Anda di halaman 1dari 6

Refleksi Kasus

Dengue Syok Syndrome

Department Ilmu Kesehatan Anak

RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KLINIK DOKTER

Oleh :

Siti Aisah Ratnaningrat

14711028

DOKTER MUDA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2019

Page 1
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
______________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Siti Aisah Ratnanungrat NIM: 14711028
Stase : Ilmu Kesehatan Anak

Identitas Pasien
Nama / Inisial : An. RBP No RM : 667XXX
Umur : 12th 2bln Jenis kelamin : L
Diagnosis/ kasus : Dengue Syok Syndrome
Pengambilan kasus pada minggu ke: 6
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).
Pasien seorang anak laki-laki, usia 12 tahun, BB 50kg datang ke IGD RSUD
Wonogiri dengan keluhan badan lemas dan berkeringat dingin. Pasien sebelumnya
demam sejak 5 hari SMRS, mendadak tinggi, disertai nyeri kepala, mual, muntah, nyeri
ulu hati, badan terasa pegal-pegal, dan mimisan. Keluarga mengeluhkan pasien tidak
mau makan dan minum selama 3 hari ini. BAB terakhir 2 hari SMRS, BAK terakhir 8
jam SMRS, menurut keluarga frakuensi BAK jarang, sedikit, berwarna kuning pekat.
RPD: (-)
RPK: (-)
Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil :
KU : lemah, apatis
VS : N : 132 x/menit | S : 36,2 oC | RR : 35 x/menit | TD : 90/65 mmHg
Kepala : konjungtiva anemis (-), edema palpebra (+), epistaksis (-), bibir kering (+)
Leher : warna normal, benjolan (-), limfadenopati (-)
Thorax : I  dada simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), ictus cordis tidak terlihat
Page 2
P  ketinggalan gerak (-), fremitus normal, ictus cordis tidak teraba
P  batas jantung normal
A  SDV (+|+), suara nafas tambahan (-), S1/S2 reguler, bising jantung (-)
Abdomen : dinding perut sejajar dinding dada, supel, BU (+), perkusi timpani, pekak
beralih (+), undulasi (-), nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral dingin, CRT > 2 detik, nadi ADP teraba lemah.
Gen: phimosis (-)
Lab : Leukopenia, trombositopenia, hemokonsentrasi
Assesment : Dengue Syok Syndrome

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Infeksi dengue merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus
dengue dari genus Flavivirus dari famili Flaviridae. Virus dengue ditransmisikan
melalui nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Manifestasi infeksi virus dengue
bervariasi dengan spektrum yang luas, mulai dari infeksi tanpa gejala (asimtomatik),
demam yang tidak khas, demam dengue (dengue fever) dengan atau tanpa disertai
perdarahan, demam berdarah dengue (DBD/dengue hemorrhagic fever), sampai keadaan
yang paling berat yang dapat menyebabkan kematian yaitu sindrom syok dengue (SSD
atau DSS). Secara klinis perjalanan penyakit dengue dibagi menjadi tiga yaitu fase
demam (hari ke 1 hingga 3), fase kritis (hari ke 4 hingga 6) dan fase penyembuhan
(setelah demam hari ke 7).
Pada fase awal DSS fungsi organ vital dipertahankan dari hipovolemia oleh
sistem homeostasis dalam bentuk takikardia, vasokonstriksi, penurunan suhu permukaan
tubuh dan pemanjangan waktu pengisian kapiler (>5 detik), penguatan kontraktilitas
miokard, takipnea, hiperpnea dan hiperventilasi. Pada tahap DSS kompensasi curah
jantung dan tekanan darah normal kembali. Penurunan tekanan darah merupakan
manifestasi lambat pada DSS, yang berarti sistem homeostasis terganggu, kelainan
hemodinamik berat, dan telah terjadi dekompensasi. Mula-mula tekanan nadi turun
kurang dari 20mmHg karena tekanan sistolik turun sedangkan tekanan diastolik
meninggi. DSS berlanjut dengan kegagalan mekanisme homeostasis yang menyebabkan
kerusakan fungsi sel secara progresif dan ireversibel, sehingga terjadi kerusakan organ
dan pasien akan meninggal dalam 12-24 jam. Prognosis kegawatan infeksi dengue

Page 3
tergantung pada pengenalan, pengobatan tepat, segera dan pemantauan syok secara
ketat. Tanda prognosis baik adalah membaiknya takikardia, takipneu dan kesadaran,
diuresis cukup dan nafsu makan timbul.

3. Refleksi dari aspek medikolegal


Penulis mencoba merefleksikan kasus yang terjadi pada pasien diatas dari aspek
medikolegal lainnya. Dalam aspek etika moral ilmu kedokteran, terdapat 4 kaidah dasar
moral (moral principle) dalam segala tindakan yang dilakukan oleh dokter (Risky, 2013),
yaitu segala seuatu yang dilakukan oleh dokter harus memegang prinsip:
o Beneficence dimana dokter harus mengutamakan tindakan yang ditujukan
kepada kebaikan pasien dimana rawat inap adalah tindakan yang ditujukan
untuk mengawasi keadaan pasien, dan memberikan terapi yang sesuai dengan
keadaan pasien, tidak berlebih-lebihan dalam memberikan terapi. Pada kasus ini
dokter sudah memberikan penanganan syok sesuai dengan kebutuhan pasien,
dimana dokter memberikan resusitasi cairan sebanyak 2x1000mL hingga syok
pasien teratasi.
o Prinsip non-maleficiene dimana tindakan dokter harus menghindari tindakan
yang dapat memperburuk keadaan pasien, sebagai dokter apapun pilihan pasien
dokter harus melakukannya sesuai dengan kompetensi dan dilakukan dengan
hati-hati.
o Prinsip justice dimana dokter harus adil pada seluruh pasien tanpa membeda-
bedakan pasien. Disini dokter tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap
pasien walaupun pasien datang dengan menggunakan BPJS, pelayanan yang
diberikan dokter sesuai dengan seharusnya.
o Prinsip autonomy dimana prinsip moral ini mengharuskan dokter untuk
menghormati hal-hak pasien dalam mengambil keputusan setelah sebelumnya
diberikan informasi lengkap tentang suatu tindakan disini bila pasien menerima
pasien mengisi informed concent bila menolak pasien mengisi informed refusal.
Pada kasus ini dokter sudah meminta izin dan memberi informasi terkait
tindakan yang akan dilakukan dan keluarga pasien sudah memberikan
persetujuan secara lisan.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai


Dalam ajaran agama Islam, sebagai umat Allah SWT, setiap manusia kita harus
memiliki pedoman hidup yang paling utama yaitu al quran dan sunnah. Anak merupakan

Page 4
salah satu amanah titipan dari Allah sekaligus anugerah yang indah. Sudah kewajiban
setiap orang tua dimana hendaknya memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak-
anaknya agar mereka tumbuh menjadi anak yang sehat, baik jasmani dan rohani, dan
berakhlak yang baik. Seperti yang tercantum dalam ayat berikut ini :
“Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
yang keras, yang ridak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim: 6)
Allah berfirman: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yakni bagi mereka yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (Q.S. al-
Baqarah [2]: 233). Anak yang disebutkan dalam ayat ini berhak untuk mendapatkan
perhatian dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya perhatian Islam terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam kondisi apapun sebuah keluarga, perhatian
orangtua (ayah dan ibu) kepada anak harus tetap terjaga. Anak harus tetap dipenuhi hak-
haknya.
Pada kasus ini pasien sudah mengalami demam selama 4 hari, dan sudah 3 hari
tidak mau makan dan minum dan sudah dalam kondisi syok. Sebagai orang tua harusnya
lebih peduli terhadap kesehatan anak dengan cara membawa anak berobat lebih awal.
Sehingga hal-hal yang lebih buruk seoerti yang terjadi pada kasus ini dapat dihindari.

Umpan balik dari pembimbing

Page 5
Wonogiri, Mei 2019
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

dr. Pratikto Widodo, Sp.A Siti Aisah Ratnaningrat

Page 6

Anda mungkin juga menyukai