Anda di halaman 1dari 2

Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam perkembangan dan proses kehidupannya, baik itu masalah

kecil atau besar sekalipun. Masalah terjadi ketika apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan
atau realita yang ada. Akan tetapi, masalah merupakan suatu persoalan yang harus diselesaikan atau
dipecahkan. Jika dibiarkan begitu saja, maka akan mengganggu kelangsungan hidup si pemilik masalah
tersebut ataupun orang-orang disekitarnya.

Di era milenial ini, banyak sekali masalah yang terjadi dikalangan pelajar. Mereka sangat mudah
terpengaruh dengan keadaan lingkungan yang mengalami perubahan secara signifikan. Tak bisa dipungkiri
sekarang lingkungan merupakan titik awal bagi pelajar saat mereka mengalami perubahan perilaku, sikap
dan kebiasaan. Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan pertama yang mereka kenal adalah
keluarga. Tetapi, pada kenyataannya mereka lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah
dibandingkan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Ketika hal itu terjadi, tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada pelajar yang mengalami masalah akibat
lingkungan pergaulan yang bebas karena tidak ada siapapun yang mengkontrol apa saja yang mereka
lakukan. Apalagi usia pelajar merupakan usia-usia remaja yang kritis dimana mereka memiliki rasa
penasaran yang tinggi untuk mencoba segala hal dan belum mampu membedakan mana yang baik dan
buruk serta dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang. Salah satu bukti nyata ketika pelajar
berada dalam lingkungan pergaulan yang bebas adalah mereka berani untuk mengkonsumsi narkoba dan
tidak jarang sampai mengalami kecanduan akibat terlalu banyak menggunakannya.

Dikutip dari surat kabar online JawaPos.com, dari hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2018
ini, pelajar masih sangat rentan terjaring kasus narkoba. Ada sekitar 24 persen pengguna narkoba yang
berasal dari kalangan pelajar.

Narkoba merupakan obat-obatan terlarang yang terdiri atas narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya. Pada awalnya, obat-obatan ini hanya digunakan untuk keperluan dibidang kesehatan dan
penggunannya sudah diatur sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Akan tetapi, banyak orang-orang yang
tidak paham dan menyalahgunakannya untuk kepuasan pribadi.

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan remaja mengalami kecanduan terhadap narkoba.
Pertama, faktor kepribadian karena kurangnya pengendalian diri dan tidak bisa mempertimbangkan efek
samping yang akan ditimbulkan di masa yang akan datang. Karena penggunaan narkoba ini adalah untuk
mendapatkan ketenangan dan kesenangan yang bersifat sementara dan tidak selama-lamanya. Bahkan
sebaliknya akan menimbulkan efek yang sangat buruk yaitu kematian. Kedua, faktor keluarga karena
kurangnya kontrol dari orang tua dan kurangnya penerapan sikap disiplin serta bertanggung jawab dalam
lingkungan keluarga. Ketiga, faktor lingkungan dan masyarakat seperti pengaruh teman atau kelompok
bermain. Jadi, tidak heran jika mereka mengkonsumsi narkoba saat berkumpul karena setiap anggota
dalam kelompok tersebut cenderung memiliki kebiasaan yang sama.

Salah satu dampak dari penggunaan narkoba oleh pelajar yaitu pada kehidupan sekolahnya. Pelajar-
pelajar yang mengkonsumsi narkoba lebih cenderung malas belajar. Mereka juga termasuk siswa yang
masuk dalam kategori anak yang bermasalah karena sering membuat onar atau senang berkelahi dan
mencari masalah dengan teman-temannya yang lain.

Kasus ini sangat membutuhkan bantuan bimbingan dan konseling di sekolah untuk memberikan layanan
konseling dalam menanganinya. Layanan bagi pelajar-pelajar yang mengalami kecanduan terhadap
narkoba di sekolah yaitu dengan menggunakan konseling terpadu. Jadi, guru BK sebagai konselor
memberikan layanan atau bantuan dengan menggunakan beberapa pendekatan konseling dan
memberdayakan pelajar-pelajar yang kecanduan tersebut terhadap lingkungan sosial agar mereka
menjadi anggota masyarakat yang normal dan bermoral. Diantara pendekatan konseling yang diterapkan,
yaitu:

Pertama, konseling individual. Guru BK sebagai konselor membantu pelajar-pelajar tersebut secara
individual dengan mengutamakan hubungan emosional yang baik. Guru BK harus bisa memberikan
keyakinan kepada pelajar-pelajar tersebut sehingga mereka memiliki kepercayaan yang besar terhadap
guru BK.

Kedua, bimbingan kelompok. Pada layanan ini guru BK memberikan kesempatan kepada pelajar-pelajar
pecandu narkoba untuk berpartisipasi dalam memberikan ceramah atau diskusi dengan anggota
masyarakat. Dengan demikian, diharapkan pelajar-pelajar tersebut akan mengalami peningkatan dalam
hal kepercayaan diri untuk kembali hidup secara normal dan menjadi orang yang berguna bagi orang
disekitarnya.

Ketiga, konseling keluarga. Dukungan dari keluarga terdekat sangat penting bagi penyembuhan pelajar-
pelajar pecandu narkoba. Fasilitator konseling keluarga adalah konselor atau guru BK itu sendiri,
sedangkan pesertanya adalah pelajar-pelajar pecandu narkoba tersebut, orang tua, saudara dan
sebagainya. Dengan suasana emosional yang begitu akrab dan rasa keterbukaan dan kepercayaan yang
tinggi akan memberikan dampak baik terhadap penyembuhan pelajar-pelajar pecandu narkoba tersebut
seperti tumbunya rasa aman, percaya diri dan juga rasa tanggung jawab.

Layanan-layanan tersebut merupakan layanan yang harus diterapkan kepada pelajar-pelajar pecandu
narkoba yang merupakan kategori masalah berat. Selain itu, kolaborasi dan kontribusi dari guru, keluarga
dan juga masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu menangani masalah kecanduan narkoba pada
pelajar ini serta memberikan pemahaman yang tepat tentang narkoba dan bahaya yang ditimbulkannya.
Dengan demikian, masalah penggunaan narkoba di kalangan pelajar bisa berkurang di negara ini dan
pelajar dapat menjadi generasi penerus yang berguna bagi bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai