Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN MOBILITAS FISIK

PADA PASIEN INTRACEREBRAL HEMATOMA


DI RUANG RAJAWALI 1A RSUP DR KARIADI SEMARANG

Oleh:
DWI PUJI LESTARI
P1337420919085

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
ABSTRAK

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,


mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi
menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi
kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan
tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam (Mubarak, 2008).
Berdasarkan analisa pembahasan diperoleh hasil, tahap pengkajian
didapatkan bahwa klien mengalami kelemahan pada kaki dan tangan kanan.
Diagnosa keperawatan pada kasus tersebut adalah hambatan mobilitas fisik yang
berhubungan dengan gangguan neuromuscular : ICH. Perencanaan didapatkan
bahwa intervensi yang selama ini ada dalam teori mampu mengatasi masalah
hambatan mobiitas fisik pada kasus nyata (ICH) di rumah sakit. Pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dan pada evaluasi masalah
hambatan mobilitas fisik didapatkan bahwa pada kasus belum teratasi dalam waktu
4x24 jam setelah klien menjalani perawatan di rumah sakit dengan pertambahan
kekuatan otot tangan kanan 1 dan kaki kanan 1. Diharapkan bagi institusi kesehatan
dapat terus meningkatkan penyuluhan kepada keluarga mengenai ICH, sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dalam mencegah terjadinya
kekambuhan hingga timbulnya komplikasi akibat penyakit dan mempercepat
penyembuhan pada ICH.

Kata Kunci: asuhan keperawatan, hambatan mobilitas fisik, ICH

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1
ABSTRAK.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................ 3
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN 5
A. Latar Belakang................................................................... 5
B. Web Of Causation.............................................................. 6
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN 7
A. Pengkajian........................................................................... 7
B. Diagnose Keperawatan....................................................... 15
C. Intervensi Keperawatan...................................................... 16
D. Implementasi....................................................................... 17
E. Evaluasi............................................................................... 21
BAB III PEMBAHASAN 23
A. Analisa Kasus..................................................................... 23
B. Analisa Intervensi Keperawatan......................................... 23
BAB III PENUTUP 24
A. Kesimpulan.......................................................................... 24
B. Saran................................................................................... 25
DAFTAR PUSATAKA 26
LAMPIRAN

3
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran WOC

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu keperawatan memiliki cakupan yang sangat luas, kajiannya


meliputi biopsikososiokultural. Praktek keperawatan sendiri ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang terganggu karena penyakit
atau ketidakmampuan yang disebabkan oleh faktor lain, baik dari segi fisik
maupun psikologis.
Pada kondisi tertentu, klien dapat kehilangan kemampuan untuk
melakukan pergerakan atau aktivitas. Kondisi seperti ini dapat terjadi
karena gangguan pada sistem neuromuskuloskeletal. Baik itu otak, otot,
skelet maupun syaraf sistem tersebut.klien dapat kehilangan kemampuan
dalam menggerakkan ekstrimitasnya dan anggota gerak lainnya. Ekstrimitas
yang tidak digerakan dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan
atrofi otot atau pengecilan massa otot karena otot tidak pernah dipergunakan
untuk beraktivitas.
Klien dengan gangguan mobilisasi harus menjadi perhatian perawat
untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah terjadi atrofi pada klien
dengan gangguan mobilisasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
perawat dalam mengintervensi gangguan mobilisasi dan mencegah atrofi
adalah dengan memberikan tindakan Range of Motion (ROM).
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di RS masalah
hambatan mobilitas fisik pada intracerebral hematoma pada Ny K di
dapatkan observasi kelemahan pada anggota gerak sebelah kanan.

BAB II

5
LAPORAN KASUS KELOLAAN

Tanggal Pengkajian : 6 Agustus 2019 Ruang : Rajawali 1A


Jam : 05.30 WIB RS : RSUP dr Kariadi Semarang
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Biodata Pasien
1) Nama : Ny. K
2) Umur : 69 tahun
3) Alamat : Nangga Bulik, Lamandau, Kal-Teng
4) Pendidikan : SMA
5) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6) Tanggal Masuk : 28 Juli 2019 pukul 15.00 WIB
7) Diagnosa Medis : ICH
8) No. Register : C7677270
b. Biodata Penanggung Jawab
1) Nama : Ny. E
2) Umur : 45 th
3) Alamat : Nangga Bulik, Lamandau, Kal-Teng
4) Pendidikan : SMA
5) Pekerjaan : Wiraswasta
6) Hubungan dg klien : Anak

2. KELUHAN UTAMA
Klien tidak dapat menggerakkan anggota gerak sebelah kanan.

3. RIWAYAT KESEHATAN
6
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Hari minggu tanggal 21 Juli 2019 pukul 18.00 klien jatuh dari tempat
tidur. Klien kemudian tidak sadarkan diri, anggota gerak bagian kanan tidak
dapat di gerakkan, dan mengami perot pada mulutnya, dan dibawa ke rumah
sakit Pemerintah Kalimantan Tengah, disana klien dirawat selama 1 minggu,
kemudian pada tangggal 28 Juli keluarga klien menghendaki agar klien
dirawat di RSUP dr Kariadi. Setelah diterima di IGD RS, klien di pindah ke
Ruang Garuda selama 4 hari, setelah dari ruang Garuda klien dipindahkan ke
ruang HCU/Rajawali 1A karena kondisinya yang memburuk, dari Ruang
Garuda klien mendapatkan pengobatan:
- Vit B12 drip/12 jam
- Inf RL 20 tpm
- Diamicron 60 mg/24 jam
- N-asetilsistein 200mg/ 8 jam
- Paracetamol 500 mg/8 jam
- Atorvastatin 20 mg/ 24 jam
- Asam tranexamat 500 mg/6 jam
- Omeprazole 40 mg/ 12 jam
- Manitol 125 u / 8 jam
TD : 175/109 mmHg, MAP : 131 mmHg, N : 72 x/menit, dan T : 36,60
Klien terpasang kateter urin dan infus sebelah kiri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien sudah pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena diare dan
DM pada tahun 2011. Klien sebelumnya belum pernah mengalami stroke /
lumpuh pada bagian tubuhnya, namun klien mempunyai riwayat DM dan
hipertensi.. Sebelum stroke, klien rutin kontrol ke pelayanan kesehatan.
Keluarga rutin mrngecek tekanan darah klien setiap hari di rumahnya.
Keluarga mengatakan klien minum obat penurun tekanan darah jika kondisi
tekanan darah sangat tinggi, jika sudah normal klien tidak meminum obat
penurun tekanan darah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
7
Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis. Namun keluarga klien memilik riwayat penyakit
hipertensi.

4. PENGKAJIAN MENGACU POLA FUNGSIONAL GORDON


a. Pola manajemen dan persepsi kesehatan
Keluarga klien mengatakan jika ada keluarga yang sakit langsung
diperiksakan ke pelayanan kesehatan terdekat, jika tidak kunjung sembuh
maka akan dibawa ke tempat pelayanan kesehatan yang menurut keluarga
dapat menangani penyakitnya.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
1) Sebelum sakit : keluarga mengatakan makan secara teratur 3x sehari
dengan menu nasi, sayur, lauk (daging, tempe tahu), buah dan air putih dan
tidak mempunyai alergi ataupun pantangan terhadap makanan.
2) Saat sakit : keluarga mengatakan makan habis ½ porsi rumah
sakit saja karena kondisi pasien yang lemah untuk makan.
c. Pola eliminasi
1) Sebelum sakit : klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi lembek,
berwarna kuning kecoklatan. Pasien BAK 6-10 x/ hari.
2) Saat sakit : klien BAK menggunakan urine kateter, klien di
rawat di ruang Rajawali 1A BAB 3X sehari.
d. Pola istirahat dan tidur
1) Sebelum sakit : klien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya
yaitu 6- 8 jam/ hari.
2) Saat sakit : klien terlihat mengantuk terus dan keluarga
mengatakan jika tidur klien nyenyak.
e. Pola aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit : klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri,
pasien menghabiskan waktu dengan berbelanja ke pasar untuk memenuhi
kebutuhan makan sehari - hari.

8
2) Saat sakit : dalam melakukan aktifitas seperti makan, duduk
dan ganti baju pasien membutuhkan bantuan dari keluarga dan perawat.
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan V
Mandi V
Berpakaian V
Eliminasi V
Mobilisasi ditempat tidur V
Berpindah V

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu

f. Pola peran dan hubungan


Sebelum masuk RS klien bisa menjalankan perannya dengan baik
sebagai ibu rumah tangga yang sering belanja kepasar setiap harinya. Klien
dan anak - anaknya memiliki hubungan yang baik, begitu juga hubungan
dengan keluarga lainnya. tampak ada keponakan yang bersedia menunggui
klien ketika dirawat di rumah sakit.
g. Pola persepsi kognitif dan sensori
Klien terlihat mengantuk, kemampuan kognitif dan sensorinya juga
menurun. Meskipun mampu menjawab pertanyaan, klien terlihat lemas dan
tidak jelas saat berbicara. Klien tidak mampu mengingat tempat serta orang-
orang yang ada disekitarnya.
h. Pola persepsi diri dan konsep diri
1) Body Image : klien tampak biasa ketika didekati oleh perawat karena
pasien jarang terjaga.
2) Identitas Diri : klien adalah seorang perempuan
3) Harga Diri : klien mengatakan pasrah akan kondisinya

9
4) Peran Diri : Ny. K adalah seorang Ibu rumah tangga. Dalam
keseharian sebelum masuk RS klien dapat menjalankan perannya dengan
baik.
5) Ideal Diri : klien tetap yakin akan sembuh dari penyakitnya.
i. Pola seksualitas dan reproduksi
Karena klien sedang dirawat di rumah sakit, maka pola seksualitas dan
reproduksinya terganggu. Klien terpasang kateter urin, maka setiap 2 hari
sekali dilakukan perawatan kateter untuk mencegah terjadinya infeksi.
j. Pola mekanisme koping
Klien selalu terbuka dengan perawat maupun dengan keluarganya.
Terbukti kalau ditanya oleh perawat tentang apa yang dirasakan saat ini klien
selalu terbuka untuk menjawab meskipun yang diucapkan sedikit dan kurang
jelas.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit klien masih menjalankan ibadah setiap hari layaknya
kewajiban sebagai seorang kristiani namun selama sakit klien tidak bisa
melaksanakan kewajiban untuk ibadah.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kesadaran : somnolen E4V5M6
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 84 x/ menit
Pernapasan :19 x/ menit dengan irama reguler
Suhu tubuh : 36,80 C
Tekanan darah : 156/80 mmHg
c. Kulit : turgor baik, tidak ada pitting edema, warna kulit pucat.
d. Kepala : ukuran kepala mesochepal, tidak ada nyeri tekan , tidak ada
massa/benjolan, kulit kepala bersih.
e. Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak ada lesi

10
f. Mata : sklera tidak ikhterik, mata asimetris, konjungtiva anemis,
pupil normal berbentuk bulat, dan reflek cahaya baik.
g. Hidung : simetris, tidah ada polip, tidak ada secret
h. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada lesi dan tidak menggunakan alat bantu dengar, fungsi pendengaran
baik.
i. Mulut : tidak terdapat stomatitis, lidah kotor, gigi kotor, tidak, dan
mulut berbau.
j. Dada:
1) Jantung :
I : ictus cordis tampak di IC 5,6
P : ictus cordis teraba di IC 5,6
P : redup
A : tidak terdapat bunyi jantung tambahan, Suara jantung I,II regular
2) Paru-paru :
I : expansi dada simetris, tidak ada bekas luka/luka di area dada, RR:
19x/mnt
P : pergerakan dinding dada sama, tactil fremitus teraba
P : sonor
A : tidak terdengar suara ronchi / weezhing
k. Abdomen:
1) Inspeksi : simetris, datar
2) Auskultasi : peristaltik usus 10x
3) Perkusi : timpani
4) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
l. Ekstremitas :
Atas : klien terpasang infus RL 20tpm ditangan kiri, Turgor kulit baik
Bawah : kekuatan otot

1 3
1 3
11
m. Genetalia :
Tidak ada lesi, bersih dan terpasang kateter urine.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 6 Agustus 2019
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL Keterangan
HEMATOLOGI
(Hematologi Paket)
Hemoglobin 10.1 g/dL 12.00-15.00 L
Hematocrit 29.7 % 35-47 L
Eritrosit 3.43 10 6/uL 4.4-5.9 L
MCH 29.4 Pg 27.00-32.00
MCV 86.6 fL 76-96
MCHC 34 g/dL 29.00-36.00
Leukosit 10.6 10 3/uL 3.6-11
Trombosit 338 10 3/uL 150-400
RDW 12.2 % 11.60-14.80
MPV 9.2 fL 4.00-11.00

KIMIA KLINIK
Magnesium 0.62 mmol/L 0.74-0.99 L
Calcium 2.0 mmol/L 2.12-2.52
Elektrolit
Natrium 131 mmol/L 136-145 L
Kalium 3.3 mmol/L 3.5-5.1 L
chlorida 98 mmol/L 98-107
< 125
Glukosa Puasa 117 mg/dL 80-109 : baik; H
110-125 : sedang;
>=126 : buruk;

12
GDP terganggu bila
110<=GDP<126 dan
GTT 2 jam <140

7. PROGRAM TERAPI
a. Inf RL 20 tpm
b. N-asetilsistein 200mg/8 jam
c. Amlodipine 10 mg/ 24 jam
d. Candesartan 16 mg/8 jam
e. Nacl Capsul 500 mg/ 8 jam
f. KSR 600 mg/8 jam
g. Paracetamol 500 mg/8 jam
h. Atorvastatin 20 mg/ 24 jam
i. Vit B12 /8 jam
j. Inj asam tranexamat 500 mg/6 jam
k. Inj omeprazole 40 mg/ 12 jam
l. Inj manitol 125 u / 8 jam
m. Inj lantus 14 u pukul 22.00
n. Inj diamicron 60 mg/24 jam

13
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN

No. Tanggal Data Fokus Etilogi Masalah


/ jam Keperawatan
1. Selasa, 6 DS : Klien tampak lemah Kelemahan otot : Hambatan
Agustus terjadi penurunan rentang stroke mobilitas fisik
2019 gerak, hambatan bergerak berhubungan
05.30 antara posisi duduk dan dengan
WIB telentang. Klien tidak mampu gangguan
untuk duduk karena anggota neuro muscular
gerak kanan tidak dapat di : ICH
gerakkan. Keluarga
mengatakan ADL klien dibantu
oleh keluarga dan alat bantu.
DO :
- Mempertahankan mobilitas
dengan skor 3 yaitu
membutuhkan bantuan dari
orang lain dan alat bantu.
- Kesulitan klien untuk duduk
dan berubah posisi tubuh.
- Kelemahan tubuh untuk
merubah posisi.
- KU : lemah
- Klien tampak lemas terbaring
ditempat tidur.

14
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi TTD


/ Jam Keperawatan
Senin, 6 1 Hambatan Setelah melakukan 1. Pertahanan 1. Mencegah iritasi
Agustus mobilitas fisik tindakan 3x 24 jam body aligment dan komplikasi.
2019 b.d gangguan diharapkan klien dan posisi yang
06.00 neuromuskula dengan Hambatan nyaman.
WIB r : ICH mobilitas fisik b.d 2. Cegah pasien 2. Mempertahankan
gangguan jatuh. keamanan pasien.
neuromuskular : 3. Lakukan latihan 3. Meningkatkan
ICH dapat teratasi aktif maupun sirkulasi dan
dengan kriteria pasif dan mencegah
hasil: tingkatkan kontraktur.
1. Penampilan latihan
mekanik tubuh peregangan.
klien meningkat. 4. Tingkatkan 4. Memaksimalkan
2. Melakukan aktivitas sesuai mobilisasi.
pergerakan dan batas toleransi.
perpindahan. 5. Bantuan 5. Memberikan rasa
3. Kebugaran fisik perawatan diri. nyaman.
klien meningkat.
Mempertahankan
mobilitas optimal
yang dapat di
toleransi, dengan
karakteristik :
0 : Mandiri
1 : Di bantu
sebagian

15
2 : Di bantu orang
lain
3 : Di bantu orang
dan peralatan
4 : Ketergantungan /
tidak mampu

D. IMPLEMENTASI

Tanggal / Kode Tindakan Keperawatan Respon TTD


jam Dx.
06-08-2019 1 1. Mengkaji keluhan klien DS : Klien tampak lemah, klien
05.30 WIB tidak mampu untuk duduk karena
anggota gerak kanan tidak dapat
digerakkan.
DO :
- Mempertahankan mobilitas
dengan skor 2 yaitu membutuhkan
bantuan dari orang lain.
- Kesulitan klien untuk
menggerakkan anggota tubuh
sebelah kanan dan berubah posisi
tubuh.
- Kelemahan tubuh untuk merubah
posisi.
- KU : lemah.
- Klien terlihat lemas terbaring
ditempat tidur.
DS : klien tampak masih lemah.

16
06.30 WIB 1 2. Melatih klien untuk DO : klien terlihat lemah terbaring
menggerakkan anggota ditempat tidur.
gerak
DS : klien tidak bisa lama untuk
06.30 WIB 1 3. Membantu klien untuk memiringkan badan karena masih
memiringkan badan lemah.
DO : klien terlihat masih lemah
untuk memiringkan badan dan
terlihat sudah dalam posisi
terlentang.

06.30 WIB 1 4. Melakukan DS : -


pemeriksaan TTV DO : TD : 156/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 19 x/menit
S : 36,80 C

8-08-2019 1 1. Mengkaji keluhan klien DS : klien mengatakan masih lemas.


07.30 WIB DO : klien terlihat tenang dan segar.

08.00 WIB 1 2. Memberikan obat oral DS : -


paracetamol 500 mg, vit DO : obat oral paracetamol 500 mg,
B, asetilsintesin 200 vit B, asetilsintesin 200 mg,
mg, candesartan 16 mg, candesartan 16 mg, Nacl 500mg ,
Nacl 500mg , KSR 600 KSR 600 mg. masuk, klien
mg. kooperatif.

10.00 WIB 1 3. Melatih klien untuk DS : klien mengatakan masih lemah


miring untuk miring.

17
DO : klien terlihat tidak kuat saat
dalam miring.

12.10 WIB 1 4. Melakukan DS : -


pemeriksaan TTV DO : TD : 154/102 mmHg
N : 79 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,80 C
KU : lemah, somnolen

12.30 WIB 1 5. Memberikan posisi DS : klien mengatakan sudah


yang nyaman untuk nyaman dalam posisi pronasi.
klien dan pemasangan DO : klien terlihat tenang dan
side ril mengantuk.
9-08-2019 1 1. Mengkaji keluhan klien DS : klien mengatakan tidur
08.00 WIB nyenyak, belum mampu
menggerakkan anggota badan
bagian kanan.
DO : klien terlihat masih lemas dan
mengantuk.

08.00 WIB 2. Memberikan obat oral DS : -


paracetamol 500 mg, DO : obat oral paracetamol 500 mg,
vit B, asetilsintesin vit B, asetilsintesin 200 mg,
200 mg, candesartan candesartan 16 mg, Nacl 500mg ,
16 mg, Nacl 500mg , KSR 600 mg. masuk, klien
KSR 600 mg. kooperatif.

09.15 WIB 3. Melatih klien untuk DS : klien mengatakan bisa


ROM mengikuti instruksi.
DO : klien bisa mengikuti perintah.
18
12.00 WIB 4. Membantu DS : klien mengatakan belum bisa
memfasilitasi klien makan sendiri.
untuk makan DO : klien tampak kooperatif saat
disuapi.

DS : -
12.15 WIB 5. Melakukan DO : TD : 155/101 mmHg
pemeriksaan TTV N : 81 x/menit
RR : 20 x/menit.
S : 36,80 C

19
E. EVALUASI

Tanggal / Kode Subjektif, Objektif, Assasment, Planning, SOAP TTD


jam DX.
6-08-2019 1 S : klien mengatakan tidak bisa menggerakkan tangan
08.00 WIB kanan dan kaki kanan, badan lemah untuk miring kiri
dan kanan, belum mampu untuk duduk. Keluarga
mengatakan semua aktivitas masih dibantu oleh
keluarga termasuk makan, minum dan berganti pakaian.
O:
- KU : somnolen, GCS 15
- TD : 156/80 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 19 x/menit
- Terlihat masih lemah
- Membutuhkan bantuan untuk memiringkan badan
A : Masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman
- Pasang side ril untuk mencegah pasien jatuh
- Lakukan latihan peregangan dan ROM aktif
- Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.
- Bantuan perawatan diri
8-08-2019 1 S : klien mengatakan belum bisa miring sendiri tanpa
14.00 WIB bantuan dari keluarga dan perawat :
- KU : somnolen, GCS 15
- TD : 154/102 mmHg, N : 79 x/menit, RR : 20 x/menit
- Terlihat masih lemah
- Belum mampu secara mandiri untuk memiringkan
badan

20
A : Masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman
- Pasang side ril untuk mencegah pasien jatuh
- Lakukan latihan peregangan dan ROM aktif
- Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.
- Bantuan perawatan diri
9-08-2019 1 S : klien mengatakan masih lemah belum bisa untuk
14.00 WIB merubah posisi dari posisi sebelumnya, dan mampu
mempertahankan melakukan aktivitas dengan nilai 2
yaitu memerlukan bantuan orang lain.
O:
- KU : somnolen, GCS 15
- TD : 155/101 mmHg, N : 81 x/menit, RR : 20 x/menit
- Mampu mengikuti instruksi ROM
- Terlihat masih lemah
A : Masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman
- Lakukan latihan peregangan
- Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.
- Bantuan perawatan diri

21
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Intra Cerebral Hematom adalah perdarahan kedalam substansi otak
.Hemorragi ini biasanya terjadi dimana tekanan mendesak kepala sampai
daerah kecil dapat terjadi pada luka tembak ,cidera tumpul (Suharyanto, 2009).
Beberapa gejala, seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan mati rasa,
seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan
tidak bisa berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu
atau hilang. Mata bisa di ujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh.
Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau kecil. Mual, muntah, serangan, dan
kehilangan kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik
sampai menit. Menurut Corwin (2009).
Pada kasus Ny. K, klien mengalami gangguan mobilitas fisik pada
anggota gerak bagian kanan.

B. Analisa Intervensi
Menurut buku Diagnosa NANDA (NIC & NOC) 2015-2017
penanganan pasien dengan hambatan mobilitas fisik yaitu dengan :
1. Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman.
2. Cegah pasien jatuh.
3. Lakukan latihan aktif maupun pasif dan tingkatkan latihan peregangan.
4. Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.
5. Bantuan perawatan diri.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah ditulis oleh penulis dan
dilakukan sejak 6 – 9 Agustus 2019 pada Ny. K dengan masalah hambatan
mobilitas fisik pada intracerebral hematoma ruang Rajawali 1A RSUP Dr
Kariadi penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada klien didapatkan
data bahwa klien mengalami kelemahan pada anggota gerak badan sebelah
kanan dengan kekuatan otot 1/1.
Masalah keperawatan yang muncul pada klien yaitu hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular : ICH.
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah hambatan mobilitas fisik pada Ny. I dapat teratasi dengan
kriteria hasil penampilan mekanik tubuh klien meningkat, mampu melakukan
pergerakan dan perpindahan, kebugaran fisik klien meningkat dan mampu
mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi.
Untuk memenuhi tujuan dari kriteria hasil yang telah disebutkan diatas,
maka intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah hambatan
mobilitas fisik yaitu pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman, cegah
pasien jatuh, lakukan latihan aktif maupun pasif dan tingkatkan latihan
peregangan, tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi, bantuan perawatan diri.
Evaluasi setelah diberikan tindakan keperawatan klien mampu
melakukan pergerakan dan perpindahan, kebugaran fisik klien meningkat dan
mampu mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi.

23
B. Saran
Dalam mengelola klien dengan gangguan hambatan mobilitas fisik,
penulis di lahan menemukan bahwa dalam melakukan ROM belum dilakukan
secara menyeluruh tentang berbagai aspek apa saja yang harus dibatasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek,Gloria M. 2013. Nursing Interventions Classification Edisi 6. Jakarta :


Elseiver.
Herdman, T.H. 2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ilma, Martya. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. S Dengan Gangguan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik Di Ruang Wijaya Kusuma
RSUD Wates. http://ilmamartyas.blogspot.com/2018/04/lp-hambatan-
mobilitas-fisik.html. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2019.
Morhead, Sue. 2013. Nursing Outcomes Classification Edisi 5. Jakarta : Elseiver.

25

Anda mungkin juga menyukai