Anda di halaman 1dari 7

Abstrak

Di dalam net gas wash column C-5-05 dialirkan soda water guna membersihkan gas
H2, dimana gas H2 ini akan dimanfaatkan untuk make up kompresor. Level hasil siraman
soda water dikontrol agar proses berjalan dengan baik. Dalam hal ini, terdapat
permasalahan pada pembacaan level soda water, yaitu terjadi perbedaan pembacaan
antara level transmitter (berbasiskan tekanan) yang nilai densitasnya dibuat tetap
(konstan) dengan level glass (level yang sebenarnya). Diduga level soda water di column
C-5-05 mengalami perubahan densitas sehingga menyebabkan pembacaan tidak akurat.
Oleh sebab itu, maka dirancanglah sistem koreksi. Sistem koreksi dirancang
berdasarkan error yang dihasilkan dari sinyal output level transmitter sebelum masuk
ke controller. Perancangan sistem koreksi dibuat dengan membandingkan sinyal output
level transmitter yang benar dan yang salah ketika diberikan debit input wash water
yang berubah-ubah sehingga diperoleh suatu fungsi. Set point yang digunakan pada
plant untuk mengendalikan level adalah 40 % (2,432 meter). Dengan menggunakan
sistem koreksi, maka sistem pengendalian level menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari
error yang dihasilkan pada saat diberikan setpoint 2,432 menjadi 0,29 %, sedangkan
tanpa sistem koreksi adalah 7 %
Pada column C-5-05 kondisi yang terjadi adalah tangki dipasang sebuah alat ukur
differensial pressure transmitter yang bertujuan untuk mengetahui ketinggian level
berbasiskan tekanan (pressure) dan nilai densitas yang dibuat tetap (konstan). Tetapi
pada kenyataannya sering terjadi gangguan sehingga di plant real terdapat
ketidakakuratan pembacaan level transmitter terhadap level glass meskipun selalu
dilakukan kalibrasi pada level transmitternya. Sehingga orang lapangan selalu melihat
level glass untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Padahal diketahui bahwasanya
pembacaan level transmitter yang akurat sangat diperlukan karena level yang akan
dikontrol pada column C-5-05 yang akan dikirimkan ke DCS merupakan data hasil
pengukuran dari level transmitter.
Ketidakakuratan pembacaan level tersebut diduga karena adanya perubahan volume
wash water yang masuk sedangkan injection soda konstan sehingga terjadi perubahan
komposisi soda water yang terakumulasi dan mengakibatkan densitas pada soda water
berubah-ubah. Perubahan densitas soda water yang terakumulasi inilah yang diduga
mengakibatkan pembacaan tekanan hidrostatisnya berubah. Differensial pressure
transmitter bekerja berdasarkan prinsip beda tekanan di antara tekanan high dan tekanan
low yang kemudian direpresentasikan dengan persen sehingga didapatkan pembacaan
level tanpa memperhatikan pengaruh perubahan densitas. Adanya perubahan densitas
sehingga Phidrostatik berubah disebabkan karena adanya perubahan volume wash water.
Hal itu dikarenakan debit input wash water pada column berubahubah sesuai dengan
yang diperintahkan kontroler sehingga diperlukan perancangan sistem koreksi untuk
mengukur level soda water pada net gas wash column C-5-05 agar akurat.
Untuk itu dilakukan sebuah penelitian agar dapat menyelesaikan masalah dalam
pembacaan data level soda water di column C-5-05 dengan cara membuat program
koreksi untuk pembacaan level berdasarkan perubahan volume wash water yang masuk
di dalam column. Dalam tugas akhir yang berjudul Perancangan Sistem Koreksi Untuk
Mengukur Level Soda Water Pada Net Gas Wash Column C-5-05 di PT Pertamina
(Persero) RU V akan dikaji mengenai permasalahan tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Net Gas Wash Column C-5-05 merupakan salah satu column yang terletak di
Pertamina RU V, plant 5 Kilang Balikpapan 2. Column ini berfungsi untuk menampung
gas H2 yang merupakan hasil dari berbagai proses produksi. Di dalam column C-5-05,
dialirkan soda water guna membersihkan gas H2, dimana gas H2 ini akan dimanfaatkan
untuk make up kompresor di plant 3. Dalam hal ini level liquid hasil siraman soda water
dikontrol agar proses berjalan dengan baik, sehingga pada column C-5-05 tersebut
besaran fisis yang dikendalikan adalah ketinggian liquid.

1.2 Perumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana merancang sistem koreksi
untuk memperbaiki hasil pengukuran level soda water pada net gas wash column
C-5-05 di PT Pertamina (Persero) RU V

1.3 Batasan Masalah


Pada penelitian ini, ada beberapa batasan yang akan membatasi permasalahan yang
telah ditetapkan, adapun batasan tersebut antara lain:
1. Pengendalian level pada net gas wash column C-5-05 adalah untuk mengendalikan
level soda water, dimana ketika terjadi perubahan komposisi soda water yang masuk
akibat perubahan debit input wash water maka akan terjadi perubahan densitas
sehingga berpengaruh pada pembacaan DP transmitter
2. Sensor level yang digunakan adalah Differensial Pressure Transmitter yang
menggunakan prinsip beda tekanan
3. Debit gas H2input dan debit gas H2output adalah konstan
4. Perubahan tekanan yang terbaca pada tangki merupakan tekanan hidrostatis, sehingga
meski ρgas fungsi waktu, akan saling menghilangkan berdasarkan fungsi DP
transmitter

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah akan dirancang sebuah sistem koreksi untuk
memperbaiki hasil pengukuran level soda water pada net gas wash column C-5-05 di PT
Pertamina (Persero) RU V
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini adalah dapat membantu
memberikan solusi masalah ketidakakuratan pengukuran level pada net gash wash column
C-5-05 di PT Pertamina (Persero) RU V dengan merancang sebuah sistem koreksi di plant
tersebut.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Net Gas Wash Column C-5-05


PT. Pertamina (Persero) RU V merupakan salah unit pengolahan minyak dan gas
bumi yang terdapat di Indonesia. Crude oil diolah hingga menghasilkan berbagai produk
yang dapat digunakan oleh konsumen, seperti avtur, premium, kerosene, dan lain-lain.Gas
hidrogen merupakan hasil samping dari berbagai proses pengolahan yang akan
dimanfaatkan untuk make up kompresor. Sebelum dimanfaatkan, gas hidrogen tersebut
dilewatkan terlebih dahulu di dalam net gash wash column. Net gas wash column
merupakan kolom yang berfungsi untuk mengubah sifat keasaman gas dengan cara
menyemprotkan fluida cair yang dapat membuat sifat gas berubah seperti yang dinginkan.
Dalam hal ini, net gas yang berasal dari recontact drum C-5-04, masuk ke dalam net
gas wash column C-505. Net gas wash column C-5-05 didesain untuk menghilangkan
jumlah kandungan dari asam hydrochrolic yang terkandung pada net gas (gas
hidrogen/gas H2). Net gas yang berupa gas H2 yang masih mengandung asam klorid masuk
ke column C-5-05 dan dinjeksi dengan soda water. Soda water inilah yang berfungsi agar
kandungan asam pada net gas hilang. Setelah tidak ada kandungan asam klorida, maka net
gastersebut dapat di trasnsfer untuk make up kompresor pada Hydrocracker dan Naphta
Hydrotreater.

2.2 Hidrogen dan Soda


2.2.1 Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:
membentuk) adalah unsur kimia dimana pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan
nomor atom 1. Hidrogen adalah unsur teringan di dunia.Hidrogen juga merupakan unsur
paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta.
Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma.

2.2.2 Soda.
Soda merupakan sodium bi-karbonat murni yang memiliki rumus kimia yaitu
NaHCO3. Soda adalah garam kimia yang punya beragam fungsi. Soda bersifat basa
lemah sehingga berguna untuk menetralisasi asam dan memecah protein. Soda bersifat
basa lemah sehingga berguna untuk menetralisasi asam dan memecah protein.
2.3 Plant Net Gas Wash Column Berdasarkan Hukum Kesetimbangan Massa
2.3.2 Kesetimbangan Massa
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier
adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan
meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut. Kesetimbangan laju
massa untuk mengontrol volume dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini

[2]

Gambar 2.1 Kontrol Volume dengan 1 input 1 output

Gambar di atas menunjukkan sebuah volume yang dikontrol melalui laju massa input
dan laju massa output. Apabila diterapkan untuk kontrol volume, prinsip konservasi
massa dapat dituliskan sebagai berikut:

(2.1)

Massa yang terkandung didalam suatu sistem dapat ditunjukkan dengan , sehingga
prinsip konservasi massa dapat dituliskan sebagai berikut:

(2.2)

Dimana jumlah perubahan laju massa dalam sebagai kontrol volume dalam
suatu sistem Laju massa input
Laju massa output

Secara umum, pada saat sistem terdiri dari beberapa laju input dan beberapa laju output
yang akan dapat mempengaruhi kontrol volume dalam suatu sistem, dapat ditulis sebagai
berikut:

(2.3)

Seperti yang telah disebutkan pada teori di atas bahwa pendekatan model matematis
menggunakan persamaan ketimbangan massa, dimana massa yang terakumulasi
merupakan selisih laju massa input dengan laju massa output. dengan mengetahui massa
yang terakumulasi didalam sistem maka mekanisme perubahan massa per satuan waktu
dapat dihitung[1]. [flowrateakumulasi ] [= flowratein ] [− flowrateout ] (2.4) Berikut
merupakan pemodelan plant net gas wash column berdasarkan hukum kesetimbangan
massa :

dmdt m•i m•o (2.5)


= −d(ρswVsw +ρgasVgas ) = miwater• + misoda• + migas• − moSW − mogas (2.6)
dt
Dimana:
dmdt = akumulasi massa dalam kolom

mi = Mass flow input



mo = Mass flow output

miwater = mass flow water input
• (kg/jam)
misoda = mass flow soda input
• (kg/jam)
migas = mass flow gas input
• (kg/jam)
moSW = mass flow sodawater output
• (kg/jam)
mogas = mass flow gas output
(kg/jam)
ρSW = density soda water (kg/m3)
ρgas = density gas (kg/m3)
VSW = volume soda water dalam
kolom (m3)
Vgas = volume gas dalam kolom
(m3)

2.3 Massa Jenis (Density)


Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-
rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Karena adanya
variasi volume
(2.7)

yang masuk, maka dapat menyebabkan komposisi yang ada dalam fluida berubah sehingga
menyebabkan density fluida berubah
Berikut persamaan yang menunujukkan hubungan massa dengan volume:
(2.8)

(2.9)

Berdasarkan persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan volume akan


mempengaruhi perubahan komposisi fluida yang akan berdampak pada perubahan density
(ρ) zat tersebut dan berujung kepada perubahan tekanan (P). Berdasarkan persamaan

(2.10)

Dimana: P = Tekanan
V = Volume
T = Temperature
R = tetapan gas
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa ρ ≈ 1/T
dan ρ ≈ P
2.4 Level Transmitter
Level transmitter berfungsi untuk mendeteksi tingkat zat yang mengalir, termasuk
cairan, slurries, granular material, dan bubuk[3]. Jenis level transmitter yang digunakan
di PT Pertamina (Persero) RU V adalah differential pressure transmitter, seperti pada
gambar di bawah

[3]

Gambar 2.2 Differential Pressure Transmitter

2.4.1 Diferensial Pressure Transmitter


Differential pressure transmitter, bekerja berdasarkan 2 prinsip beda tekanan.
Transmitter yang banyak digunakan untuk mengukur ketinggian suatu fluida didalam
tangki adalah differential pressure transmitter (DP transmitter). Prinsip kerja DP -
Transmitter berdasarkan keseimbangan gaya dua masukan yang berbeda tekanan atau yang
biasanya disebut Hidrostatic Head.. Prinsip pembacaan perbedaan tekanan di dalam tangki
tergantung pada nilai high pressure (HP) dan low pressure (LP) pada tapping point yang
telah ditentukan, sehingga dapat disimpulkan bahwa DP transmitter mengukur tekanan
hydrostatic dari fluida yang ada di dalam tangki dan hydrostatic head dinyatakan dalam
tekanan dengan persamaan:
Dimana:
P = tekanan hydrostatic Head (mmH2O) ρ = fluid density (kg/m3) g =
konstanta gravitasi h = level fluida (m)
Sehingga untuk tangki tertutup:
(2.11)

Gambar 2.3 Pengukuran Level dengan Differential Pressure Transmitter

Berikut adalah gambaran umum singkat mengenai pemasangan differential pressure


transmitter
• High Pressure dihubungkan pada tangki bagian bawah yang berfungsi sebagai
tekanan terukur.
• Low Pressure dihubungkan pada tangki bagian atas sebagai tekanan referensi.
• Pada tekanan referensi berisi tekanan berupa gas atau uap, bukan menggunkan
cairan/fluida yang ada dalam tangki.
• kaki referensi harus dipertahankan kering sehingga tidak ada tekanan yang
disebabkan oleh fluida cair
(2.12)

(2.13)

Anda mungkin juga menyukai