Anda di halaman 1dari 7

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pertimbangan hakim adalah alasan-alasan hakim dalam memutus suatu

perkara sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat sehingga bernilai

obyektif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait dengan

pertimbangan hakim dalam memutus perkara di Pengadilan Agama Bantul

dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai berikut:

1. Pertimbangan Hakim dalam memutus Perkara Perceraian

a. Mediasi yang tidak berhasil

Mediasi merupakan salah satu upaya pengadilan untuk

mendamaikan para pihak khususnya pada perkara perceraian. Mediasi

ini telah diatur berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung I Nomer 1

Tahun 2008. Mediasi yang tidak berhasil disebabkan karena salah satu

pihak tidak hadir dalam upaya mediasi, selain itu sebagian besar

mediasi gagal dilakukan karena kedua belah pihak (tregugat dan

penggugat) meskipun datang dalam upaya mediasi tetapi mereka tetap

bersikukuh untuk bercerai. Dengan demikian Hakim mau tidak mau

akan memutus untuk dikabulkan karena Hakim berpendapat bahwa

jika memaksakan sebuah rumah tangga yang tidak dapat disatukan

lagi.

102
103

b. Alasan-alasan perceraian yang dapat dibutikan

Bukti yang dimaksud adalah meliputi Bukti tertulis dan Bukti

saksi (dua orang). Bukti tersebut selanjutnya akan dibuktikan dalam

persidangan dan menjadi bahan pertimbangan hakim dalam memutus

perkara perceraian di Pengadilan Agama Bantul.

c. Pertimbangan psikologis

Dengan adanya perceraian, diharapkan mampu menjadi jalan

keluar yang terbaik dan bermanfaat bagi kedua belah pihak. Para pihak

tidak berada dalam keterpaksaan dan menanggung beban psikologis

atau mental. Hakim berpendapat bahwa jika sebuah rumah tangga atau

perkawinan sudah tidak sejalan dengan tujuan perkawinan yaitu

membina rumah tangga yang bahagia dan kekal maka percuma sebuah

rumah tangga dipertahankan.

2. Pertimbangan Hakim dalam Memutus Perkara Hak Asuh Anak karena

Perceraian

a. Kewenangan ibu terhadap hak asuh anak

Berdasarkan Pasal 105 huruf a Kompilasi Hukum Islam (KHI),

bahwa hak asuh anak (hadhanah) yang belum mumayyiz atau belum

berusia 12 tahun berada pada ibu. Hal tersebut selalu menjadi

pertimbangan Hakim secara yuridis selama ibu sebagai orang tua

mampu menjalankan kewajibnannya, tidak meninggalkan rumah,

berjudi, pemabuk dan sebagainya sesuai dengan alasan perceraian

berdasar Pasal 116 KHI.


104

b. Pertimbangan hukum menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Perlindungan Anak merupakan pertimbangan

hukum yang penting karena dalam undang-undang tersebut mengatur

mengenai jaminan hak anak dan melindungi kepentingan anak

tersebut, namun kenyataannya kebanyakan putusan perkara hak asuh

anak karena perceraian di Pengadilan Agama Bantul tidak

menggunakan pertimbangan hukum tersebut.

c. Kemampuan ekonomi

Hakim berpendapat bahwa pada perkara hak asuh anak karena

perceraian, hal yang sangat diutamakan adalah jaminan masa depan

anak di mana anak dapat tercukupi dalam kebutuhannya sehari-hari

maupun dalam pendidikannnya. Berdasarkan Pasal 105 huruf c KHI,

bahwa setelah adanya perceraian biaya pemeliharaan anak berada pada

ayah. Hal ini selanjutnya menjadi bahan pertimbangan Hakim dalam

memutuskan nafkah anak setelah perceraian.

d. Kasih sayang orang tua

Kasih sayang orang tua menjadi salah satu pertimbangan hakim

dalam memutus perkara hak asuh anak. Hakim akan

mempertimbangkan kedekatan anak dengan ayahnya atau dengan

ibunya dalam memutus perkara hak asuh anak karena perceraian.


105

e. Kemampuan mendidik

Hakim berpendapat bahwa masa depan anak adalah hal yang

sangat diutamakan dan itu tergantung pada bagaimana orang tua

mendidik anak tersebut sehingga mampu menjadi pribadi yang baik.

Dengan demikian kemampuan mendidik menjadi salah satu

pertimbangan Hakim dalam memutus perkara hak asuh anak karena

perceraian.

B. Saran

1. Hendaknya Hakim mempertimbangkan ulang kesaksian yang didengar

dari orang lain atau tesimonium de auditu baik dalam Perkara Perceraian

maupun perkara Hak Asuh Anak karena Perceraian.

2. Hendaknya Hakim mempertimbangkan ulang kesaksian dari orang yang

masih keluarga atau kerabat para pihak karena tentu kesaksian tersebut

akan bersifat subjektif.

3. Hendaknya Hakim menghadirkan seorang ahli konsultan perkawinan

dalam upaya mediasi supaya dapat menasihati untuk menemukan jalan

terbaik.
106

DAFTAR PUSTAKA

A Basiq Djalil. 2010. Peradilan Agama di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Amir Syarifuddin. 2009. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh


Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana.

Burhan Bungin. 2001. Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke


Arah Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press.

-----------------. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Agama RI. 1992. Pedoman Pegawai Pencatat Nikah (PPN). Jakarta:
Badan Kesejahteraan Masjid Pusat.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka.

J. C. T. Simorangkir, dkk. 2000. Kamus Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Lexy J. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

----------------------. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Lili Rasjidi. 1991. Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan


Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moh. Idris Ramulyo. 1999. Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis dari
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.

Mukti Arto. 1996. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Musthofa. 2005. Kepaniteraan Peradilan Agama. Jakarta: Kencana.

Neng Djubaidah. 2010. Pencatatan Perkawinan & Perkawinan Tidak Dicatat


Menurut Hukum tertulis di Indonesia dan Hukum Islam. Jakarta: Sinar
Grafika.

Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang:


Yayasan Asih Asah Asuh (YA3).
107

Sarwono. 2011. Hukum Acara Perdata teori dan Praktik. Jakarta: Sinar Grafika.

Soemiyati. 2007. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan


(Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, tentang Perkawinan). Yogyakarta:
Liberty.

Soeroso. 2006. Praktik Hukum Acara Perdata Tata Cara dan proses
Persidangan. Jakarta: Sinar Grafika.

Sudikno, Mertokusumo. 2010. Bunga Rampai Ilmu Hukum. Yogyakarta: Liberty.

---------------------------. 1993. Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta:


Liberty.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.


Bandung: Alfabeta.

Redaksi Sinar Grafika. 2007. Undang-Undang Pokok Perkawinan. Jakarta: Sinar


Grafika.

Zainuddin Ali. 2006. Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia.
Jakarta: Sinar Grafika.

----------------. 2006. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawainan.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006


jo Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU Nomor 1


Tahun 1974.

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.

Penetapan Presiden Nomor 1/PNPS Tahun 1965 tentang Pencegahan


Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama.
108

Internet

Agus, Tomi. Pemahaman Hak Asuh Anak setelah Perceraian terhadap


Perkembangan Mental Anak.
(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rj
a&ved=0CGUQFjAI&url=http%3A%2F%2Fimadiklus.googlecode.com%2Ffiles
%2F18%2520Agustomi%2520Pemahaman%2520Hak%2520Asuh%2520Anak%2
520Setelah%2520Perceraian.pdf&ei=vN4aUszdIsTirAfv0AE&usg=AFQjCNH6Zs
7kMZagQ301Cbf9x5uj4NUA7Q&bvm=bv.51156542,d.bmk) yang diakses pada
25 Agustus 2013.

Didi Purwadi. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/24/lya2yg-


angka-perceraian-pasangan-indonesia-naik-drastis-70-persen, yang diakses
pada Senin, 25 Februari 2013.

http://harianandalas.com/Medan-Kita/Akibat-Perceraian-54-Kasus-Perebutan-
Hak-Asuh-Anak yang diakses pada Jumat, 28 Desember 2012 pukul 10:46
WIB.

http://plazainformasi.jogjaprov.go.id/index.php/berita-dan-artikel/409--kasus-
perceraian-di-kabupaten-bantul-tertinggi-di-diy yang diakses pada Sabtu, 26
Januari 2013.

Musdalifah. Menyelamatkan Keluarga Indonesia.


http://riau.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12292, yang diakses pada
Senin 12 September 2013 pukul 12.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai