Anda di halaman 1dari 4

SEDASI

No.Dokumen : / SOP/ BAB-VII/ SM/


II/ 2018
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : Februari 2019
Halaman :1/4

UPTD dr. Kurniadinata


PUSKESMAS
Temmagangka
TANJUNG
MARULAK NIP.19660414200003100
1
1. Pengertian a. Sedasi adalah proses menenangkan, tujuan utama sedasi adalah
meringankan kecemasan, ketidaknyamanan pasien untuk mempermudah
perawatan dan pengobatan karena banyak faktor yang mendukung
timbulnya stress fisik mau
pun psikis.
b. The American Society of Anesthesiologists menggunakan definisi berikut
untuk sedasi :
1) Sedasi minimal adalah suatu keadaan dimana selama terinduksi obat,
pasien berespon normal terhadap perintah verbal. Walaupun fungsi
kognitif dan koordinasi terganggu, tetapi fungsi kardiovaskuler dan
ventilasi tidak dipengaruhi.
2) Sedasi sedang (sedasi sadar) adalah suatu keadaan depresi
kesadaran setelah terinduksi obat di mana pasien dapat berespon
terhadap perintah verbal secara spontan atau setelah diikuti oleh
rangsangan taktil cahaya. Tidak diperlukan intervensi untuk menjaga
jalan napas paten dan ventilasi spontan masih adekuat. Fungsi
kardiova skuler biasanya dijaga.

Sedasi dalam adalah suatu keadaan di mana selama terjadi depresi


kesadaran setelah terinduksi obat, pasien sulit dibangunkan tapi akan
berespon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan sakit. Kemampuan
untuk mempertahankan fungsi ventilasi dapat terganggu dan pasien dapat
memerlukan bantuan untuk menjaga jalan napas paten. Fungsi
kardiovaskuler biasanya dijaga.
2. Tujuan a. Pencegahan.
1) Pasien epilepsi. Pasien epilepsy memiliki resiko kejang khususnya jika
suatu benzodia zepine diresepkan sebagai terapi anti epilepsi.
2) Ketergantungan benzo diazepin. Gejala putus obat dapat terjadi.
3) Reaksi cemas. Dapat terjadi pada pemberian secara cepat pada
sedasi yang lama.
4) Pasien dengan trauma kepala yang berat. Flumazenil dapat
mepercepat suatu peningkatan tiba-tiba dari tekanan intrakranial.
b. Premedikasi.
Obat obat sedative dapat diberikan pada masa preoperative untuk
mengurangi kecemasan sebelum dilakukanan estesi dan pembedahan.
Sedasi dapat digunakan pada anak-anak kecil, pasien dengan kesulitan
belajar, dan orang yang sangat cemas. Obat-obat sedative diberikan
untuk menambah aksiagen – agenan estetik. Pemilihan obat tergantung
pada pasien, pembedahan yang akan dilakukan, dan keadaan-keadaan
tertentu: misalnya kebutuhan pasien dengan pembedahan darurat
berbeda dibandingkan pasien dengan pembedahan terencana atau
pembedahan mayor. Penggunaan oral lebih dipilih dan benzodi azepine
adalah obat yang paling banyak digunakan untuk premedikasi.
c. Sedo-analgesia.

2/4
Istilah ini menggambarkan penggunaan kombinasi obat sedative dengan
anestesi lokal, misalnya selama pembedahan gigi atau prosedur
pembedahan yang menggunakan blok regional. Perkembangan
pembedahan invasif minimal saat ini membuat teknik ini lebih luas
digunakan.
d. Prosedur radiologik.
Beberapa pasien, terutama anak-anak dan pasien cemas, tidak mampu
prosedur radiologis yang lama dan tidak nyaman tanpa sedasi.
Perkembangan penggunaan radiologi intervesi selanjutnya meningkatkan
kebutuhan penggunaan sedasi dalam bidang radiologi.
e. Endoskopi.
Obat-obat sedative umumnya digunakan untuk menghilangkan
kecemasan dan member efek sedasi selama pemeriksaan dan intervensi
endoskopi. Pada endoskopi gastro intestinal (GI), analgesic lokal biasanya
tidak tepat digunakan, perlu penggunaan bersamaan obat sedative dan
opioid sistemik. Sinergisme antara kelompok obat-obat ini secara
signifikan meningkatkan resiko obstruksi jalan napas dan depresi ventilasi.
f. Terapi intensif.
Kebanyakan pasien dalam masa kritis membutuhkan sedasi untuk
memfasilitasi penggunaan ventilasi mekanik dan intervensi terapetik lain
dalam Unit Terapi Intensif (ITU). Dengan meningkatnya penggunaan
ventilator mekanik, pendekatan modern yaitu dengan kombinasi analgesia
yang adekuat dengan sedasi yang cukup untuk mempertahankan pasien
pada keadaan tenang tapi dapat dibangunkan. Farmakokinetikdari tiap-
tiap obat harus dipertimbangkan, di
manasedatifterpaksadiberikanlewatinfusuntukwaktu yang lama
padapasiendengandisfungsi organ serta kemampuan metabolism dan]
ekskresiobnat yang terganggu. Beberapaobat yang berbeda digunakan
untuk menghasilkan sedasi jangka pendek dan jangka panjang di ITU,
termasuk benzo diazepin, obat anestetik seperti propofol, opioid, danagoni
α2-adrenergik. Nilai skor sedasi selama perawatan masa kritis telah
dibuat sejak bertahun-tahun, tapi perhatian lebih terfokus akhir-akhir ini
pada pentingnya sedasi harian ‘holds’; strategi interupsi harian dengan
obat-obat sedasi menyebabkan lebih sensitifnya kebutuhan untuk sedasi.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi insiden terjadinya komplikasi terkait
penggunaan ventilasi mekanik selama masa kritis dan untuk mengurangi
lama perawatan.
g. Suplementasi terhadap anestesi umum.
Penggunaannya yaitu dari sinergi antara obat-obat sedative dan agen
induksi intraven adengan teknikko-induksi. Penggunaan sedative dalam
dosis rendah dapat menghasilkan reduk.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas nomor: / SK/ UKP-VII/ SM/ II/ 2018 tentang
Sedasi.
4. Referensi 1. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
2. Petunjuk Praktis Anestesi Local.
3. Buku Kedokteran EGC.
5. Alat dan a. Alat
bahan. 1) Alat-alat diagnostik ( pinset, ekskavator ).
2) Masker.
3) Sarung tangan.
4) Tempat tidur dan lampu penerangan.
5) Alat suntik sekali pakai.
6) Meja alat.
7) Bak instrument.
8) Obat desinfeksi.
9) Kapas
b. Bahan.
1) Benzodiazepin

2/4
2) Diazepam.
c. Petugas yang menjalankan.
- Petugas puskesmas.
6. Langkah- a. Persiapan Tindakan.
langkah 1) Petugas mempersiapkan bahan-bahan dan alat yang akan di gunakan
2) Petugas memakai masker dan sarung tangan
b. Langkah Kerja.
1) Pasien tidur, atur posisi di sesuaikan dengan tindakan yang akan
diLakukan.
2) Pasien Dewasa
a) Siapkan alat suntik sekali pakai – 3cc.
b) Benzodiazepin ampul di buka
c) Sedot cairan dalam ampul secara pelan-pelan
d) Buang gelembung udara dalam alat suntik sekali pakai, siapkan
e) Masukkan jarum sesuai keperluan bisa IV atau IM.
3) Injeksikan perlahan-lahan untuk IV antara 2-3 menit. Untuk IM.
Langsung masukkan perlahan.
4) Lakukan tindakan yang diperlukan.
5) Sambil melakukan tindakan lakukan Observasi pasien tiap jam
tentang tingkat kesadaran, pernafasan, tekanan darah, dan nadi
pasien.
7. Bagan Alir
Pasien tidur, atur posisi di sesuaikan dengan
tindakan yang akan dilakukan.

Pasien dewasa.

Injeksikan perlahan-lahan untuk IV antara 2-3 menit.


Untuk IM. Langsung masukkan perlahan.

Lakukan tindakan yang diperlukan.

Sambil melakukan tindakan lakukan


Observasi pasien tiap jam tentang tingkat
kesadaran, pernafasan, tekanan darah, dan
nadi pasien.

8. Hal-hal yang
perlu Hal – hal yang dilakukan pada kegiatan sedasi.
diperhatikan
9. Unit terkait
Unit Obat.
10. Dokumen a) Prosedur kerja pemberian sedasi.
Terkait b) Kartu status pasien.
c) Register harian.
d) Blangko resep.
e) Blangko rujukan.
f) Inform consent

2/4
11. Rekaman historis perubahan.

No Yang diubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan

2/4

Anda mungkin juga menyukai