Anda di halaman 1dari 5

MATERI 12

PENETAPAN KADAR ALKOHOL

1. Identitas Mata Kuliah :


Program Studi : Diploma III Analis Kesehatan
Mata Kuliah : Kimia Analisa Makanan Minuman 2
Kode Mata Kuliah : AK3A419
Bobot SKS : 1 SKS
Semester : IV (empat)
Mata Kuliah Prasyarat :-
Standar Kompetensi :
Mampu melakukan teknik pengambilan cuplikan makanan dan minuman,
makanan dan minuman, analisa makanan dan minuman secara kimia
dengan menggunakan metode instrumentasi dan non instrumentasi, serta
interpretasi hasil analisis.

2. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (KD) :


a. Melakukan pengambilan cuplikan makanan dan minuman
b. Melakukan analisis alkohol pada makanan dan minuman dengan
metode destilasi.
c. Menginterpretasikan hasil analisa.

3. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) :


Mahasiswa mampu
a. Melakukan pengambilan sampel makanan
b. Menganalisa alkohol pada sampel dengan metode destilasi.
c. Menerapkan prosedur pemeriksaan alkohol dengan tepat
d. Melaporkan hasil identifikasi alkohol.
e. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan

4. Tujuan Praktikum/Pembelajaran :

a. Melalui kegiatan praktikum , mahasiswa mampu melakukan


pemeriksaan alkohol pada makanan dan minuman dengan metode
destilasi dengan tepat.
b. Melalui kegiatan praktikum , mahasiswa mampu menyimpulkan hasil
pemeriksaan alkohol pada makanan dan minuman dengan metode
destilasi dengan tepat.

5. Dasar Teori

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung zat etanol, zat


psikoaktif yang bila dikonsumsi akan mengakibatkan kehilangan kesadaran.
Minuman beralkohol merupakan minuman keras yang termasuk kategori jenis zat
narkotika yang mengandung alkohol, tidak peduli berapa kandungan alkohol di
dalamnya. Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa
bahwa setetes alkohol saja dalam minuman hukumnya sudah haram.
Minuman keras alkohol mengandung etil alkohol yang diperoleh dari hasil
fermentasi madu, gula, sari buah, atau umbi-umbian. Lamanya proses fermentasi
bergantung pada bahan dan jenis produk minuman keras yang dihasilkan.
Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman keras beralkohol
biasanya berkisar antara sekitar 18%. Umumnya, minuman keras tidak akan
awet pada lingkungan dengan kandungan etanol di atas 18%.
Minuman keras beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi dapat
dihasilkan melalui proses distilasi terhadap produk yang dihasilkan melalui
proses fermentasi. Misalnya, untuk menghasilkan minuman keras alkohol
berkadar etanol tinggi, dengan cara mencampur produk hasil fermentasi dengan
produk hasil distilasi. Contohnya, port wine dan sherry yang termasuk kelompok
fortified wine.
Berdasarkan Kepres No. 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian
Minuman Beralkohol, minuman beralkohol dibagi menjadi 3 golongan.

 Golongan A: kadar etanol 1-5% (Bir Bintang dan Green Sands).


 Golongan B: Kadar etanol 5-20% (Anggur Malaga).
 Golongan C: Kadar etanol 20-55% (Brandy dan Whisky).

Dampak Buruk Minuman Keras Alkohol bagi Kesehatan.

Minuman keras alkohol yang mengandung zat narkotika etanol, tentu memiliki
dampak yang buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi secara rutin. Dampak buruk
yang ditimbulkan berdasarkan dari jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi,
usia, berat badan, jenis kelamin, serta makanan yang ada di dalam lambung
ketika meminum minuman keras

6. Tugas Sebelum Praktikum


a. Mahasiswa membuat reagensia
b. Menyiapkan peralatan praktikum
c. Membuat jurnal praktikum
d. Melakukan responsi

7. Prinsip dan Reaksi


a. Prinsip
Sampel didestilasi hingga diperoleh, destilat yang diperoleh
ditetapkan bobot jenisnya. Setelah didapat bobot jenis ditetapkan
kadar etanol menggunakan tabel alkoholometrik pada Farmakope
Indonesia.

8. Alat dan bahan


a. Alat
Rangkaian alat destilasi, neraca analitik elektrik, Piknometer dengan
termometer, labu Erlenmeyer 250 mL, labu ukur 50 mL, beker glass
250, 500 mL, corong glass ᴓ 5 cm, pipet volume 25, 50 mL,
termometer suhu 100ºC, pipet pasteur panjang

b. Bahan
Air Es, tissue

9. Sampel
- Minuman beralkohol
- Tape (singkong, ketan)
- Tempoyak

10. Cara Kerja


a. Prosedur Penetapan kadar Etanol
b. Dipipet sebanyak 25,0 ml sampel, masukan kedalam labu destilasi,
catat suhu pada saat pengukuran.
c. Tambahkan 25,0 ml akuades bebas CO₂
d. Didestilasi sampai didapatkan destilat 2,0 ml lebih kecil dari volume
sampel yang dipipet (suhu destilat 25⁰)
e. Destilat ditampung dalam Erlenmeyer/gelas ukur, kemudian
dimasukan kedalam labu takat 25,0 ml, kmd ditambah akuades
hingga volume sama dengan volume sampel
f. Perhitungan Bobot Jenis
g. Penimbangan Piknometer (lakukan pengeringan dengan cara
gravimetri )
h. Piknometer diisi dengan akuades bebas CO₂, lalu timbang pada suhu
25⁰C
i. Akuades dibuang kemudian keringkan piknometer
j. Suhu destilat diatur pada 25⁰C, dan masukan kedalam piknometer
k. Timbang piknometer berisi destilat
l. Tentukan bobot jenis dan konversikan pada tabel Alkoholometrik FI

11. Perhitungan
Rumus :
BJ = B–A
C–A

A : Piknometer Kosong
B : Piknometer + Destilat
C : Piknometer + Akuades

Perhitungan Kadar Etanol :


Kadar Etanol dihitung berdasarkan hasil penghitungan Bobot Jenis
D – E = Dx - Ex
F –E Fx – Ex

Dimana :
D = Bj etanol sampel
E = Bj etanol (baris atas pada tabel alkohol)
F = Bj etanol (baris bawah pada tabel alkohol)
Dx = % etanol yang dicari
Ex = % etanol (baris atas pada tabel alkohol)
Fx = % etanol (baris bawah pada tabel alkohol)
12. Tugas Setelah Praktikum

a. Membersihan/mencuci peralatan praktikum.


b. Merapikan peralatan praktikum
c. Membersihkan meja praktikum dengan pembersih porselin
d. Membuang limbah dan sampah ditempat yang telah disediakan
sesuai jenisnya.
e. Membuat laporan hasil praktikum

Anda mungkin juga menyukai