Pen Gerti An
Pen Gerti An
Menjelang ajal adalah bagian kehidupan yang merupakan proses menuju akhir.
Konsep menjelang ajal dibentuk seiring dengan waktu, saat seseorang tumbuh,
mengalami berbagai kehilangan, dan berfikir mengenai konsep yang kongkret dan
abstrak (Kozier,2010)
Tahap ini di gunakan dengan perasaan marah, gesar, iri, kebencian, kemarahan
terjadi karena seseorang merasa rencana dan kegiatannya terganggu oleh kematian
merasa iri pada orang lain yang masih dapat menikmati kehidupan.
Pada ini seseorang percaya bahwa kematiannya masih dapat ditunda dengan
berdoa. Mencoba untuk menunda kematian dan masih ada waktu untuk berjanji
untuk memperbaiki cara hidupnya dan akan lebih sering berdoa.
Tahap IV : depresi
Menyadari bahwa kematian sudah semakin dekat, depresi meliputi dua jenis
kehilangan yaitu : kehilangan yang terjadi dimasa lalu dan kehilangan hidup yang
akan terjadi
Tahap V : penerimaan
Seseorang telah dapat menerima nasibnya. Apabila telah mendapat cukup waktu
dan dibantu dalam menjalani tahap-tahap sebelumnya maka ia tidak merasa
depresi maupun marah terhadap nasibnya.
Memandikan
Hendaknya memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali dan seterusnya).
Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampur dengan sabun atau sejenisnya.
Pada akhir memandikan mencampuri airnya dengan parfum, kapur barus atau sejenisnya.
Menguraikan rambutnya
Memulai memandikan dari sebelah kanan dan anggota badan dibasuh ketika berwudhu.
Hendaklah yang memandikan mayat perempuan adalah orang perempuan dan sebaliknya.
Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih, lalu digosokan dibawah kain
penutup setelah pakaian dilepas, dianjurkan untuk memotong kukunya jenazah lalu
menyekannya dengan handuk .
Mengkafani jenazah
Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk
membungkus jenazah hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh tubuhnya. Mengkafani
jenazah dilakukan dengan cara: dianjurkan mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna
putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan
tersebut dibubuhi wewangian kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.
Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus, kemudian letakkan jenazah diatas kafan
tersebut dalam posisi terlentang. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada
selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutupi
aurat jenazah dengan melilitkannya (seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian
pada lekuk wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan terlebih
dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya lembaran yang pertama. Kemudian
menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulung lebihan kain
kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya, kemudian lipat kea rah kaki dan
arah kepala.
Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung untuk menutupi bagian
bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian kepalanya, baju kurung (yang terbuka sisi kanan
dan kirinya) serta dua helai kain yang digunakan untuk menutupi sekujur tubuhnya.[1]
Menyalakkan jenazah
Mensholatkan jenazah orang Islam adalah fardhu kifayah. Mensholatkan jenazah dengan cara
sebagai berikut:
Imam hendaklah berdiri setentang dengan kepala jenazah, apabila jenazahnya laki-laki, dan
berdiri tepat pada bagian tengah jenazah apabila jenazahnya perempuan
Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca taawudz, kemudian surat
al-fatihah
Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca dalam tashyahud
Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga membaca doa lalu
mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap takbir mengangkat kedua tangan.
Mengubur jenazah
Syamsuri, 2007. Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas XI. Jakarata : Erlangga.