HALUSINASI
I. PENGERTIAN
Halusinasi adalah suatu persepsi terhadap rangsangan tanpa stimulus ini
meliputi berbagai panca indra seperti penglihatan, pendengaran, perba, rasa, dan
penciuman. Halusinasi diartikan sebagai gangguan yang dapat juga terjadi karena dasar
organic.( Rawlins and headlock, 1993, dikutip oleh keliat, 2008 )
Halusinasi adalah gangguan penerapan ( persepsi ) panca indra tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system pengindraan dimana terjadi
pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik ( stuart and sundeen, 1999 )
II. PENYABAB
Secara umum orang dengan gangguan halusianasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
dan perasaan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping
dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan ( kliat, 2008 ) Menurut ( stuart, and
sundeen, 1999 ), factor penyebab halusinasi adalah :
1. Factor predisposisi
a. Biologi
Abnormalitas perkembangan system syaraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologist yang maladaftif baru mulai dipahami . ini dibuktikan oleh penelitian
penelitian berikut ini :
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjjukan keterlibatan otak yang lebih luas
dalam perkembangan skizoprenia. Lesi pada daerah prontal, temporal, dan limbic
berhubungan dengan perilaku pisikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamine neurotransmitter yang berlebihan
dan masalah masalah pada system reseptor dopamine dikaitkan dengan terjadinya
skizofrenia.
3) Pembesaran pentrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya
atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak pasien dengan
skizofrenia kronis ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil ( cerebellum ). Temuan kelainan anatomi otak
tersebut didukung oleh otopsi ( post-mortem )
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan pasien sangat mempengaruhi respond an kondisi
psikologis pasien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah penolakkan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup pasien.
c. Social budaya
Kondisi social budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan,
konflik social budaya ( perang, kerusuhan, bencana alam ) dan kehidupan yang
terisolasi disertai stress.
2. Faktor presipitasi
a. Biologis
Gangguan dalam berkomunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk selektif dalam menghadapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stresor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koppping
Sumber koppping mempengaruhi respon indivvidu dalam menghadapi steresor
V. AKIBAT HALUSINASI
Klien yang mengalami perubahan persepsi sensorik : halusinasi dapat beresiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan atau lingkunagan. Resiko mencederai
merupakan suatau tindakan yang kemungkinan dapat melukai atau membahayakan
oarng laindan lingkungan.
VI. JENIS JENIS HALUSIANASI
Stuart dan laraia, ( 2005 ). Membagi halusinasi menjadi beberapa jenis yaitu:
Jenis halusinasi Presentase Kkarakteristik
Pendengaran ( auditorik ) 70% Mendengar suara suara atau kebisingan,
paling sering suara orang.suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas
sampai kata kata yang jelas berbicara
tentang klien bahkan sampai
kepercakapan lengkap antara dua orang
atau lebih tentang orang yang
mengalami halusinasi.
4. Tahap 4 ( conquering )
a. Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
b. Klien panik
c. Perilaku klien
- Perilaku panik
- Resiko tinggi mencederai
- Agitasi
- Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
VIII. PATOFISIOLOGI
Sensori palsu
Gerakan mata mencium merasakan mendengar merasaka merasakan ada merasakan ada yang cepat
bau-bauan rasa bisikan nyeri yang berjalan gerakan dg ber
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan persepsi sensori : halusinasi…………………