Anda di halaman 1dari 4

DECOMPENSATIO CORDIS

No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman

drg RUDY ISWOYO, MM


Nama Puskesmas PUSKESMAS IJEN
NIP. 19700823 200501 1 006

Suatu keadaan patofisiologi berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak
1. Pengertian mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal
1. Sebagai acuan penatalaksanaan decompensatio cordis di puskesmas Ijen
2. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktifitas pasien
2. Tujuan
3. Mencegah kematian akibat decompensatio cordis
4. Mencegah kekambuhan decompensatio cordis

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. ………… tentang ………….

1. Permenkes RI No. 5 Tahun 2014 tentang panduan praktik klinik bagi dokter di
4. Referensi fasilitas pelayanan
2. Standart Puskesmas propinsi Jawa timur, tahun 2013
5. Prosedur / langkah 1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Tempat tidur semi fowler
- langkah
b. Tabung O2
c. Obat diuretik
d. Obat digitalis
e. Stetoskop
f. Tensi meter
g. Lembar status pasien
h. Buku register

2. Petugas yang melaksanakan


a. Dokter
b. Perawat

3. Langkah - langkah
a. Melakukan anamnesa kepada pasien
1) Sesak pada saat beraktifitas (dyspneu d’effort)
2) Gangguan nafas pada perubahan posisi (ortopneu)
3) Sesak nafas malam hari ( paroxysmal nocturnal dyspneu)
4) Keluhan tambahan : lemas, mual, muntah dan gangguan mental pada
orangtua
b. Melakukan pemeriksaan fisik :
1) Peningkatan tekanan vena jugularis
2) Frekuensi pernapasan meningkat
3) Frekuensi nadi dan regularitasnya
4) Tekanan darah
5) Kardiomegali
6) Gangguan bunyi jantung (gallop)
7) Ronkhi pada pemeriksaan paru
8) Hepatomegali
9) Asites
10) Edema perifer
c. Melakukan pemeriksaan tambahan berupa :
1) Rontgen thoraks (kardiomegali, gambaran edema paru / alveolar edema /
butterfly appearance)
2) EKG (hipertrofi ventrikel kiri, atrial fibrilasi, perubahan gelombang T, dan
gambaran abnormal lainnya
3) Darah perifer lengkap
d. Memberikan rujukan pasien untuk melakukan pemeriksaan radiologi dengan
foto thoraks PA
e. Penegakan diagnosis klinis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria
framingham : minimal 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
Kriteria mayor :
1) Sesak napas tiba-tiba pada malam hari (paroxysmal nocturnal dyspneu)
2) Distensi vena-vena leher
3) Peningkatan tekanan vena jugularis
4) Ronkhi
5) Terdapat kardiomegali
6) Edema paru akut
7) Gallop S3
8) Refluks hepatojugular positif
Kriteria minor :
1) Edema ekstremitas
2) Batuk malam
3) Dyspneu d’effort (sesak ketika beraktifitas)
4) Hepatomegali
5) Efusi pleura
6) Penurunan kapasitas vital paru sepertiga dari normal
7) Takikardi >120 kali per menit
f. Memberikan pengobatan
1) Modifikasi gaya hidup :
a) Pembatasan asupan cairan maksimal 1,5 liter (ringan), maksimal 1 liter
(berat)
b) Pembatasan asupan garam maksimal 2 gram/hari (ringan), maksimal 1
gram (berat)
c) Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
2) Aktivitas fisik :
a) Pada kondisi akut berat : tirah baring
b) Pada kondisi sedang atau ringan : batasi beban kerja sampai 70% s/d
80% dari denyut nadi maksimal (220/umur)
3) Penatalaksaan farmakologi :
a) Terapi oksigen 2-4 liter/menit
b) Pemasangan IV line untuk akses dilanjutkan dengan pemberian
furosemid injeksi 20 s/d 40 mg bolus
c) Cari pemicu gagal jantung akut
d) Digoxin diberikan bila ditemukan fibrilasi atrial untuk menjaga denyut
nadi tidak terlalu cepat
e) Segera rujuk
g. Memberikan edukasi kepada pasien
1) edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit gagal jantung kronik
yang paling sering adalah tidak terkontrolnya tekanan darah, kadar lemak
atau kadar gula darah
2) pasien dan keluarga perlu diberitahu tanda-tanda kegawatan kardiovaskuler
dan pentingnya untuk kontrol kembali setelah pengobatan di rumah sakit
3) patuh dalam pengobatan yang telah direncanakan
4) menjaga lingkungan sekitar kondusif untuk paisen beraktivitas dan
berinteraksi
5) melakukan konferensi keluarga untuk mengidentifikasi faktor-faktor
pendukung dan penghambat penatalaksanaan pasien, serta menyepakati
bersama peran keluarga pada masalah kesehatan pasien.
h. Memberikan edukasi untuk control ke puskesmas setiap obat habis
i. Memberikan surat rujukan pada pasien dengan gagal jantung harus dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis jantug
atau spesialis penyakit dalam untuk perawatan maupun pemeriksaan lanjutian
seperti ekokardiografi. Pada kondisi akut, dimana kondisi klinis mengalami
perburukan dalam waktu cepat harus segera dirujuk layanan sekunder (Sp
Jantung / Sp. Penyakit dalam ) untuk dilakukan penanganan lebih lanjut
j. Mencatat ke buku register

6. Bagan Alir
Menilai derajat dehidrasi

Menentukan adanya gangguan elektrolit atau tidak dengan pemeriksaan


serum elektrolit (terutama kalium, natrium)

Pemeriksaan gas darah

Penatalaksanaan : Resusitasi cairan dan elektrolit sesuai dengan derajat


dehidrasi dan kehilangan elektrolitnya

Upaya rehidrasi oral (URO)


Dehidrasi ringan Tanpa dehidrasi
Usia (3 jam pertama, (jam selanjutnya, 10-20
50 ml/kg) ml/kg/setiap diare
Sampai 1 tahun 1,5 gelas 0,5 gelas
1 sampai 5 tahun 3 gelas 1 gelas
Lebih dari 5 tahun 6 gelas 2 gelas

Terapi cairan standar untuk segala usia kecuali neonatus


Derajat Cara / lama
Kebutuhan cairan Jenis cairan
dehidrasi pemberian
Intravena. Dalam 3
Berat 10 tetes/kg/menit RL jam atau lebih
cepat
Intravena maupun
Sedang 5 tetes/kg/menit
HSD atau Oralit per oral dalam 3
Ringan 3-4 tetes/kg/menit
jam
Tanpa 10-20 ml/kg setiap Per oral sampai
Oralit
dehidrasi kali diare diare berhenti
Terapi simtomatik
1) Antiemetik
Metoklopramid 3x1 tablet (5 mg, 10 mg)
2) Antidiare
Attapulgit, kaolin pektin, loperamid sesuai dosis.

Terapi kausal
1) Disentri basiler. Ampisilin 4x500 mg/hari selama 3-5 hari atau trimetoprim
160 mg + sulfametoksasol 800 mg 2x1 tablet selama 3 hari
2) Disentri amuba. Metronidazol 3x500 mg/hari selama 5-10 hari per oral
atau injeksi atau tetrasiklin 4x500 mg/hari selama 5 hari
3) Kolera atau diare watery lainnya yang non virus / non giardiasis.
Tetrasiklin 4x250 mg/hari selama 5 hari atau trimetoprim 160 mg +
sulfametoksasol 800 mg 2x1 tablet selama 5 hari

Mencatat tindakan di rekam medis pasien dan register UGD

7. Hal – hal yang perlu


Jika tidak dilakukan penanganan pasien sesuai dengan standart akan menyebabkan fatal
diperhatikan

1. UGD
8. Unit Terkait
2. Rawat inap

9. Dokumen Terkait 1. SOP anamnesa pasien

Tanggal mulai
10. Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai