FAKULTAS FARMASI
SEDIAAN FARMASI
SKENARIO 2
KELOMPOK 2
FAKULTAS FARMASI
2018
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan cara pembuatan tablet SR dan
metode apa yang digunakan berdasarkan skenario
Berdasarkan evaluasi tablet yang dilakukan pada formula untuk produk andalan
menunjukan bahwa bobot tablet yang dihasilkan memenuhi persyaratan keseragaman boot
menurut Farmakope indonesia edisi III. Meskipun tidak diketahui bobor rata-rata dari
formula tetapi setelah disesuaikan dengan persyaratan keseragaman bobot yang ada di FI
III maka berapapun bobot rata-rata dari formula tersebut memenuhi persyaratan untuk
persen keseragaman bobot karena tidak menyimpang satupun dari kolom A ataupun B.
.
Menurut Formulasi Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak Menggunakan
Matriks Pati Beras Ketan Pragelatinasi dari Kampar, 2014
Syarat penetapan kadar zat aktif natrium diklofenak yaitu 90 – 110 %. Berdasarkan
evaluasi in vitro SR natrium diklofenak pada skenario menunjukkan pernyataan untuk
tablet inovator maupun tablet formula masuk dalam range persyaratan penetapan kadar zat
aktif dari tablet SR natrium diklofenak.
Menurut Jurnal Kefarmasian Indonesia, 2014
Keseragaman Kandungan Natrium Diklofenak :
Syarat uji keseragaman kadar zat aktif natrium diklofenak yaitu 90,0-110,0%.
Menurut Jurnal Sains Farmasi dan Klinis, 2016
Keseragaman Kandungan Natrium Diklofenak
Syarat penetapan kadar zat aktif natrium diklofenak yaitu 90-110%.
Kesimpulan:
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat di-interpretasikan bahwa pengujian
evaluasi tablet berdasarkan skenario yaitu pada hasil Formula yang dikembangkan
diperoleh keseragaman bobot 0,96% (termasuk syarat 151-300 mg karena formula yang
dibuat dengan bobot 200 mg pada skenario) memenuhi syarat bahwa penyimpangan bobot
tidak lebih dari 7,5% dan diperoleh keseragaman zat aktif 100,33% (memenuhi syarat 90,0-
110,0%); dan pada hasil Formula Inovator diperoleh keseragaman bobot 2,48% (memenuhi
syarat uji tidak lebih dari 7,5%) dan diperoleh keseragaman zat aktif 99% (memenuhi
syarat 90,0-110,0%). Sehingga parameter ini membuktikan bahwa proses pencampuran
antara zat aktif dengan bahan tambahan menghasilkan campuran yang homogen.
Menurut Jurnal Farmasi Sains dan klinik, 2015.
Dari hasil disolusi dapat dijelaskan bahwa penambahan matriks Etil selulosa
dalam formulasi tablet sustained release natrium diklofenak dapat memperlambat
pelepasan zat aktif dengan konsentrasi yang sesuai. Berdasarkan hal tersebut, maka
tindakan yang dilakukan adalah melakukan perubahan konsentrasi matriks Etil
Selulosa karena untuk formula tablet Sustained Release yang menggunakan matriks
Etil selulosa konsentrasi yang dianjurkan adalah 3-20%, sedangkan didalam skenario
konsentrasi yang diberikan hanya 0,1%.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tugas dari RnD
Menurut : Buku Farmasi Industri (Fatmawaty, 2012)
Tugas Dan Tanggung Jawab :
a. Merencanakan dan mengembangkan rpoduk baru ( Original, Licensed, copy drug/
me to product)
b. Mengembangkan produk baru yang sudah ada dengan perbaikan formula untuk
meningkatkan mutu produk, bentuk sediaan dan kemasan
c. Membuat rumusan metode analisa dan spesifikasi bahan baku serta produk ruahan
dan produk jadi
d. Melaksanakan pendaftaran produk (regitrasi obat)
e. Menyusun prosedur pengelolaan induk
Tugas RnD secara umum meliputi:
a. Pencarian obat baru dan pengembangan bentuk sediaan dari produk yang ada (produk
yang diperbaharui) dan penyempurnaan formula sediaan yang sudah ada.
b. Industri perlu meningkatkan RnD untuk meningkatkan pendapatan dan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan
c. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang selalu tumbuh, hal ini dapat dicapai
jika laba kotor selalu meningkat
RnD di Indonesia meliputi :
a. Mengembangkan New Delivery Sistem (NDS). NDS yang mungkinadalah teknologi
pelepasan lambat untuk obat tertentu
b. Riset pencarian senyawa kimia baru (new chemical entity) : masih sulit sekali,
kendala biaya dan tenaga ahli
c. Riset tentang sistem penghantaran obat ke dalam tubuh (Drug delivery System)
d. Perbaikan produk yang lama menghasilkan formula yang lebih manjur, aman, stabil
dapat diproduksi dalam skala besar dan konsisten, biaya yang murah
e. Meniru produk yang sudah beredar (me too)
f. Penelitian ketersediaan hayati (bioavailability) dan bioekivalensi
g. Penelitian herbal
h. Mencari dan mengisolasi zat aktif dari bahan alam
Tanggung Jawab dan Peran RnD dalam Perusahaan Farmasi:
a. Menunjang pengembangan produk untuk mengautkan posisi perusahaan dalam
pemasaran
b. Mengikuti perkembangan teknologi dan transfer teknologi
c. Bank data untuk pengetahuan teknis dan keilmuan
d. Memikirkan kemungkinan “Bussines” baru
Research :
Development :
a. Pengembangan obat jadi yang lebih manjur (ketersediaan hayati maksimal) lebih
stabil
b. Dapat diproduksi dalam skala besar dengan standar yang lebih tinggi dan mantap
c. Harga terjangkau dan lain-lain
Dimana :
α : sudut istirahat
h : tinggi timbunan granul
d : diameter timbunan granul
- Menurut Pengaruh Variasi Bahan Penghancur Terhadapat Sifat Fisikokimia dan
Disolusi Tablet Aminofilin sebagai Terapi Asma, 2017
Sudut Istirahat merupakan sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk dengan
permukaan horizontal pada waktu pengujian. Menurut British Pharmacopoeia Edisi IV,
suatu granul memiliki sudut istirahat yang sangat baik jika kurang dari 30o maka
mengalir bebas (free flowing) maka dapat dikatakan granul memiliki sifat alir yang
baik
d. Uji kecepatan alir (Uji waktu alir)
Pengujian dilakukan seperti pada pengujian sudut istirahat. Waktu alir ditentukan
menggunakan “stopwatch” dihitung pada saat granul mulai mengalir hingga granul
berhenti mengalir. Granul sebanyak 100 gram, dituang kedalam corong pengukur
bagian bawahnya ditutup. Penutup corong dibuka dibiarkan semua granul didalam
corong keluar semua catat waktu dari semua garnul yang diperlukan untuk keluar dari
corong. Kecepatan alir dihitung dengan rumus :
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
Kecepatan alir = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟
𝑏−𝑎
𝐵𝑗 𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛
50
Granul zat aktif sebanyak 1 gram diisikan ke dalam pinometer kosong kemudian
ditimbang (c), lalu parafin cair ditambahkan ke dalamnya hingga penuh dan ditimbang
kembali (d)
(𝑐 − 𝑎)𝑥𝐵𝑗𝑝𝑎𝑟𝑎𝑓𝑖𝑛𝑐𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑗 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖
(𝑐 + 𝑏) − (𝑎 + 𝑑)
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
𝐵𝑗 𝑀𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
𝐵𝑗 𝑀𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
𝑃𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = [1 − 𝐵𝑗 𝑆𝑒𝑗𝑎𝑡𝑖
] 𝑥 100 %
EVALUASI TABLET
a. Uji Kekerasan
Menurut Formulation and Evalution of Diclofenac Sodium Sustained Release
Tablets Using Melt Granulation Technique, 2012
5 tablet dari setiap batch dipilih dan kekerasan diukur menggunakan alat hardnes tester
untuk menemukan rata-rata kekerasan tablet.
Menurut Optimasi Formulasi Tablet Sustaines Release Nifedipin Kombinasi
Natrium Alginat dan HPMC k15M Sebagai Matriks Mukoadhesif secara
Simpleks Latice Design
Tablet diletakkan dengan posisi tegak lurus pada alat hardness tester pengaturan skala
kekerasannya dinilai dengan posisi nol. Tekan pengukit hingga retak atau sampai tablet
hancur kemudian catat skala kekerasannya (Kg)
Menurut Pengaruh Variasi Bahan Penghancur Terhadapat Sifat Fisikokimia dan
Disolusi Tablet Aminofilin sebagai Terapi Asma, 2017
Kekerasan tablet ideal pada rentang 4-10 kg.
b. Uji kerapuhan
Menurut Formulation and Evalution of Diclofenac Sodium Sustained Release
Tablets Using Melt Granulation Technique, 2012
20 tablet dipilih secara acak dan ditimbang. Di timbang pertablet menggunakan alat
pengujian friability untuk 100 putaran. Tablet untuk gabungan abrasi dan goncangan
dalam ruang plastik berputar pada 25 rpm dan membuat tablet pada ketinggaian 6 cm
setiap putaran. Tablet dikeluarkan dan dibebaskan dari debu kemudian ditimbang
kembali. Rumus berikut digunakan untuk menghitung uji kerapuhan :
% F = 1- (kehilangan berat badan / berat awal) 100
Menurut Formulasi Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak Menggunakan
Matriks Pati Beras Ketan Pragelatinasi dari Kampar, 2014
Uji kerapuhan (friabilitas) berhubungan dengan kehilangan bobot akibat
pecah/retaknya permukaan tablet. Persen kehilangan yang disyaratkan adalah <0,8%.
c. Variasi Berat (keseragaman bobot)
Menurut Formulation and Evalution of Diclofenac Sodium Sustained Release
Tablets Using Melt Granulation Technique, 2012
Variasi berat dihitung sesuai metode descried di USP. 20 tablet ditimbang secara
individual dan berat rata-rata dihitung. Persyaratan terpenuhi jika bobot tidak lebih dari
2 tablet berbeda lebih dari persentase yang tercantum.
Menurut Amaliah Indah. tentang Formulasi Tablet Lepas Lambat Tramadol Hcl
Dengan Matriks Metolose 90sh®: Studi Evaluasi Sifat Fisik Dan Profil
Disolusinya.Tahun 2008.
Keuntungan bentuk sediaan lepas lambat dibandingkan bentuk sediaan konvensional
adalah sebagai berikut.
a. Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah.
b. Mengurangi frekuensi pemberian.
c. Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien.
d. Mengurangi efek samping yang merugikan.
e. Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan.
Kerugian bentuk sediaan lepas lambat adalah :
a. Kemungkinan terjadinya kegagalan sistem lepas lambat sehingga kandungan bahan
aktif yang relatif tinggi dilepas sekaligus (dose dumping).
b. Lebih sulit penanganan penderita apabila terjadi kasus keracunan atau alergi obat,
karena kandungan bahan aktif yang relatif tinggi.
c. Harga obat biasanya lebih mahal karena biaya pengembangan dan produksi yang
relatif lebih tinggi.
Menurut Jurnal Sains Farmasi & Klinis. Tahun 2015
Keunggulan bentuk sediaan SR menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa
perlu mengurangi pemberian unit dosis tunggal.
Menurut Jurnal Internasional Farmasi dan Analisis Obat. Tahun 2017
Keuntungan Tablet Sustained Release
1. Mengurangi Efek samping
2. Kepatuhan Paien Lebih baik
3. Rilis seragam obat dari waktu kewaktu
4. Mengurangi frekuensi Intake
Kekurangan Tablet Sustained Release
1. Peningkatan biaya
2. Keracunan karena dosis dumping
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan apa kegunaan dari zat aktif dan
eksipien
Menurut Ilmu Meracik Obat (Moh Anief, 2006)
Zat Aktif
Zat aktif adalah tiap bahan atau campuran yang digunakan dalam pembuatan sediaan
farmasi dan apabila digunakan dalam pembuatan obat akan menjadi zat aktif obat tersebut
bahan tersebut bertujuan untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau memberi efek
langsung lain dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan, pengobatan atau pencegahan
penyakit atau untuk memengaruhi struktur dan fungsi tubuh.
d. Validasi pembersihan
Bertujuan :
- Memberikan dokumentasi secara tertulis bahwa prosedur pembersihan yang
berlaku dan digunakan sudah tepat dan dapat dilakukan berulang-ulang
- Peralatan/mesin yang dibersihkan tidak terdapat berpengarh yang negative
Karena efek pembersihan
- Operator/pelaksana yang melakukan pembersihan komponen mengikuti
prosedur pembersihan dan peralatan pembersihan yang telah ditentukan
Ditujukan dengan bahan-bahan dengan kriteria sebagai berikut:
- Bahan-bahan yangsulit di bersihkan
- Produk-produk ysng tingkat kelarutan yang jelek
- Produk-produk yang mengandungn bahan yang sangat toksik, karsinogenik,
mutagenic, tertogenik, dan sebgainya
- Untuk bahan yang sama, dipilih yang memiliki dosis yang lebih tinggi
Kriteria alat/mesin yang divalidasi
- Mesin baru
- Untuk mesin yang sama merek hanya salah satu yang divalidasi
- Jika dalam proses menggunakan rangkaian mesin yang berbeda secara
berkelanjutan, masing-masing mesin harus tetap divalidasi secara terpisah
- Jika rangkaian mesin merupakan kombinasi mesin yangpermanen, validasi bisa
dilaksanakan bersama-sama
Menurut : Jurnal Sustained Release Drug Delivery System (Khalane, dkk, 2012)
a. Ukuran dosis
Jika dosis oral > 0,5 g, maka obat tersebut bukan merupakan kandidat yang baik untuk
dibuat sediaan lepas lambatkarena ukuran produk akan sangat besar
b. Kelarutan Dalam Air
Obat yang sangat mudah larut dalam air sangat tidak sesuai untuk sediaan lepas lambat,
sedangkan obat obat yang sukar larut dalam air akan sulit dimasukkan dalam sistem
lepas lambat. Batas bawah kelarutan obat adalah 0,1 mg/ml
c. Koefisien Partisi
Obat yang sangat lipofilik atau hidrofilik (koefisien partisinya sangat ekstrim) akan
memerikan fluks kedalam jaringan sangat lambat atau sangat cepat (yang selanjutnya
terjadi penumpukan obat dalam jaringan) merupakan golongan obat yang sangat tidak
sesuai untuk tablet lepas lambat
d. Stabilitas obat
Obat yang tidak stabil dalam gastrointestinal akan menyulitkan jika dibuat dalam
bentuk lepas lambat karena obat tersebut harus berada pada gastrointestinal pada waktu
yang cukup lama.
10. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan uji kimiawi dan farmasetik,
mikrobiologi dari sediaan tablet
PENGUJIAN FARMASETIK
Menurut Buku Farmasi Industri oleh Aisyah Fatmawaty Tahun 2017
Parameter in prossess control secara farmasetik terdiri atas :
a. Uji Kandungan Lembab
Kandungan lembab ditentukan dengan cara ditimbang granul dan setelah
dikeringkan. Kandungan lembab dinyatakan sebagai “Moisture Content” (MC)
yang dihitung dengan rumus :
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
% MC 𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Dapar fosfat pH 2,5 Campur sejumlah volume sama asam fosfat 0,01 M dan natrium
fosfat monobasa 0,01 M. Atur pH hingga 2,5 ± 0,2 dengan penambahan salah satu
komponen yang sesuai.
Fase gerak Buat campuran metanol P-Dapar fosfat pH 2,5 (70:30), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi [Catatan Menaikkan jumlah dapar akan meningkatkan
resolusi].
Pengencer Campuran metanol P-air (70:30).
Larutan baku Buat larutan Diklofenak Natrium BPFI dalam Pengencer dengan kadar
lebih kurang 0,75 mg per ml. Larutan resolusi Buat larutan dalam Pengencer yang
mengandung 20 mg dietil ftalat P, 7,5 mg Senyawa Sejenis A Diklofenak BPFI dan
0,75 mg Diklofenak Natrium BPFI per ml.
Larutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu tentukur dengan kapasitas yang bila diisi
sampai tanda dapat diperoleh larutan dengan kadar diklofenak natrium 0,75 mg per ml.
Tambahkan Pengencer sampai lebih kurang 70% kapasitas labu, kocok secara mekanik
tidak kurang dari 30 menit untuk menghancurkan tablet. Dinginkan hingga suhu ruang,
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Saring melalui penyaring dengan porositas
0,5 m. Gunakan filtrat sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf
cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi
bahan pengisi L7 ”end-capped”. Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan resolusi, ukur respons puncak seperti tertera pada
Prosedur: waktu retensi relatif dietil ftalat, senyawa sejenis A diklofenak dan
diklofenak natrium masing-masing lebih kurang 0,5, 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara
puncak dietil ftalat dan senyawa sejenis A diklofenak tidak kurang dari 2,2 dan antara
puncak senyawa sejenis A diklofenak dan diklofenak natrium tidak kurang dari 6,5.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 l)
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, diklofenak natrium,
C14H10Cl2NNaO2, dalam tablet yang digunakan dengan rumus:
C adalah kadar Diklofenak Natrium BPFI dalam mg per ml Larutan baku; V adalah
volume dalam ml, labu yang digunakan; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku.
PENGUJIAN MIKROBIOLOGI
Menurut : Buku Ajar Mikrobiologi (Radji, 2010)
Analisis kuantitatif mikroorganisme pada suatu sediaan farmasi makanan-
minuman dan kosmetik penting dilakukan untuk mengetahui mutu sediaan dan bahan
farmasi, makanan, minuman, dan kosmetika
Dalam analisis kuantitatif tersebut ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme didalam suatu bahan atau sediaan
farmasi, makanan, munaman, dan kosmetika dapat dibedakan sebagai berikut :
menghitung angka bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam suatu sampel.
Cara penentuan :
Sampel yang akan diuji terlebih dahulu dihomogenkan dalam larutan pepton
pengencer (pepton dilution fluid, PDF) sehingga didapat pengenceran 10-1. Dari
sehingga diperoleh pengenceran bertingkat 10-3, 10-4, dan 10-5 dan setertusnya.
Larutan lethee broth digunakan untuk obat, obat tradisional, dan kosmetika yang
b. Metode filtrasi
Produk yang biasanya mengandung jumlah bakteri yang rendah antara lain obat
oral, minuman ringan, air minum dalam kemasan atau produk lain yang diproses
dengan baik. Prinsip penentuan angka bakteri dengan cara filtrasi adalah
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 – 48 jam dalam perbenihan yang sesuai
(Radji, 2010).
Cara penentuan :
nm, kemudian dibilas dengan air suling steril yang bervolume yang sama dengan
bakteri dibuka secara aseptis dengan pinset dan diletakkan diatas permukaan
diinkubasi dalam posisi terbalik pada suhu 37°C selama 24 – 48 jam. Jumlah
koloni yang tumbuh pada membran dihitung. Jumlah tersebut menyatakan jumlah
kapang dan khamir yang terdapat didalam suatu sampel. Pada prinsipnya,
pengujian ini menggunakan metode yang hampir sama dengan penentuan ALT,
hanya berbeda pada media perbenihan yang digunakan. Pada penentuan AKK,
digunakan media sabouraud dextrose agara (SDA) atau potato dextrose agar
Cara penentuan :
Pada pemeriksaan AKK, volume sampel yang dipipet kedalam media SDA/PDA
pada setiap pengenceran adalah 0,5 mL. Media pembenihan SDA/PDA dituang
Keberadaan bakteri patogen dalam sediaan farmasi, makanan, minuman, dan alat
kesehatan harus dihindari agar penggunaan produk terlindungi dari efek yang
patogen bertujuan untuk apakah suatu produk mengandung bakteri patogen yang
- Escherichia coli
- Staphylococcus aureus
- Salmonella typhi
- Vibrio cholera
- Vibrio parahaemolyticus
- Clostridium perfringens
- Bacillus cereus
- Pseudomonas aureginosa
- Candida albicans
11. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengujian evaluasi invitro terkait
skenario
Uji Disolusi
Menurut Teknologi Sediaan Farmasi, 2015
Bertujuan untuk :
Mengukur serta mengetahui jumlah zat aktif yang terlarut dalam media cair yang
diketahui volumenya pada suatu waktu dan suhu tetap tertentu, menggunakan alat
tertentu yang didesai untuk menguji parameter disolusi
Parameter Uji Kecepatan Disolusi :
Agitasi : Hubungan antara insentitas agitasi dan kecepatan disolusi berubah
tergantung tipe agitasi yang digunakan dengan laminar atau turburensi dalam
system.
Temperatur : Temperatur harus dijaga dalam batas range 0,5 – secara umum 37oC.
pH Media Solusi : Pemilihan media solusi yang tepat tergantung dari kelarutan
obat khusus untuk in vivo utamanya pH, viskositas, tegangan permukaan dan
kondisi larut. Larutan asam dapat menghancurkan tablet lebih cepat daripada air
sehingga menghasilkan kecepatan disolusi dengan meningkatkan area permukaan.
Tetapi, uap asam bersifat korosi terhadap alat-alat disolusi sehingga aquades jauh
lebih baik, untuk mengganti baffer asam Hcl digunakan asam dengan natrium
asam fosfat pH rendah.
Tergantung Permukaan dari Media Sosial
Tegangan permukaan memperlihatkan pengaruh signifikan pada kecepatan
disolusi dari obat-obat dan kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan bentuk padat.
Surfaktan dan agen pembasah menurunkan sudut kontak dan juga memperbaiki
proses penetrasi dari matriks oleh media sosial.
Viskositas medium
Viskositas medium proses disolusi yang terkontrol dapat diharapkan bahwa
kecepatan disolusi menurun dengan adanya peningkatan visokositas.
Terdapat 2 metode/alat pengujian disolusi obat :
Alat 1
Alat 1 terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan yang
transparan yang inert, berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm
hingga 175 mm dengan kapasitas nominal 1000 Ml. Pada bagian atas wadah ujungnya
melebar, dan ditutup dengan penutup yang berukuran sama. Pengaduk berupa batang
logam dan keranjang berbentuk silinder dengan kasa ukuran 40 mesh terbuat dari baja
tahan karat tope 316 atau sejenis. Kecepatan putar seperti yang tertuang dalam masing-
masing monografi dengan batas ± 4%. Posisi batang pengaduk sedemikian rupa
sehingga saat berputar sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu
vertikal wadah. Wadah tercelup dalam suatu penangas air sehingga suhu percobaan
dapat dipertahankan pada 37o ± 0,5oC.
Alat 2
Sama dengan alat 1, hanya perbedaan pengaduknya berupa batang logam dengan ujung
berbentuk dayung. Batang berada pada posisi sedemikian rupa sehingga sumbunya
tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah. Jarak dayung dan
bagian dasar wadah sebesar 25 mm ± 2 mm. Sedian uji dibiarkan tenggelam kedasar
wadah sebelum dayung berputar.
Menurut Uji Disolusi terbanding Tablet Ofloxacin Generik Berlogo dan Generik
Bermerek Terhadap Inovator Dalam Media Dapar HCl pH 1,2, 2017
Uji disolusi merupakan suatu metode fisika yang penting sebagai parameter dalam
pengembangan mutu sediaan obat yang didasarkan pada pengukuran kecepatan
pelepasan dan pelarutan zat aktif dari sediaannya (Banakar,1992). Salah satu usaha
guna menjamin mutu produk yang beredar adalah dengan melakukan uji bioekivalensi
produk obat. Uji disolusi terbanding yang merupakan uji bioekivalensi in vitro
merupakan uji pendahuluan sebelum dilaukan uji bioekivalensi in vivo.
Menurut Pengaruh Variasi Bahan Penghancur Terhadapat Sifat Fisikokimia dan
Disolusi Tablet Aminofilin sebagai Terapi Asma, 2017
Uji disolusi adalah suatu metode in vitro yang digunakan untuk mengetahui pelepasan
obat dari bentuk sediaan menjadi bentuk yang terlarut. Semakin lama waktu uji disolusi
maka semakin meningkat persen disolusi yang artinya semakin banyak zat aktif yang
terlarut dalam cairan tubuh. Persyaratan disolusi tablet yang ideal tidak kurang dari
80% dari jumlah yang tertera dilabel yang akan terdisolusi dalam 45 menit
Menurut international journal of pharmacy and pharmaceutical science, 2011
Studi disolusi
Studi disolusi in vitro dilakukan menggunakan USP type II disolusi apparatus. Studi
ini dilakukan dalam 900 ml pada 0,1 N HCl (ph 1,2 ) untuk 2 jam pertama dan
kemudian 900 ml pada dapar fosfat (ph 6,8) dari jam ke 2 sampai ke 24. Medium
disolusi dalam termostatik dikontrol water bath, dijaga pada 37oC±0.5oC , pada putaran
yang disesuaikan menjadi 50 rpm. Pada interval pasti, 5 ml sample ditarik dan dianalisis
menggunakan spektrofotometer pada 274 nm untuk pelepasan obat. pada setiap kali
penarikan, 5 ml media yang sesuai segar diganti ke dalam flask disolusi.
Menurut american journal of advanced drug delivery
Studi disolusi invitro
Pengujian ini berlalu jika untuk setiap 5 tablet , jumlah bahan aktif dalam larutan tidak
kurang dari 70% pada jumlah yang ditetapkan atau dispesifikasi dalam monoghraph
pada API dalam farmakope.
Menurut Kutsar Angga P, 2015
Uji disolusi merupakan pengujian invitro dari suatu tablet. Dimana uji di solusi
merupakan suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat kedalam
media pelarut.
Tujuan dari uji disolusi itu sendiri adalah untuk mengetahui seberapa banyak presentasi
dalam obat yang dilarutkan dan terabsorpsi ke dalam peredaran darah untuk
memberikan efek terapi.
Menurut Jurnal Profil Disolusi Sustained Release Natrium Diclofenat dengan
Menggunakan Matriks Metalose 90 SH 4000 (Agustin, 2015)
Uji disolusi in vitro dilakukan untuk mengetahui profil disolusi zat aktif dari sediaan
tablet Sustained Release natrium diclofenat yang dibuat dengan metode granulasi basah
dengan menggunakan medium dapar fosfat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin R, Ratih H. 2015. Profil Disolusi Tablet Sustained Release Natrium D iklofenak dengan
Menggunakan Matriks Metelose 90 SH 4000. Jurnal farmasi Sains dan Klinik. Universitas
Andalas. Universitas Jenderal Achmad Yani. Padang. Bandung
Anggraini D, Lukman A, Mulyani R. 2016. Formulasi Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak
Menggunakan Pati Pisang Kepok (Musa balbisiana L) Sebagai Matriks. Jurnal Sains
Farmasi dan Klinik. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau. Riau
Amaliah Indah. 2016 Formulasi Tablet Lepas Lambat Tramadol Hcl Dengan Matriks Metolose
90sh®: Studi Evaluasi Sifat Fisik Dan Profil Disolusinya. Fakultas Farmasi
Muhammadiah Surakarta
Badan POM. 2018. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat
dan Makanan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia edisi III. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
Fatmawaty, Aisyah, 2012. Industri Farmasi. Fakultas Farmasi Universita Hasanuddin. Makassar.
Fatmawaty, Aisyah, dkk 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
Makassar.
Fitriana M, Wijaya w w, Ratnaputri H P. 2017. Uji Disolusi terbanding Tablet Ofloxacin Generik
Berlogo dan Generik Bermerek Terhadap Inovator Dalam Media Dapar HCl pH 1,2.
Universitas Lambung Mangkurat. Kalimantan Selatan
Khalane, Lilesh, dkk. 2012. Sustained Release Drug Delivery System. Patil College of
Pharmacy,Siddhartha Nagar, Barshi Road
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Lukman A, Fernando A, Rindi E. (2014). Formulasi Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak
Menggunakan Matriks Pati Beras Ketan Pragelatinasi dari Kampar. Sekolah Tinggi Ilmu
Framasi Riau. Riau
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
Hk.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat
Yang Baik
Welankiwar, Abhijeet, 2014. Sustained Released Dosage Form. Govt. College Of Pharmacy