Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas
sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang terlatih. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah
upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekua
(Keliat, 2011).
Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan agar klien
mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori klien dapat menggunakan semua panca inderanya untuk merespon stimulus
yang diberikan, sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan
kemampuan memberi respon terutama terhadap lingkungan diharapkan klien mampu
meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi sensori sebagai
tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa?

C. Tujuan
Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi sensori
sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa

D. Manfaat
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai prinsip terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi sensori sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan
keperawatan jiwa

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya untuk menstimulasi
semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat (Keliat, 2011)
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori merupakan aktivitas yang
digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi
reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori
pada penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang
digunakan meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan kemampuan
mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih,
2012).
Jadi, terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan menstimulasi
sensori klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau perasaan melalui gerakan
tubuh, ekspresi, dan ucapan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus panca indera yang
diberikan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan sensoris
b. Meningkatkan upaya meningkatkan pusat perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
3. Tujuan khusus berdasarkan jenis terapi stimulasi sensori
a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.

2
4. Hal yang harus diperhatikan:
a. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak
yang telah disepakati.
b. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien tetap
tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien
dengan mengatakan “ Yang lain bisa pasti Ibu bisa “
c. Jika klien melakukan hal –hal yang tidak diinginkan (amuk, mengganggu
pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan permainan.

Jenis Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Sensori


TAK stimulasi persepsi sensori memiliki 2 sesi yaitu:
1. Sesi 1 : Menggambar
2. Sesi 2 : Mendengarkan Musik

C. Setting Tempat

Keterangan :

: Leader

: Co Leader

3
: Fasilitator

: Klien

: Observer

D. Pengorganisasian
Terapis
a. Leadear : I Wayan Suwarna
b. Co Leader : Komang Wiwik Aristiani
c. Observer : Ni Kadek Dwi Cahyanita
d. Fasilitator 1 : Gusti Ayu Putu Pramita
e. Fasilitator 2 : Made Sinta Sitarasmi

E. Peran dan Tugas


a. Leadear
Tugas :
1. Menyusun rencana TAK (proposal)
2. Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan memotivasi dan
memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan memberikann umpan balik
3. Sebagai role model
4. Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
b. Co Leader
Tugas:
1. Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
2. Menyediakan media
c. Fasilitator
Tugas:

4
1. Membantu leader dalam memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
2. Memfokuskan kegiatan
3. Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
4. Duduk di sela-sela pasien
d. Observer
Tugas:
1. Mengobservasi semua respon klien
2. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
3. Duduk tidak di lingkungan permainan/diluar
4. Mengevaluasi setiap keaktifan pasien
5. Mengevaluasi tugas leader, fasilitator, dan co leader

5
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah upaya untuk
menstimulasi semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat.
Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera yang
diberikan. Aktivitas stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang
mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik
diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.
B. Saran
Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam standar asuhan
keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan keperawatan jiwa
khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang diberikan pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan jiwa utamanya di ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan
demikian menjadi kewajiban perawat untuk memberikan terapi aktivitas
kelompok secara rutin sesuai dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan jiwa dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional
sehingga dapat meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi
pasien dan keluarganya.

6
Lampiran

Terapi Stimulasi Persepsi Sensori Menggambar

Sesi 1 : Menggambar

I. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada pasien
sehingga terrjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Klien dapat memberi makna gambar
III.Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 13 April 2018
Tempat : Ruang Sadewa
Waktu : 09.00– 09.30 WITA

IV. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

V. Alat
1. Kertas F4
2. Pensil 2B
3. Pensil Warna

VI.Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi

VII.Langkah kegiatan
1. Persiapan
a). Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik

7
- Salam dari terapis kepada klien
- Terapis dan klien memakai papan nama

b) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain
- Terapis menjelaskan aturan main berikut
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang diinginkan
saat ini. Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberi
penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan mencela klien.
d) Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-masing
klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya
pada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna
gambar tersebut untuk klien.
e) Kegiatan point d dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
f) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar.

8
c) Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mendengarkan musik
- Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi sensori menggambar, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan
apa yang digambar dan menceritakan makna gambar.

SESI 1 : TAK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI MENGGAMBAR
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON TERHADAP MENGGAMBAR

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Menggambar sampai selesai

3. Menyebutkan gambar apa

4. Menceritakan makna gambar

Petunjuk :
Tulis nama inisial klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,
menyebutkan gambar dan menceritakan makna gambar. Beri tanda (√) jika klien mampu
dan tanda (×) jika klien tidak mampu

b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien contoh : klien mengikuti sesi 1 TAK stimulasi
persepsi sensori menggambar. Klien mengikuti sampai selesai. Klien mampu

9
menggambar, menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gambar.
Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan melalui gambar.

Lampiran

Terapi Stimulasi Persepsi Sensori Mendengarkan Musik

10
Sesi 2 : Mendengarkan Musik

I. Pengertian
TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus mendengarkan musik pada pasien
sehingga terrjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat merespon terhadap stimulus panca indra yang diberikan
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu mengenali musik yang didengar
b. Klien mampu memberi respon terhadap musik
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan

III.Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

IV. Waktu dan tempat pelaksanaan


Hari/tanggal : Sabtu, 13 April 2018
Tempat: Ruang Sadewa
Waktu : 09.00– 09.30 WITA

V. Alat
1. Tape recorder / handphone
2. Speaker

VI.Metode
3. Dinamika kelompok
4. Diskusi

VII.Langkah kegiatan
1. Persiapan
a). Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien

11
- Terapis dan klien memakai papan nama

b) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakannya kepada orang lain
- Terapis menjelaskan aturan main berikut
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan nama
panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua
klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau
berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan diminta
menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar lagu.
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar (kira-kira 15 menit). Musik yang
diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi respons klien
terhadap musik.
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya. Sampai
semua klien mendapat giliran.
4. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan perasaannya, dan
mengajak klien lain bertepuk tangan Tahap Terminasi
a) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya.

12
c) Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu mendengarkan musik
- Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
c) Evaluasi
Dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemapuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulus sensori mendengar musik, meberi pendapat tentang
musik yang didengar, dan perasaan sat mendengar musik.

SESI 1 : TAK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI MENDENGARKAN MUSIK
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON TERHADAP MENDENGARKAN MUSIK

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Memahami musik yang didengar.

3. Memberi respon terhadap musik yang


didengar.

4. Memberi pendapat tentang musik yang


didengar

5. Menceritakan perasaannya setelah


mendengar musik.

Petunjuk :
Tulis nama inisial klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, memahami musik
yang didengar, Memberi respon terhadap musik yang didengar, Memberi pendapat
tentang musik yang didengar dan Menceritakan perasaannya setelah mendengar musik..
Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu

13
d) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1,
TAK stimulasi sensori mendengarkan musik. Klien mengikuti kegiatan dari
awak sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama musik, namun
belum mampu memberi pendapat dan perasaan tentang musik. Latih klien
mendengarkan musik di ruang rawat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,B.A. 2011. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara: EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2012. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Stuart, Gail W. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

15

Anda mungkin juga menyukai