(F.41)
Oleh :
Karoline, S.Ked
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterimah oleh Penguji Laporan kasus II dengan judul:
Sebagai Syarat Kepaniteraan Klinik Madya Pada SMF Ilmu Psikiatri Fakultas
Kedokteran Universitas Cenderawasih Ruamah Sakit Jiwa Daerah Abepura
Hari : .................................
Tanggal : .................................
Tempat : .................................
Mengesahkan
2
BAB I
DATA PASIEN
3
BAB II
LAPORAN KASUS
4
2.1.5 Riwayat Sosial
Pasien tinggal di Nabire bersama keluarganya.
5
2.1.7 Riwayat Keluarga
Nenek pasien pernah mengalami gangguan jiwa dan sudah meninggal.
Genogram :
Keterangan :
6
Thorax
3 Pulmo
Inspeksi : Simetris, dalam keadaan statis & dinamis, retraksi
dinding dada (-), jejas (-)
Palpasi : vokal fremitus dextra sinistra simetris
Perkusi : sonor pada paru dextra et sinistra
Auskultasi : suara nafas dasar : vesikuler (+/+) suara tambahan :
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
4 Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : BJ I=II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
Inspeksi : tampak supel, datar, jejas (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), turgor kulit normal, hepar/lien:
ttb/ttb
Perkusi : timpani
Ekstremitas : akral hangat, CRT<2”
7
20 September , siang hari.
8
2. Memori Baik, pasien mengingat kejadian
dengan baik dari masa kanak-kanak
hingga dewasa.
VII. Tilikan VI Menyadari sepenuhnya tentang situasi
dirinya disertai motivasi untuk
mencapai perbaikan.
9
2.5 RENCANA TERAPI
Terapi non-Farmakologis : Rawat Jalan
Terapi Farmakologis : Obat Anti-Depresan
Farmakoterapi:
Terapi Farmakologis selama rawat inap :
2.6 PROGNOSIS
a. Ad vitam : dubia at bonam
b. Ad fungsionam : dubia at bonam
c. Ad sanationam : dubia at bonam
BAB III
PEMBAHASAN
10
3.1 Bagaimana Cara Mendiagnosa Pasien Dalam Kasus?
Menurut teori berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ke tiga (PPDGJ III), penegakan diagnosis pada
kasus ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
11
ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai)
Overaktifitas otonomik (berkeringat, sesak napas, gangguan
pencernaan, dsb)
Kebutuhan ditenangkan berlebihan pada anak (reassurance)serta
keluhan somatik berulang yang menonjol.
Adanya gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama ganggan
anxietas menyeluruh selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria
lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-
), gangguan panik (F41.-) atau gannguan obsesif kompulsif (F.42-).
Berdasarkan status psikiatri, gejala dan tanda yang ditemukan pada kasus ini,
memiliki beberapa kemiripan gejala. Gejala dan tanda khas yang ditemukan pada
pasien memenuhi kriteri diagnosis F41.-, yaitu adanya anxietas yang tidak terbatas
pada situasi lingkungan tertentu dan disertai beberapa unsur dari anxietas fobik
yang bersifat ringan. Menurut PPDGJ III Gangguan Anxietas Lainnya dapat
didiagnosis banding dengan F41.0 dan atau dengan F41.1, sehingga dapat
disimpulkan diagnosis banding pada kasus ini sesuai dengan teori.
1. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan harus dilakukan sesegera mungkin setelah didiagnosis,
sebagaimana terbukti bahwa waktu yang panjang antara onset gejala dan
penatalaksanaan yang efektif, dapat berdampak lebih buruk (kemunduran mental).
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada pasien gangguan mental dan perilaku
dengan skizofrenia paranoid dapat berupa penatalaksanaan non-farmakologis dan
farmakologis.
a) Penatalaksanaan Non-Farmakologis
b) Penatalaksanaan Farmakologis
Obat Anti-Ansietas
12
Pasien diberikan Xanax yang mengandung alprazolam yang
merupakan golongan benzodiazepine yang sangat efektif digunakan pada
penanganan gangguan panik dan tampak lebih seleftif pada kondisi
tersebut dibanding obat-obatan golongan benzodiazepine lainnya.
Obat Anti-Depresan
Pasien diberikan Fridep yang mengandung sertraline yang
merupakan golongan SSRI yang menghambat ambilan serotonin yang
poten dan selektif. Serotonin mengontrol beberapa perilaku yang
terganggu depresi, seperti suasana hati, tidur, nafsu makan, tingkat energi,
dan kognitif dan psikomotor.
Obat Anti-Psikotik
Pasien diberikan Persidal yang mengandung risperidone yang
merupakan golongan benzisoxazole, dimana antipsikotik diberikan untuk
meningkatkan obat antidepresan. Persidal dipilih karena memiliki ES yang
paling minimal.
PROGNOSIS
13
Dengan pengobatan yang tepat, konsumsi obat yang disiplin dan teratur, gejala
penyakit ini dapat ditekan dan diatasi sehingga menurunkan resiko kekambuhan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15