BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. Defenisi.
Stroke atau cedera serebrovaskular ( CVA ), adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah kebagian otak.
( Brunner & Suddarth, 2002 ; hal 2131 ).
Stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.
( Sylvia A.Price, 2006 ; hal 1110 ).
2. Klasifikasi.
Ada beberapa klasifikasi dari stroke :
A. Klasifikasi stroke menurut WHO :
1. Berdasarkan perubahan patologis pada otak
a. Perdarahan subarachnoid
b. Perdarahan intraserebral
c. Nekrosis ischemic serebral
2. Berdasarkan stadium klinik
a. Transient Ischemic Attack ( TIA )
b. Stroke Ischemic Attack
c. Completed Stroke
d. Reversible Iskhemik Neurologikal Defisit ( RIND )
4. Etiologi
Adapun etiologi dari stroke adalah :
1. Trombosis.
2. Embolisme
3. Perdarahan serebri
5. Manifestasi Klinik
a) Defisit motorik yang umum
1. Hemiparesis atau hemiplegia
2. Disartria
3. Disfagia
b) Defisit sensori yang umum
1. Defisit fisual
2. Hilang respon terhadap sensasi superfisial
3. Hilang respon terhadap propriresepsi
4. Defisit perseptual
c) Defisit bahasa
d) Defisit Intelektual
e) Defisit Emosional
f) Disfungsi kandung kemih
g) Disfungsi usus
6. Patofisiologi
Hemorrhagi serebral
Plak
berlemak pada
aterosklerosis
menyebar keseluruh
hemisfer otak
embolus
trombus
TIK↑ Oedema
Lumen arteri Lumen arteri Nyeri Muntah Kesadaran T↑ Hemi kejang nadi↑ pupil
Menyempit tersumbat Kepala Menurun plegia umum mengecil
Suplay darah + o2
menurun nekrosis
mikroskopik
Neuron
7. Komplikasi
Ada 3 komplikasi utama stroke :
1. Vasospasme
2. Hidrosefalus
3. Disritmia
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bagi penderita stroke :
1. Menurunkan kerusakan iskemik
Ada 3 unsur dalam menurunkan kerusakan iskemik :
a. Oksigen
b. Glukosa
c. Aliran darah yang adekuat
2. Terapi farmakologi
a. Pada stroke haemorragik →Pemberian antikoagulasi
b. Jika mengalami TIA →Persantine,anturane,dan aspirin
c. Nimadipin ( Mengobati vasospasme serebral )
d. Trental digunakan untuk menaikkan aliran darah mikrosirkulasi
3. Intervensi pembedahan
a. Endarterektomi ( Untuk pasien dengan penyempitan pembuluh darah )
b. Pembedahan bypass kranial
4. Pencegahan komplikasi
5. Mengatasi masalah-masalah perubahan emosional dan perilaku
6. Mengatasi masalah-masalah perubahan komunikasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN.
1. Pengkajian
Data dasar yang dikaji pada klien dengan gangguan system persyarafan Stroke Haemorrhagic
adalah :
o Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis (
hemiplegia ).
Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat ( nyeri/kejang otot ).
Tanda : Gangguan tonus otot ( flaksid, spastis ), paralitik ( hemiplegia ) dan terjadi kelemahan umum.
Gangguan penglihatan.
Gangguan tingkat kesadaran.
o Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi posturnal.
Tanda : Hipertensi Arterial sehubungan dengan adanya embolisme/ malformasi vaskular.
Nadi : frekuensi dapat bervariasi.
Disritmia, perubahan EKG
Desiran pada waktu karotis, femoralis dan arteri iliaka/aorta yang abnormal.
o Integritas ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.
Tanda : Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih dan gembira.
Kesulitan untuk mengekspresikan diri.
o Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih, seperti : inkontinensia urine, anuria.
Distensi abdomen, bising usus negatif.
o Makanan/ Cairan
Gejala : Nafsu makan hilang.
Mual muntah selama fase akut ( peningkatan TIK ).
Kehilangan sensasi ( rasa kecap ) pada lidah, pipi dan tengkorak.
Disfagia.
Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah.
Tanda : Kesulitan menelan.
o Neurosensori
Gejala : Sinkope/ pusing.
Sakit kepala
Kelemahan/kesemutan/kebas.
Penglihatan menurun.
Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik kontralateral pada ekstremitas dan kadang-kadang pada
ipsilateral.
Gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda : Status mental/tingkat kesadaran : koma ( haemorrhagic ), tetap sadar ( non haemorrhagic ) gangguan
tingkah laku, gangguan fungsi kognitif (penurunan memori, pemecahan masalah).
Ekstremitas : kelemahan/ paralisis.
Pada wajah terjadi paralisis atau parese.
Afasia.
Kehilangan kemampuan untuk mengenali/menghayati masuknya rangsang visual, pendengaran, taktil (
agnosia ), seperti gangguan kesadaran terhadap citra tubuh, kewaspadaan, kelalaian terhadap bagian
tubuh yang terkena, gangguan persepsi.
Kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin menggerakkannya.
Ukuran/ reaksi pupil tidak sama, dilatasi atau miosis pupil ipsilateral.
Kekakuan nukal.
Kejang.
o Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot/fasia.
o Pernafasan
Gejala : Merokok ( faktor resiko ).
Tanda : ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas. Timbulnya pernafasan sulit dan tidak teratur.
Suara nafas terdengar/ ronki ( aspirasi sekresi ).
o Keamanan
Gejala : Motorik/ Sensorik : masalah dengan penglihatan
Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh ( stroke kanan ), kesulitan untuk melihat objek dari
sisi kiri.
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata dan wajah yang pernah dikenalnya dengan baik.
Gangguan berespon terhadap panas dan dengan dingin/ gangguan regulasi suhu tubuh.
Kesulitan dalam menelan, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri.
Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, tidak sabar/ kurang kesadaran diri (
stroke kanan ).
o Interaksi Sosial
Gejala : Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
o Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala : Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke ( faktor risiko ); pemakaian kontrasepsi oral, kecanduan
alkohol ( faktor risiko ).
2. Diagnosa Keperawatan
Dx I : Perubahan perfusi jaringan serebral b/d gangguan oklusif, haemorrhagic, vasospasme
serebral, edema serebral, d/d perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan dalam respon
motorik/ sensorik, gelisah defisit sensori, bahasa, intelektual, dan emosi, perubahan tanda-tanda vital.
Tujuan : Perfusi jaringan serebral kembali normal
K. H. : - Dapat mempertahankan tingkat kesadaran, fungsi kognitif dan motorik/
sensorik membaik.
- Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Tidak ada kekambuhan defisit ( sensori, bahasa, intelektual dan emosi ).
Intervensi Rasional
- Pantau/ catat status neurologist - Mengetahui kecenderungan tingkat
sesering mungkin dan bandingkan kesadaran dan potensial peningkatan TIK
dengan keadaan normalnya dan mengetahui lokasi, luas dan kemajuan/
- Pantau tanda-tanda vital resolusi kerusakan SPP.
- Variasi mungkin terjadi oleh karena
tekanan/ trauma serebral pada daerah
- Evaluasi pupil, catat ukuran, vasomotor otak.
bentuk, kesamaan, dan reaksinya - Reaksi pupil diatur oleh saraf kranial
terhadap cahaya. okulomotor (III) dan berguna dalam
menentukan apakah batang otak tersebut
- Kaji fungsi-fungsi yang lebih masih baik.
tinggi, seperti fengsi bicara jika - Perubahan dalam isi kognitif dan bicara
pasien sadar. merupakan indikator dari gangguan
- Letakkan kepala dengan posisi serebral.
agak ditinggikan dan dalam posisi - Menurunkan tekanan arteri dan
anatomis. peningkatan drainase dan perfusi serebral.
- Berikan oksigen sesuai indikasi. - Menurunkan hipoksia yang dapat
menyebabkan vasodilatasi serebral.
Dx II : Kerusakan mobilitas fisik b/d kelemahan, parestesia, kerusakan perceptual/ kognitif d/d
ketidakmampuan bergerak, kerusakan kordinasi, keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan/ kontrol
otot.
Tujuan : Mobilitas fisik kembali normal
K. H. : - Dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi tubuh yang terkena.
- Klien dapat menunjukkan teknik/ prilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
- Dapat mempertahankan integritas kulit.
Intervensi Rasional
- Kaji kemampuan secara - Mengedentifikasi kekuatan/ kelemahan dan
fungsional melalui skala aktivitas dapat memberikan informasi mengenai
( 0-4 ) pemulihan.
- Ubah posisi minimal setiap 2 - Menurunkan resiko terjadinya trauma/ iskemia
jam jaringan ( dekubitus ).
- Lakukan latihan gerak aktif dan - Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan
pasif pada semua ekstremitas sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.
- Tinggikan tangan dan kepala.
-Perubahan dalam isi kognitif dan bicara
merupakan indikator dari gangguan serebral.
- Alasi kursi duduk atau tempat - Meningkatkan aliran balik vena dan
tidur dengan busa atau balon air. membantu mencegah edema.
- Berikan tempat tidur dengan
matras bulat. - Mencegah/ menurunkan tekanan koksigeal/
kerusakan kulit.
Dx III : Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan b/d keterbatasan kognitif,
kesalahan interpretasi informasi, kurang mengingat, tidak mengenal sumber-sumber informasi d/d meminta
informasi, pernyataan kesalahan informasi.
Tujuan : Klien memiliki pengetahuan kondisi dan pengobatan.
K. H. : - Klien tidak tampak meminta informasi lagi mengenai kondisi penyakit dan
pengobatan.
- Tampak dari pernyataan klien bahwa ia memiliki informasi yang benar.
Intervensi Rasional
- Diskusi keadaan patologis yang - Membantu dalam membangun harapan
khusus dan kekuatan pad individu. yang realistis dan mengingatkan
pemahaman terhadap keadaan dan
- Tinjau ulang keterbatasan saat ini kebutuhan saat ini.
dan diskusikan rencana - Meningkatkan pemahaman, meberikan
melakukan aktivitas kembali. harapan pada masa datang dan
menimbulkan harapan dari keterbatasan
- Tinjau ulang pengobatan yang hidup secara normal.
diberikan. - Merupakan suatu hal yang penting pada
- Diskusikan rencana untuk kemajuan pemulihan komplikasi.
memenuhi kebutuhan perawatan - Berbagai tingkat bantuan mungkin
diri. diperlukan berdasarkan pada kebutuhan
- Berikan instruksi dan jadwal secara individual.
mengenai aktivitas, pengobatan - Memberikan pengetahuan visual dan
dan faktor-faktor penting lainnya. sumber rujukan setelah sembuh.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. R S Tanggal Masuk RS : 17 Mei 2010
Umur : 59 thn Tanggal pengkajian : 24 Mei 2010
Alamat : Perumnas Helvetia Sumber informasi : Ny. R
Keluarga terdekat yang dihubungi :
Istri klien
Status perkawinan: Kawin
Agama : Islam Pendidikan : SMP
Suku : Jawa Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Alamat : Perumnas Helvetia
Pekerjaan : Wiraswasta Medan
Lama bekerja : 30 tahun
6. Pola bekerja :
a. Jenis pekerjaan : memelihara bebek Lamanya : 30 tahun
b. Jumlah jam kerja : tidak teratur Lamanya : 30 tahun
c. Jadwal kerja : pagi sampai sore hari
d. Lain – lain :-
Data laboratorium :
Darah lengkap
Pemeriksaan Hasil Normal
Hb 12,5 gr/dl 12-16 gr/dl
Elektrolit darah :
Natrium 127 135 - 155
Kalium 4,0 3,6 - 5,5
Chorida 92 96 - 106
Head CT Scan : infark didaerah basal ganglia kanan dan perifentrikuler kiri, juga
tampak mild cerebral atrofi
.
Pengobatan :
Bedrest total
Diet sonde 2000 kalori
IVFD RL 20 tts/I, Nacl 0,9 % 10 tts/m
Cateter terpasang urin 50 cc/ jam
Inj. Cefotaxime 1 gr/8jam ( 16,00,06 )
Inj. Ranitidine 1 amp/12jam (16, 04 )
Inj. Citicolin 1 amp/12jam (16, 04 )
Captopril 3x 25mg ( 05, 13, 21 )
Asam asetil salicilat 1x80mg ( 16 )
ANALISA DATA
DS : -
2.DO : Kelemahan, Resiko tinggi
tingkat kesadaran koma,GCS:3 penurunan terhadap
kesadaran kerusakan
bedrest total
integritas kulit
DS : -
3. Kurang Kurang
DO :
informasi pengetahuan
keluarga sering bertanya tentang
penyakit dan prosedur pengobatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b/dermis gangguan oklusi d/d kesadaran koma GCS 3, TD :
148/ 84 mmhg, HR : 108X/m,RR :27X/m, Temp :37,4 ° C, saturasi 02 ; 78 %, sungkup o2
terpasang 8 ltr/m, hasil Ct scan : infark didaerah basal gangli kanan dan perifentrikuler kiri, juga
tampak mild cerebral atrofi
2. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d kelemahan d/d tingkat kesadaran koma,
bedrest total
3. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi d/d keluarga sering bertanya tentang penyakit dan
prosedur pengobatan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. R S
Umur : 59 thn
sa medis : Stroke iskemik
Ruangan : A4
Menurunkan resik
Mandiri jaringan yang dap
2. Resiko tinggi terhadap kerusakan Tujuan :
Ubah posisi setiap 2 jam pada kulit ( dekubi
integritas kulit b/d kelemahan d/d tingkat Kerusakan
kesadaran koma, bedrest total integritas kulit tidak Meningkatkan
terjadi mencegah kontrak
KH : kulit tetap Lakukan latihan rentang gerak Meningkatkan alira
utuh, dekubitus pasif
tidak terjadi Tinggikan tangan dan kepala Untuk memen
Bantu dalam pemenuhan ADL membantu mence
(makan minum, BAB/BAK, kulit
mandi)
Mandiri Meningkatkan pe
3. Kurang pengetahuan b/d kurang Keluarga memiliki Diskusikan keadaan patologis dan kebutuhan saa
informasi d/d keluarga sering bertanya pengetahuan yang dialami klien Berbagai tingkat
tentang penyakit dan prosedur tentang penyakit Diskusikan rencana untuk berdasarakan p
pengobatan dan pengobatan memenuhi kebutuhan klien individual
Kh : keluarga Berikan penjalasan mengenai Merupakan sua
mengerti tentang prosedur perawatan dan kemajuan pemulih
penyakit dan pengobatan
pengobatan
CATATAN PERKEMBANGAN
II 09.30 S:
Mengubah posisi
09.40 O:tidak tampak
Melakukan latihan rentang gerakadanya kerusakan
pasif integritas kulit
10.00
Meninggikan tangan dan kepala A:masalah belum
12.00
Membantu dalam pemenuhanterjadi
ADL (makan minum, BAB/BAK, P:intervensi
mandi) dilanjutkan
25 Mei 2010
I 08.00 S: -
Mengkaji / memantau tingkatO:kesadaran koma
08.15 status neurologi. ( GCS 3 ), vital sign
08.30 Memantau tanda- tanda vital 90/ 60 mmhg,
Mengevaluasi pupil dan mencatat HR:92X/m,
ukuran, bentuk dan reaksi RR:21X/m,
08.40 terhadap cahaya Temp:37,4°C,
Meletakkan kepala pada posisi Saturasi 02 ; 71 %
A:masalah perfusi
agak ditinggikan dan dalam posisi
anatomis Jaringan belum
teratasi
08.50 Kolaborasi P: intervensi
Memberikan 02 sesuai indikasi dilanjutkan
09.00 Memberikan obat
09.00 - anti hipertensi (Captopril),
- anti trombosit.(asam acetil
09.15 salicilat)
Memberikan infuse (RL dan Nacl
0,9 %)
II 09.30 S:
09.40 O:tidak tampak
Mengubah posisi
adanya kerusakan
Melakukan latihan rentang gerakintegritas kulit
10.00
pasif A:masalah belum
12.00
Meninggikan tangan dan kepala terjadi
Membantu dalam pemenuhan P:intervensi
ADL (makan minum, BAB/BAK,dilanjutkan
mandi)
26 Mei 2010
I 08.00 S: -
O:kesadaran koma
08.15
Mengkaji / memantau tingkat ( GCS 3 ), vital sign
08.30
status neurologi. 90/ 60 mmhg,
Memantau tanda- tanda vital HR:92X/m,
Mengevaluasi pupil dan mencatat RR:21X/m,
08.40 ukuran, bentuk dan reaksi Temp:37,4°C,
terhadap cahaya Saturasi 02 ; 71 %
A:masalah
Meletakkan kepala pada posisi perfusi
agak ditinggikan dan dalam posisiJaringan belum
anatomis teratasi
08.50 P: intervensi
Kolaborasi dilanjutkan
09.00 Memberikan 02 sesuai indikasi
09.00 Memberikan obat
- anti hipertensi (Captopril),
09.15 - anti trombosit.(asam acetil
salicilat)
Memberikan infuse (RL dan Nacl
II 09.30 0,9 %) S:
09.40 O:tidak tampak
Mengubah posisi adanya kerusakan
10.00 Melakukan latihan rentang gerakintegritas kulit
12.00 pasif A:masalah belum
Meninggikan tangan dan kepala terjadi
P:intervensi
Membantu dalam pemenuhan
dilanjutkan
ADL (makan minum, BAB/BAK,
mandi)
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Tn.RS dengan gangguan
system persyarafan stroke iskemik di ruang RA4 RSUP Haji Adam malik Medan, maka penulis
membahas kesenjangan antara teoritis dan kasus secara nyata. Pembahasan ini sesuai dengan
tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Asuhan keperawatan pada Tn. P dilaksanakan selama 3 hari, yaitu dari tanggal 24 Mei
2010 sampai 26 Mei 2010. Dalam hal ini penulis berperan sebagai perawat pelaksana asuhan
keperawatan dan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
Adapun uraian pembahasan mengenai asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada
pasien adalah:
A. Tahap Pengkajian
Dalam tahap pengkajian pasien dengan apendiktomi dimana pada tinjauan teoritis terdapat
kelelahan, nyeri post operasi, cemas, lemah, lelah, dan pada laporan kasus ditemukan hal – hal
tersebut.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat di landasan teoritis adalah:
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d gangguan oklusif, haemorrhagic, vasospasme serebral,
edema serebral, d/d perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan dalam respon
motorik/ sensorik, gelisah defisit sensori, bahasa, intelektual, dan emosi, perubahan tanda-tanda
vital.
2. Kerusakan mobilitas fisik b/d kelemahan, parestesia, kerusakan perceptual/ kognitif d/d
ketidakmampuan bergerak, kerusakan kordinasi, keterbatasan rentang gerak, penurunan
kekuatan/ kontrol otot.
3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan b/d keterbatasan kognitif, kesalahan
interpretasi informasi, kurang mengingat, tidak mengenal sumber-sumber informasi d/d meminta
informasi, pernyataan kesalahan informasi.
Berdasarkan landasan teoritis pada pasien dengan stroke iskemik terdapat tiga diagnosa
keperawatan dan yang ditemukan pada kasus terdapat tigat diagnosa keperawatan.
C. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada kasus didasarkan pada prioritas masalah yang sebelumnya telah
dilakukan setelah pelaksanaan analisa data yang antara lain:
1. Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang mengancam keselamatan /
kehidupan px antara lain:
Perubahan perfusi jaringan cerebral
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit
Kurang pengetahuan
2. Prioritas masalah juga disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dasar manusia menurut hirarki
Maslow.
D. Tahap Pelaksanaan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan disesuaikan dengan masalah yang dihadapi
pasien sehingga masalah tersebut dengan mudah dapat diatasi. Secara garis besar, tindakan yang
diberikan pada pasien antara lain:
Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler
Memantau O2 yang terpasang
Mengukur tanda-tanda vital
Mengajarkan klien untuk rentang gerak ekstremitas aktif
Memantau keluaran urine
Memberi lingkungan yang tenang
Memberi obat sesuai indikasi
E. Tahap Evaluasi
Adapun hasil evaluasi terhadap tindakan keperawatan dapat dikatakan bahwa ketiga diagnosa
keperawatan dapat diantara:
Nyeri semakin berkurang
Dapat mencapai peningkatan toleransi aktivitas
Dapat mengetahui tentang stroke iskemik
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada tahap pengkajian penulis melakukan pendekatan terhadap pasien dan keluarga sehingga
data yang mencakup bio, psiko, sosial, dan spiritual dapat dikumpulkan dengan baik.
2. Pada tahap diagnosa keperawatan penulis menemukan enam diagosa pada Tn. RS yaitu:
Perubahan perfusi jaringan cerebral, Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit , Kurang
pengetahuan
3. Pada tahap perencanaan penulis memfokuskan pada rencana tindakan sesuai dengan masalah
dan kondisi klien.
4. Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.
5. Pada tahap evaluasi penulis melakukan penilaian terhadap implementasi yang telah dilakukan.
B. Saran
1. Diharapkan pada pasien yang mengalami tanda dan gejala stroke supaya secepatnya
memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
2. Kepada perawat untuk lebih memperhatikan dalam perawatan untuk mencegah komplikasi.
3. Diharapkan sebelum pulang keluarganya diberi pendidikan kesehatan meningkatkan derajat
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah,edisi 8,vol 3. Jakarta : EGC
Poskan Komentar
▼ 2011 (16)
o ▼ Desember (16)
ASKEP LEUKIMIA TERBARU
ASKEP GERONTIK TERBARU
ASKEP GERONTIK TERBARU
ASKEP STROKE ISKEMIK TERBARU
ASKEP DIABETES MIELITUS (DM) TERBARU
ASKEP GAGAL GINJAK KRONIS (GGK) TERBARU
ASKEP GAGAL GINJAK KRONIS (GGK) TERBARU
10 sikap agar menjadi pribadi yang baik
ASKEP KB PIL TERBARU
ASKEP MYOMA UTERI TERBARU
ASKEP KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP) TERBARU
ASKEP KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP) TERBARU
TEORI HEMODIALISA TERBARU
ASKEP ANGINA PEKTORIS
ASKEP HIV/AIDS TERBARU
posting terbaru
Mengenai Saya
Yuliaty Kartika 'Ashri
aku adalah tika yang baru bantu aku ya ALLAH dengan ini semua..... yg sedang q jalani
mengejar cita cita n menjalani percintaan q dengan nya,,,,,,, terkadang kamu harus
DIAM,menerima bahwa kamu berbuat SALAH,bukan karena MENYERAH,tapi karena
kamu DEWASA.... bebaskan dirimu dari rasa rasa sakit yang sebenarnya tidak
perlu,hanya di buat buat oleh perasaan saja,,,,,,,,, saat qta memilih seseorang maka qta
harus siap menerim sifat baik dan bruk yang ada dalam drinya,,,,,
Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.