Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
(Menurut KBBI), sedangkan menurut G. R. Terry Manajemen merupakan suatu proses
khas yang terdiri dari tindakan-tindakanperencanaan,pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Sasaran
yang telah ditentukan tersebut merupakan sebuah tujuan. Menurut H.R. Daeng Naja
tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang
akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam Kehidupan sehari -hari sebenarnya kita telah melaksanakan
manajemen itu sendiri baik kita sadari atau tidak. Sebelum kita melakukan kegiatan
manajemen pertama kali yang kita butuhkan adalah perencanaan. Perencanaan
merupakan salah satu langkah awal yang penting dalam proses manajemen. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya
konsep, rancangan, atau program, dan perencanaan berarti proses, perbuatan, cara
merencanakan. Selain itu, rencana dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan
tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut Henry Fayol
Perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijaksanaan proyek, program, prosedur, metode, sistem anggaran
dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan suatu hal
yang mendasar dan penting dalam manajemen. Kita sering kali melupakan kegaiatan
perencanaan dalam berbagai hal khusunya dalam Kehidupan sehari – hari. Dalam
melakukan perencanaan diperlukan pemikiran yang matang sehingga tujuan dapat
tercapai dengan optimal dan sesuai harapan. Seringkali kita gagal dalam mencapai apa
yang menjadi tujuan kita, hal tersebut disebabkan kurang matangnya perencanaan. Maka
dari itu, kami akan membahas perencanaan manajemen yang baik dan benar.

1
1.2. Tujuan

1. Mengetahui hakikat tujuan dalam manajemen.


2. Mengetahui hakikat perencanaan dalam manajemen.
3. Memahami bagaiamana cara perencanaan dalam manajemen yang baik dan
benar.
4. Mampu memberikan solusi ketika suatu perusahaan mengalami kegagalan
dalam melaksanakan perencanaan.
5. Mampu berinovasi dalam perencanaan pada kondisi lingkungan yang bergejolak

1.3. Rumusan Masalah

1. Apa hakikat tujuan manajemen dalam perusahaan ?


2. Apa hakikat perencanaan manajemen dalam perusahaan ?
3. Bagaimana cara melakukan perencanaan yang baik dan benar dalam
manajemen?
4. Bagaimana solusi ketika suatu perusahaan mengalamai kegagalan dalam
pelaksanaan perencanaan?
5. Bagaimana inovasi yang dilakukan dalam perencanaan manajemen pada kondisi
lingkungan yang bergejolak?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Tujuan Manajemen dalam Perusahaan


Menurut H.R. Daeng Naja tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh
suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya
organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Sebelum suatu perusahaan menetapkan suatu
tujuan, terlebih dahulu harus menentukan visi dan misi atau maksud dari perusahaan
tersebut. Visi merupakan cara pandang perusahaan dalam melakukan kegiatan agar tetap
eksis atau mampu bersaing, inovatif dan antisipatif. Misi merupakan bagaiaman cara
perusahaan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Perjalanan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan external dan internal, sehingga pembuatan visi perusahaan
harus disesuaikan dengan lingkungan tersebut.Tujuan tidak dapat berfungsi atau berjalan
sebelum diuraikan terlebih dahulu ke dalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci
sesuai dengan jenjang manajemen.Penetapan tujuan-tujuan akan menentukan kegiatan-
kegiatan yang harus dilakukan oleh sumber daya perusahaan dalam jangka waktu yang
panjang.

 Fungsi Tujuan Perusahaan


Tujuan adalah suatu cita-cita yang disertai dengan usaha dan pernyataan yang jelas
kemana organisasi akan dibawa, tidak akan ada langka maju tanpa adanya tujuan yang
tegas. Dalam dunia manajemen, tujuan organisasi memiliki beberapa fungsi yaitu :

 Menjadi pedoman bagi kegiatan perusahaan


 Adanya standar pelaksanaan.
 Munculnya motivasi untuk mencapai tujuan tersebut.
 Dasar pengorganisasian.

 Penetapan Tujuan Perusahaan


Penetapan tujuan perusahaan merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan tersebut. Tujuan
merupakan target kinerja, yang menjadi alat ukur keberhasilan atau kegagalan
kinerja sesuai sasaran yang diharapkan dan direncanakan. Sebuah perusahaan

3
akan berfungsi secara sistematis apabila organisasi tersebut telah menetapkan
tujuan dan rencana terlebih dahulu. Namun demikian, fungsi tersebut dapat
terwujud apabila suatu perusahaan melibatkan sumber dayanya secara efektif
pada tiap tingkatan manajemen dalam mencapai tujuannya. Penentuan tujuan
dapat memberi arah dan panduan bagi para karyawan di semua tingkatan
manajemen. Apabila semua karyawan sampai tingkat yang paling bawah
mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapai perusahaan maka lebih kecil
kemungkinan akan terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang
dimiliki. Proses perumusan tujuan dipertimbangkan terlebih dahulu sesuai dengan
kekuatan atau kemampuan yang terlibat didalamnya. Perumusan tujuan
merupakan usaha perpaduan kepentingan dan masukan dari semua pihak sehingga
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dapat bersinergi dalam mencapai tujuan
tersebut. Agar perumusan berjalan efektif, seorang manajer perlu
mempertimbangkan banyak hal.

2.2. Hakikat Perencanaan dalam Manajemen Perusahaan

Hakikat perencanaan dalam manajemen :

1. Kontribusi pada tujuan dan sasaran : untuk memudahkan mencapai tujuan di


organisasi.

2. Aspek primer dari perencanaan : untuk lebih mengefektifkan perencanaan.


Rencana menjadi patokan standar pengendalian.

3. Aspek daya serap perencanaan : perencanaan adalah fungsi dari semua manajer,
meskipun ciri dan luasnya cakupan perencanaan itu akan berubah-ubah sesuai
dengan otoritas mereka dan dengan sifat kebijakan dan rencana yang diuraikan
oleh atasan mereka.

4
4. Efisiensi rencana : diukur berdasarkan jumlah kontribusinya kepada maksud
dan sasaran setelah biaya ditutupi dan berdasarkan konsekuensi lainnya yang tidak
dicari, yang diperlukan untuk memformulasikan dan mengoperasikannya.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
perusahaan. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan
suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana
bersama anggota, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu.
Rencana formal dibuat untuk mengurangi kerancuan dan menciptakan kesepahaman
tentang apa yang harus dilakukan. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat
menilai kinerja perusahaan.

Robbins dan Coulter mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai
dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi
secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga
tercapainya tujuan organisasi.
Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan
bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber yang dibutuhkan,
tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti. Para manajer
mungkin membuat rencana untuk stabilitas (plan for stability), rencana untuk mampu
beradaptasi (plan for adaptibility) atau para manajer mungkin juga membuat rencana
untuk situasi yang berbeda (plan for contingency).
Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi di mana pimpinan menggunakan
pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan
perusahaan. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan

5
keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang
akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya,
di mana keputusan yang diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi perencanaan
tersebut dibuktikan di kemudian hari. Proses perencanaan:
1. Menentukan tujuan perencanaan
2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
3. Mengembangkn dasar pemikiran kondisi mendatang
4. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
5. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya

 Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan


perencanaan yaitu :
1. Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan
nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang
harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,
departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

2. Mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia


dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,
memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana
untuk menghadapinya.

3. Meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana,


karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain
itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan
menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam
perusahaan.

6
4. Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya,
yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian
atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan
yang ada.

Perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin
dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan
tertentu. Fungsi perencanaan sering dinamakan fungsi utama dari kegiatan manajemen,
karena dalam perencanaan seluruh rangkaian aktivitas yang akan dilakuakan, mengapa
melakukan, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya disusun. Dapat dikatakan, jika
tidak ada fungsi perencanaan, manajer tidak akan pernah tau apa yang harus
diorganisasikan, diarahkan, dan dikontrol.

 Jenis-Jenis Perencanaan
• Sifat, Maksud, dan Strategi. Sasaran pokok dicapai dengan melakukan aktivitas-
aktivitas, bergerak ke arah yang jelas, mencapai tujuan, dan memenuhi suatu misi.

• Sasaran. Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan
(stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan
organisasi kepada masyarakat luas. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang
benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari
tindakan-tindakan perusahaan beserta anggotanya.

• Strategi. Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema
untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal,
dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan,
jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan

7
cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana
operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh
lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur
kegiatan sehari-hari anggota organisasi. Berdasarkan jangka waktunya, rencana
dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek.
Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka
waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka
waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan
memiliki intermediate time frame. Menurut kekhususannya, rencana dibagi
menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah
rencana yang hanya memberikan arahan secara umum, tidak mendetail.
Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan
tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan,
kebijakan, dan lain-lain.

• Prosedur. Prosedur merupakan rencana karena menetapkan suatu metode


kebiasaan mengenai penanganan aktivitas di kemudian hari. Merupakan pedoman
bagi tindakan, bukan bagi pemikiran. Prosedur adalah cara yang tepat untuk
menyelesaikan aktivitas tertentu. Intisarinya adalah rentetan kronologis dari
tindakan-tindakan yang disyaratkan.
• Peraturan
• Program
• Anggaran (budget). Anggaran sebagai suatu rencana adalah laporan mengenai
hasil-hasil yang di harapkan yang dinyatakan dengan angka-angka. Anggaran
merupakan sarana pengendalian, tetapi penetapan anggaran merupakan
perencanaan sacara jelas. Itu adalah instrumen perencanaan fundamental dalam
banyak organisasi.

8
 Langkah-Langkah dalam Perencanaan
1. Menyadari adanya Peluang. Meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap
kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk
melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang di mana kita
berdiri pada sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang
mengapa kita ingin memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa
yang menurut harapan kita akan kita dapatkan.
2. Menentukan Sasaran. Sasaran yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan
menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, di mana penekanan
penting harus ditempatkan, dan apa yang harus di capai oleh jaringan strategi,
kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-program.
3. Menentukan Dasar Pemikiran.
4. Menentukan Arah Tindakan Alternatif.
5. Mengevaluasi Arah Tindakan Alternatif.
6. Memilih Satu Arah Tindakan.
7. Merumuskan Rencana Turunan.
8. Merumuskan Rencana Berdasarkan Anggaran.
Perencanaan yang logis meliputi periode waktu di masa depan yang diperlukan untuk
meramalkan, sebaik mungkin, terpenuhinya komitmen yang terkandung dalam
keputusan-keputusan yang diambil hari ini.

2.3. Perencanaan Manajemen yang Baik dan Benar

Perencanaan manajemen yang baik dan benar terdiri atas berbagai aspek:

1. Tujuan, aspek yang sangat penting dalam melakukan perencanaan, tujuan


merupakan arah untuk melaksanakan kegiatan serta mencapai apa yang
diharapkan. Seiring berjalannya waktu tujuan dapat berubah – ubah atau dinamis
menyesuaikan perkembangan zaman. Dalam kondisi tertentu tujuan dapat
berubah, misalnya, pada saat awal kuliah kita mengharapkan mendapatkan Indeks
Prestasi Kumulatif sebesar 3,0. Setelah kita mendapatkan apa yang kita
harapakan, kita harus merubah tujuab awal kita tersebut karena kita sudah
mencapai tujuan tersebut, kita harus membuat tujuan yang baru serta perencanaan

9
yang baru dengan harapan dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik. Dalam
membuat sebuah tujuan kita harus memikirkan secara matang apa yang
sebenernya akan kita capai, dan apabila dalam menjalankan tujuan tersebut kita
mendapati tantangan dan cobaan maka kita harus bisa mengambil sikap, apakah
kita harus tetap menjalankan tujuan tersebut atau membuat tujuan baru yang lebih
baik. Tujuan yang kita buat tidak boleh bersifat kaku.

2. Tindakan, setelah menetapkan tujuan kita harus dapat mengambil sikap dalam
mewujudkan tujuan tersebut. Tindakan yang kita lakukan harus sesuai dengan apa
yang menjadi tujuan kita sejak awal. Tindakan yang dilakukan dalam mencapai
tujuan harus sesuai dengan kode etik yang baik serta benar. Kita tidak boleh
menghalalkan segala cara untuk mewujudkan tujuan yang kita rancang sejak awal.
Jika suatu saat kita berada pada kondisi tertentu yang memaksa kita untuk memilih
maka kita harus berani mengambil risiko. Kita harus mampu bersikap secara
bijaksana. Dalam mencapai tujuan kita harus pantang menyerah dalam
menghadapai cobaan dan tantangan. Untuk mengambil sebuah tindakan
diperlukan sikap yang tenang, keapala yang dingin, dan tidak terburu – buru demi
tercapaianya tujuan.

3. Sumber Daya, adalah segala sesuatu atau potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
kelangsungan kegiatan perusahaan. Sumber daya dapat dibagi menjadi alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya modal.

 Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang
dimanfaatkan untuk kelangsungan kegiatan prusahaan. Sumber daya alam
terbagi menjadi dua:
a) Sumber daya yang dapat diperbaharui adalah, sumber daya yang
tidak akan habis karena memiliki siklus. Cotohnya: binatang,
tumbuhan, dan air.
b) Sumber daya yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya
yang dapat habis sewaktu – waktu karena sumber daya tersebut

10
membutuhkan waktu yang lama untuk ketersidiaannya. Contoh:
emas, minyak bumi, timah, dan nikel, serta barang tambang
lainnya.
 Sumber daya manusia adalah sumber daya yang sangat penting, karena
manusia merupakan subjek dalam pelaksanaan perencanaan tersebut.
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, karena
manusia memiliki akal dan pikiran. Manusia sangat penting dalam proses
perencanaan karena memiliki ide -ide dan skill atau kemampuan dalam
melakukan perencanaan.
 Sumber daya modal adalah alat penunjang dalam proses produksi dan
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sumber daya modal
bersifat langka karena kemampuan manusia untuk menghasilkan modal
juga terbatas.
4. Implementasi adalah melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan perancanaan.
Dalam mengimplementasikan kita perlu mempersiapakan hal – hal yang
diperlukan seperti sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Proses
pengimplementasian tidak boleh menyimpang dari tujuan awal perencanaan yang
telah dibuat. Namun dalam proses implementasi kita tidak boleh bersifat kaku
serta terpaku, kita harus dapat mengambil sikap yang tepat jika ditengah
perjalanan terdapat kendala – kendala.
5. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencari tahu penyebab
kegagalan serta berbagai alasan keberhasilan dari suatu perencanaan. Dalam tahap
evaluasi kita tidak boleh menutup diri, kita harus mau menerima masukan dari
orang lain. Kita harus mengetahui apa penyebab usaha yang kita lakukan menjadi
gagal. Ketika kita menghadapi kegagalan kita tidak boleh menyerah begitu saja,
kita harus cepat bangkit dan menemukan solusi terbaik untuk mengatasi masalah
yang dihadapi. Namun, ketika kita sukses dan berhasil dari perencenaan yang
telah kita buat maka kita tdak boleh berpuas diri. Kita harus senantiasa
mengevaluasi dan membuat inovasi – inovasi baru agar bisnis kita tetap
berkembang. Pada tahap evaluasi kita membutuhkan pihak lain untuk
mengevaluasi apa yang sudah kita capai selama ini. Dari eavaluasi yang telah

11
dilakukan kita harus bisa menentukan apa yang akan kita lakukan selanjutnya.
Apakah kita harus melanjutkan perencanaan tersebut atau kita harus merubahnya.
Arti penting perencanaan dalam Manajemen :
1. Sebagai koordinasi upaya, manajemen merupakan kegiatan yang tercipta
karena adanya pekerjaan individu dan kelompok di dalam sebuah organisasi
yang harus dikoordinasikan. Anatara individu yang satu dengan individu yang
lain harus dapat bekerjasma dan berkoordinasi dalam proses perencanaan agar
berjalan sesuai dengan tujuan. Individu- individu tersebut tidak boleh
mementingkan kepentingan pribadi. Individu maupun kelompok harus dapat
mengupayakan yang terbaik untuk kelangsungan organisai maupun
perusahaan yang sedang dijalankan. Sedangkan perencanaan merupakan salah
satu hal yang terpenting untuk menjalankan upaya yang direncanakan
tersebut. Perencanaan merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan yang
telah kita buat.

2. Persiapan karena adanya perubahan

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap kita melakukan perencanaan pasti
akan ada beberapa masalah atau kendala yang ditemui dan mengharuskan kita
melakukan perubahan didalamnya. Sebuah rencana yang efektif dan efisien
akan selalu memberikan ruang gerak bagi setiap perubahan manajemen.
Sebaiknya kita menyadari bahwa berbagai perubahan lingkungan seringkali
terjadi tanpa dapat diprediksikan. Kesiapan diri dalam menghadapi perubahan
akan membuat kita mempunyai mental yang waspada sehingga jika terjadi
perubahan tidak akan menimbulkan berbagai kejutan atau gejolak yang
merugikan organisasi atau perusahaan. Kita harus merencanakan berbagai
alternatif perencanaan jikalau ditengah perjalanan kita menemuakan
kegagalan yang mengharuskan kita melakukan perubahan dengan cepat. Jika
kita tidak mempersiapkan alternatif perencanaan yang lain kita akan salah
mengambil langkah karena terlalu terburu – buru dan panik dalam
menentukan sikap. Dalam memikirkan alternatif perencanaan diperlukan
sikap yang tenang dan pikiran yang jernih, persiapkan semua alternatif
perencanaan dari awal. Kita harus memikirkan hal – hal apa saja yang

12
mungkin terjadi bahkan hal terburuk sekalipun. Karena dalam dunia bisnis
tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal -hal ekstrem yang akan
mengancam keberlangsungan usaha kita.

3. Pengembangan Manajemen
Dalam proses penyusunan rencana memerlukan pemikiran yang tinggi.
Sebagai seorang perencana kita harus berpikir secara sistematis mengenai
keadaan dan situasi saat ini dan akan datang. Tetapi juga harus memikirkan
efektivitas dan efisiensi dari setiap rencana. Hal inilah yang menuntut diri kita
untuk terus mengembangkan kemampuan manajerial setiap individu jika
terlibat dalam proses perencanaan. Kita harus terus berkembang dengan cara
membuka diri kita terhadap sebuah perubahan maupun wawasan – wawasan
baru yang dapat kita peroleh dari berbagai sumber. Kita harus mau terus
belajar bagaiaman cara manajerial yang baik. Mengembangkan kemampuan
dalam hal perencanaan manajerial itu tidak ada batasnya karena akan selalu
mengalami perubahan yang berisfat dinamis. Ketika kita sedang berada dalam
proses pembelajaran mengenai perencanaan manajerial kita tidak perlu
sungkan untuk menanyakan kepada yang lebih tua ataupun yang lebih muda
sekalipun. Kita perlu belajar dengan orang yang lebih tua karena mereka
memiliki pengalaman yang lebih banyak dari kita, mereka lebih tau apa yang
harus dilakukan ketika kita sedang berada dalam kondisi tertentu. Sedangkan
kita juga perlu belajar bagaimana perencanaan manajerial dengan orang yang
lebih muda dari dir kita karena orang yang lebih muda memiliki pemikiran –
pemikiran serta ide- ide yang baru dan segar dalam proses perencanaan
manajerial. Mereka orang yang lebih muda biasanya memiliki pemikiran yang
kreatif serta inovatif yang terkesan aneh tetapi justru hal itu yang kita perlukan
dan layak untuk dikembangkan.

13
4. Sebagai Pembentuk Arah yang Jelas
Dalam penyusunan perencanaan kita perlu menetapkan tujuan atau merancang
apa saja tujuan yang hendak kita capai. Kita harus membuat perencanaan
dengan arah yang jelas, dengan penetapan perencanaan yang jelas maka tujan
kita menjadi jelas. Dalam membuat perencanaan tujuan yang dapat membantu
kita untuk melakukan proses manajemen yang baik dan benar. Jikalau kita
menetapkan perencanaan manajemen terlebih dahulu maka kita dapat
membuat kerangka apa yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Dengan membuat perencanaan terlebih dahulu kita tidak akan
kebingungan dalam mengambil langkah selanjutnya. Sebaliknya, apabila kita
tidak membuat sebuah perencanaan dengan arah yang jelas, maka kita tidak
akan pernah bisa mengetahui hasil yang kita capai masih dalam kerangka
pencapaian tersebut atau tidak. Dengan adanya kejelasan arah, maka kita dapat
mencapai tujuan dengan efektivitas dan efisiensi yang tinggi.

5. Mengidentifikasi Hambatan-hambatan
Dalam menjalankan suatu kegiatan atau bisnis, pasti ditengah – tengah
perjalanan pasti kita akan menjumpai kendala atau hambatan – hambatan yang
dapat mengganggu kita dalam proses mencapai tujuan kita. Dengan membuat
perencanaan yang matang, maka kita dapat membuat kerangka apa yang harus
kita lakukan jika ditengah perjalanan kita menghadapi kendala dan hambatan
tersebut. Kita dapat mengambil sikap yang tepat ketika menghadapi
hambatan, kendala, maupun tantangan dengan baik dan bijaksana, jika kita
telah membuat perencanaan jauh – jauh hari sebelumnya. Dalam berbisnis kita
tidak boleh terburu – buru dalam mengambil keputusan. Dengan
memperhitungkan hambatan – hambatan itu maka kita dapat melakukan
persiapan untuk mengatasi masalah – masalah dengan lebih terarah.
Pemecahan masalah hambatan – hambatan ini mendorong kepekaan anggota
untuk lebih waspada, berhati – hati, serta selektif dalam mengambil sikap
ketika dihadapkan pada suatu persoalan yang muncul. Hal ini dapat melatih

14
mereka dalam pemecahan masalah dan meningkatkan kepekaan sosial dalam
menghadapi suatu masalah.

6. Memusatkan Perhatian Pada Tujuan Organisasi


Dengan membuat perencanaan, kita dapat mengetahui apakah kita telah
mencapai tujuan tersebut atau belum. Dengan membuat perencanaan terlebih
dahulu kita dapat membuat koreksi – koreksi terhadap penyimpangan dari
tujuan yang hendak dicapai. Apabila kita telah mengetahui penyimpangan
yang terjadi sejak awal maka kita dapat meminimalisir terjadinya
penyimpangan – penyimpangan yang lebih jauh lagi. Jika kita dapat
meminimalisir penyimpangan – panyimpangan tersebut kita dapat
mengurangi pemborosan – pemborosan dalam proses pencapaian tujuan,
selain itu kita dapat menghindari usaha - usaha yang tidak menunjang dalam
pencapaian tujuan. Maka dari itu perencanaan manajemen sangat penting
dalam memusatkan perhatian pada tujuan organisasi yang hendak kita capai.

7. Menghindarkan Pertumbuhan dan Perkembangan yang Tidak Terkendali


Perencanaan manajemen juga sangat membantu mengidentifikasi
pertumbuhan dan perkembangan apa saja yang dapat membuat kemunduran
bahkan menghancurkan bisnis yang telah kita rintis sejak awal. Risiko – risiko
yang muncul sebaiknya jangan dihadapi namun untuk dihindari. Sebagai
manajer yang baik, kita harus dapat menghindari risiko – risiko tersebut
sedemikian rupa, agar keberlangsungan perusahaan tetap terjaga dengan baik.

8. Mampu Mencipatakan dan Mengembangkan tim yang mampu menerima


pertanggungjawban atas peran meraka dalam perencanaan tersebut.
Apabila kita membuat perencanaan terlebih dahulu maka kita dapat
menciptakan dan menegembangkan tim yang baik, tim tersebut dapat
menerima pertanggungjawaban atas peran mereka dalam perencanaan
tersebut.

15
9. Perencanaan manajerial dapat meningkatkan moral,menciptakan suasana
tertib serta disiplin organisasi.
Jika kita membuat perencanaan manajerial terlebih dahulu kita dapat
mengetahui batasan – batasan yang hendak kita capai, sehingga kita dapat
meningkatkan moralitas diri, serta disiplin dalam berorganisasi.

10. Perencanaan dalam manajemen sebagai antisipasi peristiwa masa depan dan
membantu mengurangi ketidakpastian di masa depan.
Dengan membuat perencanaan manajemen terlebih dahulu, kita sudah
memiliki kerangka serta memprediksi apa saja kemungkinan – kemungkinan
yang akan terjadi di masa depan. Kita dapat mengambil langkah yang
bijaksana untuk mengurangi ketidakpastian di masa depan.

11. Perencanaan manajemen memudahkan koordinasi karena semua kegiatan


diarahkan menjadi tujuan bersama.
Ketika kita membuat perencanaan manajemen terlebih dahulu maka kita dapat
berkoordinasi dengan yang lain untuk mengarahkan apa yang menjadi tujuan
kita sejak awal.

Tidak selamanya apa yang kita rencanakan dapat terwujud sesuai dengan tujuan kita.
Terkadang ada saat dimana bisnis mengalami kegagalan meskipun rencana yang kita
susun sudah sangat sempurna. Tentu kegagalan – kegagalan dalam perencanaan
manajemen tidak semata – mata gagal tanpa ada sebuah sebab, pasti ada sebab yang
melatarbelakangi terjadinya sebuah kegagalan. Seperti :

1. Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu elemen penting dalam perencanaan. Visi dan tujuan
strategis harus dikomunikasikan ke seluruh elemen organisasi. Gagalnya
komunikasi dapat berdampak pada kegagalan perencanaan yang telah dirancang
sebelumnya. Komunikasi amatlah penting, jadi jangan sampai komunikasi
menjadi penyebab terjadinya kegagalan dalam mencapai tujuan. Komunikasi
yang dibutuhkan dalam perencanaan antara lain adalah visi, misi, tujuan, langkah-
langkah yang perlu dijalankan, dan jangka waktu. Komunikasi yang buruk antar

16
anggota tim menghasilkan implementasi yang buruk. Selain itu, ekspektasi dan
opini juga perlu dikemukakan secara terbuka.

2. Leadership / kepemimpinan
Leadership juga merupakan komponen penting dalam perencanaan.
Kepemimpinan yang kurang, menghasilkan banyak dampak buruk, antara lain
alokasi sumber daya yang kurang tepat, kontrol yang kurang, tidak selarasnya
tujuan/strategi/aksi, sistem reward dan punishment yang tidak efisien dan
sebagainya.Jika leader tidak berperan dengan baik, maka harus ada anggota tim
yang mau berperan sebagai leader dan melakukan perencanaan menjadi suatu
aksi yang konkret atau nyata. Intinya, jadilah pemimpin dimanapun Anda
berada, walaupun Anda bukan di posisi puncak.Setidaknya jika Anda tidak bisa
memimpin orang lain, Anda harus bisa memimpin diri kita sendiri.

3. Ide Tidak Didukung Rencana


Ide yang bagus tiada artinya tanpa didukung oleh rencana. Seringkali ide yang
bagus hanya sekedar konsep saja, kemudian langsung diimplementasikan. Jika
ide langsung diimplementasikan, tanpa rencana yang matang, maka ide tersebut
bisa dibilang masih mentah. Ide harus dipikirkan matang – matang menjadi
sebuah perencanaan matang yang harus dilakukan. Kita harus membuat
perencanaan dengan detail agar ide – ide yang baik tersebut dapat terealisasikan
dengan maksimal.

4. Manajemen Pasif
Manajemen pasif diawali oleh adanya anggapan bahwa segalanya akan berjalan
dengan sendirinya jika sudah dimulai. Sebuah perencanaan merupakan hal yang
harus dikelola secara aktif. Karena jika tidak, maka hasilnya bisa buruk.
Manajemen disini berbeda dengan leadership. Jika leadership diharapkan untuk
mengkomunikasikan visi dan mendukungnya dengan tindakan yang sesuai,
maka manajemen diharapkan untuk mengetahui bagaimana cara kita

17
menjalankan masing-masing rencana. Manajemen yang pasif tidak
menempatkan posisi pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya pada masing-masing
individu. Dalam menjalankan perencanaan tersebut harus benar – benar
merencanakan dengan matang, kita juga tidak boleh memiliki prinsip bahwa
sesuatu hal akan mengalir seperti air. Jadi, sebelum kita melaksanakan
manjemen, kita wajib membuat perencanaan terlebih dahulu jangan sampai
manajemen pasif ini berlaku pada organisasi atau perusahaan yang sedang kita
jalankan karena dapat menghancurkan usaha yang telah kita rintis. Kita harus
menghindari manajemen pasif karena manajemen pasif sangat berbahaya bagi
kelangsungan kegiatan suatu organisasi atau perusahaan.

5. Motivation/Personal Ownership
Satu lagi hal yang membuat perencanaan menjadi gagal adalah tidak adanya
rasa memiliki dalam rencana tersebut. Intinya, orang hanya mau
mengimplementasikan rencana jika itu menguntungkan dirinya. Padahal dalam
suatu perencanaan manajemen dibutuhkna kerjasama dan koordinasi tim yang
baik untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.Gejala-gejala terjadinya
adalah penolakan dari karyawan, karyawan tidak melihat perencanaan tersebut
sebagai sesuatu yang penting, kurangnya dukungan karyawan, kurangnya
inisiatif dalam implementasi. Implementasi perencanaan tentu akan gagal jika
tanpa melibatkan kerjasama atau koordinasi tim yang baik. Dalam perencanaan
tersebut tim harus memiliki rasa saling memiliki untuk terwujudnya tujuan yang
telah dibuat sejak awal.

6. Optimis Berlebihan
Sikap optimis adalah hal yang harus dimiliki, namun sikap yang terlalu optimis
bisa membuat lupa terhadap tanggung jawab yang harus dilakukan sehingga kita
meremehkan kemungkinan buruk yang akan menjatuhkan perusahaan kita. Sikap
optimis yang berlebihan sebaiknya dibatasi karena diri kita harus selalu siaga
terhadap kondisi lingkungan sekitar yang mungkin bisa saja berubah seiring

18
berjalannya waktu, sehingga kita harus segera menyesuaikan dan mengambil
langkah selanjutnya ketika kita berada dalam kondisi yang buruk.

7. Kurangnya Komitmen
Kurangnya komitmen ketika menjalankan perencanaan bisa membuat tujuan kita
menjadi gagal. Dalam menjalankan sebuah perencanaan tim harus menajaga
kekompakan serta komitmen demi tercapainya tujuan bersama. Komitmen harus
dilakukan oleh semua anggota dalam suatu perusahaan.

8. Pengambilan Jalan Pintas

Didalam membangun sebuah perencanan, banyak sekali jalan pintas yang bisa
ditempuh. Semisal seorang manajer dahulunya pernah memimpin sebuah
perusahaan dengan kebijakan dan sistem yang lama. Dan diterapkan pada
perusahaan yang ia pimpin saat ini, hal – hal seperti ini bisa mengakibatkan
kesalahan yang fatal, karena sistem yang pernah diterapkan dalam kasus
sebelumnya belum tentu bisa bekerja pada sistem perusahaan yang sedang
dijalani saat ini.

2.4. Solusi dalam Menghadapi Gagalnya Perencanaan

1. Memiliki komunikasi yang baik


Komunikasi merupakan media penting dalam keberlangsungan manajemen
suatu perusahaan. Visi, misi dan tujuan dapat didiskusikan melalui komunikasi
yang baik, agar menghasilkan visi, misi, dan tujuan yang baik. Komunikasi
merupakan kunci utama kesuksesan perencanaan manajemen, karena dengan
komunikasi ide – ide yang bagus dapat tersalurkan. Dalam berkomunikasi
hendaknya tidak hanya mendengarkan satu pihak saja, tetapi kita juga harus
mendengarkan saran – saran dari pihak lain. Serta kita juga berperan aktif dalam
kontribusi membangun perencanaan yang baik. Kita harus memiliki etika yang
baik dalam berkomunikasi, agar orang yang kita ajak berkomunikasi tidak
tersinggung bahkan tersulut emosinya. Komunikasi merupakan sebuah skill

19
yang harus dilatih secara terus – menerus. Apabila tidak dilatih secara terus –
menerus maka kemampuan berkomunikasi akan luntur, padahal komunikasi
adalah hal penting dalam perencanaan manajemen.

3. Kepemimpinan yang baik


Kepempimpinan yang baik dalam perencanaan merupakan salah satu kunci
sukses dari sekian banyak kunci sukses dalam perencanaan manajemen.
Dalam perencanaan manajemen dibutuhkan pemimpin yang dapat
mengayomi anggota – anggotanya dalam proses mencapai tujuan. Seorang
pemimpin harus menjadi teladan bagi anggota – anggotanya. Pemimpin harus
mampu bersikap adil dan bijaksana, ia harus memberikan reward yang sesuai
dengan kinerja dan prestasi yang telah dicapai anggota atau karyawannya.
Seorang pemimpin juga harus memberikan hukuman yang tepat kepada
anggota atau karyawannya ketika mereka kesalahan. Hukuman yang diberikan
dapat meningkatkan motivasi kinerja mereka agar menjadi lebih baik dan
tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dalam sebuah perencanaan
manajemen diperlukan sosok seorang pemimpin agar dapat memimpin
mereka dalam mencapai tujuan. Jika tidak ada yang menjadi pemimpin maka
salah satu anggotanya harus mau memimpin anggota yang lainnya agar tujuan
tersebut dapat berjalan dengan baik.

4. Ide yang didukung rencana


Ide adalah salah satu rahmat Tuhan. Tanpa ide kita tidak dapat memikirkan
perencanaan yang baik. Ide merupaka akar dari perencanaan, tanpa ide kita
tidak akan tahu apa yang harus kita lakukan. Ide membantu kita dalam
penyusunan rencana manajemen. Namun, ide yang bagus sekalipun tidak akan
ada artinya apabila ide tersebut tidak didukung oleh rencana. Ide dan rencana
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bagaikan menabur
garam di lautan, sia – sia.
5. Manajemen aktif
Kita harus membuat perencanaan sedemikian rupa, sehingga apa yang kita
rencanakan dapat terwujud sesuai harapan. Apabila kita membuat

20
perencanaan terlebih dahulu maka kita dapat mengantisipasi hal buruk yang
akan terjadi. Kita harus berpegang teguh pada prinsip – prinsip yang kita
bangun sejak awal. Kita tidak boleh mengandalkan pada perencanaan awal
saja, kita juga harus mempunyai alternatif - alternatif perencanaan yang lain
jika kita mengalami kegagalan – kegagalan. Katika kita mengalami kegagalan
– kegagalan tersebut kita juga harus mampu memilih alternatif mana yang
tepat untuk kita jalankan, apabila kita salah dalam menentukan alternatif
tersebut maka kita juga akan memunculkan kegagalan – kegagalan yang lain.
Manajemen aktif mampu menempatakan posisi – posisi karyawannya sesuai
dengan bidang dan keahliannya masing – masing.

6. Motivasi yang kuat


Kita harus mempunyai rasa saling memiliki dalam menjalankan perencanaan
manajemen tersebut. Karena dengan rasa saling memiliki tersebut kita dapat
mewujudkan tujuan yang kita rencanakan dengan optimal. Rasa memiliki
akan memunculkan motivasi pada diri setiap anggota tim, sehingga setiap
anggota tim memiliki rasa tanggungjawab dan memiliki kewajiban dalam diri
untuk mewujudkan tujuan sesuai rencana tanpa merasa terbebani. Jika
memiliki rasa saling memiliki tersebut setiap anggota akan menjalankan
kewajibannya dengan sepenuh hati dan serius serta maksimal. Apabila setiap
anggota menjalankan kewajibannya dengan sepenuh hati, maka tujuan yang
telah direncanakan dapat segera terwujud dengan baik.

7. Optimis yang tidak berlebihan


Dalam pelaksanaan perencanaan manajemen juga diperlukan sikap optimis
agar, kita menjadi semangat dalam menjalankan perencanaan tersebut. Sikap
optimis yang muncul juga tidak boleh berlebihan karena sikap optimis yang
berlebihan akan membuat kita terlena dan malas belajar untuk memperbaiki
kesalahan – kesalahan yang telah terjadi.
8. Memiliki komitmen
Komitmen adalah hal yang penting dalam sebuah perencanaan manajemen
guna mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Komitmen harus

21
dimiliki setiap anggota tim agar kompak dalam mencapai tujuan. Apabila
setiap anggota tim tidak memiliki rasa komitmen maka ditengah – tengah
perjalanan dalam mencapai tujuan tersebut, anggota organisasi atau
perusahaan akan meninggalkan organisasi atau perusahaan yang telah dirintis
bersama melalui perencanaan yang cukup panjang. Padahal jalan menuju
kesuksesan tersebut sudah dekat namun tidak adanya komitmen jalan
kesuksesan tersebut menjadi semakin jauh bahkan sirna. Apabila salah satu
anggota tim meninggalkan organisasi atau perusahaan maka tugas yang
biasanya dijalankan akan terbengkalai, meskipun tugas tersebut telah
digantikan oleh orang lain tetapi hasilnya belum tentu sama dengan orang
yang sejak awal ikut dalam proses perencanaan manajemen.

9. Berinovasi
Dalam melakukan perencanaan diperlukan inovasi – inovasi baru. Inovasi itu
sendiri memiliki makna penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode, atau alat.
Kita tidak dapat menerapkan cara – cara lama untuk perusahaan yang baru
karena perusahaan yang baru tidak memiliki konsep tujuan yang sama dengan
perusahaan yang lama. Karena manajemen itu sendiri bersifat dinamis atau
berubah – ubah sesuai perkembangan zaman. Orang – orang yang
berkontribusi dalam perusahaan yang baru memiliki kemampuan yang
berbeda dari perusahaan yang lama. Jadi sebagai manajer harus dapat
berinovasi dan berkreasi untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang
lain karena sejatinya perbedaan itu sendiri adalah sesuatu hal yang menarik
dari perusahaan yang kita rintis.

22
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya
ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin
dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan
tertentu. Fungsi perencanaan sering dinamakan fungsi utama dari kegiatan manajemen,
karena dalam perencanaan seluruh rangkaian aktivitas yang akan dilakuakan, mengapa
melakukan, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya disusun. Dapat dikatakan, jika
tidak ada fungsi perencanaan, manajer tidak akan pernah tau apa yang harus
diorganisasikan, diarahkan, dan dikontrol.

3.2. Saran

Untuk melakukan perencanaan yang baik kita harus menentukan apa saja tujuan
tujuan yang hendak kita capai. Kemudian kita harus membuat alternatif – alternatif
perencanaan jika ditengah perjalanan kita menghadapi kendala.

23

Anda mungkin juga menyukai