebagai
load, karena variasi masukan tersebut mengakibatkan
perubahan density yang sangat mempengaruhi akumulasi
level setiap detiknya.
Q7inp wash
water
6
(3.2)
(3.12)
Dimana :
Debit input gas H2 = 33000 m3/jam
Debit output gas H2 = 22900 m3.jam
(3.3) Debit output soda water = 0,45 m3/jam
Debit soda water yang direcycle
Debit caustic injection soda = 0,042 m3/jam
Debit caustic injection soda + soda water yang di
(3.4) recycle
Debit wash water (dikendalikan sebagai
manipulasi)
Densitas soda water intank (fungsi waktu)
(3.5) Densitas gas H2 rata-rata = 0,00880 kg/m3
Densitas wash water = 1000 kg/m3
Densitas caustic injection soda = 1089,5 kg/m3
Tinggi soda water in column (dikendalikan
dengan set point 40 % dari taping point atas
(3.6)
(2,432m) Tinggi
gas H2 in column dari
data = 5,40444444
dari data = 0,00028606
Melalui model matematis plant pada
(3.7) persamaan 3.13, maka dilakukan wiring dengan
menggunakan simulink yaitu sebagai berikut :
(3.8)
Penyelesaian:
] (3.9)
7
(3.15) Sehingga, wiring dari DP transmitter LT 123 adalah sebagai
berikut:
(3.61)
(3.17)
Dimana:
Volume water awal dalam column Gambar 3.7 Wiring LT -123
Volume soda awal dalam
column
Volume injection soda input (konstan) 3.4 Perancangan Faktor Koreksi Level Soda Water
Volume wash water input (dikendalikan System faktor koreksi ini dikembangkan dalam
melalui debit wash water input) bentuk program berdasar model matematik yang berada
dalam controller sehingga dalam kerjanya nilai density
3.3.2 Level Transmitter (05-LT- 123) soda water yang terbaca pada akan menjadi perhitungan
Adapun span variable terukur merupakan hasil untuk mendapatkan nilai akumulasi level yang dan akan
perhitungan spesifikasi dari range transmitter sehingga menjadi pertimbangan bagi controller dalam menentukan
pemodelan matematis pada level transmitter adalah debit input pompa -09A yang mengalirkan wash water.
sehingga pemodelan matematis pada level transmitter LT Alur berpikir dari perhitungan faktor koreksi level adalh
123 yaitu sebagai berikut : sebagai berikut.
Mulai
(20 − 4 )mA
Kt =
Baca Data D/P
10 m =1,6 Transmitter Perhitungan Beda
Tekanan
=
Perhitungan
Lox s+1 Phidrostatis Selesai
8
net gas wash column C-5-05 seperti pada gambar di (3.25)
bawah ini. Sehingga untuk memasukkan error ke dalam
persamaan transmitter:
(3.26)
(3.27)
Dimana:
y= sinyal output transmitter setelah dikoreksi x=
debit input wash water
Dari gambar di atas dilakukan pengujian dengan Gambar 3.12 Wiring Sistem Open Loop Net Gas Wash
mengubah-ubah debit input wash water. Terlihat bahwasnya Column C-5-05 Dengan Pengujian LT dengan Sistem
dengan mengubah-ubah debit, maka terjadi perubahan level Koreksi
dan setiap perubahan level yang masuk dan keluar dari level
transmitter, tidak sesuai, sehingga dalam hal ini diperlukan Setelah ditambahkan sistem koreksi, pembacaan level
perancangan sistem koreksi untuk outputan level transmitter oleh level transmitter dapat menjadi lebih akurat.
sebelum masuk ke controller.
3.8 Perancangan Sistem Close Loop Pada Net Gas Wash
3.6 Perancangan Sistem Koreksi. Column C-5-05 dengan Sistem Koreksi.
Faktor koreksi dibangun berdasarkan data hasil simulasi Berikut adalah wiring sistem close loop setelah
error dari sinyal output level transmitter berupa arus terhadap diberikan faktor koreksi.
debit masukan dari wash water.
Dari data di dapatkan persamaan:
9
Gambar 4.2 Grafik respon uji step level pada Net Gas
Gambar 3.13 Wiring Sistem Close Loop Net Gas Wash Wash Column C-5-05
Column C-5-05 Dengan Sistem Koreksi
Gambar diatas merupakan wiring sistem pengendalian Garfik respon di atas diuji step dengan debit
level pada net gas wash column C-5-05 setelah ditambahkan maksimum pompa yaitu sebesar 0,85 m3/jam. Dapat
factor koreksi terlihat bahwa, apabila pompa mengalirkan debit
maksimum, maka ketinggian level yang dapat tercapai
adalah sekitar 5,861 m.
IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil simulasi sinyal uji step, dapat diamati
4.1 Pengujian Model Dinamik Komponen Penyusun
pada
System Pengendalian level Soda Water
grafik bahwa untuk debit wash water minimum yaitu
Sebelum dilakukan pengujian secara menyeluruh,
sebesar 0 m3/jam, level soda water yang dihasilkan pada
maka dilakukan pengujian untuk masing-masing komponen
net gas wash column C-5-05 adalah sekitar 0,6 m. Hal ini
penyusun system pengendalian level pada pada net gas wash
dikarenakn sebelum gas H2 masuk pada kolom (system
column C-5-05.
belum berjalan), kondisi awal kolom sudah berisi soda
water sedangkan untuk debit wash water maksimum yaitu
4.1.1 Net Gas Wash Column C-5-05
sebesar 0,85 m3/jam, level soda water yang dihasilkan pada
Pada simulasi uji step net gas wash column C-5-05,
net gas wash column C-5-05 adalah 5.356 m. Dari grafik
sinyal masukan direpresentasikan sebagai laju wash water
diatas juga dapat diamati bahwa setiap masukan wash
input yang keluar dari pompa G-09A. Pemberian sinyal uji
water akan mempengaruhi akumulasi level soda water.
step dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kelogisan dari
Untuk memudahkan pengamatan dapat dilihat pada tabel
model matematis net gas wash column C-5-05, sehingga
dibawah ini :
nantinya dapat diketahui apakah model matematis yang telah
dibuat sudah merepresentasikan model yang sebenarnya atau
Tabel 4.1 Akumulasi Level pada Net Gas Wash Column C5-
tidak.
05
No Debit Wash Water Level Soda Water
(m3/jam) (m)
1. 0,1 0,9991
2 0,2 1,647
3 0,3 2,296
4 0,4 2,944
5 0,5 3,592
6 0,6 4,24
Gambar 4.1Simulasi uji step pada Net Gas Wash Column 7 0,7 4,888
C-5-05
8 0,85 5,861
Berikut adalah grafik respon uji step level pada net
gas wash column C-5-05
Tabel di atas menunjukkan bahwa apabila diberikan
input step yang bervariasi maka level soda water yang
terakumulasi juga bervariasi, dimana debit wash water
sebanding dengan akumulasi level soda water.
Dalam simulasi ini, inputan LT 123 berupa level dan Gambar 4.6 Simulasi uji step Open Loop
output berupa arus. Dengan range input 0-10 m dan output
4-20 mA. Dalam hal ini, diberikan nilai step maksimum dari
debit input ya mungkin pada plant sesuai dengan
spesifikasi pompa G-09A, yaitu sebesar 0,85 m3/jam.
11
3.6
Tabel 4.2 Data Simulasi Matlab Net Gas Wash Column C5-05
Gambar 4.10 Grafik Sinyal Output LT 123 Dari grafik respon di atas dapat terlihat bahwa sistem
tidak dapat mengikuti set point yang diberikan.
Grafik di atas merupakan grafik sinyal output dari Dalam hal ini error antara set point dengan output level
level transmitter ketika diberikan input step debit maksimum. setelah dikendalikan adalah sebesar 7 % . disimpulkan dari
Dapat terlihat bahwa sinyal output setelah diberikan faktor grafik di atas:
koreksi hampir mendekati sunyal output yang seharusnya. Tabel 4.3 Hasil Respon Transien Untuk Kontrol PI
Berbeda dengan sinyal output sebelum diberikan faktor Sebelum diberikan Faktor koreksi
koreksi. Set Point: Time Settling 7 jam
Dalam hal ini terlihat bahwa error sinyal output yang 2,432 Overshoor 5,2 m
dihasilkan pada saat diberikan input step berupa debit Maximum
maksimum sebelum ditambahkan faktor koreksi adalah
Ess 7%
sebesar 5 % dengan error rata-rata pengujian sebesar 3,6 %.
Sedangakan setelah ditambahkan faktor koreksi error yang Sebenarnya kestabilan sistem dapat dinyatakan
dihasilkan ketika diberikan debit maksimum adalah sebesar melaluii tiga parameter yaitu Mp, ts, dan Ess, dimana suatu
1,55 % dengan error rata-rata dari pengujian yang telah system errornya masih dapat ditoleransi memiliki nilai Ess
dilakukan sebesar 0,002 %. < 5%. Dalam hal ini, erorr yang dihasilkan lebih besar dari
5 % sehingga dapat dikatakan di luar batas toleransi.
4.4 Uji Close Loop Pada Net Gas Wash Column C-505
Sebelum ditambahkan Faktor Koreksi
Berikut adalah uji sistem close loop tanpa 4.5 Uji Close Loop Pada Net Gas Wash Column C-505
menggunakan faktor koreksi. Setelah ditambahkan Faktor Koreksi
14