PROPOSAL
Disusun Oleh:
WAHYUDIN SOLISSA
NIM: 2015 – 32 – 125
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
AMBON
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi
Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi
Indonesia. Disamping sebagai sumber bahan makanan, bahan mentah bagi sektor
Indonesia. Tanpa mengabaikan sub sektor lainnya, sub sektor peternakan ini
mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut, karena
sektor peternakan ini lebih efisien dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang
Salah satu kegiatan itu adalah kegiatan usaha ternak sapi yang secara umum
penghasil daging dan susu, kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk
organik dan kulitnya juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dipedesaan ternak
sapi cukup popouler sebagai salah satu usaha baik itu usaha sampingan maupun
usaha pokok para petani. Bahkan sapi dianggap sebagai tabungan keluarga, karena
dapat dijual setiap saat, khususnya ditengah kebutuhan ekonomi yang mendesak.
jumlah penduduk Indonesia. Salah satu kegiatan yang menjadi bagian dari
1
menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan populasi dan mutu genetik
ternak.
Faktor jumlah sapi yang akan di pelihara harus sesuai dengan luas
usaha ternak sapi (Bambang Agus 1990), yang di antaranya faktor jumlah tenaga
dalam menilai keuntungan tenaga kerja, peternak harus berpegang pada hasil yang
Usaha ternak sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil
produksi daging yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi di dalam kehidupan
Desa Lektama merupakan salah satu desa yang mempunyai populasi ternak
sapi yang cukup berkembang di Kabupaten Buru Selatan. Pada umumnya, para
peternak kecil masih menggunakan cara tradisional atau sederhana serta hewan
ternak dijadikan sebagai tabungan petani untuk dijual pada berbagai keperluan
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terbagi atas dua yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teori dari penelitian ini yaitu pengembangan dan penerapan ilmu
tema ini
2. Manfaat Praktis
Selatan.
3
1.5 Penjelasan Istilah
mengenai konsep yang terkandung dalam penelitian ini. Maka dari itu perlu
1. Faktor
2. Usaha
(2003:20), usaha atau bisnis adalah suatu kegiatan individu untuk melakukan
sesuatu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna
3. Ternak
pangan, sumber baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usaha
(atau perikanan, untuk kelompok hewan tertentu) dan merupakan bagian dari
4. Sapi Potong
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga
kerja, dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di
dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili
4
Bovidae, seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sugeng (2003), Sapi berasal dari famili Bovidae, seperti halnya
bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan Anoa. Sapi
(Sapi, Kerbau, Domba dan Kambing) sangat strategis sebagai komponen dalam
pedaging dan susu perah juga dapat dimanfaatkan tenaganya untuk mengolah
dari rerumputan.
lama dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai tabungan dan tenaga kerja
usaha ternak sapi potong sebagian besar berupa usaha rakyat untuk menghasilkan
6
berorientasi agribisnis dengan pola kemitraan merupakan salah satu alternatif
perlunya mengembangkan usaha ternak sapi potong, yaitu : 1) budi daya ternak
sapi potong relatif tidak tergantung pada ketersediaan lahan dan tenaga kerja yang
berkualitas tinggi, 2) memiliki kelenturan bisnis dan teknologi yang luas dan
dan mendorong perubahan struktur ekonomi suatu wilayah. Proses teknologi dan
inovasi tersebut mengubah struktur ekonomi suatu wilayah dari sisi penawaran
agregat.
kesejahteraan dan taraf hidupnya melalui kegiatan produksi berskala kecil dan
yang tersendiri dengan modal kecil dan teknologi sederhana. Pemeliharaan ternak
usaha memanfaatkan ternak dengan cara yang statis menurut tradisi turun
7
kehidupan petani merupakan peluang dalam memanfaatkan hasil ikutan usaha
tani. Disamping itu tenaga kerja dan waktu dari anggota keluarga dapat
dimanfaatkan.
Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging. Adapun
ciri-ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok,
Menurut Abidin (2006) sapi potong adalah jenis sapi khusus dipelihara
kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya dijadikan sebagai sapi
pertambahan bobot badan ideal untuk dipotong. Sistem pemeliharaan sapi potong
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem pemeliharaan ekstensif, semi intensif
dan intensif.
yang sama. Sistem semi intensif adalah memelihara sapi untuk digemukkan
dengan cara digembalakan dan pakan disediakan oleh peternak, atau gabungan
dari sistem ekstensif dan intensif. Sementara sistem intensif adalah pemeliharaan
sapi-sapi dengan cara dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh peternak
(Susilorini, 2008).
8
a. Sistem Pemeliharaan Sapi Potong
penyebaran ternak besar oleh peternak adalah dengan cara pemeliharaan ternak
sapi oleh peternak rakyat dikategorikan dalam 3 cara yaitu pemeliharaan intensif
intensif karena jumlah dan komposisi pakan dapat dilakukan dengan baik,
kesehatan dan keamanan ternak lebih terjamin, bahaya penyakit karena virus dan
sejenisnya bisa diketahui sejak dini. Namun cara ini memerlukan biaya, waktu,
tenaga serta perhatian yang cukup, misalnya kebersihan kandang dan ternak harus
senantiasa dijaga .
lebih efisien. Pada malam hari ternak dikandangkan dan siang hari ternak dilepas
sehingga pemberian pakan tidak terlalu rutin dilakukan di kandang, tetapi ternak
dibiarkan mencari rumput sendiri pada siang hingga sore hari dan pada malam
hari pemberian pakan berupa pakan hijauan diberikan di dalam kandang sebagai
pakan ternak pada malam hari. Sehingga dengan sistem ini para peternak dapat
9
Cara pemeliharaan berikutnya yaitu pemeliharaan ekstensif dimana ternak
dilepaskan dalam suatu areal tertentu tanpa harus disediakan pakan. Cara ini
membuat ternak tidak terlindungi dari hujan dan terik matahari, pemberian pakan,
ternaknya, tetapi pengontrolan seperti ini tidak akan berdampak baik pada ternak
mengontrol dalam hal keberadaan sapi potong dan dalam hal pemberian pakan.
tandus, rumput dan tanaman hijauan sulit tumbuh sehingga pakan tidak tersedia
b. Pembibitan
diatur dalam Permentan No. 54/2006 yang merupakan acuan bagi pembibit sapi
potong dalam menghasilkan bibit sapi potong bermutu baik dan bagi dinas yang
yang baik. Tujuan ditetapkannya Pedoman ini yaitu agar dalam pelaksanaan
kegiatan pembibitan sapi potong dapat diperoleh bibit sapi potong yang
Pembibitan sapi potong juga merupakan salah satu komponen utama dalam PSDS
2014.
10
Dalam program ini optimalisasi akseptor dan kelahiran inseminasi buatan
(IB) maupun kawin alami (KA) terutama ditujukan untuk meningkatkan efisiensi
reproduksi. Perbaikan mutu dan penyediaan bibit sapi potong dilakukan oleh
pembibitan swasta, dan pembibitan ternak rakyat atau Village Breeding Centers
penyediaan bibit sapi potong tersebut mampu mencapai sasaran dalam kurun
waktu kedepan
dilaksanakan. Ciri-ciri sapi tipe pedaging adalah : (a) tubuh dalam, besar,
berbentuk persegi empat atau balok; (b) kualitas dagingnya maksimum dan mudah
dipasarkan; (c) laju pertumbuhannya cepat; (d) cepat mencapai dewasa; (e)
ternakdipengaruhi oleh faktor genetik 30% dan lingkungan 70%. Beberapa sapi
potongyang saat ini banyak terdapat di Indonesia adalah: Sapi Bali, Sapi Madura,
Sapi Ongole, Sapi Limousin, Sapi Simmental, Sapi Brangus dan Sapi Brahman.
Sementara itu, mengingat kebutuhan bibit sapi potong masih sangat tinggi
karena permintaan daging sapi domestik yang belum bisa dipenuhi dari produksi
dalam negeri, maka peningkatan sistem pembibitan sapi lokal dinilai sangat
strategis. Impor daging sapi dan impor sapi bakalan selama ini masih ditempuh
untuk memenuhi permintaan daging yang terus meningkat. Impor daging sapi
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (i) produksi daging sapi meningkat tetapi
11
lebih rendah dari laju permintaan, (ii) produksi daging relatif tetap atau menurun
tetapi permintaan daging meningkat, dan (iii) pro-duksi daging menurun tajam
c. Pakan Sapi
(peliharaan) istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa, pakan merupakan sumber energi
dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup, Zat yang terpenting
dalam pakan adalah protein (Khairuman, Amri K. 2003). Pakan berkualitas adalah
Pada industri peternakan masa kini, pakan yang diberikan biasanya berupa
campuran dari bahan alami dan bahan buatan (komposisi) yang telah ditingkatkan
kandungan gizinya, salah satunya yaitu yang berasal dari limbah perkebunan.
Kadang-kadang pada pakan ditambahkan pula hormon dan vitamin tertentu untuk
1. Pakan Hijauh
Pakan hijauan adalah pakan yang berasal dari tanaman, mulai dari ujung
akar hingga pucuk daun. Hijauan merupakan jenis pakan yang penting dalam
usaha peternakan sapi potong sebab menjadi sumber selulosa dan hemiselulosa
(serat kasar) yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pada rumen (lambung
12
Hijauan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Ketiadaan selulosa dan
kematian. Sebaliknya, kelebihan hijauan membuat sapi tidak cepat gemuk karena
Jenis hijauan yang direkomendasikan sebagai pakan sapi potong berasal dari
bagian tumbuhan yang muda (sebelum berbunga), terutama daun dan batang
punya nilai gizi yang lebih baik, entah dari kandungan karbohidrat, protein,
perkembangan bunga.
kering. Hijauan segar adalah hijauan yang diberikan dalam keadaan segar atau
berupa silase. Sedangkan hijauan kering (hay) yaitu hijauan yang sengaja
dikeringkan atau jerami kering. Umumnya pada ternak sapi potong bahan pakan
hijauan diberikan dalam jumlah 10 persen dari bobot badan (Sugeng, 1998).
Hijauan yang umum diberikan pada ternak sapi potong diantaranya yaitu:
rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria, rumput ilalang, jerami padi, dan
jerami kacang tanah. Jerami padi diberikan ke sapi potong bukan karena nilai
gizinya, melainkan sebab harganya yang murah dan ketersediaannya yang stabil
sepanjang tahun.
Pakan penguat adalah pakan yang memiliki nilai protein dan energi yang
13
konsentrat akan semakin baik asalkan konsumsi serat kasar tidak kurang dari 15
pakan harus terbatas agar ternak tidak terlalu gemuk (Siregar, 1994).
tetapi, peternak tak bisa memberikan pakan konsentrat sebanyak 100%. Harga
pada tubuh ternak adalah dua hal yang dijadikan pertimbangan mengapa pakan
digunakan untuk peternakan sapi potong. Harganya yang relatif murah serta nilai
gizi yang masih tinggi menjadi alasan mengapa limbah pertanian menjadi
Pakan konsentrat yang umum digunakan untuk usaha sapi potong yaitu:
bekatul, dedak, ampas singgkong, ampas tahu, DDGS, bungkil kelapa, polard, dan
tepung ikan.
3. Pakan Tambahan
Pakan tambahan adalah pakan yang diberikan pada ternak dalam jumlah
yang sedikit. Sapi potong yang dipelihara secara intensif membutuhkan pakan
mineral, urea, dan mikroorganisme. Vitamin yang biasa diberikan pada sapi
kekokohan tulang.
14
Mineral Ca dan P umum diberikan pada sapi potong guna menjaga agar
tulangnya tetap kuat. Tulang yang kuat dibutuhkan sapi demi menjaga tubuhnya
Urea adalah sumber protein yang baik untuk sapi potong. Urea dapat
membahayakan karena laju kecernaannya yang tinggi. Laju kecernaan yang tinggi
itu dapat membuat pH rumen menjadi basa. Maka dari itu pemberian urea dibatasi
yang ada pada pakan. Hasil rombakan itu akan dimanfaatkan oleh sapi untuk
Tiga jenis pakan yang disebutkan di atas biasanya diberikan dalam bentuk
ransum. Ransum merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang
diberikan selama 24 jam. Jika diberikan secara terpisah, maka pertama kali sapi
potong akan diberikan ransum berupa konsentrat dan pakan tambahan. Baru
kemudian setelah beberapa lama diberikan pakan hijauan. Ransum dapat juga
diberikan dalam bentuk campuran dari pakan konsentrat, pakan hijauan, dan
pakan tambahan.
15
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Ternak Sapi Potong
diantaranya:
a. Lahan
Lahan memiliki beberapa pengertian yang diberikan baik itu oleh FAO
pengertian: “Suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi,
dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan
penggunaan lahan”.
pengolahan yang lebih lanjut. Oleh sebab itulah diperlukan suatu kebijakan atau
keputusan pada suatu penggunaan lahan. Penggunaan lahan (major kinds of land
penggunaan lahan secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi,
padang rumput, kehutanan atau daerah rekreasi”. Wilayah peternakan sapi potong
beserta budidaya hijauan makanan ternaknya. Lahan yang sesuai secara fisik
“ Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk intervensi (campur tangan)
16
dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan
bukan pertanian.
b. Jumlah Ternak
keputusan yang berusaha mengambil keputusan yang efektif dan efisien dalam
tanggungan keluarga, jumlah tenaga kerja, luas kandang, jumlah investasi, total
c. Tenaga Kerja
penting. Karena, baik kaulitas dan kuantitas tenaga kerja yang digunakan dalam
kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam
proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya
17
d. Modal
Listyawan Ardi Nugraha (2011:9) “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai
pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda
Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan.
modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar
(Amirullah, 2005:7).
modal yang diperleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri terdiri dari
tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya. Modal asing atau
modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh dari pihak luar perusahaan
jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping
itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak
18
e. Pemasaran
Pengertian pasar yang sering disarankan oleh para ahli ekononomi adalah
sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sejumlah produk
atau kelas produk tertentu. Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat terjadinya
jenis dan jumlah produk, spesifikasi serta mutu produk. Menurut Said dan Intan
(2001) dalam Rahim dan Diah (2007 : 107) pasar pertanian merupakan tempat
diterima oleh konsumen. Namun, agar produk tersebut sampai dan diterima oleh
pemasaran produk. Kegiatan pemasaran itu luas bukan sekedar menjual barang,
melainkan segala aktifitas yang berhubungan dengan arus barang sejak dari
tangan produsen ke konsumen akhir. Termasuk tiap bidang pemasaran antara lain
19
Suhardi Sigid (1992) dalam Sunyoto (2012:25) Pemasaran komoditas
keluarga peternak sapi tidak dapat dilepaskan dari cara mereka menjalankan dan
mengelola usaha ternaknya yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial
itu masih dapat di tingkatkan atau tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil
2015).
20
BAB III
METODE PENELITIAN
metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang yang aktual kemudian data yang telah dikumpulkan mula-mula disusun,
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk kegiatan ini direncanakan selama 1 bulan.
Dari kegiatan pengumpulan data sampai pengolahan data dan di mulai setelah
sapi potong.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (simple random sampling)
21
3.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Usaha ternak sapi potong:
a. Sistem pemeliharaan sapi,
b. Pembibitan,
c. Pakan sapi.
b. Jumlah ternak,
c. Tenaga kerja,
d. Modal,
e. Pemasaran.
22
3.6 Teknik analisa data
Dari data yang diperoleh di lapangan dianalisa secara deskriptif kualitatif
dan kuantitatif dan dianalisis menggunakan tabel-tabel frekuensi hingga ke tingkat
presentase.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rahim dan Riah Retno Dwi Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian, Pengantar
Teori dan Kasus : Penebar Swadaya.
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Azhari. 2003. Jakarta city tour: tragedi, ironi, dan teror. Jakarta: AgroMedia.
Dameria Ruth, Siswanto Imam, dan Sudiyono Marzuki. 2013. Analisis Profitabilitas
pada Usaha Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Semarang. Ragam Jurnal
Pengembangan. Humaniora Vol. 13 No 1. Fakultas Peternakan Universitas
Dipenogoro, Semarang.
Danang, Sunyoto. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Buku Seru.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Online di akses pada tanggal 27 Juni 2019 pukul
20.30 WIT.
Listyawan Ardi Nugraha. (2011). Pengaruh Modal Usaha, Tingkat Pendidikan, dan
Sikap Kewirausahaan terhadap Pendapatan Usaha Pengusaha Industri.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Luthfi Rayes, (2007). Metode Invetarisasi Sumber Daya Lahan. Yagyakarta.
Mersyah, R. 2005. Desain sistem budi daya sapi potong berkelanjutan untuk
mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Rahmah, U.I.L. 2015. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging pada
Pola Usaha yang Berbeda di Kecamatan Cingambul Kabupaten
Majalengka. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan, 3(1):1-15.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada.
Dengan hormat,
Perkenalkanlah dengan ini saya meminta kesediaan Bapak, Ibu, Saudara/i untuk kiranya
berpartisipasi dalam menjawab sekaligus mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam
kuesioner ini. Penelitian ini digunakan untuk menyusun skripsi jenjang S1 Program Studi
Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas Pattimura Ambon dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Usaha Ternak Sapi Potong di Desa Lektama Kecamatan Namrole Kabupaten
Buru Selatan”. Untuk itu diharapkan para responden dapat memberikan jawaban yang sebenar-
benarnya demi membantu penelitian ini. Atas waktu dan kesediaannya saya ucapkan terima
Penulis
KUESIONER PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
□ SLTP/Sederajat
□ SLTA/Sederajat
□ Diploma (D3)
□ Strata 1 (Sarjana)
□ Tidak Sekolah
Status Perkawinan :
□ Menikah
□ Belum Menikah
Alamat :
E. LAHAN PETERNAKAN
1. Apakah tersedia lahan di lokasi Bapak, Ibu, Saudara/i untuk berternak sapi ?
a. Tersedia
b. Tidak tersedia
2. Apakah Bapak, Ibu, Saudara/i menyediakan kandang untuk berternak sapi ?
a. Menyediakan kandang
b. Tidak menyediakan kandang
F. JUMLAH TERNAK
1. Pada saat ini berapa jumlah ternak sapi potong yang tersedia pada peternakan Bapak, Ibu,
Saudara/i (sebutkan) !
a. Sapi Jantan ?
b. Sapi Betina ?
G. TENAGA KERJA
1. Pada saat ini berapakah jumlah pekerja yang berada pada peternakan sapi Bapak, Ibu,
Saudara/i (sebutkan) !
a. Lelaki ?
b. Perempuan ?
2. Berdasarkan pengalaman kerja, berapa lama Bapak, Ibu, Saudara/i bekerja pada
peternakan sapi ?
a. 1 (tahun)
b. 5 (tahun)
c. 10 (tahun)
d. >10 (tahun
e. Lain-lain .................... (sebutkan) !
3. Apakah ada pelatihan khusus yang diberikan kepada pekerja untuk proses berternak sapi
potong ?
a. Ada
b. Tidak pernah
H. MODAL
1. Bersumber dari manakah modal awal Bapak, Ibu, Saudara/i dalam melakukan usaha ternak
sapi ?
a. Modal sendiri
b. Modal pinjaman
I. PEMASARAN
1. Bagaimana cara proses pemasaran sapi potong ?
a. Dijual dalam daerah
b. Dijual diluar daerah
2. Berapa harga per ekor sapi yang di jual ?
a. Sapi Jantan ................ (sebutkan)
b. Sapi Betina ................ (sebutkan)
J. PENDAPATAN
1. Berapakah jumlah pendapatan Bapak, Ibu, Saudara/i selama setahun dari hasil usaha
ternak sapi potong ?