Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Menjelang Ajal

Menjelang ajal adalah bagian kehidupan yang merupakan proses menuju akhir.
Konsep menjelang ajal dibentuk seiring dengan waktu, saat seseorang tumbuh,
mengalami berbagai kehilangan, dan berfikir mengenai konsep yang kongkret dan
abstrak (Kozier,2010)

Tahap-tahap Menjelang Ajal

Menurut Nugrohi (2008)

Tahap I : penyangkalan dan isolasi

Tahap ini biasanya mewakoili pertahanan temporer yang digantikan dengan


penerimaan parsial. Penyakalan ini tidak boleh di interprestasikan sebagai
adaptasi yang negative atau merendahkan sebagai pertahanan awal, penyangkalan
membantu seseorang melindungi dari ansietas dan ketakutan

Tahap II : kemarahan dan penyangkalan

Tahap ini di gunakan dengan perasaan marah, gesar, iri, kebencian, kemarahan
terjadi karena seseorang merasa rencana dan kegiatannya terganggu oleh kematian
merasa iri pada orang lain yang masih dapat menikmati kehidupan.

Tahap III : tawar menawar

Pada ini seseorang percaya bahwa kematiannya masih dapat ditunda dengan
berdoa. Mencoba untuk menunda kematian dan masih ada waktu untuk berjanji
untuk memperbaiki cara hidupnya dan akan lebih sering berdoa.

Tahap IV : depresi

Menyadari bahwa kematian sudah semakin dekat, depresi meliputi dua jenis
kehilangan yaitu : kehilangan yang terjadi dimasa lalu dan kehilangan hidup yang
akan terjadi

Tahap V : penerimaan
Seseorang telah dapat menerima nasibnya. Apabila telah mendapat cukup waktu
dan dibantu dalam menjalani tahap-tahap sebelumnya maka ia tidak merasa
depresi maupun marah terhadap nasibnya.

Pengertian perawatan jenazah

Perawatan jenazah adalah ketika seseorang sudah dinyatakan meninggal


maka adsa beberapa yang perlu disegerakan oleh keluarganya dalam
mengurus jenazah tersebut, yaitu memandikan, mengkafani melayati dan
mengubur. Syamsuri, (2007)

Perawatan pasien setelah meninggal termasuk menyiapkan jenazah untuk


dipeerlihatkan pada keluarganya, transportasi, ke kamar jenazah dan
melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik pasien .

Tahap-tahap perawatan jenazah

Menurut Nashirudin (2012) Ada 4 tahap dalam perawatan jenazah

Memandikan

Jenazah dilakukan untuk membersihkan dari kotoran yang mensucikan


dari najis serta merupakan tuntunan agama.

Dalam memandikan mayat hendaknya menjaga hal-hal sebagai berikut

Memandikan tiga kali lebih sesuai yang dibutuhkan

Hendaknya memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali dan seterusnya).

Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampur dengan sabun atau sejenisnya.

Pada akhir memandikan mencampuri airnya dengan parfum, kapur barus atau sejenisnya.
Menguraikan rambutnya

Memulai memandikan dari sebelah kanan dan anggota badan dibasuh ketika berwudhu.

Hendaklah yang memandikan mayat perempuan adalah orang perempuan dan sebaliknya.

Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih, lalu digosokan dibawah kain
penutup setelah pakaian dilepas, dianjurkan untuk memotong kukunya jenazah lalu
menyekannya dengan handuk .

Mengkafani jenazah

Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk
membungkus jenazah hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengkafani
jenazah dilakukan dengan cara: dianjurkan mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna
putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan
tersebut dibubuhi wewangian kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.

Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus, kemudian letakkan jenazah diatas kafan
tersebut dalam posisi terlentang. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada
selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutupi
aurat jenazah dengan melilitkannya (seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian
pada lekuk wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan terlebih
dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya lembaran yang pertama. Kemudian
menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulung lebihan kain
kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya, kemudian lipat kea rah kaki dan
arah kepala.

Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung untuk menutupi bagian
bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian kepalanya, baju kurung (yang terbuka sisi kanan
dan kirinya) serta dua helai kain yang digunakan untuk menutupi sekujur tubuhnya.[1]

Menyalakkan jenazah
Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah. Mensholatkan jenazah dengan cara
sebagai berikut:

Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah, apabila jenazahnya laki-laki, dan
berdiri tepat pada bagian tengah jenazah apabila jenazahnya perempuan

Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca taawudz, kemudian surat
al-fatihah

Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca dalam tashyahud

Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga membaca doa lalu
mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap takbir mengangkat kedua tangan.

Mengubur jenazah

Menguburkan jenazah dengan cara memasukkan jenazah ke liang


lahat dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan kedalam liang kubur secara
perlahan, jika tidak memungkinkan boleh menurunkan dari arah kiblat.
Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur, hendaknya
membaringkan jenazah dengan posisi lambung kanan dibawah dan
wajahnya menghadap kea rah kiblat. Sementara kepala dan kedua kainya
bertumpu pada sisi kanan dan menghadap kiblat.

Dimustahabkan (disukai) bagi orang yang mengantar jenazah ke


pemakaman untuk melemparkan tiga kali genggaman tanah dengan kedua
tangannya usai penutupan liang lahatnya. Hal-hal yang disunahkan
sesudah pemakaman jenazah adalah seperti berikut:

Pertama: meninggikan kuburan sekadar sejengkal dari permukaan tanah


dan tidak diratakan dengan tanah, agar dikenali makamnya dan tidak
ditelantarkan.

Kedua: hendaknya gundukan tanah lebihan dibentuk seperti punuk.


Ketiga: hendaknya memberi tanda pada makam dengan batu atau
sejenisnya agar diketahui bagi keluarganya.

Keempat: hendaklah salah seorang berdiri di samping kuburan jenazah


untuk memohonkan kemantapan dalam menjawab setiap Tanya
dalam kubur dan ampunan bagi jenazah, seraya menyuruh kepada
yang hadir untuk melakukan hal yang sama.

Kozoier, B.2010 Fundamentals Of Nursing : Concepts, Process , and Practice


(ed.7). prentice Hall, New Jersey.

Nugroho ,Wahyudi, 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriotrik Jakarta : EGC

M. Nashiruddin Al_Albani, 2012. Tuntutan lengkap mengurus jenazah. Jakarta:


Gema Insani.

Syamsuri, 2007. Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas XI. Jakarata : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai

  • Terapi Modalitas
    Terapi Modalitas
    Dokumen17 halaman
    Terapi Modalitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen8 halaman
    LP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Q
    Q
    Dokumen6 halaman
    Q
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Dokumen14 halaman
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Iva
    Sap Iva
    Dokumen6 halaman
    Sap Iva
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen2 halaman
    Tugas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Timbang Terima
    Makalah Timbang Terima
    Dokumen13 halaman
    Makalah Timbang Terima
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • SOP Suction DGN Mayo
    SOP Suction DGN Mayo
    Dokumen4 halaman
    SOP Suction DGN Mayo
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen22 halaman
    Bab 1
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat