PERCOBAAN V
OLEH :
KELAS : FARMASI C
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : HASRIYANI
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
KENDARI
2013
PENENTUAN KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA
A. TUJUAN PERCOBAAN
B. LANDASAN TEORI
mengubah interaksi gaya- gaya antara permukaan koloid dan butiran aquifer.
Gaya antar muka itu terdiri dari gaya tarik menarik Londonvan der Waals dan
gaya tolak menolak (repulsi). Hasil netto dari interaksi kedua gaya permukaan
tersebut dijelaskan dengan teori DLVO. Agar koloid dapat bergerak perubahan
kimia larutan harus menghasilkan gaya repulsi pada permukaan koloid dan
butiran yang lebih besar dari gaya tarik menariknya (Sriwahyuni, 2002).
Koloid liofilik biasa juga disebut dengan koloid pelindung ( Basset, 2003).
selain ion dari endapan itu sendiri. Ketiga menjadi koagulasi suatu, ion-ion
yang berkoagulasi bisa diseret kebawah oleh endapan tersebut. Jika ion-ion ini
dispersi koloid dan menembus filter. Proses dispersi material tak larut dalam
suatu cairan seperti koloid ini disebut peptisasi dan harus dihindari dalam
berbentuk cairan pekat pada suhu ruangan dan tidak larut dalam air.
(mineral oils atau petroleum) dan minyak dari mahluk hidup (lipida atau
lipids). Adapun minyak dari mahluk hidup terbagi lagi menjadi minyak nabati
(vegetable oils) dan minyak hewani (animal oils). Minyak hewani lebih
popular disebut dengan istilah lemak (fats) karena pada umumnya berbentuk
dan air yang memiliki sifat dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga
Deterjen mempunyai sifat tidak mengendap bersama ion logam dalam air sadah
dan memiliki toksisitas yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan deterjen
adalah bahan kimia sintetik, meliputi surfaktan, bahan pembangun dan bahan
1. Alat
- Timbangan
- Gelas kimia 25 ml
- Erlenmeyer 250 ml
- Spatula
- Tabung sentrifugase
- Pipa kapiler
- Pipet tetes
- Piknometer
- Mistar
- Gelas ukur 50 ml
- Batang pengaduk
- Konduktometer
- Turbidimeter
2. Bahan
- Deterjen
- Minyak
- Air
3. Uraian bahan
RM/BM : H2O/18,02
RM/BM :-
1. Detergen
Detergen
- Ditimbang sebanyak 0,5 gram, 1 gram
dan 3 gram
- Dimasukkan dalam tiga buah gelas
kimia
- Dilarutkan dengan 100 ml aquades
untuk masing-masing detergen
- Dikocok dan dimasukkan 10 ml ke
dalam gelas kimia 25 ml
- Diukur tinggi larutan detergen dalam
gelas kimia
- Dimasukkan pipa kapiler ke dalam
tabung
- Didiamkan dan diukur tinggi kenaikan
cairan dalam pipa kapiler dan lakukan
penentuan tegangan permukaan
- Diukur konduktivitasnya dengan
konduktometer
Hasil pengamatan ?
2. Koloid minyak-air dan air-minyak
Minyak
a. Deterjen
No Konsentrasi Tinggi cairan dalam botol Tinggi cairan dalam pipa ∆h=h1-h0
Vial (h0) Kapiler (h1)
1 0,5 % 1,6 cm 2 cm 0,4 cm
2 1% 1,7 cm 2,3 cm 0,6 cm
3 3% 1,7 cm 2,5 cm 0,8 cm
2. 2% 4 cm 6,1 cm 2,1 cm
3. 3% 4 cm 5,6 cm 1,6 cm
Konduktivitas koloid
No Konsentrasi Konduktivitas
1 0,5 % 4,20
2 1% 5,16
3 3% 10,77
No Konsentrasi Turbiditas
1 0,5 % 0
2 1% 0
3 3% 0
F. PEMBAHASAN
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat
terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase)
yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya
campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran,
contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan semen. Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter,
dilakukan uji deterjen yang diukur tinggi cairan dalam botol vial dan tinggi
cairan dalam pipa kapiler kemudian tinggi dalam pipa kapiler dikurang dengan
tinggi dalam botol vial. Dari hasil percobaan yang didapat pada konsentrasi 0,5
% didapatkan hasil 0,4 cm, pada konsentrasi 1 % didapatkan hasil 0,6 cm, dan
pada konsentrasi 3 % didapatkan hasil 0,8 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasinya maka hasil yang didapatkan juga akan semakin
besar karena konsentrasi berbanding lurus dengan hasil yang didapatkan nanti.
kosong. Dari hasil perhitungan berat yang didapat konsentrasi 0,5 % didapat
didapat hasil 13,49 g. Hasil ini menunjukkan bahwa berat ini menunjukkan
kebalikan dari tinggi karena apabila semakin kecil konsentrasinya maka hasil
perhitungan berat yang didapat akan semakin besar hal ini berbanding terbalik
tinggi koloid dalam pipa kapiler dikurang dengan tinggi koloid dalam botol
vial. Hasil yang didapatkan adalah pada konsentrasi 0,5 % didapat hasil 2,4 cm,
konsentrasi 1 % didapat hasil 2,1 cm, dan pada konsentrasi 3 % didapat hasil -
1,6 cm. Hasil ini menunjukkan hasil yang salah karena berbeda pada uji
ini dapat disebabkan pada saat melakukan pengukuran tinggi cairan dalam pipa
percobaan ini adalah pada konsentrasi 0,5 % didapat hasil konduktivitas 4,20,
kekeruhan koloid. Dari hasil percobaan yang terakhir ini diapatkan hasil yang
sama semua yaitu turbiditas konsentrasi 0,5 %, 1 %, dan 3 % sama saja berupa
tinggi larutan yang kurang teliti, dan biasanya cara menggunakan pipa kapiler
digunakan sebagai produksi obat seperti minyak ikan, penisilin untuk suntikan,
dan obat batuk yang berbentuk sirup. Sistem koloid juga banyak digunakan
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat
saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam
skala besar.
G. KESIMPULAN
Andaka, G., 2009, Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah Dengan
Pelarut N-Heksana, Jurnal Teknologi, Vol. 2, No. 1, Hal 81.
Basset, J., et al, 2003, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik,
Jakarta, EGC.
Udyani, K., 2010, Adsorpsi Deterjen Dalam Air Menggunakan Adsorben Karbon
Aktif Pada Kolom Fluidisasi, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 12, No. 1, Hal 2.