JAKARTA, 21 Maret 2019 – Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
(LD FEB UI), hari ini memaparkan hasil riset terbarunya yang bertajuk “Dampak GOJEK terhadap
Perekonomian Indonesia pada Tahun 2018.” Hasil Riset LD FEB UI ini menemukan bahwa kontribusi
mitra GOJEK dari empat layanan (layanan roda-dua GO-RIDE, roda-empat GO-CAR, GO-FOOD, dan
GO-LIFE) kepada perekonomian Indonesia mencapai Rp 44,2 triliun. Kontribusi ekonomi ini dihitung
dari selisih pendapatan mitra sebelum dan sesudah bergabung di dalam ekosistem GOJEK. Studi yang
serupa pada tahun 2017 menunjukkan kontribusi dari selisih pendapatan sebelum dan sesudah menjadi
mitra pengemudi roda dua dan UMKM GOJEK mencapai Rp 15,1 triliun1.
Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi C.K. Walandouw menjelaskan, “Kontribusi yang semakin
besar dari GOJEK menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.
GOJEK sebagai pemain utama industri teknologi di Indonesia telah menunjukkan kemampuan inovasi
teknologinya untuk memperluas peluang penghasilan.” Dihitung dari selisih pendapatan sebelum dan
sesudah menjadi mitra, angka kontribusi mitra GOJEK terhadap perekonomian Indonesia di tahun
2018:
“Kontribusi mitra UMKM GO-FOOD tahun 2018 naik hampir tiga kali lipat dibanding tahun 2017.
Pertumbuhan kontribusi mitra UMKM GO-FOOD ini antara lain disebabkan oleh optimalisasi fitur
teknologi GOJEK yang digunakan oleh mitra UMKM GO-FOOD,” kata Paksi. Rata-rata penghasilan
pengemudi dan mitra GO-LIFE dalam penelitian ini di atas rata-rata UMK di wilayah penelitian.
Lebih jauh mengenai mitra UMKM GO-FOOD, keutamaan GOJEK di bisnis pesan-antar makanan
online tercermin dari beberapa temuan:
● 93% responden mitra UMKM menyatakan mereka go-online karena bermitra dengan GO-
FOOD.
● 93% mitra mengalami peningkatan volume transaksi dan 55% mitra mendapatkan peningkatan
klasifikasi omzet setelah bergabung dengan GO-FOOD.
● Peningkatan volume dan omzet bisnis memacu mitra UMKM untuk terus mengembangkan
1
Dengan menggunakan metode perhitungan tahun 2018, kontribusi mitra UMKM GO-FOOD tahun 2017
adalah Rp 6,9 triliun.
LEMBAGA DEMOGRAFI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
Gd. Nathanael Iskandar Lt 2-3 Kampus FEB-UI, Depok 16424
usahanya. Hal ini ditunjukkan dari 85% responden yang menginvestasikan kembali
pendapatannya ke dalam usaha mereka.
Optimisme kemitraan bersama GOJEK
Hasil riset tahun ini juga menunjukkan tingkat optimisme yang tinggi terhadap kemitraan bersama
GOJEK. Hal ini tampak dari tingginya responden yang merasa yakin dapat menghidupi keluarga
mereka dengan layak semenjak bergabung sebagai mitra (GO-RIDE 87%, GO-CAR 92%, dan GO-
LIFE 95% ).
Riset ini juga menunjukkan bahwa tiga manfaat utama yang dirasakan sebagai mitra pengemudi di
GOJEK adalah; bisa mengatur waktu kerja, bisa membiayai keluarga, dan memiliki waktu lebih
bersama keluarga.
Selanjutnya, hasil riset juga menunjukkan mayoritas responden (>84%) merasakan persaudaraan yang
kuat dengan sesama mitra lainnya, menganggap positif kemitraan dengan GOJEK, serta merasa
hubungan kemitraan dengan GOJEK adil.
Temuan menarik lainnya dari penelitian ini, lebih dari 70% mitra GO-MASSAGE dan GO-CLEAN
adalah perempuan, dan hampir 50% diantaranya merupakan penghasil utama (breadwinner) di
keluarganya. “Hal ini menunjukkan partisipasi perempuan yang semakin tinggi dalam ekonomi berbasis
digital,” kata Paksi.
Riset ini dilakukan di beberapa wilayah Indonesia2 dengan menggunakan metode kuantitatif melalui
wawancara tatap muka. Penentuan responden penelitian dilakukan dengan pencuplikan acak sederhana
(simple random sampling) dari database mitra yang aktif dalam tiga bulan terakhir; mitra pengemudi
roda dua GO-RIDE (3,886 responden), mitra pengemudi roda empat GO-CAR (1,010 responden), mitra
UMKM GO-FOOD (1,000 responden), dan mitra GO-LIFE (836 responden). Sampel penelitian ini
mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan GO-LIFE di wilayah penelitian. Penghitungan
kontribusi dari penelitian ini didapatkan dari selisih pendapatan mitra dan pemilik UMKM sebelum dan
sesudah bergabung di dalam ekosistem GOJEK. Riset ini merupakan salah satu riset dengan skala dan
cakupan terbesar pada industri ekonomi digital Indonesia dengan margin of error di bawah 3,5%.
-Selesai-
Mengenai LD FEB UI
Lembaga Demografi FEB UI adalah lembaga penelitian terdepan yang mengadopsi konsep pembangunan berwawasan
kependudukan. LD FEB UI memiliki visi menjadi pusat keunggulan di bidang demografi dan kependudukan yang
berkontribusi terhadap pembangunan. Penelitian LD antara lain mengenai bonus demografi, ketenagakerjaan, perlindungan
sosial, kesehatan, UMKM, SDGs, dan CSR.
Kontak Media:
Paksi C.K. Walandouw, M.Sc.
Wakil Kepala LD FEB UI
Email: walandouw@gmail.com / paksi@ldfebui.org
Telp: +62-21 – 7872911
www.ldfebui.org
2
Riset untuk mitra pengemudi GO-RIDE, mitra pengemudi GO-CAR dan mitra UMKM GO-FOOD dilakukan di 9 wilayah
(Balikpapan, Bandung, Jabodetabek, Denpasar, Makassar, Medan, Palembang, Surabaya, Yogyakarta), dan khusus mitra
GO-LIFE diadakan di 6 wilayah (Bandung, Denpasar, Jabodetabek, Jogjakarta, Surabaya, Medan).
LEMBAGA DEMOGRAFI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
Gd. Nathanael Iskandar Lt 2-3 Kampus FEB-UI, Depok 16424
LEMBAR FAKTA
SURVEI LD FEB UI TAHUN 2018
DAMPAK GOJEK TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LD FEB UI) adalah unit
kegiatan khusus penelitian dan pengabdian masyarakat yang menjalankan tugas akademik
pemanfaatan penelitian untuk pengambilan kebijakan berbasis data.
Pada akhir tahun 2018, LD FEB UI menjalankan riset mengenai dampak sosial ekonomi aplikasi on-
demand GOJEK terhadap perekonomian Indonesia. Riset ini merupakan lanjutan dari survei LD FEB
UI di tahun 2017 yang menggunakan GOJEK sebagai studi kasus untuk survei industri.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan wawancara tatap muka yang menggunakan
metode sampling pencuplikan acak sederhana (simple random sampling), dengan margin error di
bawah 3,5%. Penghitungan kontribusi dari penelitian ini didapatkan dari selisih pendapatan mitra dan
pemilik UMKM sebelum dan sesudah bergabung di dalam ekosistem GOJEK.
Hasil riset ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan publik dan media mengenai potensi
manfaat sosial ekonomi GO-JEK Indonesia, serta menghasilkan basis penelitian yang dapat
digunakan oleh para pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, dan pelaku industri di
Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, aplikasi on-demand memiliki dampak sosial ekonomi yang
signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Beberapa temuan utama dari riset ini adalah:
▪ Mitra GOJEK berkontribusi Rp 44,2 triliun per tahun ke dalam perekonomian Indonesia,
dengan rincian sebagai berikut:
● Kontribusi Rp 16,5 triliun per tahun ke dalam perekonomian melalui selisih penghasilan
sebelum dan setelah menjadi mitra GO-RIDE.
● Kontribusi Rp 8,5 triliun per tahun ke dalam perekonomian melalui selisih penghasilan
sebelum dan setelah penghasilan mitra GO-CAR.
LEMBAGA DEMOGRAFI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
Gd. Nathanael Iskandar Lt 2-3 Kampus FEB-UI, Depok 16424
● Kontribusi Rp 1,2 triliun per tahun ke dalam perekonomian melalui selisih penghasilan
sebelum dan setelah mitra GO-LIFE.
● Kontribusi Rp 18 triliun per tahun ke dalam perekonomian melalui selisih omzet sebelum
dan setelah mitra UMKM GO-FOOD.
▪ GOJEK meningkatkan penghasilan mitra di atas rata-rata UMK, dengan rincian sebagai
berikut:
● Rata-rata pendapatan mitra GO-RIDE di Jabodetabek sebesar Rp 4,9 juta, lebih tinggi dari
rata-rata UMK Jabodetabek sebesar Rp 3,9 Juta.
● Rata-rata pendapatan mitra GO-RIDE di luar Jabodetabek Rp 3,8 juta, lebih tinggi dari rata-
rata UMK di luar Jabodetabek* sebesar Rp 2,8 juta.
● Rata-rata pendapatan mitra GO-CAR di Jabodetabek sebesar ~Rp 6 juta, lebih tinggi dari
rata-rata UMK Jabodetabek sebesar Rp 3,9 Juta.
● Rata-rata pendapatan mitra GO-CAR di luar Jabodetabek Rp 5,5 juta, lebih tinggi dari rata-
rata UMK di luar Jabodetabek3 sebesar Rp 2,8 juta.
● Rata-rata pendapatan mitra GO-LIFE di Jabodetabek sebesar Rp 4,8 juta, lebih tinggi dari
rata-rata UMK Jabodetabek sebesar Rp 3,9 Juta.
● Rata-rata pendapatan mitra GO-LIFE di luar Jabodetabek Rp 4,3 juta, lebih tinggi dari rata-
rata UMK di luar Jabodetabek4 sebesar Rp 3,1 juta.
▪ Mitra GOJEK lebih sejahtera dan naik mobilitas ekonominya sejak mereka bergabung
GOJEK, dengan rincian sebagai berikut:
3
Rata-rata UMK di 8 kota wilayah survei Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapan, Makassar.
4
Rata-rata UMK di 5 kota wilayah survei Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan.
LEMBAGA DEMOGRAFI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
Gd. Nathanael Iskandar Lt 2-3 Kampus FEB-UI, Depok 16424
• Mayoritas responden mitra GO-FOOD adalah usaha mikro dan kecil dengan omzet 300 juta/
tahun (72%) dan omzet 300 juta - 2,5 miliar/ tahun (26%). Klasifikasi omzet ini
berdasarkan penggolongan UMKM di UU 20/ 2008 tentang UMKM.
• Sebelum menjadi mitra GO-FOOD, mayoritas UMKM tidak mempunyai aset digital. 73%
hanya memiliki bangunan fisik dan 20% memiliki warung semi permanen. Setelah menjadi
mitra GO-FOOD, 93% responden UMKM langsung dapat membuka usaha secara digital
(go-online).
▪ Keinginan untuk mengadopsi teknologi dan memperluas pemasaran adalah faktor utama
UMKM mendaftar untuk menjadi mitra GO-FOOD.
GOJEK Membuka Akses Kepada Berbagai Lapisan Masyarakat Masuk Ekonomi Digital
• Mitra perempuan semakin mandiri dan percaya diri sejak bergabung di GO-LIFE. 95%
mitra perempuan percaya diri bahwa mereka mampu memenuhi semua kebutuhan hidup
tanpa bergantung pada orang lain.
-Selesai-