Prosedur Khusus Bidai Nn. K
Prosedur Khusus Bidai Nn. K
PEMASANGAN BIDAI
Oleh :
Fadliyatun Na’imah
P1337420618099
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
1. Pengertian
Suatu cara pertolongan pertama pada cedera/ trauma sistim muskuloskeletal
untuk mengistirahatkan ( immobilisasi) bagian tubuh kita yang mengalami cedera
dengan menggunakan suatu alat. Bidai atau spalk sendiri merupaka alat dari kayu,
anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk
menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi).
Maksud dari immobilisasi adalah :
1. Untuk mencegah gerakan fragmen patah tulang atau sendi yang mengalami
dislokasi
2. Untuk meminimalisasi / mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar
tulang yang patah
3. Untuk mengurangi perdarahan & bengkak yang timbul
4. Untuk mencegah terjadinya syok
5. Untuk mengurangi nyeri
Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah
tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah
sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi
kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki
sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
2. Indikasi
1. Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup
2. Adanya kecurigaan terjadinya fraktur
3. Dislokasi persendian
3. Gunting
4. Kapas
4. Sistematika Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Sebelum pemasangan, pastikan pasien telah melepas sepatu, jam atau aksesoris
yang digunakan
3. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat
lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya
4. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur
dahulu pada sendi yang sehat
5. Ukur bagian yang akan dilakukan pembidaian, sesuaikan dengan spalknya
6. Balut bidai atau spalk dengan kapas ataupun bantalan dan perban. Memakai
bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit,
pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada
tonjolan tulang
7. Pasang bidai dibagian tubuh pasien yang mengalami fraktur. Balut atau ikat
dengan perban melingkari bidai yang dipasang di bagian yang fraktur
8. Fiksasi perban setelah perban melingkari bidai
9. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara
keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak