Sosan
Sosan
Nim : P07131118133
Prodi : D3 Gizi Tk. I
Frekuensi makan yang dialami oleh masing-masing orang dapat berbeda- beda
tiap waktunya. Pada suatu saat, mungkin sempat melihat ada seorang istridalam
mobilnya duduk di samping kiri suaminyayang sedang memegang setir mobil
menyuapi suami untuk makan pagi. Dalam suatu waktu tertentu, mungkin sempat
melihat anak kecil yang mau berangkat sekolah disuapi makan dalamkendaraan
sepanjang jalan menuju lokasi sekolah.Tingginya jam kerja atau padatnya aktivitas
menyebabkan orang harusmengubah jam makan. Hal yang menarik, budaya pada
suatu daerah tertentu dapat pula muncul diversifikasi makanan sesuai dengan
waktunya.
Di kalangan masyarakat muncul pemahaman ada yang biasa dikonsumsi pada
pagi, siang, danmalam hari. Ketika makan pun, ditemukan ada makanan pembuka,
pokok, dan penutup. Berawal dari budaya kelompok tertentu, pada saat ini sudah
mulaimuncul etika makan yang dijadikan alat kontrol untuk mengukur
budayaseseorang dalam makan. Contohnya, ketika makan tidak boleh berbicara,
janganduduk membungkuk atau bersandar malas.
Adanya kebiasaan atau pola makan yang berkembang pada setiap daerah dan
dalam diri masing-masing tiap individu, maka terdapat faktor-faktor
yangmempengaruhi terbentuknya pola makan tersebut, yakni sebagai berikut:
1. Faktor ekonomi
Variabel ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi kosumsi pangan
adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya akan pendapatanakan
meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitasyang
lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkanmenurunnya daya
beli pangan baik secara kulaitas maupun kuantitas.
2. Faktor sosial budaya
Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang
akandikosumsi. Kebudayaan menuntun orang dalam cara bertingkah laku
danmemenuhi kebutuhan dasar biologinya, termasuk kebutuhan terhadap pangan.
3. Agama
Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram danindividu
yang melanggar hukumnya berdosa. Konsep halal dan haram
sangatmempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan dikosumsi.
4. Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, yaitukesan
didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan inderanya yang berbedadengan
kepercayaan tahayul serta penerangan-penerangan yang keliru. Hal iniakan
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhangizi.
Rendahnya pengetahuan gizi dapat menyebabkan timbulnya masalah gizidengan
berbagai manifestasinya dalam masyarakat.
5. Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan
perilakumakan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga,
sekolah,serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan
makandalam keluarga.
6. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup telah membuktikan dapat mempengaruhi pola
makandan kesehatan. Gaya hidup modern yang dicirikan dengan gaya serba cepat,
serbainstan, efisien dan sangat ketat dalam mengatur waktu ikut mempengaruhi
polamakan dan jenis makanan yang dikonsumsi.
7. Ketersediaan Pangan
Penyediaan pangan merupakan kegiatan pertama menuju kearah konsumsi
pangan. Tidak mungkin kita mengkonsumsi makanan yang tidak tersedia.
8. Jumlah Anggota Keluarga
Dalam masyarakat terdapat variasi jumlah anggota keluarga. Dengan
perbedaan jumlah anggota keluarga tetapi dengan jumlah makanan yang samaakan
sangat mempengaruhi pola konsumsi seseorang
Pengaruh budaya terhadap pangan atau makanan sangat tergantung kepada sistim
sosialkemasyarakatan dan merupakan hak asasi yang paling dasar, maka
pangan/makanan harus berada di dalam kendali kebudayaan itu sendiri.