Askep
Askep
Oleh:
DWI PUJI LESTARI
P1337420919085
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1
ABSTRAK.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................ 3
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN 5
A. Latar Belakang................................................................... 5
B. Web Of Causation.............................................................. 6
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN 7
A. Pengkajian........................................................................... 7
B. Diagnose Keperawatan....................................................... 15
C. Intervensi Keperawatan...................................................... 16
D. Implementasi....................................................................... 17
E. Evaluasi............................................................................... 21
BAB III PEMBAHASAN 23
A. Analisa Kasus..................................................................... 23
B. Analisa Intervensi Keperawatan......................................... 23
BAB III PENUTUP 24
A. Kesimpulan.......................................................................... 24
B. Saran................................................................................... 25
DAFTAR PUSATAKA 26
LAMPIRAN
3
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran WOC
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
5
LAPORAN KASUS KELOLAAN
2. KELUHAN UTAMA
Klien tidak dapat menggerakkan anggota gerak sebelah kanan.
3. RIWAYAT KESEHATAN
6
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Hari minggu tanggal 21 Juli 2019 pukul 18.00 klien jatuh dari tempat
tidur. Klien kemudian tidak sadarkan diri, anggota gerak bagian kanan tidak
dapat di gerakkan, dan mengami perot pada mulutnya, dan dibawa ke rumah
sakit Pemerintah Kalimantan Tengah, disana klien dirawat selama 1 minggu,
kemudian pada tangggal 28 Juli keluarga klien menghendaki agar klien
dirawat di RSUP dr Kariadi. Setelah diterima di IGD RS, klien di pindah ke
Ruang Garuda selama 4 hari, setelah dari ruang Garuda klien dipindahkan ke
ruang HCU/Rajawali 1A karena kondisinya yang memburuk, dari Ruang
Garuda klien mendapatkan pengobatan:
- Vit B12 drip/12 jam
- Inf RL 20 tpm
- Diamicron 60 mg/24 jam
- N-asetilsistein 200mg/ 8 jam
- Paracetamol 500 mg/8 jam
- Atorvastatin 20 mg/ 24 jam
- Asam tranexamat 500 mg/6 jam
- Omeprazole 40 mg/ 12 jam
- Manitol 125 u / 8 jam
TD : 175/109 mmHg, MAP : 131 mmHg, N : 72 x/menit, dan T : 36,60
Klien terpasang kateter urin dan infus sebelah kiri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien sudah pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya karena diare dan
DM pada tahun 2011. Klien sebelumnya belum pernah mengalami stroke /
lumpuh pada bagian tubuhnya, namun klien mempunyai riwayat DM dan
hipertensi.. Sebelum stroke, klien rutin kontrol ke pelayanan kesehatan.
Keluarga rutin mrngecek tekanan darah klien setiap hari di rumahnya.
Keluarga mengatakan klien minum obat penurun tekanan darah jika kondisi
tekanan darah sangat tinggi, jika sudah normal klien tidak meminum obat
penurun tekanan darah.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
7
Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis. Namun keluarga klien memilik riwayat penyakit
hipertensi.
8
2) Saat sakit : dalam melakukan aktifitas seperti makan, duduk
dan ganti baju pasien membutuhkan bantuan dari keluarga dan perawat.
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan V
Mandi V
Berpakaian V
Eliminasi V
Mobilisasi ditempat tidur V
Berpindah V
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
9
4) Peran Diri : Ny. K adalah seorang Ibu rumah tangga. Dalam
keseharian sebelum masuk RS klien dapat menjalankan perannya dengan
baik.
5) Ideal Diri : klien tetap yakin akan sembuh dari penyakitnya.
i. Pola seksualitas dan reproduksi
Karena klien sedang dirawat di rumah sakit, maka pola seksualitas dan
reproduksinya terganggu. Klien terpasang kateter urin, maka setiap 2 hari
sekali dilakukan perawatan kateter untuk mencegah terjadinya infeksi.
j. Pola mekanisme koping
Klien selalu terbuka dengan perawat maupun dengan keluarganya.
Terbukti kalau ditanya oleh perawat tentang apa yang dirasakan saat ini klien
selalu terbuka untuk menjawab meskipun yang diucapkan sedikit dan kurang
jelas.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit klien masih menjalankan ibadah setiap hari layaknya
kewajiban sebagai seorang kristiani namun selama sakit klien tidak bisa
melaksanakan kewajiban untuk ibadah.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kesadaran : somnolen E4V5M6
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 84 x/ menit
Pernapasan :19 x/ menit dengan irama reguler
Suhu tubuh : 36,80 C
Tekanan darah : 156/80 mmHg
c. Kulit : turgor baik, tidak ada pitting edema, warna kulit pucat.
d. Kepala : ukuran kepala mesochepal, tidak ada nyeri tekan , tidak ada
massa/benjolan, kulit kepala bersih.
e. Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, tidak ada lesi
10
f. Mata : sklera tidak ikhterik, mata asimetris, konjungtiva anemis,
pupil normal berbentuk bulat, dan reflek cahaya baik.
g. Hidung : simetris, tidah ada polip, tidak ada secret
h. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada lesi dan tidak menggunakan alat bantu dengar, fungsi pendengaran
baik.
i. Mulut : tidak terdapat stomatitis, lidah kotor, gigi kotor, tidak, dan
mulut berbau.
j. Dada:
1) Jantung :
I : ictus cordis tampak di IC 5,6
P : ictus cordis teraba di IC 5,6
P : redup
A : tidak terdapat bunyi jantung tambahan, Suara jantung I,II regular
2) Paru-paru :
I : expansi dada simetris, tidak ada bekas luka/luka di area dada, RR:
19x/mnt
P : pergerakan dinding dada sama, tactil fremitus teraba
P : sonor
A : tidak terdengar suara ronchi / weezhing
k. Abdomen:
1) Inspeksi : simetris, datar
2) Auskultasi : peristaltik usus 10x
3) Perkusi : timpani
4) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
l. Ekstremitas :
Atas : klien terpasang infus RL 20tpm ditangan kiri, Turgor kulit baik
Bawah : kekuatan otot
1 3
1 3
11
m. Genetalia :
Tidak ada lesi, bersih dan terpasang kateter urine.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 6 Agustus 2019
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL Keterangan
HEMATOLOGI
(Hematologi Paket)
Hemoglobin 10.1 g/dL 12.00-15.00 L
Hematocrit 29.7 % 35-47 L
Eritrosit 3.43 10 6/uL 4.4-5.9 L
MCH 29.4 Pg 27.00-32.00
MCV 86.6 fL 76-96
MCHC 34 g/dL 29.00-36.00
Leukosit 10.6 10 3/uL 3.6-11
Trombosit 338 10 3/uL 150-400
RDW 12.2 % 11.60-14.80
MPV 9.2 fL 4.00-11.00
KIMIA KLINIK
Magnesium 0.62 mmol/L 0.74-0.99 L
Calcium 2.0 mmol/L 2.12-2.52
Elektrolit
Natrium 131 mmol/L 136-145 L
Kalium 3.3 mmol/L 3.5-5.1 L
chlorida 98 mmol/L 98-107
< 125
Glukosa Puasa 117 mg/dL 80-109 : baik; H
110-125 : sedang;
>=126 : buruk;
12
GDP terganggu bila
110<=GDP<126 dan
GTT 2 jam <140
7. PROGRAM TERAPI
a. Inf RL 20 tpm
b. N-asetilsistein 200mg/8 jam
c. Amlodipine 10 mg/ 24 jam
d. Candesartan 16 mg/8 jam
e. Nacl Capsul 500 mg/ 8 jam
f. KSR 600 mg/8 jam
g. Paracetamol 500 mg/8 jam
h. Atorvastatin 20 mg/ 24 jam
i. Vit B12 /8 jam
j. Inj asam tranexamat 500 mg/6 jam
k. Inj omeprazole 40 mg/ 12 jam
l. Inj manitol 125 u / 8 jam
m. Inj lantus 14 u pukul 22.00
n. Inj diamicron 60 mg/24 jam
13
B. DIAGNOSE KEPERAWATAN
14
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
15
2 : Di bantu orang
lain
3 : Di bantu orang
dan peralatan
4 : Ketergantungan /
tidak mampu
D. IMPLEMENTASI
16
06.30 WIB 1 2. Melatih klien untuk DO : klien terlihat lemah terbaring
menggerakkan anggota ditempat tidur.
gerak
DS : klien tidak bisa lama untuk
06.30 WIB 1 3. Membantu klien untuk memiringkan badan karena masih
memiringkan badan lemah.
DO : klien terlihat masih lemah
untuk memiringkan badan dan
terlihat sudah dalam posisi
terlentang.
17
DO : klien terlihat tidak kuat saat
dalam miring.
DS : -
12.15 WIB 5. Melakukan DO : TD : 155/101 mmHg
pemeriksaan TTV N : 81 x/menit
RR : 20 x/menit.
S : 36,80 C
19
E. EVALUASI
20
A : Masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman
- Pasang side ril untuk mencegah pasien jatuh
- Lakukan latihan peregangan dan ROM aktif
- Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.
- Bantuan perawatan diri
9-08-2019 1 S : klien mengatakan masih lemah belum bisa untuk
14.00 WIB merubah posisi dari posisi sebelumnya, dan mampu
mempertahankan melakukan aktivitas dengan nilai 2
yaitu memerlukan bantuan orang lain.
O:
- KU : somnolen, GCS 15
- TD : 155/101 mmHg, N : 81 x/menit, RR : 20 x/menit
- Mampu mengikuti instruksi ROM
- Terlihat masih lemah
A : Masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik belum
teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman
- Lakukan latihan peregangan
- Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.
- Bantuan perawatan diri
21
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Intra Cerebral Hematom adalah perdarahan kedalam substansi otak
.Hemorragi ini biasanya terjadi dimana tekanan mendesak kepala sampai
daerah kecil dapat terjadi pada luka tembak ,cidera tumpul (Suharyanto, 2009).
Beberapa gejala, seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan mati rasa,
seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan
tidak bisa berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu
atau hilang. Mata bisa di ujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh.
Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau kecil. Mual, muntah, serangan, dan
kehilangan kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik
sampai menit. Menurut Corwin (2009).
Pada kasus Ny. K, klien mengalami gangguan mobilitas fisik pada
anggota gerak bagian kanan.
B. Analisa Intervensi
Menurut buku Diagnosa NANDA (NIC & NOC) 2015-2017
penanganan pasien dengan hambatan mobilitas fisik yaitu dengan :
1. Pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman.
2. Cegah pasien jatuh.
3. Lakukan latihan aktif maupun pasif dan tingkatkan latihan peregangan.
4. Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi.
5. Bantuan perawatan diri.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah ditulis oleh penulis dan
dilakukan sejak 6 – 9 Agustus 2019 pada Ny. K dengan masalah hambatan
mobilitas fisik pada intracerebral hematoma ruang Rajawali 1A RSUP Dr
Kariadi penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada klien didapatkan
data bahwa klien mengalami kelemahan pada anggota gerak badan sebelah
kanan dengan kekuatan otot 1/1.
Masalah keperawatan yang muncul pada klien yaitu hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular : ICH.
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah hambatan mobilitas fisik pada Ny. I dapat teratasi dengan
kriteria hasil penampilan mekanik tubuh klien meningkat, mampu melakukan
pergerakan dan perpindahan, kebugaran fisik klien meningkat dan mampu
mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi.
Untuk memenuhi tujuan dari kriteria hasil yang telah disebutkan diatas,
maka intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah hambatan
mobilitas fisik yaitu pertahanan body aligment dan posisi yang nyaman, cegah
pasien jatuh, lakukan latihan aktif maupun pasif dan tingkatkan latihan
peregangan, tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi, bantuan perawatan diri.
Evaluasi setelah diberikan tindakan keperawatan klien mampu
melakukan pergerakan dan perpindahan, kebugaran fisik klien meningkat dan
mampu mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi.
23
B. Saran
Dalam mengelola klien dengan gangguan hambatan mobilitas fisik,
penulis di lahan menemukan bahwa dalam melakukan ROM belum dilakukan
secara menyeluruh tentang berbagai aspek apa saja yang harus dibatasi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25