Anda di halaman 1dari 12

1.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat pemasok - dapat dipastikan dan diketahui pabrik pembuatnya (bukan
yang sesuai distributor atau broker) dan ada jaminan dari distributor
atau broker yang menyatakan bahwa bahan awal dan CoA
Menurut MENKES//SK/XII/ 2008 tentang pedoman teknis berasal dari pabrik pembuat tersebut;
pengadaan obat public dan Perbekalan Kesehatan Untuk - pabrik pembuat sudah diaudit secara rutin oleh industri
Pelayanan Kesehatan Dasar pengguna atau organisasi profesional dalam bidang mutu
Pemilihan pemasok adalah yang penting karena dapat mempengeruhi dan memenuhi syarat GMP;
kualitas dan kuantitas obat dan perbekalan kesehatan. Persyaratan Bila terjadi kegagalan pemenuhan spesifikasi hendaklah
pemasok antara lain: dilakukan pengujian lengkap tiap bets bahan hingga diperoleh
a. Memilki izin yang masih berlaku keyakinan terhadap pemasok melalui pengkajian tren hasil
b. Pemasok harus memiliki sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat parameter uji. Parameter pengujian yang tidak boleh dikurangi
Yang Baik) bagi masing-masing jenis sediaan obat yang adalah:
dibutuhkan - pemerian;
c. Pemasok harus memiliki reputasi yang baik dalam bidang - susut pengeringan atau kadar air, bila ada;
pengadaan obat - identifikasi sesuai dengan monografinya; dan
d. Mampu menjamin kesinambungan ketersediaan bahan sesuai - penetapan kadar / potensi untuk bahan aktif obat.
dengan masa kontrak Menurut : Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Menurut Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.33.12.12.8195 Tahun
Pembuatan Obat Yang Baik 2012 Jilid I. 2012 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang
a. Pemasok hendaklah diaudit dan dievaluasi sebelum ditetapkan Baik,
sebagai pemasok yang disetujui. Evaluasi dilakukan dengan a. Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah
memeroleh pengetahuan lebih dulu mengenai keadaan dan sistem bertanggung jawab bersama bagian lain yang terkait untuk
mutu, serta penerapan GMP dari produsen dan penerapan Good memberi persetujuan pemasok yang dapat diandalkan memasok
Distribution Practices / GDP (Cara Distribusi yang Baik) dari bahan awal dan bahan pengemas yang memenuhi spesifikasi yang
distributor. Untuk evaluasi yang lebih efisien perlu dilakukan pra- telah ditentukan.
audit dengan cara mengirimkan kuesioner. b. Hendaklah dibuat daftar pemasok yang disetujui untuk bahan awal
b. Dalam pemilihan pemasok hal-hal yang perlu diperhatikan atau dan bahan pengemas. Daftar pemasok hendaklah disiapkan dan
dievaluasi yaitu ditinjau ulang.
- Mutu bahan yang dipasok, apakah sering ditolak, sering c. Hendaklah dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui dan
ditemukan penyimpangan mutu; dimasukkan ke dalam daftar pemasok atau spesifikasi. Evaluasi
- Kecepatan tanggapan pemasok bila ada masalah, keluhan atau hendaklah mempertimbangkan riwayat pemasok dan sifat bahan
pertanyaan; yang dipasok. Jika audit diperlukan, audit tersebut hendaklah
- Ketepatan waktu pengiriman; menetapkan kemampuan pemasok dalam pemenuhan standar
- Ketepatan jumlah pengiriman; dan CPOB. Semua pemasok yang telah ditetapkan hendaklah
- Harga. dievaluasi secara teratur.
c. Pengujian Bahan Awal
Parameter pengujian tertentu untuk bahan awal yang telah 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penandaan
disetujui pada saat pemberian izin edar dapat dikurangi bila bahan awal di karantina, yang lolos dan tidak lolos.
hasil tren seluruh parameter yang diuji
telah memenuhi syarat, minimal pada 20 bets berbeda yang Menurut “Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara
diterima berurutan dari pemasok (pabrik pembuat) yang sama, Pembuatan Obat Yang Baik 2012 Jilid I (BPOM, 2013)”
mempunyai GMP certificate dari otoritas negara terkait dan
memenuhi minimal 2 dari kriteria berikut:  Aturan Umum :
a. Penulisan data pada tiap label harus jelas dan mudah dibaca. tidak dapat dijual; Bahan / produk yang ditolak harus
b. Hanya boleh ada satu identitas untuk tiap wadah, apabila dimusnahkan sesuai Protap
wadah yang telah digunakan untuk suatu bahan / produk akan - berwarna merah;
digunakan untuk bahan/ produk lain maka label identitas - disiapkan dan ditempelkan oleh Petugas Pengawasan
produk sebelumnya (termasuk label status diluluskan) harus Mutu paling sedikit pada wadah yang terletak di susunan
dihilangkan (misal: dilepaskan, ditutup, atau dicoret) dari terbawah pada palet.
wadah tersebut. - Khusus untuk bahan aktif obat label ditempelkan pada
c. Penempelan label hanya diperbolehkan pada badan wadah, tiap wadah;
bukan pada tutupnya. Menurut Priyambodo, 2007
d. Wadah bekas bahan / produk yang tidak terpakai harus bebas PENANDAAN
dari label status. a. Bahan awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang
tepat. Label hendaklah memuat keterangan paling sedikit sebagai
 Label status bahan dan produk berikut:
merupakan label yang menyatakan status mutu dari suatu bahan - nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan;
awal /pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi. - nomor bets/kontrol yang diberikan pada saat penerimaan
 Label status terdiri dari: bahan;
a. Label KARANTINA - status bahan (misal: karantina, sedang diuji, diluluskan,
- menyatakan bahwa suatu bahan atau produk sedang ditolak);
dalam proses pemeriksaan oleh Pengawasan Mutu dan - tanggal daluwarsa atau tanggal uji ulang bila perlu.
belum boleh digunakan; b. Label yang menunjukkan status bahan awal hendaklah
- berwarna kuning; ditempelkan hanya oleh personil yang ditunjuk oleh kepala bagian
- bahan awal dan bahan pengemas yang diterima dari Pengawasan Mutu. Untuk mencegah kekeliruan, label tersebut
pemasok dan produk jadi impor, disiapkan dan hendaklah berbeda dengan label yang digunakan oleh pemasok
ditempelkan oleh petugas gudang, paling sedikit pada (misal dengan mencantumkan nama atau logo perusahaan). Bila
wadah terbawah di atas palet; status bahan mengalami perubahan, maka label penunjuk status
- Khusus untuk bahan aktif obat label ditempelkan pada hendaklah juga diubah.
tiap wadah;
- produk jadi, disiapkan dan ditempelkan oleh Petugas 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan nomor batch,
Produksi paling sedikit pada wadah terbawah di atas palet nomor lot dan pengulangan
produk jadi.
b. Label DILULUSKAN Menurut Badan Pom Ri Petunjuk Operasional Penerapan
- menyatakan bahwa bahan dan produk dapat di proses Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik 2012 Jilid I
lebih lanjut atau untuk produk jadi sudah dapat dijual;  Tujuan Penomoran Bets/Lot
- berwarna hijau; Memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara,produk ruahan dan
- disiapkan dan ditempelkan paling sedikit pada wadah produk jadi dapat diidentifikasi. System penomoran bets/lot ini
terbawah di atas palet oleh Petugas Pengawasan Mutu; diterapkan pada prosedur pengolahan induk, prosedur pengemasan
Khusus untuk bahan aktif obat label ditempelkan pada induk, label dan produk berkaitan dari dokumen lain yang terkait
tiap wadah;  Penomoran
- label DILULUSKAN ditempelkan di atasnya menutupi a. Produk Antara / Produk Ruahan / Produk Jadi
label KARANTINA; Contoh untuk nomor bets: 003142
c. Label DITOLAK Contoh untuk nomor lot: 003142 A
- menyatakan bahwa suatu bahan dan produk tidak dapat
digunakan untuk proses lanjut atau untuk produk jadi
b. Digit pertama menunjukkan tahun produksi yang diberi tablet (kapasitas mixer agar mixing optimum 50%- 60%  100-120 kg),
kode sebagai berikut: 0 berarti tahun 2000 atau 2010 dan sehingga mesin tidak boleh over jadi 400.000-500.000
seterusnya. 1 berarti tahun 2001 atau 2011 dan seterusnya. Lot Merupakan bagian tertentu dari suatu batch dengan sifat
c. Digit kedua dan ketiga menunjukkan jenis sediaan misal 01 dan mutu seragam. Ini berkaitan dengan kapasitas peralatan, misalnya
untuk tablet, 02 untuk tablet salut, 03 untuk kapsul, 04 dryer yang dipunya kasapasitasnya 100 kg, padahal 1 batch 200 kg, maka
untuk sirup kering, 05 untuk sediaan cair, 06 untuk salep / 1 batch tadi dibagi menjadi 2 lot  di drying 2 kali.
krim, 07 untuk supositoria, 08 untuk injeksi cair, 09 untuk Penomoran Bets (batch) dan Lot Nomor batch adalah
tetes mata, 10 untuk injeksi kering dalam bentuk serbuk, kombinasi pembeda apa saja dari huruf angka ataupun symbol dimana
dan seterusnya. dari nomor tersebut secara lengkap dari pabrik, proses pembuatan,
d. Digit keempat, kelima dan keenam menunjukkan urutan pengemasan, penyimpanan, dan distribusi produk obat dapat ditentukan:
produksi 001, 002, s/d 999, dalam tahun yang sama. a. Produk buatan
e. Digit ketujuh menunjukkan urutan lot dari suatu bets, misal - Digit satu menunjukkan bahan produksi yang di modifikasi
003142 A, 003142 B, 003142 C dan sebagainya. untuk 1990=0,: 1991=1, :1992=2 dst
f. Dalam hal contoh di atas, nomor bets 003142 A berarti bets - Digit dua dan tiga menunjukkan kode produk misalnya 01 untuk
tersebut adalah kapsul yang dibuat dalam tahun 2000 atau teofilin tablet, 02 untuk paracetamol tablet.
2010 dan seterusnya serta merupakan bets yang ke 142 - Digit empat, lima dan enam menunjukkan urutan produksi
dalam tahun tersebut dan merupakan lot yang pertama dari misalnya 001, 002, 003, ………..999
nomor bets tersebut. b. Produk jadi
 Produk yang Diolah Ulang dan yang Dipulihkan Mencantumkan dari 2-6 dari nomor batch ruahan ditambahkan
Untuk produk yang diolah ulang dan yang dipulihkan, didepannya dengan: Digit 1 menunjukkan tahun pengemasan
ditambahkan huruf R di depan nomor bets yang terkait, misal R misalnya tahun 1990 =A Digit 2 dan 3 menunjukkan kode produk jadi
003142, yang berarti sediaan tersebut mengalami pengolahan misalnya A 1215042
ulang atau pemulihan. Cara penomoran bets Produksi Ruahan Digit 1 : Untuk produk
(tahun) 1990 = 0 1991 = 1 Digit 2 & 3 : Kode produk dari produk
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan ruahan 01 : Kloramfenikol salep mata 02 : Sulfacetamid salep mata
Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 Digit 4,5 & 6 : Urutan produk 001, 002, ….. 999 dan kembali ke 001
Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik misalnya 302025 Produk jadi 2-6 digit pada produk ruahan ditabah di
a. Sistem penomoran bets/lot yang digunakan pada tahap pengolahan depan Digit 1 : Untuk tahun pengemasan 1990 = A 1991 = B Contoh :
dan tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan. D 02302025
b. Sistem penomoran bets/lot hendaklah menjamin bahwa nomor
bets/lot yang sama tidak dipakai secara berulang. 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat dan tugas
c. Alokasi nomor bets/lot hendaklah segera dicatat dalam suatu buku personalia
log. Catatan tersebut hendaklah mencakup tanggal pemberian
nomor, identitas produk dan ukuran bets/lot yang bersangkutan Menurut “ Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, 2012)”
Menurut RISTEKDIKTI Modul 005 tentang Farmasi Industri. a. Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi
Tahun 2018 dan berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap
Batch Merupakan sejumlah produk yang mempunyai sifat dan personil hendaklah tidak dibebani tanggung jawab yang
mutu seragam dalam 1 siklus pembuatan. Contoh : 1 batch = 200.000 berlebihan untuk menghindarkan risiko terhadap mutu obat.
tablet, artinya dalam 1 kali siklus produksi menghasilkan 200.000 tablet. b. Personil Kunci
Batch menjadi ukuran sekali produksi yang mempengaruhi peralatan Personil Kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian
produksi yang digunakan. Contoh : pada mixer kapasitas 200 kg, untuk Pengawasan Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu
produksi tablet dengan berat 500 mg maka 1 batch = 100.000-240.000 (Pemastian Mutu). Posisi utama tersebut dijabat oleh personil
purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan kepala bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) / kepala bagian Pengawasan - memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan;
Mutu harus independen satu terhadap yang lain. dan
c. Kepala bagian Produksi hendaklah seorang apoteker yang - memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan
terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, bagi personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan
memiliki pengalaman praktis yang memadai dalam bidang sesuai kebutuhan.
pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga e. Kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah
memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara profesional. seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh
Kepala bagian Produksi hendaklah diberi kewenangan dan pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang
tanggung jawab penuh dalam produksi memadai dan keterampilan manajerial sehingga memungkinkan
obat, termasuk: untuk melaksanakan tugasnya secara profesional. Kepala bagian
- memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah diberi kewenangan
prosedur agar memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan; dan tanggung jawab penuh untuk melaksanakan tugas yang
- memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan berhubungan dengan sistem mutu/ pemastian mutu, termasuk:
produksi dan memastikan bahwa petunjuk kerja diterapkan - memastikan penerapan (dan, bila diperlukan, membentuk)
secara tepat; sistem mutu;
- memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan - ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan manual
ditandatangani oleh kepala bagian Produksi sebelum mutu perusahaan;
diserahkan kepada kepala bagian Manajemen Mutu - memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri
(Pemastian Mutu); berkala;
- memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta - melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan
peralatan di bagian produksi; Mutu;
- memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan; - memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit
dan memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan eksternal (audit terhadap pemasok);
bagi personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan - memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi;
sesuai kebutuhan. memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan
d. Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang apoteker Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang
terkualifikasi dan memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki berkaitan dengan mutu produk jadi;
pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial - mengevaluasi/mengkaji catatan bets; dan
sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara - meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan
profesional. Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah diberi mempertimbangkan semua faktor terkait.
kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam pengawasan mutu,
termasuk: Menurut “Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara
- menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, Pembuatan Obat Yang Baik 2012 Jilid I (BPOM, 2013)”
produk antara, produk ruahan dan produk jadi; a. Personal Kunci
- memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah Kategori personil kunci tergantung pada kebijakan perusahaan /
dilaksanakan; memberi persetujuan terhadap spesifikasi, industri apakah terbatas hanya pada Kepala Bagian Produksi, Kepala
petunjuk kerja pengambilan sampel, metode pengujian dan Bagian Pengawasan Mutu dan Kepala Bagian Manajemen Mutu
prosedur pengawasan mutu lain; (Pemastian Mutu). Industri dapat menentukan posisi lain yang lebih
- memberi persetujuan dan memantau semua analisis tinggi, sama atau lebih rendah dicakup dalam kategori personil
berdasarkan kontrak; kunci; yang harus dipertahankan adalah bahwa Kepala Bagian
- memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta Produksi dan Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) /
peralatan di bagian pengawasan mutu; Kepala Bagian Pengawasan Mutu harus independen satu terhadap
yang lain.
b. Persyaratan formal untuk seorang Kepala Bagian Produksi yaitu - Membantu Ka.Bag. Urusan Mutu (Quality Operations)
Apoteker Terdaftar, yang ditentukan menurut Peraturan yang untuk menyiapkan,
berlaku, sementara persyaratan kualifikasi lain, yaitu pelatihan- - melaksanakan dan memantau penyelenggaraan program
pelatihan yang harus diperoleh, banyak pengalaman praktis sehingga pelatihan personil Produksi yang efektif.
dapat dikategorikan sebagai memadai, dan tingkat keterampilan d. Tugas Kepala bagian Pengawasan Mutu
manajerial untuk membuat seorang Kepala Bagian Produksi dapat  Ruang Lingkup, Ketrampilan dan Kemampuan
melaksanakan tugasnya secara profesional – selama belum ada Kepala Bagian Pengawasan Mutu harus seorang saintis dalam
ketentuan formal – dirumuskan oleh masing-masing industri ilmu pengetahuan alam dan seorang Apoteker, yang
c. Tugas Kepala Bagian Produksi mempunyai pengalaman praktis di industri farmasi paling
 Pengetahuan, Ketrampilan dan Kemampuan sedikit 5 tahun dalam laboratorium analisis kimiawi,
Ka.Bag. Produksi harus seorang Apoteker Terdaftar dengan pengujian mikrobiologis dan bahan pengemas, pengalaman
pengalaman praktis dalam menyiapkan peralatan laboratorium dan menggunakan
paling sedikit 5 tahun bekerja di bagian produksi obat, memiliki metode termutakhir, kemampuan dalam meyiapkan metode
pengalaman dan pengetahuan di bidang pembuatan obat dan analisis, memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam
perencanaan produksi, pengetahuan mengenai peralatan yang CPOB, pengawasan selama-proses dan pengujian stabilitas,
digunakan dalam pembuatan obat, CPOB, penguasaan bhs. kemampuan dalam pengelolaan dan memotivasi karyawan
Inggris yang baik dan ketrampilan dalam kepemimpinan yang serta ketrampilan dalam kepemimpinan.
dibuktikan dengan sertifikasi lembaga yang ditunjuk.  Uraian Tugas
 Uraian Tugas Meluluskan atau menolak bahan awal, bahan pengemas dan
Ka.Bag. Produksi bertanggung jawab atas pelaksanaan produk ruahan menurut spesifikasi yang telah ditetapkan.
pembuatan obat agar obat memenuhi spesifikasi kualitas yang
ditetapkan dan dibuat sesuai peraturan CPOB dalam batas dan  Tugas Dan Tanggung Jawab
biaya yang telah ditetapkan. - Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan
 Tugas dan tanggung Jawab pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk
- Bertanggung jawab memastikan bahwa obat diproduksi dan jadi.
disimpan sesuai prosedur agar memenuhi persyaratan mutu - Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan
yang ditetapkan. telah dilaksanakan.
- Memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait - Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk
dengan produksi dan memastikan bahwa petunjuk kerja kerja pengambilan sampel, metode pengujian dan
diterapkan secara tepat. prosedur pengawasan mutu lain.
- Bertanggung jawab untuk penyediaan, evaluasi dan - Memberi persetujuan dan memantau semua kontrak
penandatanganan Protap – Protap yang diperlukan dalam analisis.
kegiatan di area Produksi sebelum diotorisasi Ka.Bag. - Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta
- Bertanggung jawab untuk penyediaan, evaluasi dan peralatan di Bagian Pengawasan Mutu. Memastikan
penandatanganan prosedurprosedur bahwa validasi metode analisis yang tepat
- pengolahan induk dan pengemasan induk yang diperlukan dilaksanakan.
sebelum diotorisasi Ka.Bag. Pemastian Mutu. - Membantu Ka.Bag. Urusan Mutu (Quality Operations)
- Memeriksa Catatan Pengolahan Bets dan Catatan untuk menyiapkan, melaksanakan dan memantau
Pengemasan Bets serta menjamin bahwa produksi penyelenggaraan program pelatihan personil
dilaksanakan sesuai dengan prosedur pengolahan bets dan Pengawasan Mutu yang efektif.
prosedur pengemasan bets. - Menyusun dan merevisi prosedur Pengawasan Mutu
- Memastikan bahwa validasi yang tepat dilaksanakan. dan spesifikasi bahan atau produk.
- Menyiapkan instruksi tertulis yang rinci untuk - Ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan manual
melakukan tiap inspeksi, pengujian dan analisis. mutu perusahaan.
- Menyusun rancangan dan prosedur pengambilan - Memprakarsai dan memimpin audit internal atau inspeksi
sampel secara tertulis. diri berkala.
- Memastikan pemberian label yang benar pada wadah - Mendampingi tim audit Badan POM dan
bahan dan produk. mengoordinasikan tindakan / tanggapan terhadap temuan.
- Menyimpan sampel pertinggal untuk rujukan di - Mendampingi auditor eksternal dan mengoordinasikan
kemudian hari. tindakan / tanggapan terhadap temuan.
- Melakukan evaluasi stabilitas semua produk jadi secara - Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian
berlanjut dan bahan awal jika diperlukan, serta Pengawasan Mutu.
menyiapkan prosedur penyimpanan bahan dan produk - Memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan
di dalam Pabrik berdasarkan data stabilitasnya. audit eksternal (audit terhadap pemasok, pembuat obat
- Menetapkan tanggal daluwarsa dan batas waktu dan lab. berdasarkan kontrak).
penggunaan bahan awal dan produk jadi berdasarkan
data stabilitasnya serta kondisi penyimpanannya. 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perbedaan
- Berperan serta dan / atau memberikan bantuan dalam antara produk ruahan , antara dan jadi.
pelaksanaan program validasi di semua Bagian.
e. Tugas Kepala Bagian Pemastian Mutu Menurut “Jurnal Suhu Penyimpanan bahan Baku Dan Produk
 Pengetahuan, Ketrampilan dan Kemampuan Farmasi Di Gudang Industri Farmasi (Karlida, 2017)
Kepala Bagian Pemastian Mutu harus seorang Apoteker  Produk Antara
Terdaftar dengan pengalaman praktis paling sedikit 5 tahun Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu
bekerja di industri farmasi, memiliki pengalaman dan atau lebih tahap pengolahan lanjutan untuk menjadi produk
pengetahuan di bidang pembuatan obat serta pengujian fisis dan ruahan. Contoh produk: hasil granulasi. Hasil granulasi
analisis kimia, pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan merupakan produk antara, karena masih memerlukan tahapan
dalam pembuatan obat dan laboratorium terkini, CPOB baik lain untuk menjadi produk ruahan (tableting, coating, polishing)
nasional maupun internasional, penguasaan Bahasa Inggris yang  Bulk (Produk Ruahan)
baik dan ketrampilan dalam kepemimpinan yang dibuktikan Merupakan material yang telah mengalami proses produksi
dengan sertifikasi lembaga yang ditunjuk. namun belum dapat dikatakan sebagai produk jadi karena masih
 Uraian Tugas harus melalui beberapa tahap lebih lanjut sampai dihasilkan
- Memantau kinerja sistem mutu dan prosedur serta menilai produk jadi. Contoh dari bulk atau produk ruahan adalah granul
efektifitasnya, dan mendorong perbaikan. yang siap dicetak, tablet yang siap dicetak namun harus
- Melakukan penilaian terhadap keluhan teknik farmasi dan dilakukan proses penyalutan atau pengemasan, cairan yang telah
mengambil keputusan serta tindakan atas hasil penilaian, atau belum disaring untuk sediaan oral maupun injeksi dan lain
bila perlu bekerja sama dengan Bagian lain. sebagainya. Bulk ini harus disimpan pada kondisi penyimpanan
- Memastikan penyelenggaraan validasi proses pembuatan yang sesuai dengan memperhatikan suhu, kelembaban relative
dan sistem pelayanan. serta kualitas udara
- Memastikan pengelolaan penyimpangan berdampak pada  Finished Goods (Produk jadi)
mutu termasuk penyimpangan bets. Merupakan suatu sediaan yang telah melalui serangkaian proses
- Memastikan penerapan sistem pengendalian perubahan dan produksi sampai pengemasan yang siap dipasarkan. Produk jadi
menyetujui perubahan. ini harus dikarantina terlebih dahulu sampai diputuskan untuk
- Melakukan pelulusan akhir atau penolakan obat jadi . release atau tidak oleh QA sampai keputusan release
 Tugas Dan Tanggung Jawab dikeluarkan oleh QA maka produk jadi tersebut harus disimpan
pada kondisi penyimpanan yang sesuai yang tertera pada label g. Timbang eksipien terlebih dahulu kemudian bahan aktif
produk obat, dan bahan yang tidak berwarna ditimbang sebelum
bahan berwarna.
Menurut “ Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, 2012)” h. Penimbangan bahan harus disaksikan oleh orang kedua.
i. Beri label pada tiap wadah bahan awal yang sudah
Penyimpanan Produk Antara, Produk Ruahan dan Produk jadi ditimbang.
 Produk antara dan produk ruahan hendaklah disimpan pada j. Label penimbangan harus memuat antara lain :
kondisi yang tepat. - Identitas timbangan yang digunakan.
 Tiap penerimaan hendaklah diperiksa untuk memastikan bahwa - Nama dan nomor penerimaan bahan.
bahan yang diterima sesuai dengan dokumen pengiriman. - Jumlah bruto, tara dan netto bahan yang ditimbang.
 Tiap wadah produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang - Nama dan nomor bets produk yang akan dibuat.
diserahkan ke area penyimpanan hendaklah diperiksa - Tanggal penimbangan dan tanda tangan petugas
kesesuaian identitas dan kondisi wadah. penimbangan.
 Bila identitas atau kondisi wadah produk antara, produk ruahan k. Petugas timbang dan orang kedua harus membubuhkan paraf
dan produk jadi diragukan atau tidak sesuai dengan persyaratan pada kolom penimbangan catatan bets terkait atau
identitas atau kondisinya, wadah tersebut hendaklah dikirim ke melampirkan “print-out” hasil penimbangan pada Catatan
area karantina. Selanjutnya pihak Pengawasan Mutu hendaklah Pengolahan Bets.
menentukan status produk tersebut. l. Setelah penimbangan selesai, petugas timbang membawa
bahan yang sudah ditimbang, meletakkan di atas palet,
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan cara mengelompokkan menjadi satu dan memberi penandaan
penimbangan zat aktif dan bahan eksipien sesuai ketentuan yang serta menyerahkan kepada petugas produksi.
belaku m. Masukkan sisa penimbangan bahan awal ke dalam
wadahnya, tutup kedap, dan bersihkan bagian luar wadah
Menurut Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara dengan lap bebas serat atau dengan penghisap debu.
Pembuatan Obat Yang Baik 2012 Jilid I. Keluarkan wadah bahan awal kembali ke Ruang Staging-in
 Tujuan penimbangan bahan awal yaitu memastikan agar Menurut Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2018 Tentang
penimbangan dan penyerahan bahan awal untuk produksi suatu Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik
bets dilakukan dengan benar dan untuk mencegah kesalahan a. Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan
penimbangan dan kontaminas silang. cara penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan
 Prosedur penimbangan bahan awal : terpisah yang didesain khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini
a. Dilakukan pemeriksaan kesiapan area penimbangan sesuai dapat menjadi bagian dari area penyimpanan atau area produksi.
Daftar Periksa Kesiapan Jalur Penimbangan. b. Penimbangan bahan awal hendaklah dilakukan oleh personel yang
b. Pindahkan bahan awal yang sudah disiapkan satu per satu ke berwenang sesuai prosedur tertulis untuk memastikan bahan yang
dalam Ruang Timbang. benar yang ditimbang atau diukur dengan akurat ke dalam wadah
c. Pastikan hanya ada satu jenis bahan yang dibuka dalam yang bersih dan diberi label dengan benar.
Ruang Timbang. c. Setiap bahan yang ditimbang atau diukur hendaklah diperiksa
d. Lakukan pemeriksaan ketepatan posisi alat timbang secara independen dan hasil pemeriksaan dicatat.
(waterpass). d. Bahan yang ditimbang atau diukur untuk setiap bets hendaklah
e. Lakukan penimbangan menggunakan alat timbang dengan dikumpulkan dan diberi label jelas.
kapasitas yang sesuai. e. Alat timbang hendaklah diverifikasi tiap hari sebelum dipakai
f. Lakukan penimbangan menggunakan alat timbang dengan untuk membuktikan bahwa kapasitas, ketelitian dan ketepatannya
batas minimum dan maksimum sesuai yang tercantum pada memenuhi persyaratan sesuai dengan jumlah bahan yang akan
label alat timbang. ditimbang.
 Kelas A, B, C dan D adalah kelas kebersihan ruang untuk
pembuatan produk steril. Kelas E adalah kelas kebersihan
ruang untuk pembuatan produk nonsteril. Persyaratan lain
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem sarana untuk pembuatan produk steril dirangkum pada Aneks 1
penunjang,ruang produksi, suhu udara, limbah, air. Pembuatan Produk Steril
Menurut “Jurnal Suhu Penyimpanan bahan Baku Dan Produk
Menurut “ Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, 2012)” Farmasi Di Gudang Industri Farmasi (Karlida, 2017)
BANGUNAN DAN FASILITAS  Suhu dalam ruang penyimpanan
 Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk menghindarkan a. Freezer (Beku)
pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran Ruang penyimpanan dengan suhu dipertahankan antara -25˚C
dari udara, tanah dan air serta dari kegiatan industri lain yang sampai dengan -15 ˚C. Semua vaksin yang mengandung
berdekatan. Apabila letak bangunan tidak sesuai, hendaklah varicella harus disimpan dalam keadaan beku sampai vaksin
diambil tindakan pencegahan yang efektif terhadap pencemaran akan digunakan.
tersebut b. Cold (Dingin)
 Area Produksi Kondisi penyimpanan dengan suhu tidak lebih dari 8˚C.
Untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius akibat terjadi Refrigerator merupakan tempat penyimpanan dengan suhu
pencemaran silang, suatu sarana khusus dan selfcontained harus dingin yang mempertahankan suhu penyimpanan diantara 2-8
disediakan untuk produksi obat tertentu seperti produk yang dapat ˚C.
menimbulkan sensitisasi tinggi (misal golongan penisilin) atau c. Cool (Sejuk)
preparat biologis (misal mikroorganisme hidup). Produk lain Ruang penyimpanan dimana suhunya dipertahankan antara 8-
seperti antibiotika tertentu, hormon tertentu (misal hormone seks), 15 ˚C.
sitotoksika tertentu, produk mengandung bahan aktif tertentu d. Room Temperature (Suhu ruang)
berpotensi tinggi, dan produk nonobat hendaklah diproduksi di Suhu ruang ini merupakan kondisi penyimpanan yang paling
bangunan terpisah. Dalam kasus pengecualian, bagi produk longgar dimana suhunya disesuaikan dengan kondisi
tersebut di atas, prinsip memproduksi bets produk secara geografis industri. Untuk industri di Indonesia sendiri seperti
‘campaign’ di dalam fasilitas yang sama dapat dibenarkan asal yang disebutkan di dalam PPOP CPOB 2012 suhu ruang yaitu
telah mengambil tindakan pencegahan yang spesifik dan validasi tidak boleh lebh dari 30 ˚C
yang diperlukan telah dilakukan. e. Controlled Room Temperature (Suhu Ruang Terkendali)
 Permukaan dinding, lantai dan langitlangit bagian dalam ruangan Ruang penyimpanan dengan suhu dipertahankan antara 20-25
di mana terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk ˚C, diperbolehkan terjadi penyimpangan atau lonjakan suhu
antara atau produk ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah diantara 15-30 ˚C selama hasil perhitunga MKT masih dalam
halus, bebas retak dan sambungan terbuka, tidak melepaskan rentang yang diperbolehkan.
partikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila Menurut “ Manajemen Farmasi Industri (Priyambodo, 2007)
perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif.  Air Untuk Produksi (Water System)
 Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan Air merupakan salah satu aspek kritis dalam pelaksanaan c-GMP. Hal
kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan tersebut disebabkan karena air merupakan bahan baku dalam jumlah
yang cepat dan efisien apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut besar, terutama untuk produk sirup, obat suntik, cair, cairan infus,, dan
antara dinding dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk lain-lain bila tercemar beresiko sangat fatal bagi pemakai (pasien).
lengkungan. Tujuan dari sistem pengelolaan iar untuk produksi adalah
 Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya menghilangkan cemaran sesuai dengan standar kualitas air yang telah
hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran ditetapkan
terhadap produk.  Kualitas Air
a. Grade I : Raw Water
Fungsi : Untuk Pemadam kebakaran, menyiram tanaman, dan - Debu/sisa serbuhk, obat/kadaluarsa serta lumpur dari IPAl
lain-lain dibakar di incinerator
Pembuatan : Air sumur, PDAM, dan lain-lain c. Pengeloaan limbah suara atau getaran
b. Grade II : Porable Water (PW) Pencemaran suara atau kebisingan dan/atau getaran adalah
Fungsi : Cuci pakaian, cuci alat non steril pembersihan ruangan, masuknya suara dan /atau getaran yang tidak diinginkna
cuci tangan, kamar mandi, dan lain-lain kedalam lingkungan sehingga kualitas lingkungan menurun.
c. Grade III : Purifed Water /aquademineralisata Limbah suara dapat dihasilkan dari mesin-mesin pabrik, genset
Fungsi : cuci akhor counteiner, produksi sirup/tablet/ coating dan steam boiler.
dan lain-lain Upaya penanganan :
d. Grade IV : Water For Injection (WFI) - Untuk menanggulangi kebisingan yang dtimbulkan oleh
Fungsi : Cuci akhir counteiner steril, cuci vial/ampul, produksi genset, dibuat ruangan berdinding dua (double cover) dan
steril, dan laboratorium dialkukan perawatan mesin secara berkala
- Untuk menanggunlangi getaran yang ditimbulkan oleh
 Pengeloaan Limbah mesin genset dan mesin-mesin lain, mesin-mesin
a. Pengelolaan limbah Udara ditempatkan pada lantai yang telah dicor beton dan diberi
Limbah udara farmasi dihasilkan antara lain dari : penguat (pengunci antara mesind an lantai)
- Debu selama proses produksi d. Pengelolaan Limbah Cair
- Uap lemari asam di laboratorium Limbah cair industri farmasi antara lain :
- Uap solvent proses film coating - Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundry dan
- Asap steam boiler, generator listrik dan incinerator rumah tangga
Upaya pengelolaan : - Kamar mandi dan WC
- Lemari asam dilengkapi dengan exhaust fan dan cerobong - Bekas reagensi di laboratorium
± 6 meter dilengkapi dengan absorben Upaya penanganan :
- Solvent diruang coating digunakan dust collector - Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah :
- Debu disekir mesin produksi dipasang penyedot debu an  Saluran air hujan langsung dialirkan keselokan
dust collector unit umum dan dibuat sumur resapan
- Asap dari genset dan incinerator dibuat cerobong sala 6 ±  Saluran dari kamar mandi/WC dialirkan ke septic
meter tank
b. Pengelolaan Limbah Padat  Saluran dari tempat pencucian produksi dan
Limbah padat yang dihasilkan oleh industri farmasi adalah : laboratorium dialirkan ke IPAL
- Debu/serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust - Membuat instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)
collector) - Khusus untuk limbah cair yag berasal dari beta lactam
- Obat rusak/ kadaluarsa/obat sub standar ditambahkan NaOH unuk memecahkan cincin beta lactam
- Kertas, karton, plastik bekas, botol dan aluminium foil dan
sampah rumah tangga 8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan alur produksi
- Lumpur dari proses instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) tablet amoksisilin terkait skenario
Upaya Penangana :
- Sampah domestic dibuatkan tempat sampah, kemudian Menurut Aswinar, 2016
dibuang ketempat pembuangan sampah akhir (TPA) a. Alur produksi tablet diawali dengan penimbangan bahan baku.
- Sisa-sisa kertas, karton, plastic, dan aluminium foil (setelah b. Tablet yang diproduksi yaitu tablet betalaktam amoksisilin
dihancurkan), dikumpulkan kemudian dijual kenpengumpul menggunakan granulasi kering karena amoksisilin tidak stabil
sampah (perusahaan daur ulang sampah) dengan air dan mudah terurai. Metode granulasi kering
merupakan salah satu metode pembuatan tablet yang efektif
terutama pada dosis efektif terlalu tinggi untuk pencetakan Proses pengemasan Primer
langsung, dan obatnya peka terhadap pemanasan, kelembaban  Bahan pengemas dibawa keruang pengemasan berdasarkan
atau keduanya. Metode ini banyak digunakan untuk membuat untuk 1 batch produk tertentu
tablet aspirin atau vitamin dan tablet antibiotik. Amoksisilin  Operator harus memastikan alat dan ruang dalam keadaan
merupakan antibiotik yang tidak tahan terhadap kelembaban dan bersih berdasarkan label status kebersihan ruangan. Operator
suhu tinggi, sehingga digranulasi dengan metode granulasi mencatat pada log book yang tersedia disetiap ruangan
kering. mengenai jumlah waktu penggunaan mesin, istirahat, service
c. Granul yang diperoleh dilakukan pemeriksaan meliputi dan jumlah produk yang dihasilkan. Berdasarkan keterangan di
pemeriksaan kadar air dan kadar zat aktif, jika hasil log book ini, kinerja mesin yang digunakan dapat dianalisis.
pemeriksaan memenuhi persyaratan, granul dicetak menjadi  Pemberian no.batch, expired date, dan manufacturing date dapat
produk ruahan. dilakukan langsung pada mesin pengemasan atau dengan ink jet
d. Komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak printer
tablet atau mesin khusus (roller compactor). Setelah serbuk Proses Pengemasan Sekunder
dicampur, campuran serbuk ditekan ke dalam die, yang besar  Pada kemasan sekunder (individual carton dan master box)
dan dikompakkan dengan punhc permukaan datar. Massa yang terlebih dahulu diberi no batch an expired date serta diperiksa
diperoleh disebut Slug dan prosesnya disebut slugging. kebenarannya oleh minimal 2 orang yaitu supervisor bahan
Slugging merupakan suatu usaha untuk meningkatkan waktu pengemas
pencetakan.  Proses pengemasan sekunder dilakukan berdasarkan packing
e. Tablet yang dihasilkan diuji kekerasan tablet, kerapuhan, bobot display. Packing display yang dibuat oleh bagian pengemasan
rata-rata disolusi, waktu hancur dan kadar zat aktif pada waktu- digantung di line pengemasan pada saat pengemasan
waktu tertentu. Pengujian dilakukan oleh bagian pengawasan berlangsung dan akan dilampirkan pada batch record.
mutu atau QC. Syarat-syarat bahan pengemas
f. Tablet yang dihasilkan dikemas dengan kemasan primer berupa  Harus melindungi preparat dari keadaan lingkungannya
kemasan strip, kemudian dikemas sekunder dan dilakukan  Tidak boleh bereaksi dengan produk
pemeriksaan kemasan  Tidak boleh memberikan rasa dan bau pada produk
g. Setelah proses produksin selesai, dibuat berita acara pembuatan  Tidak toksik
tablet  Disetujui olejh BPOM (FDA)
h. Produk yang telah dikemas dan memenuhi syarat dapat dikirim  Harus tahan banting
ke unit gudang obat jadi Fungsi Kemasan
 Sebagai Wadah
Fungsi utama kemasan adalah sebagai wadah dari produk yang
9. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses dikemas agar tidak berceceran atau berserakan sehingga produk
pengemasan primer dan sekunder yang diwadahi mudah disimpan, dihing dan diangkut
Menurut “Buku Farmasi Industri, (Fatmawaty, 2015)  Sebagai pelindung dan menjaga stabilitas produk
Spesifikasi Bahan Pengemas Dibagi menjadi 2, yaitu : Kemasan dengan persyaratan tertentu dapat melindungi produk,
 Bahan Pengemas Primer tetapi kadang terjadi penyimpangan diluar kemampuan
Yaitu bahan pengemas yang kontak langsung dengan produk kita,misalnya karena transportasi, gaya mekanis, faktor
yang berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh luar. Contoh : lingkungan, hewan, penanganan dan metode pengemasan yang
aluminium foil, plastic, botol, cangkang kapsul, tube, tutup kurang baik dan unsur penyimpanan
karet, dll  Sebagai saran informasi/promosi
 Bahan pengemas Sekunder Pengemasan mengikuti perkembangan IP dan teknologi dengan
Yaitu bahan pengemas yang tidak langsung kontak dengan bentuk standar seperti botol, plastic, kaleng aluminium, kotak,
produk. Contoh : Dos, etiket, brosur, dan segel
kertas lipat sehingga konsumen tidak tahu produk didalamnya. d. Seleksi, kualifikasi, persetujuan dan pemeliharaan pemasok bahan
Oleh karena itu, kemasan perlu dilengkapi dengan informasi. pengemas primer dan bahan cetak hendaklah diperhatikan sama
Menurut “Jurnal Suhu Penyimpanan bahan Baku Dan Produk seperti bahan awal.
Farmasi Di Gudang Industri Farmasi (Karlida, 2017) e. Perhatian khusus hendaklah diberikan kepada bahan pengemas
Packaging material (bahan pengemas) cetak. Bahan tersebut hendaklah disimpan di bawah kondisi
Terdiri dari bahan pengemas primer, sekunder, dan tersier yang keamanan yang memadai dan orang yang tidak berkepentingan
berfungsi sebagai wadah untuk mempertahankan, melindungi, dan dilarang masuk. Label potong dan bahan pengemas cetak lepas
menjaga keamanan produk saat pengiriman serta menjamin efikasi lain hendaklah disimpan dan diangkut dalam wadah tertutup untuk
produk. Bahan pengemas primer merupakan bahan yang kontak menghindarkan kecampurbauran. Bahan pengemas hendaklah
langsung dengan produk dan secara langsung berpengaruh pada waktu diserahkan kepada personel yang berwenang sesuai prosedur
simpan produk. Contohnya botol untuk sediaan cairan, alumunium foil tertulis yang disetujui.
atau blister pada sediaan tablet. Sedangkan bahan pengemas sekunder f. Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas primer hendaklah
dan tersier tidak kontak langsung dengan produk seperti carton, label, diberi nomor yang spesifik atau penandaan yang menunjukkan
leaflet dan shipper identitasnya.
Adapun persyaratan bahan pengemas yang harus dipenuhi g. Bahan pengemas primer, bahan pengemas cetak atau bahan cetak
diantaranya yaitu: lain yang tidak berlaku lagi atau obsolet hendaklah dimusnahkan
- Melindungi sediaan dari pengaruh lingkungan dan pemusnahannya dicatat.
- Tidak bereaksi dengan produk dan tidak mengganggu identitas
produk
- Tidak menimbulkan rasa maupun bau terhadap produk 10. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengadaan
- Tidak menyebabkan toksik bahan awal.
- Harus bahan yang telah disetujui FDA
- Melindungi produk dari kerusakan Menurut Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik Tahun 2012 :
- Memenuhi persyaratan ketahanan  Pembelian bahan awal Pembelian bahan awal adalah suatu
aktifitas penting dan oleh karena itu hendaklah melibatkan staf
Menurut Peraturan Bpom Nomor 34 Tahun 2018 Tentang yang mempunyai pengetahuan khusus dan menyeluruh perihal
Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik pemasok.
a. Fasilitas pengemasan obat hendaklah didesain secara khusus dan  Pembelian bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah
ditata sedemikian rupa untuk mencegah kecampurbauran atau disetujui dan memenuhi spesifikasi yang relevan, dan bila
kontaminasi silang. memungkinkan, langsung dari produsen. Dianjurkan agar
b. Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk spesifikasi yang dibuat oleh pabrik pembuat untuk bahan awal
ruahan menjadi produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan dibicarakan dengan pemasok. Sangat menguntungkan bila semua
di bawah pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas, aspek produksi dan pengawasan bahan awal tersebut, termasuk
keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas. persyaratan penanganan, pemberian label dan pengemasan, juga
c. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan prosedur penanganan keluhan dan penolakan, dibicarakan dengan
langkah untuk memastikan bahwa area kerja, jalur pengemasan, pabrik pembuat dan pemasok
mesin pencetakan dan peralatan lain telah bersih serta bebas dari Menurut Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara
produk lain, bahan, atau dokumen yang digunakan sebelumnya, Pembuatan Obat Yang Baik Tahun 2012 Jilid 1
jika tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan yang Pengambilan sampel bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola di
bersangkutan. Kesiapan jalur pengemasan hendaklah dilaksanakan bawah ini:
sesuai daftar periksa yang tepat.  Pola n: hanya jika bahan yang akan diambil sampelnya
diperkirakan homogeny dan diperoleh dari pemasok yang
disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun dari wadah Nama Produk : Amoxicillin
(umumnya dari lapisan atas), Deskripsi : Bacteriolitic, Betalaktam Antibiotik
di mana n = 1 + √ N Molekular Formula : C16H19N3O5S
n = jumlah wadah yang dibuka / diambil sampel Berat Molekul : 365,4
N = jumlah wadah yang diterima Penyimpanan : 2-8°C
Catatan:
Apabila N ≤ 4, maka sampel diambil dari tiap wadah
 Pola p: jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui
dan tujuan utama adalah untuk pengujian identitas.
di mana p = 0,4 √ N
N = jumlah wadah yang diterima
p = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan
pembulatan ke atas

 Pola r: jika bahan diperkirakan tidak homogen dan / atau diterima


dari pemasok yang belum dikualifikasi. Pola r dapat digunakan
untuk bahan yang berasal dari herbal (ekstrak) yang digunakan
sebagai bahan awal,
di mana r = 1,5 √N:
N = jumlah wadah yang diterima / diambil sampel
r = jumlah sampel yang diambil berdasarkan pembulatan
ke atas

11. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang suhu


penyimpanan tablet amoksisiliin berdasarkan CoA
Menurut Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat Yang Baik Tahun 2012 Jilid 1: Prosedur Tetap
Penyimpanan Bahan Awal.
Perhatian Khusus :
a. Penyimpanan bahan awal baik pada saat proses karantina selama
pemeriksaan maupun setelah diluluskan harus disesuaikan dengan
persyaratan penyimpanan yang tercantum dalam label bahan awal
atau Certificate of Analysis (CoA) yang disertakan dari bahan
baku tersebut.
b. Berikut adalah contoh temperatur ruang penyimpanan yang
tercantum dalam label bahan awal:
1) Suhu ruang (ambient) : suhu ruang tidak lebih dari 30°C;
2) Suhu ruang berpendingin udara (AC) : suhu ruang di bawah
25°C;
3) Suhu dingin : suhu ruang antara 2 - 8°C; dan
4) Suhu beku : suhu ruang di bawah 0°C.

Certificate of Analysis (CoA) Amoxicillin

Anda mungkin juga menyukai