Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Mekanika Fluida tanpa halangan suatu apapun Dengan
tersusunya makalah ini kami berharap dengan makalah ini bisa membuat kami dapat nilai yang baik
dan juga tugas ini semoga dapat berguna dalam proses perkuliahan pada dan berguna bagi si
pembacanya dengan begitu tidak percuma laporan ini disusun.Mengingat bahwa manusia memiliki
kelebihan maupun kekurangan dalam mengerjakan sesuatu hal, maka kami mengharapkan pembaca
bersedia untuk memberika koreksi terhadap makala ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca semua dan juga mudah mudahan makalah
yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua dan dapat meningkatkan prestasi si
penyusun dan si pembaca .

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajaran Fisika sampai sekarang ini masih dianggap pelajaran sulit, sukar dan juga membingungkan.
Anggapan ini tidaklah salah namun tidak sepenuhnya benar. Banyak yang mengatakan fisika sulit
dikarena dikatakan pelajaran yang sangat banyak rumus-rumusnya.

Salah satu pelajaran fisika adalah mekanika fluida. Di Mekanika Fluida akan banyak sekali materi dan
bahasan salah satunya adalah tekanan. Kata tekanan tidaklah asing ditelinga kita. Disini kita akan
melihat tekanan dalam sudut pandang fisika. Dalam Mekanika Fluida tidak hanya ada tekanan saja
banyak materi yang perlu kita pelajari juga. Antara lain Hukum dan tekanan Hidrostatis, Hukum
Pascal dan Archimedes, cara mengukur tekanan, kemudian jenis-jenis aliran fluida, persamaan
Kontinuitas dan Persamaan Bernouli.

Mekanika Fluida harus dipelajari bukan hanya sebagai tugas kuliah tapi Mekanika Fluida dipelajari
untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar kita yang memakai konsep fluida.
Sehingga memang Materi Mekanika Fluida harus dipelajari dan dipahami.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tekanan dalam Fluida?

2. Apa itu Tekanan Hidrostatik?

3. Bagaimana Prinsip Pascal dan Archimedes?

4. Bagaimana cara mengukur Tekanan?

5. Apa saja jenis-jenis aliran fluida?

6. Bagaimana persamaan Kontinuitas?

7. Bagaimana persamaan Bernoulli?


BAB II

PEMBAHASAN

A.Fluida

1.Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan
bentuk ketika ditekan. Yang termasuk fluida adalah zat cair dan gas. Ilmu yang mempelajari fluida
tak mengalir disebut Hidrostatis

1.2. Massa Jenis

Massa Jenis suatu zat adalah massa zat itu per satuan volumennya.

m

v

Satuan SI untuk massa (m) adalah kg, untuk volume (V) adalah m3, sehingga satuan SI untuk massa
jenis () adalah kg/m3 atau kg.m3. Satuan lain yang masih sering digunakan adalah g/cm3.

Massa jenis relatif adalah nilai perbandingan massa jenis suatu bahan terhadap massa jenis air.

B.Tekanan

Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang per satuan luas bidang itu.

gaya
Tekanan = luas

F
p = A

Satuan SI untuk gaya, F adalah newton (N) dan untuk luas bidang A adalah m2, sehingga satuan SI
untuk tekanan N/m2. Satuan SI untuk tekanan diberinama pascal (Pa). Jadi…

1 Pa = 1 N/m2

Satuan lain yang digunakan adalah atmosfer (atm), cmHg, dan milibar (mb) dimana

1 mb = 0,001 bar

1 bar = 105 Pa

1 atm = 76 cmHg = 1,01  105 Pa = 1,01 bar

2.Tekanan gauge

Tekanan gauge (gauge pressure) adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui dan tekanan
atmosfer (tekanan udara luar). Nilai tekanan yang diukur oleh alat pengukur tekanan sesungguhnya
dikenal sebagai tekanan mutlak
Tekanan mutlak = Tekanan gauge + Tekanan atmosfer

p = pgauge + patmosfer

Sebagai contoh, sebuah ban yang mengandung udara dengan tekanan gauge 2 bar memiliki tekanan
mutlak kira-kira 3 bar sebab tekanan atmosfer pada permukaan laut kira-kira 1 bar

2.1.Tekanan dalam Suatu Fluida

Tekanan adalah suatu besaran dari fluida (zat cair dan gas) yang penting karena sifat-sifat fluida
sebagai berikut.

1) Gaya-gaya yang dikerjakan suatu fluida pada dinding wadahnya selalu berarah tegak lurus
terhadap dinding wadahnya.
2) Gaya yang dikerjakan oleh tekanan dalam suatu fluida pada kedalaman yang sama adalah
sama dalam segala arah
3) Suatu gaya luar yang bekerja pada suatu fluida diteruskan sama besar keseluruh fluida.

Ini tidak berarti bahwa tekanan dalam suatu fluida adalah sama dimana saja, sebab berat fluida itu
sendiri mengerjakan tekanan yang bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Tekanan zat cair
yang hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatis

Tekanan hidrostatis zat cair (ph) dengan massa jenis  pada kedalaman h dinyatakan dengan

p h  gh

Dengan  adalah massa jenis fluida (kg/m3), g adalah percepatan gravitasi bumi (m/s2), h adalah
kedalaman fluida (m) dan ph adalah tekanan hidrostatis (Pa). Dengan demikian, tekanan total
(tekanan mutlak) pada kedalaman h adalah

p  pluar  p h

p  pluar  gh

Jika fluida dalam suatu wadah terbuka yang berhubungan dengan udara luar, maka udara luar
(atmosfer) mengerjakan gaya luar pada fluida

pluar  p atm

C. Hukum-hukum Dasar Fluida Statis

Hukum-hukum dasar fluida statis yang akan kami bahas adalah Hukum Pascal, Hukum Pokok
Hidrostatis dan Hukum Archimedes

3.1. Hukum Pascal

Hukum Pascal berbunyi: tekanan yang diberikan kepada fluida di dalam ruang tertutup diteruskan
sama besar ke segala arah.
Dari hukum ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya kecil dapat dihasilkan gaya yang lebih besar.
Prinsip ini dimanfaatkan dalam

1) Dongkrak hidrolik
2) Pompa hidrolik ban sepeda
3) Mesin hidrolik pengangkat mobil
4) Mesin pengepres hidrolik
5) Rem piringan hidrolik pada mobil

Jika luas penampang kecil A1 ditekan dengan gaya input F1, maka pada luas penampang yang besar
akan dihasilkan gaya angkat output F2. Sesuai dengan hukum Pascal diperoleh

p1  p 2

F2 F1 A
 F2  2  F1
A2 A1 atau A1

1 1
 d12  d 22
Untuk luas penampang berbentuk silinder, A1 = 4 dan A2 = 4 , dengan d1 dan d2 adalah
diameter masing-masing penampang sehingga diperoleh

1 2
d1
F2  4  F1
1 2
d 2
4
2
d 
F2   2   F1
 d1 

3.2.Hukum Pokok Hidrostatis

Hukum Pokok Hidrostatis berbunyi: semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat
cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama.

Misalkan sebuah pipa U diisi oleh dua jenis zat cair yang tidak bercampur, maka terdapat perbedaan
ketinggian zat cair pada kedua kaki pipa U. Lihat gambar dibawah ini

Pada kedua kaki dimana terdapat dua jenis zat cair, kita buat garis lurus mendatar yang memisahkan
kedua jenis zat cair tersebut. Garis ini disebut bidang
batas. Kita ambil dua titik yang terletak pada bidang batas
ini, A di kaki kiri dan B di kaki kanan. Seseuai dengan
hukum pokok hidrostatis tekanan pada kedua titik ini
sama besar .
p A  pB

p atm  1 gh1  p atm   2 gh2

1 h1   2 h2

3.3.Hukum Archimedes

Hukum Archimedes berbunyi: benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida
mengalami gaya keatas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda yang tercelup tersebut.

Gaya keatas = berat fluida yang dipindahkan

Fa  m f  g

Fa   f  Vbf  g

f Vbf
Dengan = massa jenis fluida (kg/m3), volume benda yang tercelup dalam fluida (m3), dan g
Vbf
adalah percepatan gravitasi (9,8 m/s2) Volume benda yang tercelup dalam fluida adalah . Jika
Vbf
benda tercelup seluruhnya dalam fluida maka = Vb ( Vb = volume benda). Jika benda tercelup
setengah bagian dalam fluida maka

1
Vbf Vb
= 2

3.3.1 Berat Semu dan Berat di Udara

Jika benda ditimbang di udara berat yang ditunjukkan neraca adalah berat sesungguhnya

Fa

w = mg
(a) di udara w = mg

(b) Tercelup sepenuhnya


dalam fluida

Gambar 3 : Benda yang dicelupkan ke dalam fluida mengalami gaya ke atas


Jadi berat benda di udara

w=mg

Jika benda ditimbang dalam fluida, berat yang ditunjukkan neraca adalah berat adalah berat semu wf
dimana

Berat semu = berat di udara – gaya keatas

w f  wu  Fa Fa  wu  w f
atau

3.3.2 Hubungan Massa Jenis benda dan Massa Jenis Fluida

Jika suatu benda dengan massa jenis b dicelupkan seluruhnya kedalam zat cair dengan massa jenis
f maka berlaku

b w

 f Fa

 f
Dengan b adalah massa jenis benda , massa jenis fluida, w adalah berat benda dan Fa adalah
gaya keatas.

3.3.3 Penerapan Hukum Archimedes

Penerapan hukum Archimedes antara lain: (1) kapal laut yang terbuat dari besi dapat mengapung
diar, (2) kapal selam dapat mengapung, melayang dan tenggelam di air, (3) galangan kapal untuk
memperbaiki atau memriksa bagian bawah kapal, (4) balon udara dapat naik keatas (5) hydrometer
untuk mengukur massa jenis zat cair

3.3.4 Tengelam, Melayang dan Mengapung

Benda tenggelam (gambar 4a) jika gaya ke atas oleh zat cair lebih kecil daripada berat
benda, atau jika massa jenis zat cair lebih kecil daripada massa jenis rata-rata benda

f b
Syarat tenggelam, Fa  w atau 

(c)

(b)
(a)

(a) Tenggelam (b) Melayang (c) Mengapung

Gambar 4 : Bagian yang diarsir menyatakan volume benda yang tercelup dalam zat cair
Benda melayang dalam zat cair (gambar 4b) jika gaya ke atas oleh zat cair sama dengan
berat benda, atau jika massa jenis zat cair sama dengan massa jenis rata-rata benda.

Syyarat melayang Fa = w

f
= b rata-rata

Benda mengapung dalam zat cair (gambar 4c) jika gaya keatas oleh zat cair yang disebabkan oleh
volume benda yang tercelup saja (bagian yang diarsir) sama dengan berat benda. Pada benda
f
mengapung, massa jenis zat cair lebih besar dari pada massa jenis rata-rata benda ( = b rata-rata)

Syarat mengapung Fa = w

3.3.5 Kasus untuk benda mengapung

Vbf
Jika volume benda yang tercelup dalam zat cair adalah dan volume total adalah Vb berlaku

 b Vbf

f Vb

hbf
Jika tinggi benda yang tercelup dalam zat cair adalah dan tinggi benda total adalah hb maka
berlaku

 b hbf

f hb

3.3.6 Massa jenis benda yang mengapung

Untuk benda yang mengapung dalam satu jenis fluida, maka massa jenisnya dirumuskan sebagai
berikut

 f  Vbf

Vb

Sedangkan untuk benda yang mengapung dalam beberapa jenis fluida, maka massa jenisnya
dirumuskan sebagai berikut.

 fi  Vbfi  f 1  Vbf 1   f 2  Vbf 2   f 3  Vbf 3    



Vb Vb
=
3.3.7 Tegangan permukaan zat cair

Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan zat cair untuk meregang sehingga
permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Beberapa cotoh tegangan permukaan zat
cair adalah: (1) pisau silet dan jarum dapat mengapung di air walaupun massa jenisnya lebih besar
daripada massa jenis air; (2) nyamuk dapat hinggap di atas permukaan air; (3) tetes air yang jatuh
pada permukaan kaca berbentuk bola (bulatan)

Secara kuantitatif, tegangan permukaan  di definisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan
permukaan F dan panjang permukaan d dimana gaya itu bekerja.

F

d
3.4. Sudut Kontak

Sudut kontak adalah sudut antara kelengkungan permukaan zat cair (meniscus) terhadap garis lurus
vertikal. Pada zat cair meniscus cekung, seperti air (gambar 5a) sudut kontak  , adalah lancip (0  
 90). Pada zat cair meniscus cembung, seperti raksa (gambar 5b), sudut kontak, , adalah tummpul
(90    180)

Air adalah zat cair meniscus cekung sehingga air membasahi dinding kaca wadanya. Raksa adalah zat
cair meniscus cembung sehingga raksa tidak membasahi dinding kaca wadahnya. Ada hubungan
antara kemampuan membasahi air dan tegangan permukaannya. Makin kecil tegangan permukaan
air, makin besar kemampuan air untuk membasahi benda.

air raksa

Gambar 5 : (a) Meniskus cekung (b) Meniskus cembung


3.5.Kapilaritas

Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya permukaan zat cair di dalam lubang sempit (pipa kapiler).
Air di dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air dan partikel kaca lebih besar daripada
kohesi antarpartikel air. Raksa di dalam pipa kapiler turun
karena adhesi antara partikel raksa dan partikel kaca lebih kecil
daripada kohesi antar partikel raksa.

Gambar 6 : Adheasi air kaca lebih besar


daripada kohesi antar partikel air
Naik atau turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler h dinyatakan oleh persamaan

2 cos 
h
gr

Dengan  adalah tegangan permukaan (N/m),  adalah sudut kontak,  adalah massa jenis (kg/m3), g
adalah percepatan gravitasi (m/s2) dan r adalah jari-jari pipa kapiler (m).

Manfaat Kapilaritas antara lain: (1) naiknnya minyak tanah melalui sumbu kompor. (2) sifat
menghisap cairan beberapa benda (kain dan kertas isap). (3) naiknya air dari akar menuju bagian
atas (daun-daun) melalui pembuluh kayu (pembuluh xylem) dalam batang pohon.

Masalah yang ditimbulkan Kapilaritas antara lain: (1) merembesnya air hujan
melalui pori-pori dinding yang berfungsi sebagai pipa kapiler (2) naiknya air dari dinding bawah
rumah melalui batu bata menuju keatas dan membasahi dinding sehingga dinding menjadi lembab.

D.Fluida Mengalir

Fluida disebut bergerak atau mengalir jika fluida itu bergarak terus terhadap sekitarnya. Fluida
mengalir diasumsikan sebagai fluida ideal, yaitu fluida yang tak termampatkan (incompressible),
tidak kental, dan memiliki aliran tunak.

Fluida tak kental adalah aliran fluida yang tidak mengalami gesekan. Pada aliran fluida tak kental,
antara satu lapisan fluida dengan lapisan fluida di dekatnya tidak mengalami gesekan begitu pula
antara fluida dengan dinding saluran (pipa) sehingga gesekan antara fluida dengan dinding saluran
tidak menghambat gerak fluida.

4.1 Macam - macam aliran Fluida

Aliran dari fluida dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu

o Aliran Steady. Suatu aliran fluida disebut steady jika tidak ada perubahan kecepatan
terhadap waktu pada semua titik dalam aliran tersebut.
o Airan Unsteady jika terdapat perubahan kecepatan terhadap waktu dalam aliran
tersebut.
o Aliran Laminer jika gerakan dari partikel-partikel fluida membentuk lapisan yang
teratur dan juga memiliki bilangan Renault < 2000
o Aliran Turbulen jika gerakan partikel fluida acak atau tidak teratur dan juga memiliki
bilangan Renault > 3000
o Compressible jika ada perubahan besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida compressible adalah: udara, gas alam, dll
o Incompressible jika tidak berubahan besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida incompressible adalah: air, berbagai jenis
minyak, emulsi, dll
o Aliran Uniform
o Aliran Non Uniform

4.2 Debit Fluida

Jika anda perhatikan maka satuan dari Av adalah (m2) (m/s2), yaitu volume per sekon. Volume fluida
yang mengalir per satuan waktu didefinisikan sebagai suatu besaran yang disebut debit (Q) jadi

V
Q  Av
t

Oleh karena itu, persamaan kontinuitas yang dinyatakan diatas disebut juga dengan persamaan
debit konstan yang dinyatakan oleh

A1v1  A2 v 2

Q1 = Q2

4.3 Asas Bernoulli

Asas Bernoulli menyatakan bahwa “Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar
adalah bagian yang kelajuan alirannya paling kecil dan tekanan yang paling kecil pada bagian yang
kelajuan alirannya paling besar”.

4.4.1 Persamaan Bernoulli

Persamaan Bernoulli berlaku untuk fluida ideal dan diturunkan dari hukum kekekalan energi
1
p  gh  v 2
menurut persamaan ini besaran 2 memiliki nilai yang sama dengan setiap titik dalam
aliran fluida dengan massa jenis  , dimana p adalah tekanan mutlak, h adalah ketinggian diatas
suatu bidang acuan, dan v adalah kecepatan fluida. Dengan demikian, untuk dua kedudukan 1 dan 2,
berlaku

1 2 1
p1  gh1  v1  p 2  gh2  v22
2 2
Gambar 8 : Ilustrasi hukum Bernoulli

1 2
v
Besaran gh adalah energy potensial fluida per satuan volume, dan 2 adalah energi kinetik
fluida per satuan volume. Kedua besaran ini memiliki satuan tekanan.

4.4.2 Dua Kasus Khusus Hukum Bernoulli

Untuk fluida tak bergerak (fluida statis), kecepatan v1 = v2 = 0 sehingga persamaan Bernoulli menjadi

p1  gh1  0  p 2  gh2  0

p1  p2  g (h2  h1 )

Untuk fluida yang mengalir (fluida dinamis) dalam pipa mendatar dimana tak terdapat
bedaan ketinggian diantara bagian-bagian fluida. Ini berarti h1 = h2, sehingga persamaan Bernoulli
menjadi

1 1
p1  v12  p2  v22
2 2

1
p1  p2   (v12  v22 )
2
Persamaan diatas menunjukkan bahwa hubungan tekanan dan kelajuan fluida ntuk fluida
yang mengalir horizontal (h1 = h2), titik yang kelajuan fluidanya lebih kecil memiliki tekanan lebih
besar dan sebaliknya, titik yang kelajuan lebih besar memiliki tekanan lebih kecil (asas Bernoulli).
Efek ini dimanfaatkan oleh gaya angkat pada pesawat terbang

4.4.3 Teorema Torricelli

Dalam kasus sustu zat cair yang keluar dari wadah (tangki) terbuka melalui sustu lubang kecil
yang berada pada jarak h dibawah permukaan air, tekanan pada permukaan zat cair sama dengan
tekanan pada lubang, dan kecepatan ke bawah dari permukaan zat cair dapat diabaikan terhadap
kecepatan semprotan fluida yang keluat dari lubang.
Gambar 9 : Sebuah tangki air yang memiliki lubang
Dalam kasus ini persamaan Bernoulli menjadi

v  2 gh

Persamaan inilah yang disebut teorema Torricelli. Persamaan ini identic dengan dari suatu benda
jatuh bebas dari ketinggian h.

Debit fluida yang menyembur keluar dari lubang dangan luas A dihitung dengan

Q=Av

2 gh
Q=A

Jika keluarnya zat cair berada pada ketinggia (H  h) diatas tanah, dengan H adalah
ketinggian zat cair diatas tanah, maka jarak horizontal terjauh yang dapat dicapai zat cair dapat
diukur dari kaki tangki (titik C) dinyatakan dengan persamaan

R  2 ( H  h)

4.4.4 Penerapan Hukum Bernoulli

Penerapan hukum Bernoulli dalam bidang tehnik antara lain venturimeter, tabung
pitot, alat penyemprot parfum atau racun serangga dan gaya angkat sayap pesawat terbang.

4.4.4.1 Venturimeter

Venturimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelajuan alir suatu cairan. Untuk
venturimeter tanpa manometer

Gambar 10 : Venturimeter
dengan titik 1 adalah bagian yang lebar dan titik 2 adalah bagian yang menyempit, h adalah selisih
ketinggian cairan dalam tabung 1 dan 2, maka berlaku tiga persamaan berikut.
1
p1  p2  p(v12  v22 )
2
A2
v2   v1
A1

p1  p 2   g h

Untuk venturimeter dengan manometer dimana cairan manometer umumnya raksa dengan
massa jenis ’, berlaku ketiga persamaan diatas tapi khusus pada persamaan ketiga  diganti
dengan ’.

4.4.4.2 Tabung Pitot

Tabung pitot adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kelajuan aliran gas. Jika massa jenis
cairan dalam tabung , beda kedua kaki adalah h, massa jenis gas ’ dan kelajuan alir gas v maka
berlaku

1 2
v   ' gh
2

2  ' gh

Gaya angkat sayap pada pesawat terbang

Desain sayap pesawat yang berbentuk aerofoil menyebabkan kelajuan udara diatas sayap v2
lebih besar daripada dibawah sayap v1. Ini menghasilkan gaya angkat.

Gambar 11 : Mekanisme sayap pesawat


1
F1  F2  (v 22  v12 ) A
2

Dengan  adalah massa jenis udara disekitar pesawat dan A adalah total bentangan sayap. Ketika
pesawat terbang dalam arah mendatar, berat total pesawat sama dengan gaya angkatnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan
bentuk ketika ditekan. Massa Jenis suatu zat adalah massa zat itu per satuan volumennya.

m

v

Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang per satuan luas bidang itu.

gaya F
Tekanan = luas , p = A

Hukum-hukum dasar fluida statis adalah Hukum Pascal, Hukum Pokok Hidrostatis dan Hukum
Archimedes.

Fluida disebut bergerak atau mengalir jika fluida itu bergarak terus terhadap sekitarnya. Fluida
mengalir diasumsikan sebagai fluida ideal, yaitu fluida yang tak termampatkan (incompressible),
tidak kental, dan memiliki aliran tunak.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaannya
makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 2008. SeribuPena Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga

http://kabar-agro.blogspot.com/2011/11/dasar-dasar-aliran-fluida.html di unduh tanggal 24


Desember 2015 jam 16:35 WIB
MAKALAH
FLUIDA

DI

OLEH :

NAMA : ELLA KILWALAGA

KELAS : XI IPA 2

TUGAS : FISIKA

SMA NEGERI 3 SALAHUTU

2019

Anda mungkin juga menyukai