Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PTK

RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA SISWA
KELAS X TKJ 3 DI SMK NEGERI 1 PACET
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

NAMA : GUSSONI SATRIA ASA PERDANA


NO. PESERTA : 19020752510051
KELAS : B

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
1. Latar Belakang
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.
Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan
dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-
sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi
karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru
selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat
belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada.
Pembangunan d bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang
membangun.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai
salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang
sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu
guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus
dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan
pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk
mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya
adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara
langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta
keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan
pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki
cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam
menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa
khususnya pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar. Misalnya dengan membimbing siswa
untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu
siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan
motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi
untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi
sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai
rata-rata mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar yang diharapkan oleh guru adalah
90,00. Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata

1
dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-
rata mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar belum optimal yaitu mencapai 70,00.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya
membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk
terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai
pembimbing untuk menemukan konsep Komputer dan Jaringan Dasar. Motivasi tidak
hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam
menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau
seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi
untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu
dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung
motivasi siswa (Nur, 2001 : 3).
Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan
dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan
kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode
pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan
apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan
prestasi belajar Komputer dan Jaringan Dasar. Penulis memilih metode pembelajaran ini
mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendiskusikan sesuatu yang
berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4).
Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa diarahkan untuk dapat
lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai
pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul
“Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Meningkatkan Motivasi
dan Prestasi Belajar Komputer dan Jaringan Dasar dengan Metode Pembelajaran
Discovery Learning pada Siswa Kelas X TKJ di SMK Negeri 1 Pacet Tahun
Pelajaran 2019/2020”

2. Rancangan Masalah (Analisis Situasi)


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap motivasi
belajar siswa mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar pada siswa kelas X
TKJ di SMK Negeri 1 Pacet Tahun Pelajaran 2019/2020?
2) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
pembelajaran discovery mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar pada siswa
kelas X TKJ di SMK Negeri 1 Pacet Tahun Pelajaran 2019/2020?

3. Strategi Pemecahan Masalah


Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan

2
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.

4. Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
pembelajaran discovery mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar pada
siswa kelas X TKJ di SMK Negeri 1 Pacet Tahun Pelajaran 2019/2020.
2) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya
pembelajaran discovery mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar pada
siswa kelas X TKJ di SMK Negeri 1 Pacet Tahun Pelajaran 2019/2020.

B. Manfaat Penelitian
Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1) Guru
Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi Komputer dan Jaringan Dasar.
2) Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran Komputer dan
Jaringan Dasar.
3) Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil
kebijakan di sekolah tersebut.

5. Kerangka Teori
Belajar dan Pembelajaran
Kegiatan yang tidak pernah ditinggalkan manusia selama menjalani hidupnya
adalah berinteraksi dengan lingkungan sekitar, baik secara langsung maupun tidak
langsung, interaksi tersebut merupakan usaha manusia untuk belajar memahami
hidup. Dengan belajar manusia bisa lebih mengerti tentang apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan demi keberlanjutan hidupnya.
Secara psikologis Slamet (2003:2) menjelaskan bahwa:
“Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
atau proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.”
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:17) belajar merupakan “Seseuatu yang
kompleks, hal ini dibuktikan dengan adanya interaksi antara siswa dan guru. Dari
sudut siswa belajar dialami sebagai suatu proses, sedangkan dari sudut guru proses
belajar merupakan perilaku belajar tentang suatu hal. Dari kegiatan belajar, mengajar,
guru membelajarkan siswa dengan harapan siswa belajar”.

3
Perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang banyak sifat maupun
jenisnya, adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam perngertian belajar adalah
sebagai berikut seperti yang dikemukakan oleh Slamet (2003:3); (1) perubahan terjadi
secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional, (3)
perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan (6)
perubahan mencakup semua aspek tingkah laku. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah
laku yang terjadi dalam diri seseorang dapat dilihat pada uraian berikut.
Pertama, Perubahan secara sadar berarti bahwa seseorang yang akan belajar
menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Jadi, perubahan tingkah laku yang
terjadi karena keadaan tidak sadar tidak termasuk perubahan dalam pengertian
belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
Kedua, Perubahan dalam belajar bersifat kontiyu yaitu sebagai hasil belajar
yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.
Satu perubahan yang akan terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
Ketiga, Perubahan dalam belajar bersifat positif aktif yaitu dalam
pembelajaran perubahan-perubahan perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu
senantiasa bertambah dan tertuju untuk memeperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan semakin
banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif
artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena suatu
usaha invidu sendiri.
Keempat, Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan yang
bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja seperti
berkeringat, keluar air mata tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti
belajar. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini
berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat tetap.
Kelima, Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah perubahan tingkah
laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
Keenam, Perubahan mencakup semua aspek tingkah laku, yaitu perubahan
yang diperoleh seseorang setelah proses belajar meliputi perubahan keseluruhan
tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dan sikap, keterampilan, pengetahuan dan
sebagainya.
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah
proses usaha yang dilakukan oleh individu dalam konteks memahami suatu hal serta
memperoleh keterampilan nilai dan sikap untuk mencapai sebuah perubahan tingkah
laku dalam diri individu tersebut yang terkait dengan interaksi lingkungan. Meskipun
demikian, tidak semua perubahan yang terjadi dalam diri individu dapat dikatakan
sebagai proses belajar, perlu digaris bawahi bahwa kondisi belajar adalah ketika
individu terlibat atau melibatkan diri secara sadar dan secara emosional dengan proses
belajar sehingga terjadi perubahan pandangan, pemahaman maupun tingkah laku

4
dalam diri individu tersebut. Jadi ketika suatu perubahan terjadi pada diri individu
secara tidak sadar, perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil dari proses
belajar.

Metode Pembelajaran Discovery Learning


Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai
proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam
bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama
dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil
pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya
dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada
siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli
matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta
membuat kesimpulan-kesimpulan.

Kelebihan dari Metode Discovery Learning


 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci
dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
 Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
 Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.
 Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.

5
 Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar
yang baru;
 Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
 Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi
lebih terangsang;
 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya;
 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu

Kekurangan dari Metode Discovery Learning


 Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
 Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
 Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
 Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian.
 Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan
oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

6. Rencana Penelitian
a. Setting dan karakteristik objek penelitian
Setting penelitian berarti latar belakang dan tempat yang dijadikan lokasi
penelitian. Tempat yang dijadikan lokasi pada peneliti ini adalah peserta didik di
SMKN 1 Bojongpicung Kelas X TKJ.
Karakteristik objek peneliti berarti ciri-ciri khusus yang terdapat pada objek
peneliti yang dijadikan sasaran. Adapun karakteristik objek peneliti ini yaitu sifat
keingintahuan peserta didik yang belum sesuai dengan yang diharapkan.

6
b. Faktor yang Diteliti
 Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan
tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)
 Kreativitas belajar (membuat catatan, ringkasan, dan lainnya)
 Interaksi dengan guru selama kegiatan pembelajaran
 Interaksi dengan sesama siswa selama pembelajaran
 Partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran (memperhatikan dan
mendengarkan, selalu mengikuti petunjuk guru)
c. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai
(Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individu maupun secara klasikal. Di
samping itu tes juga berguna untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa sehingga dapat dilihat di mana kelemahan, khususnya pada
bagian mana dari materi atau kompetensi dasar berikut indikator-indikatornya
yang belum dikuasai siswa.
Selain tes, alat pengumpul data lain yang dipergunakan dalam penelitian
tindakan ini adalah format observasi berupa tabel-tabel isian yang telah
dipersiapkan dan disusun secara terstruktur dan sistematis, sehingga guru tinggal
membubuhkan tanda centang atau check list pada kolom-kolom tabel isian format
observasi yang sesuai dengan aspek pengamatan. Di samping itu dipergunakan
juga teknik pengumpulan data yang bersifat dokumenter melalui tugas-tugas
prtofolio dan catatan-catatan pelajaran yang telah dibuat oleh siswa.

d. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui apakah penelitian tindakan ini berhasil mencapai
tujuannya maka perlu ditetapkan indikator keberhasilan dan indikator proses
berikut kriterianya masing-masing. Dengan adanya indikator keberhasilan maka
dapat dilakukan pengukuran dan mudah diketahui apakah penerapan tindakan ini
sudah tepat atau belum.
Sedangkan keberhasilan dari sisi hasil dapat dilihat dari meningkatnya
prestasi hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa secara signifikan sesuai
dengan acuan yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Prinsip penilaian yang
diterapkan di sini sedapat mungkin mengacu pada Penilaian Berbasis Kelas atau
Berbasis Peserta Didik, artinya penilaian dilakukan sepenuhnya oleh guru
terhadap seluruh aspek dan proses kegiatan belajar siswa dengan isntrumen
penilaian yang bervariasi dengan tetap memperhatikan perbedaan kemampuan
individual siswa. Oleh karena itu Pedoman acuan penilaian yang ditentukan
dalam penelitian ini untuk mengukur kemajuan hasil belajar dan ketuntasan
belajar siswa ditetapkan berdasarkan kriteria PAP (Penilaian Acuan Patokan).
Berdasarkan kriteria PAP, kemajuan hasil belajar siswa melalui penerapan model
Pembelajaran Discovery Learning dikatakan meningkat secara signifikan
manakala dari hasil evaluasi di akhir tindakan penelitian (siklus), seluruh siswa
atau secara klasikal 85% dari siswa telah berhasil melebihi batas Kriteria

7
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar pada kelas X TKJ Semester I di SMKN 1
Bojongpicung Tahun Pelajaran 2019/2020, yang dalam hal ini adalah sebesar 90.
Atau secara prosentase, kemajuan hasil belajar siswa di sini dikatakan meningkat
secara signifikan manakala nilai rata-rata hasil belajar siswa di akhir tindakan
menunjukkan peningkatan sebesar 10% dari hasil belajar sebelumnya. Dan
dengan begitu berarti menandai berakhirnya siklus pelaksanaan program
tindakan.
Berikut ini ditetapkan kisi-kisi indikator keberhasilan dan indikator proses
sebagai berikut:

Tabel 1: Kisi-kisi Indikator Keberhasilan

Pemecahan
No Variabel Masalah Indikator Keberhasilan
Masalah
1 Aktivitas belajar Pembelajaran Meningkatnya aktivitas belajar siswa
siswa Discovery sebesar 10-20% secara kumulatif dalam
Learning aspek-aspek berikut:
 Keberanian siswa dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat
 Motivasi dan kegairahan dalam
mengikuti pembelajaran
(menyelesaikan tugas mandiri dan
aktif mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru)
 Kreativitas belajar (membuat catatan,
ringkasan, dan lainnya)
 Interaksi dengan guru selama
kegiatan pembelajaran
 Interaksi dengan sesama siswa
selama pembelajaran
 Partisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran (memperhatikan dan
mendengarkan, selalu mengikuti
petunjuk guru)

Menurunnya aktivitas yang tidak


relevan dengan belajar, sebagai berikut:
 Tidak memperhatikan penjelasan
guru
 Asyik bermain sendiri
 Melamun dan tidak bergairah belajar
 Mengobrol sendiri dengan teman
dalam proses belajar
 Mengerjakan tugas lain

8
2 Prestasi belajar Pembelajaran  Sebanyak 85% dari siswa telah
siswa Discovery mencapai ketuntasan belajar lebih
Learning tinggi dari KKM yang telah
ditetapkan, yaitu 90.

e. Personalia Penelitian
Individu yang di ikut sertakan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah yang
bertindak sebagai Penanggung jawab, Rekan sesama guru yang bertindak sebagai
pengamat (observer) dan penulis yang bertindak sebagai objek yang diamati.

7. Prosedur Penelitian
Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa penelitian tindakan
kelas berjalan melalui siklus-siklus dalam sebuah spiral, di mana setiap siklus terdiri
dari 4 (empat) tahapan kegiatan yang terus berulang dan meningkat. Sejalan dengan
itu maka prosedur pelaksanaan penelitian ini diwujudkan dalam bentuk tahapan-
tahapan siklus yang berkesinambungan dan berkelanjutan, di mana untuk setiap siklus
terdiri dari 4 (empat) tahapan langkah yang secara garis besar adalah: 1) membuat
perencanaan tindakan perbaikan, 2) implementasi atau pelaksanaan tindakan yang
telah direncanakan, 3) melakukan observasi atau pengamatan atas tindakan perbaikan
yang dilakukan, dan 4) melakukan refleksi, termasuk di dalamnya analisis,
interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan, sehingga bisa diketahui
tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil sesuai rencana dan tindakan mana yang
masih perlu diperbaiki lebih lanjut pada siklus berikutnya.
Untuk lebih jelasnya, prosedur pelaksanaan penelitian ini bisa dipaparkan
sebagai berikut,

Siklus I
Meliputi tahapan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
• Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah;
• Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar;
• Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar;
• Memilih bahan pelajaran yang sesuai;
• Menentukan skenario pembelajaran sesuai dengan pendekatan yang telah
dipilih, yang dalam hal ini adalah metode pembelajaran Discovery Learning;
• Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan;
• Menyusun lembar kerja siswa;
• Menyusun format observasi;
• Mengembangkan format evaluasi;

9
• Dan lain-lain persiapan yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan dan
kegiatan pembelajaran.
2. Tindakan
Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksanaan tindakan perbaikan dalam
kegiatan pembelajaran sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan dengan
mengacu pada skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yang dalam hal
ini terdiri dari urut-urutan tindakan sebagai berikut:
• Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu
guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan mengenai
Pemrograman dan Web, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya
yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
• Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah).
• Tahap berikutnya berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji
coba sendiri dan sebagainya.
• Langkah berikutnya semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.
• Pada tahap selanjutnya siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif. Bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan
suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupannya.
• Tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan tentang Pemrograman dan Web yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi
3. Pengamatan
Tahap pengamatan atau observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan perbaikan di atas. Teknik pelaksanaannya untuk
pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan format observasi terstruktur yang
telah disiapkan sebelumnya, yaitu berupa tabel-tabel isian untuk setiap aspek
pengamatan dari aktivitas belajar siswa. Dengan demikian, sambil melakukan
tindakan (perbaikan), guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar
setiap siswa dalam proses pembelajaran.

10
4. Refleksi
Tahap ini merupakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,
tindakan mana yang sudah berhasil sesuai dengan rencana dan mana yang perlu
diperbaiki sebagai acuan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus
berikutnya.

Siklus II
Meliputi tahapan langkah-langkah seperti pada siklus I, tetapi berbeda bentuk dan
sifat tindakan yang dilakukan. Bahkan boleh dikata, sikulus II ini merupakan
perbaikan dan peningkatan dari siklus I dengan tetap mengacu pada hasil tindakan
dan perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai, sebagai berikut:
1. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
• Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi berikut
penetapan alternatif pemecahannya;
• Merumuskan rencana pembelajaran sebagai kelanjutan sekaligus perbaikan
dari rencana pada siklus sebelumnya;
• Pengembangan program tindakan yang perlu untuk mengatasi masalah yang
muncul ataupun yang belum teratasi melalui tindakan pada siklus I.
2. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan pada siklus II ini mengacu pada identifikasi
masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah
yang sudah ditentukan, antara lain melalui urut-urutan langkah sebagai berikut:
• Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan apersepsi untuk
menyiapkan mental dan membangkitkan motivasi belajar siswa, serta untuk
menjajagi kemampuan pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari
sebelumnya;
• Siswa duduk masing-masing dan mendengarkan secara aktif penjelasan materi
pelajaran dari guru tentang Komputer dan Jaringan Dasar;
• Siswa terlibat aktif tanya jawab dengan guru tentang materi pelajaran yang
telah dibahas.
• Pada akhir kegiatan pembelajaran, siswa mencatat tugas yang diberikan oleh
guru untuk dikerjakan di luar kelas (Pekerjaan rumah) berupa membuat
klipping dari koran, majalah ataupun internet dengan tema “Komputer dan
Jaringan Dasar”.
• Pada pertemuan tatap muka selanjutnya, setiap siswa mempresentasikan hasil
kerja di depan kelas secara bergiliran disertai dengan tanya jawab antar siswa.
• Pada akhir kegiatan diskusi kelas, siswa membuat kesimpulan hasil diskusi di
bawah bimbingan guru.
• Setelah itu sampai akhir jam pelajaran, siswa secara individual mengerjakan
soal Post tes yang diberikan oleh guru.
3. Pengamatan (Observasi)

11
Sama seperti pada siklus I, tahap ini guru melakukan observasi sesuai dengan
format yang sudah disiapkan dan mencatat semua yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung.
4. Refleksi
Tahap ini juga sama seperti pada siklus I, yaitu meliputi kegiatan-kegiatan, antara
lain sebagai berikut:
• Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang
terkumpul.
• Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II.
• Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus III (Jika masih diperlukan).

8. Jadwal Penelitian, matrik 2x pertemuan

Waktu/minggu Ke
No Rencana kegiatan
1 2 3 4 5 6
Persiapan
1 Menyusun konsep
Menyusun instrumen
Pelaksanaan
2 Menyiapkan kelas dan alat
Melakukan siklus I
Melakukan siklus II
Penyusunan laporan
Menyusun konsep laporan
3 Seminar hasil laporan
Perbaikan laporan
Penggandaan hasil

12
DAFTAR PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING), KEMENTERIAN


PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Drs. Slamet (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/contoh-proposal-ptk-penelitian-tindakan.html

13

Anda mungkin juga menyukai