Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013

Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)

Available online at
www.ilmupangan.fp.uns.ac.id

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian


Universitas Sebelas Maret
Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU MANIS TERHADAP KUALITAS SENSORIS,


AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA TELUR ASIN SELAMA
PENYIMPANAN DENGAN METODE PENGGARAMAN BASAH

THE INFLUENCED OF CINNAMON EXTRACT ADDITION TO SENSORY CHARACTERISTIC, ANTIOXIDANT


ACTIVITY AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY ON SALTED EGG DURING STORAGE IN METHOD WET SALTING

Arief Andriyanto*), M.A.M Andriani*), Esti Widowati*),


*)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Received 1 March 2013; Accepted 15 March 2013; Published Online 1 April 2013 [di i
si pengelola]
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kayu manis terhadap aktivitas antioksidan dan
aktivitas antibakteri telur asin selama penyimpan, mengetahui konsentrasi ekstrak kayu manis yang mempunyai tingkat
penerimaan terbaik terhadap karakteristik sensoris telur asin yang dihasilkan. Lama penyimpanan selama 14 hari (hari
ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor,
yaitu variasi konsentrasi ekstrak kayu manis (0%, 5%, 10%, 15%, 20%).Hasil uji organoleptik penambahan ekstrak
kayu manis 5% diperoleh telur asin terbaik sedangkan penambahan ekstrak kayu manis 20% sebagai pembanding. Hasil
analisis selama 14 hari penyimpanan terhadap telur asin dengan ekstrak kayu manis 0% (kontrol), 5% dan 20% berturut-
turut mengandung aktivitas antioksidan 6,603-0,633 %, 27,765-6,962 %, dan 14,718-0,949 %. Total bakteri pada hari
ke 14 pada telur asin kontrol sebanyak 2,8 x 108cfu/g, penambahan ekstrak kayu manis 5% sebanyak 2,8 x 107 cfu/g,
penambahan ekstrak kayu manis 20% sebanyak 2,7 x 108 cfu/g. Penambahan ekstrak kayu manis 5% mampu
mempertahankan telur asin hingga 6 hari penyimpanan (9,3 x 105 cfu/g).

Kata Kunci :Telur asin, kayu manis, aktivitas antibakteri, aktivitas antioksidan, lama penyimpanan

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of the addition of cinnamon extract to antioxidant activity and antibacterial
activity of salted egg during storage to determine the concentration of cinnamon extract that has the best reception level
of the sensory characteristic of salted egg produced. Retention for 14 days (0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 day). This research
used Completely Randomized Design (CRD) consist of one factor, and the variation of the concentration of cinnamon
extract (0%, 5%, 10%, 15%, 20%).The results of organoleptic test the addition of cinnamon extract 5% found the best
salted egg while adding cinnamon extract 20% of the comparative trials of antioxidant activity and antibacterial
activity. The results of the analysis of a 14 day storage of the salted egg with cinnamon extract 0% (control), 5% and
20% respectively antioxidant activity containing 6,603-0,633%, 27,765-6,962%, and 14,718-0,949 %. Total bacteria at
day 14 in the control of salted egg amounting to 2,8 x 108 cfu/g, the addition of cinnamon extract 5% amounting to 2,8
x 107 cfu/g, the addition of cinnamon extract 20% amounting to 2,7 x 108 cfu/g. The addition of cinnamon extract 5% is
able to maintain salted egg for up to 6 days of storage (9.3 x 105 cfu/g).

Keywords : Salted eggs, cinnamon, antibacterial activity, antioxidant activity, storage time.
*)
Corresponding author: ariefandriyanto90@gmail.com
13
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Telur merupakan salah satu bahan pangan
dengan nilai nutrisi yang baik.Hal ini karena telur Alat
merupakan sumber protein yang terdiri dari berbagai Alat yang digunakan dalam aktivitas
asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh. Komposisi antioksidan adalah spektrofotometer UV-Vis mini-
telur terdiri dari air (70,60), protein (13,10 %) dan 1240 (Shimadzu), vortex, labu takar 10 ml, tabung
lemak (14,30 %) (Winarno dan Koswara, reaksi, pipet ukur 1 ml, dan pipet ukur 5 ml.Alat
2002).Akan tetapi telur juga merupakan bahan yang digunakan dalam aktivitas antibakteri adalah
pangan yang mudah rusak (perishable food) karena Autoklaf, colony counter, laminar, inkubator (WTC
banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk Binder), bunsen, oose, hotplate, vortex, cawan petri,
pertumbuhan mikroorganisme.Teknologi gelas ukur 100 ml, erlenmeyer 250 ml, tabung
pengawetan merupakan teknologi yang dapat reaksi, propipet, mikropipet 100 µL dan pipet ukur
mencegah kerusakan tersebut.Pengawetan yang 10 ml. Pada uji sensoris digunakan cawan, nampan,
sudah sering dilakukan diantaranya berbagai metode tissue, gelas, dan borang pengujian.
pembuatan telur asin, perendaman dalam larutan
kapur, maupun perendaman dengan ekstrak. Bahan
Pengasinan merupakan salah satu teknik Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
pengawetan telur. Pengawetan telur dengan ini adalah telur itik kandang yang diperoleh dari
pengasinan akan menghasilkan telur asin bercita rasa daerah Krasak, kayu manis dan garam yang
khas dan umumnya disukai. Penambahan garam diperoleh dari pasar Legi, dan air PDAM. Analisis
pada telur dalam jumlah tertentu dapat menaikkan aktivitas antioksidan menggunakan larutan Diphenyl
tekanan osmotik yang menyebabkan plasmolisis picryhydrazyl (DPPH) (SIGMA) dan metanol p.a.
pada sel mikroba, mengurangi daya kelarutan Perhitungan sel secara tidak langsung menggunakan
oksigen, menghambat kegiatan enzim proteolitik dan metode Total Plate Count (TPC) menggunakan
sifat garam yang higroskopik menyebabkan Aw media Nutrient Agar (NA). Uji kualitas sensoris
menurun (Sarwono, 1995). menggunakan telur asin dengan perlakuan
Teknologi pengawetan telur asin yang
berkembang yaitu dengan pemberian ekstrak pada Tahapan Penelitian
telur asin untuk meningkatkan umur simpan dan Pembuatan Larutan Pengasin Telur
kualitas telur asin, salah satunya dari rempah- Adapun tahapan proses pembuatan larutan pengasin
rempah dan buah. Pada penelitian Zulaekah dan meliputi, pembersihan, pengeringan, penggilingan,
Widyaningsih (2005) dengan perendaman teh, pengayakan, perebusan dan pendinginan. Pada tahap
penelitian Anggraini (2007) dengan perendaman pertama yaitu pembersihan kayu manisselanjutnya
daun jambu dan penelitian Leitasari (2012) dengan dilakukan pengeringan dengan cara kering angin.
perendaman jahe mampu meningkatkan umur Kayu manis yang sudah kering kemudian dilakukan
simpan telur asin dan cita rasa telur asin. penggilingan dengan ukuran 20 mesh tertahan 30
Kayu manis memiliki aktivitas antioksidan mesh. Setelah itu dilakukan perebusan kayu manis,
alami karena didalam ekstrak kayu manis terdapat garam dan air selama ±10 menit dan hasil perebusan
senyawa sinamaldehid, eugenol, trans asam sinamat, tidak dilakukan penyaringan, sehingga didapat filtrat
senyawa fenol, dan tannin. Kayu manis diharapkan dan ampas yang masih menyatu. Tahap terakhir
efektif sebagai antioksidan serta antibakteri sehingga adalah pendinginan
dapat diaplikasikan sebagai antioksidan alami dan
pengawet alami makanan. Minyak atsiri dan Proses Pengasinan Telur
senyawa fenol kayu manis akan memperlambat Tahap pertama adalah pemilihan telur itik (sortasi),
proses kerusakan serta dapat meningkatkan flavor kemudian di cuci bersih dengan air dan dikeringkan
atau cita rasa yang lebih baik pada telur. Pada dengan dianginkan.Setelah itu telur dimasukkan
penelitian ini ingin diketahui konsentrasi terbaik dari kedalam larutan pengasin dan direndam selama 10
kayu manis yang disukai konsmen dan pengaruh hari.Setelah peredaman telur kemudian dicuci dan
kayu manis terhadap aktivitas antioksidan dan dikukus selama 30 menit.Setelah itu telur dilakukan
aktivitas antibakteri telur asin selama penyimpanan. penyimpanan pada suhu ruang dan gelap selama 14
hari dan dilakukan analisis.
14
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
Tabel 1. Aktivitas Antioksidan dan Total Bakteri Telur Asin Penambahan Ekstrak Kayu Manis
Aktivitas
Perlakuan Total Bakteri (cfu/g)
Antioksidan (%)(*)
Tanpa penambahan ekstrak kayu manis (0%) 6,944a 2,0 x 103
e
Penambahan ekstrak kayu manis (5%) 28,164 5,4 x 102
Penambahan ekstrak kayu manis (10%) 21,194d 8,0 x 102
c
Penambahan ekstrak kayu manis (15%) 17,130 1,1 x 103
Penambahan ekstrak kayu manis (20%) 15,586b 1,1 x 103
Keterangan : *Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap baris menunjukkan adanya beda nyata
pada taraf α=5%

Analisis Sifat Kimia, Mikrobiologis dan Sensoris senyawa aktif dari kayu manis. Gel yang terbentuk
Analisis sifat kimia yaitu aktivitas antioksidan dapat menyelubungi garam dan senyawa aktif dari
dengan metode spektofotometri dengan larutan kayu manis sehingga mengganggu proses difusi
DPPH (Subagio and Morita, 2001). Analisis kedalam telur. Selain itu diduga metode ekstraksi
mikrobiologi yaituaktivitas antibakteri menggunakan kasar kayu manis dengan perebusan dengan larutan
metode Pour Plate dengan Total Plate Count (TPC) garam kurang efektif melepaskan senyawa aktif
(Fardiaz, 1993). Sedangkan analisis sensoris dengan dalam kayu manis karena kelenjar minyak terdapat
dengan uji organoleptik menggunakan uji hedonik pada kulit batang yang sel-selnya cukup tebal dan
(Soekarto, 1985). keras (Lisawati dkk, 2002).
Senyawa sinamaldehid, eugenol dan linalool
Analisis Data dalam minyak atsiri kayu manis telah dilaporkan
Data yang diperoleh dianalisis One Way ANOVA dan sebagai salah satu senyawa. Sinamaldehid dan
dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range eugenol merupakan turunan dari fenol. Menurut
Test (DMRT) jika terdapat beda nyata pada tingkat Wijayanti dkk (2009), fenol merupakan senyawa
signifikansi 0,05 menggunakan SPSS for Windows dengan sebuah cincin aromatik dengan satu atau
ver.16. Hasil total bakteri dianalisis secara lebih gugus hidroksil. Senyawa fenol berfungsi
deskriptif. sebagai donor hidrogen pada radikal sehingga
radikal tersebut menjadi stabil dan tidak reaktif lagi
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk membentuk radikal baru. Hasil penelitian pada
Aktivitas Antioksidan, Aktivitas Antibakteri dan Tabel 1. menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan
Kualitas Sensoris Telur Asin pada Hari ke-0. mulai dari yang terbesar hingga terkecil adalah
konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 0% yaitu
Aktivitas Antioksidan sebesar 6,944%; 28,164%; 21,194%; 17,,130%;
Penambahan konsentrasi ekstrak kayu manis 15,586%.
pada pembuatan telur asin menunjukkan beda nyata
antar sampel terhadap aktivitas antioksidan pada Aktivitas Antibakteri
telur asin. Telur tanpa penambahan ekstrak kayu Telur asin tanpa penambahan ekstrak kayu
manis memiliki aktivitas antioksidan terkecil yaitu manis menunjukkan jumlah total bakteri tertinggi
6,944%. Telur asin dengan penambahan ekstrak yaitu sebesar 2,0 x 103 cfu/g, sedangkan telur asin
kayu manis 5% memilik aktivitas antioksidan dengan penambahan ekstrak kayu manis 5%
tertinggi dibandingkan dengan sampel telur asin memiliki jumlah total bakteri paling sedikit yaitu
yang lain yaitu sebesar 28,164%. Semakin tinggi sebesar 5,4 x 102 cfu/g. Pelczar dan Chan (1986)
ekstrak kayu manis yang ditambahkan maka dalam Leitasari (2012), mengatakan bahwa makin
semakin rendah aktivitas antioksidan pada telur asin. tinggi konsentrasi suatu zat antimikroba akan
Hal ini disebabkan pada penelitian ini ekstrak kayu semakin cepat sel mikroorganisme terbunuh atau
manis yang digunakan tanpa adanya penyaringan terhambat pertumbuhannya. Sifat dari kayu manis
sehingga filtrat beserta sisa filtrat sebagai larutan yang higroskopis dan membentuk gel ketika
perendam. Kayu manis memiliki sifat higroskopis dipanaskan dengan air mampu menyelubungi garam
dan membentuk gel saat pemanasan dengan air, sifat dan senyawa aktif dari kayu manis sehingga
ini dimungkinkan dapat menghambat keluarnya mempengaruhi penghambatan pertumbuhan bakteri.
15
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
Penambahan ekstrak 5% paling efektif menghambat presipitasi dan denaturasi sel. Pada kadar yang
pertumbuhan mikroba karena gel yang terbentuk tinggi, fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
sedikit dan senyawa aktif yang masuk ke dalam telur membran lisis. Ditambahkan Prasetyaningrum
semakin banyak. (2012), senyawa eugenol dan sinamaldehid dalam
Prasetyaningrum (2012), terhadap tanaman kayu manis merupakan senyawa aktif dalam minyak
herbal dan rempah-rempah, menyebutkan bahwa essensial kayu manis yang memiliki aktivitas
senyawa fenolik merupakan salah satu senyawa antimikroba.
utama yang memberikan efek antimikroba. Senyawa Hasil pada Tabel. 1 menunjukkan bahwa
fenol akan berinteraksi dengan sel bakteri melalui penghambatan pertumbuhan bakteri tertinggi sampai
proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. terendah yaitu konsntrasi 5%, 10%, 15%, 20% dan
Dalam kadar rendah akan terbentuk kompleks antara 0% yaitu sebesar 5,4 x 102 (cfu/g), 8,0 x 102 (cfu/g),
protein dengan fenol pada ikatan yang lemah, diikuti 1,1 x 103 (cfu/g), 1,1 x 103 (cfu/g), dan 2,0 x 103
penetrasi fenol kedalam sel dan menyebabkan (cfu/g).

Tabel 2. Karakteristik Sensoris Telur Asin dengan Penambahan Ekstrak Kayu Manis
Parameter Perlakuan
(Hari ke-0) 0% 5% 10% 15% 20%
a a a a
Putih telur 2.960 3.320 3.080 2.960 3.000a
Kuning telur 4.040c 3.960c 3.480b 2.720a 2.600a
a a a a
Aroma 3.240 3.320 3.120 3.080 3.040a
Rasa 4.120b 4.200b 3.040a 2.640a 2.600a
b b a a
Kenampakan 3.800 3.680 3.160 2.960 3.040a
Overall 4.040c 4.200c 3.320b 2.880a 2.840a
Keterangan: *Angka yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan ada beda nyata pada taraf α=5%. Skor 1 =
sangat tidak suka, skor 2 = tidak suka, skor 3 = netral,skor 4 =suka, skor 5 = sangat suka

Warna semakin banyak gel yang terbentuk sehingga larutan


Pengujian warna pada telur asin garam yang terperangkap akan semakin banyak dan
menunjukkan perbedaan antara warna putih telur kuning telur yang dihasilkan akan semakin pucat.
dan warna kuning telur. Pada warna putih telur Aroma
menunjukkan tidak ada pengaruh antara konsentrasi Berdasarkan pada penilaian aroma tingkat
ekstrak kayu manis terhadap daya terima warna putih kesukaan panelis terhadap telur asin penambahan
telur asin. Hal ini dimungkinkan karena warna larutan ekstrak kayu manis, penambahan ektrak kayu manis
cenderung akan mengikuti warna putih telur. Penetrasi
tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
larutan garam dengan penambahan ekstrak kayu manis
aroma telur asin. Panelis memberikan penilaian yang
tidak akan terlihat berbeda terutama setelah telur
hampir sama yaitu netral terhadap semua sampel.
dilakukan proses pengukusan sehingga panelis
Tidak adanya perbedaan pengaruh ini kemungkinan
memberi penilaian netral pada keseluruhan sampel.
karena tingkat kesukaan panelis terhadap aroma
Pada warna kuning telur menunjukkan bahwa
perlakuan dengan penambahan ekstrak kayu manis telur asin berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan dengan
pada larutan garam berpengaruh nyata terhadap warna rata-rata nilai yang dihasilkan antar perlakuan
kuning telur. Menurut Suprapti (2002), telur asin mempunyai nilai yang tidak terpaut jauh dengan
yang berkualitas baik mempunyai warna kuning perlakuan lain, akan tetapi nilai rata-rata yang
telur kemerahan. Semakin tinggi konsentrasi garam tertinggi pada telur asin penambahan ekstrak kayu
maka semakin tinggi tekanan osmotikya sehingga akan manis 5% (3,320) sehingga panelis lebih menyukai
mempercepat laju penetrasi garam ke kuning telur aroma telur dengan konsentrasi ini. Aroma khas
(Romanoff dan Romanoff 1963 dalam Damayanti kayu manis terdiri atas beberapa komponen
2008). Terbentuknya gel pada kayu manis terpenting seperti sinamaldehid, terpenoid, safrole
mempengaruhi warna dari kuning telur dengan cara dan sebagainya yang terdapat didalam minyak
menyelubungi larutan garam sehingga proses difusi atsirinya. Dalam penelitian ini aroma kayu manis
terganggu. Semakin tinggi konsentrasi kayu manis diharapkan mampu menutupi aroma amis khas dari

16
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
telur asin. Penambahan konsentrasi 5% diduga sehingga padatan granul semakin membesar dan
mampu memberikan aroma dari kayu manis menimbulkan rasa masir. Timbulnya minyak pada
walaupun tidak begitu mencolok sehingga panelis bagian pinggir telur disebabkan karena garam NaCl
lebih menyukai telur asin perlakuan ini. mampu merusak keseimbangan antar fase polar
Rasa (protein) dan fase non polar (lipid), semakin tinggi
Penambahan ekstrak kayu manis 5% (4,200) kadar NaCl didalam kuning telur maka semakin
dan tanpa penambahan ekstrak kayu manis (4,12) banyak minyak yang timbul di bagian pinggir
pada telur asin paling disukai oleh panelis dan kuning telur.
berbeda nyata antara sampel telur asin penambahan
ekstrak kayu manis 10% (3,040), 15% (2,640), dan Overall
20% (2.600). Rasa telur asin yang diharapkan oleh Dapat disimpulkan bahwa penambahan
panelis adalah rasa kayu manis yang sampai ke ekstrak kayu manis 5% pada telur asin paling
kuning telur dan tidak menghilangkan rasa khas telur disukai oleh panelis. Telur asin dengan penambahan
asin yaitu masir, sehingga telur dengan penambahan ekstrak kayu manis 5% (4,200) lebih baik daripada
5% dan tanpa penambahan ekstrak kayu manis lebih tanpa penambahan ekstrak kayu manis 0% (4,040)
disukai oleh konsumen. meskipun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
Kemasiran dalam proses pengasinan telur Telur asin penambahan ekstrak kayu manis 5%
terjadi karena adanya garam yang masuk kedalam memberikan beda nyata dengan telur asin
kuning telur. Akibat adanya tekanan osmosis, penambahan ekstrak kayu manis 10%, 15%, dan
semakin lama telur diasinkan semakin banyak garam 20%. Pada sampel telur asin dengan penambahan
di kuning telur maka air di kuning telur akan ekstrak kayu manis 20% dan 15% tidak memberikan
semakin banyak yang keluar ke kuning telur dan beda nyata sedangkan sampel telur asin dengan
semakin masir telur yang dihasilkan. Sifat kayu penambahan ekstrak kayu manis 10% berbeda nyata
manis yang membentuk gel yang mampu terhadap semua sampel. Dari seluruh sampel panelis
menyelubungi garam sehingga rasa asin dan kayu memberikan penilaian suka pada penambahan
manis kurang terasa dan mendekati rasa dari telur ekstrak kayu manis 5% dan tanpa penambahan
rebus biasa. ekstrak kayu manis, pada konsentrasi 10% panelis
cenderung memberikan penilaian netral sedangkan
Kenampakan pada penambahan konsentrasi 15% dan 20% panelis
Pada sampel telur asin penambahan ekstrak memberikan penilaian tidak suka.
kayu manis 0% (kontrol) (3,800) tidak berbeda nyata
dengan telur asin penambahan ekstrak kayu manis Penentuan Konsentrasi Penambahan Ekstrak
5% (3,680) dan berbeda nyata dengan penambahan Kayu Manis Terpilih
ekstrak kayu manis 10% (3,160), 15% (2,960), dan Pada parameter putih telur menunjukan
20% (3,040). tidak ada pengaruh yang nyata, akan tetapi
Kenampakan telur asin yang disukai panelis penambahan 5% memiliki tingkat kesukaan tertinggi
adalah yang masir dan sedikit berminyak di bagian dari semua sampel. Sedangkan pada kuning telur
pinggir kuning telur. Menurut Chi dan Tseng (1998) konsentrasi 0% (kontrol) memiliki tingkat kesukaan
dalam Damayanti (2008), tekstur masir pada kuning tertinggi namun tidak berbeda nyata dengan
telur akan mempengaruhi tingkat penerimaan penambahan 5% dan keduanya berbeda nyata
konsumen. Adanya dehidrasi air dari kuning telur dengan konsentrai 10%, 15% dan 20%. Pada
selama proses pengasinan akan menyebabkan parameter aroma penambahan ekstrak kayu manis
terjadinya pengerasan kuning telur. Masuknya tidak menunjukan pengaruh yang signifikan
garam ke kuning telur menyebabkan protein terhadap semua sampel namun penambahan 5%
mengalami denaturasi, lama kelamaan akan memilik penilaian tertinggi. Pada parameter rasa
terbentuk gel (koagulasi). Garam yang masuk konsentrasi 5% memiliki tingkat kesukaan tertinggi
kedalam kuning telur akan melepas ikatan namun tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 0%
lipoproteinyaitu kompleks antara lemak dan protein, (kontrol) dan keduanya berbeda nyata dengan
sehingga lemaknya terpisah dari protein. Lemak konsentrai 10%, 15% dan 20%. Pada parameter
yang terpisah dari protein pada granul akan kenampakan konsentrasi 0% (kontrol) memiliki
menyebabkan protein-protein tersebut menyatu, tingkat kesukaan tertinggi namun tidak berbeda
17
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
nyata dengan penambahan konsentrasi 5% dan Berdasarkan data yang dihasilkan,
keduanya berbeda nyata dengan konsentrai 10%, konsentrasipenambahan ekstrak kayu manis terpilih
15% dan 20%. Pada parameter overall penambahan adalah konsentrasi 5%. Hal ini ditinjau dari
konsentrasi 5% memilik tingkat kesukaan tertinggi. parameter rasa, overall, antioksidan dan uji total
Pada parameter antioksidan menunjukan mikroba. Selanjutnya telur dengan penambahan
penambahan konnsentrasi 5% memiliki antioksidan konsentrasi ekstrak kayu manis 5% akan dilakukan
tertinggi dan berbeda nyata terhadap semua sampel. penyimpanan selama 14 hari bersama telur tanpa
Sedangkan pada parameter antibakteri penambahan penambahan ekstrak kayu manis sebagai kontrol dan
konsentrasi 5% memiliki kemampuan tertinggi telur penambahan konsentrasi ekstrak kayu manis
dalam menghambat pertumbuhan mikroba. 20% sebagai pembanding.

Tabel 3. Aktivitas Antioksidan dan Total Bakteri Telur Asin Penambahan Ekstrak Kayu Manis
Selama Penyimpanan
Lama Aktivitas Antioksidan (%) (*) Jumlah Total Bakteri (cfu/g)
Penyimpanan Perlakuan Telur Asin Perlakuan Telur Asin
(Hari Ke-) 0% 5% 20% 0% 5% 20%
0 6,603gA 27,765hC 14,718hB 1,9 x 103 6,0 x 102 1,3 x 103
f g g 3 2
2 5,455 A 24,108 C 11,178 B 2,8 x 10 7,9 x 10 1,6 x 103
4 4,466eA 19,353fC 8,608fB 9,9 x 105 5,7 x 105 8,5 x 105
d e e 6 5
6 3,415 A 15,664 C 6,459 B 1,7 x10 9,3 x 10 1,3 x 106
8 2,667cA 13,282dC 4,667dB 2,4 x 106 1,3 x 106 1,9 x 106
c c c 7 6
10 2,149 A 10,303 C 3,416 B 2,5 x10 1,8 x 10 2,6 x 106
12 1,337bA 8,282bC 2,160bB 2,7 x 108 2,7 x 107 2,6 x 108
a a a 8 7
14 0,633 A 6,962 C 0,949 B 2,8 x 10 2,8 x 10 2,7 x 108
* Subscript yang sama pada baris yang sama dan Superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf α = 0,05

Aktivitas Antioksidandan Aktivitas Antibakteri dengan penambahan ekstrak kayu manis 20% dan
Telur Asin Selama Penyimpanan telur asin tanpa penambahan ekstrak kayu manis
(0%) selama penyimpanan.
Aktivitas Antioksidan Lisawati (2002), semakin halus ukuran
Pada pengujian hari ke-0 dengan aktivitas partikel serbuk kayu manis akan menyebabkan
antioksidan sebagai berikut, pada telur asin kontrol pelepasan minyak atsirinya akan lebih dipercepat.
(0%) sebesar 6,603%, telur asin penambahan Akan tetapi dengan metode perebusan beserta
konsentrasi ekstrak kayu manis 5% sebesar 27,765% larutan garam, semakin halus partikel serbuk kayu
sedangkan telur asin dengan penambahan manis maka semakin banyak gel yang terbentuk
konsentrasi ekstrak kayu manis 20% sebesar sehingga semakin banyak pula larutan garam beserta
14,718%. senyawa aktif dari minyak atsirinya akan terikat dan
Hal yang sama juga ditunjukkan pada lama mempengaruhi aktivitas antioksidan dari telur asin.
penyimpanan berikutnya yaitu hari ke-2, yaitu pada Selama penyimpanan aktivitas antioksidan
telur asin kontrol (0%) sebesar 5,455%, telur asin akan mengalami penurunan, hal ini ditunjukkan
dengan konsentrasi ekstrak kayu manis 5% sebesar dengan nilai aktivitas antioksidan yang semakin
24,108% dan telur asin dengan konsentrasi ekstrak menurun pada sampel yang sama Menurut
kayu manis 20% sebesar 11,178%. Untuk lama Rachmawati (2009), antioksidan akan mengalami
penyimpanan hari ke-4 dan penyimpanan hari penurunan selama penyimpanan, hal ini dikarenakan
selanjutnya akan mengalami pola kenaikan aktivitas pada penyimpanan suhu kamar, kondisi lingkungan
antioksidan antara kontrol (0%) dengan konsentrasi tidak dapat dikendalikan seperti adanya panas dan
ekstrak kayu manis 5% dan konsentrasi ekstrak kayu oksigen. Kontak langsung dengan panas dan oksigen
manis 20% yang mana aktivitas antioksidan telur sangat berpengaruh pada penurunan aktivitas
asin dengan penambahan ekstrak kayu manis 5% antioksidan.
akan lebih tinggi dibandingkan dengan telur asin
18
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
Aktivitas Antibakteri KESIMPULAN
Berdasarkan pada menunjukkan bahwa Penambahan kayu manis pada larutan
penambahan ekstrak kayu manis pada telur asin pengasin akan menghasilkan gel yang berasal dari
dapat menghambat pertumbuhan jumlah bakteri kayu manis. Semakin tinggi konsentrasi semakin
selama penyimpanan 14 hari pada suhu ruang. banyak gel yang terbentuk. Telur asin dengan
Jumlah bakteri selama penyimpanan akan semakin penambahan ekstrak kayu manis 5% menunjukan
bertambah dari hari ke-0 sampai hari ke-14. Pada aktivitas antioksidan tertinggi yaitu sebesar 28,164%
sampel telur asin tanpa penambahan ekstrak kayu pada hari ke-0 dan 6,962% pada hari ke-14.Telur
manis (0%) hari ke-0 (1,9 x 103 cfu/g) akan asin dengan penambahan ekstrak kayu manis 5%
mengalami peningkatan sampai hari ke-14 (2,79 x mampu menghambat pertumbuhan bakteri tertinggi
dengan total bakteri telur asin yang paling sedikit
108 cfu/g), sampel telur asin dengan penambahan
sebesar 6,0 x 102 cfu/g pada hari ke-0 dan 2,8 x 107
ekstrak kayu manis 5% pada hari ke-0 (6,0 x 102
cfu/g pada hari ke-14. Sedangakan pada kualitas
cfu/g) akan mengalami peningkatan sampai hari
sensoris penambahan ekstrak kayu manis sebesar
ke-14 (2,84 x 107 cfu/g), sampel telur asin dengan 5% pada telur asin telur asin berpengaruh nyata
penambahan ekstrak kayu manis 20% pada hari terhadap tingkat kesukaan konsumen pada warna
ke-0 (1,26 x 103 cfu/g) akan mengalami kuning telur, rasa, kenampakan, dan overall,
peningkatan sampai hari ke-14 (2,69 x 108 cfu/g) sedangkan pada parameter aroma dan warna putih
(Tabel 3) Sampel telur asin penambahan ekstrak telur tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat
kayu manis 5% memilki total bakteri paling kesukaan konsumen.
sedikit jika dibandingkan dengan sampel telur asin
lain selama penyimpanan, sedangkan sampel telur
SARAN
asin tanpa penambahan ekstrak kayu manis (0%) Metode perendaman larutan garam beserta
memiliki total bakteri paling banyak selama ekstrak kayu manis kurang efektif karena gel yang
penyimpanan dibandingkan sampel yang lain. terbentuk dari kayu manis mempengaruhi hasil yang
Semua sampel telur asin mengalami didapatkan. Pengecilan ukuran pada kayu manis
peningkatan selama penyimpanan dari hari ke-0 cenderung menghambat proses pengasinan karena
hingga hari ke-14. Hal ini dikarenakan selama sifat higroskopis dari kayu manis yang mampu
lama penyimpanan bakteri mengalami fase menyerap air beserta larutan garam. Penambahan
logaritmik. fase logaritmik adalah fase dimana sel kayu manis pada larutan pengasin secara bersamaan
akan tumbuh dan membelah diri secara mengganggu pengasinan telur sehingga perlu dikaji
eksponensial. Menurut Zulaekah dan Widianingsih penambahan/ pemeraman pada ekstrak kayu manis
(2005), pada fase logaritmik sel jasad renik setelah pengasinan telur selesai. Metode
membelah dengan cepat dan kostan, kecepatan penggaraman basah mampu mempercepat
pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium keroposnya kerabang telur sehingga perlu dikaji
tempat tumbuhnya seperti kandungan nutrient, pada konsentrasi garam yang lebih rendah. Perlu
juga kondisi lingkungan termasuk suhu dan dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh
kelembaban udara. aktivitas antioksidan dan aktivitas antibakteri kayu
Berdasarkan hasil penelitian, telur asin manis pada telur asin dengan menggunakan metode
dengan penambahan ekstrak kayu manis 5% masih penggaraman kering.
aman dikonsumsi sampai hari ke-6 dengan total
bakteri 9,26 x 105 cfu/g, sedangkan telur asin DAFTAR PUSTAKA
penambahan ekstrak kayu manis 20% dan telur
Anggraini, Winiati K. 2007. Pengaruh Penambahan
asin tanpa penambahan ekstrak kayu manis (0%)
Ekstrak Daun The, Daun Delima, Daun
masih aman dikonsumsi sampai hari ke-4 dengan
Jambu Biji Dan Laam Penyimpanan
total bakteri 8,46 x 105 cfu/g dan 9,9 x 105 cfu/g.
Terhadap Total Mikroba Dan Kadar
Menurut Anggraini (2007), telur asin masih aman Proteinserta Analisis Daya Terima Telur
dikonsumsi dalam batas total mikroba 106 cfu/g. Asin.Skripsi. Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro. Jawa Tengah

19
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April 2013
Jurnal Teknosains Pangan Vol (diisi oleh pengelola jurnal)
Damayanti, A .2008. Sifat Fisik, Kimia dan Zulaekah, S dan E.N. Widiyaningsih. 2005.
Organoleptik Telur Asin yang Direndam Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Teh
pada Konsentrasi Garam dan Umur Telur Pada Pembuatan Telur Asin Rebus Terhadap
yang Berbeda Skripsi. Program Studi Jumlah Bakteri Dan Daya Terimanya.
Teknologi Hasil Ternak, Jurusan Ilmu Program Studi Gizi Fakultas Ilmu
Produksi Dan Teknologi Petemakan, Kedokteran. Universitas Muhammadiyah
Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Surakarta. Surakarta
Bogor. Bogor.
Leitasari, Febrina Yusvi. 2012. Pengaruh
Penambahan Ekstrak Jahe (Zingiber
Officinale Rosc) Varietas Emprit
Terhadap Aktivitas Antioksidan dan
Aktivitas Antibakteri pada Telur Asin
Selama Penyimpanan dengan Metode
Penggaraman Basah. Ilmu dan Teknologi
Pertanian. F. Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
Lisawati, Yovita, Sri Budi Sulianti dan Chairul.
2002. Pengaruh Waktu Distilasi Dan
Derajat Kehalusan (Mesh) Serbuk Kulit
Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii
Nees Ex Bl.) Terhadap Kadar
Sinamilaldehida pada Minyak Atsirinya.
Farmasi FMIPA. Universitas Andalas.
Padang
Prasetyaningrum, 2012. Aktivitas Antioksidan, Total
Fenol, Dan Antibakteri Pada Minyak
Atsiri Dan Oleoresin Kayu Manis
(Cinnamomum Burmannii). Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Maret. Surakarta
Rachmawati, Rani , Made Ria Defiani dan N Luh
Suriani. 2009. Pengaruh Suhu Dan Lama
Penyimpanan Terhadap Kandungan
Vitamin C Pada Cabai Rawit Putih
(Capsicum frustescens). Jurusan Biologi
Fakultas MIPA Universitas Udayana. Bali
Sarwono, B. 1995. Telur : Pengawetan dan
Manfatnya. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Suprapti, L. 2002. Pengawetan Telur : Telur Asin,
Tepung Telur, dan Telur Beku. Kanisius
Yogyakarta.
Winarno. F. G. dan S. Koswara. 2002. Telur : Komposisi,
Penanganan dan Pengolahannya. M –Brio
Press, Bogor
Wijayanti, W., Agustina., Y. Zetra, dan P. Burhan. 2009.
Minyak Atsiri Dari Kulit Batang
Cinnamomum Burmannii (Kayu Manis) Dari
Famili Lauraceae Sebagai Insektisida Alami,
Antibakteri, Dan Antioksidan. Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. ITS. Surabaya
20

Anda mungkin juga menyukai